"Bawa pulang, Jangan sampai ada yang melihat mu" ucap suara nenek tua dengan suara serak nya yang menyeramkan...
"Baik nek"ujar pria itu sambil mengangguk patuh...
"Ingat, beri dia tempat dan Jangan biarkan siapa pun memasuki ruangan itu, apa lagi sampai mengusik nya" pesan nenek bungkuk berambut putih itu.
"Siap nek, saya akan ingat semua pesan yang nenek katakan" jawab pria itu yakin.
"Ya sudah, bungkus Patung Ular itu dengan kain ini" ujar nenek Tua itu sambil melempar kain hitam untuk membungkus Patung Ular yang di berikan pada pria itu.
Lelaki itu bernama Romli, pria berusia lima puluh tahun itu nekat bersemedi di sebuah Gua dan meminta pesugihan, usaha nya tak sia sia, dia berhasil dan di temui nenek tua pemilik 'Patung Ular' itu.
"Terima kasih nek, doakan semoga saya berhasil selamat sampai di rumah dan akan memberikan tempat yang baik untuk nya" ujar Pria itu bersungguh sungguh...
"Ya!!, segera lah pulang..."
ujar perempuan tua itu dengan suara serak berat nya.
Saat pria itu berpaling, Nenek Tua itu langsung menghilang tanpa jejak...
"Hah, kemana dia" gumam Pria itu sambil clingak clinguk berusaha mencari keberadaan nenek tua yang memberinya Patung Ular itu.
Romli pun berjalan secara perlahan-lahan keluar dari goa tempat nya bersemedi beberapa hari itu....
Dengan kaki gemetar, Romli berusaha keluar dari goa yang penuh dengan lumut hijau itu...
"Ini kalau gak hati hati, bisa kepeleset jatuh, bisa kacau" gerutu nya sambil berjalan dengan perlahan-lahan karena jalan pintu goa itu tiba tiba penuh lumut hijau.
Sedangkan saat ia datang, goa itu bersih tak ada lumut sama sekali....
"Seperti nya tinggal sedikit lagi, itu sudah terlihat sinar matahari" gumam nya sambil menatap jauh kedepan.
Setelah agak lama berjalan sampai jauh, akhirnya pria itu keluar dari gua, dan matahari sudah agak meredup tergelincir kebarat...
"Ini kalau gak cepet cepet bisa gelap di tengah jalan" gumam nya sambil berusaha berjalan cepat menuruni bukit tempat goa itu berada...
Romli tahu goa itu karna desas desus yang ia dengar saat nongkrong di warung kopi, dan ia ikuti semua perkataan orang orang itu, meski pun yang bercerita belum ada yang membuktikan nya satu pun, tapi Romli nekat ingin membuktikan ucapan orang orang itu...
Dan akhir nya Romli berhasil membawa pulang Patung Ular dari nenek tua yang di bicarakan beberapa orang itu....
Setelah adzan isya', Romli baru sampai rumah....
"Asssalamualaikum...."ujar Romli saat sampai di depan pintu rumah nya....
"Waalaikum sallam.....dari mana saja to pak? Sudah berhari hari pergi gak pulang pulang, si Dewi minta kiriman buat bayar buku" omel sang istri nyerocos tanpa bertanya dari mana sang suami.
Romli tak menghiraukan omelan sang istri.
Pria itu terus berlalu masuk kedalam rumah dan menuju kamar kosong yang selama ini di gunakan untuk tempat barang-barang yang tidak terpakai.....
"Kebiasaan, bukan nya kerja malah keluyuran berhari hari, Apa gak mikir anak nya butuh bayar sekolah nya, mentang mentang sudah tinggal di pondok, malah gak mikirin anak" gerutu sang istri terus nyerocos meski pun tak di hiraukan sang suami....
Setelah Romli membersihkan kamar dan merapikan nya,.
Romli meletakan Patung Ular pemberian perempuan tua itu dan ia taburi bunga bunga dari atas tutup Patung Ular itu....
"Maaf ya nek, aku baru bisa
memberikan tempat seperti ini, semoga nanti saya bisa memberikan tempat yang bagus dari ini" ujar pelan pria itu sambil mengelus Patung Ular pemberian Nenek tua itu.
Romli pun keluar dari kamar itu dan mengunci nya dengan gembok kecil dan memasukan kunci gembok itu kedalam saku nya....
Romli berjalan menghampiri sang istri....
"Bapak itu di ajak ngomong dengar apa gak sih pak!!" gerutu sang istri setengah berteriak karna kesal tak di hiraukan sang suami.....
"Iya iya, nanti tak carikan,
baru pulang juga sudah di omeli" sahut sang Suami yang ikut meninggikan suara nya karna ikut kesal dengan perlakuan sang istri.
Romli pun berlalu meninggalkan sang istri yang masih bersungut sungut menatap nya...
"Heh...mau kemana lagi kamu pak" pekik sang istri....
Romli tak menghiraukan nya dan terus berlalu meninggalkan rumah.
"Sudah gak tanggung jawab, kok ya gak mikir anak nya sudah besar, butuh biaya banyak, kok malah keluyuran terus..." omel sang istri sambil menghempaskan bo**ngnya di kursi usang warisan dari orang tua nya....
"Ini cari pinjaman kemana ?? Gak mungkin juga kalau harus ngutang kerumah emak" gumam nya bingung sendiri, karna sang anak satu satu nya minta kiriman uang untuk membeli keperluan di pondok pesantren....
Nur tertidur di kursi usang itu setelah lelah mengomel dan lelah pikiran nya.....
'Lingsir...wengi...sepi durung biso nendro...."
"Hah!!, siap yang nembang malam malam begini" gumam Nur terjingkat dan langsung terbangun dari tidur nya.
Nur mendengar perempuan mengidungkan langgam jawa, namun sayup sayup dan terasa jauh dari rumah nya....
"Opo ada yang punya hajat ya??" Gumam Nur bertanya tanya.....
Nur segera melihat
kearah jam dinding tua nya...
"Loh!!, sudah jam sepuluh, kemana orang ini, kalau keluar rumah pasti gak mikir yang di rumah lagi pusing" gerutu Nur sambil bangkit dan....
"Dhuarr.!!" Nur membanting pintu itu dengan keras.
Untung saja rumah Nur jauh dari warga lain nya....
"Sudah umur, tapi kok kelakuan nya koyok anak kecil, main gak tahu wayah, "omel nya sambil berlalu masuk ke dalam kamar nya.
Sedangkan Romli yang sedang asik nongkrong di
warung kopi....
"Kang, coba sampean naik ke bukit itu, sampean lihat di dalam nya ada apa, apa benar tempat itu banyak di datangi orang orang ujar pria itu membahas goa yang di datangi Romli.
Romli yang tahu maksud pria itu hanya diam pura pura tidak tahu.
"Waaah...takut kang, dengar dengar ada dedemit perempuan nya'sahut yang lain nya.
"La dedemit nya kalau cantik yo gak popo to kang, ambil jadikan istri sekalian wahahaha" sahut yang lain nya sambil
tergelak....
"Walah gak kang, istri satu saja di rumah gak habis habis"jawab pria itu.
"Opo sampean kira istri sampean itu nasi?? Ngawur saja kalau ngomong" tegur yang lain nya...
"Ya gak gitu kang, maksud ku, satu saja sudah cukup kang" sahut nya dengan nada pelan...
Sampai jam di warung itu menunjukan pukul dua belas malam, para bapak bapak dan Romli pun tak ingin meninggalkan warung kopi itu.
Dan semakin malam justru semakin ramai....
Romli hanya menyimak sambil tersenyum sekilas saat para pria itu membahas penghuni Goa yang telah di datangi nya.
"Sampean kok diam saja to kang Romli??" Tegur yang lain nya kala melihat Romli hanya senyum senyum simpul saat ada yang membahas lucu....
"hehhe la mau ikut bahas apa to kang?? Wong ggak ada yang mau aku bahas lo, ya lebih baik diam sambil menyimak saja" sahut Romli sambil tersenyum sumringah...
"Oh ya kang Romli, ke mana saja sampean beberapa hari ini" tanya pria lain dengan wajah
Dengar
"Saya cari kerja di kota kang" sahut nya berbohong..
"Trus apa dapat??" Tanya pria itu penasaran...
"Cari kerjaan di kota susah kang, kalau gak ada yang bawa dari desa, bisa jadi gelandangan kita di kota" terang Romli dengan kebohongan nya....
"Iyo kang Romli, trus sampean gimana?? Dapat??" Tanya pria itu lagi...
"Yo gak dapat kang, aku pulang saja, dari pada di sanai gelandangan" jawab Roml
uang saku nya to kang Romli" tanya pria itu yang seperti ingin menginterograsi Romli....
"Ya aku pulang jalan kaki kang, itung itung ngirit uang saku kang" jawab nya memelas.
"oalah kok ya kasihan sekali kamu to Romli" sahut pria itu merasa iba pada Romli....
"Hemh...setelah ini, aku pasti banyak uang" batin Romli sambil tersenyum miring....
Sampai jam satu dini hari, para lelaki itu satu persatu meninggalkan warung kopi itu untuk kembali pulang kerumah, dan ada yang langsung pergi ke kebun untuk menyadap karet....
"Mbak yu, aku ngutang lagi ya" ujar Romli sambil berlalu meninggalkan warung kopi itu...
"Kalau semua pelanggan ku seperti dia, bisa bisa aku yo bangkrut" gerutu perempuan itu sambil menatap kesal Romli yang berlalu meninggalkan warung nya....
"Sudah gak usah di ladeni, berdoa saja semoga di desa ini hanya Romli satu satu nya pelanggan kita yang selalu ngutang" ujar sang suami pemilik warung kopi itu menenangkan sang istri.
Sedangkan di rumah Romli....
"Pasti dia sudah ngorok" gumam Romli sambil pelan pelan masuk ke dalam rumah.
"Orang kok suka nya ngomel terus, gak tahu bagaimana usaha ku ingin tercukupi semua" gerutu pria itu sambil menghempaskan tubuh nya di kursi tua yang sudah usang itu.
Hingga pagi datang, Romli masih tertidur lelap di kursi …
"Pak...pak....bangun" pekik perempuan itu....
"Ada apa sih Nur, sampean itu kok yo gak seneng banget lihat orang lain istirahat sebentar saja" omel Romli pada sang istri sambil mengucek mata nya'....
"Istirahat sebentar!! Sejak kapan sampean kerja hah!!" Bentak sang istri sambil melotot tajam.
Romli hanya diam saja sambil memegangi kepala nya yang pusing karna terbangun dengan tiba tiba.
"Sudah sana cari uang, Si Dewi sudah minta kiriman sejak tiga hari yang lalu, malu sama pak Rt, pesantren Si Dewi selalu telpon ke pak Rt" omel sang istri lagi sambil menunjuk nunjuk....
"Iya iya...aku cari" sahut Romli sambil bangkit dari duduk nya....
Sang istri berlalu sambil mendengus kesal...
Romli Clingak clinguk memastikan sang istri telah berlalu dan tidak membuntuti nya....
"Semoga Patung Ular itu sudah menghasilkan" gumam Romli sambil pelan pelan melipir masuk kedalam kamar yang ia kunci menggunakan gembok kecil itu.....
"Crieeettttt...."pelan pelan Romli membuka pintu itu dan melipir masuk.....
"Nek...maaf aku masuk...." gumam Romli....
Romli kembali menutup
pintu kamar itu dan mengunci nya dari dalam.....
"WHUUZZZ...." asap putih langsung mengebul dari sela tutup Patung Ular itu.
"Hah.....aaaa..aaampun !!!
."gumam Romli sambil menangkupkan kedua telapak tangan nya......
Sesosok perempuan cantik nampak setelah asap itu menghilang.....
"Ada apa kau mengusik istirahat ku" ujar perempuan itu sambil melotot kesal.
"A...ampun Nyai Ratu, ampun seribu ampun, saya hanya ingin melihat keadaan nyai" ujar Romli berusaha mengambil hati perempuan cantik penghuni Patung Ular itu.
"Apa ada yang kau ingin kan" tanya sosok perempuan itu dengan nada halus dan merendahkan suara nya yang
sebelum nya bernada kasar....
"Eem...anu Nyai, saya mau minta tolong" ujar Romli sambil menunduk takut.
"Blughh" perempuan itu melompat dan mendarat tepat di depan Romli yang sedang duduk berlutut.
"Katakan...apa yang kau ingin kan''" tanya perempuan itu sambil mengelus kepala Romli yang masih menunduk takut....
"Eem...anu nyai, saya butuh uang" jawab Romli tergagap.
"Uang!!, tentu saja manusia seperti mu yang tidak pernah mau bekerja keras, pasti selalu ingin memiliki uang lebih,
bahkan ingin melebihi manusia lain yang dengan senang hati bekerja keras" cerocos Siluman itu mengomeli Romli, yang memang kenyataan nya seperti yang di katakan sosok perempuan itu.
Romli masih tertunduk diam tanpa ada keinginan menjawab omelan Siluman perempuan itu....
"Katakan, berapa yang kau ingin kan" ujar Siluman perempuan itu sambil berjalan menuju Patung Ular yang terletak rapi di atas meja ....
"Saya minta di cukupkan semua kebutuhan saya nyai" jawab Romli tanpa ragu...
"Hemh....." dengus sosok perempuan itu sambil membalikan badan dan menatap tajam Pria yang sedang berlutut di lantai itu....
"Apa yang bisa kau berikan padaku sampai kau menuntut ingin di cukupkan semua nya" ujar Siluman itu dengan nada kesal....
"Sa....saya tidak punya apa apa nyai" sahut nya tergagap sambil bergidik, Romli sudah membayangkan diri nya lah yang akan menjadi tumbal siluman yang berasal dari Patung Ular itu.
"Aku minta ayam cemani setiap sepekan sekali, dan berikan aku darah kambing
setiap selapan sekali" ujar perempuan itu....
"I...iya nyai, saya siap" jawab Romli enteng, Romli tidak merasa keberatan dengan syarat yang di minta oleh sosok perempuan cantik itu....
"Baik lah, ambil ini" ujar perempuan itu sambil menyodorkan beberapa helai daun kering.
"I...ini apa nyai??" Tanya Romli bingung.
"Setelah kau berikan ayam cemani dan kau sajikan darah itu, daun itu akan menjadi uang" ujar Siluman perempuan itu sambil bersedekap dan melirik
Romli yang langsung tertunduk saat perempuan itu menatap nya...
"Lalu, dari mana saya mendapatkan uang untuk membeli ayam cemani itu nyai" protes Romli sambil menatap tajam perempuan cantik itu....
"Haa...hhh, dasar manusia serakah, tidak mau bersusah dulu, mau nya langsung enak, ....' 'gerutu siluman perempuan itu.
"Tringggs..."
"Ambil itu untuk membeli ayam cemani" ujar perempuan itu sambil melempar satu koin emas di hadapan Romli.
Tangan Romli tanpa ragu langsung meraih koin yang di lemparkan perempuan Siluman itu.
Mata Romli seketika membelalak seakan tak percaya ia memegang koin emas....
"I...ini emas nyai" tanya Romli tergagap dan seakan tak percaya.
"Cepatlah pergi cari ayam cemani, aku sudah kehausan...." ujar Siluman itu sambil mendongak mengelus leher nya yang jenjang dan putih itu....
"I...iya nyai, saya segera mencarikan nya" ujar nya sambil berusaha bangkit dari berlulut nya.
Perempuan Siluman itu langsung berubah menjadi asap dan kembali masuk kedalam Patung Ular itu....
Romli bergegas bangkit dari duduk nya dan keluar dari kamar itu...
Romli menoleh kesana kemari memastikan tidak ada yang melihat nya keluar dari kamar itu,..
Setelah merasa aman, Romli pun keluar dan langsung mengunci kamar itu dan segera bergegas keluar rumah menuju pasar untuk menjual koin emas yang di berikan Siluman perempuan itu....
Tanpa di sadari Romli, ternyata sang istri mengikuti nya, bahkan sudah mengintai nya sejak baru masuk ke dalam kamar itu, namun sang istri tidak berani mendekat, dan setelah Romli berlalu.
Sang istri baru mendekat menuju kakamar itu...
"Apa yang dia lakukan di dalam kamar ini" gumam nya sambil terus melipir ke kamar rahasia sang suami...
"kenapa di kunci, apa ada sesuatu di dalam sana??" gumam nya sambil mengintip dari celah dinding bambu rumah sederhana nya itu.....
Perempuan itu tak patah semangat, bahkan ia berlalu kebelakang rumah....
"Pasti kelihatan kalau dari atas" gumam nya sambil meraih tangga yang ada di belakang rumah....
"Apa yang kamu sembunyikan di dalam kamar itu pak, sampean jangan main rahasia rahasianan sama aku pak, ini rumah orang tua ku, bukan kamu yang buat" gerutu perempuan itu sambil menggotong tangga bambu....
"Brak!!"
Perempuan itu memastikan tangga yang akan ia pijak aman...
"Ayo kita lihat!!, apa yang ada di dalam kamar ini" gumam nya sambil menaiki tangga....
Sesampai nya di atas....
"Apa itu?? Yang ada didalam bungkusan kain putih itu kok di kasih kembang" Gumam nya penasaran..
"Mau turun kok ya tinggi banget to" gerutu nya sambil memelongokan kepala dari atas pintu kamar itu.
"Kalau di tanya pasti gak bakal ngaku, dasar Romli gak ada kerjaan, di suruh cari uang malah pergi kemana ini" gerutu nya sambil turun dari tangga bambu itu.....
Nur berlalu membawa tangga bambu itu kembali kebelakang rumah
"Perempuan itu mengembalikan tangga dengan perasaan kesal, karena apa yang ingin ia tahu, tidak dapat ia lihat dengan jelas...
"Awas kalau pulang, bakal tak habiskan sampean" gumam nya dengan nada kesal.....
"Haaahh...mana beras juga sudah habis, trus masak apa ini??" gumam nya sambil duduk terpekur di belakang rumah.
Karna rumah Romli jauh dari warga lain nya, mau makan mau tidak, para tetangga tidak
akan bakalan ada yang tahu....
Hingga matahari hampir ada di atas ubun ubun, Romli baru pulang sambil membawa sekarung kecil beras, bahan makanan lain dan satu ekor ayam cemani jantan....
"Sampean itu, sudah tahu gak punya uang!!, gak kerja, malah beli ayam, mau buat apa ayam itu??, koyok kelebihan uang saja" cerocos sang istri mengomeli nya saat baru masuk ke dalam rumah.
"Hisss, apa gak bisa selain ngomel sampean itu, ini uang buat bayar sekolah Dewi" ujar nya sambil menyodorkan be berapa lembar uang berwarna merah....
"Da...dari mana sampean dapat uang??" Tanya sang istri penasaran...
"Kamu itu!!, sudah gak usah banyak tanya, ada uang ngomel, gak ada uang tambah ngomel, sudah sana berikan sama pak Rt, opo sampean sendiri yang ngantar kesekolah Dewi" ujar sang Suami sambil melirik kesal....
Nur hanya bisa mendengus kala mendapat balasan kata kasar dari sang suami....
Romli pun berlalu meninggalkan nya kesal sendirian.....
"Ini uang apa?? Dari mana dia dapat uang sebanyak ini" gumam nya sambil membolak balik uang itu....
"Apa dia berhutang ?? Kalau ngutang, ngutang kesiapa??" Gumam nya terheran dan juga penasaran.
"Aah...terserah lah" ujar Nur pasrah dan berlalu keluar rumah menuju rumah Pak Rt....
Sepanjang jalan pikiran Nur selalu di penuhi pertanyaan tentang Benda yang terbungkus kain putih yang ada di dalam kamar kosong nya...
"Hai Yuk Nur, mau kemana sampean??" sapa sang tetangga perempuan nya yang agak jauh dari rumah nya....
"Eeh...ini lo yu, mau kerumah pak Rt, mau nitip uang saku nya Dewi" jawab Nur bangga....
"Ohhh....ya sudah cepatlah kesana yu, tadi pak Rt seperti nya sudah mau ke pesantren" ujar perempuan itu, dan Nur pun dengan langkah lebar nya menunju rumah pak Rt....
"Kok ya pas begini to, mau nitip kok ya pas pak Rt juga mau jenguk anak nya" gerutu Nur sambil mengangkat rok nya dan berjalan cepat.....
Sesampai nya di rumah Pak Rt....
"Hah...hah...hah .. hah....pak!!" Pekik Nur sambil ngos ngosan karna jalan menuju rumah pak Rt sedikit memuncak....
"Eeh yu Nur, ada apa yu" sahut pak Rt saat menoleh dan melihat siapa yang datang kerumah nya....
"Ini pak, saya mau titip uang bayar sekolah Dewi," ujar perempuan itu sambil mengatur nafas nya...
"Oalah, iya yu, biar nanti saya sampaikan" jawab Pak Rt,.
"Ini ya pak, lima ratus ribu, yang tiga ratus ribu untuk pegangan Dewi pak, bilang kalau dia harus berhemat ya pak" ujar perempuan itu berpesan.
"Iya yu , biar nanti tak sampaikan sama Dewi" jawab pak Rt sambil mengulas kan senyum ramah nya...
"Ya sudah kalau begitu saya pulang ya pak" ujar Nur.
"Iya yu Nur, saya juga sudah mau berangkat ini, ini tinggal nunggu ibuk nya Sari" sahut pak Rt dan Nur pun langsung pamit dan berlalu kembali pulang....
Sedangkan di rumah.....
Romli telah melakukan persembahan untuk Siluman perempuan penghuni Patung Ular itu.....
"Nyai, terimalah persembahan saya nyai, dan ini saya belikan kembang baru untuk hiasan sanggul nyai" ujar Romli sambil meletakan bunga melati yang masih segar dan darah ayam cemani sesuai permintaan perempuan penghuni Patung Ular itu.
"Whuuuzzz...." asap mengepul dari sela tutup Patung Ular itu..
Setelah asap menghilang, nampak lah sesosok perempuan cantik berdiri di hadapan
Romli....
Tanpa basa basi perempuan itu langsung meminum darah Ayam cemani itu, dan meletakan Hiasan Bunga Melati yang masih segar itu di kepala nya...
"Hemmh... kamu tahu kesukaan ku" ujar nya sambil tersenyum menyeringai dan gigi putih nya berubah merah karna bekas darah ayam cemani yang berwarna merah kehitaman....
"Nya..."
"Tunggu dulu, biar kan aku menikmati ayam segar ini" ujar perempuan itu dan Romli pun seketika diam tak berani melanjutkan ucapan nya....
Perempuan cantik itu begitu menikmati ayam mentah yang di sajikan untuk nya...
Romli masih menunggu sambil berlutut di hadapan perempuan cantik dengan perasaan gelisah....
"Arghhhh......"karena saking kenyang nya, Siluman perempuan itu sampai bersendawa keras....
"Kata kan, apa lagi yang kau ingin kan" ujar perempuan penghuni guci itu.
"Eem...anu nyai, itu...."sahut Romli sambil menunjuk tampah yang berisi daun kering....
"Cihhhh, dasar manusia serakah, tidak sabaran' ujar,Siluman perempuan itu sambil menatap kesal pria yang ada di hadapan nya itu.
"Tringg !!! "
Daun kering itu berubah menjadi uang pecahan merah setampah penuh....
"Hah..!!" Pekik pelan Romli, mata nya sampai membelalak tidak percaya dengan apa yang ia lihat....
"I...ini uang semua nyai...." pekik nya sambil meraup uang yang ada di atas Meja itu....
"Hemh...nikmati lah jangan lupa pekan depan, "ujar perempuan Siluman itu dan menghilang tanpa basa basi.
"Hahhaha....aku bisa kaya!! " pekik nya sambil tertawa namun agak di tahan....
"Kalau setiap Minggu segini, aku bisa kaya mendadak" gumam nya sambil menciumi uang yang ada di atas meja itu...
Romli begitu menikmati aroma uang itu...
Tanpa Romli sadari, di jalan menuju rumah nya, ada Nur yang berjalan pulang dari rumah pak Rt.....
"Kok pintu nya kebuka?? Apa 'dia' ada di rumah" gumam Nur, dan sang suami lah yang ia maksud....
Nur pun bergegas masuk, mata nya langsung menatap pintu kamar yang menjadi kamar rahasia sang suami.....
Pelan pelan Nur melangkah mendekati kamar itu....
"Gak di kunci" gumam nya pelan ...
Nur mencoba mencari celah untuk mengintip ke dalam kamar itu....
"Hah!!" Mata Nur langsung membelalak kala melihat sang suami memain kan uang yang ada di atas meja.
"I..itu uang semua??"
Gumam nya pelan, dan seakan tak percaya....
"Apa 'dia' muja??" Gumam Nur,.
Seketika kaki Nur gemetaran, keringat dingin pun bercucuran...
Tak sadar Nur berjalan mundur dan....
"Bruak!!" Badan Nur
membentur meja yang ada di ruang tamu sederhana itu....
Nur belingsatan dan ketakutan....
Sedangkan di dalam kamar...
"Si siapa itu" gumam Romli sambil merapikan uang uang nya dan ia sembunyikan di bawah tikar pandan yang ada dia atas meja itu....
"Bisa gawat kalau ada yang lihat" gumam nya, dan setelah di rasa rapi, Romli langsung keluar dan mengunci pintu kamar itu dengan gembok kecil...
Romli belingsatan mencari
siapa yang ada di dalam rumah itu....
"Sepi, trus tadi apa"gumam nya sambil clingak clinguk....
"Apa emak nya Dewi sudah pulang??" Gumam Romli sambil terus mencari di setiap sudut rumah.
"Aaah...mungkin tadi Cuma kucing" gumam nya dan kembali berlalu kekamar rahasia nya.
Sedangkan sang istri masih ketakutan dan bersembunyi di dalam kamar mandi di belakang rumah sederhana itu,.
"Semoga 'dia' gak tahu kalau aku di sini" gumam nya sambil gemeteran, meski pun harus
menghirup aroma yang tidak sedap, Nur berusaha bertahan agar diri nya aman dari sang suami yang mungkin akan menghajar nya...
Romli pria pengangguran yang sangat tempramental, bila sedang tidak dalam keadaan baik, Romli tanpa sungkan langsung menghajar sang istri.
Romli yang sudah ada di dalam kamar rahasia nya, segera meraih beberapa lembar uang pecahan seratus ribuan itu untuk ia bawa keluar rumah....
"Hemh....aku akan melunasi semua hutang hutang ku pada kalian" gumam nya sambil memasukan beberapa lembar
uang itu kesaku kaos yang ia pakai....
Romli kembali keluar dari kamar, seperti kebiasaan nya, sebelum keluar kamar, Romli clingak clinguk memastikan kalau dia aman dan tak ada yang melihat nya keluar dari kamar rahasia nya itu...
"Seperti nya aman" gumam nya dan langsung mengunci kamar itu dan segera berlalu keluar....
"Mungkin emak nya Dewi masih di rumah pak Rt" gerutu nya sambil berjalan menuju warung langganan hutang nya...
Karna jarak warung dan
rumah Romli lumayan jauh, sesekali Romli berhenti menyapa warga yang ke betulan berpapasan dengan nya di jalan ..
"Wah kang Romli seperti nya sedang senang, apa baru dapat rejeki nomplok??" Sapa salah satu bapak bapak setengah meledek nya...
"Yo iyo to kang, mosok ya gak kelihatan" timpal nya seakan ingin bilang kalau ia memiliki uang banyak....
"Yo kelihatan sekali to kang, lihat senyummu itu, sudah memperlihatkan kalau sampean lagi dapat uang banyak" ujar pria itu setengah menyanjung
Romli....
"La kalian ini mau kemana??" Tanya Romli balik...
"Ini mau keladang, mau lihat tanaman" sahut pria itu...
"Aaah...sudah ayo ikut saya saja kewarung, kita ngopi ngopi" ajak Romli...
"Waaah...seperti nya sampean benar benar dapat rejeki nomplok yo kang Romli" sahut pria itu.
"La mosok sampean gak percaya to kang" sahut nya sambil menarik uang yang ada di dalam saku kaos nya...
"Walah....buanyak sekali kang" pekik pria itu girang,
seakan diri nya lah pemilik uang itu....
"La...makan nya, ayo ngopi saja, besok saja keladang nya" ujar Romli dan pria itu pun berbalik dan mengikuti Romli ..
Sesampai nya di warung....
"Yu, tolong sampean total semua hutang hutang saya yu" ujar Romli percaya diri...
"Yang bener kang??" Jawab sang pemilik warung yang masih tidak percaya dengan apa yang di katakan Romli...
"Yo bener to yu, sama kakang kakang ini semua, aku yang bayar" ujar nya ponggah
sambil menepuk dada nya.
Semua orang terkesiap dan menatap Romli heran....
"Dia lagi banyak uang" bisik pria yang bersama Romli pada yang lain.
"Yang bener kang" sahut pria lain itu.
Sedangkan pria yang bersama Romli hanya mengangguk yakin...
"Bener ya kang, tak total ini" ujar sang pemilik warung.
Romli hanya mengangguk sambil mencari tempat duduk.
Setelah mendapat tempat duduk, Romli langsung duduk
dengan satu kaki ia naikkan ke kursi panjang tempat nya duduk...
"Seperti nya sampean lagi dapat rejeki nomplok ya kang" tanya basa basi pria yang ada di samping Romli.
"Yo iyo to kang, maka nya saya mau traktir kalian semua, ujar nya sombong.
"Waaah...bisa makan sepuas nya ini" sahut yang lain nya.
"Ya!!, ambil semua yang kalian ingin kan, semua saya yang bayar" ujar nya sambil menepuk dada.
"Kang Rom, total hutang sampean seratus lima puluh ribu
kang" sela sang pemilik warung....
Tanpa basa basi, Romli langsung mengeluarkan gulungan uang dari saku nya....
"Banyak sekali uang nya" gumam beberapa orang di warung itu....
"Ini yu, tak lebihkan lima puluh ribu yu" ujar nya sambil menyodorkan dua lembar uang pecahan merah seratus ribuan....
"Gak usah kang Rom, biat belanja istri sampean saja" jawab sang pemilik warung.
"Tenang mbak yu, istri ku sudah saya cukupi semua nya" ujar nya percaya diri.
"Berarti ini tak terima yo kang Romli" jawab pemilik warung itu
"Yo mbak yu, sama mereka semua aku yang bayari" jawab nya lagi sambil mengunyah jajanan yang ia ambil...
Semua para bapak bapak itu seakan tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
Seorang Romli yang pengangguran, namun kali ini dengan mata kepala mereka sendiri, mereka melihat Romli begitu royal membayari semua para pengunjung di warung itu.
"Kang, ini beneran to??"
Bisik salah satu pengunjung
warung itu pada pria yang di ajak Romli itu dengan ragu..
"Bener kang, sudah, sampean makan yang kenyang, mumpung Romli lagi banyak uang mau mbayari jajan kita" jawab nya.
"Mbak yu, aku minta mi rebus" seru salah satu pengunjung warung itu.
"Aku juga mbak yu" sahut yang lain nya.
"Kalau aku mie goreng saja mbak yu, pake nasi" sahut yang lain nya.
"Iya kang, tunggu ya" jawab sang pemilik warung,.
Perempuan pemilik warung
itu sangat bersemangat karna ketiban rejeki nomplok.
Entah ada angin apa sampai semua orang di bayari Romli, mungkin itu batin pemilik warung....
"Sampean mau minuam apa kang Romli??" Tanya pria suami pemilik warung itu.
"Kopi susu kang, tapi pake es ya" jawab Romli....
"Waaah....dia benar benar seperti juragan ya kang" bisik salah satu pengunjung.
"Sudah, makan saja, mumpung lagi di bayari" sahut yang lain nya menegur pria itu.
Semua para pengunjung
warung itu makan semua yang ada di meja warung itu dengan lahap, bahkan tak sungkan ada yang meminta rokok ada yang makan sampai nambah....
"Mbak yu, hitung semua tak tunggu" ujar Romli pada pemilik warung itu.
"Iya kang, tunggu ya" jawab perempuan itu dan langsung menuju meja di depan warung sambil membawa buku untuk menghitung apa yang di makan semua pengunjung itu....
Setelah selesai menghitung, sang pemilik warung langsung menyodorkan buku yang ia pegang...
"Ini kang Romli, semua habis segini" ujar perempuan itu, dan Romli hanya melirik sekilas dan kembali mengeluarkan uang yang ada di dalam saku kaos nya.
"Ini ya yu, empat ratus ribu, kembalian nya biar di ambil siapa yang mau saja" ujar Romli.
"Berapa lembalian nya mbak yu" sahut salah satu pengunjung itu...
"Lima ratus rupiah kang" sahut sang pemilik Warung, pria itu seketika mendengus kesal.
"Lagian juga... sampean kan sudah ambil banyak to kang" tegur yang lain nya...
"Iya, tapi mbok ya gak usah
bilang kembalian nya siapa yang mau ambil, nyesel kan aku tanya" geritu nya kesal, Romli tak menghiraukan gerutuan pria itu,...
"Saya permisi mbak yu" ujar Romli berpamitan...
Sedangkan sang istri di rumah....
Nur pelan pelan keluar dari kakus karna merasa sudah aman dan sudah lama ia bersembunyi....
Nur menuju kamar mandi dan berpura pura mencuci kaki sembari membasahi rok panjang nya....
"Kalau begini kan gak bakal curiga dia" gumam nya sambil
sengaja menyiram rok nya....
Nur pun bergegas masuk kedalam rumah nya, dan sang suami yang baru pulang dari warung.
Nur kikuk belingsatan saat melihat sang suami yang baru masuk...
Nur susah payah menetralkan debaran di dada nya....
"Sampean dari mana tadi" todong sang suami.
Nur langsung mengerenyitkan kening nya ...
"Loh, opo gak salah yo pak?? Yang dari mana kan yo sampean, wong aku dari tadi di belakang,
ini saja baru kedepan kok" sahut nya membela diri dan berusaha santai...
"Oooohh....dari belakang" sahut sang suami belingsatan karna merasa salah tuduh.
"Ya sudah, aku mau istirahat, jangan ganggu, besok aku harus kerja" ujar nya berkilah dan langsung masuk kedalam kamar nya...
Setelah Romli berlalu...
"Slameeeeet...." gumam Nur sambil mengelus dada nya dan menghela nafas panjang.
Pikiran Nur kembali di penuhi bayangan sang suami sedang meraup uang merah yang
ada di meja di dalam kamar kosong itu....
"Apa dia benar benar muja?? Kalau ia muja!!, apa pakai tumbal??" Batin Nur bertanya tanya....
"Duh gusti, semoga tidak sampai mencelakai kami" gumam nya sambil memohon pada sang kuasa....
Sedangkan di warung.....
Semua orang masih menggunjing kan Romli yang tiba tiba royal dan memiliki uang yang sangat banyak....
"Kang, coba sampean pikir, Kang Romli itu gak kerja, selama ini dia pengangguran,
sawah ladang dia juga gak punya, trus dia punya uang banyak dari mana kang??" Ujar salah satu bapak bapak yang benar benar penasaran, dari mana Romli bisa mendapat uang sebanyak itu...
"Ya kan dia beberapa hari kerja di kota kang" sahut yang lain nya.
"Bukan nya dia gak berhasil ya kang??, kata nya di kota tidak ada pekerjaan" sahut yang lain nya...
"Aah...mungkin itu trik dia saja kang, biar gak ada yang ikut" sahut yang lain nya..
"Mosok ya begitu to kang??"
Sahut yang lain tidak percaya.
"Ya mungkin saja, kalau gak kerja dari kota, trus dari mana dia dapat uang sebanyak itu, sampai bayari semua orang lo kang, habis berapa tadi" ujar pria itu...
"Empat ratus ribu kembali lima ratus perak" sahut yang lain nya...
"Naaah kan?? Mungkin dia kerja dapat borongan kang, trus bilang gak dapat kerjaan agar kita kita tidak ikut dia kekota" ujar pria itu dengan asumsi nya...
"Waaah...kalau begitu ya gak setia kawan kang!!" Sahut yang lain nya dengan nada kesal.
"Sejak kapan sampean berkawan sama kang Romli kang hahhaha...." sahut yang lain nya dengan ledekan dan menertawakan pria itu...
"Iya ya?? Hahhaha" sahut nya lagi menertawakan ucapan nya....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!