NovelToon NovelToon

Quen System - Bangkitnya Istri Teraniaya

SURAT CERAI

Brakkk!

“Cepat tanda tangani. Besok Afikah kembali ke tanah air dan akan segera menggantikanmu sebagai nyonya Bramastya”, ucap Daniel dengan ekpresi tegas.

Andien menatap nanar lelaki yang selama lima tahun ini menjadi suaminya. Meski tak dihargai, namun karena rasa cintanya yang sangat dalam, dia rela bertahan dalam pernikahan yang menyakitkan ini.

Selama ini, Andien telah mencurahkan semua pikiran dan perhatiannya serta  rela bekerja keras demi membangkitkan kembali perusahaan keluarga Bramastya dari keterpurukan.

Bukan hanya mengorbankan perasaan dan waktu. Masa mudanya, kesempatan untuk mengejar cita-cita, bahkan dia merelakan kesempatannya untuk meraih pendidikan S2 di luar negeri demi sang suami. Usaha percetakan kecil yang dulu dibangunnya sendiri dengan darah dan keringat hingga berkembang sebesar ini dan memiliki banyak cabang, juga turut menjadi korban, diserahkan untuk mensejahterakan keluarga suaminya, namun apa balasannya?

Bukan mendapatkan cinta dan perhatian yang selama ini dinantinya, Andien malah mendapatkan surat cerai begitu cinta pertama sang suami kembali lagi ketanah air.

Cinta pertama yang telah meninggalkannya begitu saja lima tahun silam, menorehkan luka yang begitu dalam, namun begitu luka itu telah mengering dan sembuh, justru dia, seseorang yang telah mengobati luka itu malah yang tersingkir.

Sungguh tidak adil!

Hatinya sangat sakit, seperti teriris-iris!

Kali ini, dia tak lagi tinggal diam!

Untuk pertama kalinya Andien berusaha untuk berontak, mencoba meminta haknya dalam lima tahun pernikahan yang diisi dengan kesabaran dan selalu mengalah terhadap suami dan keluarganya, menanggung semua kesulitan dan kesedihan seorang diri, berusaha untuk menuntut keadilan, untuk dirinya sendiri.

“Kenapa kamu memperlakukan aku begitu kejam! Apa salahku! Semuanya sudah aku berikan kepadamu. Hatiku, hartaku, dan semua kemampuanku serta baktiku, semuanya! Apa semua itu masih belum cukup hingga kamu membuangku seperti ini”, ucap Andien sambil berderai air mata.

Melihat istri yang telah dia nikahi tanpa cinta menangis dihadapannya, hati Daniel yang hanya berisi nama Afikah, sama sekali tak tersentuh.

Bukannya trenyuh, Daniel malah merasa semakin jijik. “Sejak awal, kamu sudah sadar kan jika kamu itu hanyalah seorang pengganti. Kapanpun Afikah datang, kamu harus siap untuk pergi karena sedari awal, posisi itu miliknya”.

Perkataan tajam Daniel seperti sebilah pisau yang langsung menghunus tepat dijantung Andien, sangat menyakitkan.

Andien memegangi dadanya yang terasa sangat sakit dan sesak, seolah semua oksigen diudara telah habis, dalam tangis yang tertahan.

Wanita muda itu menepuk dadanya beberapa kali demi bisa kembali menormalkan deru nafasnya yang mulai tersenggal-senggal.

Pada saat Andien sedang menormalkan deru nafasnya, Daniel berjalan kearah balkon kamar sambil menerima sebuah panggilan telepon yang dia tahu pasti dari Afikah.

“Mas, aku sudah didalam pesawat. Besok jadi kan jemput aku dibandara ”, ucap Afikah manja.

Daniel yang mendengar suara manja sang kekasih merasa hatinya hangat. “Tentu saja sayang, malam ini juga aku pastikan untuk menyelesaikan semuanya. Jadi, begitu kamu tiba, semua sudah beres”, Daniel mengucapkan kembali janji manis yang beberapa waktu ini sering dia lontarkan demi bisa mendapatkan kembali hati sang pujaan hati yang sempat menghilang tanpa jejak beberapa tahum silam tanpa dia tahu jika dirinya telah masuk kedalam jebakan yang telah wanita licik itu siapkan.

Diseberang telepon, Afikah tersenyum lebar yang sayangnya hal itu tak bisa Daniel lihat karena mereka tak melakukan sambungan video.

Afikah menekan rasa gembiranya dan kembali bersuara pela, seolah merasa sangat bersalah atas smeua keputusan yang Daniel ambil malam ini.

“Tapi mas, jika memang tak bisa, jangan terlalu dipaksakan. Apalagi, istrimu juga baru saja keguguran. Kasihan kalau diceraikan dan diusir dari rumahmu sekarang, mau pergi kemana dia nanti”, Afikah berkata seolah dia sangat prihatin akan nasib Andien dan terus menanamkan image sebagai wanita polos yang lemah lembut hanya untuk membuat Daniel semakin tak bisa melepaskannya.

Dia tahu jika Andien yatim piatu dan sangat mencitai Daniel, pasti wanita itu akan hidup sengsara begitu Daniel menceraikan dan mengusirnya dari rumah.

Membayangkan Andien menjadi gelandangan dan hidup dalam kesengsaraan, aneka kembang api menyala dalam hati Afikah, merayakan keberhasilan yang sempat tertunda akibat kesalahannya dimasa lalu.

Daniel yang tak ingin kembali kehilangan Afikah pun segera bersuara untuk menenangkan kekasihnya.

“Tenang saja sayang. Aku sudah memiliki perjanjian dengan Andien, jadi kamu jangan pernah merasa bersalah. Lagipula, aku tak sudi darah dagingku lahir dari wanita yang tak jelas asal-usulnya itu. Aku maunya, semua anak-anakku, lahir dari rahimmu sayang”, ucap Daniel penuh gombalan.

Keduanya saling menggoda di telepon tanpa tahu ada hati wanita yang sangat sakit mendengar semua ucapan yang mereka lontarkan.

Entah sengaja atau hanya kebetulan, suara Afikah bisa Andien dengar jelas dari tempat duduknya saat ini, sehingga apa yang wanita itu ucapkan kepada sang suami bisa dia ketahui dan itu membuat hatinya bertambah hancur.

“Kamu benar-benar jahat mas. Tega kamu memperlakukan aku seperti ini”, ujar Andien dengan tangan bergetar, membubuhkan tanda tangan disurat pengajuan cerai yang tadi suaminya sodorkan kepadanya dengan hati hancur berkeping-keping.

Meski sakit hati, namun Andien juga tak mau lagi tersiksa. Menikah selama lima tahun, dia cukup tahu karakter sang suami.

Semakin ditentang, Daniel akan semakin keras. Bukan hanya kata kasar dan makian yang akan meluncur dari mulutnya, pria yang telah dia nikahi selama lima tahun itu takbakan segan untuk main tangan jika Andien tak patuh.

Andien pun sudah pernah menerima bogeman mentah Daniel beberapa kali, namun semua masih bisa dia tanggung karena rasa cinta yang sangat dalam, yang telah membutakan mata hati dan pikirannya, hingga mau bertahan dalam neraka pernikahan ini.

Tapi sekarang, begitu dia kehilangan sang buah hati yang selama ini dia nantikan, yang dia harap bisa memperbaiki pernikahannya, membuatnya kehilangan sedikit harapan untuk bisa terus bertahan dalam pernikahan yang menyakitkan ini.

Dan sekarang puncaknya, surat cerai yang Daniel berikan telah meruntuhkan semua harapannya akan masa depan pernikahan yang masih berusaha untuk dia selamatkan.

Sekali lagi, Andien kembali mengalah dan menyimpan semua rasa sakit ini seorang diri.

Dengan langkah tertatih, Andien berjalan menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri, berharap dinginnya air shower bisa mendinginkan hati dan pikirannya.

Dibawah guyuran air shower, Andien menekuk tubuhnya dan menangis tergugu.

Tak apa jika dia yang disakiti, tapi kata-kata sang suami yang tak menginginkan sang buah hati sangat menyakitinya.

Untung saja anak itu tak sempat lahir kedunia dan menanggung kebencian sang ayah.Jika tidak, Andien tak bisa membayangkan bagaimana sedih dan malangnya nasib anaknya nanti jika dia tahu bahwa kehadirannya didunia ini sama sekali tak diinginkan oleh ayahnya.

“Kamu benar-benar kejam mas. Setelah semua pengorbananku, kamu membuangku seperti seonggok sampah hanya demi masa lalu yang telah menorehkan luka dalam didirimu”

Andien terus meracau sambil tergugu dibawah guyuran air shower, melepaskan semua beban yang selama ini menganjal dalam hatinya.

Kesedihan, amarah, rasa frustasi dan kekecewaan yang dalam, pada akhirnya membulatkan tekad Andien untuk membubuhkan tanda tangan disurat cerai tadi karena menurutnya, sudah tak ada hal yang perlu dia perjuangkan lagi disini.

Setelah merasa tenang, Andien pun keluar dari dalam kamar mandi dengan wajah sangat pucat dan bibir yang membiru.

Dimatikannya AC dalam kamar sambil netranya menyapu seluruh isi ruangan. Tak ada lagi sosok sang suami, begitu juga dengan surat cerai yang ada diatas meja.

“Segitu tak sabarnya kamu untuk menceraikan aku mas, hingga membawa surat cerai itu malam-malam begini setelah berhasil aku tandatangani ”, gumannya miris.

Dengan tubuh mengigil akibat terlalu lama berada dibawah guyuran air shower yang dingin, Andien yang baru saja masuk kedalam selimut dan menutupi seluruh tubuhnya, untuk mencari sedikit kehangatan, agar bisa beristirahat sejenak dari kerasnya kehidupan.

DIUSIR

Siska,sang mertua dan Luna, adik ipar Andien sangat gembira mendengar kabar jika Daniel telah menceraikan Andien, menantu yang sangat tak diharapkan oleh mereka.

“Akhirnya ma, gadis tak jelas asal usulnya itu berhasil juga kakak singkirkan”, ucap Luna penuh kepuasan.

“Tentu saja. Setelah perusahaan kembali stabil, apa lagi yang bisa kita harapkan dari wanita jelek itu. Lagipula, kini Afikah telah kembali. Hanya dia yang cocok bersanding dengan kakakmu, bukan wanita yang tak jelas asal-usulnya seperti Andien”, ucap Siksa menimpali.

Keduanya pun menyantap makam malam dengan riang, seolah kabar gembira yang Daniel hembuskan tadi menjadi obat menambah nafsu makan mereka yang dengan lahap menghabiskan semua sajian yang ada diatas meja, tak perduli jika didalam kediaman tersebut masih ada satu orang yang belum makan malam.

Ibu dan anak tersebut bahkan mengeluarkan sebotol anggur merah dari gudang, untuk merayakan perceraian anak dan menantunya.

Mereka seperti kacang yang lupa kulitnya, tak sadar jika semua kekayaan yang mereka nikmati saat ini, mereka dapatkan semuanya berkat kerja keras Andien.

“Ma, bukankah besok Afikah datang dan akan tinggal disini. Lalu, bagaimana dengan wanita jelek itu?”, ujar Luna dengan ekpresi jijik.

“Ya, tentu saja wanita itu harus pergi. Lagipula, rumah dan semua yang ada disini sudah atas nama kakakmu. Wanita udik itu tak ada lagi hak atas apapun harta yang didapatkannya selama ini”, ucap Siska sambil menyesap anggur merah ditangannya dengan penuh kepuasan.

Untung saja Andien gampang dibodohi sehingga rumah dan seluruh kendaraan serta asset yang dimilikinya telah berganti nama, menjadi milik Daniel.

Jika tidak, ketika mereka cerai seperti ini maka semua harta pasti akan Andien bawa dan mereka akan kembali hidup susah seperti sebelumnya.

“Kalau begitu, bagaiman jika wanita jelek itu kita usir saja malam ini agar tak lagi mengotori pemandangan ”, ucap Luna bersemangat.

“Bagus juga usulmu itu”, jawab Siska cepat.

Siska pun segera memanggil dua orang pelayannya yang memiliki tubuh gempal dan naik ke lantai dua bersama sang anak, berniat untuk menyeret Andien keluar dari rumah mewah yang dibeli oleh menantunya itu dengan uangnya sendiri tiga tahun lalu.

Namun karena rasa cintanya yang begitu dalam kepada sang suami, dengan bodohnya Andien mengatasnamakan sertifikat rumah atas nama Daniel, sehingga jika terjadi hal buruk seperti ini, diapun tak bisa berbuat apa-apa.

Brakkk!

Andien yang baru saja memejamkan mata tiba-tiba dikejutkan oleh suara pintu yang dibuka kasar dari luar, membuatnya mengerjap beberapa kali untuk mengumpulkan nyawa.

“Hey, siapa yang menyuruhmu tidur disini. Kamu itu sudah bercerai dengan Daniel, jadi sebaiknya kamu lekas pergi dari sini!”, hardik Siska dengan tatapan tajam.

Andien yang merasa badannya meriang hanya bisa menghela nafas berat. “Iya ma, aku akan pergi besok pagi. Lagipula, aku masih belum selesai berkemas ”, ucapnya mengiba.

“Berkemas! Enak saja. Kamu masuk kedalam rumah ini tanpa membawa apapun, jadi kamu pergi juga tanpa membawa apapun!”, teriak Siska sinis.

Andien yang hari ini melihat wajah Siska yang sebenarnya, tertawa dalam hati karena lima tahun ini telah tertipu oleh wajah penuh perhatian dan lembut yang selama ini ibu mertuanya itu tampilkan kepadanya yang nyatanya hanyalah topeng penuh kepalsuan.

Meski selalu menuntut Andien dalam segala hal, setidaknya selama ini Siska tak pernah sekalipun berkata keras dan kasar kepadanya.

Lain halnya dengan Luna, sang adik ipar yang memang tak menyukai dirinya dan sejak awal terang-terangan menunjukkan sikap permusuhan terhadapnya.

Melihat Andien tak kunjung beranjak, Luna yang sedari tadi sudah gatal ingin memakinya pun mulai bertindak. “Hey, wanita jelek! Cepat pergi dari sini! Kami sudah muak melihat mukamu yang kucel itu!”, hardiknya.

Andien yang selama ini terus mengalah terhadap Luna karena masih menghargai sang suami, kali ini pun berusaha untuk lebih tegas. “Apa kamu lupa, siapa yang membeli rumah ini. Bahkan pakaian dan seluruh perhiasan yang kamu pakai itu, aku yang membelikannya”, ujar Andien dengan sorot mata tajam.

“Tapi kan surat rumahnya atas nama kak Daniel, jadi rumah ini milik kak Daniel, bukan milikmu!”, solot Luna tak mau kalah.

Andien terhenyak, dia baru sadar jika selama ini telah diperalat oleh suami dan keluarganya yang serakah.

Dia yang selama ini tak menduga jika mereka semua licik, memang selalu mengatasnamakan semua asset yang dibelinya dengan nama sang suami karena dia pikir, atas nama siapapun itu tak jadi masalah karena mereka adalah sepasang suami istri yang akan menua bersama.

Tapi sekarang, mengetahui hal ini, ada rasa penyesalan yang begitu dalam di hati Andien. Tapi apalah daya, nasi sudah menjadi bubur. Memaksa pun, dia pasti akan kalah karena secara hukum sang suamilah pemilik semuanya.

Bodoh!

Hanya itu kata yang bisa Andien berikan untuk dirinya yang begitu cinta buta hingga kehilangan semuanya. 

Melihat Andien sedikit linglung, Siska yang tak ingin semua rencananya berantakan , dibantu Luna dan dua orang pelayan yang dibawanya naik, segera menggeret Andien turun dari atas tempat tidur.

“Apa-apaan kalian! Lepaskan aku!”, Andien terus meronta, berusaha melepaskan cekalan keempat orang wanita yang menyeretnya turun dari atas tempat tidur dengan kasar.

Karena habis keguguran dan tadi kedinginan dibawah guyuran air dingin shower hingga membuatnya meriang, Andien pun hanya bisa pasrah ketika tubuhnya diseret paksa dan dilemparkan begitu saja kejalanan depan rumah, tanpa membawa apapun dengan kasar oleh kedua pelayan bertubuh gempal yang mertuanya bawa.

“Pergi kamu dari sini! Dan jangan pernah sekalipun kamu menginjakkan kakimu dikediaman ini lagi!”, teriak Siska lantang.

Andien yang kembali mengalami pendarahan setelah dilempar dengan kasar dijalanan, berusaha untuk bangkit dan dia bersujud sambil memegangi kakai Siska agar diijinkan untuk tinggal sejenak, setidaknya hingga hujan diluar redah.

Dengan sekuat tenaga, Siska menghempaskan tubuh lemah Andien hingga terjungkal kebelakang dan segera masuk kedalam rumah  bersama Luna serta kedua pelayannya, menyuruh security menutup pintu gerbang dan  meninggalkan Andien yang terkapar dengan darah segar keluar diantara dua pahanya begitu saja dijalan depan rumah.

Dengan tubuh basah kuyup, Andien yang dilemparkan keluar seperti seekor kucing liar hanya bisa memandang kediaman yang selama tiga tahun terakhir ini dihuni setelah percetakan miliknya mengalami peningkatan yang cukup besar, dengan mata perih.

Sambil terisak, dia berjalan tertatih-tatih dibawah rinai gerimis kecil yang masih menyelimuti malam ini.

Andien berjalan keluar dari komplek perumahan yang selama tiga tahun ini menjadi tempatnya pulang.

Entah kenapa, suasana malam ini begitu sunyi dan sepi. Bahkan dua security penjaga kompleks perumahan didepan juga terlihat tertidur sambil duduk. Mungkin efek hujan lebat yang mengguyur kota ini sejak sore hingga semua orang merasa malas keluar dan lebih memilih tinggal didalam rumah.

Andien berjalan tanpa alas kaki tanpa tujuan dengan linglung. Melangkah terseok-seok tanpa tujuan dengan tatapan kosong.

MENDAPATKAN SISTEM

Jederrr!

Sebuah kilat menyambar tubuh Andien yang terkapar di trotoar pinggir jalan, membuat detak jantungnya yang semula telah hilang kembali muncul.

“Kepalaku!”’, Andien memegangi kepalanya yang terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk dengan jarum tajam sambil berusaha untuk duduk pada rollingdor toko yang telah tutup, menyandarkan tubuhnya yang lemah dengan kedua mata sayu.

[DING!!!]

[Selamat malam. Host berhasil mendapatkan Quen System sebagai imbalan atas semua kebaikan yang Host lakukan dimasa lalu]

[Apakah Host ingin mengaktivkan system ini]

[YA]   [TIDAK]

Andien masih memegangi kepalanya dengan satu tangan, dengan ekpresi kesakitan. Meski bingung dengan layar hologram yang tiba-tiba muncul dihadapannya, tapi entah kenapa tiba-tiba satu tangannya yang bebas, bergerak sendiri dan secara spontan telunjuk Andien mengklik kata [YA] hingga suara keras system sedikit mengejutkan dan membuat tubuhnya langsung menegang.

[Sistem akan segera diaktivkan, mohon tunggu. Host akan merasakan sakit selama system mulai menyatu dengan tubuh dan pikiran Host]

Begitu kata itu diucapkan, Andien merasakan kepalanya kembali berdengung dengan hebat, seolah ada ratusan lebah yang masuk dan menyengatnya dengan kuat, membuatnya kembali memejamkan mata dengan kedua tangan meremat kepalanya, berusaha meredakan rasa sakit yang mendera.

[Proses sedang berlangsung...]

[1%......20%......50%.......80%.....100%]

[Sitem telah aktiv]

[Selamat! Host mendapatkan hadiah 100 point  dan kekayaan sebesar 3.000.000 sebagai salam perkenalan]

Andien yang merasa jika kepalanya sudah tak lagi sakit, perlahan membuka kedua matanya. Dia kembali dikejutkan dengan layar hologram yang tampak didepannya dan menatapnya dengan bingung.

“Sistem apa sebenarnya ini? apa aku sudah menjadi gila karena kepalaku sempat terantuk aspal tadi”, guman Andien sambil memukul-mukul kepalanya beberapa kali, hingga suara system menghentikan aksinya.

[Host tidak gila. System ini asli dan saat ini telah menyatu dengan tubuh Host. Quen System akan membantu Host untuk bangkit dari keterpurukan dan tentunya akan membantu Host untuk menjadi kaya raya dengan cepat]

Meski masih tak percaya, namun Andien yang merasa cukup penasaran pun kembali bertanya. “Jika kamu benar-benar system yang ada ditubuhku, siapa namamu dan apa fungsimu?”.

[Sistem yang menyatu dalam tubuh Host bernama QUEN SYSTEM. System ini membantu wanita muda seperti Host agar dapat memiliki karir yang cemerlang dan tentunya menjadi wanita kaya raya dengan mudah. Untuk mencapai semua itu, Host akan diberikan misi yang akan menghasilkan uang dan point. Uang yang didapatkan akan langsung ditransfer ke rekening Host secara legal sedangkan untuk point, bisa Host tukarkan dengan item atau peningkatan skill yang ada dalam system]

Mendengar penjelasan system yang tak masuk akal, Andien yang merasa dirinya telah menjadi gila pun tertawa terbahak-bahak secara spontan.

“Bisa mendapatkan kekayaan dengan mudah ya. Bahkan setelah usaha kerasku selama ini, semua harta yang susah payah aku kumpulkan dengan darah dan keringat, nyatanya tak bisa kunikmati dan malah hidup luntang-lantung seperti ini, diusir tanpa membawa sepeserpun uang. Kurasa aku benar-benar sudah gila sekarang”, ucapnya meratap.

[Sekali lagi ditekankan, Host tidak gila. System ini nyata, dan Host akan segera merasakan manfaat dari system ini sekarang juga]

[Karena Host telah mengaktivkan system maka Host akan mendapatkan identitas baru dan saldo awal kekayaan sebesar 3.000.000]

[Indentitas baru Host bisa diambil didalam kantong pakaian yang Host kenakan]

Meski ragu, namun Andien tetap merogoh kantung dalam dasternya yang lumayan besar itu dan ada sebuah pouch berwarna hitam didalamnya.

"Darimana datanganya pouch hitam ini. Seingatku, aku tak pernah memiliki yang model rajut kaya gini", batin Andien sedikit ragu.

Dengan tangan sedikit gemetaran karena dingin, Andien membuka resleting pouch hitam yang ada dalam genggamannya.

Didalamnya ada kartu identitas dan sebuah ATM bank nasional beserta buku tabungan dengan identitas barunya, membuat tubuh Andien membeku sejenak.

“Apa ini nyata?”, gumannya yang langsung mencubit lengannya untuk memastikan jika dia sedang tidak bermimpi.

Merasakan cubitan dilengannya sakit, Andien baru sadar jika semuanya ini nyata, meski dia masih belum sepenuhnya percaya dengan keberuntungan ini.

“Clarissa Bella”, gumannya melihat nama yang tertera didalam kartu identitas barunya.

[Benar. Nama Host sekarang bernama Clarissa Bella. Berikut panel status Host saat ini]

[Panel Status

Nama                       : Clarissa Bella

Usia                          : 19 tahun

Kecantikan               :   0/100

Kecerdasan              :   0/100

Kekuatan                  :   0/100

Kesehatan                :   0/100

Pesona                     :   0/100

Mental                       :   0/100

Kemampuan khusus : -

Point                          :  100

Kekayaan                  :   3.000.000 ]

Andien yang melihat panel status dirinya didalam layar hologram didepannya, sejenak dia mengernyit heran. “Kenapa semua nilaiku nol. Dan kekayaanku, tiga juta itu dari mana? ”, gumannya bingung.

[Point dan nilai kekayaan merupakan salam perkenalan dari system setelah Host mengaktivkan sytem. Uang tersebut bisa Host belanjakan. Sementara untuk point yang ada bisa ditukarkan duntuk beberapa item yang tertera dilayar. Karena system baru  berada di  level satu, sementara, untuk item box masih belum ada dan baru akan muncul setelah Host meningkatkan sytem]

Setelah mendengarkan penjelasan system, Andien mengangguk paham. Dia berpikir sejenak sebelum dia kembali bersuara.

“Lalu, bagaimana cara aku berkomunikasi denganmu. Sistem ini pasti tak tampak kan pada pandangan orang lain?”

[Host bisa berkomunikas dengan system dalam hati. Untuk memanggil, Host hanya perlu mengucapkan kata "system"  maka sytem akan muncul dan menjelaskan semua hal yang ingin Host ketahui].

Andien kembali mengagguk paham akan semua yang system canggih tersebut ucapkan.

“System, aku ingin menukar pointku. 50 untuk kecantikan dan 50 untuk kecerdasan”, ucap Andien dalam hati.

Andien memilih dua item tersebut karena dalam kondisi seperti ini, memiliki kecantikan dan kecerdasan bisa membuatnya mudah menjalani hari-harinya yang mungkin akan terasa berat didepan.

[Permintaan sedang diproses...]

Andien kembali merasakan sakit kepala yang teramat sangat ketika statusnya ditingkatkan. Bahkan suhu tubuhnya juga meningkat, membuat keringat sebesar biji jagung keluar dari pori-porinya.

Untung saja proses tersebut tak berlangsung lama, dalam waktu dua menit, Andien yang merasa jika kepalanya sudah tak lagi sakit dan tubuhnya terasa sejukpun mulai membuka mata seiring dengan system yang kembali berbunyi.

[Panel Status

Nama                       : Clarissa Bella

Usia                          : 19 tahun

Kecantikan                :   50/100

Kecerdasan              :   50/100

Kekuatan                  :   0/100

Kesehatan                :   0/100

Pesona                     :   0/100

Mental                       :   0/100

Kemampuan khusus : -

Point                          : 0

Kekayaan                   : 3.000.000]

Benar saja, begitu system diaktivkan, wajah Andien yang semula kusam kini sudah terlihat putih cerah. Begitu juga dengan otaknya yang kini sudah bisa dibuat untuk berpikir jernih daripada sebelumnya.

“Baiklah, pertama-tama aku harus keminimarket 24 jam untuk membeli pakaian dan makanan serta tarik tunai untuk membayar questhouse untuk aku istirahat malam ini”, guman Andien pelan.

Untungnya, komplek perumahan yang Andien tempati cukup dekat dengan kampus dan memiliki view yang indah sehingga selain kost-kostan yang menjamur juga banyak berdiri guesthouse disana, memudahkan bagi para pelancong untuk tinggal sejenak menikmati keindahan kota.

Melihat ada minimarket dua puluh empat jam yang terbilang lengkap didepannya, Andien yang bajunya sudah sedikit kering setelah dibuat berjalan hampir satu kilometer jauhnya, segera berjalan masuk untuk membeli kaos dan celana pendek serta beberapa camilan dan minuman yang akan dia jadikan bekal nanti sambil mencari penginapan.

Setelah membayar barang belanjaan dan menarik uang tunai dikasir, Andien meminta ijin meminjam toilet untuk berganti pakaian.

Dengan tubuhnya yang kurus, tinggi semampai, dan wajahnya yang kini telah bersih dan merona, tak akan ada yang tahu jika dia merupakan wanita muda berusia 25 tahunan karena penampilannya saat ini hampir mirip seperti anak SMA yang sedang pergi bermain.

Menggunakan sandal jepit yang baru dibelinya, sambil menenteng plastik dengan logo minimarket, Andien berjalan menyusuri jalan raya, menuju kesebuah guest house yang tak jauh dari jalan raya.

Setelah mendapatkan guest house yang dirasa menarik, Andienpun segera membayar untuk menginap selama satu minggu disana.

Begitu mendapatkan kunci, Andienpun segera masuk dan membersihkan diri sebelum dia beristirahat diatas ranjang empuk dan merencanakan masa depannya esok hari.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!