NovelToon NovelToon

MOVE

MOVE 01

`Rela relakanlah

Yang bukan untukmu bukanlah untukmu

Tenang tenangkanlah

Yang harus terjadi pastilah terjadi

Mungkin belum saatnya

Bahkan selepas badai terbitlah pelangi

Akan tiba masanya

Segala yang kau ingini akan teramini

Ho`

Melodi alunan musik terdengar di ruang kamar milik seorang gading dengan kulit putih dan rambut lurus panjang yang sedang meringkuk meletakan kepalanya di atas mega yang ia jadikan kedua tangannya sebagai bantal kepalanya. Sembari menatap foto yang tak jauh dari tempat belajar sesekali ia rasakan air matanya sudah mengalir membasahi hidungnya yang mulai memerah dan penuh dengan ingus.

"Ayah,ema kangen ayah ayah dimana?? Abang bagaimana kabarnya ayah? Kenapa kenapa kalian biarkan aku untuk tinggal sama ibu?? Kenapa kalian tidak bawa aku juga, sakit ayah sakit badan ema sudah tidak sanggup untuk bertahan" batin gadis itu dengan nada yang mulai bergetar dan terseduh.

"GAURA CEPAT KELUAR!!" Teriakan seseorang membuat gadis pemilik kamar terkejut dan segera menghapus airmatanya dan bergerak menuju pintu kamar melihat siapa yang memanggil dirinya. Ya gadis pemilik kamar itu adalah Gaura Heema Pandita.

"ibu"panggilnya lirih setelah melihat siapa yang datang memanggilnya

"ibu ibu ibu kamu ini memang bodoh atau memang tidak punya otak sama sekali! Sudah jam berapa ini! Mana sarapan kenapa di meja makan masih kosong?? Kamu kemana ajah hah!"teriak wanita parubayah sambil menjenggut rambut Gaura membuatnya merintih kesakitan dan mencoba melepaskan tarikan rambut itu

"aw aw aw sakit bu maafin gaura bu"rintih memohon gaura untuk di lepaskan

"maaf maaf kamu pikir kata maaf kamu bisa buat saya kenyang sekarang kamu pergi ke dapur dan buatkan sarapan,SEKARANG"teriak wanita parubayah sembari mendorong ke depan tubuh gaura membuat dirinya terbentur tembok

Gaura segera berlari ke dapur tanpa memikirkan benturan di keningnya. Badan yang gemetar dan ketakutan membuat gaura tak karuan dan menangis tanpa suara

"bu kalo aku nanti meninggal apa ibu masih seperti ini?"tanya gaura sembari memejamkan matanya dan menghapus airmatanya.

"kak ema"panggil seseorang membuat gaura berhenti dan membalikkan badannya

"hay pagi Nafe" sapa gaura yang melihat sosok adeknya yang tersenyum manis kepadanya

"nafeda kak,jangan di potong potong nama aku"jawab nafeda sambil tersenyum dan berhenti di depan gaura

"kak gaura? Kening kak..." ucap nafeda terpotong menatap kening gaura yang mulai membiru dan benjol besar

"ouh ini gak apa apa nafe tadi kakak gak sengaja kepentok..."

"hust sudah aku paham jangan mengeles aku sudah tau jawabannya"kata nafeda geram dan mencari sumber siapa yang salah

"nafe masih pagi sudah jangan ya kakak gak apa apa"ucap gaura yang segera memegang tangan nafeda dan memohon untuk tidak pergi mencari ibunya. Nafeda hanya bisa mengangguk dan berjalan ke arah kulkas mengambil es batu untuk mengompres benjol di kening gaura.

"terimakasih nafe,ya sudah kamu duduk saja dulu ya kakak mau buat sarapan dulu maaf kali ini sarapan kalian telat"kata gaura sambil tersenyum dan lekas memasak makannnya.

Sedangkan di sisi lain di pinggir jalan kota seorang gadis menumpangi motor ninja warna hitam sembari menatap kosong jalanan

"KENAPA KENAPA HARUS GW KENAPA KENAPA"

"LU BUSUK LU SIALAN GW BENCI SAMPAI MATI GW AKAN BALAS DENDAM GW"

Teriakan gadis itu menggelegar di terowongan yang ia berhenti sejenak untuk melampiaskan kekesalannya.

"kalo mau teriak teriak bukan di sini"ucap seseorang yang tak jauh dari dirinya

"Mahesa Manggala"sambungnya sambil menjulurkan tangannya yang tak di bales oleh gadis itu membuat mahesa tersenyum dan mengangguk paham

"Abhaya Agrata Balini ratu jalanan yang tak kenal takut pembalap motor nomer one? street queen??" sambung mahesa dengan nada mengejek

"to the point"jawab abhaya dengan nada yang datar dan tatapan yang terus ke depan

"gw ada kerjaan bagus buat lu kalo lu bisa dengan kerjaan ini gw akan pastiin kalo masalah lu bakal selesai" kata mahesa sambil tersenyum dan berjalan ke arah abhaya

"apa" jawab abhaya dengan melirik ke arah mahesa dan tatapan yang dingin. Mahesa tersenyum dan mendekat ke arah telinga abhaya dan memberikan sesuatu kepada abhaya

"2 minggu"jawab abhaya dan langsung berjalan meninggalkan mahesa yang tersenyum lebar.

...----------------...

Di sekolah gaura yang duduk di taman sembari mendengarkan lagu dengan kepangan dua dan kacamata besarnya membuatnya malu dan memilih untuk duduk di taman menunggu kedua sahabatnya yang memang sudah lama berteman.

"Ema"panggil seseorang yang teriak berlari ke arah gaura.

"mita, queta hay"sapa gaura dengan senyum dan melambaikan tangannya.

"aaaaaaa kangen banget tau sama kamu, kamu kemana ajah 3 hari ini?"tanya mita sambil manyun kepada gaura

"aku hem itu aku ada acara keluarga jadi izin"kata gaura sambil tersenyum dan mengelus lengan mita

"tunggu,kening kamu kenapa?"tanya queta sambil mengerucutkan kening dan menunjuk benjol di jidat gaura

"ouh ini,ini jedot tadi pagi aku mau am..."

"stop aku tau pasti ini ulah ibu kamu itu kan, kenapa sih ema kenapa?? Kenapa kamu selalu sembunyiin dari kita?? Kita takut tau kalo kamu mati"potong mita sambil menangis dan menggenggam tangan gaura

"kalo ngomong ya mati mati"sambung queta sambil menepuk mulut mita

"iyaa maaf abisnya gaura di siksa mulu ibu kandung kaya ibu tiri sedangkan anak tirinya di sayang banget padahal dia yang jahat"jawab mita dengan nada yang sinis dan kesal

"sudah sudah aku kan gak papa lagi udah biasa kok, jadi kalian gak usah aneh aneh ah mikirnya,doakan ajah semoga ibu aku jadi yang lebih baik lagi sama aku"kata gaura sambil tersenyum

TING TING TING

"udah bel ayo masuk yo"kata gaura sambil bangkit dan menarik kedua tangan sahabatnya

"kalian tau gak katanya ada siswa baru tau di kelas kita dan kamu tau gak siswa yang namanya abhaya Agrata Balini yang di panggilnya tata yang kelasnya paling ujung itu dia kena kors sama kepala sekolah gara..."

"hust sudah ah jangan ngomongin orang kita ajah gak kenal siapa itu"potong gaura yang tidak mau membicarakan tentang abhaya

"iya sih dia jarang banget keluar kelas dan dateng juga terakhir pulang terakhir jadi jarang ada yang ketemu sama dia"sambung mita yang hanya di anggukan kepala gaura dan queta.

"HEH NGOMONGIN APA LU BARUSAN"

Suara itu membuat ketiga perempuan yang berjalan berjajar berhenti dan menatap ke arah sumber suara.

"ah enggak kak tadi kita kita cum..."

"ngomong yang bener"sentaknya

"jadi gini kak zishya tadi kita dapet info katanya kak tata di skors karena dia ada konflik"jawab gaura membuat zishya kaget dan bergegas berlari keluar gerbang sekolah untuk mencari keberadaan tata

"gak jelas"ucap gaura,queta,dan mita bersamaan dan segera berlari ke arah kelas.

Bersambung..

Next move 02...

MOVE 02

"gw harus kemana lagi tuhan,gara gara sialan itu hidup gw susah,kenapa lu gak mati ajah sih sampai gw mati gw bakal cari lu dan bunuh lu sialan!"batin abhaya sambil memukul tank motor di hadapanya

"Disini rupanya lu" kata seseorang dari dalam mobil membuat abhaya menengok ke arah mobil mengusap wajahnya dan menghembuskan nafas panjang.

"ikut gw"ucap seseorang itu sambil mengendarai mobil melaju yang di ikuti oleh abhaya.

Namun di pertengahan jalan entah dari mana gerombolan preman bermotor dengan senjata menghadang jalan abhaya membuat abhaya memberhentikan motornya.

"apa ini sudah saatnya"batin abhaya sambil mengepalkan tangannya

"tapi di depan masih ada zishya sorry shya tapi ini personal tentang masalah gw dan gw gak mau lu ikut terlalu jauh ini terlalu bahaya buat lu"

Abhaya memainkan gas motornya dan memutar motornya menjauhi keramaian di kejar oleh gerombolan yang menghadang jalannya,zishya yang sendari tadi mengamati di dalam mobil ikut cemas dan takut akan terjadi sesuatu oleh abhaya memutuskan untuk memutar mobil dan mengikuti arah motor di hadapannya.

Abhaya terus mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi dengan emosi yang sudah meluap di dadanya dan hati yang geram namun sepandai dan secepat apapun abhaya kabur dari segerombolan Preman yang mengejarnya ia tetap kalah dan terkepung.

"ABHAYA ABHAYA MAU LARI KEMANA SIH" teriak salah satu pria dengan rambut panjang sambil tertawa kecil di ikutin yang lain

"Mau apa kalian"

"Mau kita satu..." jawab pria dengan rambut botak dan berlari ke arah abhaya.

Perkelahian di mulai 10 orang pria melawan 1 wanita perkelahian sengit mulai terasa lawan terus berganti membuat abhaya kelelahan dan luka di badan dan wajah abhaya mulai terlihat hingga salah satunya mengambil balok kayu dan mengangkat tinggi tinggi ke arah kepala abhaya.

Brukkkkk.

"POLISI TOLONG POLISI ADA PENGEROYOKAN"teriak zishya membuat para preman pergi meninggalkan abhaya

"tata"

"shya pergi shya mereka bisa datang kapan ajah gw gak apa apa shya tinggalin gw"

"lu gila ya nyuruh gw tinggalin lu sendirian gw lebih baik ikut mati sama lu daripada gw tinggalin lu gak usah gila deh,sekarang pikirin gimana lu harus bertahan" kata zishya sembari mengangkat badan abhaya menuju mobilnya.

zishya melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membawa abhaya ke rumah sakit terdekat agar abhaya segera dapat penanganan dari rumah sakit.

"tata gw mohon lu bertahan gw mohon"

"baik, mohon di tunggu ya dek biar temen ade kami tangani terlebih dahulu"ucap dokter yang berhenti di depan ruangan icu membuat zishya menganggu dan berdiri berlalu lalang tak tenang.

"tata apapun masalah lu yang gak pernah gw tau dan apapun perkerjaan lu itu yang gak pernah gw tau gw harap cuman satu lu bisa hidup jauh lebih baik nantinya gw gak mau lu kenapa kenapa lu cuman satu satunya sahabat gw gw harap lu bisa bertahan"batin zishya sembari tangisnya yang pecah.

hampir satu jam zishya menunggu di depan pintu icu yang sama sekali tak terbuka pikiran yang tak karuan membuat zishya kesal dan emosi di buatnya zishya hanya bisa bolak balik maju mundur menangis dan menggigit ibu jarinya.

"gimana dok? Temen saya gimana"tanya zishya panik dan segera menghadang dokter yang keluar dari pintu icu

"apa ade yang bernama zishya?"

"iyaa saya zishya kenapa dok?"tanya zishya dengan rasa panik dan berusaha untuk menyakinkan bahwa tidak terjadi apa apa oleh abhaya

"mari ikut saya masuk"

Zishya ikut masuk kedalam ruangan icu dan melihat sahabatnya berbaring di atas tempat tidur rumah sakit badan yang penuh alat bantuan rumah sakit membuatnya semakin tersedu dalam tangisannya. Sahabatnya yang dari dulu menjadi tameng dirinya sekarang berbaring lemah dan lemas seperti di hadapannya membuat zishya menangis dan jatuh lemas.

"shya"panggil abhaya dengan nada yang begitu lemas dan kecil membuat zishya mengangguk dan terpaksa tersenyum

"maaff to-lo-ng ma af in gw ya, ja ng an se d i h ja ng an ca ca ri ta tau apa papun ten tentang gw da dan ma s sal lah i ini, su suatu sa saat lu bakal tau" sambung abhaya terbata bata dan perlahan menghapus airmata zishya dan mengembangkan senyumnya.

"its oke lu gak usah cerita kok gak papa sekarang fokus kesehatan lu ya biar kita bisa jalan jalan bisa main lagi curhat lagi ya gw tau kok lu kuat tata kuat jadi lu harus janji sembuh yaa"kata zishya sambil mencium tangan abhaya yang mulai terasa dingin dan pucat.

"gw ngantuk shya gw mau tidur"

"iyaa lu istirahat yaa yang nyaman tidurnya nanti harus janji kalo lu bangun lu harus cari gw ya gw sayang sama lu abhaya lu adek sekaligus sahabat gw"

Abhaya menganggu paham dan tersenyum perlahan abhaya memejamkan matanya zishya menangis sekencang mungkin bersamaan dengan monitor rumah sakit yang berbunyi dan suara dokter menyatakan bahwa abhaya meninggal membuat zishya menangis dan menggenggam erat tangan abhaya.

"lu jahat ta jahat" ucap zishya sebelum dirinya tak sadarkan diri.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah pulang sekolah gaura memilih untuk berjalan kaki menuju halte bus. Gaura tersenyum sepanjang perjalanan menatap jalan yang sepi dan tersenyum kepada setiap orang yang melihat dirinya dan berpapasan dengannya

"seperti mau meninggalkan dunia selama lamanya saja aku"kata gaura tersenyum kecil dan mulai menyebrang

"ini saatnya" ucap seseorang dari dalam mobil dan melajukan gas tinggi ke arah gaura. Gaura yang tak tau apa apa melihat mobil yang melaju kencang di hadapannya membuat dia terkejut dan terpental berlumuran darah mengalir membuat sekelilingnya terkejut dan segera menghubungi ambulans dan polisi.

Gaura di larikan ke rumah sakit oleh salah satu warga dan berusaha untuk menghubungi keluarga gaura namun sayang ibu gaura tak dapat di hubungi hanya nomer yang tak di save yang menghubunginya beberapa kali yang mengangkat telepon dari warga.

Gaura masuk di ruangan operasi ada beberapa cedera dan patah yang di akibatkan benturan kencang dari mobil yang harus dirinya alami mengakibatkan gaura harus di operasi.

"permisi pak saya pandita orang tua pasien bernama gaura"ucap pandita sambil cemas dan nafas terengah engah

"syukur lah pak bapak datang"hembusan nafas bisa terdengar dari mulut warga yang nampaknya cukup cemas dan membuat pandita mengerutkan keningnya.

"anak bapak mengalami koma dan kemungkinan dia akan kehilangan semua memorinya dokter baru saja selesai mengoperasi gaura"sambungnya sambil menepuk pundak pandita

"terimakasih pak atas kebaikannya menolong anak saya"

"sama sama gaura anak yang baik saya sering di tolong olehnya saya sudah anggap gaura seperti cucu saya,kalau begitu saya pamit dulu lusa atau nanti saya akan kembali"jawab pria itu sambil pergi meninggalkan pandita.

"adek, sesakit apa yang kamu rasakan saat ini bagian mana yang kamu rasa sakit apa yang perlu ayah bantu obati,ema ayah mohon bertahan untuk banyak hal ema ayah janji ayah akan bawa kamu tinggal bersama ayah,ema putri kesayangan ayah harus kuat ya,ayah gak masalah setelah pulih kamu melupakan siapa ayah kita bisa buat kenangan bersama sebelum terlambat."batin pandita sambil menatap kaca kamar gaura.

Bersambung...

MOVE 03

Pemakaman abhaya telah selesai zishya menangis tersedu sedu di atas tanah merah rumah baru abhaya.

"ta, sekarang penat lu udah selesai tapi dunia hancur ta gw gak tau gw gak tau harus pulang kemana selain ke lu kenapa"

"KENAPAA LU TINGGALIN GW KENAPAAA" teriak zishya dengan nafas tak teratur dan menangis sejadi jadinya

"percuma lu nangisin tanah yang gak akan pernah denger suara lu"ucap seseorang yang membuat zishya terdiam dan menatap ke arah pria yang berdiri di belakang zishya

"siapa lu? Mau apa?" tanya zishya dengan nada yang emosi dan membuang muka menghapus airmatanya

"siapa gw lu gk perlu tau,zishya nama lu?" jawab pria itu sambil menatap tajam ke arah zishya

"to the point deh gak usah basa basi"

"ishan maheswara"

Nama tersebut membuat zishya terkejut dan membulatkan matanya Maheswara bukan sembarang nama pasti orang orang yang menggunakan nama Maheswara pasti orang orang terpandang dan orang misterius tapi kenapa salah satu keluarga Maheswara bisa datang ke pemakaman abhaya??

"aa aadda apa kemari"tanya zishya dengan gugup dan menatap wajah ishan

"tapi di liat liat wajah ishan ini mirip sama wajah abhaya,hanya berbeda di mata dan hidung"batin zishya sembari mengamati wajah ishan

"ikut saya"ucap ishan sambil berjalan meninggalkan zishya.

Zishya mengikuti ishan dari belakang sembari mengamati gerak gerik ishan dan sekitarnya takut jika akan terjadi apa apa dengan dirinyaa.

"masuk"

Zishya masuk kedalam mobil pribadi keluarga Maheswara membuat zishya memegang jantungnya yang kini sudah mulai berdetak kencang

"langsung saja apa yang kamu tau selama ini tentang abhaya agrata balini Maheswara" tanya ishan dengan nada yang datar dan menatap ke arah zishya.

"Abhaya Agrata Balini Maheswara??"tanya zishya dengan mata yang melotot dan terkejut iya dia baru tau kalo sahabatnya punya gelar nama maheswara.

"ya dia adalah salah satu bagian dari kami,jadi jawab pertanyaan saya" jawab ishan

"yang saya tau soal tata dia itu anak yang mandiri anak yang kuat dan dia itu kerja juga tapi saya gak tau dia kerja apa tapi setelah ada panggilan kerjaan itu pasti dia bakal lama dan datang datang mukanya yang berantakan"kata zishya sambil dengan nangis mengingat wajah zishya

FLASHBACK

"tata kenapaa kamu lama banget sih"kata zishya sambil mengembungkan pipi dan memonyongkan bibirnya

"macet"jawab abhaya dengan senyum di wajahnya

"macet macet ini kenapa,pipi, mulut,jidat luka luka semua kenapaa?"tanya zishya sambil mengerutkan keningnya dan mendekat ke arah wajah abhaya

"ouh ini tadi gw jatoh dari motor biasalah anak muda"kata abhaya sambil mendorong wajah zishya menjauh

"ouh iya kah aku tidak percaya,ini kayanya baru ikut aku kita ke ruang periksa"kata zishya dan menarik tangan abhaya

"gw gak papa shya uda"

"gak ada udah udah ikut gw,dasar anak nakal masuk telat pulang telat untung sekolah ini punya nenek gw coba kalo bukan"kata zishya sambil memutar bola matanya.

Zishya menarik abhaya ke dalam ruang kesehatan dan mengobati luka di wajah abhaya. Abhaya hanya pasrah dan duduk membiarkan zishya mengobati luka lukanya.

"tapi percuma juga sih aku ngobatin luka kamu pasti besok juga bakal luka lagi kan kamu. Sebenernya kamu tuh kenapa sih?? Gak mungkin luka"

"hust gw ngantuk capek mending kita masuk kelas ajah ayo"ajak abhaya sambil menarik tangan zishya untuk pergi dari ruang kesehatan.

...----------------...

ishan yang tak tega melihat seorang wanita menangis segera memberikan zishya tisu dan membiarkan zishya menangis hingga tenang.

"maaf"satu kata yang di katakan zishya setelah menarik nafas dan mengatur nafasnya

"its oke"jawab ishan singkat dan menatap wajah zishya

"jadi selama ini abhaya kerja sama kalian?"tanya zishya sambil mengatur nafas nya dan menghapus sisa sisa air matanya.

"not important"jawab ishan datar sambil melirik zishya.

"dasar tua seandainya aku ini orang terpandang daripada dirimu sudah ku unyeng unyeng kamu hari ini juga" batin zishya sambil menganggukkan kepala.

"dimana rumah mu,biar saya antar"ucap ishan dengan nada yang datar

"komplek cendrawasih 4"jawab zishya dengan di akhiri senyum di wajahnya

Sepanjang perjalanan hening tak ada ucapan satu sama sekali zishya yang memilih diam dan menatap ke luar jendela mobil sambil mengingat wajah abhaya yang menjengkelkan untuk dirinya dan memikirkan siapa sebenernya sahabatnya itu. Sedangkan Ishana lebih memilih untuk tetap fokus ke depan dan memikirkan jalan ke depannya untuk mengetahui informasi lebih jauh dari zishya.

Sesampainya di depan rumah zishya turun dan tersenyum ke arah Ishana tak lupa mengucapkan terimakasih yang terdalam karena telah mengantarkan dirinya pulang.

"terimakasih sebelumnya pak Ishana sudah mengantarkan saya pulang"kata zishya sambil tersenyum

"ya saya pamit "ucap ishana sambil menutup kaca mobil perlahan mobil maju dan meninggalkan perkarangan rumah zishya.

"dasar orang sombong awas ajah ya kalo ketemu lagi ku injak injak,tingkahnya sama seperti abhaya tengil jengkel deh"kata zishya kesal dan menghentakan kakinya sebelum masuk kedalam rumah

...----------------...

Hampir satu bulan gaura tak kunjung sadar pandita yang cemas dan khawatir putrinya kenapa kenapa hanya bisa terus menjaga putrinya dan mengelus lengan putrinya berharap keajaiban dari tuhan

"sayang bangun nak,ini ayah kamu mau ikut ayah kan ayo sayang ayah jemput tinggal bersama ayah dan abang,bangun ema ema sayang ayah kan? Sama ayah juga sayang lebih dari apapun sama ema"

"ema tau kakak kamu hari ini akan kembali dari eropa dia bela belain untuk stop perkerjaannya di sana dan pindah ke Indonesia untuk kita sama sama lagi,emaa tolong jangan tinggalkan ayah"sambung pandita hingga meneteskan air matanya.

Di sisi lain abhaya yang tersesat entah dimana dirinya berada saat ini abhaya hanya bisa terus berjalan dan berlari mencari jalan.

"gw dimana si argkk kenapa semua putih kaya gini kenapa"teriak abhaya sambil menangis

"tata"panggil seseorang lirih membuat abhaya menengok dan berdiri menghampiri perempuan paruh bayah dengan pakaian serba putihnya.

"nenek,ini nenek"kata abhaya bangkit dan berlari memeluk sang nenek yang sudah lama meninggalkannya

"cucu nenek sudah tambah dewasa cantik seperti ibumu"kata nenek abhaya sambil tersenyum dan menghapus airmata abhaya

"nenek tata kangen sama nenek ayo kita pulang nenek kita pulang"kata abhaya menarik tangan sang nenek dan berusaha berjalan namun sang nenek hanya diam dan tersenyum.

"tidak sayang,nenek tidak bisa ikut dengan kamu,kamu segera kembali banyak yang merindukan mu di dunia sana"

"tapi nek dunia terlalu jahat buat tata,aku gak bisa apa apa tanpa nenek ku mohon ayo ikut tata pulang nek aku masih perlu pelukan dan nasihat nenek"

"abhaya kembalilah kita akan bertemu di lain waktu"kata sang nenek dan mendorong tubuh abhaya

"nenek"kata abhaya lirih dan membuka mata secara tiba tiba

Alat monitor rumah sakit mulai berbunyi Pandita yang mengetahui putrinya sudah sadar segera memencet bel dan membiarkan dokter datang dan memeriksa keadaan gaura.

"gimana keadaan putri saya dok?"tanya pandita

"syukur Alhamdulillah anak bapak keadaannya mulai stabil tapi dia masih harus banyak istirahat karena keadaannya belom pulih dan seperti saya katakan dirinya mengalami amnesia"ucap dokter membuat pandita mengembuskan nafas lega dan menghapus airmatanya

"boleh saya temui anak saya dok"tanya pandita

"silahkan pak,kalau begitu saya pamit ya"kata dokter dan meninggalkan pandita

Pandita masuk kedalam dan berjalan ke arah gaura mata yang coklat dan bulu mata yang lentik kini sudah kembali terbuka membuat pandita tersenyum dan berjalan mengelus rambut coklat gaura.

"maafin ayah maafin ayah nak,selama ini udah buat kamu sakit atas kelakuan mamah kamu maafin ayah"

"ayah janji ayah akan bawa kamu pulang ke rumah"sambung pandita dengan nada yang tak teratur dan meneteskan airmatanya di kening gaura

"siapa dia? perasaan bokap gw gak gini penampakannya? Dia siapa? Salah orang kah? Sejak kapan bokap gw manggil gw sayang?? Nak?? Sejak kapan?? Ini ada apa??"batin abhaya yang bingung

Bisik bisik terdengar suara memanggil nama abhaya membuat abhaya memegang kepalanya dan memejamkan matanya.

"abhaya tolong bantu aku,ini tubuh aku aku gaura kamu tersesat di tubuh aku,aku tidak punya banyak waktu aku akan memberikan kamu sedikit memori tentang kehidupan aku supaya kamu paham maksud aku, terimakasih abhaya "ucap gaura tepat setelah perkataan itu kepala abhaya terasa sakit dan pusing memori tentang gaura mulai dari kecil hingga besar yang selalu di aniaya oleh ibunya sendiri dan saudara tirinya membuat abhaya merasa sakit dan segera membuka matanya dan menatap pandita

"ingatan macam apa itu? Dia manusia? tapi seperti binatang yang berkerja tanpa henti, sebenernya ini kenapa gw bisa kesesatan di tubuh manusia ini. But dengan tubuh ini gw bisa balas dendam dengan baik dengan orang orang sialan itu"batin abhaya

"ema"panggil seseorang membuat pandita dan gaura menatap ke arah pintu bersamaan.

bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!