Seorang anak laki-laki berwajah tampan berkulit putih bersih, tetapi tampak kurus dan sayu itu mendekati wanita yang tengah menggerutu di depan ban mobil sedan mewah keluaran terbaru yang kempes.
Wanita itu terus berbicara di telepon genggamnya yang terjepit di pundaknya sambil berjongkok di depan ban mobilnya yang kempes parah.
Anak laki-laki itu mengeluarkan suara, "Apakah Anda bersedia membantu saya, Tante?" Saat dirinya sudah berdiri di depan wanita dengan blus biru panjang dan rok kain berwarna hitam selutut.
Wanita itu menoleh ke anak laki-laki itu. Lalu, wanita cantik itu bergegas berdiri dan sambil mengedarkan pandangannya dia bertanya, "Kamu sendirian di jalanan sesepi ini?"
"Rumah saya di seberang pematang sawah itu dan saya mau beli roti untuk adik saya tapi uang saya dirampas pemabuk" Ucap bocah laki-laki tampan berbadan kurus itu.
Wanita itu berkata ke telepon genggamnya, "Buruan datang! Aku tunggu!" Lalu, wanita itu memasukkan telepon genggam mahal yang sudah menghitam layarnya itu ke dalam saku kemejanya.
"Kamu memiliki bola mata cokelat yang indah dan wajah yang sangat tampan. Kenapa orangtua kamu tega membuat kamu sekurus ini. Sebentar, ya, Tante akan ambil uang untuk kamu agar kamu bisa beli roti untuk adik kamu"
Saat wanita itu membuka pintu mobil dan hendak membungkuk untuk mengambil tasnya, dia dibekap dengan kain yang sudah dibubuhi kloroform dari arah belakang.
Beberapa saat kemudian, wanita itu dipanggul seperti beras oleh seorang pria tinggi besar. Pria tinggi besar itu berjalan menuju ke mobil besarnya yang memiliki bak tertutup sambil bersiul dan anak laki-lakinya yang berwajah tampan, berbola mata cokelat, tapi kurus itu berlari-lari kecil di belakang pria tinggi besar itu.
"Kerja bagus, Baron" Ucap pria tinggi besar itu setelah dia memasukkan tubuh wanita dengan blus biru panjang dan rok panjang selutut di bak mobilnya.
Anak laki-laki yang dipanggil Baron itu hanya diam membisu dan dengan wajah datarnya dia kembali berlari kecil menuju ke pintu mobil. Setelah dia memasang sabuk pengaman, ayahnya melajukan mobil besar dengan bak tertutup yang mirip truk kontainer.
Satu jam kemudian, Baron melompat turun dari mobil besar milik ayahnya lalu dia berlari kecil ke bawah pohon besar dan setelah memasang airpods-nya, dia memakan cokelat kesukaannya sambil mendengarkan lagu Jennie.
Sementara itu, pria tinggi besar, ayah kandung anak laki-laki yang bernama Baron itu, tengah melampiaskan naluri iblisnya. Dia mengikat ke atas tangan wanita hasil buruannya malam itu di tiang besi, memasukkan kain ke mulut wanita itu, lalu menampar kasar pipi wanita itu agar wanita itu membuka mata.
Wanita malang itu membuka mata dan sontak mendelik. Dia sontak berteriak panik namun yang terdengar hanya suara, "Emm! Emm! Hmpppth!"
Airmata mulai menetes di pipi wanita malang itu saat dia menyadari tangannya terikat ke atas dan dia tidak bisa berteriak karena mulutnya penuh kain.
Wanita itu menggelengkan kepala dengan panik sambil berusaha mengeluarkan suara, "Emm, emm!!!!!" Saat dia melihat pria asing di depannya menelengkan kepala dan menyeringai aneh.
Apa yang akan kamu lakukan, hah?! Wanita itu ingin meneriakkan kata itu, tetapi yang terdengar hanyalah suara, "Emm! Emm! Hmpthh!!!"
"Akhirnya aku menemukan another zodiak Cancer" Pria tinggi besar itu bergumam lalu menyeringai menakutkan.
"Emm, emm, emm, emm, hmpppth!" Wanita itu ingin menyemburkan kata apa maksud kamu? Darimana kamu tahu kalau aku ini berzodiak Cancer?
Seolah tahu isi kepala wanita di depannya, pria tinggi besar itu terkekeh lalu berkata dengan tatapan meremehkan, "Kita sering ketemu di rumah sakit. Kamu di bagian administrasi keuangan, kan?"
Wanita itu membeliak kaget dan kembali mengeluarkan suara, "Emm, emm!"
Pria tinggi besar itu kembali menjawab dengan tepat meskipun yang terdengar cuma suara, emm, emm. "Aku dokter bedah umum yang selalu memakai masker"
Wanita itu kembali membeliak kaget lalu menganggukkan kepala sambil mengeluarkan suara, "Emm, emm!"
Kita saling kenal. Lepaskan aku! Wanita itu ingin menyemburkan kata itu.
Pria tinggi besar itu tiba-tiba tertawa ngakak lalu mencekik leher wanita itu sambil berbisik di telinga wanita itu, "Aku akan bersenang-senang dulu sebelum melepaskan kamu"
Tubuh wanita itu bergetar hebat, kepalanya berdengung, airmatanya menderas saat pria itu membuka semua bajunya.
Wanita itu menangis sesenggukkan saat dia merasakan pria itu membuka paksa pahanya lalu tubuh wanita itu bergetar frustasi kala dia merasakan ada benda asing memasuki intinya dan benda asing itu merobek segel kesucian yang selama ini dia jaga dengan baik. Rasa sakit secara fisik dan psikologis yang dia rasakan secara bersamaan membuatnya wanita itu menangis tergugu.
"Emm, emm, emm!!!!" Wanita itu menggelengkan kepalanya lalu terkulai pingsan saat pria itu masih asyik bergerak di dalam intinya.
Setelah puas bermain dengan hasil buruannya, pria tinggi besar itu melepaskan ikatan di tangan wanita itu lalu memanggul tubuh wanita itu sambil bersiul.
Pria tinggi besar itu kemudian membaringkan tubuh polos wanita itu di atas meja operasi dan mengikat tangan dan kaki wanita itu. Lalu dengan tatapan bengisnya dia menarik kain yang ada di dalam mulut wanita itu dan setelah itu dengan kasarnya dia menampar pipi wanita itu sampai wanita itu membuka mata.
Kedua alis wanita itu sontak terangkat ke atas, "Lepaskan aku....huhuhuhuuuuuu" Wanita itu hanya bisa tergugu frustasi saat dia melihat pria di depannya mengarahkan pisau besar ke wajahnya.
"Zodiak Cancer itu wanita penggoda. Dia pantas dihina, dilecehkan, dan dibunuh!" Geram pria tinggi besar itu.
"Huhuhuhu, hiks, hiks, hiks! A....aku, hiks, hiks, hiks, tidak punya salah sama kamu, kan? Kenapa kamu melakukan ini ke aku? Lepaskan aku, huhuhuhuuuuuu aku mohon huhuhuuuuuu"
"Semua Zodiak Cancer melakukan kesalahan. Semua wanita berzodiak cancer itu jahat termasuk kamu, maka matilah kau.......emm enaknya aku potong yang mana dulu ya? Tangan, kaki, apa perut kamu dulu?"
"Ja...... Jangannn! Aku mohon jangan!!!!!" Wanita itu terus menggelengkan kepalanya dengan derai airmata yang tidak bisa berhenti. Sedetik kemudian terdengar suara teriakan yang menyalang memecah gelap malam, "Aaaaaaaaaaaaa!!!!!!!" Lalu teriakan itu diiringi dengan bunyi gergaji mesin yang meraung-raung.....nguuuuuunggggg!!!!!!
Keesokan paginya, warga di sekitar rawa-rawa dikejutkan dengan penemuan mayat wanita yang terpotong menjadi delapan bagian dan potongan tubuh wanita itu ada di dalam ember biru bercampur dengan kepiting merah. Di tutup ember biru itu ada kertas yang diketik membentuk kata, Cursed Cancer.
Pria tinggi besar yang memiliki nama Abram Lewis itu tengah menatap showcase pribadinya. Di dalam showcase tersebut terpajang deretan tumbler-tumbler mungil seukuran gelas belimbing. Di tumbler-tumbler mungil itu tertempel stiker mini berbentuk kepiting dan ada ketikan deretan angka-angka.
Pria berhati iblis itu menatap intens tumbler mini yang mana di stikernya terpajang deretan angka 300679. Deretan angka 300679 adalah tanggal, bulan dan tahun kelahiran istrinya dan di dalam tumbler itu tersimpan rapi dan bersih kuku jari manis istrinya. Ya, istrinya adalah korban pertamanya yang dimutilasi. Namun, wanita yang berzodiak Cancer yang dia bunuh untuk yang pertama kalinya adalah ibu kandungnya.
Abram Lewis membunuh ibu kandungnya dengan cara membuka katup gas elpiji dan membuat ledakan besar sehingga rumah petak kecil yang sederhana dan jauh dari tetangga itu habis dilalap si jago merah.
Flashback On
Kala itu Abram Lewis masih berumur tiga tahun dan di umur sedini itu dia diharuskan hidup mandiri di rumah petak kecil yang sederhana berukuran 50 meter persegi.
Nama ibunya Abram Lewis adalah Carrie Lewis. Di kala Carrie Lewis masih berumur tujuh belas tahun, dia pergi ke kantor petinggi desa untuk mengurus surat-surat kependudukan. Namun, siapa sangka hari itu adalah hari paling nahas bagi dirinya.
Carrie Lewis masuk ke kantor petinggi desa dan petinggi desa itu langsung menutup sekaligus mengunci pintu. Belum sempat menarik napas untuk keterkejutannya, Carrie Lewis didorong ke tembok dan hanya dalam hitungan detik petinggi desa yang bejat itu memaksa Carrie Lewis memuaskan napsu bejatnya. Carrie Lewis membeliak frustasi kala tangan besar membungkam mulutnya dan tangan besar yang satunya lagi membuka paksa pahanya. Tepat di saat pria bejat itu melesak masuk dan bergerak liar menghimpitnya, Carrie Lewis terkulai lemas lalu jatuh pingsan.
Beberapa Minggu kemudian Carrie Lewis ditemukan hamil dan karena Carrie Lewis memilih menutup mulut rapat-rapat untuk tidak mengatakan siapa pria yang menghamilinya, dia dicap wanita sundal, wanita murahan, wanita penggoda, pembawa sial dan diusir dari desa tempat kelahirannya.
Carrie Lewis pindah ke desa lain dan berhasil mendapatkan rumah sewa berukuran 50 meter persegi karena kecantikannya memikat hati anak si pemilik rumah sewa itu. Anak si pemilik rumah sewa itu juga yang membiayai hidup Carrie Lewis sampai Carrie melahirkan anaknya. Namun, saat si pemilik rumah sewa itu ingin menikahi Carrie, dia justru dibunuh oleh preman di desa itu yang juga menaruh hati ke wajah cantiknya Carrie Lewis.
Kehilangan sandaran maka Carrie Lewis memilih bekerja menjadi wanita penghibur di sebuah klub malam dan setiap kali dia pulang lalu menatap anak laki-lakinya yang mengingatkannya pada laki-laki bejat yang sudah memerkosanya, membuat Carrie lama kelamaan membenci anaknya sendiri. Untuk itulah sejak umur satu tahun sampai umur tiga tahun, Abram Lewis nama yang disematkan oleh Carrie Lewis ke anak haram yang dia lahirkan itu, kenyang dengan tendangan, tamparan, dan pukulan dari ibu kandungnya sendiri.
Rasa muak karena setiap hari harus melihat ibu kandungnya tidur dengan berganti-ganti pria setiap harinya dan muak karena kesakitan yang hampir setiap hari dia rasakan, membuat bocah cerdas bernama Abram Lewis itu nekat menghabisi nyawa ibu kandungnya dengan cara di luar nalar. Tidak ada satu manusia normal pun di dunia ini yang memiliki pemikiran bahwa anak berumur tiga tahun memiliki ide yang sangat luar biasa untuk menghabisi ibu lalu mengeksekusi ide itu dengan brilian. Riska mungkin anak berumur tiga tahun membunuh ibu kandungnya sendiri. Untuk pemikiran logis dari semua manusia normal itulah Abram Lewis terbebas dari tuduhan dan hukuman. Abram Lewis justru mendapatkan banyak rasa iba dan kasih sayang dan berhasil membuat pasangan dokter mengangkatnya menjadi anak.
Nama keluarga Lewis tetap disematkan di nama anak laki-laki itu karena pasangan dokter itu menginginkan Abram Lewis terus mengingat nama keluarga ibu kandungnya agar anak laki-laki itu bisa terus berbakti kepada mendiang Carrie Lewis.
Pasangan dokter itu mengira Abram Lewis anak yang malang kehilangan ibunya di kecelakaan yang sangat mengerikan karena kebodohan dan keteledoran ibunya itu, menyalakan gas di saat gasnya bocor dan rumah tertutup rapat. Pasangan dokter itu adalah manusia normal untuk itulah mereka tidak pernah memiliki pemikiran bahwa Abram Lewis yang sudah membunuh ibu kandungnya sendiri.
Kematian Carrie Lewis terjadi tepat di tanggal 21 Juni 1989 dan tanggal 21 Juni adalah hari ulangtahunnya Carrie Lewis.
Flashback off
...🌹🌹🌹🌹🌹...
Saat ini umur Abram Lewis 23 tahun dan di tahun ini dia kembali muak harus memasang bunga mawar merah di nisan mendiang Carrie Lewis hanya agar terlihat dia adalah anak malang yang baik hati dan selalu berbakti.
Abram Lewis kemudian berbalik badan dari showcase pribadinya lalu sambil mendekap buket bunga mawar merah dia berjalan menuju pintu keluar ruang rahasianya. Dia harus pergi ke makam mendiang Carrie Lewis untuk meletakkan buket mawar merah di nisan mendiang ibu kandungnya. Wanita berzodiak Cancer yang pertama kali dia bunuh dengan cara di luar logika manusia normal.
Abram Lewis menutup pintu ruang rahasianya lalu dia mencari putra tunggal kesayangannya. Dia tetap mempertahankan putra tunggalnya hidup meskipun putra tunggalnya itu terlahir dari rahim wanita berzodiak cancer.
Abram Lewis mempertahankan putra tunggalnya hidup karena dia menemukan secara tidak sengaja, putra tunggalnya itu memiliki kemampuan telekinesis. Abram Lewis menemukan kemampuan putra tunggalnya saat putra tunggalnya itu menemukan dirinya hendak menebas kepala istrinya dengan gergaji mesin. Putra tunggalnya berteriak histeris dengan derai airmata dan dengan ajaibnya asbak kayu yang ada di depannya tiba-tiba bergerak melayang lalu menghantam wajah Abram Lewis dan setelah itu putra tunggalnya jatuh pingsan.
"Baron! Kemari cepat!"
Teriakan ayahnya membuat Baron segera berlari mencari asal suara itu.
Baron berdiri di depan ayahnya dengan wajah datar dan tubuh kurusnya tegak kaku.
"Kita harus menjenguk makam nenek kamu ganti baju cepat! Pakai jaket yang tebal karena salju mulai turun!"
Baron langsung berbalik badan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun lalu dia kembali lagi ke ayahnya dengan celana jins panjang belel berwarna biru muda, kaos sweater putih sampai ke leher yang dipadukan dengan jaket tebal berbulu warna cokelat tua.
"Tzk! Kau memang sangat tampan dan aku selalu heran kenapa kamu bisa terlahir setampan ini?" Gumam Abram Lewis sambil melangkah melintasi Baron.
Baron hanya diam membisu dan langsung berlari kecil mengekor langkah lebar ayah kandungnya.
Di tengah perjalanan menuju ke perbukitan yang jaraknya lumayan jauh dari rumah mewahnya, Baron menoleh ke ayah ya saat ayahnya bergumam, "Polisi sudah, perawat sudah, ibu rumah tangga sudah, pegawai admistrasi sudah, tzk! Kenapa semuanya wanita yang memiliki pekerjaan yang baik di mata masyarakat. Aku harus mencari wanita yang tidak memiliki pekerjaan yang baik di mata masyarakat. Hmm, apa, ya, enaknya?" Senyum miring terulas di wajah Abram Lewis lalu pria berumur empat puluh satu tahun itu berkata, "Pas pulang nanti kita mampir ke klub malam. Ayah mau berburu wanita malam yang berzodiak cancer. Sama seperti nenek kamu dulu. Nenek kamu dulu adalah wanita malam berzodiak cancer.
Baron mengarahkan kembali pandangannya ke depan. Dia tetap diam membisu, tetapi hatinya bergemuruh tidak terima dan pikirannya berisik mencari cara pemberontakan.
Untuk ke sekian kalinya Baron mengunjungi makam nenek dan kakeknya.
Baron melangkah malas di belakang ayahnya. Dia menatap kosong punggung tegap ayahnya di saat ayahnya mengoceh, "Makam nenek kandung kamu dipercantik sama nenek angkat kamu. Nenek angkat kamu bahkan mengijinkan nenek kandung kamu dimakamkan di makam keluarga nenek angkat kamu, cih! Memang beruntung banget wanita busuk berzodiak cancer itu. Dia selalu menyiksa aku, tapi dia selalu mendapatkan kehidupan yang dia inginkan bahkan saat sudah mati pun dia mendapatkan tempat sebagus ini"
Abram meletakan buket mawar merah di makam ibu kandungnya lalu meletakkan buket mawar putih di makam ibu angkatnya. "Letakkan buket bunga matahari ini di makam kakek angkat kamu karena kau tahu, kan, kakek angkat kamu sangat menyukai bunga matahari"
Baron mematuhi perintah ayahnya. Setelah meletakan buket bunga matahari di makam kakek angkatnya, bocah tampan itu kembali ke sisi ayahnya.
Baron menoleh ke ayahnya yang masih bersimpuh di makam nenek angkatnya saat ayahnya kembali mengoceh, "Kamu memiliki kecerdasan dan bakat yang luar biasa. Untuk itulah Ayah tetap membiarkan kamu hidup sampai detik ini. Karena jujur Ayah benci melihat wajah kamu yang mirip sekali dengan mama kamu yang busuk itu. Wanita berzodiak cancer yang sudah berani berselingkuh, cih! Tapi karena kamu cerdas dan memiliki bakat luar biasa, Ayah ingin kamu melanjutkan karya seninya Ayah" Abram mengajar dua tangannya dan membentuk tanda petik di udara saat dia mengucapkan kata karya seni. "Ayah jadikan kamu asisten Ayah selama ini karena Ayah ingin kamu melanjutkan karya seninya Ayah"
Baron sontak mengangkat kedua alisnya ke atas dan melompat mundur saat ayahnya ingin menepuk pundaknya.
Abram berdiri dengan tanya, "Kamu kenapa? Kamu takut sama Ayah?"
Baron sontak berdiri tegak kaku dengan kedua tangan mengepal erat.
Aku muak menjadi asistennya Ayah. Aku sering merasa bersalah ke semua korbannya Ayah dan itu membuatku tidak bisa tidur nyenyak setiap malam. Aku mual setiap kali membersihkan bercak darah di lantai dan meja operasi yang ada di ruang rahasianya Ayah. Aku merinding ketakutan setiap kali Ayah menyuruhku membersihkan kuku korbannya Ayah lalu memasukkan kuku itu ke dalam tumbler. Namun, semua kata itu hanya bisa berdengung di hati dan pikirannya Baron. Baron tidak memiliki keberanian menyemburkan semua kata itu di depan ayahnya.
Keringat dingin mulai turun di pelipisnya Baron saat pikirannya terus berdengung, bunuh dia agar kamu memperoleh kebebasan dari rasa muak, mual, dan bersalah kamu selama ini mengejar dan menjerat kamu. bunuh dia agar tidak ada korban lagi! Bunuh dia! Bunuh dia kalau kamu tidak ingin menjadi seperti dia! Bunuh dia karena dia sudah membunuh ibu kamu! Baron kemudian menutup kedua telinganya dengan dua telapak tangan yang meregang kaku lalu dengan napas terengah-engah, bocah malang itu berjongkok di depan ayahnya.
"Hei Baron! Kau kenapa?" Abram berjongkok di depan putra tampannya.
Alih-alih menjawab pertanyaannya Ayahnya, Baron bangkit berdiri dengan cepat lalu berbalik badan dalam hitungan detik kemudian berlari kencang meninggalkan ayahnya.
Abram sontak mengejar Baron dengan wajah panik bercampur bingung. "Hei! Berhenti Baron! Jangan lari!"
Baron yang terbiasa menuruti setiap bentakan ayahnya refleks menghentikan laju larinya.
Abram pun menghentikan laju larinya lalu dengan napas tengah-tengah dia berteriak ke putranya yang masih memunggunginya, "Balik badan dan lihat Ayah!
Baron berbalik badan dengan kedua tangan mengepal erat dan napas menderu seperti debu di padang gurun yang sangat gersang.
Baron melihat beberapa langkah di belakang ayahnya ada bibir tebing.
Sejak kapan ada bibir tebing di sekitarku dan Ayah? Batin Baron sambil menoleh ke kiri dan ke belakang.
Karena berlari dengan pikiran berisik dan hati kacau balau, Baron tidak menyadari bahwa dia berlari mengitari bibir tebing.
Sekarang! Bunuh dia sekarang! Dorong dia dengan keras ke bibir tebing di belakangnya! Cepat lakukan!!!!! Pikirannya kembali berisik dan itu membuat Baron berteriak kencang, "Aaaaaaaa!!!!!" Sambil berlari kencang menuju ke ayahnya yang masih berdiri tegak dan menatapnya bingung.
"Hei Baron! Kenapa kau lari ke sini! Baron!" Teriak Abram dengan kening bergelombang.
"Aaaaaa!!!!!" Baron memejamkan matanya saat dia terus mendorong tubuh ayahnya ke bibir tebing.
"Barooonnnn!!!!" Teriakan ayahnya Baron terhenti dan tergantikan dengan bunyi bruk yang sangat keras.
Baron masih memejamkan mata lalu berbalik badan dengan cepat setelah dia mendengar suara bruk yang sangat kencang dan lolongan mengerikan ayahnya seketika hilang.
Bocah malang itu kemudian berlari kencang ke depan sambil membuka matanya lebar-lebar. Dia mengabaikan tusukan salju di wajahnya. Dia terus berlari tanpa arah dan dengan pikiran yang kacau balau sehingga tanpa dia sadari dia berada di tengah jalan besar. Suara decit ban mobil yang beradu dengan aspal jalan dan bunyi klakson yang memekakkan telinga membuat Baron menutup kedua telinganya dengan telapak tangan yang meregang lalu, bruk! Baron jatuh pingsan di atas aspal dengan tubuh penuh keringat dan wajah penuh airmata.
Sepuluh tahun kemudian
Baron terkejut dan sontak menarik napas kaget saat pintu di jok penumpang terbuka dan seorang wanita cantik masuk ke mobilnya lalu duduk di jok penumpang. "Ayo kita bercinta!"
Sebelum Baron sempat menghembuskan napas keterkejutannya, wanita cantik itu merangkak naik ke atas pangkuannya Baron.
"Namaku Kama dan siapa namamu?"
Baron akhirnya memiliki kesempatan untuk menghembuskan napasnya sambil mengucapkan namanya, "Baron" Suara Baron terdengar serak karena sesuatu yang kenyal dan panas menekan dadanya.
"Baiklah. Kita sudah saling tahu siapa nama kita jadi kita bisa bercinta sekarang" Wanita yang mengaku bernama Kama itu membuka kancing kemeja pria tampan di depannya dengan liar.
Di kancing kemeja yang ketiga, Baron menahan tangan wanita yang sudah masuk tanpa permisi ke dalam mobilnya lalu duduk di atas pangkuannya dengan seenak jidatnya itu sambil berkata, "Tunggu Nona! Anda orang timur dan kabarnya orang timur punya etika dan adab yang jauh lebih baik daripada orang barat. Kenapa Anda seperti ini?" Baron menunduk melihat tangan wanita itu yang masih memegang erat kancing kemejanya Baron lalu pria tampan itu menatap kembali wajah cantik wanita yang masih berada di atas pangkuannya.
Mata wanita cantik itu tampak berkedut. "Sial! Aku refleks memakai bahasa Indonesia setiap kali aku panik dan marah. Untungnya kamu paham dengan bahasaku dan kamu bisa berbahasa Indonesia. Jangan tunggu terlalu lama kalau begitu! Kita sudah saling memahami untuk itulah kita harus bercinta dengan cepat" Tangan wanita itu menepis tangan Baron dan tangan itu kembali bergerak liar di atas kancing-kancing kemejanya Baron sampai dada atletisnya Baron terekspos.
"Wow! Kamu punya badan yang sangat bagus" Kama mengusap lembut perut berototnya Baron.
Napas Baron seketika tercekat saat perutnya merasakan sentuhan hangat tangan wanita cantik itu. Baron sontak menahan tangan lentik wanita cantik itu sambil berkata dengan napas yang mulai menderu tidak beraturan karena jantungnya mulai berdegup sangat kencang, "Kenapa Anda melakukan ini? Masuk ke mobil saya tanpa permisi, menggunakan bahasa tidak formal dan duduk di pangkuan saya lalu melepas semua kancing kemeja saya seperti ini?"
Wanita cantik itu menarik tangannya dari genggaman Baron sambil berkata, "Apa aku tidak cantik?" Wanita itu kemudian menyugar rambut hitamnya yang panjang dan sangat indah lalu berkata, "Aku tahu laki-laki itu sangat visual dan kalau dia menolak wanita berarti wanita itu tidak cantik atau tidak menarik"
"Sial! Anda cantik dan menarik tapi bukan itu masalahnya, Nona" Baron berucap sembari menahan gejolak asing di tubuhnya. Ada semacam aliran listrik, degup jantung sangat cepat, hari berdesir hebat, dan di perutnya seolah ada debaran ribuan sayap kupu-kupu.
Wanita cantik itu kemudian menegakkan badannya dan melipat tangan lalu berkata, "Pacarku selingkuh dan aku ingin membalas dendam padanya"
"Anda salah Nona. Wanita itu tidak boleh balas dendam untuk perselingkuhan pacarnya dengan cara seperti ini. Anda akan rugi dan hmpppthhhh!!!!" Baron tidak bisa meneruskan ucapannya karena bibir wanita itu sudah memagut bibirnya.
Saat wanita itu memainkan bibirnya di atas bibir Baron, pria itu mengerang sambil menangkup tengkuk wanita itu untuk memperdalam ciuman wanita itu.
Baron mengumpat lirih, "Sial!" Saat wanita itu menarik bibirnya lalu menyusupkan wajahnya ke leher Baron. Pria tampan itu kemudian mengerang frustasi, "Aaahhhhh......," saat wanita cantik yang bernama Kama itu memberikan gigitan kecil di lehernya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!