NovelToon NovelToon

Thieves And The Night

Bab 1 Malam yang Gelap

Roberto, seorang mantan Agen rahasia dengan kemampuan pencuri ulung, memasuki rumah besar yang ditinggalkan oleh keluarganya. Ia memiliki target baru: mencuri barang berharga yang tersembunyi di dalam rumah itu. Dengan menggunakan kunci palsu yang telah ia buat sebelumnya, Roberto dapat memasuki rumah itu dengan mudah.

Ia berjalan dengan hati-hati, mencari ruangan yang paling berharga. Rumah itu tampak kosong dan sunyi, hanya ada suara angin yang berhembus melalui jendela yang terbuka. Bau debu dan kelembaban memenuhi udara.

Roberto memasuki ruang tamu yang luas, dengan perabotan yang mewah dan hiasan yang indah. Ia melihat sekeliling, mencari tempat yang mungkin menyimpan harta berharga. Ia melihat sebuah lemari besar di sudut ruangan, dengan kunci yang tergantung di gagang pintu.

Roberto membuka lemari itu dan menemukan beberapa kotak yang berisi perhiasan dan uang tunai. "Seperti nya ini adalah hari keberuntungan ku"  Roberto tersenyum.

Roberto merasa bahwa malam ini akan menjadi malam yang menguntungkan. Tapi, tiba-tiba, ia mendengar suara tangisan yang sangat lemah.

"Suara siapa itu?" Roberto berhenti sejenak, mencoba mencari asal suara itu.

Ia kemudian berpikir bahwa mungkin ada seseorang yang masih tinggal di rumah itu

'Apakah masih ada orang disini? Bahaya kalau aku ketauan' ia mulai waspada dan melihat sekeliling namun ia tidak melihat siapapun

Roberto mengeluarkan sebuah pisau dari tasnya dan memutuskan untuk mencari sumber suara itu.

Ia mengikuti suara tangisan itu dan menemukan sebuah ruangan yang terkunci.

"Ruangan apa ini?...." Roberto melihat sekeliling dan ia mencoba membuka pintu itu "Hmm.... Pintu ini terkunci" Roberto mengeluarkan peralatan nya di tas dan mencoba membuka pintu itu

Dan Roberto berhasil membuka kunci dengan cepat dan menemukan seorang anak perempuan berusia 6 tahun, yang di rantai di sebuah tiang dekat sofa. Ia kedinginan dan kelaparan, matanya penuh dengan ketakutan.

Roberto terkejut melihat kondisi nya yang dipenuhi bekas luka dan lebam di sekujur tubuh nya dan ia merasa kasihan dengan kondisinya. Ia segera melepaskan rantai dikakinya dan memeluknya dengan erat. "Tidak apa-apa, aku ada di sini sekarang," Roberto berkata dengan lembut.

Anak itu menangis lebih keras, memeluk Roberto erat. "Tolong aku... tolong bawa aku keluar dari sini" ia memohon. Roberto merasa terenyuh melihat kondisi anak itu. Ia teringat dengan masa lalu nya ketika ia kelaparan dan ketakutan tanpa seorangpun yang menolongnya, namun ia bingung dengan apa yang harus dilakukan di satu sisi ia adalah seorang pencuri namun disisi lain Roberto mengerti perasaan anak kecil yang ketakutan itu, hingga akhirnya Roberto memutuskan untuk membawanya keluar dari rumah itu.

"Siapa namamu?" Roberto bertanya dengan lembut. "Aku... aku Carla," anak itu menjawab dengan suara yang lemah. Roberto tersenyum dan membalas pelukan Carla. "Aku Roberto, Carla. Aku akan membantumu keluar dari sini."

Carla memandang Roberto dengan mata yang penuh dengan kepercayaan. Tapi, apa yang akan terjadi setelah ini? Apakah Roberto bisa merawatnya? Dan menghadapi segala tantangan kedepannya? Roberto membawa Carla ke dalam pelukannya dan membawanya keluar dari ruangan itu. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, namun ia memutuskan untuk meninggalkan profesi nya dan melindungi Carla dari bahaya. Ia akan melakukan apa saja untuk memastikan keselamatan nya.

Akhirnya Roberto membawa Carla keluar dari rumah itu dan mereka berjalan di jalan yang gelap. Carla masih menangis, tapi Roberto bisa melihat sedikit harapan di matanya. "Aku akan selalu melindungi mu, Carla" Roberto berkata dengan lembut.

Carla memandang Roberto dengan mata yang penuh dengan kepercayaan. "Terima kasih, Roberto," ia berkata dengan suara yang lemah. Roberto tersenyum dan membalas pelukan Carla. Ia tahu bahwa ia harus melakukan apa saja untuk memastikan keselamatan Carla.

Roberto dan Carla terus berjalan, mencari tempat yang aman untuk berlindung. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi mereka tahu bahwa mereka harus tetap bersama. Roberto akan melakukan apa saja untuk melindungi Carla, dan Carla akan mempercayai Roberto sepenuhnya.

Mereka berjalan selama beberapa jam, sampai akhirnya mereka menemukan sebuah tempat untuk berlindung. "Seperti nya tempat ini aman, sebaiknya kita beristirahat dulu disini" Roberto berbisik

Roberto membawa Carla ke dalam sebuah gudang tua yang terbengkalai. "Kita akan aman di sini," Roberto berkata dengan lembut.

Carla memandang Roberto dengan mata yang penuh dengan kepercayaan. "Terima kasih, Roberto" ia berkata dengan suara yang lemah. Roberto tersenyum dan membalas pelukan Carla. Ia tahu bahwa ia harus melakukan apa saja untuk memastikan keselamatan Carla.

"Apakah kau lapar?....aku akan mencari beberapa makanan jadi bisakah kau menunggu disini" Roberto beranjak pergi mencari makanan

Carla meraih tangan Roberto "jangan pergi.....aku takut....jangan tinggalkan aku" matanya meneteskan air mata

Roberto melihat Carla yang masih ketakutan

"Baiklah aku tidak akan pergi, aku akan menemani mu disini" Roberto kembali duduk dan memeluk Carla

Roberto dan Carla akhirnya beristirahat di bangunan tua itu, mencoba untuk memulihkan diri dari kejadian yang telah terjadi. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi mereka tahu bahwa ancaman akan datang, Roberto memutuskan untuk merawat Carla dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga itu.

Bab 2 Pengejaran

Keesokan paginya, ayah Carla, seorang pria konglomerat yang terkenal dengan kekuasaan dan kekayaannya, baru saja pulang dari suatu tempat. Ia berharap dapat melihat Carla di rumah, tapi Carla tidak ada di mana pun.

Ayah Carla memeriksa seluruh rumah, tapi Carla tidak ada di mana pun. Ia memeriksa kamar Carla, ruang tamu, dan bahkan dapur, tapi tidak ada tanda-tanda Carla ada di sana.

Ayah Carla merasa marah dan takut. "Siapa yang berani mengambil anak ku?" ia mengumpat dalam hati. kemudian ia langsung menelepon anak buahnya dan memerintahkan mereka untuk mencari Carla di seluruh kota.

"Oy kalian, cari tahu siapa yang membawa pergi Carla! Tangkap dia, kalau perlu bunuh orangnya, pastikan tidak ada siapapun yang mengetahui hal ini," ucap sang ayah yang sangat marah dan kesal.

"Oh Carla berani beraninya kau melarikan diri.....aku tidak akan memaafkan mu..ha..ha.hahahaha.." sang ayah tertawa sembari menghancurkan telepon di tangannya

Sementara itu, Roberto dan Carla sedang beristirahat di bangunan tua terbengkalai, mereka mencoba untuk memulihkan diri dari kejadian yang telah terjadi. Carla masih terlihat lelah dan ketakutan, tapi Roberto bisa melihat sedikit harapan di matanya.

Tiba-tiba, Roberto mendengar suara langkah kaki yang berat di luar gudang. Ia langsung membangunkan Carla, dengan waspada Roberto memandang ke arah pintu.

"Apa itu?" Roberto berbisik kepada Carla. "Jangan-jangan kita dikejar? ini gawat kita harus bersembunyi, Carla."

Carla mengangguk dan Roberto segera memimpinnya bersembunyi di balik tumpukan barang.

Mereka bisa mendengar suara orang-orang itu semakin dekat. "Cari mereka di setiap sudut, jangan sampai ada yang terlewat," salah satu dari mereka berkata.

Kemudian, pintu gudang terbuka dan beberapa orang suruhan itu masuk ke dalam, Roberto memandang salah satu dari mereka yang mengenakan topeng dengan logo yang familiar di baju belakang nya. Mereka mencari di seluruh gudang, dan salah satu dari mereka menemukan Roberto dan Carla.

"Aku melihat mereka!" orang itu berteriak.

Roberto langsung bertindak, ia langsung menyerang orang itu memukul wajahnya dan menghantam tubuhnya ketanah. Salah satu orang itu menyerang Roberto dari belakang namun ia mampu menghindari serangan itu dengan gerakan yang cepat dan tangkas.

"Kita harus keluar dari sini, Carla. Sekarang!" Carla mengangguk dan Roberto menggendong nya keluar dari persembunyian.

Roberto menyerang orang-orang lainnya dengan pisau dan melemparkan barang-barang hingga berjatuhan. Ia memanfaatkan situasi dari barang-barang yang berjatuhan itu untuk menyerang mereka secara diam-diam.

"Jangan sampai kita kehilangan mereka......kejar!!" Ucap bos dari orang suruhan itu.

Roberto kemudian menyerang mereka satu persatu dengan cepat sembari melindungi Carla.

"Tapi bos, debu di sini sangat banyak... kita tidak bisa melihat apa-apa," salah satu dari mereka berkata.

Roberto memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang mereka dengan lebih efektif dan pergi melarikan diri.

"Hampir saja, kita harus berhati-hati" Roberto berbisik kepada Carla. "Mereka pasti akan mengirimkan lebih banyak orang untuk mencari kita."

Carla mengangguk, masih terlihat ketakutan. Roberto memeluknya erat dan membawanya keluar dari bangunan itu.

Roberto merasa bahwa ia harus melindungi Carla dengan segala cara. Ia tidak ingin Carla mengalami hal yang mengerikan lagi, Roberto terus berlari meninggalkan bangunan tua itu.

"Kita akan aman, Carla. Aku akan melindungi kamu," Roberto berkata dengan yakin.

Mereka tahu bahwa mereka harus terus berlari dan bersembunyi jika mereka ingin tetap aman. Tapi Roberto tidak akan menyerah. Ia akan melakukan apa saja untuk melindungi Carla.

Namun, Roberto juga merasa bahwa ia tidak bisa melakukannya sendirian. Ia membutuhkan bantuan dari orang lain untuk melindungi Carla.

"Carla, aku punya rencana" Roberto berbisik kepada Carla. "Kita akan pergi ke tempat yang aman, dan kita akan meminta bantuan dari teman temanku."

Carla mengangguk, masih terlihat ketakutan. Roberto memeluknya erat dan membawanya keluar dari area tersebut.

Sementara itu, Anak buah dari ayahnya Carla kembali dengan tangan kosong dan wajah yang tertunduk " Maafkan kami tuan, kami tidak bisa memenuhi keinginan anda" bos dari orang orang itu menunduk kepada ayahnya Carla

"Bodoh!!..... Menangkap mereka saja kalian tidak becus!" ayahnya Carla menendang orang yang menunduk itu

Tiba-tiba ada seseorang yang berjalan kearah mereka dengan sebuah pedang yang berkilau dan hawa membunuh yang mengerikan, semuanya langsung ketakutan dan terdiam.

"Ke..ke...ke....keh Jangan menyalah kan mereka bos, mereka hanya belum berguna bukan tidak berguna" kata pria itu kepada ayahnya carla

"Jangan menunjukkan hawa membunuh mu padaku!! Atau aku akan menghancurkan mu" kata ayahnya Carla dengan kesal

"Maaf....maaf.... Jadi tentang masalah ini apakah aku harus mengejar mereka?" kata pria itu

"Tidak perlu, aku punya rencana mereka nanti" ayahnya Carla tersenyum

Bab 3 Jalan yang Belum Diketahui

Roberto dan Carla terus berlari menjauh dari bangunan tua terbengkalai itu, berusaha menghilangkan jejak mereka. Setelah beberapa jam berlari, mereka akhirnya tiba di sebuah rumah kecil di pinggiran kota, milik Amelia, salah satu teman Roberto.

"Kita harus beristirahat sejenak" Roberto berkata kepada Carla sembari ngos-ngosan. "Kita tidak bisa terus berlari tanpa henti."

Carla mengangguk, masih terlihat ketakutan. Tapi Roberto memeluknya dengan erat. "Jangan khawatir, aku akan selalu melindungi mu" kata Roberto dengan tulus.

Carla mulai tenang dan sedikit tersenyum, namun penampilannya terlihat kusut dan lelah, dengan rambutnya yang berantakan dan wajahnya yang penuh dengan ketakutan. Pakaiannya juga terlihat compang-camping dan berlumuran darah.

Roberto terus memeluknya dengan erat dan membawanya ke dalam rumah. Di dalam rumah itu, terdapat seorang perempuan berusia 20 tahun dengan mata emerald dan rambut coklat yang cantik, bernama Amelia. Dia menyambut mereka dengan hangat.

"Selamat datang, Roberto. Apa yang terjadi padamu? Dan siapa itu? Jangan bilang kamu menculik anak kecil?" tanya Amelia dengan nada panik.

"Tunggu Amelia.... biarkan aku menjelaskan nya" kata Roberto dengan yakin

Roberto mengajak Amelia untuk berbicara di ruangan sebelah, dan menjelaskan situasi mereka kepada Amelia. Amelia mendengarkan dengan serius, lalu mengangguk.

"Jadi, katamu tadi anak ini bernama Carla dan kamu menemukannya sedang tersiksa dengan banyak luka di sekujur tubuhnya di sebuah rumah besar yang ditinggalkan pemiliknya pergi? Dan kamu ingin aku mengizinkan mu untuk tinggal disini sementara?" Roberto mengangguk.

Amelia menghembuskan nafas dengan berat. "Huh... Aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan, tapi membawanya secara tiba-tiba itu agak gimana ya... terlebih katamu tadi kamu dikejar oleh beberapa orang suruhan ayahnya bukan? Namun kalau kamu butuh bantuan ku aku akan membantu mu sebisa ku. Jadi kamu bisa tinggal di sini untuk sementara waktu," katanya dengan yakin.

"Tapi, Roberto, apa kamu yakin ini adalah keputusan yang tepat?" Amelia bertanya dengan nada skeptis. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi jika kita membantu dia. Apa kamu siap untuk mengambil risiko itu?"

Roberto mengangguk tegas. "Aku siap, Amelia. Aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Karena... dia mirip dengan seseorang yang aku kenal dan aku ingin membantunya."

Amelia mengangguk perlahan. "Huh... kau tidak berubah ya Roberto, baiklah, aku akan membantumu. Tapi kita harus berhati-hati. Aku baru saja mendapatkan informasi kalau organisasi Vipers sedang memburu kita dan menurut cerita mu aku rasa ayahnya Carla terlibat sesuatu dengan mereka, jadi jangan sampai lengah oke." katanya dengan nada khawatir

Roberto mengangguk. "Aku tahu. Aku tidak akan meremehkan mereka. Tapi aku perlu informasi lebih banyak tentang mereka dan Carla. Siapa Carla sebenarnya dan mengapa dia diperlakukan seperti itu?"

Amelia menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu, Roberto. Tapi aku bisa membantu kamu mencari tahu. Kita akan mulai nanti."

Setelah berbicara, mereka bertiga memutuskan untuk makan bersama. "Kalian pasti lapar, ayo kita makan dulu," kata Amelia.

Mereka makan dengan lahap, setelah makan Carla mulai mengantuk. "Hei... Apa aku menyusahkan mu, Roberto? Aku tahu kamu akan melindungi aku, tapi kenapa kamu sampai melakukan hal ini hanya untukku? Padahal kita baru bertemu," tanya Carla dengan mata yang mulai berat.

Roberto tersenyum di balik maskernya. "Karena kau mirip dengannya," katanya dengan singkat.

Carla tidak bisa menahan rasa kantuknya lagi dan tertidur di atas meja. Roberto memeluknya dengan erat dan membawanya ke kamar.

Amelia tersenyum dan mengangguk ketika melihat mereka berdua. "Kau seperti ayahnya ya, Roberto," katanya dengan nada yang lembut.

Roberto hanya tersenyum dan mengangguk sedikit. "Hm... mungkin," katanya singkat.

Tiba-tiba, Amelia berbicara dengan nada yang serius. "Roberto, kita harus berhati-hati. Ada kemungkinan orang-orang yang mengejar mu merupakan salah satu anggota Vipers. Dan ada kemungkinan keluarga Carla terlibat dengan mereka."

Roberto mengangguk tegas. "Kau benar, Amelia. Kita tidak boleh lengah terhadap mereka. Tapi untuk sekarang mari kita nikmati waktu santai ini."

Amelia tersenyum kepada Roberto

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!