Aku lelah terus lari dari masalah yang bukan aku yang seharus nya bertanggung jawab, rasa nya muak sekali berpura pura di hadapan mereka semua.
Nama ku Aluna Ganara flandos.
jujur saja aku benci dengan nama flandos itu, karena itu lah momok datang nya masalah mengganggu ku.
Aku di anggap anak haram yang tak punya ayah di keluarga flandos. padahal aku juga cucu dari keluarga terhormat sialan itu.
semenjak kematian ibu ku membuat hidup mulai menderita, mereka semakin semena mena kepadaku. hingga puncak nya aku tak tahan lagi dan kabur meninggal kan mereka 5 tahun lalu.
berbekal tabungan dari ibu yang di berikan diam diam untuk ku dan apartemen kecil yang ada di pinggiran kota yang tak di ketahui keluarga besar.
selama aku berada di lingkungan itu, aku selalu berpura-pura menjadi kelinci yang manis yang nurut semua perintah mereka. semua ku lakukan hanya untuk bertahan hidup, sebab mereka tidak akan berprilaku adil dan baik pada ku makanya aku menuruti saja perintah sang kepala keluarga
Karakter yang aku ciptakan untuk menupulasi semua nya runtuh ketika 5 tahun lalu mereka menjodohkan ku yang masih berumur 18 tahun kepada duda kaya yang terhormat di daerah ku.
aku tak mau, enak saja mengambil keuntungan dari gadis kecil seperti yang berusaha bertahan hidup ini. aku kabur dari mereka, waktu itu mereka pasti murka atas tidakan ku.
ku dengar keluarga itu masih mencari ku hingga saat ini.
sayang nya aku membuang identitas itu. sekarang tinggal lah gadis sebatang kara Aluna yang berjuang hidup dengan kedua tangan nya ini.
karakter gadis bodoh itu tak lagi ku butuh kan. sekarang aku adalah gadis tangguh yang tak kan bisa di manipulasi,
Aku juga merubah penampilan ku, menjadi gadis jelek yang pakaian nya saja selalu monoton.
lihat lah berkat otak ku yang cerdas, hari ini aku berhasil menandatangani kerja di perusahaan besar yang sangat susah sekali persyaratan masuk nya.
melihat penampilan ku saja membuat orang orang tertawa, baju kemeja putih kebesaran dimasukan kedalam rok yang panjang nya di bawah lutut. kacamata tebal dengan poni yang selalu menutupi kening ku.
bahkan bedak ku saja sangat kontras dengan kulit ku yang putih, aku sengaja pake Sade untuk kulit sawo matang.
pagi ini aku sudah mulai kerja, dengan penuh semangat kaki ku langkahkan memasuki gedung pencakar langit yang sangat megah. sambutan ramah satpam membuat ku tersenyum membalas mereka.
Sayang nya baru saja memasuki bangunan itu tatapan aneh tertuju pada ku. mungkin saja mereka merasa aneh melihat perempuan di jaman begini masih dandan dengan penampilan jadul seperti ku.
aku menunduk sopan kepada mereka tanda menghargai mereka sebagai senior. terserah saja mereka mau menilai ku seperti apa jujur saja dalam lubuk hati paling dalam aku gak peduli.
untung saja sahabat ku Raya gadis tomboi itu bekerja disini, suara nya mengagetkan kan langkah ku. gadis itu memamerkan senyum kotak andalan nya, rambut nya pendek sebahu, sifat nya beneran nyeleneh tapi bisa buat aku terhibur.
cuma dia satu satu nya orang yang tau tentang ku, dia juga yang selalu membantuku. aku sangat berhutang budi kepada nya.
_____
Tak terasa seminggu lebih bekerja di perusahaan ini, meski kadang senior ku sangat julid dan sarkarsis hanya saja aku tanggapi dengan senyuman saja.
"lun.. kamu lahir di jaman apa sih? " tanya dewi teman satu devisi
"hum? " aku sungguh bingung menanggapi pertanyaan yang menurut ku tidak ada sopan santun nya
"iya lun, kamu kudet banget dah! emang kamu gak punya HP? " seloroh nomi membuat ku memutar bola matanya malas di balik kaca mata ku yang tebal nya 5 centi.. haha anggap saja begitu
"punya" jawab ku polos, aku mengambil HP dalam tas lalu memperlihatkan kepada mereka.
"astaga.. bukan itu maksud ku! emang apa guna nya HP kamu itu sih? padahal kamu bisa searching outfit kerja jaman sekarang!" ucap nomi menepuk jidat
aku mengangguk tapi malas menjawab mereka. mereka sih masih baik sih menurut ku. mereka secara tak langsung menasehatiku tapi cara nya emang begitu. mungkin karakter mereka yang serampangan jadi nada nya terdengar sarkas dan menyakiti perasaan
"iya lun! sumpah sakit mata liat penampilan kamu itu!! tapi tak juga di kita, tapi risih aja dengar senior dan divisi lain ngejek kamu setiap lewat.. sumpah gak enak di denger, pengen aku garuk mulut mereka" seloroh Riana yang memang barbar
"mm.. maaf ya bikin mata kalian sakit liat penampilan aku" ucap ku seolah merasa bersalah, padahal aslinya aku mah bodoh amat
"meski baru kenal kamu seminggu Luna.. tapi kita nganggep lu teman kok! jangan tersinggung kita cuma ngasih saran" ucap dewi lagi
"makasih ya.. kalian ngasih saran buat aku.. tapi maaf bukan nya aku gak mau denger saran kalian! hanya saja aku nyaman penampilan begini" jawab ku melirik mereka dengan wajah yang merasa bersalah.
woy, kalian itu gak tau apa apa. aku begini demi bertahan hidup. aku begini agar terbebas dari orang orang nya keluarga flandos. sori saja aku tak sudi menikah dengan kakek kakek untuk kejayaan mereka. sedangkan aku gak dapat apa apa, rugi dong.
"iya sih.. kita minta maaf ya.. masalah nya gedeg denger mereka ngomongin kamu! " ucap nomi merasa bersalah
"gak apa apa.. santai aja " ucap ku,
kemudian lanjut lagi ke pekerjaan
tapi emang mungkin devisi ku ini tukang gosip ya! meski kerja malah asik bergosip
"kata nya CEO mulai besok dateng.. " celetuk dewi
"dih jadi gak sabar ketemu pangeran" ucap riana senyum senyum gak jelas
"dih, mending gak usah dateng dah.. serem! dua bulan serasa bebas dan bisa bernafas masa harus pacu jantung lagi! " ucap nomi bergidik
aku sedikit penasaran sih, emang seperti apa CEO itu? sangar kali ya
"iya di balik ketampanan nya yang gak masuk akal itu, tersimpan sikap dingin yang kejam sekali" ucap dewi menimpali ucapan nomi.
"tapi kan hati meleleh setiap liat pak CEO wi! gak apa apa pacu jantung asal bisa cuci mata! " ucap riana cemberut
"iya dah, nanti gua bantuin dorong lu kepangkuan Pak CEO galak itu" ucap nomi memutar bola mata malas
"padahal mata lu juga gak beralih liat yang begitu! " ucap riana melirik nomi jengah
"hahah.. ya kali yang ganteng ganteng lewat gak dilirik rugi dong" ucap nomi nyengir.
aku cuma geleng geleng melihat mereka seperti itu. tapi beruntung banget aku bisa di devisi ini, mereka asik asik meski sedikit julid
author pov.
"hah, bangsat banget dah! kenapa mobil ini dah! " dengan kesal pria itu membanting pintu mobil di jalanan yang sepi pinggiran kota.
hujan deras mengguyur seluruh kota dengan petis yang sekali kali mengegetkan telinga,
berkali kali mencoba menghubungi Sahabat sekaligus asisten nya tapi tak kunjung di angkat. mana batrai HP lowbet yang sepersekian detik mati
"ahh.. sial, malah mati njir! " umpat nya melempar HP nya ke sembarangan arah.
Kekesalan nya menjadi meningkat memeriksa mesin mobil itu. dengan berat hati laki laki itu memilih diam saja dalam mobil nya itu sambil menunggu hujan redah.
air semakin naik, tak mau terjebak banjir Gavin devano pradipta dengan terpaksa keluar dari mobil mencari tempat yang lebih tinggi
"mobil tolol, beli mahal mahal produk gagal! " umpat nya membanting pintu mobil tersebut.
Disisi lain, perempuan tengah mendumel dengan perasaan yang sedikit takut melihat keadaan nya saat ini. Aluna menyesal sekali harus berasa di tempat sepi ini seorang diri.
ini semua gara gara si bangkek Raya yang meninggalkan nya di tempat seperti ini. Raya yang panik ibu nya di bawa kerumah sakit dengan terpaksa menurun kan Aluna di halte menunggu angkutan yang lewat.
rumah Aluna itu jauh dari tempat kerja mereka, apartemen nya ada di pinggiran kota. dengan terpaksa harus pulang balik demi menghemat biaya, Harus nya kemarin Aluna ngekos saja tidak perlu kesusahan seperti sekarang.
Aluna yang mengerti perasaan Raya meminta teman nya itu pergi menemui ibu nya. soalnya Aluna tau gimana rasa kehilangan seorang ibu. dan hasil nya sekarang Aluna sendiri menyesal tak dapat menemukan angkutan umum.
hujan yang deras mampu menerobos halte, mau tak mau aluna pergi ke pondok warung yang ada di seberang jalan.
gadis itu duduk sendirian sembari mengelus lengan nya karena rasa dingin. baju nya sedikit berantakan akibat tak nyaman.
betapa kaget nya Aluna tiba tiba laki laki berasa di sebelah nya. tampa basa basi bahkan meminta izin padanya laki laki itu seenak nya duduk di samping nya.
kesal iya, kesal bangat malah. mood Aluna jelek malah ketemu dengan pria yang tak punya attitude ini. perasaan takut mulai menyeruap, takut saja tiba tiba di perkosa dalam ke adaan sepi seperti ini.
sudah 3 jam berlalu, mereka menjadi patung menunggu hujan redah, mana banjir mulai menyeruap ketempat mereka.
tetangga sebelah memperhatikan mereka di balik kaca. meski tak terlihat melakukan apa apa tapi membuat hati nya bertanya tanya. kenapa muda mudi itu diam disana? di tempat yang sepi.
sesekali melihat pergerakan sang pria berciuman dan mesum. maklum melihat dari samping, pemandangan itu sedikit embigu.
*jeleddar*... petir menyambar membuat Aluna kaget, tampa sengaja berhamburan sang laki laki di sebelah nya.
karena tidak siap dan merenung membuat Gavin jatuh kebelakang dengan posisi Aluna di atas nya memeluk Gavin
Tetangga sebelah yang sudah menghubungi kepala desa dan pemuda mencoba memotret apa yang mereka lakukan. meski kurang jelas, itu bisa jadi sedikit bukti.
buru buru Aluna menghindari sang pria
"maaf! saya kaget! " ucap nya pelan dengan bibir yang bergetar karena kebingungan.
sedangkan Gavin cuma melongo saja, tampa berniat menjawab. gunung kembar itu sungguh terasa kental menempel di dada nya, membuat sesuatu di sana mengeras tampa terduga.
sayang nya kejadian itu telah di lihat orang banyak saat mendekati mereka.
suara air yang di lalui banyak orang itu membuat kedua orang yang tadi menoleh.
"apa yang kalian lakukan disini! " ucap sala satu warga
"berteduh" ucap Gavin singkat
"kita tau! tapi kita melihat apa yang kamu lakukan! " ucap salah satu lagi.
"itu tidak seperti yang bapak bapak pikirkan! " ucap Aluna merasa khawatir.
"jangan ngeles.. kita melihat sendiri! " ucap salah satu nya lagi
" emang apa yang saya lakukan? " tanya Gavin heran. perasaan dia cuma duduk dengan perempuan jelek di samping nya.
"bener bener deh. ngapain mesum disini! " ucap bapak yang jangkung dengan kumis tebal
"maaf emang siapa yang mesum? " ucap Gavin tak Terima
"jangan ngeles! "
"mesum sama perempuan jelek ini? yakali pak! " ucap Gavin membantah
perdebatan terjadi, dengan terpaksa Gavin dan Aluna di bawa kerumah pak rt. sial nya Gavin merasa jijik menginjak air kotor bekas banjir itu.
Gavin melotot denga keputusan gila mereka, memaksa mereka untuk di nikahin.
"gak bisa gitu pak! saya gak kenal dia! " tolak Aluna merasa jengkel dengan keputusan kepala desa itu
"berani berbuat berani tanggung jawab" ucap buk kades
sungguh ingin rasa nya Aluna menangis.. takut nya di sampingnya suami orang gimana?
Aluna dari tadi membantah dan sesekali memohon agar di perbolehkan pergi dari sana.
sayang nya tak satu pun perkataan nya di dengar. Gavin malah melotot mendengar penolakan dari gadia jelek itu.
hey.. dia tampan tak ada yang berani menolak nya seterang terangan itu. apalagi mengatai nya bukan tipe idaman.
apa apaan perempuan ini malah membuat nya geram. tidak sadar kah dia itu jelek sekali untuk seorang Gavin yang tampan luar biasa ini?
"saya juga gak kenal sama perempuan jelek itu! " tunjuk Gavin berharap saja drama ini berakhir.
alangkah naas nya, mereka di ancam di arak paksa dan di telanjangi. di mana harga diri seorang Gavin jika itu viral.
Aluna menatap nanar orang orang itu, tubuh nya sangat berharga. tak pernah di lihat laki laki masa harus di pertontonkan di depan bapak bapak ini.
"baik lah, " jawab Gavin begitu saja membuat mata Aluna melotot
di bandingkan di arak di telanjangi di videoin di viralin. kelar hidup Gavin. lebih baik menikah saja, lagian menikah sirih saja.
Aluna ingin membantah, Gavin melotot ke arah Aluna
'" kalau mau telanjang sendiri saja saya gak mau! " ucap Gavin sarkas.
mau tak mau pernikahan itu terlaksana kan.
meski surat nya hanya dengan selembar kertas saja, tapi nama mereka telah tertera disana. jangan lupa secara agama mereka sah suami istri. dan semoga til jannah
Aluna tak tahan dengan nasip nya sendiri, kenapa coba tiba tiba harus menikah dengan orang yang gak di kenal nya.
Hidupnya terlalu sial semenjak di lahir kan, di anggap anak haram, di perlakukan tidak adil di keluarga ibu nya. apalagi di umurku yang masih kecil harus kehilangan ibu nya. semua menyakitkan.
selama ini Aluna selalu berusaha kuat berdiri di tangan nya sendiri. Bahkan berharap bahagia saja dia tak berani, yang penting bagi Aluna masih bisa menjalani hari hari nya dengan tenang sudah cukup bagi nya.
Keheningan melingkupi mereka berdua, ketika para warga sudah beranjak dari rumah kepala desa.
tak ada yang memulai percakapan. hanya saja Gavin sesekali melirik gadis jelek itu dan sesekali menghembuskan nafas prustasi
"ais.. seorang Gavin menikahi wanita jelek yang asal nya dari mana! cobaan apa lagi ini Tuhan! " batin Gavin prustasi,
Tak lama pak kades memberikan kertas pernikahan mereka itu dengan matrai yang ada tertera disana.
pak kades mulai beranjak.
"Pak boleh saya pinjam telepon sebentar" tanya Gavin
pak kades mengangguk, Gavin pun memakai telepon itu menelpon seseorang.
nada nya sangat tidak bersahabat! entah siapa yang di telepon nya, yang jelas laki laki itu tampak jengkel.
Aluna bangkit pergi meninggalkan rumah pak kades, otak nya tak mampu lagi mencerna keadaan. mending pergi meninggalkan tempat itu, meninggalkan Gavin yang tengah menelpon. lagian pernikahan mereka itu sirih, gak tercatat di hukum negara. gak bakalan ada yang tau mereka sudah menikah kan? Aluna memilih untuk bodoh amat saja
tampa di duga, Gavin malah mengikuti nya dari belakang. bahkan tampa sadar Gavin juga sudah berada di angkot yang sama.
jujur saja Gavin mengumpat di hati, bisa bisa nya dia mengikuti gadis jelek itu. apalagi baru kali ini dia naik angkot. sumpek panas dan gak banget untuk seorang Gavin
Aluna yang setres tak menghiraukan orang orang disana. ketika sampai di depan apartemen nya! dia memilih turun begitu juga Gavin
sejujur nya Gavin tak tau harus kemana, HP nya gak ada batrai mobil nya juga mogok. dengan terpaksa mengikuti gadis yang baru saja jadi istri nya
sesampai nya di depan apartemen Aluna kaget ketika mendapati Gavin di belakang nya.
"kenapa kamu disini? " tanya Aluna ketus
"karena kamu istri saya sekarang! " jawab Gavin enteng
"istri? oh iya aku lupa bilang, lebih baik kita cerai sekarang. kan pernikahan nya cuma sirih! " ucap Aluna menatap laki laki itu
"heh! emang kamu pikir pernikahan sirih itu gak sah secara agama..! ? " tanya Gavin dengan nada yang tak bersahabat
"dengar ya! kalau kamu dosa sendiri silahkan! jangan ngajak ngajak saya! " tolak Gavin tak suka.
seenaknya saja menolak Gavin yang tampan ini, membuat harga diri Gavin terluka. heh. banyak perempuan di luar sana yang mau di posisi ini sekarang. kenapa perempuan jelek ini malah menolak nya?
lagian ada apa dengan Gavin yang gak mau pernikahan nya hanya seumur jagung. masa iya jadi duda belum sampai 24 jam.
tampa persetujuan Aluna Gavin masuk kedalam apartemen yang kecil itu. hanya ada Satu kamar, Gavin yang lelah dan mengantuk tidur begitu saja di atas kasur tampa menunggu persetujuan
Aluna melongo menatap laki laki asing itu, sayang nya sekarang telah menjadi suami nya.
Aluna dengan kesadaran penuh meminta ijin untuk tidak kekantor karena sakit. meski baru seminggu bekerja gak apa apa, lagian dia beneran gak kuat untuk bekerja hari ini.
sedangkan disisi lain Ares, kebingungan melihat mobil Gavin, sayang nya orang nya sudah tak ada.
bertanya ke beberapa tetangga tetap tak mendapat jawaban. akhirnya ada seorang yang mengatakan, bahwa gavin telah pergi bersama istri nya.
Ares menyerngit saja, tampa banyak bertanya membawa mobil itu di bawah ke bengkel untuk di perbaiki.
___
disisi lain, Aluna yang telah beberes membersihkan diri. memakai make-up agar wajah nya tampak hitam, pakaian sengaja di pilih yang tertutup karena ada orang lain di rumah nya.
kaca mata tetap bertengger di sana, poni pun menutupi kening nya.
Aluna mendengus kesal melihat laki laki itu berbaring di kasur nya dengan terpaksa Aluna tidur saja di sofa.
karena memang mereka tidak tidur semalaman berakhir bangun jam 4 sore. Gavin membuka mata nya, memindai kamar yang memang bukan kamar nya. kamar itu terlihat sempit sekali,
"ah iya, lagian ini rumah nya si cewek jelek itu! " ucap nya lalu berjalan memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.
dengan terpaksa Gavin masih memakai pakaian nya semalam.
gavin heran kenapa wanita itu tak keliatan? perut nya juga sudah lapar. kali ini dia berniat ke dapur mencari sesuatu yang bisa di makan. perut nya benar benar memberontak.
langkah nya terhenti melihat Aluna yang fokus dengan masakan nya.
"pemandangan yang menyenangkan! " ucap nya tersenyum kecil
sepersekian detik, Gavin menggeleng menolak pikiran nya tersebut. bagaimana bisa pemandangan cewek jelek jadi menyenangkan. kecuali cantik baru pantas di sebut begitu
makanan sudah siap dan di tata di meja, ternyata perempuan itu masih punya hati, karena telah menyiapkan dua porsi di sana.
gavin mendekati Aluna yang telah duduk di meja makan. tampa basa basi laki laki itu duduk di meja makan itu.
perut Gavin sungguh lapar, Hanya saja makanan itu sangat sederhana. apa apaan itu telor ceplok balado dan goreng tempe doang. beneran sederhana sekali, sayangnya Gavin tak pernah makan sesederhana itu.
meski ada tumis kangkung di sana tak membuat nya berselera
"kalau mau makan ya silahkan, jangan cuma di pandangi saja! kalau gak mau ya sudah. kamu boleh pergi meninggalkan meja makan ini! " ucap Aluna yang masih fokus dengan makanan nya
"kamu terbiasa makan seperti ini? " tanya Gavin menunjuk makanan yang ada di depan nya
"kenapa? meski begitu tetap sehat, higenis kok! ada protein ada serat juga karbo! " ucap Aluna sinis
Aluna merasa jengkel dengan laki laki di depan nya ini. masih untung di masakin malah banyak mau nya, jiwa penasaran nya mendadak kambuh, sesekali memperhatikan Gavin, seperti nya penampilan gavin memang kayak orang kaya, tapi masa sih orang kaya terdampar di pinggiran kota? gak ada HP gak ada mobil? jangan jangan dia berpenampilan seperti itu hanya untuk menipu saja. tapi wajah nya yang tampan membuat Aluna menggeleng, tidak mungkin kan orang setampan itu menipu kan?
perlahan Gavin menyuap makanan itu, yang awal nya ragu tapi demi perut yang Keroncong gak apa apa makan makanan kayak beginian. sepersekian detik ekspresi nya berubah, tampa terasa nasi sepiring tandas di sana. baru kali ini Gavin merasakan masakan yang sangat enak sekali, apalagi ini sangat sederhana
rasanya gak apa apa perempuan ini di bawa kerumah nya, sebagai koki juga gak masalah. lagian dengan alasan istri kan? gpp cuma malam ini berakhir besok pasti Gavin membawa gadis itu dari tempat yang sempit ini.
"hahaha.. tadi kayak yang gak mau! toh sepiring aja udah habis aja! " ledek Aluna melirik Gavin
"ya wajar saja, saya lapar" jawab Gavin yang tidak Terima di ledek
padahal emang makanan itu sangat cocok di lidah nya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!