NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Gadis Dari Abad 19

Bab 1

Di sebuah kamar yang luas dan megah, Xi Bao membuka kedua matanya, setelah tidur semalam penuh, lalu dia meregangkan kedua tangannya yang terasa pegal, karna ini kali pertamanya dia tidur berjam jam lamanya, di kehidupan pertamanya Xi Bao hanya tidur tiga jam saja, itupun hanya di malam hari, Xi Bao yang memiliki semangat juang yang tinggi untuk membela negaranya, membuatnya tidak pernah lelah untuk mengasah kemampuan menembaknya serta bela dirinya.

Ceklek

'' Selamat pagi Nona Xi ''

Wang Ma seorang pelayan keluarga Xi berdiri di sebrang ranjang, dia setiap pagi memiliki tugas untuk membangunkan putri semata wayang Tuannya, dan juga menyiapkan air untuk Nonanya mandi dan juga baju yang akan di kenakan oleh Nonanya.

Xi Bao membalasnya dengan tersenyum, sudah hampir satu minggu lebih dirinya menempati raga barunya, membuat Xi Bao sudah mulai terbiasa dengan perlakuan para pelayan termasuk Wang Ma yang selalu siap siaga untuknya.

Dan kebetulannya lagi, raga baru yang ia tempati juga memiliki nama yang sama dengannya Xi Bao.

Xi Bao perlahan menurunkan kakinya lalu memakai sandal rumahan, dia berjalan ke arah kamar mandi yang terletak di pojok ruangan.

Di meja makan Nyonya Xi tersenyum, melihat Xi Bao yang berjalan menuruni anak tangga, dengan pakaian yang sudah rapi.

'' Pagi Ayah, pagi Ibu '' sapa Xi Bao menarik kursi untuk di dudukinya.

'' Pagi juga Sayang '' balas Nyonya Xi, sedangkan Tuan Xi dia hanya membalas dengan senyuman.

'' Bao Bao, kamu yakin ingin masuk kerja? '' tanya Nyonya Xi, karna semalam Xi Bao mengatakan besok akan kembali masuk kerja.

Xi Bao menganggukkan kepalanya.

'' Apa kamu sudah baik baik saja, Nak ? '' kini Tuan Xi yang bertanya.

'' Bao Bao sudah baik baik saja, kalian tenang saja '' balas Xi Bao dengan yakin, berharap orang tuanya tidak merasa khawatir lagi.

Bagi Xi Bao luka luka akibat kecelakaan mobil yang ia alami tidak lah seberapa, di banding dengan luka luka yang ia alami di kehidupan pertamanya.

'' Bao Bao, nanti malam Nenek Wang menggelar pesta, apa kamu bisa hadir bersama kami? '' Nyonya Xi bertanya dengan hati hati, karna setelah kecelakaan yang di alami putrinya, dia terlihat sangat berbeda, Xi Bao tidak lagi seantusias biasanya ketika melihat keberadaan Wang Peng dan kedua temannya yang menjenguknya di rumah sakit waktu itu.

Nyonya Xi tahu kalau Xi Bao mencintai Wang Peng, dari sejak masih duduk di bangku sekolah, tapi melihat sikap acuh tak acuh Xi Bao pada Wang Peng di rumah sakit waktu itu, membuat Nyonya Xi sedikit merasa aneh, apakah sudah terjadi sesuatu antara Xi Bao dan Wang Peng.

'' Bao Bao akan usahakan, mudah mudahan malam ini tidak ada jam lembur '' ujar Xi Bao.

Nyonya Xi menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.

Setelah menyelesaikan sarapan paginya, Xi Bao segera berpamitan untuk pergi ke perusahaan, Xi Bao menolak ajakan Tuan Xi untuk berangkat bersama, karna Xi Bao sudah memesan taxi melalui aplikasi.

Di perusahaan besar milik keluarga Lu, asisten Tuan Lu berjalan masuk ke ruangan Presdir.

'' Pak Lu, Tuan Xi ingin bicara dengan anda '' tukas asisten Lu Yiran menyodorkan ponsel kerja milik Lu Yiran yang di pegang oleh asistennya, dan Lu Yiran juga memiliki ponsel pribadi, dan hanya beberapa orang saja yang memiliki nomor peribadi Lu Yiran.

Lu Yiran yang duduk di kursi kerjanya mengambil ponselnya dari asistennya, lalu meletakkan ponselnya di atas meja dan menekan tombol pengeras suara.

'' Paman Xi, ada apa? ''

'' Yiran, Bao Bao sudah masuk kerja lagi, Paman titip dia ya, kamu tahu kan kalau dia baru sembuh, jadi tolong kamu perhatikan kondisinya, paman khawatir sama Bao Bao '' pesan Tuan Xi dari sebrang telfon.

'' Baik Paman '' Lu Yiran menjawabnya dengan malas, dan mematikan sambungan telfonnya secara sepihak.

Di dunia ini hanya Xi Bao, wanita yang selalu membuat Lu Yiran selalu di buat kesal, dengan sikapnya yang manja dan pemarah, dan Lu Yiran akan di buat emosi ketika melihat Xi Bao menindas An An, karna An An adalah cinta pertamanya, sayangnya An An mencintai sahabatnya Wang Peng.

Saat sudah duduk di kursi kerjanya di perusahaan Lu, Xi Bao langsung fokus dengan pekerjaannya, meskipun dirinya jiwa dari abad 19, bukan berarti Xi Bao tidak tahu seperti apa perkembangan di dunia selama ini, karna saat jiwanya melanglang buana selama puluhan bahkan ratusan tahu, jiwanya juga selalu memperhatikan perkembangan zaman.

'' Xi Bao, bagaimana kabarmu? '' tanya seorang teman wanita yang duduk di dekat Xi Bao.

'' Aku sudah baik baik saja '' jawab Xi Bao tersenyum.

Saat jam makan siang tiba Xi Bao mengikuti teman satu kantornya yang pergi ke kantin, membuat mereka menatap heran pada Xi Bao yang duduk tenang menikmati makan siangnya.

'' Kenapa kalian menatapku seperti itu? '' tanya Xi Bao.

'' Xi Bao, apa kamu sedang bertengkar dengan Pak Lu? '' tanya salah satu dari mereka.

Hampir seluruh karyawan di perusahaan Lu tahu, kalau Xi Bao adalah teman dekat presdir mereka, lebih tepatnya Xi Bao yang memberitahu mereka, kalau dirinya adalah teman yang sudah di anggap adik oleh presdir mereka, dan mereka percaya karna setiap jam istirahat siang Xi Bao akan makan siang di ruangan presdir mereka, di tambah lagi asisten khusus presdir juga memperlakukan Xi Bao dengan sopan.

Xi Bao mengerutkan dahinya. '' Kenapa kamu bertanya seperti itu? ''

'' Tentu, karna biasanya kamu selalu makan siang bersama Pak Lu, tapi kenapa sekarang tiba tiba makan siang di kantin '' papar salah karyawan wanita yang duduk di depan Xi Bao.

Xi Bao mengulum bibirnya, dia baru ingat kalau raga yang di tempati ini bukan hanya merecoki kehidupan Wang Peng saja, tapi juga sahabatnya Lu Yiran, tapi menurutnya tidaklah aneh, karna memang sejak dulu Wang Pen maupun Lu Yiran sangat dekat dengan pemilik raga asli, dan semuanya berubah sejak kehadiran Gu An An di tengah tengah mereka, dan saat Gu An An juga berhasil membuat dua pria itu jatuh hati pada Gu An An, hubungan Xi Bao dengan Wang Peng dan Lu Yiran semakin jauh, lebih tepatnya Wang Peng dan Lu Yiran yang menjauh dari pemilik raga asli.

'' Ah tidak, kami tidak sedang bertengkar, hanya saja aku ingin makan siang di kantin '' tukas Xi Bao.

Di ruangan presdir terlihat di meja yang di kelilingi sofa sudah tertata beberapa menu makan siang, asisten Pei yang menyiapkan semuanya atas perintah Lu Yiran.

'' Waktu istirahat siang sudah hampir habis, kemana wanita itu?'' gumam Lu Yiran sedikit menggerutu.

Mengingat pesan Tuan Xi untuk memperhatikan Xi Bao yang baru sembuh dari kecelakaan, jadi Lu Yiran berinisiatif menyiapkan makan siang sesuai yang biasanya menjadi kesukaan Xi Bao, karna biasanya Xi Bao akan makan siang di ruangannya, tapi jam istirahat sudah hampir lewat, dan Xi Bao belum juga terlihat batang hidungnya.

'' Cepat panggil Xi Bao '' perintah Lu Yiran dengan sedikit kesal.

'' Baik Pak ''

Dan saat Pei Zi hendak pergi, tiba tiba pintu ruangan terbuka.

Ceklek

'' Dari mana saja kamu,,! ''

Kekesalan Lu Yiran menguap seketika, saat melihat yang membuka pintu ruangannya bukan Xi Bao.

Bab 2

Xi Bao yang sudah fokus lagi dengan pekerjaannya harus terganggu, saat asisten Pei menghampirinya.

'' Nona Xi maaf, Pak Lu meminta anda untuk ke ruangannya '' ujarnya.

Xi Bao mendongakkan kepalanya menatap asisten Pei, membuat asisten Pei sedikit tersentak, menurutnya tatapan Xi Bao tidak seperti biasanya.

Tak banyak bertanya Xi Bao langsung berdiri, dan melangkah pergi ke ruangan Lu Yiran yang terletak di gedung paling atas.

" Kenapa tatapan Nona Xi bisa membuatku merasa tertekan " batin asisten Pei yang berjalan di belakang Xi Bao.

Asisten Pei membukakan pintu ruangan Lu Yiran untuk Xi Bao. '' Nona Xi silahkan ''

Xi Bao menganggukkan kepalanya, lalu berjalan masuk ke dalam ruangan Lu Yiran.

Di dalam ruangan itu Xi Bao tak hanya mendapati Lu Yiran saja, tapi juga seorang wanita yang duduk di sofa berhadapan dengan Lu Yiran.

'' Hai Xi Bao '' sapa wanita itu yang tak lain adalah Gu An An.

Tapi Xi Bao tidak menggubrisnya, dirinya sudah bertekat untuk tidak mengusik lagi ketiga orang yang pernah dekat dengan pemilik raga asli ini.

'' Ada apa Pak Lu memanggil saya? '' pertanyaan Xi Bao membuat dahi Lu Yiran mengerut, ini kali pertama dia mendengar Xi Bao memanggilnya dengan sebutan Pak, biasanya Xi Bao selalu memanggilnya Kaka, entah di mana pun mereka berada.

'' Apa kamu sudah makan siang? '' tanya Lu Yiran.

'' Sudah '' jawabnya singkat.

Lu Yiran langsung menegakkan punggungnya, dia sudah menunggu Xi Bao hampir satu jam untuk makan siang, tapi wanita itu malah sudah makan siang duluan pikirnya.

'' Di mana?, biasanya kamu selalu makan siang di sini '' tanya Lu Yiran kesal, anehnya dirinya tidak bisa mengungkapkan penyebab kekesalannya yang sudah menunggu Xi Bao hampir satu jam lebih.

'' Saya makan siang di kantin, mulai hari ini dan seterusnya saya tidak akan makan siang di ruangan Pak Lu lagi '' tukas Xi Bao.

'' Kenapa? '' tanya Lu Yiran.

'' Saya sudah sadar kalau saya hanya karyawan di sini '' jawab Xi Bao.

'' Pak Lu, jika tidak ada hal lain yang ingin di tanyakan, saya mohon undur diri dulu ''

Xi Bao langsung berbalik pergi, dan saat hendak membuka pintu tangannya terhenti, ketika mendengar seruan Gu An An.

'' Xi Bao, nanti malam kamu harus datang di acara pertunanganku dengan Kak Peng! '' seru Gu An An.

Xi Bao hanya menganggukkan kepalanya lalu segera keluar dari ruangan Lu Yiran.

Sedangkan Lu Yiran dia sedikit merasa kasihan pada Xi Bao, karna Lu Yiran tahu kalau Xi Bao sudah mencintai Wang Peng sejak mereka masih duduk di bangku sekolah, bahkan sebelum kehadiran Gu An An di antara mereka, Lu Yiran juga tahu kecelakaan yang di alami oleh Xi Bao beberapa waktu lalu mungkin ada sangkut pautnya dengan Wang Peng yang melamar Gu An An pas di acara reuni sekolah saat itu.

Lu Yiran tersadar kalau di sini bukan hanya Xi Bao yang sedang merasakan patah hati, bahkan dirinya juga merasakan hal yang sama, wanita yang di cintainya akan di miliki oleh sahabatnya.

Saat malam tiba Xi Bao tiba di mansion keluarga Wang bersama kedua orang tuanya, setelah kecelakaan waktu itu Tuan Xi melarang kerasa Xi Bao mengemudikan mobil sendiri lagi.

'' Selamat malam Nenek '' ucap Xi Bao tersenyum ramah.

Nenek Wang melihat Xi Bao di depannya, dia langsung berhambur memeluk erat Xi Bao, selain Lu Yiran Nenek Wang juga menganggap Xi Bao seperti cucunya sendiri, apa lagi mendiang Nenek Xi Bao juga sahabat Nenek Wang.

'' Bao Bao, bagaimana kabar kamu sayang?, maafkan Nenek, setelah terakhir kali menjengukmu waktu itu Nenek belum menemuimu lagi '' ucap Nenek Wang.

Xi Bao tersenyum. '' Tidak apa apa Nenek, Bao sudah baik baik saja, tadi juga sudah mulai masuk kerja ''

'' Syukurlah kalau begitu ''

Setelah basa basi sebentar dengan Nenek Wang, Xi Bao juga menyapa keluarga Wang yang lain, termasuk ke dua orang tua Wang Peng dan juga adiknya, setelah itu Xi Bao berpisah dari kedua orang tuanya yang sedang mengobrol dengan keluarga Wang, Xi Bao memilih duduk di kursi yang berada di pojok ruangan sembari menikmati cake yang di ambil dari atas meja hidangan para tamu.

'' Xi Bao ''

Xi Bao mendongakkan kepalanya, dan melihat Lu Yiran berdiri di depannya.

'' Ada apa? '' Xi Bao bertanya dengan cuek.

Lu Yiran menarik kursi yang berada tak jauh darinya, lalu duduk ber hadapan dengan Xi Bao.

'' Aku pikir kamu tidak akan hadir '' ucap Lu Yiran.

'' Aku di undang, dan mereka berharap sekali aku hadir, jadi sudah seharusnya aku datang '' sahut Xi Bao.

Lu Yiran menganggukkan kepalanya, lalu diam diam dia memperhatikan Xi Bao yang sedang menikmati cake dengan lahap, menurutnya Xi Bao terlihat berbeda semenjak sadar dari koma karna kecelakaan yang di alaminya, dia tidak pernah lagi berbicara banyak dengannya, ataupun merengek seperti anak kecil yang biasa di lakukan saat bertemu dengannya.

Xi Bao dan Lu Yiran kompak menatap ke depan, saat mendengar suara tepuk tangan para tamu undangan, ternyata yang memiliki acara sudah berdiri di depan dengan bergandengan tangan dengan mesra.

Di depan Wang Peng mengucapkan beberapa kata untuk para tamu undangan yang sudah datang, dia juga mengungkapan kata kata cinta untuk Gu An An yang terdengar romantis, membuat para tamu undangan kembali bertepuk tangan dengan meriah.

Dan di antara para tamu undangan, hanya Xi Bao dan Lu Yiran yang terlihat santai.

'' Pak Lu, bagaimana rasanya melihat orang yang Pak Lu cintai bertunangan dengan sahabat sendiri '' cletuk Xi Bao.

Lu Yiran langsung menatap Xi Bao yang berdiri di sampingnya, darimana Xi Bao tahu kalau dirinya menyukai Gu An An pikirnya, karna selama ini tidak ada satu orang pun yang tahu kalu dirinya menyimpan perasaannya pada Gu An An termasuk asisten pribadinya, yang orang orang tahu dirinya menyayangi Gu An An layaknya seorang adik tidak lebih.

'' Xi Bao, apa maksud dari perkataanmu, aku tidak mengerti '' tukas Lu Yiran gugup.

Xi Bao menoleh menatap Lu Yiran dengan tersenyum devil. '' Pak Lu tidak usah gugup begitu, tenang saja, aku tidak akan membocorkan rahasia Pak Lu ''

Lu Yiran semakin bertambah gugup. '' Xi Bao, kamu tahu dari mana kalau aku menyukai An An? '' akhirnya Lu Yiran berani berkata jujur.

'' Tidak ada, aku hanya asal menebak saja '' setelah berucap, Xi Bao melangkah pergi begitu saja, meninggalkan Lu Yiran yang di penuhi rasa penasaran.

'' Xi Bao, kamu mau kemana?! ''

'' Keluar ''

Sebenarnya Lu Yiran ingin menyusul Xi Bao, tapi di urungkannya karna Gu An An memanggilnya.

'' An An, ada apa? '' tanya Lu Yiran saat sudah berdiri di depan sepasang kekasih yang baru saja meresmikan pertunangannya.

'' Apa Kak Yiran tidak ingin memberi selamat pada kami berdua '' tukas Gu An An yang menggandeng mesra lengan Wang Peng.

Lu Yiran tersenyum dengan pahit. '' Selamat untuk kalian berdua ''

'' Yiran, ada apa denganmu?, kenapa wajahmu terlihat masam begitu '' tanya Wang Peng yang sejak tadi diam memperhatikan wajah masam sahabatnya ini.

Lu Yiran hanya menggelengkan kepalanya saja sebagai jawaban, tidak mungkin dia mengatakan kalau sedang patah hati.

'' Eh, sepertinya tadi aku melihat Xi Bao bersama Kak Yiran, dimana dia?, kok tidak menemui kami '' ucap Gu An An celingukan mencari keberadaan Xi Bao.

'' Dia keluar '' sahut Lu Yiran.

'' An An, untuk apa kamu cari dia, emang lebih baik dia tidak menemui kita, aku tidak mau melihat dia buat masalah lagi denganmu '' ujar Wang Peng dengan nada tak suka.

Bab 3

Satu bulan telah berlalu, Wang Peng yang sedang berada di perusahaan Lu Yiran merasa heran saat tadi tak sengaja berpapasan dengan Xi Bao, karna melihat sikap Xi Bao yang acuh dengan keberadaannya.

'' Yiran, bagaimana kabar Xi Bao ?, apa dia masih saja merecokimu dengan makan siang di ruangan ini '' tanyanya. Saat ini kedua pria itu sedang duduk di sofa untuk bersantai, setelah beberapa saat tadi di seriuskan dengan pekerjaan.

Lu Yiran menegakkan punggungnya. '' Setelah mengalami kecelakan hari itu, Xi Bao terlihat berbeda, dia lebih serus dalam bekerja, bahkan dia mau bicara denganku hanya tentang pekerjaan saja ''

Wang Peng hanya diam mendengarnya.

'' Kenapa kamu tiba tiba bertanya tentang Xi Bao? '' tanya Lu Yiran.

'' Tidak ada, hanya saja tadi aku tidak sengaja berpapasan dengannya, tapi dia seperti acuh dengan keberadaanku '' jawab Wang Peng.

'' Bagus dong, bukannya itu yang kamu mau, Xi Bao menyerah dengan cintanya padamu ''

'' Iya, tapi,, '' Wang Peng tidak bisa melanjutkan kata katanya lagi, sebenarnya bukan seperti ini yang ia mau, dirinya hanya ingin Xi Bao tidak menindas Gu An An itu saja, bukan berarti menjauhinya seperti ini, bagaimanapun juga dirinya sudah berteman sangat lama dengan Xi Bao.

Sedangkan di tempat lain, Gu An An mendengus kesal, melihat chat yang ia kirim pada Lu Yiran sama sekali tidak di balas, padahal biasanya tidak perlu sampai menunggu hitungan menit, Lu Yiran akan langsung membalas pesan darinya dengan cepat.

'' Akhhh,, kenapa akhir akhir ini Kak Yiran sulit sekali di hubungi, dia seperti sengaja menghindariku '' gerutunya.

Karna kesal pesannya tidak segera di balas oleh Lu Yiran, Gu An An yang berada di meja kerjanya bangkit dan pergi menuju ke ruangan presdir untuk menemui Wang Peng.

'' An An, apa kamu mau menemui Presdir? '' tanya salah satu meneger perusahaan, saat melihat Gu An An hendak masuk ke lift khusus presdir, karna seluruh karyawan perushaan Wang tahu, kalau Gu An An adalah tunangan presdir mereka, tentu dengan Gu An An yang hendak menggunakan lift khusus presdir, sudah pasti Gu An An akan menemui presdir mereka.

'' Iya, kenapa memangnya? '' sahut Gu An An.

'' Sepertinya tadi aku melihat Pak Wang keluar dengan asisten Zhong '' ujar meneger itu.

'' Keluar?, kemana? ''

Meneger itu mengangkat bahunya tidak tahu. '' Tapi sepertinya akan bertemu klien, karna tadi aku melihat asisten Zhong membawa berkas di tangannya ''

Gu An An hanya menganggukkan kepalanya. '' Oh begitu ''

Setelah meneger itu pergi, Gu An An juga berajalan kembali ke tempat kerjanya, hatinya semakin bertambah dongkol, tadi Lu Yiran tidak membalas pesan darinya, sekarang di tambah dengan Wang Peng yang pergi tidak memberi tahu dirinya.

Kembali ke perusahaan Lu, setelah Wang Peng sudah pergi sejak lima belas menit yang lalu, Lu Yiran meminta asisten Pei untuk memanggil Xi Bao ke ruangannya. Dengan cepat asisten Pei segera melakukan perintah Tuannya.

Dan tak berselang lama pintu ruangan Lu Yiran terbuka, dan Xi Bao berajalan masuk dengan langkah tegasnya dan berhenti di sebrang meja Lu Yiran.

'' Ada perintah apa Pak Lu memanggil saya '' ucap Xi Bao.

Lu Yiran tidak menyahut, tapi dia menyodorkan berkas ke hadapan Xi Bao.

'' Kamu periksa berkas ini, menurutmu bagian mana yang harus di benahi '' ucap Lu Yiran.

'' Baik Pak ''

Xi Bao mengambil berkas itu, dan saat hendak membawanya pergi Lu Yiran menghentikan langkahnya.

'' Xi Bao, kamu lakukan di sini saja, tidak perlu di tempat kerjamu '' perintah Lu Yiran.

'' Tapi,, ''

'' Aku tidak suka di bantah '' potong Lu Yiran dengan tegas.

Xi Bao akhirnya hanya bisa pasrah, lalu dia duduk di sofa yang berada di ruangan Lu Yiran, dan dia mulai serius memeriksa berkas yang di berikan oleh Lu Yiran.

Diam diam dari kursi kerjanya Lu Yiran memperhatikan Xi Bao, yang menurutnya terlihat semakin cantik ketika sedang serius bekerja, apa lagi dirinya sudah tidak pernah lagi melihat sifat kekanak kanakan yang biasa Xi Bao tunjukkan padanya.

Setelah setengah jam berlalu Xi Bao bangkit dari sofa, dan berjalan ke arah meja kerja Lu Yiran dan tanpa sadar berdiri di sampingnya, dan saat Xi Bao menjelaskan bagian mana saja yang harus di perbaharui di berkas itu, Lu Yiran bisa mencium aroma wangi yang semerbak dari tubuh Xi Bao.

'' Bagaimana Pak?, apa menurut anda juga lebih baik begitu '' ucap Xi Bao menoleh pada Lu Yiran, yang seketika membuat Lu Yiran tersadar.

Lu Yiran menganggukkan kepalanya, lalu dia menggeser kursi kerjanya, dan menghadap pada Xi Bao yang berdiri tepat di depannya.

'' Xi Bao, bisa tidak jangan panggil aku Pak '' tukas Lu Yiran.

Xi Bao langsung mengerutkan dahinya. '' Kenapa?, anda atasan saya, jadi sudah seharusnya saya panggil anda Pak ''

'' Tapi aku lebih suka kamu panggil aku seperti biasanya, Kakak '' sahut Lu Yiran, dirinya memang sangat rindu dengan panggilan itu, menurutnya dengan Xi Bao memanggilnya Pak, seperti memberi batasan antara dirinya dan Xi Bao.

'' Tapi,, ''

Lu Yiran langsung berdiri dan memegang kedua bahu Xi Bao, karna tinggi Xi Bao hanya seratus enam puluh lima centi sedangkan Lu Yiran seratus delapan puluh sembilan centi, jadi Xi Bao harus mendongakkan kepalanya untuk menatap Lu Yiran, begitu juga dengan Lu Yiran dia harus menundukkan kepalanya untuk menatap Xi Bao.

'' Xi Bao, aku tahu kamu sengaja menjauh dari Wang Peng, tapi kenapa kamu juga menjauhiku, bukannya waktu itu kamu bilang, kalau kita sama sama lagi sakit hati karna orang yang kita cintai sudah di miliki orang lain, kita sama sama korban, kenapa kamu juga menjauhiku '' tanya Lu Yiran panjang lebar, dia sudah menahan begitu lama keinginannya untuk bertanya kenapa sikap Xi Bao berubah padanya, bukannya seharusnya hanya pada Wang Peng saja.

Xi Bao tersenyum devil menatap Lu Yiran, lalu dia menghempaskan kedua tangan Lu Yiran yang memegang bahunya.

'' Kak Yiran tidak mungkin lupa kan, kalau Kakak pernah memarahiku di depan umum, dan mengatakan padaku untuk berhenti mengusikmu, karna aku sangat menjengkelkan '' ucap Xi Bao.

'' Kaka pernah berfikir tidak, betapa malunya aku saat itu ''

Lu Yiran seketika terdiam dengan kepala tertunduk, tentu dia ingat dan kejadian itu sehari sebelum Xi Bao mengalami kecelakaan.

'' Kenapa diam, ha!, jawab! '' sentak Xi Bao, emosinya tiba tiba meluap, entah kenapa Xi Bao bisa merasakan kesedihan yang di alami oleh pemilik tubuh asli.

Brukk

Xi Bao terkejut melihat Lu Yiran tiba tiba bersimpuh di depannya.

'' Kak Yiran, apa yang kamu lakukan ''

'' Xi Bao, aku minta maaf, aku mengaku salah, aku benar benar menyesal, aku tidak sadar kalau tindakanku ternyata sangat melukaimu '' ucap Lu Yiran terdengar penuh dengan penyesalan.

Xi Bao menghela nafasnya, mungkin jika Lu Yiran melakukannya saat di depan pemilik raga asli pasti dia akan terharu, dan langsung memaafkan tanpa memberi pelajaran, mengingat betapa sabarnya pemilik raga asli, tapi sayangnya Lu Yiran melakukannya di depan dirinya yang suka dengan pembalasan agar impas.

'' Xi Bao, apa yang harus aku lakukan agar kamu mau memaafkanku? '' tanya Lu Yiran menatap penuh harap pada Xi Bao.

'' Berdirilah ''

Lu Yiran dengan cepat berdiri, seperti perintah Xi Bao.

'' Kakak benaran akan melakukan apapun, asalkan aku mau memaafkan Kakak ? '' tanya Xi Bao.

'' Hem, tentu, aku akan melakukan apapun itu, asalkan kamu mau memafkan aku, dan tidak mengacuhkanku lagi ''

'' Baiklah ''

Xi Bao yang sudah gatal, dia langsung menonjok wajah tampat Lu Yiran dengan kuat.

Duakk

'' Akhhh,, ''

'' Astaga!! ''

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!