Pagi itu, suasana di kediaman Zihan tidak setenang biasanya.
" aduuhh.. Mama, sepatu flat hitam ku dimana? keburu telat nih... " teriak Zihan sambil mencari sepatu nya.
" ada di samping lemari nak.. Coba dicari yang teliti. salah siapa bangun kesiangan. " omel sang mama.
" iihh, mama sih gak bangun Zihan. Jadinya kesiangan kan. " ujar Zihan tak terima.
" harusnya kamu itu buat alarm, sudah besar masih harus mama yang ngurusin? gimana nanti kalo udah nikah? " tanya mama Lita.
" ya gak gitu juga mah konsepnya. Lagian aku juga belum kepikiran buat nikah. Mau fokus nyari cuan dulu. Hehehe " jawab Zihan seraya memakai sepatu nya.
" hmmm, dasar kamu ini. Ya sudah, di cek lagi semua bawaan nya. Jangan sampai ada yang ketinggalan. dan ini bawa bekal sarapan mu. " ujar mama Lita.
" makasih mah.. pokoknya mama itu ibu yang paliiiiinnggg baik sedunia.. Love you mam.. " ucap Zihan seraya mencium pipi sang ibu.
" bisanya kalo ngomong. hati hati ya nak dijalan, telpon mama kalo udah sampek. " pekik sang ibu melihat anak semata wayangnya pergi menjauh.
" ok siap.. Daaahh aku pergi dulu.. " balas Zihan sebelum melajukan kendaraannya.
" daaah sayang.. " balas sang ibu. Ia pun kembali masuk ke dalam rumah setelah Zihan pergi.
..di perjalanan..
" semoga aku bisa sampek sebelum jam 8.. Ini hari pertama aku kerja, gak boleh ada kesalahan. " gumam Zihan di sela fokusnya.
20 menit kemudian, Zihan akhirnya tiba di perusahan tempatnya bekerja. Waktu menunjukkan pukul 07.50. Dan ia segera berlari masuk ke Lobby.
tanpa di duga, ia tak sengaja berpapasan dengan seorang pria. Namun, tak seperti wanita yang lainnya. Zihan melawatinya begitu saja tanpa melirik sedikit pun pada pria itu.
sedangkan sang pria yang justru melirik nya terlebih dulu, bahkan sampai menoleh melihat nya.
Pria itu dikelilingi penggemar juga reporter yang selalu menemaninya dimanapun ia berada. Sehingga ia hanya bisa melihat Zihan di sela sela keramaian.
" misiii... Permisi.. " ucap Zihan seraya menerobos kerumunan penggemar wanita di depan pintu lobby. Setelah berhasil melewati nya, ia langsung berlari ke dalam tanpa peduli siapa yang sedang dalam kerumunan para wanita itu.
Vero yang melihatnya, sempat terhenyak. Karena ternyata, ada wanita yang begitu saja melewati dirinya tanpa melihat nya sedetik saja.
" siapa wanita itu.. Kenapa aku merasa tak terima dia tidak melihatku.. Haaahh, aku adalah pria idaman, dia pasti akan menyesal nanti. " gumamnya dalam hati.
" Vero.. Verooo .. Bagi tandatangan dong.. " teriak penggemar.
" Vero foto yuk.. foto sama aku.. Pleaseee" teriak yang lain.
" Vero i love you.. Will you marry me?!," pekik yang lain.
" maaf semua.. Maaf sebelumnya.. Mohon kerja sama nya ya.. Tolong kasih jalan buat Vero ... Tolong yaa beri jalan.." pinta sang Manager. Ia pun segera meminta bodyguard mereka untuk membuka jalan.
Sedangkan Zihan, ia sudah berada di meja resepsionis.
" maaf permisi.. saya ingin bertemu dengan pak Zang. Harus kemana ya? " tanya Zihan
" mohon di tunggu sebentar. saya akan tanyakan terlebih dulu. " jawab resepsionis dengan mengangkat gagang telpon.
" baik, terimakasih sebelumnya. " ujar Zihan dengan ramah.
" sama sama nona. " balas resepsionis.
Setelah beberapa saat,
" nona mohon menunggu di sofa sebelah sana. Sebentar lagi, pak Zang akan menemui anda. " ucap resepsionis itu pada Zihan.
" baiklah, terimakasih banyak. " jawab Zihan seraya berjalan menuju sofa yanh di maksud.
Vero yang sebenarnya penasaran dengan Zihan, ia memutuskan untuk menghampirinya.
" Bu Siska, aku ada perlu dulu.. Bentar yaa.. " ucap Vero seraya berlari masuk kembali ke dalam lobby.
" eh tuan muda Vero.. Aduuh anak ini selalu aja bikin khawatir. apa dia lupa kalo dia itu artis. Cepat cepat, lindungi tuan muda.. " pekik sang manager pada bodyguard nya.
vero yang memang bertingkah sesuka hati, ia bahkan tak peduli keselamatannya jika itu tentang perempuan.
" aku akan lihat, apakah dia masih tidak akan melihat ku.. Hah.. " ucap Vero seraya duduk di sebelah Zihan dengan santai.
Zihan yang sudah akan melihat ke samping, justru kembali teralihkan oleh kedatangan pak Zang yang memanggilnya.
" Nona Zihan.. Maaf membuat mu menunggu. " ujar pak Zang.
" em, tidak apa apa pak.. Saya juga barusan duduk. " jawab Zihan seraya menjabat tangan pak Zang.
" baguslah, kalo begitu mari kita mulai pembahasan untuk pekerjaan mu. " ajak pak Zang pada Zihan.
" baik pak, silahkan. " ucap Zihan dengan mempersilahkan pak Zang duduk.
Namun, ketika pak Zang akan duduk.. Ia justru terdorong oleh kerumuman wanita yang berlari menghampiri Vero. Dan membuat pak Zang merasa kurang nyaman.
" haaaaahh, sudah biasa akan seperti ini jika seseorang menjadi idola para wanita.. Apalah daya saya sudah tua ini. " gumam pak Zang setelah tau penyebabnya.
Vero yang saat itu hampir menang dengan taruhannya sendiri, justru kembali kalah dengan telak.
" aahh sial... Padahal sedikit lagi.. Emmm iya sebentar ya.. Ok ok.. Iya terimaksih.. ok.. " ucap nya karena kesal, tapi tak bisa menolak para fans nya yang sudah mengerumuninya sejak tadi.
" lebih baik, kita pindah tempat saja... mari nona Zihan.. " ucap pak Zang seraya menjauh dari kerumunan. Diikuti Zihan di belakangnya
Sedangkan Vero, terlalu sibuk mengurusi para fans nya. Sambil menunggu manager nya membantu.
" Vero, kamu ini beraninya pergi tanpa pengawas... " ucap manager Siska pada Vero. ia pun menarik tangan Vero untuk segera pergi dari sana.
" tapi bu.. Itu.. Akuu belum.. " elak Vero minta waktu.
" enggak ada tapi tapian.. Jangan bikin jadwal kita berantakan Vero.. Please! " tegas bu Siska.
" emm, baiklah.. " jawab Vero akhirnya. Ia pun mengikuti managernya ke luar lobby. Dan masuk kemobil yang sudah menunggu mereka. Dan mereka segera pergi dari sana. Sedangkan para fans, langsung bubar seketika.
Di dalam mobil Vero...
" kamu ini apa apa tadi.. Maen lari gitu aja. Gimana kalo sampek ada yang ingin mencelakai mu?! " tegur bu Siska marah.
" yow. Aku tadi cuma mau mastiin sesuatu di lobby aja.. apa salahnya.. " jawab Vero melawan
" memastikan apa Vero....sudahlah, ini terakhir kalinya kamu lakukan itu. Jika terulang, aku gak mau bantuin kamu jika ada masalah... " ucap Bu Siska selaku manager.
" baiklah bu Manager yang cantik.. sudah didengar... " jawab Vero menyepelekan..
" haahh, dasar anak ini.. " ucap bu Siska mengalah.
" tapi.... Sebelum itu, aku mau minta nomer pak Zang.. " ucap Vero tiba tiba.
" pak Zang? Pria yang mengurus bagian pegawai itu? apa ada masalah dengan nya? "tanya bu Siska.
" bukan masalah, tapi ini adalah kesempatan untuk ku... Sayangnya, dia pergi sebelum aku berkenalan dengan nya.. " gumam Vero dengan suara kecil. Yang hanya dia sendiri yang bisa mendengar nya. ia pun hanya bisa menatap ke luar kaca mobil..
melihat sikap tuan muda nya, bu siska sampai salah paham, mengira tuan muda nya menyukai sesama jenis.
" oh ya ampun.. Apa anak ini akan seperti itu??? tidak tidak.. tidak akan ku biarkan. " gumam bu siska dalam hati.
" tuan muda Vero.. Lebih baik kau fokus dengan semua kegiatan yang akan kita lakukan beberapa hari lagi. aku tidak ingin ada halangan apapun. " tegas bu siska menyadarkan Vero
" tenang saja, itu tidak akan mengganggu pekerjaan ku bu manager. " jawab Vero santai.
" ya ampuuuunn.. Apa dia sudah seserius itu l?! Haahh, lebih baik akan ku cari tau lebih dulu untuk memastikannya. " gumam bu siska lagi.
" nona Zihan, selamat untuk pekerjaan baru nona. Dan mulai besuk, anda sudah bisa langsung bekerja. " ucap pak Zang.
" terimaksih pak Zang.. " jawab Zihan seraya membalas jabatan tangan pak Zang.
" kalo begitu, saya tunggu nona besuk jam 8 di ruang kru. Jangan lupa untuk membawa kartu nama. " pesan pak Zang.
" baik pak, terima kasih.. Saya permisi dulu. Selamat siang. " balas Zihan sebelum keluar dari ruangan.
" silahkan.. Silahkan.. " jawab pak Zang.
Zihan pun segera keluar dari ruang manager. turun ke lobby sebelum akhirnya ia keluar dan masuk ke mobil untuk segera pulang ke rumah.
" hhmmmm, gadis ini lumayan juga. Tubuhnya begitu sintal dan bening.. aku tidak sabar untuk mencicipi nya.. Hahaha " gumam pak Zang dengan memainkan kumis tipis yang hanya ada di setiap ujung atas mulut nya.
ditempat lain...
" tuan muda, makan siang sudah siap.. Silahkan anda turun ke bawah menuju meja makan. Nyonya Yu sudah menunggu anda. " ujar salah satu maid si mansion Vero.
" aku belum laper. suruh wanita itu makan duluan. " jawab Vero ketus.
" em, tapi tuan muda... Nyonya sendiri yang memasak semua hidangan makan siang nya... Nyonya berharap... " ucap maid, namun diputus oleh Vero.
" diam!!! siapa kamu berani menasehati ku?!! Mau ku pecat?!! " ancam Vero seketika.
" ma.. Maaf tuan muda.. Saya permisi dulu. " jawab maid dengan menundukkan kepalanya, sebelum akhirnya pergi segera.
" haaahhh, wanita sialan itu!!! Berapa kali sudah ku bilang. Aku tidak mau makan masakan nya. Menyebalkan!!! " gerutu Vero pada dirinya sendiri.
Dilantai satu mansion...
" maaf Nyonya, tuan muda menolak untuk makan siang. " ucap maid tadi pada Nyonya Yu
" hhhmm, biarkan saja.. Nanti jika dia lapar. dia akan turun. kamu bisa lanjutkan pekerjaan mu. " ujar nyonya Yu
" baik nyonya, saya permisi. " ucap maid itu.
" hhhmmm " balas nyonya Yu.
Tiba tiba ada seorang pria mendekati nyonya Yu.
" maaf Nyonya, apa saya perlu ambil tindakan pada tuan muda? " tanya seorang kepala pelayan pria itu.
" tidak perlu pak Ben.., hanya masalah kecil. " jawab nyonya Yu dengan tersenyum pada nya.
pak Beni pun membalas senyum seraya menundukkan kepalanya. Ia pun kembali mundur 2 langkah dari sisi nyonya Yu.
waktu terus berjalan.. Hingga hari mulai gelap..
didalam kamar Vero..
" sial.. Kenapa perutku sakit. Aaarrgghh.. " pekik Vero menahan perih. Ia pun mengingat bahwa dia belum makan sejak siang tadi.
" arrghh sial.. Lebih baik, aku minta bu Siska mengantarkan ku makanan. " ujar Vero seraya menelpon manager nya.
tut.. tut...
" ya tuan muda, ada apa? " tanya bu Siska dari seberang telpon.
" bu manager, bisakah kamu mengantarkan makanan untukku.. Aku merasa sangat lapar sekarang. " pinta Vero dengan manja.
" aih, apa di mansion besar itu tidak ada seorang pun yang memasak? " tanya Bu Siska heran.
" aku tidak selera makan dirumah. Aku mau makan masakan buatan mu saja. " pinta Vero lagi.
" dasar anak ini.. Jangan membuat masalah untuk ku Vero. Lebih baik kau segera turun ke meja makan, dan makan hidangan yang ada di meja. jangan sampai kau jatuh sakit. karena besuk kita ada acara pertemuan Vero. " ucap bu Siska mengingatkan.
" makanya, bawakan aku masakan buatan mu bu manager. Maka aku akan segera makan. Jika terlambat, jangan salahkan aku jika jatuh sakit. " gertak Vero yang memang tak mau kalah.
" haah, sudahlah... Aku akan segera mengantarkan makanan untuk mu. Tunggu aku datang. lebih baik minum air yang banyak untuk mengganjal sementara. " pesan bu Siska akhirnya mengalah.
" siaaapp nyonya!!! " jawab Vero dengan gembira. Telpon pun berakhir.
di apartement bu Siska..
" dasar anak ini, selalu membuatku tidak tenang.. bersikap manja seperti itu, dia paling tau kelemahan ku. " gumam bu Siska di sela ia menyiapkan makanan untuk Vero.
FYI
Bu Siska adalah orang tua tunggal dengan anak satu. Ia sudah lama ditinggal suaminya, karena sakit dan meninggal dunia. Ia memiliki 1 orang anak laki laki yang saat ini berumur 10 tahun. Namun anak nya berada jauh dari nya, karena anaknya dirawat oleh keluarga dari suami. untuk mengurangi rasa rindu keluarga pada alm. Suami nya. Dan bu Siska merantau ke kota. Bekerja untuk membiayai sekolah dan kebutuhan anaknya. Ia sudah lama menjadi manager Vero, dan hubungan mereka seperti ibu dan anak. Jadi, bu Siska akan selalu luluh ketika Vero manja pada nya, itu mengingatkan nya pada anak nya sendiri.
Kembali ke cerita..
Setelah beberapa saat, bu Siska telah selesai menyiapkan makanan untuk Vero. Ia membuat hidangan yang paling Vero suka, yaitu Kwetiau goreng dengan udang saus mentega. Ia pun bersiap menuju mansion Vero.
setelah menempuh waktu 25 menit, akhirnya bu Siska pun sampai di kediaman Vero. Dan langsung di sapa oleh penjaga pintu gerbang.
" selamat malam, ada yang bisa saya bantu nyonya? " tanya penjaga gerbang mansion.
Pertanyaan itu pun membuat bu Siska sedikit bingung..
" ah, selamat malam pak, saya manager tuan muda Vero. Mau bertemu dengannya. " jawab bu Siska yang menyadari sesuatu.
Si penjaga adalah pegawai baru, ia tak mengenal bu Siska. Maka ia begitu mengikuti prosedur yang diterapkan oleh kepala pelayan dalam menerima tamu.
" oh, maaf bu.. Sebelum bertemu, mohon isi buku ini. Ini adalah prosedur yang perlu di lakukan. " ujar si penjaga.
" oh ya ampun... Apalagi ini, baru kali ini aku harus mengisi buku tamu saat datang kesini.. Apa aku ini seperti orang yang mencurigakan.. Haaahh, akan ku tanya pada tuan muda Vero nanti. " gerutu Bu Siska dalam hati. Namun ia tetap mengikuti prosedur nya
" oh baik. " jawab bu Siska akhirnya.
setelah itu, bu Siska pun membawa mobilnya masuk ke dalam. Kepala pelayan pun menyadari kedatangan bu Siska. Ia pun segera membukakan pintu untuknya.
" selamat malam nyonya Siska. Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu nyonya.." sapa kepala pelayan. Tanpa mempersilahkan bu Siska untuk masuk.
" selamat malam pak Ben. Saya mau bertemu dengan Vero. tadi dia menelpon saya, minta untuk dibawakan makanan. Dan ini saya membawa nya. " jawab bu Siska dengan mengangkat paper bag di tangannya.
Mendengar jawaban bu Siska, Nyonya Yu yang memang sedang duduk di ruang tamu dan membaca majalah, ia pun sontak melirik ke arah kedua orang itu. Dan segera mendatangi nya.
melihat Nyonya rumah menghampiri, pak Beni pun tak bisa berkata. Ia hanya menundukkan kepala sampai nyonya Yu berdiri di hadapannya.
" sepertinya aku baru saja mendengar ada yang ingin bertemu tuan muda dan mengantarkan makanan??? apa itu benar pak Ben? " tanya nyonya Yu tanpa peduli ada bu Siska di depannya.
" be.. benar Nyonya.. Beliau adalah nyonya Siska. Manager tuan muda Vero. " jawab pak Ben gugup. Ia sungguh tak bisa berdiri tenang di tengah tengah ke dua wanita itu.
Sedangkan bu Siska, ia merasa asing juga dengan nyonya Yu. Ini adalah pertemuan pertama kedua nya.
" maaf, saya harus segera mengantarkan makanan ini untuk tuan muda Vero nyonya. jika anda ada pertanyaan, anda bisa bertanya apapun setelah saya mengantarkan makanan ini. Karena tuan muda Vero sudah menunggu sejak tadi. Dan saya tidak ingin tuan Vero menunggu lebih lama lagi. " jelas Bu Siska pada nyonya Yu.
" lancang!!! Berani nya kamu menentangku!! " pekik Nyonya Yu pada bu Siska, seraya melayangkan tangannya ke wajah bu Siska.
Dan tak disangka, hanya kurang sedikit saja, tangan itu berhasil menampar keras wajah bu Siska. Namun pada akhirnya, tangan itu di tahan oleh Vero yang sudah berada di belakang nyonya Yu.
Sontak, kedua wanita itu sama sama terkejutnya. Menyadari kehadiran Vero disana.
" Vero! " kejut Nyonya Yu.
" Tuan Muda Vero! " kejut bu Siska.
Sedangkan pak Beni, hanya bisa diam membisu. Namun dalam hatinya berkata
" syukurlah tuan muda segera datang, jika tidak, aku pun sebagai lelaki, tapi juga tidak bisa menghentikannya. " gumam nya dalam hati.
" kenapa lama sekali.. Aku sudah begitu lapar, ayo ikut aku ke kamar ku. " ucap Vero pada bu Siska tanpa peduli kehadiran yang lainnya.
ia pun mengambil paper bag dari tangan bu Siska, dan membawanya ke dalam. Bu Siska pun segera mengikuti dari belakang.
Nyonya Yu yang tidak dianggap, sungguh merasa marah dan tak terima.
" sialan!!! Berani nya dia mengacuhkan ku! Heh, sekarang kau bisa seperti itu, tapi lihat nanti jika ayah mu sudah kembali. Jangan harap aku tetap diam! " gumam nyonya Yu pada dirinya sendiri. Namun, itu bisa didengar oleh pak Ben.
Dan pak Ben hanya bisa menelan ludah dengan susah payah, sebelum akhirnya lega setelah nyonya Yu pergi dari hadapan nya.
Di tempat lain yang jauh dari mansion Vero..
" Zihan, ayo makan malam dulu.. " panggil ibu nya.
" iyaaa bentar mah.. nanggung dikit lagi... " jawab Zihan dari dalam kamar sedikit berteriak.
" ya sudah, lebih baik cepat selesaikan kegiatanmu itu, dan segera kemari. " titah sang ibu.
" iya iya.. Sabaarrr.. " balas Zihan lagi.
" anak ini... Selalu saja membantah. " gerutu bu Lita. Ia pun memulai makan malam lebih dulu.
Setelah beberapa saat, Zihan pun menghampiri meja makan dan ikut makan malam bersama sang ibu. Mereka asyik menikmati makan malam sambil berbincang ria. Namun, suasana tiba tiba berubah ketika sang ibu menanyai nya soal pasangan hidup.
" Zihan..." panggil sang ibu.
" ada apa bu? " tanya zihan sambil menyuap makanan ke dalam mulut nya sendiri.
" sebenarnya ada yang ingin ibu tanyakan padamu nak. " jelas ibu masih ambigu.
" tanya apa sih bu. Misterius banget kayak nya.. " tanya Zihan penasaran.
" emmm, ada temen arisan nya ibu yang mau jodohin anak nya sama kamu. Anaknya laki laki, dan juga sudah bekerja. Ibu pernah ketemu juga sama anaknya. Lumayan sih menurut ibu... Makanya........" tiba tiba, Zihan menginterupsi sang ibu. Yang membuat sang ibu menghentikan pembicaraannya.
" bu.... Zihan udah pernah bilang kan.. Zihan masih belum ada pikiran kesana bu. Zihan aja baru mulai kerja. Belum punya tabungan. Apalagi nanti kalo zihan nikah. Emang gak pakek modal apa.... " jawab Zihan sebal.
" tapi nak, dimana mana modal nikah itu kan dari calon pengantin pria. Bukan wanita. Jadi buat apa kamu susah susah mikirin modal buat nikah. Kamu cukup terima pinangan nya. Dan masalah biaya, semua sudah tanggungjawab colon pengantin pria nya. Hhhm... gimana? Kamu mau kan sayang? " tanya bu Lita masih tak menyerah
mendengar penjelasan sang ibu, Zihan bukan nya merasa lega, tapi semakin tak terima.
" bu! Zihan udah bilang kan, kalo Zihan belum mau mikirin itu. Kalau pun pernikahan dibiayain sama calon pengantin pria, emang nya kehidupan gak berlanjut? Aku juga gak mau nikah cuma jadi beban suami. Meski kebutuhan rumah tangga emang tanggungjawab suami, tapi aku gak bisa liat suamiku berjuang sendiri. Udah ah, aku udah kenyang. dan aku capek, mau tidur. " jawab Zihan panjang lebar. Ia pun pergi dari hadapan sang ibu untuk menghindari perbincangan itu.
" tapi Zihan.. Tunggu sayang.. Zihan.. Zihan...oh ya ampun anak ini. Selalu saja buat ku tidak tenang. " gerutu sang ibu sambil menatap punggung sang anak sebelum akhirnya hilang di balik pintu kamarnya.
Sedangkan di dalam kamar...
" sial sial.. Apasih mau nya ibu!!! Aku kan masih muda. Buat apa cepet cepet nikah. Lagian juga, aku gak kenal sama pria yang ibu maksud. Masak maen nikah aja. hah buat pusing aja. udah ah, mending tidur.. Ada yang lebih penting buat hari esok. " ucap Zihan, ia pun akhirnya mematikan lampu tidur, dan terlelap segera.
ditempat lain, di ruang kamar Vero..
setelah Vero menghabiskan semua makanan yang dibawa oleh bu siska, ia pun bergegas untuk kembali ke apartement nya. Karena malam juga sudah mulai larut.
Namun, bu siska teringat kejadian siang tadi. Ia sungguh ingin memastikan nya sekarang
" tuan muda Vero. Sebelum aku pulang, ada yang ingin aku tanyakan padamu. " ucap bu siska serius.
" ayolah bu manager.. Ini sudah malam... Tidak bisakah kita membahasan pekerjaan besok? " jawab Vero yang salah paham.
" heeii, ini bukan masalah pekerjaan Vero. Tapi masalah pribadi! " jawab bu Siska sebal.
" what?! Masalah pribadi?? Emang apa? " tanya Vero yang juga malah bingung.
" tadi siang, kenapa kamu mau minta nomer pak Zang?! Apa kamu seperti itu Vero? " tanya bu siska menuduh.
" maksudnya?! Seperti itu gimana sih bu manager. Ngomong yang jelas dong. " balas Vero juga sebal.
Melihat ekspresi vero yang memang tidak paham dan menuntut kejelasan, bu siska pun mengatakan intinya.
" seperti... Hmm, apa kamu pencinta sesama jenis Vero? " tanya bu siska dengan suara berbisik, namun tanpa rasa bersalah.
" apaaa?! What the hell! Aku perjaka tingting bu Siska.. Waahh, penghinaan ini. " jawab Vero yang begitu terkejut dan tak terima. Seraya berdiri dari duduknya.
" tenang Vero tenang. Aku hanya bertanya. Okey?! " balas bu siska seketika, yang juga terkejut dengan sikap yang ditunjukkan oleh vero.
" gimana mau tenang bu, emang bu siska darimana bisa mikir aku itu gay?! astagaaaaaa... " tanya vero masih tak terima, ia pun mengacak acak rambut nya.
" oke oke.. Tenang Vero. Mungkin aku aja yang salah paham. Hehehehe " jawab bu siska merasa bersalah.
" hah, sekarang jelaskan kenapa bu siska bisa mikir kalo aku itu gay..! " tuntut Vero segera.
" hmmm, tadi siang waktu kamu minta nomer pak Zang, aku kira kamu punya rasa sama pak Zang... " jelas bu siska singkat.
Namun Ia pun langsung melanjutkan lagi ketika melihat Vero sudah seperti ingin menerkamnya.
" tapii.. Itu hanya asumsi ku aja, karena mana mungkin tuan Muda Vero yang tampan ini seperti itu.. Ya kan.. " jelas bu siska lagi seraya mengelus pipi Vero.
" hmm itu bu siska tau!! Mana mungkin aku gay. sudah, sekarang mana nomer pak Zang. Aku ingin menghubungi nya. " jawab Vero yang lagi lagi membuat bu siska salah paham.
" tuan muda, kau bilang tadi tidak.... " gumam bu siska yang langsung dibantah Vero.
" aku ingin menghubunginya karena aku ingin bertanya tentang seseorang padanya. Hadeh " jelas Vero segera karena tau apa yang ada dipikiran bu siska.
" ooowww, kirain.. Hehehe... Baiklah tunggu sebentar... Ini.. " ucap bu siska dengan memberikan kartu nama pak zang yang ia simpan di dompet khusus kartu nama.
" terimakasih bu. Sudah sekarang bu siska sudah boleh kembali ke apart. hehehe " ucap Vero mengusir secara halus.
" dasar anak ini.. Kalo sudah dapet mau nya, aku diusir gitu aja. Ya sudah, aku pergi dulu. jangan tidur kemalaman. Besuk kita ada acara pertemuan. " pesan bu siska sebelum akhirnya keluar dari kamar.
" iyaaa.. Berisik. hati hati ya nyonya Siska. Aku tak mengantarmu.. Hehehe " pekik Vero sesaat sebelum pintu tertutup rapat.
" anak nakal.. " gumam bu siska dengan menggelengkan kepalanya. Ia pun turun ke lantai satu dan bergegas segera keluar dan kembali ke apart.
Sedangkan Vero, ia mulai menghubungi pak Zang dan bertanya tentang siapa gadis yang ia lihat tadi pagi.
" hmm, bagaimana aku mengatakan nya ya pak Zang. sudahlah, langsung tanya aja, gak perlu basa basi. " gumam Vero sebelum menghubungi pak Zang.
Ia pun menekan nomer yang tertera di kartu nama yang diberikan manager nya tadi. Telpon pun terhubung.
Tuuutt tuuutt..
" ya selamat malam.. Dengan siapa ini? " sapa pak Zang yang tidak mengenal nomer pribadi milik Vero.
" selamat malam pak Zang. Ini saya Vero Hao. " jawab vero formal.
" oh, maafkan saya tuan Vero.. Saya tidak mengenal suara anda dengan baik.. Ada perlu apa tuan Vero menghubungi saya? " jawab pak Zang yang terkejut juga sungkan.
" tidak apa apa pak. Santai aja. Saya cuma mau bertanya, tentang gadis yang tadi pagi anda temui di lobby perusahaan. Siapa gadis itu? " tanya Vero langsung ke intinya.
Pak Zang yang mendengar nya, mencoba mengingat kembali.. Dan setelah ia mengingat gadis itu, ia pun langsung menjawab.
" oh itu adalah karyawan baru di perusahaan tuan Vero. Dia bekerja di bagian kru mulai besuk. Apa ada masalah dengan nya tuan? " ucap pak Zang memastikan.
" tidak ada. Siapa namanya? " tanya Vero fokus pada gadis itu.
" hmm, nama nya nona Zihan, tuan Vero.. Apa anda mengenalnya tuan? " tanya pak Zang lagi yang masih penasaran.
" tidak kenal. Kalau begitu. Terimakasih. Itu saja yang ingin ku tanyakan pada anda. Selamat malam. " ucap Vero sebelum mengakhiri panggilan nya tanpa menunggu jawaban dari pak Zang.
setelah panggilan berakhir, pak zang yang sudah mengincar gadis itu, merasa tak terima.
" sialan, ada urusan apa sebenarnya tuan Vero bertanya tentang gadis itu. Aku tidak akan membiarkannya bertemu dengan tuan Vero. gadis itu milik ku.. " gumam nya, seraya menggenggam erat ponsel di tangannya.
Hari pun telah berganti. Matahari pagi bersinar hangat dan menyapa wajah cantik Zihan dengan hembusan angin lembut membelai rambutnya.
" semangat Zihan, jangan sampai ada kesalahan untuk hari ini. Cayoooo!! " gumam nya pada dirinya sendiri. Tepat setelah keluar dari gerbang rumahnya. Ia pun bergegas berangkat ke tempat kerja dengan taksi.
Sedangkan di mansion Vero,
" selamat pagi tuan muda. Apa anda tidak sarapan terlebih dulu? " ujar pak Ben saat melihat Vero turun dari tangga.
" tidak perlu pak Ben. Aku akan sarapan di luar nanti. Aku buru buru. " jawab Vero singkat.
" baiklah tuan muda, akan saya sampaikan pada nyonya nanti. anda berhati hati lah dijalan. " balas pak Ben.
" Hmm.. Terimakasih pak Ben.. " jawab Vero sebelum akhirnya ia masuk kedalam mobil yang sudah menunggu didepan.
" ayo jalan" ucap Vero pada supir pribadi nya.
" baik tuan muda. " jawab nya.
Tak lama sejak mobil Vero meninggalkan halaman mansion, nyonya Yu keluar dari sarangnya.
" apa dia sudah pergi? " tanya nyonya Yu pada pak Ben.
" Selamat pagi Nyonya Yu.. Ya, tuan Muda sudah berangkat, baru saja... ada yang bisa saya bantu nyonya? " tanya pak Beni.
" siapkan mobil untuk ku, aku ingin mempercantik tubuh ku, karena suami ku akan datang. " ucap nyonya Yu.
Mendengar perkataan nyonya Yu, pak Beni terkejut. Karena ia sama sekali tidak mendapat info tentang kedatangan tuan tua nya itu. Namun ia segera melakukan apa yang diminta.
" baik nyonya. segera saya siapkan. " jawab nya.
pak Beni segera mengambil HT dari saku belakang celananya. Dan memanggil supir lain untuk nyonya Yu.
" ingat, jangan sampai ada kekacauan di mansion hari ini. Urus semua maid dan yang lainnya untuk bekerja dengan baik. Aku tidak ingin ada kesalahan. " ucap nyonya Yu sebelum masuk ke dalam mobil.
" baik Nyonya Yu, dimengerti. " balas pak Beni segera. ia pun memandangi mobil yang dinaiki oleh nyonya nya berjalan menjauh.
di perusahaan Wang Entertainment..
" permisi, saya mau bertemu dengan pak Zang. " ucap Zihan sesaat setelah sampai.
" maaf, apa anda nona Zihan? " tanya resepsionis.
" benar, itu saya. " jawab Zihan segera.
" baik nona Zihan, langsung saja naik ke lantai 7. Masuk ke ruang kru. " jelas resepsionis.
" baik, terimakasih " jawab Zihan
ia pun segera berjalan menuju lift dan masuk kedalam. Namun tiba tiba Zihan mendengar triakan seorang pria dari luar lift. Dan ia berlari secepat mungkin karena pintu lift akan segera tertutup.
" tunggu!!!! Tolong tahan pintu nyaaaaa " teriak pria itu.
Zihan pun segera menahan pintu lift agar tidak tertutup.
" terimakasih nona cantik. " ucap Renal pada Zihan.
" iya sama sama.. " jawab zihan singkat.
lift pun akhirnya berjalan ke lantai 7.
" ternyata tujuan kita sama ya. Aku juga mau ke lantai 7. oiya, kenalin.. Nama ku Renal.. Kalo kamu siapa? " ucap Renal memulai pembicaraan.
" hallo, salam kenal.. nama ku Zihan. " jawab nya dengan tertunduk.
"Kenapa terus melihat kebawah? Apa kau merasa pusing? " pertanyaan Renal seketika membuat Zihan langsung menegakkan kepalanya.
" Hmmm, tidak.. Aku baik baik saja. " jawab nya dengan menatap lekat kedua pasang mata coklat milik Renal.
Mereka pun bertatap muka sesaat. Namun Zihan lebih dulu mengalihkan pandangannya.
Tiba tiba, lift pun berbunyi.. " ting!" yang artinya lift itu sudah sampai di lantai 7.
Dengan segera Zihan berlari keluar dari lift setelah pintu terbuka. Meninggalkan Renal yang masih berdiam diri didalam lift seraya bergumam..
" menarik! " ucapnya, ia pun keluar dari lift.
Sedangkan Zihan, ia masih bingung harus kemana. Karena dilantai 7 itu, banyak sekali ruangan.
" oh ya ampuuun, kenapa bisa jadi gugup gini sih. Malah belum nemuin ruangan nya lagi. semua gara gara pria di lift itu. Huft. " gerutu Zihan sambil terus mencari ruangan yang di maksud.
Tidak lama, ia berpapasan dengan seorang wanita dengan rambut pirang dan sepatu hak tinggi.
" maaf, permisi nona.. Saya mau tanya, ruangan kru sebelah mana ya? " tanya Zihan pada wanita itu.
namun wanita itu tidak langsung menjawab, ia memperhatikan Zihan dari ujung rambut sampai ujung kaki bergantian. Tiba tiba iya tertawa sinis.
" hah!! Siapa kamu berani berbicara dengan ku. Tidak tau diri! " ucap nya dan langsung pergi begitu saja.
" tapi.... ya Tuhan, gimana ini.. Aku gai bisa nemuin ruangannya. Udah mau telat lagi. " gerutu nya seraya berlari kecil dengan terus mencari ruangan kru.
Akhirnya, setelah ia berlarian kesana kemari, ia pun menemukan nya. Dan segera masuk kedalam.
Cekleeekk!!!!
" maafkan saya terlambat. Saya janji tidak akan mengulangi nya. " pekik Zihan dan menundukkan kepalanya, segera setelah membuka pintu.
Namun, suasana didalam ruangan itu begitu hening.. Merasa ada yang tidak beres, Zihan pun menegakkan kepalanya.
tak disangka, setelah ia mengangkat kepalanya, ia di sapa oleh hiruk pikuk tawa dari setiap orang yang ada di dalam ruangan itu.
Hahahaha..
Wkwkwk.. Kocak deh..
Hahaha hahaha, bodoh
Hahaha, liat wajah nya.. Pasti dia malu banget. Hahaha
Begitulah kira kira sebagian kata yang didengar oleh Zihan. Zihan hanya menggaruk kepala belakang nya dengan mulai berjalan masuk kedalam. Setelah pintu ditutup, ada seorang yang berteriak padanya..
" heeii, anak baru ya? Magang apa kontrak? " tanya dia.
" saya pegawai kontrak kak, tapi sebelum nya harus mengikuti masa training 3 bulan. " jawab Zihan santun
" oohh, terus siapa yang masukin kamu ke bagian kru? " tanya yang lain.
" itu.. Pak Zang. " jawab Zihan singkat.
" apaaaa!!!!! Pak Zang? kenapa dia yang masukin kamu kesini.. Apa tujuannya.. " gumam salah satu dari mereka.
" waaah, ada yang gak beres nih kayaknya.. " timpal yang lainnya.
Mendengar ucapan mereka, Zihan hanya bisa diam dan menggelengkan kepala. ia tidak mengerti apa maksud perkataan mereka. Bukannya pak Zang bagian HRD... Itu yang ada dipikiran Zihan saat ini.
Namun, saat Zihan ingin memulai untuk bicara.. Pak Zang pun masuk keruangan.
" panjang umur nih si hidung belang." gumam beberapa dari mereka.
" selamat pagi semua.. Apa nona Zihan sudah datang? " sapa pak Zang yang langsung mencari Zihan.
Semua mata yang ada diruangan itu pun langsung mengalihkan pandangan mereka pada Zihan.
" Selamat pagi pak. Saya disini.." ucap Zihan segera.
" bagus bagus... seperti yang saya harapkan. Kalo begitu, mari ikuti saya ke ruangan saya. " ajak pak Zang.
lagi lagi, semua mata diruangan itu pun kembali menatap Zihan. Namun kali ini, tatapan yang diberikan, seolah olah memberi peringatan untuk tidak mengikuti pak Zang. Hal itupun semakin membuat Zihan merasa bingung juga merasa aneh.
Pasalnya, pak Zang mengatakan dia adalah HRD. Sedangkan beberapa orang diruangan itu merasa heran ketika tau bahwa pak Zang yang menempatkan nya bekerja di bagian kru.
Karena yang mereka tau, hanya orang HRD saja yang bisa menempatkan posisi seorang pegawai. Sedangkan pak Zang, dia bukanlah HRD..
Akhirnya Zihan pun berkata
" maaf pak Zang.. Bukan nya anda menempatkan saya di ruang kru. Dan sekarang saya sudah disini.... jadi ada perlu apa, bapak meminta saya untuk ikut ke ruangan anda? "
" ahaha, itu... Hem ya sebenarnya ada beberapa hal yang belum saya sampaikan, jadi kita bisa bicara di ruangan saya. " jawab pak Zang lagi.
Zihan pun akhirnya memilih untuk mendengarkan. Dan dia pun mulai berjalan mendekat menuju dimana pak Zang berada. Melihat itu, pak Zang tersenyum dengan manis, meski ada maksud didalamnya.
dan semua orang didalam ruangan itu hanya bisa diam menyaksikan ketika akhirnya Zihan memilih untuk mengikuti pak Zang keruangannya.
Setelah Zihan keluar dari ruang kru, barulah semua didalam ruangan itu pun mulai berbisik bisik.
" eh eh, kira kira apa yang bakal terjadi nih nanti? " tanya seseorang.
" iya, aku juga penasaran.. Tau sendiri kan pak Zang itu, pria hidung belang yang mulutnya manis banget. Aku tebak pasti cewe itu kena goda kata kata manisnya." ujar yang lain.
" hhm, dan akhirnya.. Boomm!!!!! Meledak deh. " tambah yang lain.
Tiba tiba, ada suara pria muda yang menanggapi pembicaraan mereka.
" apa yang meledak??? " tanya pria itu.
Semua orang diruangan itu pun menoleh kearah suara itu berasal. Mereka pun menelan ludah dengan kasar.
" kenapa malah diam? Aku tanya apa yang meledak? " tanya Vero pada orang orang di ruangan itu.
Yaaa, itu adalah Vero Wang. Artis muda papan atas yang sangat berpengaruh di dunia hiburan. Dan keluarganya pun termasuk salah satu keluarga terhormat dan terkaya di negara itu.
" hmmm.. Itu.. Tadi ada anak baru bagian kru. diminta sama pak Zang buat ikut keruangannya. Hmm, kami cuma.. Cuma.. " jelas orang itu dengan terbata bata karena takut salah bicara.
" apa?! Siapa nama gadis itu?! " tanya Vero segera.
" namanya.. Nona Zihan, tuan Vero. " jawab yang lain.
Tanpa sepatah katapun, Vero langsung bergegas meninggalkan ruang kru dan menuju ke ruangan pak Zang.
Renal yang juga baru keluar dari toilet lantai 7 pun melihat Vero yang berlari dengan gelisah, mencoba mengikuti.
" brengsek!!! Jika sampai pak tua itu macam macam, ku buat hidupnya hancur berantakan!! " gumam Vero dalam hati.
Renal pun terus mengikuti nya, sampai diujung lorong, melihat Vero berhenti berlari dan mulai berjalan menuju sebuah ruangan di depan nya. Ia pun menunggu dibalik tembok sembari bergelut dengan segala yang ada dipikirannya.
" ngapain tuh anak lari sampai kesini? pakek buru buru dan panik banget lagi muka nya. Lagian ngapain juga ngikutin dia sampek sini. Aah sial..." gumam nya dalam hati.
" Tadi kalo gak salah, dia dari ruang kru kan.. Coba aku tanya asisten ku dulu. " gumam Renal, seraya mengambil ponsel di saku celananya.
Sedangkan Vero masih berdiri didepan pintu ruangan. ia masih menunggu, dan berjaga jika terdengar sesuatu yang tidak wajar.
" iya tuan muda Renal sayang.. Ada apa telpon eike? Kangen yaaa.." ucap asisten Renal yang seorang pria cantik dan bertulang lunak.
" berisik.. Cepet cari tau, ada gosip apa pagi ini di ruang kru.. 5 menit!!! " ujar Renal malas meladeni asisten nya itu. ia pun langsung memutus panggilan.
" iiihhh.. Sebel sebel!! Eike kan belum kasih jawaban. Kok maen putus aja sih ayang Renal.. ah sebel.. " gerutu asisten Renal yang bernama Soli alias Sila..
Ia pun segera mencari tau apa yang menjadi permintaan tuan muda nya itu. Karena meskipun ia seorang pria bertulang lunak, tapi untuk urusan pekerjaan, dia tetap berjiwa pria.
Dan tidak sampai 5 menit, Sila sudah mendapatkan apa yang diminta. Ia pun segera menghubungi tuan kesayangan nya itu.
Tuuutt tuuut...
" jadi? Ada gosip apa? " ucap Renal setelah menerima panggilan dari asistennya itu.
" ayang ih, kenapa tadi maen matiin aja telponnya. Kan eike belum sempet kasi cium buat ayang bebz.. " jawab Sila tak peduli dengan pertanyaan Renal pada nya.
" Silaaa!!! Aku lagi males bercanda. Cepet ada gosip apa sebenernya di ruang kru?! " balas Renal tidak ingin bertele tele. Dan sesekali mengintip Vero yang masih berdiri di depan pintu dari balik tembok.
" iyaaa deh iya.. eike kasih tau sama ayang Renal. Jadi, kata anak anak kru.. Baru ada anak magang baru di bagian kru. Tapi diurus sama pak Zang. Dan sekarang dia lagi ikut pak Zang ke ruangannya. Dan anak anak kru nebak, kalo gadis magang itu bakal diobrak abrik sama tuh tua keladi. ih serem kan bebz.. " jelas Sila pada Renal.
" tunggu! Apa gadis yang dimaksud mereka itu pakai dress biru muda selutut?? " tanya Renal memastikan ingatannya.
" hmmm, iyaa bener bebz.. Tadi eike sempet ditunjukin fotonya sama anak anak.. Lumayan cantik, mulus.. Ih si tua keladi itu tau aja sih yang bening bening.. Eh, tapi kok ayang bebz bisa tau warna baju gadis itu.. Hmmm jangan jangan ayang bebz...... " tebak Sila asal.
" bukan!!!! " jawab Renal cepat. dan lagi lagi ia langsung memutus panggilan itu.
" iiihh, di putus lagi.. Sebel ah sama ayang bebz.. Ayang Renal juhaaatt. Huhuhu, eike ternyata diduain sama ayang Renal.. Huaaaaa" gumam Sila seraya menangis ala pria bertulang lunak.
Sedangkan Renal, ia sekarang tau. apa penyebab Vero tiba tiba berlari ke arah ruangan Pak Zang. Ternyata juga karena gadis yang memakai dress biru muda.
" sebenarnya ada hubungan apa si anak manja ini sama gadis itu.. Kenapa dia keliatan panik banget tadi.. jangan jangan mereka... Waaaahh, gila kalo ini.. "
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!