Bagai badai menerjang dan bumi terbelah menjadi dua, begitulah situasi kehidupan rumah tangga Embun saat ini. Tanpa peringatan, tiba-tiba saja rumah tangganya hancur berkeping-keping.
“Aku talak kamu, Embun! Mulai hari ini, kita bukan suami istri lagi! Aku haramkan tubuhku kau sentuh...!“
Lidah Embun kelu, tatapan mata indah wanita yang sudah menikah selama satu tahun itu mendadak kosong. Jiwanya seolah terserret arus ombak ke laut dalam, tanpa ada tanda-tanda jiwanya akan segera kembali ke atas permukaan.
Plak!
“Anak kurang ajjar! Hanya demi wanita pelakor murahaan itu kamu tega menceraikan wanita sebaik Embun! Mama nggak rela dunia akhirat, Gio! Tapi kata talak sudah terucap, sesuai peringatan Mama sama kamu... saat kamu berani menceraikan menantu kesayangan Mama, saat itu juga kamu bukan lagi anak Mama! Pergi dari rumah ini dan hiduplah dengan wanita pilihan mu itu...!!!“
Saat suara teriakan Mama mertuanya terdengar, baru lah jiwa Embun tertarik kembali ke raganya. Kini ia mengerti, tanpa sepengetahuan nya ternyata suaminya telah memiliki wanita idaman lain dan sang Mertua juga sudah mengetahui nya.
“Mah! Hanya demi menantu yang Mama dan Papa paksakan padaku ini... kalian tega memutuskan hubungan dengan ku?! Aku satu-satunya anak kandung Mama, bukan Embun! Aku sudah melakukan keinginan kalian dengan menikahi menantu idaman kalian ini, aku sudah berusaha mencintai dia! Tapi aku sudah lelah bersandiwara dengan berpura-pura mencintai nya padahal dalam hatiku hanya ada Elsa!“
Plak!
Sekali lagi Mama mertua Embun menampaar putra kandungnya, “Ada alasan Mama nggak pernah setuju kamu sama wanita itu! Tapi kamu nggak pernah mau mendengar perkataan Mama! Elsa itu__“
“Mah! Cukup! Biarkan mereka bercerai!“ Papa mertua Embun baru saja datang pulang dari perusahaan, wajah tuanya tampak lelah namun keributan di dalam rumah harus ia selesaikan karena dia adalah kepala keluarga.
“Tapi Pah...“ Mama mertua berwajah khawatir jika putranya benar-benar akan terjebak bersama Elsa, ada rahasia yang berhubungan dengan Elsa karena itu lah orang tua Gio tak pernah menyetujui hubungan Gio dan wanita pilihan anaknya itu selama ini.
Lalu, orang tua Gio bertemu dengan Embun saat Embun bertugas sebagai perawat di rumah sakit dan begitu penuh perhatian ke setiap pasien yang dirawatnya. Orang tua Gio tidak mempunyai anak perempuan, jadi ketika Embun begitu telaten merawat Papa Gio saat sakit hipertensi, mereka menyukai pribadi Embun dan ingin menjadikannya menantu.
Gio sempat menolak karena dia sudah mempunyai kekasih yaitu Elsa, namun karena ancaman akan dicoret dari ahli waris dan menjadikan sepupu Gio sebagai pewaris mereka akhirnya Gio setuju menikah dengan menantu pilihan orang tuanya.
Sayangnya, meski sudah setahun menikah Gio masih tak bisa terlepas dari bayang-bayang mantan kekasihnya dan baru-baru ini laki-laki itu kembali merajut cinta yang pernah terputus karena perjodohan. Akhirnya karena desakan Elsa yang ingin segera dinikahi, Gio yang sudah merasa cukup menuruti orang tuanya mengambil keputusan dengan menceraikan Embun.
Tak ada yang tahu, jika hari itu Embun ingin mengumumkan kabar jika dirinya tengah berbadan dua. Meski di awal pernikahan, Gio enggan menyentuh Embun tapi namanya laki-laki akhirnya kalah oleh nafsunya sendiri.
“Mah, Pah... jangan usir Mas Gio. Biar Embun yang pergi dari sini, biarkan Mas Gio meraih kebahagiaan nya yang sempat terhalang karena menikahi Embun.“ Suara Embun begitu lirih hampir tak terdengar.
“Dengar! Kalau kau punya telinga, kau dengar kan apa yang dibilang Embun! Dia bahkan masih memikirkan kebahagiaan mu!“
“Alah! Aku nggak suka wanita munafik macam dia! Berwajah malaikat tapi ternyata selalu mempengaruhi Mama dan Papa untuk terus membelanya! Embun tidak sesempurna yang kalian lihat! Dia menyembunyikan niat busuknya menikah dengan ku! Dia hanya ingin harta kalian, makanya berpura-pura jadi menantu lemah lembut dan penurut!“
PLAK!
Kali ini Papa mertua Embun yang melayangkan tamparaan pada putra kejamnya. Jika Embun dikhianati dan diceraikan itu masih bisa dimaklumi, tapi merendahkan dan memfitnah menantunya maka mereka tidak terima.
“Akan Papa pastikan, wanita yang kau rendahkan ini akan menikah lagi dengan laki-laki yang lebih segalanya darimu! Lebih kaya dan lebih menghargai wanita sebaik Embun!!! Sekarang kau lah yang harus pergi dari rumah ini...! Meskipun Embun sudah kau ceraikan, dia masih berhak tinggal di rumah ini pada masa iddah nya!“
Dengan menahan amarah dan rasa sakit hati karena orangtuanya tetap memilih Embun daripada dirinya, Gio pergi tanpa menoleh ke arah Embun yang sejak tadi masih berharap ada setitik rasa pada diri Gio padanya dan merujuk nya. Namun, harapan Embun sirna seiring kepergian Gio yang kini telah berstatus mantan suami.
.
.
.
Lanjut gak? Hehe.
LIKE KOMEN YA GAEES...
Sepeninggal Gio, tubuh Embun luruh ke lantai. Mama mertuanya cepat-cepat memeluk menantunya yang kini hanya sebatas hukum, karena secara agama Embun sudah bukan lagi menantu perempuan nya.
“Sayang, kamu harus kuat. Kamu akan tetap jadi putri kami, kalaupun kalian nanti resmi bercerai secara negara... rumah ini akan menjadi milik kamu, jangan khawatir ya. Mama sama Papa lebih baik kehilangan Gio, daripada harus kehilangan kamu. Apalagi kata Bibik, kamu muntah-muntah terus dari kemarin. Bik Nunik tadi beli testpack... apa hasilnya, Nak?“ Mama mertua selalu perhatian saking sayangnya dia pada Embun, apalagi Embun tidak lagi seperti menantu tapi sudah dianggap putri sendiri.
Kebahagiaan dan kesedihan Embun, turut dirasakan oleh kedua mertuanya.
“Alhamdulillah, positif Mah. Mama bakal jadi Nenek sebentar lagi...“ Embun tersenyum sembilu, sakit hati Mama mertuanya melihat senyuman yang dipaksakan oleh sang menantu.
“Alhamdulillah, kuat lah demi anak ini ya. Jangan memperlihatkan kesedihan dan rasa sakit mu di hadapan Gio dan selingkuhan nya. Mama nggak ikhlas, kamu dipandang rendah oleh mereka hanya karena kamu mencintai anak Mama.“
“Mah... tapi Mas Gio tetap anak Mama. Embun nggak mau, Mama memusuhi Mas Gio hanya karena perpisahan kami. InsyaAllah... suatu hari Embun ikhlas sepenuhnya jika memang Mas Gio bisa bahagia dengan wanita pilihan nya.“
Mama mertua bernama Mama Hana itu menggeleng, “Jangan pikirin hubungan Mama dan Gio, kamu hanya perlu menata hati kembali dan sedikit demi sedikit melupakan kesedihan mu ditinggalkan oleh lelaki yang tidak bertanggung dan bajingaan seperti Gio!“
“Jangan terlalu membenci Mas Gio, nanti malah hati Mama yang terluka. Sebenci-bencinya orang tua pada anaknya, tetap saja Mama menyayangi Mas Gio.“
Mama Hana tersenyum menepuk lembut lengan Embun, “Mama tau, sayang. Masalah ini serahkan ke Mama dan Papa, jangan terlalu memikirkan nya lagi. Dan satu lagi..."
“Mulai sekarang kamu jangan terlalu berbakti sama kami. Kamu jangan terus menerus berada di dapur dan memasak sesuatu dengan alasan menjaga makanan sehat untuk kesehatan Papa, nanti Mama akan menyewa juru masak khusus kesehatan. Lalu... soal pekerjaan rumah, ada Mbok dan bibi sudah lebih dari cukup. Sekarang saatnya kamu menunjukkan bahwa kamu bisa cantik dan menawan lebih dari si gundik itu! Elsa hanya bermodalkan tubuh sexy dan mengobral kemolekan tubuhnya serta menjual rayuan menjijiikkan. Kamu adalah putri dari Mama Hana, cantik pun harus berkualitas dan nggak butuh sexy untuk merealisasikan nya! Siap-siap setelah ke Dokter kandungan, kita akan ke salon langganan Mama!“ Mama Hana mengibaskan rambut sebahunya dengan senyuman menentramkan, seketika hati Embun merasa hangat karena sang Mertua menjadi penyemangat dan pendukung nya.
Mama Hana tahu, alasan lainnya Gio lebih memilih Elsa karena penampilan Embun sangat sederhana. Sejak Embun menjadi menantunya, ia membiarkan Embun memakai pakaian yang nyaman dan tidak menuntut menantunya itu agar menjadi menantu dengan penampilan berkelas dan sepadan seperti mereka.
Namun ternyata Mama Hana salah, seharusnya ia membantu menantunya itu memperbaiki penampilan demi merebut hati Gio. Bukankah terkadang beberapa pria akan jatuh cinta setelah melihat dari fisiknya terlebih dahulu? Begitupun dengan Gio, putranya. Jika dibilang, Elsa memang cantik apalagi sebagai pekerja kantoran yang diharuskan selalu berpenampilan modis sebagai sekertaris.
Jika dibandingkan penampilan luar Elsa yang modis, memang penampilan Embun jauh dari kata sempurna. Hanya laki-laki luar biasa yang bisa melihat kecantikan dalam hati Embun, bukan hanya sekedar dari penampilan luar saja.
Mama janji, akan mencarikan suami yang lebih baik dari putra Mama! Sumpah Mama Hana.
•
•
Di sebuah apartemen atas nama Elsa setelah wanita itu merengek meminta hadiah ulang tahun sebuah apartemen, Gio sedang bermesraan dengan wanita selingkuh nya itu.
“Ah Mas! Cukup dulu! Aku lagi kesel ini!“ Elsa tampak merajuk.
Cumbuan Gio di leher Elsa terhenti, nafas pria itu sudah terasa berat akibat nafsu. Namun ia selalu menuruti Elsa, dia pun bergerak sedikit menjauh. “Kenapa lagi?“
“Aku hamil! Aku nggak mau anak ini, nanti kalau aku hamil tubuhku jadi jelek! Kamu sih nggak nurut! Aku bilang kan pakai pengaman, tapi kamu nolak karena katamu nggak enak!“ Wajah Elsa memberengut kesal, wanita itu ternyata sama dengan Embun sedang mengandung anak pria Durjana itu.
“H-hamil? Beneran Beb?“ Wajah Gio malah terlihat berbinar, dia sangat bahagia akan menjadi seorang Ayah.
“Ish! Kok malah seneng sih! Aku belum siap jadi seorang Ibu, aku masih betah jadi wanita karir! Aku nggak mau! Tubuhku rusak nanti! Gugurin aja anak ini!“ Bentak Elsa.
“Kok gitu sih Beb, padahal aku udah cerai sama si Embun yang jelek itu demi menikahi kamu! Anak ini adalah anakku, masa mau kamu gugurin!“
“Terserah! Aku berhak atas hidupku sendiri, jadi aku berhak mau ngapain dengan anak ini! Kalau kamu nggak mau lagi sama aku karena aku gugurin anak ini, aku nggak perduli! Kamu juga tau, aku adalah seorang wanita karir yang di incar banyak laki-laki... bukan hanya kamu aja! Aku nggak rugi ditinggalin kamu, malah harusnya kamu beruntung aku masih mau sama kamu meskipun kamu duda bekas wanita lain...!!“
Begitu menohok dan tak berperasaan kata-kata Elsa pada Gio, membuat laki-laki itu terkejut dengan ancaman dari sang kekasih gelap jika Elsa akan mencari laki-laki lain. Akhirnya, karena tak ingin kehilangan Elsa untuk kedua kalinya Gio pun setuju jika Elsa menggugurkan kandungan padahal ia sangat menginginkan anak itu.
Gio buta dengan cintanya, apapun akan dia lakukan demi Elsa.
Sementara Embun sedang menangis bahagia, ia sudah dibawa periksa oleh Mama Hana ke rumah sakit. Saat melihat hasil USG, Embun begitu terharu karena benar-benar ada segumpal nyawa di rahimnya yang harus ia jaga dengan segenap hati meskipun harus hamil tanpa seorang suami.
Ia juga paham, jika iddah istri yang diceraikan saat dalam keadaan mengandung adalah sampai melahirkan. Jadi untuk menjaga Iddah nya, Embun harus tetap di rumah sang mertua dan menjauhi laki-laki lain.
Namun apa jadinya, malah mertuanya sendri yang membawa seorang pria yang akan dijodohkan padanya? Apa Embun akan tetap menghindar?
Kedua wanita berbeda generasi namun sama-sama baik hati itu keluar dari ruangan Dokter kandungan, Mama Hana menggandeng lengan Embun bentuk keakraban dan juga ingin menjaga si ibu hamil.
“Putri dan cucu Mama harus sehat-sehat, ya.“ Satu tangan Mama Hana mengelus perut Embun yang diperkirakan sudah mengandung 5 minggu.
Keduanya berjalan di lorong dengan saling tersenyum bahagia, bahkan Embun sekejap melupakan rasa sakit di hatinya. Pernikahan setahun yang ia jalani meskipun hanya perjodohan, namun Embun sudah mencintai Gio selama ini. Karena sikap Gio baik padanya, Embun pikir Gio juga mencintainya. Tapi akhirnya ia mengerti saat Gio mengatakan lelah berpura-pura, itu artinya Gio hanya bersandiwara.
Tiba-tiba saja suara seseorang memanggil mereka.
“Mama! Embun! Ngapain di rumah sakit? Siapa yang sakit?“ meskipun hubungan Gio dan ibunya dalam pertengkaran, tapi suara laki-laki itu memang sarat akan kekhawatiran.
Mama Hana tidak menjawab, dia malah mendelik sinis ke arah lengan putranya yang digandeng mesra oleh Elsa. “Cih! Dengan bangganya gandeng suami orang, tapi emang jadi gundik nggak perlu malu sih... cukup obral tubuh aja!“
“Mah! Jangan hina Elsa!“ bentak Gio, kekhawatiran yang sempat ia rasakan pada kesehatan ibunya langsung digantikan rasa geram.
“Mas! Jangan bentak Mama!“ Embun yang biasanya bicara lemah lembut pada Gio balik membentak laki-laki yang sudah menjadi mantan nya itu.
“Hei! Berani kamu bentak saya!“ sekarang Gio malah membentak Embun.
Suara mereka lumayan berisik, beberapa orang yang sedang memeriksakan diri dan berseliweran di lorong memandang mereka dengan tatapan tak suka. Lalu seorang Dokter yang sedang melewati lorong, berhenti di dekat mereka.
“Tante Hana, Gio! Ngapain?“ Dokter yang ternyata adalah sepupu Gio sekaligus anak dari kakak laki-laki Mama Hana itu langsung berjalan mendekat.
“Pas banget ketemu kamu, Dam! Nanti malem ke rumah ya, Tante ngadain selamatan!“
“Selametan apa Mah, kok Gio nggak dikasih tau!“
“Kamu emang nggak di undang!“ Ucap Mama Hana dengan enteng pada putra kandungnya.
“Selametan apa, Tan?“ tanya Adam.
“Selametan Embun cerai sama laki-laki bajingaannn ini! Embun sekarang udah jadi janda, tapi dia sekarang jadi putri Tante! Putri kesayangan Tante...!“
“Ha...???“ Mulut Adam ternganga tak percaya, wanita yang pernah memenuhi relung hatinya dan pernah manjadi sosok idaman untuk menjadi istrinya kini seorang janda.
Tidak! Dalam hati Adam, nama Embun belum bisa tergeser. Andai dulu Adam lebih memberanikan diri, menyatakan perasaan sebelum akhirnya Embun dilamar oleh orang tua Gio mungkin keduanya sudah hidup bahagia.
“J-janda, Embun kamu...“ Adam masih belum percaya. Memang dulu Adam dan Embun mempunyai hubungan profesional dalam pekerjaan. Adam sebagai Dokter umum dan Embun sebagai perawat.
Bahkan lebih dari itu, keduanya berasal dari universitas yang sama dan diam-diam Adam memendam rasa sejak masa kuliah dulu.
Namun jodoh siapa yang tahu, ternyata Embun malah menikah dengan sepupunya sendiri meskipun ia pun tahu jika pernikahan itu karena perjodohan yang dipaksakan pada Gio oleh orang tuanya.
“Bukan urusan Lo! Pergi sana!“ ada rasa tak suka saat Adam ikut campur urusan nya, Gio bicara dengan ketus. Apalagi setelah dulu ia diancam untuk menikah dengan Embun, jika menolak hal waris akan diberikan pada Adam dia semakin tidak menyukai Adam.
Orang tua Adam sudah meninggal sejak Adam kecil karena sebuah kecelakaan, jadi Mama Hana lah yang merawat keponakan nya itu bak anak sendiri. Sejak Adam dibawa ke rumah dan diasuh oleh orang tuanya, Gio selalu saja memusuhi Adam seolah Adam berniat mengambil segalanya darinya.
Sejak kecil Gio tak ingin berbagi kasih sayang, lalu saat orang tuanya mengancam akan memberikan harta warisan pada Adam tentu saja Gio tidak terima dan akhirnya menyetujui pernikahan dengan Embun, wanita yang tidak ia inginkan hanya agar tidak kalah dari Adam.
Sejak kedua laki-laki itu tumbuh menjadi dewasa, setiap wanita yang disukai Adam akan didekati Gio dan wanita itu pun akan menjadi kekasih Gio. Dengan merebut wanita-wanita itu, menjadi kebanggaan tersendiri bagi Gio karena bisa mengalahkan Adam.
“Jangan keterlaluan, Gio! Aku cemas Tante Hana kenapa-kenapa tadi, aku tak berniat mencampuri urusan mu! Tapi, aku sebagai anak... nggak rela kamu bentak-bentak Tante Hana kayak tadi! Apalagi hanya demi gundik mu ini!“
Adam pun sudah tau tentang Gio yang berselingkuh, dia mendengar dari beberapa teman nya jika Gio sering terlihat bersama mantan kekasihnya yaitu Elsa ke setiap acara di perusahaan.
Latar belakang Adam pun bukan hanya Dokter biasa, dia adalah keturunan dari keluarga berada namun harta Adam dikelola oleh Mama Hana setelah orang tua Adam meninggal. Bahkan perusahaan milik Adam berkembang pesat dibawah tangung jawab Mama Hana, hanya saja Adam masih ingin menjadi seseorang yang bisa bermanfaat bagi masyarakat seperti menjadi seorang Dokter yang bisa menyembuhkan orang-orang dan Adam belum meng-klaim dirinya sebagai pemilik perusahaan.
Sebagai anak dari seorang CEO, Gio selalu bersikap congkak pada siapapun termasuk memandang rendah Adam. Dia selalu beranggapan jika Adam bisa sekolah tinggi dan menjadi Dokter memakai uang keluarga nya. Ia sering menghina Adam jika Adam hanya benalu yang menumpang hidup dari uang orang tuanya. Menghadapi perangai buruk Gio, Adam pun selalu mengalah karena dia merasa berhutang budi pada orang tua Gio yang merawatnya sejak berusia 7 tahun. Apalagi belakangan dia baru tahu tentang perusahaan yang diurus oleh Tantenya dan dia sebenarnya adalah pewaris kaya, dia pun sangat amat berterimakasih pada Mama Hana.
“Tante, mau pulang atau masih ada kepentingan? Biar Adam antar Tante...“
Puk!
Mama Hana menepuk bahu Adam dengan lembut, “Kamu emang selalu bisa Tante andalkan sejak kecil, makasih ya. Tapi Tante udah selesai pemeriksaan dan mau pergi nyalon sama menantu kesayangan Tante ini. Mau abisin uang puluhan juta buat Embun, dia sekarang Janda bermartabat... jadi Tante berniat cari suami buat Embun. Ngomong-ngomong, kalau kamu masih jomblo... boleh daftar jadi calon suami Embun sama Tante.“
“Mama!“ Gio terkejut mendengar omongan sang Mama, “Kami belum resmi bercerai! Bisa-bisanya Mama cari calon suami buat Embun!“
“Kenapa emangnya? Mama juga tau hukum agama, tentu saja Embun bakalan menikah lagi setelah abis masa Iddah. Jadi wajar dong Mama cari calon suami potensial buat putri kesayangan Mama dari sekarang! Kamu pasti bakal nyesel udah ngelepasin wanita sempurna seperti Embun hanya untuk memungut batu kali di sungai yang bahkan begitu tajam dan bisa menyakiti mu suatu hari nanti!!!“
“Tante, saya sejak tadi diam aja ya. Kenapa Tante terus hina saya? Saya menghargai Tante karena Tante ibu dari laki-laki yang saya cintai, tapi Tante jangan keterlaluan!“ Wajah Elsa memerah, emosinya tersulut.
“Emangnya saya nggak tau tujuan kamu mau nikah sama Gio? Cinta katamu? Jangan buat saya tertawa!“ Mama Hana memandang Elsa dengan tatapan meremehkan.
“Mah, udah. Ayo pergi! Katanya mau nyalon...“ Embun mengelus punggung Mama Hana untuk meredakan emosi wanita setengah baya itu.
“Kamu bener, mending kita senang-senang daripada terus bicara dengan duo racun ini! Abis nyalon, entar kita belanja tas-tas branded! Mama bakal beliin apapun yang kamu mau, ayo...“ Mama Hana tidak mempedulikan Gio dan Elsa lagi, kembali mengayunkan kaki melanjutkan langkah menuju keluar rumah sakit.
Gio ingin menyusul dan menanyakan hal yang tadi tidak terjawab, untuk apa sang Mama datang ke rumah sakit. Namun Elsa menahan lengan Gio dan memaksa pria itu melanjutkan tujuan mereka ke rumah sakit yaitu untuk mengguguurkan janin dalam perut Elsa.
Sementara Adam hanya bisa menghela nafas panjang, ia menatap kepergian Embun dengan tatapan penuh kasih.
“Embun, benarkah kamu sudah menjadi janda? Bolehkah aku kembali memupuk rasa ku dan mengejar mu kali ini?“
Ternyata cinta Adam masih lah sama, ia masih berdebar kencang saat berada di dekat Embun.
...*****...
Di mall setelah selesai dari salon, Mama Hana mendapatkan telepon dari suaminya.
“Halo Pah?“
Mama Hana mendengarkan ucapan suaminya dari seberang telepon, lalu matanya berbinar. “Beneran Pah, ya udah sekalian undang dia nanti malam. Mama mau buat acara makan bersama nanti malam, jadi sekalian undang pemuda kenalan Papa ini ya. Semoga dia berjodoh dengan Embun..."
Heh? Embun menatap heran pada ibu mertuanya.
“Eh! Tapi tadi Mama juga undang Adam, Pah! Udah lama banget kita nggak makan bareng bersama, jadi tadi Mama ajak aja dia. Dipikir-pikir, kayaknya Adam juga cocok buat Embun ya Pah... hihihihi!“ Mama Hana malah terkikik geli.
Embun melebarkan matanya, benar pikirannya tenyata sang Ibu mertua serius dengan kata-kata di rumah sakit tadi jika mertuanya sedang mencarikan suami kedua untuknya, padahal dia belum resmi bercerai dengan Gio.
Ya ampun! Embun menepuk jidatnya, ada-ada aja kelakuan absurd dari mertuanya.
.
.
.
Aduh sepi komen 🫣
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!