Waktu berjalan begitu sangat cepat sekali, gadis yang bernama Aurelia Biru Anaya kini telat duduk dibangku SMA. Usianya saat ini 18tahun.
Wajahnya begitu sangat mirip sekali dengan Alaska, namun dia begitu sangat cantik seperti Aluna dari matanya, bulu mata serta rambut yang panjang diatas pinggangnya membuat dia tampak sangat sempurna sekali.
Saat ini, Aurelia sedang ada dimeja makan bersama Aluna dan Alaska. Kehidupan mereka benar-benar begitu sangat bahagia sekali.
" Bun, kapan abang kembali?" tanya Aurelia sambil memakan sarapannya
" Katanya sih hari ini, tapi Bunda juga gak tau kapan abangmu tiba" jawab Aluna
" Isshhh, mending gak usah pulang saja sekalian" sahut Aurelia dengan ketusnya
" Aurelia, tidak boleh seperti itu." ucap Alaska dengan lembutnya
" Habisnya, sudah beberapa tahun ini abang gak pulang-pulang dia begitu betah sekali di London, Aurelia kan jadi kesepian"
Aluna dan Alaska saling bertatapan saat mendengar ucapannya Aurelia. Benar yang dikatakan oleh Aurelia.
Bahwa Fathaan sudah beberapa tahun ini tidak ada pulang ke Indonesia, karena waktu dia lulus sekolah Fathaan langsung berangkat ke London untuk melanjutkan Perusahaan Alm. Daddynya.
" Aurelia, abangmu disana sedang bekerja. Mungkin dia sangat sibuk sehingga tidak ada waktu untuk pulang ke Indonesia, dan lagi selama dia di London apapun yang kamu inginkan selalu dia turuti bukan?"
Aurelia menghelankan nafasnya sambil menghabiskan sarapannya. Tidak ada salahnya yang dikatakan oleh Aluna. Apapun yang diinginkan Aurelia selalu dituruti oleh Fathaan.
" Sudah sekarang habiskan sarapanmu, nanti Ayah yang akan mengantarkanmu sekolah" ucap Alaska sambil mengelus kepalanya Aurelia
Aurelia menganggukkan kepalanya, wajahnya begitu sangat cemberut sekali karena sedari tadi malam dia menunggu kepulangan Fathaan namun ternyata sampai saat ini dia belum juga tiba.
Sementara dibandara.
Seseorang yang baru saja tiba dibandara sambil mengeret kopernya, siapa lagi kalau bukan Fathaan.
Wajahnya begitu sangat mirip sekali dengan Alm Daddynya, dia juga memiliki bulu mata yang panjang, hidung mancung serta tinggi badan seperti Alm Daddynya.
Kini usianya 24tahun, namun dia sukses dimasa mudanya, banyak wanita mengejarnya tetapi Fathaan selalu menolaknya saat ini dia hanya ingin fokus kepada Aurelia.
Mungkin jika dibandingkan dengan Aurelia, mungkin saat mereka berdua berdiri berdampingan bisa dikatakan jari tengah dengan jari kelingking. Fathaan memiliki tinggi tubuh 175cm, sedangkan Aurelia 150cm.
Kini Fathaan mengambil ponselnya, sebelum dinaik pesawat tadi dia memberi kabar kepada Aluna bahwa dia akan kembali ke Indonesia tetapi tidak mengatakan bahwa dia sudah dibandara.
" Assalamualaikum Bunda"
" Waalaikumsalam, kamu sudah dimana sayang? Adikmu sedari tadi bertanya terus lho"
Fathaan tersenyum, dia merasa sangat senang sekali jika Aurelia sedang menunggu kedatangannya.
" Baru sampai dibandara ini bun, masih menunggu asisten Fathaan menjemput"
" Syukurlah kamu sudah tiba"
" Bunda, tolong jangan bilang ya dengan Aurelia jika Fathaan sudah tiba, nanti dia pulang sekolah biar Fathaan yang menjemputnya"
" Baiklah sayang, hati-hati ya diperjalanan nanti Bunda kasih kabar ke Ayah bahwa kamu sudah kembali"
" Siap Bunda"
Hubungan Fathaan dan Aluna serta Alaska begitu sangat baik sekali, Alaska tidak pernah membandingkan antara Aurelia dan Fathaan. Dia menyayangi keduanya hingga sampai sekarang.
****
Hari menjelang siang, tepatnya di pukul 2 siang. Fathaan yang sudah menunggu diparkiran sekolah Aurelia.
Aurelia tidak tau bahwa Fathaan sudah kembali serta menjemputnya, sengaja dia ingin memberikan kejutan kepada Aurelia.
Sedangkan Aurelia, yang baru saja keluar dari arah kelasnya menuju parkiran mobil bersama temannya.
Kini dia berjalan dengan begitu santainya sekali, namun temannya mulai menepuk-nepuk lengannya saat melihat Fathaan sedang menunggunya.
" Lia, Lia" panggil Mona sambil menepuk lengannya Aurelia
" Apa sih? Kebiasaan nih penyakit lamanya kambuh" protes Aurelia
" Itu lho lihat diparkiran siapa yang sedang datang" ucap Mona kembali sambil menunjuk kearah parkiran
Merasa penasaran, akhirnya Aurelia melihat kearah parkiran. Saat dia melihatnya betapa terkejutnya Aurelia.
Bahwa yang dia lihat adalah Fathaan sedang melambaikan tangannya kepada Aurelia sambil tersenyum.
" Abang" teriak Aurelia
Aurelia pun langsung berlari menghampiri Fathaan, kini dia merentangkan kedua tangannya menyambut kedatangan Aurelia.
Hap!
Aurelia langsung masuk kedalam pelukannya Fathaan, dia begitu sangat senang sekali bahwa ternyata orang yang dia tunggu dari semalam ada didepannya.
Aurelia mendongakkan kepalanya keatas sambil tersenyum senang sekali.
" Kapan abang tiba?" tanya Aurelia dengan nada senang
" Sekitar jam 10 pagi tadi sepertinya"
" Bunda dan Ayah sudah tau?"
Fathaan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
" Tentu saja tau, abangkan selalu memberi kabar kepada mereka berdua"
" Pokoknya tidak peduli, intinya abang sudah kembali"
Aurelia kembali memeluk Fathaan, dia benar-benar sangat merindukan Fathaan sekian lamanya dia berada di London.
Sementara itu.
" Siapa yang dipeluk Aurelia?" tanya Bobby
Seketika Mona terkejut saat kedatangan Bobby secara tiba-tiba. Bobby adalah teman satu kelasnya Aurelia dan Mona.
Namun dia sangat menyukai Aurelia, tetapi Aurelia tidak memiliki perasaan apapun kepadanya melainkan Mona yang memiliki perasaan kepada Bobby.
" Kalau mau, tanya saja sendiri dengan Aurelia nya" sahut Mona sambil pergi
Bobby masih menatap kearah Aurelia yang sedang memeluk Fathaan, ada rasa cemburu serta ingin marah tetapi dia sadar bahwa dirinya bukan siapa-siapa bagi Aurelia.
" Kamu ingin makan apa? Nanti abang beliin" ucap Fathaan kepada Aurelia
" Lebih baik beli bahannya saja bang, nanti minta Bunda yang bikinin" jawab Aurelia
" Boleh juga tu"
" Kita mampir ke supermarket saja dulu bang sebelum pulang kerumah"
" Baiklah princess"
Aurelia tersenyum saat mendengar jawabannya Fathaan, kali ini dia benar-benar sangat bahagia sekali. Karena akhirnya dia tidak akan lagi kesepian.
Biasanya Fathaan sangat susah sekali dihubungi, kebanyakan menunggunya untuk menghubungi terlebih dahulu.
Kini mereka mampir ke supermarket terlebih dahulu sebelum pulang, ingin membeli bahan makanan agar dimasakan oleh Aluna.
Nanti Fathaan juga akan mengabari Erick dan Thalita untuk pergi kerumah Aluna, karena dia akan mengadakan makan malam bersama atas kepulangannya yang sudah ditunggu-tunggu.
Hanya butuh waktu 10 menit akhirnya mereka tiba di supermarket, Fathaan pun mulai memarkirkan mobilnya serta mematikan mesin mobilnya.
Lalu dia turun lebih dulu serta jalan melangkahkan kakinya kearah pintunya Aurelia, sebenarnya bisa dilakukan sendiri namun Fathaan selalu memanjakan Aurelia.
Pintu sudah terbuka, kini Aurelia pun turun setelah itu tidak lupa dengan gandengan tangannya terlihat seperti pasangan. Mereka berdua pun masuk dan mengambil troli untuk menaruh belanjaan mereka nantinya.
" Mau beli bahan makanan apa?" tanya Fathaan kepada Aurelia
Aurelia tidak menjawabnya, namun dia masih mencari-cari yang dia ingin makan. Saat tiba dirak sebuah ayam dengan cepatnya Aurelia mengambilnya.
" Bang, Aurelia pengen Bunda masak ayam kecap sepertinya enak sih" ucap Aurelia sambil mengambil ayamnya
Seketika Fathaan langsung menaruhnya kembali, membuat Aurelia merasa bingung.
" Lho kok ditaruh kembali bang?"
" Ingat gak kalau kamu alergi sama ayam?"
" Tapikan cuma alergi doang bang bisa minum obat kalau kambuh"
Tak!
Fathaan menjitak kepalanya Aurelia, karena terakhir Aurelia masuk rumah sakit gara-gara alerginya kambuh namun dia tidak bisa menjenguk. Posisinya waktu itu Fathaan masih berada di London.
" Jangan coba-coba kamu ingin makan ayam, terakhir kali kamu masuk rumah sakitkan saat Bunda menghubungi abang?"
Aurelia hanya menganggukkan kepalanya, walaupun Fathaan jauh tetapi dia begitu sangat perhatian sekali kepada Aurelia.
Karena Aluna juga sering mengadu kepada Fathaan jika Aurelia tidak bisa dikasih tau oleh Aluna dan Alaska.
" Ambil lauk yang bisa kamu makan, jangan coba-coba untuk bersembunyi, jika abang tau lebih baik kita kembali pulang saja"
Aurelia hanya bisa menghelankan nafasnya saja, dia tidak bisa apa-apa jika Fathaan sudah berucap. Kini dia mengikuti langkah kakinya Fathaan mencari bahan yang akan mereka gunakan untuk makan malam.
****
" Assalamualaikum Bunda" ucap Fathaan saat memasuki rumah ternyaman baginya
" Waalaikumsalam, lho kok banyak betul belanjaannya?" tanya Aluna kepada Fathaan
Fathaan tersenyum, namun berbeda dengan Aurelia yang memasang wajah cemberutnya. Karena banyak makanan yang dilarang oleh Fathaan untuk dirinya.
Apa lagi seperti cemilan serta minuman yang membuatnya jatuh sakit, Aluna menatap kearah Aurelia sehingga membuatnya menjadi sangat bingung sekali.
" Lho, kenapa dengan adikmu?" tanya Aluna dengan bingungnya
" Biasa bun, Fathaan melarang dia memakan yang membuat dia jatuh sakit"
Seketika Aluna teringat bahwa kemarin Aurelia memakan sesuatu dengan bersembunyi.
" Oh iya Bunda lupa, kalau gak salah kemarin Bunda lihat dia seperti makan usus ayam terus sama obat alergi disampingnya" adu Aluna
Aurelia mengerutkan keningnya sambil menatap kearah Aluna, bagaimana bisa Aluna mengatakannya kepada Fathaan?
Fathaan langsung menoleh kearah sampingnya, dengan membuat Aurelia hanya memalingkan wajahnya.
" Apa itu benar Aurelia?" tanya Fathaan
" Hmm kayaknya Aurelia lupa deh bang" jawab Aurelia membuat Aluna terkekeh
Aurelia melangkahkan kakinya ingin meninggalkan Fathaan karena dia tidak ingin diomelin oleh Fathaan, namun sayangnya Fathaan menahannya hal itu membuat Aurelia menjadi frustasi.
" Mau kemana hm?" tanya Fathaan sambil menahan tasnya Aurelia
" Kekamar bang" jawab Aurelia
" Tidak untuk sekarang Aurelia" ucap Fathaan membuat Aurelia cemberut" Bun, ini belanjaannya Fathaan ingin nanti malam kita makan malam bersama" sambung Fathaan
" Baiklah saya, nanti Bunda kabarin kakek nenek ya sama opa dan omamu"
Fathaan hanya menganggukkan kepalanya dengan tersenyum diwajahnya. Berbeda dengan Aurelia yang sedang memasang wajah cemberutnya karena hanya Aluna mengadu akhirnya Aurelia menjadi ditahan.
" Jangan memasang wajah seperti itu" tegur Fathaan
Aurelia menghelankan nafasnya.
" Jika abang kembali hanya mau marah saja kepada Aurelia mending sana ke London lagi" ucap Aurelia membuat Fathaan mengerutkan keningnya
" Jadi kamu mengusir abang?" tanya Fathaan dengan nada tidak percayanya
" Iya habis abang malah marah-marah terus dari tadi dengan Aurelia" protesnya Aurelia
Tuk!
Fathaan kembali menjitak kepalanya Aurelia, sebenarnya tidak terlalu kuat.
" Itu kamu sendiri yang membuat kesalahan, jika kamu tidak membuat kesalahan maka abang tidak akan marah dan lagi apa yang dikatakan Bunda tadi? Kamu makan usus ayam sembunyi-sembunyi dari Bunda dan Ayah bukan? Jika terjadi sesuatu nanti denganmu siapa yang akan disalahkan oleh para nenek dan kakek?"
Aurelia hanya terdiam saja, kini Fathaan meninggalkan Aurelia diruang tengah. Rasanya benar-benar kesal sekali tetapi tidak ada yang salah dikatakan oleh Fathaan pastinya Aluna dan Alaska akan disalahkan para nenek dan kakek jika terjadi sesuatu kepada Aurelia.
Hari menjelang sore tepatnya pukul 4, dimana Fathaan sedang membantu Aluna untuk memasak makanan nanti malam.
Sebenarnya Fathaan sedang membuatkan makanan untuk Aurelia, karena Aluna memasak makanan yang tidak bisa dimakan oleh Aurelia.
Fathaan begitu sangat protektif sekali terhadap Aurelia, sehingga membuat Aurelia frustasi, namun tetap saja Aurelia selalu menuruti apa perkataan Fathaan.
" Udah sana mandi, biar Bunda yang masak" ucap Aluna kepada Fathaan
" Tidak apa-apa Bunda, biarkan Fathaan membantu Bunda"
" Membantu apanya kamu hm?" ucap Aluna membuat Fathaan tersenyum" Toh kamu malah membuat makanan untuk Aurelia kok" sambung Aluna
Fathaan hanya bisa tertawa kecil saat mendengar ucapannya Aluna, dia memang tidak ada membantu Aluna melainkan lebih memerhatikan Aurelia.
" Kamu sudah menghubungi opa?" tanya Aluna yang sambil mencuci sayuran
" Sudah bun, tapi Fathaan kena marah Opa"
" Lho kenapa?"
" Iya katanya Opa gak usah saja sekalian pulang, gitu bun kayanya"
Aluna terkekeh saat mendengarnya, betapa lucunya Fathaan yang dimarah oleh Erick.
" Kamu memang sibuk bekerja atau sedang kencan bersama gadis disana sehingga begitu betahnya kamu di London?"
Seketika Fathaan langsung menatap Aluna dengan wajahnya tidak suka sekali, hal itu membuat Aluna menjadi heran.
" Mengapa menatap Bunda begitu hm?" tanya Aluna dengan lembutnya
" Bunda, Fathaan tidak suka lho dibilang begitu. Fathaan benar-benar bekerja disana" jawab Fathaan dengan nada jengkelnya
" Baiklah-baiklah, Bunda minta maaf ya sayang. Tapi habisnya kamu sangat betah sekali disana udah beberapa tahun kamu disana gak ada pulang-pulang"
Fathaan menghelakan nafasnya.
" Mau gimana lagi bun, perusaahan Daddy begitu sangat terkenal disana jadi selalu ada saja orang yang ingin bekerja sama dengan perusahaan Daddy"
Raut wajah Aluna berubah menjadi sedikit sedih saat dia mendengar ucapannya Fathaan. Ada rasa rindu dihatinya namun dia selalu menahannya karena tidak ingin membuat Alaska salah paham.
Fathaan yang paham kini dia mencoba untuk bertanya kepada Aluna.
" Bunda, rindu Daddy?" tanya Fathaan kepada Aluna
Aluna hanya tersenyum namun matanya tidak bisa berbohong.
" Jika Bunda rindu katakan saja, dia juga dulu pernah menjadi suami Bunda, wajar bukan jika Bunda merindukan Daddy"
Air mata Aluna menetes dia tidak bisa menahannya, ada rasa rindu dihatinya dengan pria yang dulu pernah menjadi suaminya serta kedua bayi kembarnya waktu itu.
" Maafkan Bunda ya Fathaan"
" Tidak perlu meminta maaf bun, Fathaan mengerti perasaan Bunda bagaimana, Fathaan juga sering merindukan Daddy, kadang saat Fathaan ketempat Opa Fathaan selalu tidur dikamarnya Daddy"
Aluna tersenyum, dia tidak bisa menahan rindu tersebut tetapi dia sangat tau bahwa itu salah. Dia selalu menyembunyikannya takut Alaska salah paham.
" Apa kamar Daddymu masih sama?" tanya Aluna kepada Fathaan
" Masih bun, tidak ada yang berubah sama sekali. Masih ada foto kita berempat, lalu foto Bunda sama Daddy semuanya masih ada disana Bunda, Opa tidak ingin mengubahnya dia mengatakan untuk kenangan-kenangan, serta foto kedua adik bayi"
Hati Aluna benar-benar sangat sedih sekali, rasanya ingin sekali waktu diputar jika bisa dia tidak melupakan buku agenda yang tertinggal dimobilnya Elang.
Hanya karena ingin mengantarkan itu, Elang mengalami kecelakaan mau menyelamatkan dirinya dari Sienna. Dimana Aluna mencoba untuk mengalihkan semuanya dan mulai memasak kembali.
" Sudah jangan dibahas lagi ya sekarang kita fokus masak karena udah begitu sore"
Fathaan hanya menganggukkan kepalanya, dia juga merasa sedih karena sampai saat ini Aluna kadang menyalahkan dirinya atas kepergian Elang dan kedua bayinya.
Itulah mengapa dia tidak pernah ingin pergi kerumah Erick, karena saat dia kesana pastinya dia akan teringat tentang semua Elang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!