NovelToon NovelToon

AISHA

Latar Belakang cerita "Aisha"

Hallo !!!

Cerita Aisha ini sudah pernah terbit buku ya .. Sudah pernah juga update di aplikasi orange tapi karena suatu hal sekarang sudah un-publish beberapa part-nya atau mungkin semua (saya lupa)

Nah, bagi yang ingin tahu kelanjutannya atau ingin mulai baca, sekarang sudah ada di Noveltoon ya ..

Semoga kakak kakak semua suka.. Dan jangan lupa dukungannya!!!

Bab 1.

Aisha Febriani baru berusia 19 tahun dan sudah menikah dengan seorang pria berusia 27 tahun, Reyhan Pramana. Pria yang menikahinya berdasarkan wasiat ayahnya. Pernikahan yang sederhana dan juga tidak banyak tamu undangan telah mereka jalani satu bulan yang lalu.

Dalam satu bulan pernikahan, semuanya berjalan dengan baik. Rey memperlakukan Aisha seperti pada umumnya seorang pria memperlakukan istrinya. Hari demi hari mereka lalui dengan tenang dan damai. Dalam waktu satu bulan itu juga, mereka belajar untuk saling mengenal dan saling memahami satu sama lain.

Aisha, juga tidak keberatan saat Rey membawanya untuk tinggal di luar kota, karena Rey harus bekerja.

"Sha, walau bagaimana pun, kita menikah bukan karena memiliki perasaan satu sama lain. Aku harap, kamu bisa menerima apa yang akan aku katakan padamu!" Ucap Rey saat mereka berada di dalam kamar mereka, selesai melakukan ritual suami istri.

"Apa?" Tanya Aisha dengan nada lembut seperti biasanya. Suara lembut Aisha lah yang membuat hati Rey menjadi lebih tenang saat menghadapi istrinya itu, mengingat ia terpaksa menikahinya.

"Aku masih memiliki kekasih. Dan sangat mencintainya. Aku berencana untuk menikahinya." Kata Rey membuat hati Aisha tiba-tiba membeku seperti es yang dingin. Apa yang suaminya katakan? Bukankah ia baru satu bulan menikah? Apakah pantas jika suaminya memperistri wanita lain? Sedangkan tidak ada masalah apapun pada pernikahan mereka.

"Menikah?" Tanya Aisha kurang setuju dengan keputusan Rey.

"Ya. Sebenarnya dulu kami sudah akan menikah, kami sudah merencanakannya dengan begitu indah. Tapi, saat ayah sakit dan meninggalkan sebuah wasiat agar aku menikahimu, semuanya seakan hancur berantakan." Jawab Rey.

Aisha terdiam, jadi apakah Rey secara tidak langsung mengatakan bahwa ia telah menghancurkan impian indah mereka? Apakah akan membencinya saat ia mengatakan tidak?

"Tapi, Rey. Apakah harus menikahinya? Apa aku ada salah atau kurang dalam melayanimu sebagai suamiku?" Tanya Aisha.

"Tidak. Kau tidak salah. Kau sangat sempurna. Bahkan aku rasa, kau lebih dari tulus melakukannya." Kata Rey.

"Lalu, apa alasanmu untuk melakukan poligami?" Tanya Aisha.

"Kami saling mencintai satu sama lain." Jawab Rey.

Aisha terdiam.

Mereka saling mencintai, Rey dan kekasihnya. Lalu, bagaimana dengan dirinya dan Rey? Apakah tidak ada sedikitpun cinta di antara mereka yang bisa membuat pernikahan mereka bertahan?

Aisha tidak menjawab, ia juga tidak membuka suaranya lagi, kemudian ia berlari ke kamar mandi, sementara Rey hanya bisa terdiam dan menghela nafas. Ia sudah bisa membaca pikiran Aisha saat ini, wanita itu mungkin tidak ingin dipoligami.

.......

Aisha baru keluar dari dalam kamar mandi setengah jam setelahnya. Ia mengambil selimut dan berencana tidur di ruang lain. Tapi, Rey mencegahnya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Rey.

"Kamu bilang ingin menikahi kekasihmu, jadi aku harus terbiasa tidur sendiri. Karena ada kalanya aku pasti akan kehilanganmu di suatu malam." Jawab Aisha.

"Bisakah kau tidak berfikir seperti itu?" Tanya Rey tidak enak hati menyakiti perasaan Aisha, namun hatinya akan lebih sakit jika ia meninggalkan gadis yang ia cintai.

"Walau bagaimana pun kau juga akan memiliki dua istri, kau akan tidur dengannya juga. Dan saat itulah aku harus merelakan mu tidur dengannya." Jawab Aisha.

"Aku akan berlaku adil. Jangan berfikir aku akan melepas tanggung jawabku padamu. Itu tidak akan pernah terjadi. Ayah telah menitipkanmu padaku." Kata Rey.

"Hanya satu malam saja, aku akan tidur di ruang lain, besok aku akan ada disini, kemudian akan kembali di ruang lain saat malam selanjutnya, begitu pun seterusnya secara berulang-ulang." Kata Aisha.

"Aisha-"

"Ini hanya agar aku lebih cepat terbiasa." Pungkas Aisha kemudian meninggalkan Rey di kamarnya sendirian.

Rey mulai merasa sepi sekarang, dalam satu bulan pernikahan mereka, Rey sudah terlanjur menikmati kebersamaannya dengan Aisha. Wanita lembut yang penuh dengan pengertian. Tapi, sekarang ia justru mengecewakan wanita yang tulus terhadap dirinya. Wanita yang rela meninggalkan kedua orangtuanya untuk menikah dan hidup bersamanya.

Aisha menatap langit-langit kamar dimana ia sedang berbaring sekarang. Hanya kamar tamu yang tidak lebih besar dari kamar utama mereka. Ia sedang berfikir apakah keputusannya sudah benar? Apakah hatinya akan kuat saat wanita lain masuk ke dalam rumah tangganya? Bagaimana jika ia justru tidak ikhlas setelah semuanya terjadi? Tapi, jika ia merasa keberatan dan menolak, kemungkinan ia akan menyakiti dua hati manusia, Terutama suaminya. Lagipula Rey sudah berjanji akan bersikap adil. Seharusnya tidak akan menjadi masalah. Selama ini Rey juga bersikap baik dan tidak pernah mengkritik apapun yang ia lakukan. Ia yakin Rey bisa melakukannya dengan adil.

Sementara itu di dalam kamar, Rey tengah berfikir keras, apakah sudah benar keputusannya untuk menikah lagi, sementara Aisha tidak kurang sedikitpun. Hanya saja ia tidak mencintai Aisha saat ini. Satu-satunya wanita yang ia cintai adalah Renata. Mereka sudah berhubungan sejak mereka duduk di bangku SMA. Rasanya tidak adil bagi mereka jika harus berpisah karena sebuah perjodohan yang bertolak dengan keinginan mereka. Jika ia tidak menikahi Rena, gadis itu akan menikah dengan orang lain, ia semakin tidak rela.

...............

Hari menjelang pagi, dan Aisha yang semalaman tidak bisa memejamkan matanya, kini tengah sibuk di dapur untuk mempersiapkan sarapan untuk dirinya dan suaminya. Setiap hari, Aisha pasti akan bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan sarapan dan beres-beres rumah. Aisha sengaja tidak mengajukan keberadaan Art untuk membantunya karena ia merasa sanggup mengerjakan semuanya sendiri. Selama ini, ia juga tidak pernah merasa kerepotan melakukannya sendiri. Rumah mereka tidak terlalu besar dan Aisha saja sudah cukup.

Rey mendengar suara aktivitas Aisha di dapur dan pergi untuk melihatnya. Benar, Aisha sedang menyiapkan makanan untuknya. Rey melirik jam di dinding dan masih cukup pagi untuk Aisha melakukan semuanya.

"Ehm." Rey berdehem, Aisha tersentak kaget kemudian menatap Rey sekilas dan kembali fokus pada kegiatannya. "Ini apa tidak terlalu pagi?" Tanya Rey.

"Aku tidak bisa tidur. Jadi, aku memasak untuk sarapan." Jawab Aisha. Apakah Aisha menderita semalaman karena dirinya? Ia yang memulai dan kini ia yang menyesalinya.

"Kemarilah! Dan duduklah sebentar!" Ucap Rey menunjuk ke sebuah kursi di ruang makan. Aisha mematikan kompornya dan menuruti apa yang Rey katakan. Ia berjalan mengikuti Rey ke ruang makan dan duduk berdampingan dengan suaminya itu.

"Dengarkan aku!" Ucap Rey kemudian menghela nafas. "Aku minta maaf! Aku melakukan ini bukan karena aku tidak ingin kamu. Hanya saja ini masalah perasaan. Kami sudah lama berhubungan, belasan tahun kami bersama." Kata Rey.

"Aku tahu, kamu tidak perlu menghawatirkan aku. Sejak awal memang seharusnya kita tidak perlu menikah. Aku bisa menolak lamaranmu waktu itu. Andai ayah mertua masih ada, mungkin aku juga akan bicara padanya." Jawab Aisha.

"Aisha, bukan begitu. Aku tidak pernah menyesali keputusan menikahimu. Bahkan aku sangat senang bisa menikahi wanita sepertimu. Hanya saja-"

"Hanya saja kamu tidak mencintaiku. Aku sudah mengerti. Kuharap jangan membahas ini lagi, lakukan saja apa yang kamu inginkan. Aku tidak akan merasa keberatan." Kata Aisha kemudian berdiri dan meninggalkan Rey untuk melanjutkan memasak.

Rey semakin bingung. Bagaimana cara menjelaskannya pada Aisha? Sementara ia sendiri tidak tahu bagaimana harus menghadapi situasi saat ini, Aisha sepertinya masih marah dan kesal. Apa yang sebenarnya Aisha takutkan? Apakah karena ia takut Rena akan bersikap tidak baik padanya? Apakah ia harus mengenalkan mereka berdua terlebih dulu?

..............

Bersambung....

Bab 2.

Setelah kejadian semalam saat Rey meminta izin untuk menikah lagi, Aisha jadi lebih pendiam dari biasanya. Menurutnya, ia harus belajar untuk terbiasa dengan keadaan. Sebentar lagi Rey akan menikahi wanita yang dicintainya. Sudah pasti mereka akan lebih jarang berkomunikasi karenanya.

Rey sudah pergi sejak pagi setelah sarapan, tidak tahu kemana. Hari ini tanggal merah, seharusnya Rey tidak pergi bekerja. Jadi, kemungkinan suaminya itu pergi untuk kekasihnya.

Aisha sengaja menyibukkan diri dengan mengerjakan pekerjaan rumah, mulai dari mencuci pakaian dengan tangan meskipun di rumah itu, Rey sudah menyiapkan mesin cuci, menyapu dan mengepel meskipun kemarin ia juga sudah mengepel lantai sampai bersih. Semua ia lakukan agar pikirannya berhenti untuk memikirkan hal-hal yang tidak ia inginkan.

"Aisha, lihat siapa yang datang!" Suara Rey mengagetkan Aisha yang sedang merapikan peralatan pel yang baru saja ia gunakan. Ia menatap ke arah Rey dan melihat seorang gadis yang berdiri dengan sangat anggun di samping Rey. Mungkinkah itu calon madunya?

"Maaf, lantainya masih basah, takutnya kalian terpeleset, kalian tunggu di depan saja! Aku bereskan ini dulu." Kata Aisha. Rey menganggukkan kepalanya dan mengajak Rena ke ruang tamu. Rey tahu kemarin Aisha baru membersihkan rumah mereka. Apa ini adalah wujud dari protesnya?

"Rey, istrimu sangat baik. Apa tidak sebaiknya kamu pikir-pikir dulu masalah pernikahan kita? Aku takut menyakiti hatinya." Kata Rena tanpa sengaja terdengar sampai ke telinga Aisha yang baru saja kembali dari membereskan alat pel. Ia sebenarnya ingin langsung menyapa mereka. Tapi setelah mendengar kata-kata Rena, Aisha kembali ke dapur untuk menyiapkan minum.

"Aku tahu, tapi aku yakin dia akan mengerti." Jawab Rey.

"Kita juga harus memikirkan perasaan istrimu." Kata Rena ragu untuk menerima pernikahan mereka yang sudah ia susun dengan baik.

"Tapi bagaimana dengan kita? Aku tidak bisa kehilanganmu." Kata Rey.

"Dia wanita yang baik. Apa kamu tega menyakitinya?" Tanya Rena.

"Kalian tidak perlu menghawatirkan aku! Aku baik-baik saja. Aku akan merasa sangat bersalah jika pernikahan kalian dibatalkan." Kata Aisha tiba-tiba muncul dengan dua gelas jus jeruk di atas nampan.

"Aisha. Perkenalkan! Ini Renata, calon istriku." Ucap Rey memperkenalkan. Aisha meletakkan nampannya di atas meja kemudian menjawab tangan Rena.

"Aku Aisha. Salam kenal!" Ucap Aisha.

"Aku Renata." Balas Rena.

"Silahkan diminum!" Ucap Aisha. "Kalian tidak perlu memikirkan aku. Aku tidak apa-apa. Dari awal yang dicintai Rey hanya Rena. Jadi, akan sangat merasa bersalah jika aku menjadi penghalang kalian untuk bahagia." Lanjut Aisha.

"Apa kamu yakin dengan kata-katamu?" Tanya Rena ragu. Ia yakin tidak ada satupun wanita di dunia ini yang mau berbagi suami dengan suka rela, lalu kenapa Aisha sepertinya malah sebaliknya?

"Sangat yakin. Pernikahan kami tidak ada cinta di dalamnya." Kata Aisha menahan sesak yang ada di dalam hatinya. Ia memang menerima tapi hatinya belum bisa menerimanya.

Cinta?

Jangan ditanya lagi! Setelah satu bulan lebih hidup bersama dengan damai, bahkan beberapa kali tidur bersama, apakah cinta tidak bisa tumbuh meskipun mereka belum pernah mencoba memikirkannya? Tentu saja, Cinta datang tanpa permisi, keluar masuk sesuka hati.

"Apa kamu tidak mencintai Rey?" Tanya Rena pada Aisha.

"Wanita mana yang tidak mencintai suaminya. Justru sebagai perwujudan cinta, aku merelakan dia bahagia meskipun dia harus menikah lagi. Dia bahagia, aku juga bahagia." Jawab Aisha mengenai tepat di ulu hati Rey.

"Rey, apa benar kau tidak mencintai Aisha?" Tanya Rena beralih menatap kekasihnya.

Pria itu hanya menggelengkan kepalanya dengan sangat berat. Ia tidak tahu cinta atau tidak terhadap Aisha. Yang ia rasakan hanyalah nyaman berada di sisi Aisha selama ini. Aisha memerankan perannya sebagai istri dengan sangat baik. Tidak pernah mengeluh meskipun ia sedang lelah, tidak pernah menuntut meskipun ia tidak pernah keluar berlibur bersama sekalipun.

"Semuanya sudah jelas, pernikahan kalian harus tetap berjalan. Ini demi kebahagiaan kita semua. Kamu bahagia, Rey bahagia, dan aku pun juga akan bahagia." Sambung Aisha.

Rena terdiam. Tidak mungkin ada wanita seperti Aisha. Lalu, jika Aisha hanya berpura-pura saat ini, apa rencana wanita itu sebenarnya. Rey juga berfikir sama dengan Rena. Awalnya ia tahu Aisha sangat keberatan dengan keputusannya. Sekarang , kenapa ia justru terlihat yang paling antusias dalam hal ini?

"Berhubung aku sudah selesai masak makan siang. Kalian tunggu aku di ruang makan! Aku akan panaskan makanannya dulu." Kata Sudah memungkasi pembicaraan mereka yang mungkin tidak akan pernah habis.

Rey dan Rena saling tatap kemudian tersenyum. "Baiklah, terimakasih, Aisha!" Ucap Rena.

Aisha menganggukkan kepalanya kemudian pergi ke dapur dengan dada yang sesak. Bagaimana ia bisa mengatakan itu semua, sedangkan hatinya sama sekali tidak rela Rey menikah lagi. Tapi, yang dicintai Rey hanyalah Rena, membiarkan Rey menikahi Rena adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan statusnya saat ini. Ia tidak mungkin pulang ke rumah orangtuanya, atau ke kampung halaman neneknya dengan status janda dengan secepat ini. Ia hanya menghargai perasaan Rey saat ini. Biarkan pria itu bahagia, maka ia juga akan bahagia berada di sisinya meskipun tidak akan sedekat dulu lagi.

............

Rena dan Rey menunggu di ruang makan sedangkan Aisha memindahkan satu persatu hidangan buatannya dari dapur ke meja makan. Rena yang melihatnya pun merasa kasian dan tidak enak hati jika hanya berdiam diri saja. Ia berdiri dari posisi duduknya namun ditahan oleh Aisha.

"Saat ini, kamu adalah tamu kami, biarkan kami yang melayanimu dengan baik. Kamu duduk saja!" Ucap Aisha. Sekali lagi, Rena semakin merasa bersalah pada Aisha. Wanita itu sangat lembut hatinya, ia berani bertaruh bahwa Rey pasti pria satu-satunya dalam hidup Aisha.

Rena menatap Rey, dan pria itu menganggukkan kepalanya pelan. Rena hanya bisa mengangguk membalasnya dan menundukkan kepalanya. Ia berfikir, haruskah ia tetap dalam egonya untuk menikahi Rey? Tapi, jika bukan Rey, ia belum tentu mendapatkan kebahagiaan mengingat mereka sudah bersama sejak lama.

"Kenapa kalian diam saja? Ayo cepat makan! Ini semua aku yang masak sendiri!" Kata Aisha setelah selesai menyiapkan makanannya ke meja makan.

"Tamu, seharusnya juga menunggu tuan rumah dulu. Tidak bisa asal." Kata Rena.

"Baiklah." Kata Aisha melemparkan senyum manisnya. "Rey, ambilkan nasi dan lauk untuk Rena. Kenapa diam saja?" Tanya Aisha pada suaminya yang heran mendengar perintah Aisha.

"Baiklah." Jawab Rey gugup. Ia kemudian mengambilkan nasi dan beberapa lauk ke piring Rena. Sedangkan Aisha seperti biasa menyiapkan makanan ke piring Rey sebelum ia mengambil makanannya sendiri.

Rena menatap ketulusan Aisha. Jika suatu hari nanti ia sudah menikah dengan Rey, apakah Aisha juga akan tetap sebaik ini padanya? Apa tidak akan menambah masalah?

"Kok tidak dimakan? Aku tidak menambahkan racun ke masalahku kok." Kata Aisha disertai tawa kecil yang keluar dari bibirnya membuat Rey menoleh dan menatapnya. Wanita itu masih bisa tersenyum?

"Bukan begitu kok. Aku hanya terharu sama kebaikan kamu. Terimakasih ya!" Ucap Rena.

"Sama-sama." Jawab Aisha. Mereka kemudian saling diam sambil menghabiskan makanan mereka. Rey sengaja memberi kode pada Rena agar makanannya di habiskan karena Aisha tidak suka ada sisa makanan di atas piring. Rey mengakui meskipun Aisha tidak bisa masak makanan mewah, tapi apapun yang dimasak oleh Aisha memang rasanya enak. Jadi, ia selama ini tidak pernah merasa keberatan jika Aisha melarang menyisakan makanan di piring.

"Kalian silahkan beristirahat dulu! Aku akan membereskan ini dulu!" Ucap Aisha setelah mereka selesai makan siang.

"Tidak. Aku akan membantumu. Tidak adil rasanya jika aku hanya numpang makan tapi tidak melakukan apa-apa." Kata Rena.

"Tidak perlu, Rena! Ini belum saatnya. Biar aku saja. Kelak setelah kamu menjadi istri kedua Rey, kamu boleh membantuku." Jawab Aisha.

"Aisha, aku mohon maafkan aku! Tapi, jika kau tidak ingin kami menikah, bicaralah! Aku tidak akan mungkin bisa menyakiti perasaanmu!" Tiba-tiba Rena memohon pada Aisha. Sejak tadi Aisha memperlakukannya dengan baik. Sangat tidak wajar bagi Rena. Rena pikir Aisha akan memaki-makinya dan tidak membiarkan dia masuk. Tapi semua yang terjadi adalah kebalikannya.

"Kamu bicara apa? Aku sudah bilang kan? Aku tidak apa-apa. Kamu tenang saja!" Ucap Aisha.

Setelah mengatakannya, Aisha membereskan semuanya dan mencuci beberapa set peralatan makan yang baru mereka gunakan. Sementara Rena dan Rey hanya bisa saling tatap dan menghela nafas, tidak tahu apa yang sedang Aisha pikirkan.

..........

Aisha tidak terlihat lagi setelah Rey dan Rena menunggunya di ruang tengah untuk beristirahat. Kemana Aisha pergi? Kenapa di dapur begitu lama sekali? Rey khawatir jika ternyata hal yang tidak pernah ia pikirkan terjadi.

"Rey, mana Aisha?" Tanya Rena.

"Aku akan mencarinya sebentar." Jawab Rey kemudian pergi mencari istrinya.

Rey sudah mencari Aisha ke kamar, dapur, kamar mandi. Tapi, Aisha tidak ada di sana. Tapi, suara langkah Aisha terdengar di kamar tamu yang semalam Aisha gunakan untuk tidur. Apa Aisha kelelahan dan memutuskan untuk tidur? Rey akhirnya masuk ke dalam kamar itu untuk memeriksa apakah Aisha baik-baik saja atau tidak.

"Aisha, apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Rey melihat Aisha yang sedang membersihkan tempat tidur dan menyiapkan selimut.

"Menyiapkan kamar untuk Rena. Barang kali ia ingin menginap." Jawab Aisha.

"Rena tidak menginap. Aisha kumohon jangan berlebihan seperti ini!" Kata Rey memohon.

"Berlebihan bagaimana?" Tanya Aisha.

"Apa benar kamu bisa menerima Rena?" Tanya Rey. "Kamu tulus menerimanya?" Imbuh Rey.

"Asal dia bisa menerimamu, kenapa aku tidak bisa?"

Rey semakin bingung dibuatnya. Benarkah sikap Aisha seperti ini bukan lah sedang menyembunyikan masalah besar?

Aisha melanjutkan kegiatannya tanpa peduli dengan Rey yang masih bingung dengan sikapnya. Bersikap biasa bahkan terlalu berlebihan.

Bersambung ....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!