NovelToon NovelToon

Tawanan Spesial Mafia Kembar

TSMK : Penculikan

Kamala Marchel, wanita berusia 23 tahun yang sudah memiliki anak kembar. Jangan bertanya kenapa, karena Kamala terpaksa menerima perjodohannya dengan Oliver Marchel.

Kamala tahu, jika sebenarnya Oliver tidak pernah mencintainya, bahkan saat malam pertama itu, Oliver mabuk dan baru mereka melakukan hubungan badan, karena jika dalam kondisi sadar, maka Oliver enggan melakukannya. Hanya saja, Kamala tidak menyangka jika suaminya itu berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Ava. Dan bahkan sore ini, Oliver mengaku jika dirinya sudah menikahi Ava secara diam-diam dan saat ini Ava hamil, dan kehamilannya memasuki usia 4 bulan.

“Aku ingin berbicara padamu.” Ujar Oliver secara tiba-tiba kepada Kamala. Entah kenapa firasatnya buruk, karena setiap kali Oliver hendak berbicara kepadanya, hanya keluar perkataan buruk dari Oliver. Dan di saat ini pun, Kamala tidak mengharapkan apapun.

“Ada apa ??”

“Ava akan tinggal disini.”

“Kenapa ??” Sebenarnya Kamala sudah tahu perselingkuhan suaminya dan sahabatnya itu, tapi dia tidak menyangka Oliver akan begitu berani membawa mantan sahabatnya itu ke rumah ini.

“Dia sedang hamil, dan kehamilannya memasuki usia 4 bulan. Aku tidak bisa membiarkan dia tinggal di apartemen sendirian.”

“Dimana kekasihnya ??” Ujar Kamala seakan memancing Oliver, tapi seperti yang kita tahu. Oliver tidak pernah mencintai Kamala, jadilah dia langsung berkata kepadanya.

“Aku tidak pernah mencintaimu, jadi aku menjalin hubungan dengan Ava, dan kini wanita itu hamil.”

“Begitu ?? Kenapa tidak kau nikahi saja dia ??” Ujar Kamala dengan sinis.

“Sudah, Ava adalah istri keduaku. Aku harap kau tidak menyentuhnya dan kandungannya. Atau aku akan mengusirmu keluar dari sini ?!”

Dan kini, dimalam yang begitu sepi ini Kamala nekad keluar dari rumah untuk memenangkan dirinya sendiri, berpikir ingin menemui bibinya, Rosetta Prettina. Kamala rasanya ingin mencurahkan rasa sakitnya pada seseorang yang peduli padanya.

Benar perkataan Bibi Rosetta. Batin Kamala di dalam hatinya, saat mengingat perkataan Rosetta mengenai keberatan akan pernikahan Kamala dan Oliver sejak awal, mungkin Rosetta sudah merasakan perasaan hampar pada pernikahan Oliver dan Kamala.

Karena sibuk dengan pikirannya sendiri, tanpa menyadari sebuah mobil dibelakang mendekatinya, seakan-akan hendak menghampiri Kamala. Hingga pintu mobil itu terbuka di bagian tengahnya, tepat di samping Kamala, dan kemudian seorang lelaki keluar, mendekati Kamala, dan langsung menyekapnya dengan kain. Awalnya Kamala memberontak, tetapi obat bius di kain itu cukup kuat, sehingga Kamala jatuh di tangan lelaki asing itu.

...

“Dimana aku.. ??” Dengan pandangan buyar, Kamala membuka matanya secara perlahan, dan melihat dirinya berada di ruangan gelap, dan hanya ada satu lampu dengan cahaya yang tidak terlalu terang, dan warna lampu itu kuning sehingga menghasilkan cahaya remang-remang.

“Bagaimana nasib kita ??”

“Aku tidak tahu, berharap saja mereka akan melepaskan kita..”

Beberapa bisikan suara perempuan dengan nada ketakutan memasuki telinga Kamala, hingga wanita itu membuka matanya dan melihat sekeliling, terdapat banyak wanita yang juga ikut terculik dan bahkan hampir seluruh wanita disana adalah gadis muda yang mungkin masih remaja. Kamala sendiri menyadari dirinya terikat dengan kondisi duduk di bawah, dan bersandar pada sebuah pipa, atau apapun itu. Sepertinya tempat ini adalah bekas pabrik, dengan beberapa pipa peralon berukuran besar.

Baru saja, Kamala hendak membuka suaranya bertanya, tiba-tiba sebuah suara langkah kaki terdengar, diikuti langkah kaki lainnya. Terlihat sesosok lelaki menggunakan kemeja dan jas hitam, sepatu berwarna hitam mengkilat berjalan di atas tanah yang terdapat beberapa genangan darah disana. Sesosok lelaki itu mengamati para wanita disana satu persatu, dan terlihat mengimitasi mereka semua. Bagi Kamala lelaki itu terlihat tinggi, dengan tubuh tegap, bahunya begitu kokoh, dengan rambut hitam berkilau, terkena cahaya lampu. Jika saja, lelaki itu adalah model, sudah pasti dirinya akan dinobatkan sebagai lelaki tertampan didunia.

Sayangnya, lelaki itu terlihat brutal dan arogan, aura bengis begitu kuat tatkala beberapa anak buahnya dibelakang dengan pakaian kemeja dan jas hitam yang sama mengikutinya dari belakang. Suara langkah kaki lelaki itu terdengar bergema, tatkala dirinya berjalan memandangi para wanita disana satu persatu, hingga kakinya berhenti tepat di depan Kamala. Lelaki itu melirik ke arah Kamala, sembari mengeluarkan seringaian liciknya, dirinya menundukkan tubuhnya di depan Kamala.

Mata lelaki berwarna merah kecoklatan itu tampak menelisik Kamala dari atas rambut sampai ke bawah kaki. Kamala bergidik merinding, rasanya dirinya sedang ditelanjangi di depan lelaki itu, ditambah lagi lelaki itu menyeringai licik disana. Kemudian lelaki itu bangkit berdiri, tapi tetap berada di depan Kamala saat ini.

“Bawa wanita ini, ke ruanganku sekarang.” Ujarnya berbicara pada anak buahnya dan matanya menunjuk pada Kamala.

“Baik Tuan, bagaimana dengan wanita yang lain ??”

Lelaki itu terkekeh pelan, dan menghela nafasnya berat, “Para polisi s**l*n itu tidak menghiraukan perkataanku. Bunuh semua wanita di tempat ini, dan buang mayat mereka dilaut !” Ujarnya memberikan perintah, seketika itu juga terdapat beberapa perkataan dari para wanita yang hendak dibunuh.

Jangan bunuh aku, aku mohon !! Aku memiliki anak dirumah !!

Jangan sakiti aku !! Apa salahku pada kalian ?!

Dasar iblis biadap !!

Pembunuh kejam !! Dasar iblis jahat !!

Dan masih banyak lagi, sementara kedua lelaki mendekati Kamala, kemudian melepaskan ikatan di kedua kaki dan tangan Kamala, tapi tetap memegang kedua tangannya dengan erat, kemudian mereka memaksa menarik Kamala untuk berdiri dan membawanya pergi dari sana. Tapi Kamala tidak berdiam diri saja, dirinya berusaha memberontak, tentu saja dia khawatir jika dirinya juga akan dibunuh.

“Lepas !! Lepaskan aku !!” Tapi berusaha sekuat tenagapun, Kamala tidak bisa melakukan apapun, bahkan berontakannya saja tidak mampu membuat Kamala terlepas dari kedua lelaki itu, sehingga Kamala hanya bisa pasrah  saja dan mengikuti kedua lelaki itu, karena kekuatan lelaki jauh lebih kuat daripada kekuatan perempuan.

Tidak lama, dirinya sudah sampai pada sebuah pintu besi yang terlihat sangat kuat, pintu itu kemudian di buka dan Kamala di dorong untuk masuk ke dalam ruangan itu. Dorongan yang begitu kuat, justru membuat Kamala terjatuh ke dalam ruangan dengan posisi tubuhnya tersungkup di atas lantai. Saat dirinya mengangkat kepalanya, Kamala terkejut dengan apa yang dia lihat di depan matanya.

Didalam ruangan itu terdapat satu lampu saja, dan lampu itu remang-remang. Tapi tetap saja, dirinya masih mampu melihat sebuah kotak kaca di bawah lampu itu, yang mana disana terdapat kedua anaknya berbaring disana. Kamala yang masih dengan posisi di bawah lantai, kemudian bangkit berdiri dan berusaha untuk mendekati kedua kotak kaca, dirinya berlari ke arah kedua anak-anaknya, tetapi..

“Woah, jangan terlalu terburu-buru sayang~”

TSMK : Perjanjian

Kamala terkejut saat seseorang menahannya, dan sosok itu memojokkan Kamala dengan dinding di ruangan, Kamala melihat sesosok lelaki dengan pakaian yang kemeja dan jas hitam yang sama, hanya saja matanya berwarna biru cerah, lelaki itu sekilas tersenyum menyeringai, dengan kedua tangannya menahan tangan Kamala dan tubuhnya seakan sedang mengurung Kamala dengan dinding.

“Si.. Siapa kau ?? Lepaskan aku !! Aku ingin bertemu anak-anakku ?!” Ujar Kamala sedikit takut, tetapi dirinya berusaha untuk membentak dan berteriak kepada lelaki itu, bukannya merasa takut atau apa, lelaki itu malah terkekeh perlahan.

“Kau terlihat semakin lucu, Kamala sayang~”

“Ba.. Bagaimana kau tahu namaku ??”

“Hmmm~ insting.” Ujarnya dengan senyuman menyeringai disana.

Tidak lama pintu ruangan terbuka, terlihat sesosok yang menggunakan jas hitam lainnya muncul disana. Sosok itu menutup pintunya kembali, tanpa berbicara apapun melewati Kamala dan sosok lelaki lainnya itu. Sosok itu kemudian menekan sebuah saklar yang menunjukkan wajah dari kedua lelaki itu dengan jelas. Sekilas kedua lelaki itu memiliki wajah hampir mirip, mungkinkah mereka berdua kembar ?? Karena anak dari Kamala juga dua lelaki kembar.

Salah satu lelaki itu melihat kedua anak yang berada di dalam kotak itu, matanya menelisik kedua anak di dalam kotak tidur itu, sembari menyeringai disana.

“A.. Aku mohon jangan sakiti anak-anakku, hanya mereka yang aku miliki saat ini..” Ujar Kamala dengan sedikit bergetar disana.

“Jangan khawatir sayang, bukan anakmu yang kami incar, tapi kau.” Ujar lelaki di depannya sembari tersenyum licik dan matanya menatap wajah cantik Kamala dengan tatapan menginginkan.

“A.. Apa maksud kalian ??”

“Caio dan Caius... Nama yang unik, kau cukup pintar memberikan nama anak-anak kita, sayang~” Ujar lelaki yang berdiri di depan kotak itu sembari menyeringai dengan licik disana. Kamala terkejut saat sosok lelaki itu menyebutkan kata ‘anak-anak kita'.

“A.. Apa maksudmu ?! Mereka adalah anak-anakku !!”

“Dan sebentar lagi akan menjadi anak-anak kita juga sayang~”

“Apa sebenarnya mau kalian ?! Aku tidak memiliki apapun untuk kuberikan..”

“Kau punya.”

“Apa ??”

“Tubuhmu.”

Perkataan lelaki yang menahannya justru membuat Kamala tidak lagi takut, tetapi malah merasa kesal dan marah. Siapa wanita yang tidak kesal dengan godaan mesum nan nakal dari lelaki yang tidak dia kenal, bahkan bagi Kamala godaan itu terdengar sangat menjijikan, apalagi bagi perempuan yang sudah menjadi ibu sepertinya.

“Dasar lelaki mesum !! Jika ingin mencari perempuan seperti itu, sana pergi ke klub malam !!” Ujar Kamala dengan kesalnya, tetapi justru hal itu membuat lelaki yang menahan dan menggenggamnya terlihat semakin tertarik kepadanya.

“Dia benar-benar sangat menarik, Kak Archer..” Ujar lelaki yang menahan Kamala dengan dinding sembari tersenyum miring disana.

“Jangan khawatir Ardern, secepatnya kita akan segera menarik perhatiannya.”

Kamala mendengarkan sebuah suara seperti senjata yang dimasuki peluru, di depannya terlihat Archer mengeluarkan pistolnya dan mengarah kepada kedua bayi di dalam box itu.

“A... Apa yang kalian lakukan ?! Jangan sakiti kedua putraku !!”

“Bukan itu kalimat yang ingin kami dengar, cantik~” Ujar Ardern sembari menyeringai licik disana melihat wajah ketakutan dari Kamala.

“A.. Aku akan melakukan apapun, asal jangan sakiti aku atau putraku..”

“Apapun ??” Ujar lelaki yang dipanggil dengan nama Ardern itu menaikkan satu alisnya.

Kamala menganggukkan kepalanya, Archer kemudian menurunkan senjatanya dan memasukkan kembali ke dalam sakunya.

“Kalau begitu, ikutlah dengan kami, dan turuti setiap perkataan kami, bagaimana ??”

Mau tidak mau Kamala hanya bisa menganggukkan kepalanya, dirinya sudah tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini, terlebih dengan posisi yang begitu jauh dari kedua anaknya, dan di depan kedua anaknya, lelaki bernama Archer itu memiliki senjata api yang bisa membunuh kedua putranya kapanpun.

“Good Girl~” Ujar Ardern menyeringai dengan licik.

~ ~ ~

Kamala tidak tahu, kemana dan dimana dia akan dibawa, karena saat ini dirinya berada di dalam mobil dan duduk di belakang sendiri, dengan menggendong kedua anaknya.

Kondisi sebenarnya sangat tidak stabil, tetapi kedua anaknya menangis dan merengek seakan lapar. Jadilah Kamala mau tidak mau menyusui kedua anaknya di dalam mobil, dengan memberikan tatapan penuh waspada karena di depannya terlihat kedua lelaki yang duduk di bagian tengah mobil. Dirinya harus berjaga-jaga, agar kedua lelaki itu tidak menolehkan wajah mereka ke belakang.

Entah kemana mobil itu membawanya, Kamala hanya bisa pasrah dan berharap kedua lelaki itu menepati janjinya untuk tidak menyakiti dirinya ataupun anak-anaknya. Tidak lama, Caio dan Caius tertidur setelah merasa kenyang, dan Kamala menggendong keduanya. Kamala sudah terbiasa menggendong kedua putranya sendirian tanpa ditemani oleh siapapun, apalagi suaminya, Oliver enggan menggendong kedua putranya atau sekedar membantu Kamala yang kerepotan mengasuh kedua bayi itu. Jadilah Kamala terbiasa merawat dan mengasuh kedua putranya sendirian.

Setelah itu, Kamala sempat menaruh salah satu bayinya di atas kursi mobil, dan memperbaiki pakaiannya, kemudian kembali menggendong putranya itu, sembari menyandarkan tubuhnya yang merasa sangat pegal. Tidak lama, matanya menangkap sebuah mansion megah dengan lampu yang menyorot ke arah mansion itu. Apalagi lokasinya yang berada jauh dari jalanan, dan terlihat tersembunyi dari keramaian. Mungkinkah mansion itu rumah kedua lelaki kembar itu ??

Ah iya, Kamala mulai menyadari jika kedua lelaki itu, adalah lelaki kembar. Terlihat dari wajah keduanya yang hampir mirip, hanya berbeda di warna mata saja, satu memiliki warna mata biru cerah, dan satunya berwarna merah kecoklatan.

“Kita sudah sampai.”

“Hmm~”

Kamala mencoba keluar dari mobil, meskipun kesulitan. Apalagi dirinya mendapatkan kursi paling belakang, dan lagi dirinya menggendong kedua anaknya di tangannya. Kamala berhasil keluar dari kursi belakang ke kursi ditengah mobil, saat hendak keluar, dirinya merasa sedikit kesulitan dan kewalahan, hingga..

“Kyaa !!”

Kamala terkejut saat salah satu dari mereka, Ardern menggendongnya turun dari mobil, Kamala kemudian mengeratkan gendongan kedua putranya, khawatir jika kedua putranya terusik dengan teriakan dan posisi mereka yang tidak nyaman.

“Apa yang kau lakukan ?!” Ujar Kamala dengan penuh penekanan, tetapi nadanya pelan, seakan enggan menganggu kedua putranya tertidur.

“Kau terlalu lama, ada banyak hal yang harus kita jelaskan sayang~ Dan lagi, bawa kedua putramu di atas kasur yang sudah aku siapkan, apa kau tidak kasihan jika kedua putramu tertidur dengan posisi tidak enak ??” Bisik Ardern dengan nada perlahan di telinga Kamala, membuat wanita itu memandang tidak suka ke arah Ardern.

“Tidak usah sok peduli dengan anak-anakku !!”

“Mereka akan menjadi anak-anakku juga sayang~ Bersabarlah.” Lanjut Ardern dengan menyeringai disana, sementara Archer sendiri mempersiapkan diri, berbicara dengan salah satu anak buahnya di dekatnya, matanya memandang ke arah Kamala yang digendong saudaranya untuk masuk ke rumah.

TSMK : Kesepakatan

Kamala sedikit terkejut melihat kamar yang ditunjukkan oleh Ardern kepadanya. Kamar yang disana, berisikan begitu banyak mainan anak-anak, dan juga terdapat sebuah kotak tempat tidur bayi yang cukup besar, mungkin kedua lelaki itu tahu jika anak-anak Kamala juga kembar, jadilah mereka menempatkan kotak tempat tidur anak yang besar.

Disana juga terdapat sofa yang cukup besar dan panjang. Kamala memang di berikan waktu untuk memberikan susu kepada kedua putranya dan membaringkan kedua anaknya di dalam kotak tidur bayi itu. Tanpa menunggu waktu lama, Kamala segera membaringkan tubuh kedua putranya itu dengan lembut, sembari memberikan selimut kepada kedua putranya itu, agar tidak kedinginan.

Tidak lama pintu terbuka, dan Kamala memasang wajah bersiap dan disana dirinya melihat Archer berdiri di depan pintu, tubuhnya tidak sepenuhnya masuk ke dalam ruangan, dirinya menatap ke arah Kamala.

“Jika sudah selesai, ikutlah aku, kita akan membahas sesuatu.”

“Aku tidak akan meninggalkan anakku sendirian disini.”

“Kau tenang saja, aku sudah memasang cctv, dan penjagaan kuat, tidak akan ada yang bisa menyakiti anak-anakmu.”

“.... Bagaimana.. Jika kau yang akan menyakiti anak-anakku... ?! Aku tidak percaya padamu !!”

Archer hanya terkekeh pelan, “Ikutlah aku, aku tidak sebrutal itu untuk membunuh kedua anak manis itu.”

“.....”

“Aku lebih memilih menyerang ibunya di atas ranjang.” Lanjut Archer menyeringai licik, membuat Kamala tidak bergeming, Archer menghela nafasnya kesal, dirinya tidak terbiasa bisa menahan dirinya dari emosi.

“Kamala... Ikut aku, atau aku akan menggendongmu." Ujar Archer dengan nada kesalnya, Kamala menghela nafasnya, dirinya merasa berat untuk bisa meninggalkan kedua anak-anaknya yang masih kecil itu di ruangan itu.

“Baiklah kalau begitu, tapi jika aku menemukan luka pada kedua putraku meskipun kecil, aku akan memotong tubuhmu !!” Ancam Kamala, membuat Archer terkekeh perlahan, tidak merasa takut sama sekali.

“Baiklah cintaku~ Aku tidak akan menyakiti kedua putramu.” Ujar Archer dengan nada menggoda, Kamala mendelik kesal, dia segera melangkahkan kakinya mendekati Archer, tapi matanya terlihat penuh kebencian kepada lelaki itu, Archer hanya tersenyum miring disana.

“Berhentilah memandangku dengan tatapan menjijikan itu !!”

“Baiklah, sayang-”

“Jangan memanggilku sayang !! Itu menjijikan !!”

“Tidak semenjijikan suamimu~”

“Apa ??”

“Sudah, ayo ikut aku sayang~”

...

“Jadi, apa yang akan kalian ucapkan ?? Dan lagi tidak bisakah kau berhenti memelukku ?!” Kamala memandang kesal ke arah Ardern, yang duduk disebelah kanannya. Ardern terus memeluknya dari samping, meskipun dirinya berusaha memberontak tetapi Ardern tetap bersikeras untuk memeluk dan mengeratkan pelukan itu, sehingga Kamala tidak bisa berbuat apapun.

“Jangan sekasar itu sayangku~ Manisku~ Kau terlihat cantik dan indah dari dekat~” Ujar Ardern dengan nada dibuat-buat yang justru membuat Kamala sedikit ilfeel dan tidak suka.

Archer hanya menyeringai kecil disana, dia kemudian mengeluarkan sebuah dokumen dan menunjukkannya di depan Kamala. Melihat kakak kembarnya sudah mengeluarkan dokumen, barulah Ardern sedikit merenggangkan pelukannya dan kemudian melepaskan pelukan itu, sembari menyeringai disana. Kamala meraih dokumen itu, dan membacanya. kata demi kata di baca oleh Kamala, hingga...

“APA INI ?! KALIAN BERDUA GILA ?! AKU HARUS TINGGAL DISINI, DAN MENURUTI SEMUA KEINGINAN KALIAN ?! BAHKAN TIDUR BERSAMA KALIAN BERDUA ?!”

“Sayang, pelankan suaramu.” Ujar Ardern disana, mengusap telinganya karena Kamala menggunakan nada tinggi. Kamala masih tidak percaya, dia menggelengkan kepalanya, memandang ke arah Archer dengan tatapan terkejut tapi juga marah.

“Kalian pasti sudah gila ?! Memiliki hasrat dengan perempuan yang sudah memiliki dua orang anak ?! Astaga !! Apakah club malam kehabisan wanita untuk itu ?!” Lanjut Kamala dengan nada kesalnya, tapi kemudian Archer menjelaskan isi dibawah dokumen itu.

“Baca bagian bawahnya sayang~ Disana aku sudah menjamin keselamatan kedua anakmu dan dirimu. Jika kau tidak menurutinya, maka aku akan melakukan hal kejam yang tidak akan pernah kau tahu.” Ujar Archer dengan nada berbeda di bagian akhirnya, membuat Kamala semakin terkejut bukan main.

“A.. Apa.. ??”

“Kau pilih yang mana sayang ?? Dip*rk**a oleh kita berdua, atau dip*rk**a oleh anak buah kita hmm~” Bisik Ardern di telinga kanan Kamala dengan lembut dan tangannya memegang lengan kanan dari Kamala.

“A.. Apa... ?? Le.. Lepaskan aku..” Ujar Kamala kini sedikit ketakutan disana.

Archer kemudian duduk di sebelah kiri Kamala, dan memegang serta menahan tangan Kamala dari kiri, dan berbisik disana.

“Jadilah tawanan spesial yang manis dan penurut sayang~ Maka aku akan memberikan segalanya untukmu.” Bisik Archer disana, membuat Kamala semakin ketakutan dan bingung, rasanya dia ingin merobek dokumen di depannya, dan berlari membawa kedua anaknya dari sana, tapi apa daya dirinya tidak berdaya untuk memberontak.

“Bagaimana cantik~ ??” Ujar Ardern disana.

“Ba.. Baiklah..”

Ardern mengeluarkan sebuah bolpoin, dan menyerahkannya kepada Kamala. Tanpa berbasa-basi, Kamala menandatanganinya. Setelah itu, Archer meraih dokumen itu dan menaruhnya di atas meja nakas di sebelahnya, Ardern meraih bolpoin ditangan Kamala, dan melemparkan bolpoin itu sembarangan. Ardern kemudian meraih tangan Kamala, menarik wanita itu mendekat kepadanya dan memaksa wanita itu untuk menatap ke arah wajahnya.

“Can I kiss you ??”

Kamala tidak menjawab apapun, dirinya masih tidak mengerti kenapa kedua lelaki itu seakan menginginkannya ?? Bukankah lelaki lebih suka perempuan yang menjual dirinya di club malam ?? Atau perempuan yang masih perawan dan suci ?? Sementara dirinya saja sudah melahirkan kedua anak lelaki, di tangah kebingungan itu, Ardern langsung melakukan aksinya, dengan menc**m b*b** Kamala dengan lembut, membuat si pemilik bibir itu terkejut bukan main.

Tangan Ardern menahan kedua tangan Kamala, sementara tangan Archer bergerak masuk ke dalam pakaian Kamala. Membuat wanita itu tidak berdaya dengan sentuhan kedua lelaki itu di tubuhnya, ini benar-benar gila. Kamala yang awalnya hanya merasa hambar pada sentuhan di bibirnya kini, dirinya merasakan sensasi berbeda disana. Sensasi yang membuatnya tidak sadar jika dirinya akan di bawa ke atas kasur, sepertinya kedua lelaki itu sangat tidak sabaran.

Ardern melepaskan c**m** itu dan membuat jaring s*l*** terhubung diantara kedua bibir mereka, Ardern menyeringai melihat wajah Kamala yang mulai memerah malu, tatkala tangan Archer bergerak dengan bebas, dan menyentuh titik sensitifnya, Kamala berusaha menahan suara yang hendak keluar dari mulutnya karena sentuhan tangan Archer. Ah benar-benar tidak beruntung bagi Kamala, karena siapapun yang masuk ke dalam jeratan kedua lelaki kembar gila itu, tidak akan pernah bisa keluar.

“Kau sangat indah, dan cantik sayangku~” Entah kenapa suara memuji Ardern kini terlihat berbeda, tidak seperti saat pertama menggoda dengan nada genit yang menjijikan, kini suara Ardern terdengar berat dan terdengar sangat seksi disana.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!