NovelToon NovelToon

The Gold Mountain Of Rae

Kerajaan Seraya

Di pegunungan subur dan indah, terdapat bangunan istana yang sangat megah. Istana ini dikelilingi pohon-pohon yang rindang, banyak taman-taman bunga  dan pepohonan buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Udara disini sangat sejuk. Disamping istana terdapat sungai yang jernih dengan bebatuan yang berjajar terhampar disetiap aliran airnya. Air mengalir dengan deras. Sungai ini pula yang menjadi sumber mata air untuk istana kerajaan dan juga penduduk di sekitar istana.

Istana ini milik seorang raja yang sudah sangat lama berkuasa, dan bergelar “Seraya”, yang artinya sungai. Penduduk  memahaminya sebagai sebuah istana kerajaan yang berada di tepi sungai.

Kerajaan Seraya adalah sebuah kerajaan sejahtera yang berada di sekitar aliran sungai yang tidak pernah berhenti mengalir airnya. Kerajaan ini memiliki sumber alam yang sangat luar biasa. Penduduk negeri di kerajaan ini sangat makmur dan memiliki kehidupan yang bahagia. Tanah mereka subur dan pertanian tumbuh dengan sangat baik. Hal ini menyebabkan bahan pangan untuk negeri itu sangat melimpah.

Setiap harinya, raja selalu bangun sebelum subuh. Menikmati udara pagi dan melihat terbitnya matahari adalah kegemarannya. Ada energi positif yang dirasakannya tatkala sinar biru pagi menerpa dirinya. Pagi ini begitu indah. Raja yang ditemani sang ratu berjalan di taman bagian depan halaman istana.

Ratu sering memandang wajah sang raja, hanya untuk melihat apa yang sedang dirasakan oleh suaminya. Ratu mengetahui isi hati raja melalui raut wajahnya. Mereka sepasang suami istri yang saling mencintai dengan cinta yang dalam. Pagi ini, ratu mendapati wajah suaminya yang muram, seolah menandakan bahwa suaminya dalam keadaan bersedih.

“Wahai rajaku, apa yang membuatmu tampak bersedih pagi ini ?”..

“istriku.. sungguh aku menginginkan seorang anak darimu..  sudah 12 tahun pernikahan kita, namun belum ada tanda jika engkau akan mengandung”.

Seketika wajah sang ratu berubah dan ia pun ikut bersedih dengan keadaan itu.

“suamiku, maafkan aku.. bersabarlah.. dan tetaplah memohon pada Tuhan yang maha kuasa agar kita diberi seorang anak” jawab ratu.

Raja hanya tersenyum. Sungguh ia adalah raja yang baik dan penyabar.

Kebahagiaan selalu meliputi raja dan seluruh penduduk di kerajaan ini. Hingga pada suatu masa, di negeri ini sudah beberapa bulan tidak turun hujan. Mereka dilanda musim kering dan udara yang panas meskipun mereka berada di pegunungan. Penduduk negeri ini mulai khawatir, mereka terus menunggu hujan, namun hujan tidak juga turun, sampai berbulan-bulan. Sungai yang biasa mengalirkan air dengan deras, kini perlahan semakin menyusut dan sampai akhirnya hampir mengering.

Raja sangat khawatir terhadap keadaan yang menimpa negerinya saat ini. Penduduk kini tidak bisa lagi bertani, lahan telah kering dan tanaman tidak dapat tumbuh. Raja memerintahkan para penduduknya untuk berhemat dalam menggunakan cadangan bahan makanan. Disaat yang genting seperti ini, raja mengeluarkan kebijakan jika cadangan bahan makanan yang ada di kerajaan akan dibagi dua. Sebagian untuk dibagikan kepada rakyat secara bertahap dan sebagian lagi untuk kebutuhan raja dan keluarga serta prajurit istana. Raja Seraya memang dikenal sebagai raja yang bijaksana dan sangat dermawan kepada keluarga, anggota istana, prajurit dan seluruh penduduknya.

Disaat negerinya mengalami kemakmuran, ia tidak pernah mengutip pajak dari rakyatnya. Raja mengandalkan hasil pertanian dan hasil alamnya saja untuk memenuhi kebutuhan kerajaannya. Namun banyak penduduk yang dengan sukarela memberikan sebagian hasil panennya untuk diberikan kepada raja dan keluarganya. Hal ini karena penduduk sangat mencintai rajanya yang baik dan bijaksana. Oleh karena itu, raja tak khawatir jika disaat paceklik saat ini ia harus membagi lagi cadangan bahan pangannya kepada penduduknya.

Pagi itu, Raja Seraya berdiri di depan jendela istana, menatap taman dan sekitar istana yang tampak mengering. Kemudian Ratu datang mendekati, dan memegang pundak kanan sang Raja.

“Hari ini kau tampak gelisah sayang”, ucap sang Ratu. “Ada apa?”..

“Sudah hampir satu tahun kemarau melanda rakyat di kerajaan ini. Rakyatku sedang dalam kesusahan. Cadangan makanan dan harta kerajaan berkurang setiap harinya, tanpa ada penambahan. Aku khawatir, sampai kapan hal ini akan berakhir.”

“Bersabarlah, jangan pernah berhenti meminta datangnya pertolongan pada Tuhan sang penguasa langit dan bumi. dan aku selalu memintakan kesejahteraan kerajaan ini dan rakyat kita padaNya, terutama untuk kebaikanmu dan kehadiran anak kita. Semoga ia segera hadir sekaligus membawa kebaikan untuk kerajaan ini “.

Raja menoleh ke arah sang ratu, menatap wajahnya dan memegang perut sang ratu berharap ia segera mengandung anak mereka. Rajapun tersenyum bahagia mendengar ucapan doa sang Ratu.

Ditengah bencana paceklik yang sedang menimpa Kerajaan Seraya, kesehatan sang ratu menurun. Hal ini membuat raja semakin cemas. Raja pun segera memanggil dokter istana untuk memeriksakan kesehatan sang ratu.

Raja menggenggam kuat tangan istrinya sambil berkata, “bersabarlah sayang, bertahanlah, aku mohon semoga engkau segera pulih. Aku masih ingin selalu bersamamu”. Mendengar ucapan raja, istrinya tersenyum dan berkata “rajaku, tenanglah.. jangan khawatir. aku akan kembali sehat seperti biasanya”. Tak lama, beberapa dokter istana datang dan memeriksa kondisi kesehatan sang ratu yang hanya bisa terbaring di tempat tidurnya. Ternyata, para dokter di istana memberikan kabar baik. Ratu sedang mengandung dan saat ini kandungannya telah berusia 1 (satu) bulan.

Sontak kabar ini menjadi kabar yang benar-benar membahagiakan raja dan seluruh penduduknya. Hal ini dikarenakan raja telah menanti seorang anak dari sang ratu selama bertahun-tahun. Raja sangat bersyukur dan bahagia.

“sungguh aku sangat bahagia mendengar kabar ini, aku selalu memohon kepada Tuhanku agar ia memberikanku seorang anak. Hari ini, Ia mengabulkan do’aku. Terima kasih yaa Tuhanku.” Ucap raja dengan nada yang kuat karena sangat bahagia.

 Raja Seraya terus mengingatkan kepada penduduknya untuk terus meminta turunnya hujan dan meminta kemakmuran kembali kepada sang Maha Kuasa. Raja yakin, Tuhan Yang Maha Kuasa akan mengabulkan doa mereka seperti do’anya meminta seorang anak yang baru saja di kabulkan.

Beberapa bulan kemudian..

Ratu melahirkan seorang bayi perempuan yang diberi nama Putri Khanina, hal ini membuat raja sedikit kecewa karena ia berharap yang lahir adalah seorang bayi laki-laki agar bisa menerima tahta dari kerjaan sebagai seorang raja yang menggantikannya.

Melihat Raja yang sedikit kecewa, sang Ratu kembali berdoa, “wahai Tuhan penguasa langit dan bumi, anugerahkanlah putriku dengan kebaikan yang banyak agar dia bermanfaat bagi kami dan rakyat kami.”

Kemudian ratu bertanya “wahai suamiku, apa engkau kecewa dengan kelahirannya karena seorang bayi perempuan?”

raja menghela napas dan segera mencoba menyembunyikan kekecewaannya.

“tidak sayang... Sungguh rasa syukur dan bahagiaku melebihi itu, meskipun sebenarnya aku berharap ia adalah laki-laki, tapi aku tau, ini adalah pemberian yang terbaik dari Tuhanku”. Mendengar perkataan suaminya, ratu tersenyum dan merasa lega. Raja kemudian menggendong erat Putri Khanina, bayi kecil yang dinantikannya selama bertahun-tahun.

Beberapa hari setelah kelahirannya, turun hujan deras, dan hujan turun dengan intensitas yang rutin. Hal ini menyebabkan tanaman kerajaan dan rakyatnya tumbuh subur. Hasil panen dan ternak melimpah dengan luar biasa. Kerajaan dan seluruh rakyat kembali sejahtera dan kaya raya. Kerajaan Seraya kembali makmur, banyak ditemukan tambang-tambang emas disekitar wilayah kerajaan. Kesejahteraan dan kemakmuran di Kerajaan Seraya melebihi sebelum terjadinya paceklik. Putri Khanina sangat dicintai ayah dan ibunya juga seluruh rakyatnya. Mereka menerima kehadiran Putri Khanina sebagai anugerah dari sang Maha Kuasa yang juga disertai dengan turunnya berkah berupa kebaikan alam dan rejeki yang berlimpah. Sehingga para penduduk menggelarnya dengan sebutan bayi yang diberkahi Tuhan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Putri Khanina dan Kekuatan yang dimilikinya

Putri Khanina tumbuh menjadi anak yang cantik dan ceria. Kini ia berusia 5 tahun. Suatu pagi, Putri Khanina dibawa oleh ayah dan ibunya bermain di halaman taman istana. Putri sangat ceria dan bahagia. Ia juga bermain bersama kelinci kecil berwarna putih kesayangannya. Ia berlari kesana dan kesini sambil tertawa. Lalu ia duduk di rerumputan bersama kelincinya, ia meletakkan telapak tangannya ke tanah yang menjadi tumpuan tubuhnya. Tanpa sadar, Putri Khanina menyentuh batu-batu kecil yang terletak di rerumputan itu sambil terus tertawa bahagia melihat kelincinya loncat kesana kemari. Dan seketika batu yang tersentuh tangan Putri Khanina berubah menjadi emas. Hal ini terlihat langsung oleh ayahnya (Raja Seraya). Sontak ayahnya terkejut dan terperanjat melihat kejadian itu. Ayahnya lalu berdiri dan mendekati Putri Khanina. Ia mengambil beberapa buah batu yang telah berubah menjadi emas tersebut. Melihat ayahnya yang seperti terkejut dan keheranan, ibunya (Ratu) mendatangi suaminya sedang menggenggam beberapa buah batu emas. Lalu bertanya,

“ada apa sayang ?, apa yang ada di tanganmu itu?”.

Raja lalu menatap Ratu, sambil menunjukkan batu-batu emas ditangannya. Lalu Ratu terkejut dan heran.

 “Kenapa bisa begitu wahai Rajaku?”. Raja menjawab : “aku melihat batu ini berubah menjadi emas seketika setelah tersentuh oleh tangan Putri kita.”

Ratu sangat terkejut, lalu menoleh ke arah Putri Khanina. Putri Khanina tidak sadar akan kejadian itu, ia terus berlari tertawa sambil mengejar kelinci putihnya.

Setelah kejadian itu, hari-hari yang dilalui Raja membuat ia tidak tenang. Ia lalu mengutus seorang pengawal kerajaan untuk membawa batu-batu kecil itu ke ruang penyimpanan harta kerajaan untuk di periksa keasliannya oleh pekerja istana yang menangani harta kerajaan. Hasilnya, batu itu merupakan batu emas murni.

Raja menceritakan hal ini kepada penasihat istana. Lalu penasihat kerajaan mencoba menguji kebenaran cerita sang Raja. Mereka lalu berkumpul di sebuah ruangan. Di ruangan itu hadir sang Ratu, beberapa orang penasihat kerajaan, dan pegawai harta kerajaan sebagai saksi dari apa yang akan terjadi. Mereka lalu membawa beberapa buah batu ke hadapan Raja dan memanggil putri mereka. Raja memerintahkan Putri Khanina untuk menyentuh batu itu. Putri Khanina merasa bingung ia gugup dan heran, untuk apa ia harus menyentuh batu itu. Raja kembali mengulang perintahnya kepada Putri Khanina.

“wahai anakku, sentuhlah bebatuan itu, kami akan melihat apa yang terjadi pada bebatuan itu setelah engkau menyentuhnya” ucap sang Raja.

Dengan rasa heran dan gugup, Putri Khanina menyentuh bebatuan itu dengan tangannya. Mereka yang ada di ruangan itu terdiam sambil menatap tajam ke arah batu-batu tersebut. Setelah disentuh oleh Putri Khanina, ternyata saat itu bebatuan tersebut tidak mengalami perubahan apapun. Sama sekali tidak ada yang berubah.

“sentuhlah sekali lagi” pinta sang ayah.

Namun tetap tidak ada perubahan sama sekali. Kemudian mereka semua menatap ke arah sang Raja. Raja seakan tidak percaya bercampur dengan rasa bingung dan aneh yang luar biasa.

“apa yang sebenarnya terjadi ayah?, tanya Putri Khanina.

“tidak ada anakku, kembalilah bermain” jawab ayahnya.

“Tidak ada apapun yang terjadi wahai Raja” ucap penasihat kerajaan. “Baiklah, kalian boleh kembali” jawab Raja. Setelah semua orang pergi dari ruangan itu, kemudian Ratu mendekati Raja dan  berkata:

 “wahai suamiku, mungkin itu akan terjadi ketika ia bermain dan ia merasakan bahagia, dia tidak merasa takut atau tertekan ketika menyentuh bebatuan itu, barulah bebatuan itu akan berubah menjadi emas. Karena aku melihat saat itu Putri Khanina sedang bahagia, bermain dan tertawa, bahkan ia tidak menyadari jika ia telah menyentuh bebatuan itu dan mengubahnya menjadi emas.”

Raja hanya terdiam dan berfikir tentang apa yang diucapkan istrinya. Raja lalu berjalan ke arah jendela istana dan melihat taman tempat Putri Khanina bermain kemarin.

“Kau benar Ratu, sore ini kita akan membawa Putri Khanina kembali bermain dan membuat ia berbahagia, ambillah beberapa batu dan buatlah ia menyentuh batu itu.”

“Baiklah suamiku” jawab Ratu.

Sore itu matahari sangat cerah dan indah. Raja dan Ratu kembali membawa Putri Khanina bermain di taman tanpa memerintahkan siapapun untuk menjadi saksi atas apa yang akan terjadi. Namun Raja dan Ratu memantau dengan fokus tentang tingkah Putri kecilnya.

Mereka bertiga saling bercerita dan bercanda, Putri Khanina sangat bahagia dan mereka mengajaknya duduk di rerumputan yang banyak bebatuannya. Benar saja, seketika bebatuan itu berubah menjadi emas. Kejadian ini langsung disaksikan oleh ayah dan ibunya (Raja dan Ratu Seraya).

Raja langsung mengumpulkan bebatuan emas itu lalu segera mengajak masuk istrinya dan Putri Khanina.

Raja dan Ratu sangat gelisah malam itu mengingat kejadian mereka tadi sore.

“kita harus merahasiakan hal ini, jangan sampai siapapun mengetahuinya, karena aku mengkhawatirkan keselamatan putriku” ucap Raja pada istrinya.

“Baiklah suamiku.. kita akan merahasiakan ini, namun ketika ia telah dewasa, Putri Khanina harus mengetahui kelebihan yang ada pada dirinya, agar ia mengerti apa yang harus dilakukannya.”

“Ya istriku, aku menyetujuinya” balas sang Raja.

Hari demi hari berlalu, Putri Khanina terus dalam pengawasan ketat dari ayah dan ibunya. Ia hanya bermain di dalam istana. Tanpa terasa ia kini telah dewasa dan sudah saatnya ia akan menikah.

 

Pernikahan Putri Khanina dan Pangeran Diaru

“Pagi ini sangat cerah, apa engkau tidak ke taman, sayang ?”, sapa Ratu.

 “Aku merasa kurang sehat pagi ini” jawab Raja.

Kembali Ratu bertanya, “Apa ada sesuatu yang engkau risaukan?”,

 “Menurutku, sudah saatnya putri kesayanganku harus menikah, dan aku sudah memikirkan siapa suami terbaik untuknya. Bagaimana menurutmu istriku?”..

“Akupun menyutujui keinginanmu sayang”.

“Baiklah, jika engkau juga menyetujuinya.” Ucap sang Raja sambil tersenyum.

Kemudian, raja memerintahkan kepada pengawalnya, “Tolong panggil anakku Putri Khanina kesini, ada yang harus aku bicarakan kepadanya”.

“Baik Raja, akan saya panggilkan Putri Khanina untuk datang kesini” jawab pengawal.

Tak lama, Putri Khanina telah hadir di depan ayahnya.

“ya ayah.. ada apa memanggilku?”. “Anakku, sudah saatnya engkau melaksanakan pernikahan, aku akan menikahkan engkau dengan seorang Pangeran dari Kerajaan Jatinra. Mereka berkuasa dibagian Timur, dan untuk pergi mencapai kerajaan mereka, kita harus melewati 2 kerajaan lainnya. Wilayah kekuasaan mereka mendominasi wilayah daratan, lembah dan pegunungan. Kayu pepohonan dan hasil alam menjadi sumber kekayaan mereka. Ayah mengenal dengan baik Raja Jatinra, ia sangat baik dan bijaksana, ia juga memiliki seorang anak laki-laki yang sangat tampan. Bererapa tahun yang lalu, mereka mengabarkan jika mereka meminta engkau untuk jadi menantu di kerajaan itu. Namun aku meminta waktu untuk menunggu karena usiamu masih terlalu kecil saat itu. Kurasa, ini sudah saatnya. Setelah aku meminta persetujuanmu, aku akan segera menyurati kerajaan mereka dengan tujuan agar pernikahan kalian segera dilaksanakan.”

Putri Khanina hanya terdiam dan menunduk mengisyaratkan bahwa ia telah menyerahkan segala urusannya kepada ayahnya dan ia yakin akan pilihan ayahnya.

“Ada hal lain yang ingin aku sampaikan kepadamu, anakku”, ucap sang Raja pada Putri Khanina .

Kemudian, Raja menoleh pada seluruh pengawal dan penasihatnya di ruangan itu.

“kalian, tinggalkanlah kami, ada sesuatu yang harus aku katakan pada putriku”.

“baik Raja” ucap mereka.

“Anakku, Apa kau ingat saat engkau masih kecil dulu, saat engkau masih anak-anak, aku memerintahkan kepadamu untuk menyentuh bebatuan yang ada di hadapanku ?”..

“Iya ayah, aku ingat”

“Engkau memiliki kekuatan mengubah batu menjadi emas dan kau hanya akan bisa mengubahnya saat kau merasa bahagia tanpa ada rasa takut dan tekanan yang kau alami. Batu-batu itu berubah dengan sendirinya saat kau sentuh dalam keadaan bahagia. Ingatlah itu !!!” . Putri Khanina terkejut akan ucapan ayahnya.

“Dan satu hal yang perlu kau ingat anakku, jangan sampai hal ini diketahui orang lain. Jika itu terjadi, kau akan celaka. Sungguh aku sangat mengkhawatirkan keselamatanmu, wahai putriku. Engkau bisa menggunakan kelebihan yang ada padamu ini untuk membantu orang lain. Jika tanpa sadar engkau menyentuh bebatuan dan kau lihat bebatuan itu berubah menjadi emas, maka ambillah dan kumpulkanlah, kemudian bagikan pada mereka yang benar-benar membutuhkannya. Jangan beritahu siapapun tentang kelebihanmu ini.

“Bagaimana jika kelak di kerajaan suamiku nanti mengalami bencana, wahai ayahku ?”

“Jika mereka membutuhkannya engkau harus menolongnya tanpa diketahui oleh seorangpun”.

“Bagaimana dengan suamiku?, apa dia juga tidak boleh mengetahuinya?” tanya Putri Khanina kembali.

“Menurutku, hanya suamimu yang boleh mengetahuinya, itupun jika kau anggap dia benar-benar mencintaimu, dan kau yakin dia akan benar-benar menjagamu”

“iya ayah... Aku mengerti” ucap Putri Khanina.

Setelah pembicaraan ini, ayah Putri Khanina segera menyurati kerajaan Jatinra untuk melangsungkan perjodohan dengan Pangeran di kerajaan itu.

Beberapa minggu kemudian, datanglah surat balasan dari kerajaan Jatinra.

Mereka menyetujui pernikahan tersebut. Mereka pun akan datang pada hari yang telah disepakati untuk jamuan makan dan perkenalan Putri Khanina dan Pangeran di kerajaan Jatinra yang bernama Diaru. Jamuan makan ini merupakan rangkaian proses untuk melangsungkan pernikahan pada kebiasaan di kerajaan mereka dan dihari yang sama, ditetapkan pula tanggal pernikahan untuk mereka.

Beberapa bulan kemudian, hari yang ditunggu pun telah tiba. Seluruh penduduk kerajaan Seraya juga ikut berbahagia menyambut pesta pernikahan Putri Khanina, seorang putri yang sangat cantik, baik dan lembut.

Hari ini begitu banyak bunga-bunga asli yang berwarna warni dan harum alaminya memenuhi ruangan-ruangan utama di kerajaan tempat acara digelar.

Ratu Seraya masuk ke ruangan Putri Khanina. “Selamat pagi Ratu” ucap para perias Putri Khanina. Perlahan Ratu mendekati Putri yang sedang berdiri di depan cermin. Ia telah selesai dirias dan mengenakan baju pengantin yang sangat indah. Gaun berwarna putih dan hiasan biru muda berpadu dengan riasan wajah dan rambut Putri Khanina yang sangat indah membuatnya benar-benar terlihat cantik luar biasa di hari pernikahannya. Putri Khanina lalu tersenyum dan mengahadap kearah ibunya. “Selamat pagi ibu, bagaimana hiasanku hari ini?”.

“Kau tampak sangat cantik, sayangku. Ayo, kita sudah ditunggu calon suamimu dan para tamu”.

“ya ibu” jawab Putri Khanina sambil tersenyum.

Putri Khanina telah resmi menikah dengan pangeran Diaru. Dihari yang sama, Putri Khanina dibawa ke kerajaan Jatinra dan disitu ia mengikuti upacara penyambutan anggota keluarga baru kerajaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!