Rofftop, tempat yang menjadi sarang anak-anak untuk bolos dari pelajaran yang tidak mereka sukai, seperti beberapa murid yang saat ini sedang duduk melingkar.
"AKHIRNYA!" seru beberpa pemuda yang duduk melingkar itu.
"Akhir nya giliran Prince!"
"truth or dare?"
"Dare!" jawab Prince malas.
"Dare buat lo, Pacarin cewek terjelek di sekolah ini"
"Kalo lo nolak, hukuman nya putusin semua pacar Lo"
"Cih!"
Prince berdiri dari duduk nya melenggang pergi dari rofftop meninggalkan teman nya yang bertos senang.
Dia Prince D'Vuer Lyxander putra dari Geondra D'vuer Lyxander dan Arean maximus, terkenal sebagai Play boy tingkat dewa, cukup dengan lirikan nya mampu membuat para kaum hawa menjerit histeris,entah sudah berapa banyak pacar Prince ini yang bahkan dia sendiri tidak tau.
Prince salah satu siswa yang sering keluar masuk ruang BK, Prince juga salah satu anggota geng motor yang di ketuai Bian, salah satu sahabat nya.
Kringg!!!!
Prince berjalan menuju kantin saat bel istirahat berbunyi, banyak teriakan histeris yang ia dengar dari para kaum hawa, namun terkadang ia juga risih mendengar suara cempreng yang terus berteriak itu.
Sesampai nya dikanti Prince melihat sekeliling kantin, ramai, penuh dan sesak. Prince berjalan santai menuju meja dan kursi yang biasa ia duduki bersama teman-teman nya.
"Parah Lo, Prince. Bisa-bisanya lo gak dengar teriakan gue yang manggilin lo dari tadi" ujar seorang pemuda berwajah imut yang duduk didepan Prince.
"Gak denger" jawab nya singkat.
Beberapa pemuda yang biasa disebut most wanted itu berjalan menuju kearah Prince dan seorang pemuda yang kita pangil saja Arkan, mereka duduk dikursi mereka masing-masing dan menatap prince yang sbuk membalas satu-persatu chat cewek nya yang sudah tak terhitung jumlah nya.
"Jangan lupa tantangan tadi Prince" peringat Bian teman Prince atau Ketua geng METROX .
"hm" jawab Prince dengan deheman.
"Tantang apa? kok gue gak tau?"Tanya Arkan.
''Kita tadi main TOD, saat giliran Prince dia milih dare, terus tantang buat dia itu pacarin siswi terjelek disekolah ini, kalo dia nolak hukuman nya yaitu putusin semua pacar nya'' jelas Bian.
Arkan tertawa melihat wajah masam Prince, memutuskan semua pacr nya? yang benar saja seorang Prince memutuskan semua pacar nya tentu tidak mungkin.
"ssttt ssttt" Prince mengangkat sebelah alis ya menatap Andrew.
"Mangsa tu" ujar Andrew menunjuk kearah antrian bakso.
prince melihat kearah yang ditunjukan Andrew, di antrian paling belakang berdiri seorang Siswi dengn badan gemuk dan kulit hitam, Siswi yang mendapatkan gelar Siswi terjelek di seolah nya.
"cih" decak Prince malas.
Prince berdiri dari duduk nya, berjalan menghampiri Siswi itu, ia berdiri tepat dibelakang Siswi itu, ia menunduk mendekatkan bibir nya kearah telinga Siswi itu.
"Mulai detik ini lo resmi jadi cewek gue!" bisik nya ditelinga Siswi itu membuat sang empuh terkejut.
Prince menatap Siswi itu dari atas sampai bawah, menilai penampilan Siswi itu. kulit tan eksotis, mata berwarna abu-abu, tubuh gendut dan pendek.
tak ada yang spesial dari Siswi ini, pantas saja dijuluki, cewek terjelek disekolah.
"Margaret Pratama, nama lo gak sesuai dengan wajah lo, but it's ok mulai sekarang lo cewek!" ujar Prince yang kali ini suara nya terdengar jelas dikantin.
Semua siswa siswi disana terdiam mendengar ucapan Prince yang mengklaim Margaret menjadi pacar nya, bisik-bisik tetangga mulai terdengar gunjingan terdengar jelas untuk Margaret yang mereka bilang tidak pantas bersanding dengan Prince.
Prince tersenyum smirk, tentu saja bagaimana mungkin dirinya pantas untuk bersanding dengan Cewek jelek didepan nya ini, jika bukan karna tantangan itu Prince tidak akan pernah mau untuk berpacaran dengan cewek jelek, toh cewek nya cantik-cantik dan seksi semua.
Disisi teman-teman Prince Andrew dan Gio sudah berguling dilantai kantin menertawakan Prince yang berpacaran dengan siswi terjelek disekolah mereka, Hey dari banyak nya pacar seorang Prince, baru ini mereka melihat Prince berpacaran dengan selera yang sangat rendah.
Bian tersenyum tipis melihat kelakuan kedua teman laknat nyaa itu lalu kembali menatap Prince, dan untuk Arkan entahlh tidak ada yang tau apa yang Pemuda imut itu pikirkan.
Balik lagi ke posisi Prince dan Margaret saat ini, kedua nya hanya diam dan salin menatap untuk sesaat Prince hanyut dalam tatapan mata abu-abu milik Margaret, tubuh nya kaku seolah tak bisa digerakan.
Prince melototkan mata nya saat melihat senyum sekilas dibibir Margaret.
"Pulang seolah, pergilah kedokter mata. Mata lo diperlu diperiksa" setelah mengatakan itu Margaret pergi dari kantin.
Arkan tersenyum tipis mendengar ucapan Margaret, sementara Andrew,Gio dan Bian terdiam syok namun itu hanya beberapa detik sebelum mereka kembali tertawa dengan keras, tanpa memperdulikan Prince yang sudah mengeluarkan aura suram.
_________
Dengan wajah merah yang kentara Pdan aura suram Prince berjalan di koridor dengan tatapan tajam yang siap menelan siapa saja hidup-hidup, beberapa Siswa dan Siswi menepi saat berpapasan dengan Prince, mereka masih sayang pada nyawa mereka.
**Grep **
Bruk!
"Siapa lo berani nolak gue hah!" ujar Prince dengan nada rendah nya sembari menatap tajam Margaret.
Prince mengerutkan dahi nya saat melihat tatapan margaret yang terlihat santai dan tidak ada ketakutan disana.
"menurut lo siapa gue yang berani nerima lo? '' tanya Margaret balik.
Margaret mendorong pelan dada Prince membuat jarak, karna Prince yang terlalu dekat dengan nya.
"Lo terlalu populer dan terkenal dimana-mana, bukankah terlalu beruntung kalo gue nerima lo sebagai pacar gue'' ujar Margaret.
Prince terdiam mendengar jawaban Margaret, senyum miring terbit di bibir nya mentap Margaret. Prince mempertipis jarak diantara dia dan Margaret.
"terus kenapa lo berani nolak gue dan nyuruh gue buat ke doter mata?" tanya Prince menatap dalam mata abu-abu milik margaret.
"Lo buta atau pura-pura gak ngeliat? semua orang tau gue Siswi terjelek di sekolah ini, dan tiba-tiba lo datang ngeklaim gue sebagai cewek lo, bukankah itu aneh Prince?" ujar Margaret menatap Prince tepat dimata nya.
Deg
Prince memejamkan matanya saat Margaret menyebut nama nya dengan berani, Margaret adalah orang pertama yang berani menatap matanya dan menyebut nama nya secara langsung.
Dan ntah kenapa darah nya berdesir hebat saat mendengar nya.
Margaret lagi-lagi mendorong dada bidang Prince, tersenyum tipis Margaret dengan berani mengusap jakun Prince dan berlalu pergi dari sana meninggalkan Prince yang terdiam mematung.
Margaret tersenyum smirk namun seperkian detik senyum itu luntur dan digantkan dengan tatapan dingin yang mampu membuat orang menggigil ketakutan.
Grep
Bruk!
Cup!
"Mulai hari ini, lo cewek gue selama 1 bulan kedepan" ujar Prince tak ingin di bantah.
Dan kisah merekapun dimulai, apakah Prince berhasil menjalankan tantangan nya atau dia akan terjebak dengan permainan nya sendiri, hanya tuhanlah yang tau apa yang akan terjadi kedepan nya.
Apakah Margaret akan terjebak oleh permain Prince atau Prince yang akan tunduk pada seprang Mrgaret semua nya akan terjawab seiring berjalan nya waktu.
__________________
Seorang pemuda dengan penampilan acak-acakan nya berjalan dikoridor sekolah yang mulai sepi itu dengan urat yang menonjol dilehernya, yang menandakan berarti dia sedang marah.
Sesampai nya dia di depan pintu yang bertuliskan OSIS itu dengan amarah yang menggebu pemuda itu menendang pintu hingga terlepas dari tempat nya, tentu saja perbuatan nya itu membuat orang yang berada didalam ruangan itu terkejut.
Kemarahan nya semakin menjadi saat melihat pemandangan didepan nya, seorang siswi dan siswa dengan posisi yang membuat orang yang melihat nya salah paham.
BUGH!
BUGH!
BUGH!
"Jauhin punya gue sialan!"
BUGH!
BUGH!
Setelah puas memukul Siswa didepan nya hingga tak sadarkan diri Pemuda itu menarik kasar tangan Siswi yang tadi bersama siswa itu, dengan langkah terseok siswi itu mengikuti pemuda didepan nya d yang berjalan dengan cepat.
BRAK!
BUGH!
"BERAPA KALI HARUS GUE BILANG SAMA LO, LO ITU PUNYA GUE!"
"Bisa gak sih sehari aja lo gak usah genit, gatel lo mau digaruk Hah!"
Emosi pemuda itu semakin menjadi saat siswi itu tak menanggapi ucapan nya, justru orang didepan nya ini hanya diam menatap nya, seolah dia tak bersalah bahkan tak ada raut takut dimata nya.
"LO DENGAR GUE GAK HAH!" teriak pemuda itu.
"Udah?" bukan nya menjawab siswi itu justru malah bertanya.
HIKS!
Siswi itu nampak menghela nafas berat lalu menarik pemuda didepan nya ini kedalam pelukan nya, ia menepuk-nepuk pelan pundak pemuda yang menangis itu.
"A-Ayang hiks jahat!"
"Ayang ciuman sama osis tadi hikss!'
"Ayang udah gak cinta lagi sama gue hikss!'
"Ayang udah gak sayang lagi sama gue hikss!"
" KIta gak ciuman" ujar Siswi itu tenang.
"BOHONG!"
Pemuda itu langsung melepaskan pelukan nya membantah ucapan siswi didepan nya, pemuda itu mencengkram kuat kedua pipi siswi itu.
"Jelas-jelas gue lihat dengan mata kepala gue sendiri lo ciuman dengan osis itu!"
"Ternyata lo murah juga ya jadi cewek, gak puas lo dengan gue hah! sampai cari pelampiasan lain!" ujar nya menyentak kasar pipi siswi itu.
Karna masih di liputi amarah, pemuda itu keluar dari gudang meninggalkan Siswi itu yang terdiam ditempat nya, selang beberapa detik smrik keluar dari bibir siswi itu.
___________________
Ramai, satu kata itu tepat untuk mengkondisikan keadan kelas XI Mipa 2 yang saat ini sedang jam kosong, dibangku paling pojok seorang Siswi sedang sibuk membaca buku namu buku yang ia baca bukan buku pelajaran, melainkan buku usang yang tak berjudul.
Kringgg!
"Mar ayo ke kantin" Orang dipanggil Margaret itu mengalihkan pandangan nya dari buku yang ia baca menatap Siswi yang berdiri didepan nya.
"gak, lo duluan" tolak Margaret.
Kiran atau teman sebangku Margaret itu berdecak kesal, kenapa susah sekali mengajak teman nya ini untuk ke kantin atau keluar dari kelas.
"Cih! mau saja ya Karin berteman dengan orang itu, apa mata nya rabun"
"Iya, seorang Primadona sekolah dengan Sampah sekolah berteman bukan kah itu tidak cocok'
"Mungkin saja Karin cuma manfaatin dia buat jadi babu nya"
"bisa jadi, Oh ayolah. Karin itu cantik, berteman dengan orang yang mendapatkan julukan Siswi terjelek di sekolah HAHAHAHAHA"
Karin memejamkan mata nyaa dengan tangan terkepal, ia menatap tajam circle siswi yan sedang duduk didepan sembari menghina Margaret.
"HEH ondel-ondel lampu merah! kalo mau ngehina orang berkaca dulu sana! udah sesempurna apa lo berani nya ngehina ciptaan tuhan!" ujar Karin marah, enak saja mereka berani menghina teman nya.
Sedangkan para siswi yang merumpi itu terdiam dengan wajah merah mereka karna malu ditertawain satu kelas, salah satu siwi yang tidak terima menatap marah Karin.
"Yang kita omongin benar kok, emang jelekan, gendut hitam, sok lagi" ujar salah satu siswi itu.
Karin tersenyum miring, lalu mendekat kearah Siswi itu menatap nya dari atas sampai bawah.
"Secantik apa lo berani ngomong gitu hah?, udah berkaca belom lo? Lo aja kek ondel-ondel lampu merah tebel banget tu lisptik sama kaca spion lo, lo sekolah atau ngelonte -"
"Masih bagus Margaret, meskipun hitam cantik nya natural, gak kayak lo tebal make up setebal tembok cina, dia cuma malas aja ngurus diri kalo dia mau bahkan dia bisa jadi yang tecantik disekolah ini" ujar Karin menatap remeh siswi didepan nya ini.
Karin berbalik berjalan menuju meja nya, ia mendengus kasar saat melihat Margaret yang tampak acuh, padahal dia yang menjadi objek perdebatan saat ini.
Dengan kesal Karin menarik tangan Margaret keluar dari kelas, namun saat baru didepan pintu Karin menghentikan langkah nya, tanpa menoleh ia berkata.
"Setidak nya dia memilik hati cantik, dari pada lo cantik muka tapi busuk di hati, dan satu lagi semua perempuan itu cantik dimata orang yang tepat" ujar Karin dingin lalu pergi dari sana,
Para Siswi dan Siswa dikelas itu menatap remeh ketiga Siswi itu.
"Setidak nya kalo gak suka, lo bisa ngerhargain orang. Kalo bukan karna Margaret mungkin kelas ini tidak memilik citra lagi dimata guru"
__________________
Karin berjalan dengan menghentakan kaki nya kesal, marah dia tuh sahabat nya di hina seperti itu, berani-berani nya mereka menghina sahabat nya, dan dia juga kesal karna sahabat nya ini tidak merspon atau mengabaikan hinaan itu.
Karin menghentikan langkah nya didepan Margaret, ia menatap kesal sahabat nya yang acuh tak acuh itu.
"Lo kenapa sih Mar! Mereka ngehina lo tadi, kenapa malah diam dan tidak marah hah?!" tanya Karin kesal.
"kenapa harus marah, yang mereka katakan memang benar" jawab Margaret tenang.
Karin menghentakan kaki nya kesal menatap Margaret. " mereka tidak benar Mar, lo cantik mata mereka aja yang rabun maka nya bilang lo jelek" ujar Karin kesal.
Margaret tersenyum tipis, ia menepuk-nepuk pucuk kepala Karin pelan.
"Kalo begitu mereka harus lihat gue dari mata lo, karna kecantikaan ada pada mata yang melihat seseorang dengan tulus" ujar Margaret, lalu berjalan mendahului Karin yang terdiam dengan pipi memerah.
Karin menutup wajah nya menggunakan kedua tangan nya. " Lo memang pandai membuat orang merasa nyaman dengan lo Mar" ujar nya senduh.
Karin menormalkan kembali wajah nya lalu berjalan menghampiri Margaret, Karin memeluk tangan Margaret dan mereka berjalan bersama menuju kantin.
Namun lagi-lagi Karin dibuat geram dengan gunjingan Siswi dan siswa di sekolah nya ini, apa perlu ia meminta sang Daddy untuk meratakan sekolah nya ini.
"Lo mau makan apa Mar, biar gue yang traktir" ujar Karin semangat.
Margaret menarik tangan Kiran dan mendudukan nya di kursi.
"Gue yang pesan, lo tetap yang bayar" ujar nya lalu mengantri di stand bakso.
Karin tersenyum, lalu mengangguk. Ini yang dia suka dari Margaret orang nya jujur dan apa ada nya.
Margaret berdiri di barisan paling belakang sembari menunggu, dia akui makanan terenak dikantin itu bakso dan Nasgor karna itu ramai yang membeli sehingga pada berebutan.
Saat sedang asik menunggu, Margaret di kejutan dengan seseorang yang tiba-tiba berbisik ditelinga nya.
"Mulai detik ini lo resmi jadi cewek gue!"
Margaret langsung berbalik badan, ia melihat siapa yang berbisik ditelinga nya, ternyata Prince kakak kelas nya yang berandal dengan julukan Play boy tingkat dewa.
"Margaret Pratama, nama lo gak sesuai dengan wajah lo, but it's ok mulai sekarang lo cewek gue!" ujar Prince yang kali ini suara nya terdengar jelas dikantin.
Semua siswa siswi disana terdiam mendengar ucapan Prince yang mengklaim Margaret menjadi pacar nya, bisik-bisik tetangga mulai terdengar gunjingan terdengar jelas untuk Margaret yang mereka bilang tidak pantas bersanding dengan Prince.
Margaret menaikan sebelah alis nya saat melihat senyum smirk Prince, Margaret melihat sekeliling dan matanya berhenti tepat disalah satu meja yang berada di pojok kantin.
Margaret tersenyum tipis , sekarang dia tau tujuan Prince yang tiba-tiba mengklaim nya.
"Pulang seolah, pergilah kedokter mata. Mata lo diperlu diperiksa" setelah mengatakan itu Margaret pergi dari kantin tak lupa dia mengambil salah satu mangkok bakso dari salah satu siswi dan meletakan nya di meja Karin yang saat in i menatap nya dengan cengo.
Margaret berjalan santai menuju kelas nya, salah satu alasan nya tidak mau keluar kelas ya ini.
ok mari kita perkenalan dulu dengan Margaret.
Margaret Pratama atau Margaret Pratama Floresya adalah Siswi di sekolah swasta terkenal yang selalu diimpikan para siswa-siswi diluaran sana, bukan hanya biaya nya yang mahal, namun yang sekolah disana adalah anak pengusaha atau orang kaya raya, jika kalian pikir Margaret sekolah disana dengan beasiswa maka kalian salah. Margaret bersekolah disana tentu saja masuk seperti siswa lain nya dan akan membayar uang sekolah setiap bulan nya.
Margaret bukanlah anak dari orang berada, dan Margaret juga tidak memiliki orang tua, dia yatim piatu sejak kecil, Perjalanan panjang yang curam berhasil ia lewati, bekerja keras dan mandiri membuat nya menjadi perempuan yang tangguh.
Hidupnya awal nya tenang-tenang saja, meski tak jarang dia sering mendengar hinaan dari siswi dan siswa disekolah nya, namun itu tak membuat dirinya gentar dan berhenti untuk tetap sekolah, karna tekad nya sudah kuat, yaitu dia akan mengubah nasib nya.
Namun hari-hari tenang nya hancur saat seorang pemuda tampan yang tiba-tiba datang menerobos masuk kedalam hidup nya dan meruntuhkan tembok yang ia bangun dengan susah payah. Siapa dia? iya dia Prince D'vuer Lyxander.
(Ok sampai disini dulu ntar kita lanjut lagi)
_________
Grep
Bruk!
"Siapa lo berani nolak gue hah!" ujar Prince dengan nada rendah nya sembari menatap tajam Margaret.
Prince mengerutkan dahi nya saat melihat tatapan margaret yang terlihat santai dan tidak ada ketakutan disana.
"menurut lo siapa gue yang berani nerima lo? '' tanya Margaret balik.
Margaret mendorong pelan dada Prince membuat jarak, karna Prince yang terlalu dekat dengan nya.
"Lo terlalu populer dan terkenal dimana-mana, bukankah terlalu beruntung kalo gue nerima lo sebagai pacar gue'' ujar Margaret.
Pemuda itu terdiam mendengar jawaban Margaret, senyum miring terbit di bibir nya mentap Margaret. Prince mempertipis jarak diantara nya dan Margaret.
"terus kenapa lo berani nolak gue dan nyuruh gue buat ke doter mata?" tanya Prince menatap dalam mata abu-abu milik margaret.
"Lo buta atau pura-pura gak ngeliat? semua orang tau gue Siswi terjelek di sekolah ini, dan tiba-tiba lo datang ngeklaim gue sebagai cewek lo, bukankah itu aneh Prince?" ujar Margaret menatap Prince tepat dimata nya.
Deg!
Margaret mengerutkan dahinya saat melihat Kakel nya itu memejamkan matanya, namun tak lama Margaret tersenyum smirk saat terlintas sebuah ide dikepalanya.
Margaret mendorong dada bidang Prince, tersenyum tipis Ia dengan berani mengusap jakun Prince dan berlalu pergi dari sana meninggalkan Prince yang terdiam mematung.
Margaret tersenyum smirk namun seperkian detik senyum itu luntur dan digantikan dengan tatapan dingin yang mampu membuat orang menggigil ketakutan.
'Jangan sampai lo terjebak dipermainan lo sendiri Prince'
'3......2......1..... and gotcha!'
Grep
Bruk!
Cup!
"Mulai hari ini, lo cewek gue selama 1 bulan kedepan" ujar Prince tak ingin di bantah
Plakk!
Wajah Prince tertoleh kesamping saat rasa panas menjalar dipipi nya, ia langsung menatap tajam Margaret yang berani menampar nya, Pemuda tempramental itu menatap Margaret seolah ingin menelan nya hidup-hidup.
Namun seperkian detik ekpresi nya berubah tertegun saat merasakan tangan hangat dan kasar itu menyentuh pipi nya sembari mengusap nya lembut.
"Maaf" ujar Margaret lalu pergi dari sana meninggalkan Prince yang masih diam bak patung itu.
________________
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!