NovelToon NovelToon

Istri Kecil Om Duda

Awal mula petaka

"Apa Dok, dua ratus juta? Darimana saya harus mendapatkan uang sebanyak itu dalam kurun waktu tiga hari?" Ayu menatap tidak percaya atas perkataan dari Dokter Johan, yakni Dokter spesialis jantung yang selama ini telah menangani Ayahnya.

"Secepatnya Ayahmu harus segera di operasi, jika sampai terlambat, saya tidak akan menjamin nyawanya bisa terselamatkan!"

Deg!

Tubuh Ayunda mendadak lemas tak bertenaga, ia jatuh terhuyung di atas lantai rumah sakit sambil mencengkram kuat secarik kertas di tangannya.

"Kemana aku harus mencari uang sebanyak itu, Ayah...aku benar-benar sudah bingung, tolong maafkan aku!" ucapnya lirih.

Tanpa terasa bulir bening keluar dari sudut matanya.

Tiba-tiba seorang pria mengenakan stelan jas rapih datang menghampiri.

"Nona, sepertinya anda sedang mengalami kesulitan, apakah saya bisa membantu anda?" Pria tersebut berkilat tajam ke arahnya dan tersenyum licik

Kemudian Ayunda mendongak lalu menatap sekilas pria dihadapannya.

Tak lama Riska muncul bersama dengan ibunya.

Lalu mereka menatap tidak percaya dengan pria yang saat ini tepat berada di hadapannya.

"T Tuan Anggoro!" Kata Riska sampai melotot

Kemudian Ibunya, yakni Ibu sambungnya Ayunda ikut menyapa pria tersebut.

"Jadi kalian mengenal wanita ini?" tanya pria yang memiliki nama Anggoro.

Riska dan ibunya langsung mengangguk cepat."kami mengenalnya Tuan, Ayunda adalah adikku!" jawab Riska.

Sedangkan ibunya yakni Bu Ririn tersenyum senang karena pada akhirnya rencananya telah berjalan dengan lancar.

Lalu Bu Ririn segera membantu Ayunda untuk segera bangkit.

"Ayunda, kamu dengarkan semua perkataan ibumu ini, kau sedang membutuhkan uang untuk pengobatan ayahmu itu kan?"

Ayunda langsung mengangguk cepat." iya Bu, Ayu butuh uang dua ratus juta untuk biaya operasinya Ayah, apakah ibu sudah mendapatkan pinjaman juga untuk biaya operasinya Ayah?" seketika kedua bola matanya berbinar.

"Dih, mana mungkin aku mengusahakan uang untuk mengobati Ayahmu yang sudah tidak berguna itu, tak sudi aku!" jawab Bu Ririn tanpa memperdulikan perasaan Ayunda.

Lalu Riska mencoba membujuk adiknya tersebut."Hey, Ayu...kau bisa mendapatkan uang dalam semalam jika kau mau bekerja sama dengan Tuan Anggoro, dia akan membantu mu, percayalah!" cakapnya sengaja berkata manis.

Ayunda yang masih polos dan mudah sekali di bodohi, ia percaya begitu saja tanpa menaruh rasa curiga, kemudian ia menatap dalam Tuan Anggoro.

"Tuan, apakah betul anda bisa membantuku?" tanyanya masih tak percaya.

"Betul sekali, ikutlah denganku! Aku bisa memberikan mu sejumlah uang lebih dari dua ratus juta hanya dalam semalam!" ajaknya dengan sengaja mengiming-imingi uang yang akan ia berikan untuk Ayunda.

Ayunda yang baru saja datang dari sekolah nya setelah mendapatkan pengumuman kelulusannya, ia tampak syok saat mendapati kabar tentang Ayahnya yang kondisinya semakin memburuk setelah empat hari yang lalu mengalami serangan jantung.

Akhirnya Ayunda ikut pergi bersama dengan Tuan Anggoro.

Sedangkan Riska dan juga ibunya, keduanya tersenyum puas.

"Akhirnya kita akan berpesta ria malam ini, Tuan Anggoro sudah menjanjikan uang sebanyak tiga ratus juta untuk kita, jika kita berhasil membuat si Ayu yang bodoh itu mau ikut bersamanya!"ucapnya sampai tersenyum puas.

"Bu, memangnya apa yang akan dilakukan oleh Tuan Anggoro terhadap Ayu?" Riska menatap bingung kepada ibunya.

Kemudian Sang ibu membisikkan sesuatu padanya.

Seketika Riska tertawa puas atas penjelasan dari ibunya.

"Wah, ibuku memang sangat pintar sekali!" Riska bahagia saat tahu apa yang akan terjadi dengan Ayunda, adik tirinya yang selalu ia anggap sebagai saingannya.

Kediaman Argantara

"Jey, apakah kau sudah mendapatkan wanita yang aku cari untuk cucuku?" tanya Oma Sandra menatap serius Jey, orang kepercayaannya.

"Sudah Nyonya, wanita tersebut adalah seorang mahasiswi cantik dan berprestasi, masalah bibit, bebet dan bobot, tidak perlu diragukan lagi!" jawabnya sambil menundukkan kepalanya.

"Bagus, aku suka cara kerjamu yang cekatan, aku harus buru-buru melakukan eksperimen ini mumpung Leon menyetujuinya, kau kan tahu kalau dia begitu sulit untuk dibujuk!" keluh sang Nenek sampai menghela napas.

"Betul sekali Nyonya, Semenjak Tuan Leon bercerai tiga tahun yang lalu dengan istrinya, Tuan serasa tak memiliki gairah hidup, apalagi setelah Dokter memvonis nya mandul, semakin frustasi saja Tuan Leon jadinya!" perkataan dari Jerry atau biasa dipanggil Jey telah membuat Oma Sandra diam terpaku, wajahnya yang semula ceria telah berubah menjadi sedih.

"Semoga saja rencanaku bisa berhasil, jika wanita itu benar-benar bisa mengandung benih dari cucuku, maka wanita itu akan aku nikahkan dengan Leon!" jawabnya bersungguh-sungguh.

Malam pun akhirnya tiba.

Di dalam ruangan kerjanya, tampak seorang pria yang memiliki tubuh atletis berdiri tegap di depan jendela yang menjulang tinggi di hadapannya, ia menatap pemandangan lampu dari gedung pencakar langit, serta cahaya bulan yang terpancar dengan indahnya, sehingga menghiasi langit yang di penuhi oleh taburan bintang.

"Apakah aku bisa melakukan hal itu dengan wanita lain? seorang wanita yang samasekali tidak aku kenal? padahal sampai saat ini aku masih sangat mencintaimu Flo, mengapa kau tega mengkhianati aku? Apakah karena aku tidak bisa memberikan kamu keturunan? Atau apa? Padahal aku selalu berusaha membahagiakan kamu, tapi kau malah tega berselingkuh dengan sahabatku sendiri, Hari Sanjaya! sampai kapanpun aku tidak akan pernah memaafkan semua perbuatanmu, kau harus membayar mahal, aka aku hancurkan dirimu sampai berkeping-keping!" monolognya sampai mengepalkan tangan, rahangnya tiba-tiba saja mengeras dan sorot matanya berubah menjadi bengis

Kemudian Roy sang Assisten datang menghampiri.

"Permisi Tuan Leon, anda sudah di jemput di area Lobby oleh Pak Jerry!"

"Bilang tunggu sebentar, aku pasti akan segera turun!" jawabnya tanpa menoleh.

Kemudian Roy bergegas keluar dari dalam ruangan Bosnya.

Sambil menghela napas panjangnya, akhirnya Leon merapihkan pakaiannya dan memakai jas yang sempat ia lepas

"baiklah Oma Sandra,kali ini kau menang! Aku akan mengikuti kemauan mu, setelah ancamanmu yang begitu menakutkan, tak kusangka kau akan mencoret ku dari ahli waris keluarga Argantara jika aku tak menuruti keinginanmu, Aarrkkhhhh...dasar sial!"Leon sampai menggebrak meja di hadapannya karena kesal, tapi apa mau dikata, semua ini sudah terlanjur, ia tidak bisa mundur dari rencana sang Nenek.

Hotel Paradise

Ayunda telah di dandani layaknya wanita malam pada umumnya, rok mini pendek di atas lutut serta pakaian ketat tanpa lengan, telah membuat Ayunda merasa malu dengan dirinya sendiri, saat melihat dirinya di depan pantulan cermin, ia merasa aneh dengan penampilannya saat ini.

Ayunda si gadis polos yang tidak begitu paham dunia seperti ini, ia tidak mengerti mengapa dirinya harus berdandan seperti ini? Namun demi mendapatkan uang untuk kesembuhan Ayahnya, apapun akan ia lakukan, karena hanya Ayahnya lah yang ia miliki di dunia ini.

Bersambung..

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Salah kamar

Setelah puas bercermin didepan pantulan cermin, akhirnya Ayunda dipanggil oleh seorang wanita yang mengenakan pakaian sama persis seperti dirinya.

Ayunda merasa tidak nyaman dengan riasan yang menurutnya terlalu menor, dimana bibirnya telah mengenakan gincu dengan warna merah menyala, benar-benar terlihat bukan seperti dirinya.

"Ayu, nanti kau akan pergi ke lantai enam, disana kau segera cari kamar 606 ya, kalau sudah ketemu kau langsung masuk saja, tidak usah mengetuk pintu!" ujar Belinda yang merupakan pegawai seniornya saat ini.

di area Lobby, seorang wanita yang memiliki tubuh proporsional datang bersama dengan seorang pria, dan pria tersebut adalah kekasihnya.

"Kau yakin jika pria yang sudah membooking aku itu adalah seorang pria yang kaya raya?"tanya Veronica untuk memastikan.

"Sangat yakin Vero, kau cukup mengandung benih dari pria kaya raya itu, dan kehidupanmu akan berubah 180°, ucapkan selamat tinggal dengan kehidupan kita yang penuh akan kemiskinan, nanti saat kau ditanya namamu oleh pria kaya itu, kau bilang saja kalau namamu adalah Martha, aku sengaja memalsukan identitas aslimu agar mereka percaya kalau kau adalah wanita baik-baik dan berpendidikan!"

Penjelasan dari Dito telah membuat seorang Veronica bangga padanya.

"Kau memang paling bisa aku andalkan, dan setelah ini kita akan menjadi orang kaya, betul begitu?" tanyanya sambil melempar senyum

"Off course sayang!"

'Dasar wanita bodoh, mau-maunya kau aku manfaatkan selama ini!' batinnya tersenyum licik.

Kini Leon sudah berada di dalam kamar hotel, dimana Jerry sudah menyiapkan minuman untuk Tuannya dari Nyonya Sandra.

"Apakah aku benar-benar harus meminum ramuan ini Jey? Kenapa baunya begitu menyengat dan membuat aku mual!" pekiknya sampai menutup hidungnya.

"Memang seperti ini baunya Tuan, tapi khasiatnya sudah banyak yang terbukti, sebaiknya anda segera meminumnya, sebelum wanita bayaran Nyonya Sandra datang!"

Mendengar hal itu, Leon sampai menghela napas. Semenjak dirinya diselingkuhi oleh wanita yang selama ini ia cintai, Leon seakan trauma dan tak mau kembali membina mahligai rumah tangga, itu sebabnya ia mau melakukan ide gila ini asalkan tidak adanya ikatan pernikahan.

Dengan terpaksa sambil menutup hidungnya, akhirnya Leon meneguk minuman tersebut, dan rasanya begitu pahit di tenggorokannya

Lalu Jey buru-buru memberikannya madu agar bisa menghilangkan rasa pahit di lidah dan tenggorokannya.

"Baiklah Tuan, kalau begitu saya permisi! Semoga malam ini menyenangkan untuk Tuan!" kemudian Jey tersenyum puas dan langsung menutup rapat pintu kamar.

Setelah meneguk ramuan minuman tersebut, Leon merebahkan tubuhnya di atas ranjang tempat tidur, dan ia menatap langit-langit kamar, tak lama Kedua matanya mulai terpejam.

Sedangkan Ayunda, kini ia sudah berada di lantai enam, ia mencari kamar dengan nomor 606 sesuai yang telah di instruksikan oleh Belinda.

Akhirnya Ia tiba di depan kamar dengan nomor 606. Kemudian untuk memastikan, ia mencoba mengecek nomer pintu kamar yang ada di sekitarnya, kedua matanya sampai dibuat tercengang ketika ia mendapati nomer yang sama di pintu seberang, akhirnya Ayunda melangkah menuju kamar yang memiliki nomer yang sama yakni 606.

Kemudian Ayunda lebih memilih masuk ke dalam kamar yang ada di hadapannya.

Sedangkan wanita yang memiliki nama Veronica, ia masuk ke kamar yang ada di seberang, ia sempat lupa dan keliru nomer kamar pria yang telah membooking nya, akhirnya ia yakin jika kamar yang ia tuju adalah kamar 606.

Perlahan Ayunda mulai menelusuri lantai yang beralaskan karpet cukup tebal, sehingga langkahnya tidak begitu terdengar.

Ia mulai menelusuri ruangan yang cukup luas, Ayunda sempat kebingungan, sampai akhirnya ia tiba di ranjang tempat tidur dimana sosok seorang pria mengenakan pakaian jas lengkap tepat berada di hadapannya.

Menyadari ada seseorang yang datang, Leon buru-buru bangkit dari atas tempat tidurnya.

Seketika ia menatap wanita berpakaian seksi dan bermake-up tebal di hadapannya.

'Cih, kenapa juga Nenek mengirimkan wanita modelan begini? Sangat murahan.' keluhnya dalam hati

kemudian Ayu terlihat malu ketika pria di hadapannya menatap dirinya cukup dalam.

"Kemari!" perintah Leon dengan nada membentak

Tiba-tiba Tubuhnya Ayu bergetar hebat, akhirnya ia baru tersadar jika ia di pekerjakan untuk melayani pria hidung belang yang saat ini berada tepat di hadapannya, ingin mundur tapi rasanya tidak mungkin, Ayunda merasa telah di jebak oleh Ibu dan juga kakak tirinya terutama Tuan Anggoro, pantas ia tidak mengatakan pekerjaan seperti apa yang akan ia lakukan demi mendapatkan uang sebesar dua ratus juta. ditambah ia sudah menerima sebagian uang dari Tuan Anggoro dan telah masuk kedalam rekeningnya, otomatis ia tidak bisa mundur.

Kemudian jarak antara Ayunda dan Leon menjadi sangat dekat.

Leon yang duduk di tepi atas ranjang tempat tidur, akhirnya meraih tangannya sehingga Ayunda terjatuh dan kini berada di atas pangkuannya.

Kini kedua pasang mata saling menatap dalam diam.

Sedangkan Leon, tiba-tiba saja ia merasakan desiran aneh di sekujur tubuhnya, hawa panas bercampur gai rah yang membara kini telah menguasai tubuhnya.

"Layani aku malam ini, jangan pernah mengecewakan aku, faham?" tatapan matanya yang menusuk telah membuat seorang Ayunda menjadi beringsut

Ayunda yang masih merasakan tubuhnya yang gemetar, ia menjawab permintaan dari Leon sampai terbata.

Dan Leon menyadari hal itu."Apakah kau sudah terbiasa melakukan hal ini dengan pria lain, hah?" tanyanya sambil menatap dalam Ayunda.

Ayunda langsung menggeleng cepat." b belum pernah Tuan, ini adalah yang pertama untukku!" jawabnya dengan kepala tertunduk dan terbata

"Pantas tubuhmu gemetar, enyahlah dari hadapanku, aku tidak suka wanita yang masih amatiran, kau tidak akan mungkin bisa memuaskan aku di atas ranjang tempat tidur!" bentaknya sampai mendengus kesal

Akhirnya Ayunda buru-buru beranjak dari atas pangkuan pria yang baru saja ia kenal dan berusaha membalikan tubuhnya, namun tiba-tiba saja ia kembali teringat akan kondisi Ayahnya.

'Kalau aku pergi, lantas bagaimana dengan nasib Ayahku? Aku sudah tidak punya banyak waktu lagi!' batinnya lirih

Pada akhirnya Ayunda mengurungkan niatnya untuk pergi dan memilih untuk melayani pria di hadapannya.

Dengan mengerahkan seluruh keberaniannya, Ayunda terpaksa menempatkan bokong nya diatas kedua paha pria yang baru saja dikenalnya, kemudian ia melingkarkan tangannya di leher pria tersebut.

"Tuan, apakah Tuan sudah siap untuk malam ini?" tanya Ayunda dengan mantap.

Tanpa ada aba-aba, Leon bangkit dari duduknya dan kini tubuh Ayunda sengaja ia gendong, dengan rakusnya Leon mulai mel umat habis bibir merekah Ayu yang masih polos dan belum terjamah, awalnya Ayunda belum bisa mengimbangi serangan brutal dari Leon, namun lambat laun ia bisa mengimbanginya, ia pun ikut terbawa api gai rah dari setiap sentuhan yang semula kasar, tiba-tiba berubah menjadi lembut, dan memang Leon sengaja memberikan hal itu terhadap wanita yang sebentar lagi akan melayani kebutuhan biologisnya.

Puas bermain-main di bagian bibir, kini leon menempatkan tubuh Ayunda di atas tempat tidur, perlahan ia mulai melepaskan satu persatu pakaiannya.

Kali ini Ayunda pasrah saat pria yang ia anggap hidung belang itu bebas menggerayangi tubuhnya, dan ia pun berusaha menikmati permainan yang diberikan oleh Leon, sudah tiga tahun lamanya Leon tidak pernah menjamah wanita lain selain mantan istrinya dulu, kini gai rah yang sudah tertanam selama tiga tahun lamanya akhirnya bisa tersalurkan malam ini.

Bersambung..

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Malam yang memabukkan

Suara gemericik air yang menari di atap, rintik hujan yang lembut mengiringi kesunyian malam, dan aroma bumi yang basah menghadirkan sebuah panggung rasa yang begitu khas.

Malam semakin hening, kabut tipis mulai menyelimuti kota dan gedung pencakar langit, menjadikan udara malam itu dingin sampai menusuk kedalam pori-pori kulit.

Didalam kamar 606, kini dua insan sedang akan memulai mengukir sejarah yang tentunya akan merubah nasib keduanya.

Ayunda kini sudah tak mengenakan satu helai benang apapun pada tubuhnya, saat ini tubuhnya benar-benar polos.

Leon yang terus menatapnya, ia tak kuasa untuk menahan hasratnya yang sudah berada dibatas ubun-ubun.

Ia pun sudah tak sabar untuk menjelajahinya ditambah benda pusakanya yang sudah lama tertidur di balik celananya telah menegang sedari tadi.

Leon mulai mencondongkan tubuhnya, menyelimuti Ayunda dengan kehadirannya.

perlahan Leon membungkam bibir Ayunda dengan ciuman yang dalam dan juga memabukkan, lidahnya mulai menari, membuai dan membuat Ayunda terlena dalam pusaran gai rah.

Sementara bibirnya mulai bekerja, tangan Leon tak bisa tinggal diam, jemarinya yang kekar dan kuat, mulai menjelajahi setiap lekuk tubuh Ayunda, mulai dari pinggangnya yang ramping, kini mulai naik ke atas punggung, lalu melingkari sekitar bahu dan menariknya agar lebih dekat.

Leon mulai membelai punggung Ayunda, dan sesekali meremas lembut.

Leon memastikan setiap sentuhannya itu mampu membuat wanita yang di bawah kungkungannya ini menikmati permainannya.

Ayunda akhirnya membalas ciuman dengan tak kala intens, tubuhnya yang semula tegang kini mulai bisa lebih relaks dalam dekapan seorang Leonel Argantara, desa han kecil mulai lolos di bibirnya.

Ayunda mulai terlena dan terbawa suasana, baru kali ini ia merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan.

Tubuh Leon yang sudah polos dan sesuatu di bawah sana yang sudah sangat menegang sedari tadi, berusaha masuk kedalam bagian area sensitif Ayunda yang masih rapat, namun dengan satu hentakan dan dorongan yang kuat, akhirnya.

Jleb!

"Aaaaarrrrkkkhhhh...."

Ayunda sampai menjerit sebentar karena kesakitan, ia sampai memekik kecil, namun pekikannya berupa kejutan dan des ahan.

Kedua mata Ayunda mulai terpejam dengan rapat, tubuhnya yang semula menegang kini lambat laun mulai mengendur.

perlahan Leon mulai melambat kan tempo permainannya mengingat wanita yang berada di bawah kungkungannya sepertinya benar-benar belum pernah melakukan hal seperti ini, namun Leon benar-benar sangat menikmatinya.

Pada akhirnya keduanya mulai bisa mengimbangi permainan mereka yang semula melambat kini mulai di percepat.

Tak lama akhirnya Ayunda meng erang hebat, ia sampai mengigit bibir bawahnya, begitu pun dengan Leon, ia seolah ingin memuntahkan pel uh yang sudah berada di ujung miliknya, yang tiga tahun lamanya telah mendekam di dalamnya.

Keesokan harinya

Ayunda terbangun dari tidurnya, kemudian ia cukup terkejut ketika melihat pria asing di sampingnya masih tertidur dengan pulas bahkan sampai mendengkur.

"Aku harus segera cepat pergi dari sini, Ayahku harus segera dioperasi!" kemudian Ayu mencoba beranjak dari atas tempat tidur secara perlahan, ia tidak mau sampai membangunkan pria di sampingnya.

Saat kedua kakinya menginjak lantai, ia merasakan perih di area inti dan juga bawah perutnya, Ayunda sempat meringis kesakitan, namun ia coba untuk tahan, demi bisa mengobati sang Ayah. Pada akhirnya dengan sekuat tenaga, Ayunda memunguti pakaiannya yang masih berserakan di lantai dan ia buru-buru memakainya.

Setelah ia berpakaian rapih, perlahan ia mulai membuka pintu kamar, setelahnya pintu kamar ia tutup dengan rapat, namun ada satu pemandangan yang membuatnya cukup terkejut, saat menoleh sejenak ke arah pintu, Ayunda melihat nomor kamar yang telah berubah menjadi 609, bukankah semalam yang ia lihat nomor kamar tersebut 606? Akhirnya Ayu tidak memperdulikan hal itu, pikirnya pekerjaannya sudah selesai dan ia ingin meminta sisa bayarnya yang di janjikan semula oleh Tuan Anggoro, yakni seratus juta lagi.

Sedangkan Leon, akhirnya ia mulai terbangun tadi tidurnya yang sangat lelap.

Perlahan ia mulai membuka kedua bola matanya, kemudian pandangannya beralih ke arah samping tempat tidur, dimana semalam Ayunda tidur di sebelahnya.

Namun sayangnya ia tidak menemukan wanita tersebut, Leon berusaha bangkit dari atas tempat tidur, ia menyibakkan selimut tebal yang telah menutupi tubuh polosnya, dan pada akhirnya ia menemukan noda darah di atas seprei berwarna putih.

"Pantas semalam aku begitu kesulitan untuk menembusnya, ternyata ini adalah yang pertama untuknya, aku pikir dia adalah wanita yang sok polos tapi pada kenyataannya adalah seorang wanita j*lang, ternyata aku telah salah menilainya...aku harus segera bertemu dengannya!" monolognya yang diselimuti penuh rasa sesal.

Tak lama Jerry datang untuk memastikan kondisi Tuannya setelah pertempuran semalam dengan seorang gadis bayaran Neneknya.

Jerry menatap sejenak Tuannya yang terlihat lebih segar, tidak seperti kemarin-kemarin yang selalu memasang wajahnya yang kusut.

"Wah, sepertinya semalaman anda sangat menikmati malam panjang nan indah ya Tuan!" sindir Jerry sampai melempar senyum ke arahnya

Leon malah tertawa kecil di depan Jerry."Ternyata boleh juga wanita pilihan Nenek, rupanya Nenek memilih wanita yang masih tersegel untuk di jadikan bahan percobaannya!" jawabnya sampai tersenyum senang.

Jerry sempat tercengang saat Tuannya berkata seperti itu.

"Apa Tuan? Jadi wanita yang memiliki nama Martha itu masih perawan? Aih... beruntungnya Tuan!" Jerry terlihat iri dengan perkataan dari Tuannya.

'Ck, tak kusangka wanita itu masih tersegel, padahal aku pikir wanita itu sudah tak... aaarrrrkkhhh, ya sudahlah kali ini Tuan Leon memang sangat beruntung sekali!' batinnya sedikit jengkel.

Rumah Sakit

Setelah sisa bayaran seratus juta yang Ayunda dapatkan dari Tuan Anggoro, ia segera pergi menuju ruang administrasi Rumah Sakit agar Ayahnya bisa segera mendapatkan tindakan operasi.

Sambil jalan tertatih, karena masih merasakan rasa sakit di area inti akibat kejadian semalam, namun kali ini telah Ayunda hiraukan, pikirnya yang terpenting adalah kesembuhan Ayahnya, satu-satunya keluarga yang ia miliki di dunia ini setelah kepergian ibunya lima tahun yang lalu.

Sambil menatap Ayahnya yang terbaring lemah di atas tempat tidur Ruangan ICU, Ayunda belum di perbolehkan untuk melihat langsung Ayahnya yang masih kritis, dirinya hanya di perbolehkan melihat kondisi Ayahnya dari balik jendela kaca yang menjulang lebar dan juga tinggi.

Ayunda tiada hentinya menangis, meratapi nasibnya dan juga Ayahnya, ia pun berharap banyak agar kedepannya kehidupan dirinya bersama dengan sang Ayah bisa jauh lebih baik, dan Ayunda sudah memutuskan untuk tidak tinggal lagi bersama dengan Ibu dan juga kakak tirinya, Ayunda begitu sakit hati atas jebakan yang telah mereka lakukan padanya, dan ia bersumpah akan membalas semua perlakuan mereka suatu saat nanti.

'Aku tidak akan pernah melakukan hal seperti semalam, cukup itu yang pertama dan terakhir, aku begitu jijik dengan diriku sendiri! Tapi apa boleh buat, meskipun aku melakukan cara dengan jalan yang salah, setidaknya aku bisa menyelamatkan Ayah.' tangisnya dalam hati.

Bersambung...

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!