NovelToon NovelToon

Stuck With Mr. Dominic

BAB 1 : Valeri Evania Zoe

“Hah! Akhirnya hari ini kelar juga! Apa jadwalku setelah ini Frank?” Tanya Valeri yang baru saja turun dari panggung. Gadis berusia dua puluh lima tahun itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya untuk bernyanyi di sebuah acara televisi.

Valeri Evania Zoe, seorang penyanyi asal Selandia Baru yang sukses meniti karirnya di London. Dia sudah menekuni dunia hiburan saat usianya masih remaja, hingga saat ini dia sudah menginjak 25 tahun dan sudah menjadi satu bintang besar di London. Bukan hanya menyanyi, Valeri juga sebagai brand ambassador salah satu brand ternama Internasional. Wajahnya sudah sangat sering menghiasi layar kaca televisi Internasional.

Dia memiliki seorang kekasih bernama Arthur Calvin, seorang bisnisman sekaligus produser film. Hubungannya dengan Valeri diketahui sudah berjalan hampir dua tahun dan digosipkan akan segera melaju ke jenjang pernikahan. Meskipun belum ada statement apapun dari keduanya.

“Siang ini kosong sayang! Malam nanti kamu akan mengisi di acara ulang tahun pernikahan pasangan Robert dan Rose Davidson yang ke dua puluh lima tahun di hotel café royal. Jadi bersiaplah jam lima sore karena kita butuh waktu kesana” jawab Frank membacakan agendanya pada Valeri

Valeri mengangguk paham, “Jadi siang ini kita free? Aku akan coba menghubungi Arthur” ucapnya sambil mengeluarkan ponselnya dari clutch yang dia bawa. Dia fokus pada ponselnya dan tak berapa lama dia mendengus dan melemparkan ponselnya kembali dalam clutch.

“Kemana dia!” gumamnya

“Kenapa?! Baby boy mu nggak ngangkat telponmu lagi?!” goda Frank

Valeri melirik Frank kesal. Dia tidak berniat menjawab ucapan Frank karena tau manajernya itu sangat tidak menyukai kekasihnya.

“Aku kan udah bilang, putusin aja tuh cowok! Dia tuh cuma bisanya morotin uangmu!” gerutu Frank

Valeri menghembuskan nafasnya kesal, “Morotin apa! Dia itu kerja Frank! Jangan selalu negative thinking gitu dong!”

Frank mencibir, “Hmmmm tau yang katanya bisnisman sukses! Tapi tinggal aja di apartemen milikmu! Ditambah beli mobil pinjam uangmu!” ucapnya sinis

“SSSTTTT! Bisa diem nggak! Biarin aja deh! Toh nantinya kami akan menikah kan!” bisik Valeri. Dia tak ingin semua orang yang dalam timnya mendengar dan mengetahui kebenaran itu.

Ya, Valeri memang memiliki nama tengah bucin. Gadis itu jika sudah jatuh cinta akan memberikan segalanya, ah tidak termasuk mahkotanya sebenarnya. Tapi dalam hal harta. Begitu gila kerjanya Valeri sehingga dia sejujurnya tak pernah terlalu peduli dengan berapa banyak uang dan pengeluaran yang dia miliki. Sehingga ketika kekasihnya meminjam uang dan meminjam salah satu apartemen miliknya yang terletak di pusat kota London, Valeri dengan senang hati memberikannya.

Valeri sendiri tinggal di apartemennya yang lain karena dia memang menghindari tinggal bersama kekasihnya sebelum mereka terikat dalam sebuah pernikahan. Orang tua Valeri sendiri tinggal di Selandia Baru mengelola peternakan mereka. Hidup jauh dari orang tuanya sejak remaja membuat Valeri harus bisa menjaga dirinya sendiri dan tidak mempermalukan nama baik keluarganya.

“Kau akan pulang kemana sekarang?!” tanya Frank lagi menyudahi pembahasan tentang Arthur Calvin.

“Langsung ke hotel aja deh. Bukain satu kamar. Kalau pulang ke apartemen juga terlalu jauh” jawab Valeri yang awalnya hendak mengunjungi kekasihnya namun karena Arthur Calvin tidak membalas, sehingga dia memilih untuk beristirahat di hotel tempat dia bekerja malam nanti saja daripada dia harus bolak balik dengan jarak yang cukup jauh.

Frank mengangguk, lalu memerintahkan supir untuk menuju ke Hotel Café Royal. Valeri sendiri memilih memejamkan matanya sambil menunggu mobil membawanya ke hotel. Tubuhnya begitu lelah karena terlalu padat jadwal yang dimilikinya. Namun dia sungguh menikmati perannya dan pekerjaannya. Jadi meskipun lelah dia tetap bahagia.

Satu jam kemudian mobil yang membawa Valeri sampai di hotel dan Frank langsung melakukan reservasi untuk keperluan Valeri. Dia sengaja meminta dua kamar untuk seluruh tim. Dimana Valeri akan menempati satu kamar sendiri dan yang satu akan dipakai oleh seluruh tim beristirahat.

Valeri masuk ke kamarnya dan langsung menuju ke kamar mandi. Dia memenuhi bathup dengan air hangat dan menuangkan sedikit aroma therapy lalu dia melepaskan pakaiannya dan dia masuk ke dalam bathup. Dia memejamkan matanya dan berusaha untuk beristirahat.

Tak dia sadari, dia sampai tertidur di bathup, hingga satu jam kemudian dia terbangun dan segera membilas tubuhnya. Lalu mengambil bathrobe dan keluar dari kamar mandi. Saat dia baru saja keluar, dia mendengar ponselnya berdering. Dia berjalan pelan dan melihat nama Arthur tertera di layer ponselnya. Valeri tersenyum lembut dan menggeser tombol hijau di ponselnya.

“Hallo?”

“Hai sayang? Maaf aku baru bisa menghubungimu. Tadi aku sedang meeting dengan salah satu rumah produksi. Kamu sedang dimana?” tanya Arthur Calvin

Bibir Valeri membentuk senyuman lebar saat mendengar suara kekasihnya, “Aku di Hotel Café Royal. Nanti malam aku ada pekerjaan disini. Dan aku memilih beristirahat disini.”

“Oh baiklah. Besok aku harus terbang ke LA untuk urusan pekerjaan sayang.” Ujar Arthur

Bibir Valeri langsung mengerucut mendengar perkataan kekasihnya, “Apakah lama?”

“Hmmm mungkin satu minggu. Jika pekerjaanku selesai sebelum itu, maka aku akan pulang sayang” ujar Arthur

“Bisakah kita bertemu dulu sebelum kamu pergi?” tanya Valeri manja

“Aku berangkat pagi-pagi sayang. Sebenarnya aku ingin mengajakmu bertemu malam ini, tapi sepertinya kamu ada pekerjaan kan”

Valeri menghembuskan nafasnya, “Kita sudah lebih dari seminggu nggak bertemu Arthur! Jika kamu pergi tanpa kita bertemu, maka akan lebih dari dua minggu kita tidak bertemu! Apakah kamu tidak merindukanku?!” ujar Valeri begitu manja

Arthur terkekeh pelan, “Sangat merindukanmu bidadariku! Tapi ini pekerjaan. Aku benar-benar tak bisa menundanya. Ini proyek besar Valeri, tolong mengertilah. Hmm? Aku janji akan pulang cepat begitu pekerjaan selesai”

Valeri menghembuskan nafasnya, “Baiklah.”

“Jangan ngambek, oke? Jika proyek ini sukses, aku akan segera melamarmu di orang tuamu di Selandia Baru.” Ucap Arthur manis

Valeri tersenyum mendengar janji manis yang diungkapkan Arthur lalu dia mengangguk, “Oke. I Love You Arthur!”

“I love you more baby”

***

Sementara itu di sebuah kamar hotel terlihat seorang wanita berjalan mendekati seorang pria yang sedang duduk hanya menggunakan bathrobe dan menghembuskan rokoknya. Wanita itu langsung duduk di pangkuan pria itu dan tangannya mengusap lembut dada pria itu.

“Mau sampai kapan kita seperti ini? Harus sampai kapan aku harus menyembunyikan semuanya dan menjadi yang kedua?” tanya wanita itu kesal bercampur marah

Tangan pria itu meletakkan rokoknya dan membelai lembut pipi wanita itu, tatapan matanya tajam menatap wanita yang sama-sama hanya mengenakan bathrobe itu.

“Jangan terlalu menuntut baby! Bukankah aku sudah bilang dari awal apa posisimu?! Jadi sadar diri dan jangan menuntut apapun!” ucapnya dengan nada rendah dan berbahaya.

Wanita itu mendengus dan menggigit bibirnya, “Aku lelah daddy! Aku lelah selalu kucing-kucingan seperti ini! Apakah tak cukup hanya memilikiku, sehingga kamu memilih tetap mempertahankan wanita itu?!”

Lelaki itu terkekeh sinis, “Aku bahkan belum pernah menyentuhnya! Bagaimana bisa aku membandingkan denganmu! Dia tidak sepertimu!”

Wanita itu mengeratkan rahangnya mendengar penghinaan keluar dari mulut lelaki di hadapannya. “Apa maksudmu dengan dia tidak sepertiku?! Kau yang pertama melakukannya padaku, jika kau lupa! Aku bahkan memberikan yang pertama padamu!”

Lelaki itu mencengkeram erat rahang wanita itu, dia tidak suka jika wanitanya memberontak atau memakai nada tinggi padanya. Baginya wanita itu makhluk yang harus tunduk padanya, bukan malah menyalak padanya.

“JAGA UCAPANMU VIVIANE! Jangan pernah menaikkan nada bicaramu saat berbicara padaku!” desisnya

“Maaf! Aku hanya cemburu dad!” ucapnya saat lelaki itu melepaskan cekalan tangannya dengan agak kasar.

"Kau tidak berhak cemburu! Aku sudah bilang dia akan selalu menjadi yang pertama!" desis pria itu marah

Pria itu dengan cepat mengangkat tubuh Viviane dan melemparkannya ke atas ranjang dengan sedikit kasar. Membuat bathrobe yang dikenakan oleh Viviane berantakan. Viviane sudah menangis melihat pria itu kembali marah.

"Kumohon jangan dad! Aku lelah!" ucapnya memohon

"Kau harus diberi hukuman baby! Kau harus tau kepada siapa kau harus tunduk!" ucapnya tajam

BAB 2 : Jika Percaya Maka Jangan Goyah

Valeri Evania Zoe mengerjakan pekerjaannya dengan sangat memuaskan. Dia menyanyikan empat lagu dalam acara ulang tahun pernikahan Robert dan Rose Davidson yang kedua puluh lima tahun. Robert Davidson sendiri adalah seorang kolektor ternama. Dia bahkan memiliki museum sendiri sebagai salah satu tempat menyimpan semua koleksinya, baik lukisan, patung, dan banyak karya seni lainnya.

Sehingga wajar jika yang hadir dalam acaranya bukan hanya seniman, namun juga banyak pebisnis yang mengenalnya. Juga tak sedikit selebritis yang diundang dalam acara megah ini. Valeri sendiri berbaur dengan tamu yang lain setelah dia menyelesaikan pekerjaannya.

“Oh Penyanyi cantik nona Valeri Evania!” sapa Robert Davidson

Valeri tersenyum cantik, “Selamat ulang tahun pernikahan tuan dan nyonya Davidson” ucapnya lembut

“Oh terima kasih Valeri. Aku senang sekali ketika Robert bilang berhasil mengundangmu dalam acara kami” ucap Rose Davidson

Valeri tersenyum manis, “aku sungguh tersanjung nyonya.”

“Panggil saja Rose sayang. Aku adalah salah satu penggemarmu. Bahkan aku memiliki semua album mu sejak debut pertamamu” ucap Rose bangga

Valeri tersenyum semakin lebar, “Waahhhh aku benar-benar tak menyangka akan memiliki penggemar sehebat dirimu”

“Robert?” sapa sebuah suara rendah yang tiba-tiba menginterupsi percakapan Valeri dan pasangan berbahagia itu.

Semua orang menoleh dan Robert Davidson yang pertama kali bereaksi dan menyambut pelukan dari lelaki itu dengan begitu hangat.

“Ah, Jeriko Sky kau sudah datang rupanya!” seru Robert Davidson bahagia

Lelaki yang disapa Jeriko Sky itu tersenyum kecil dan mengangguk, “Selamat atas ulang tahun pernikahanmu dan Rose” Jeriko Sky juga memberikan buket bunga tulip putih yang sangat cantik untuk diberikan pada Rose Davidson, dan langsung disambut dengan senyum lebar dari Rose Davidson.

“Terima kasih Jeriko. Kami senang kamu bisa menyempatkan hadir” ujar Rose Davidson

Jeriko mengangguk, “Tentu saja aku hadir. Aku tak mungkin melewatkan pesta kalian.”

Robert Davidson terkekeh mendengar bualan Jeriko, “Ah, kenalkan. Ini adalah penyanyi cantik bernama Valeri Evania. Kau pasti mengenalnya. Dia sangat luar biasa pekerja keras dan cantik tentu saja. Kalian akan jadi pasangan yang serasi bila bersama” ucap Robert Davidson

Jeriko menaikkan alisnya mendengar ucapan Robert Davidson, namun berbeda dengan Valeri yang tampak kikuk dengan ucapan Robert Davidson. Rose Davidson langsung berusaha menyelamatkan momen canggung di hadapannya itu.

“Sayang, jangan begitu. Valeri sudah memiliki kekasih” tegur Rose Davidson

Robert Davidson menaikkan alisnya tampak terkejut, “Benarkah? Oh apakah dengan seorang pebisnis dan produser yang menghalalkan segala cara itu?! Apakah kalian masih berhubungan?” tanyanya pada Valeri tanpa rasa bersalah

Valeri langsung mengernyitkan alisnya, “Maaf tuan? Apa maksud anda? Anda mengenal kekasih saya? Arthur Calvin?”

Jeriko yang awalnya tidak mengerti jadi mendengus dan tertawa sinis saat mendengar Valeri menyebutkan nama Arthur Calvin sebagai kekasihnya. Dan senyum mengejek itu ditangkap dengan sangat jelas oleh Valeri.

“Maaf tuan, apa maksud anda dengan tersenyum seperti itu?!” tegurnya menatap tajam Jeriko

“Oops maaf nona. Saya hanya tertawa mendengar gurauan tuan Robert yang sepertinya lucu. Maafkan saya jika itu menyinggung anda” ucap Jeriko santai

Rose Davidson langsung mencubit pinggang suaminya, untuk menyelamatkan suasana ini. Tapi suaminya seperti batu yang tidak mengerti dengan kode yang diberikan oleh isterinya. Suaminya justru dengan tanpa dosa mengajak isterinya berkeliling lagi untuk menyambut tamu undangan yang lain.

Sepeninggalan Robert dan Rose Davidson, tersisa Valeri dan Jeriko yang masih berdiri di sana. Jeriko dengan santai menikmati minumannya yang dia ambil dari nampan salah satu pelayan yang lewat. Tanpa menghiraukan kehadiran Valeri yang seperti masih menunggu klarifikasi darinya.

“Maaf tuan Jeriko, apakah anda mengenal kekasih saya?” tanya Valeri pelan

Jeriko menoleh menatap Valeri, “Maksudmu Arthur Calvin?”

Valeri mengangguk pelan tanpa menjawab.

Jeriko mengangguk, “Siapa yang tidak mengenal Arthur Calvin? Bukankah dia pebisnis sekaligus produser seperti yang dikatakan tuan Robert?”

Valeri terdiam mendengar jawaban diplomatis yang dilontarkan oleh lelaki di hadapannya. Jeriko menghentikan satu pelayan dan mengambil segelas sampanye lalu memberikan pada Valeri yang masih terdiam dan memilih menatap hal lain. Valeri menoleh melihat uluran gelas itu dan menggeleng pelan.

“Maaf saya tidak minum tuan” jawab Valeri lembut

Jeriko menaikkan alisnya, “Kau tak minum alcohol? Masih ada penyanyi yang tidak minum alcohol?” tanyanya

Valeri tersenyum, “Saya hanya sedang tak ingin mabuk malam ini” jawabnya sopan

Jeriko mengangguk pelan lalu meletakkan gelasnya di meja kecil di dekatnya. Dia kembali mengalihkan pandangannya ke depan, namun sesekali dia melirik Valeri yang masih betah diam.

“Jika percaya, maka jangan pernah goyah. Tapi jika curiga maka selidiki” ujar Jeriko tiba-tiba

BAB 3 : Kabar Buruk

Valeri langsung menoleh pada Jeriko dan mengerutkan keningnya, “Maaf tuan?”

Jeriko mengedikkan bahunya, “Kekasihmu. Kau sedang memikirkannya kan?! Jika kamu memang mempercayainya, maka jangan pernah goyah. Tapi jika ragu itu ada, maka selidiki sampai keraguan itu hilang sepenuhnya”

Valeri menghembuskan nafasnya, tak berniat menjawab ucapan Jeriko. Dia memang seseorang yang cukup tertutup. Valeri jarang mau berbagi tentang masalah pribadinya pada orang lain. Bahkan pada manajernya atau asistennya pun Valeri jarang melakukannya. Baginya masalah pribadinya hanya untuk konsumsi diri sendiri saja.

Tiba-tiba Frank mendatangi Valeri dengan tergopoh dan berbisik di samping penyanyi cantik itu, “Val, janji jangan panik ya! Apartemen milikmu di bobol orang dan diobrak abrik dalamnya!”

Valeri langsung membelalakkan matanya, “APA!!”

Frank langsung menempatkan telunjuk di bibir Valeri, “Ssttt jangan keras-keras! Nanti menarik perhatian orang! Kamu nggak mau muncul gossip tentangmu besok kan!”

Valeri mengatupkan bibirnya erat, lalu dia mengajak manajernya pergi. Sebelumnya dia menganggukkan kepalanya dan berpamitan pada Jeriko yang masih diam berdiri di sampingnya.

“Maaf tuan Jeriko, saya harus pergi. Terima kasih atas masukan yang anda berikan!” ucapnya lembut. Setelah mendapat anggukan dari Jeriko, dia menyeret manajernya untuk pergi dari sana.

Jeriko mengikuti kepergian Valeri hingga Valeri menghilang diantara kerumunan tamu. Jeriko mengangkat jarinya dan seorang pria yang sedari tadi mengikutinya mendekat ke arahnya.

“Ikuti dan cari tau apa yang terjadi pada Valeri” bisik Jeriko

Lelaki tadi mengangguk pelan dan langsung menghilang di tengah kerumunan.

***

Di luar ruangan itu Valeri menarik manajernya ke samping kolam renang. Dia menengok ke kanan dan kiri untuk memastikan tak ada yang mengikuti dan mendengar mereka, baru dia kembali menatap intens manajernya.

“Frank, katakan apa yang terjadi?! Apa maksudmu dengan apartemenku di bobol orang!” tanya Valeri panik

Frank menghembuskan nafasnya, “Aku baru saja dapat laporan dari petugas keamanan apartemenmu, dan dia bilang seseorang melaporkan bahwa pintu apartemenmu terbuka dan saat dia mengintip kondisi di dalamnya berantakan. Dia melapor karena takut kamu berada di dalam dan ada yang sengaja berniat melukaimu. Lalu setelah diperiksa unitmu kosong dengan semua barang berserakan tak beraturan. Dia sedang meminta ijinmu untuk mengakses CCTV di dalam unitmu”

Valeri menelan ludahnya susah payah. Ada ketakutan yang kini merayapi hatinya. Apakah ini semacam terror untuknya?! Tapi siapa yang melakukannya? Dia tak pernah memusuhi siapapun. Bahkan sesama teman artis. Karena dia selalu berusaha ramah dan menjaga untuk tidak menyinggung siapapun terutama dalam hal menerima pekerjaan. Tapi kenapa?

“Apa yang harus kulakukan Frank? Siapa yang melakukannya?!” tanyanya panik

Frank memegang kedua lengan Valeri mencoba mengembalikan fokus wanita cantik di hadapannya dan memaksanya tenang. “Val, liat aku dulu. Kamu harus tenang. Kita nggak akan bisa bertindak kalau kamu enggak tenang. Oke?”

Valeri menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya pelan. Dia melakukannya berulang hingga dadanya terasa lebih tenang. Dia mencoba memfokuskan pikirannya untuk memaksa pikirannya bekerja. Dia harus membuat keputusan.

“Oke, lakukan koordinasi antara pihak keamanan apartement dengan kepolisian. Berikan akses untuk CCTV dalam rumah. Dan pesankan aku kamar hotel. Malam ini aku akan tidur di hotel saja” putusnya.

Frank mengangguk setuju, tapi kemudian dia berbalik lagi mengurungkan niatnya untuk pergi dan melakukan koordinasi dengan kepolisian dan keamanan apartemen.

“Val, kenapa nggak mau tinggal di rumah Arthur aja? Aku akan ikut denganmu supaya dia tidak melakukan apapun padamu. Lagipula itu juga apartemen milikmu kan!” saran Frank

Valeri menatap Frank dan menggelengkan kepalanya, “Arthur pergi ke luar negeri Frank. Unitnya kosong”

“Bagus dong. Kamu bisa tinggal disana, kita semua akan mengikuti dan menjagamu” ujar Frank

Valeri terdiam. Dia kembali terngiang ucapan Jeriko di dalam tadi. Apakah dia mengiyakan saran Frank sekaligus menyelidiki kehidupan kekasihnya itu? Bukankah ini kesempatan yang bagus? Ketika kekasihnya tidak ada di unit dan dia bisa tinggal disana tanpa harus bertemu dengan Arthur karena Arthur sedang ke luar negeri. Tapi bagaimana jika akhirnya dia menemukan sesuatu yang menyakitkan hatinya? Apakah dia siap?

Valeri menggeleng, “Malam ini kita tidur di hotel saja. Aku sudah terlalu lelah Frank”

Frank mengangguk pelan, “Baiklah. Aku akan melakukan koordinasi dengan pikah apartemen dan kepolisian, lalu aku akan meminta Frisca mengantarmu kembali ke kamar. Aku akan memperpanjang masa menginap kita di hotel ini saja”

Valeri mengangguk, “Oke”

Frank lalu berbalik dan berjalan menjauh untuk melakukan beberapa panggilan. Sementara di salah satu sudut gelap tak jauh dari sana seseorang sedang bersembunyi dan menyaksikan serta mendengarkan semua percakapan antara Valeri dan Frank. Setelah Frank pergi, lelaki itu juga berbalik dan menghilang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!