NovelToon NovelToon

Diam-diam Suka

Part 1

Ini cerita tentang gadis yang periang, cantik dan pintar. Nina namanya, sekarang berusia 17 tahun dan telah masuk Sekolah Menengah Atas, dia tinggal bersama 2 saudarinya dan kedua orangtuanya. Mereka tinggal di sebuah desa kecil dengan pemandangan alam yang indah. Tinggal di sana bagaikan tinggal di surga, penuh dengan kebahagiaan.

"Nina!!! bangun...! kamu harus pergi ke sekolah, nanti terlambat loh!"

"Nina......!!!"

"Iya..iya mamski! 5 menit lagi...."

"5 menit..5 menit......bangun sekarang!!!" ini ibuku, biasa aku panggil mamski.

Hehe...terinspirasi dari kedua orangtuanya Gala....eh Galang maksudnya, yang selalu memanggil ibu dan bapaknya mamski dan papski dari film GGS yang populer pada Zamannya, tau nggk GGS?, itu loh Ganteng-ganteng serigala.

Ibuku serba cerewet tapi juga bijaksana, suka terburu-buru juga.

"Nina....!!!" teriak ibuku dengan keras sambil menggoyangkan kakiku.

"iya..iya!" langsung aku bangun karena takut kena marah....hehe klw ibu-ibu udah marah nyeremin, bukan mukanya, tapi takut nanti nggk kasih uang jajan...hehe!

Kuliat jam, Astaga! masih jam 5....."mmmm" Tatapku pada mamski

"apa m...m..m..? ha!"

"hehe..ngk papa..ngk papa" langsung aja deh pergi mandi takut nanti tambah parah....kaburrrrrr!!

skiiiipp-----------------------

Pagi-pagi ke sekolah dengan cuaca yang kurang mendukung, bukan mendung tapi cerah banget...mana pagi ini ada upacara lagi...heh!!!

biasa ini hari senin, hari yang menambah beban bagi para siswa yang pemalas karena adanya upacara.

"Nina!!" panggil seseorang dari belakang.

Akupun berbalik dan menemukan seseorang yang tengah ngos-ngosan habis lari.

"heh! tunggu dong!", katanya lanjut.

"iya aku tunggu nih...cepat dikit ngapa, ini nih udah mau upacara", sekedar info, dia adalah satu kelasku di SMA, namanya Dila, seorang penggemar berat BTS.

Saat Upacara, aku tak sengaja melihat seseorang yang tengah melihat ke arahku, spontan langsung aku fokus ke arah lain, walau cuman sekejap mata aku tau itu si wakil ketua Osis.

Walau hanya sekedar wakil ketua Osis, tapi dia juga banyak dikagumi kaum hawa di SMA.

So, memang sih dia agak tampan tapi bukan tipeku. Entah mengapa aku suka orang yang tak terlalu menonjol dan nggk terlalu tampan dan paling parahnya juga nggk terlalu pintar.

Yah, Dia yang kusukai, mulai sejak kecil sampai kita bertemu juga di SMA. Tapi, kelihatannya dia nggk peduli sama aku, semenjak kami tumbuh dewasa...Kami bagaikan adik kakak saat kecil saling membantu dan sangat dekat. Tapi, sekarang kami jarang bertemu dan justru saling tak peduli.

Aku keingat waktu kecil sering bermain sama dia, main boneka-bonekaan dan masak-masakan walaupun dia itu laki-laki.

Dan aku juga pernah ikut-ikutan sama dia pergi mancing di selokan di pinggir sawah yang belum tentu hasil pancingannya itu dimakan.

Bodoh banget deh!! Tapi seru juga sih!

Di saat aku tengah berkhayal masa lalu, aku melihatnya tengah berdiri sambil bercanda dengan teman-temannya di belakang barisan kelasnya, aku bisa melihatnya dari barisanku, karena kelasnya cukup dekat dengan kelas kami. Tak sengaja aku pun tersenyum melihatnya.

Tapi, tiba-tiba si wakil ketua Osis mendekati ku. Aku hanya melihatnya sinis dan kembali fokus ke depan, dia pun ikut fokus ke depan sambil mendengarkan ceramah Kepsek yang bikin bosan.

Setelah upacara selesai, kami pun bergegas masuk ke dalam kelas.

"Aduh!!..." rintihku sakit saat tiba-tiba aku jatuh karena ada yang menyangga kakiku saat aku masuk kelas.

Saat aku berdiri dan melihat sesosok kaki yang tengah sengaja menyangga di depan pintu. Kulihat si pemilik kaki itu hanya tersenyum tipis melihatku, rupanya si wakil ketua Osis.

"ngapain sih taruh kaki di situ?, Ih!! sengaja yah?..." tanyaku kesal.

"nggk kok, Sorry nggk sengaja. kamu ajah yang jalan nggk liat-liat" katanya.

mana nggk liat, orang dia taruh kakinya pas kita mau lewat, di depan pintu lagi....iihhhh

Aku nggk habis pikir yah, kok bisa orang kayak gini dipilih jadi wakil ketua Osis, apa nggk ada yang lain gituh!.

Aku pun pergi menuju bangkuku sambil melototinya.

Kulihat dia hanya tersenyum memandangiku yang tengah melotot.

Kini pelajaran tengah berlangsung, jam kedua setelah upacara adalah mata pelajaran Matematika yang paling aku tunggu-tunggu. Entah kapan aku mulai menyukai mata pelajaran ini yang kebanyakan siswa nggk suka mapel ini.

"Nina, boleh bantu ibu ambilkan buku paket dulu untuk teman-temannya yah!" kata ibu guru memintaku.

"baik bu," aku pun langsung keluar dan menuju ke ruang guru untuk mengambil buku paket.

Setelah mengambil buku dan keluar dari ruang guru, tak sengaja...."pruk...."

"Eh...maaf-maaf!" aku bertabrakan dengan seseorang dan buku-bukupun jatuh, aku pun mulai memungut satu persatu buku yang jatuh, dia pun ikut membantuku.

"ini..." katanya sambil menyerahkan buku itu. Aku pun melihatnya...dan....ternyata dia Roni, teman masa kecilku. Aku pun tersenyum dan berterima kasih.

Aku merasakan detak jantungku yang mulai tak karuan dan berdetak keras. Spontan langsung ku berbalik dan lari masuk ke kelas.

Malu banget!!!....

Aku berlari tanpa menghiraukan keadaan sekitar, dan tak sadar kulewati kelasku sendiri.

"eehhh...eh..." Aku pun berhenti sekejap dan berbalik arah dan berjalan seakan-akan tak terjadi apa-apa.

Tapi, tetap saja aku dilihat oleh teman-teman saat lewat tadi, dan mereka dengan tatapan bengongnya melihat ke arahku.

Ibu guru pun ikut-ikutan, Tapi aku tak menghiraukan tatapan mereka semua dan tetap berjalan seperti biasa kemudian langsung menaruh buku-bukunya di atas meja masing-masing.

Ibupun langsung memulai pelajaran seperti biasanya.

---

Jam pelajaran telah selesai, kami pun istirahat dan makan.

Karena kami semua bawa bekal, jadi nggk perlu ke kantin deh!, yah walaupun kayak anak TK pake bawa bekal gituh tapi ini tetap seru dan hemat.

Tapi berbeda dengan anak laki-lakinya yang nggk bawa bekal karena malu, jadi mereka pada ke kantin atau minta bekal dari anak perempuannya doang.

Kayak si Penguasa kelas ini nih,

"Nina minta bekalnya dikit dong, aku lapar" kata si wakil ketua Osis nyebelin.

"nggk, nggk mau aku tuh juga lapar, pergi ajah beli sono!" kataku sinis.

kayak nggk ada perasaan bersalah amat deh, udah tadi pagi aku dikerjain, nggk minta maaf, terus mau minta bekal gitu ajah, heeh...gue bukan perempuan yang mau diporotin doang yah kayak diluar sana, sorry.....

"Nih, Iyan ambil ajah punyaku....." Eh.. cewek-cewek yang lain malah menyodorkan bekalnya sama dia.

"nggk-ggk usah, aku maunya bekal Nina doang, Ayolah Nina bagi dong...katanya makan bekal orang yang pintar nanti kita jadi ikutan pintar loh!"

"ya udah nih makan aku dah kenyang..." kataku sambil menyodorkan bekal yang kubawa.

"beneran nih?",

"iya, makan ajah...kasian liat kucing yang kelaparan"

kataku kesal dan beralu pergi, males banget liat dia puji-puji aku, bikin ria' juga tau, dan kenapa aku malah kasihan sama si Kucing itu sih....ya udahlah yah, karena sesama manusia juga harus saling membantu.

dia pun langsung mengambil bekal yang kusodorkan dan segera melahapnya. Sungguh aneh deh, kadang-kadang sangat jahat sama aku, tapi, kadang-kadang minta belas kasihan....aneh betul.

----

setelah jam istirahat, ada mata pelajaran olahraga, kami pun mengganti baju dan segera ke lapangan.

Hari ini, ada penilaian berlari, kami diminta setiap 4 orang untuk berlomba siapa yang paling cepat larinya.

Saat tiba giliranku, aku pun mulai start...dan Yap! mulai berlari sekuat tenaga melewati teman-teman yang lain.

Tapi saat mencapai finish, tiba-tiba penglihatanku gelap dan tak lama kemudian, "pruk"

Pingsan...

Part 2

"ah...h" perlahan ku buka penglihatanku dan bangun.

kulihat Dila berada di sampingku menemaniku,

"eh..udah bangun, istirahat ajah dulu NIn, kamu masih lemah, owh iya ini roti, makan dulu. Kayaknya kamu tadi belum makan apa-apa yah? jadi kamu pingsan tadi nggk ada tenaga"

"Aku...aku pingsan?"

"iyah, kamu tadi pingsan tadi pas lari, terus kamu tau nggk...? Iyan langsung bawa kamu ke UKS, kelihatannya dia sangat khawatir sama kamu"

"Ih..apaaan sih!"

"Ciee...yang salting abis ditolongin..." Ejek Dila,

"Ish!, siapa sih yang salting, Dil"

"Hhhmm...ya udah, istirahat yah!, aku mau keluar dulu!"

"Iya"

"Makasih rotinya!", ucapku sambil mulai melahap roti yang kupegang,

" Btw, itu roti dari Iyan, hhh" Teriak Dila dan berlalu pergi,

Aku mengedip-ngedipkan mata bengong sambil melirik roti yang sudah hampir setengahnya kumakan, seakan berbicara pada roti itu,

'kenapa nggk bilang dari tadi?, kalau tau gitu aku nggk makan' batinku kesal,

"Aum...nyam..nyam!" Lanjut ajah deh!, kasian rotinya dianggurin, udah setengah juga.

___

Beberapa menit setelah beristirahat di UKS, aku memutuskan untuk kembali ke kelas karena jam pelajaran selanjutnya akan dimulai.

Aku berjalan melewati lorong kelas yang sepi, karena semuanya sudah pada masuk kelas,

"Assalamu'alaikum..." Ucapku lalu masuk dan duduk di tempatku,

"Kamu udah mendingan Nina?" Tanya ibu guru,

"Alhamdullillah! Udah kok bu, "

"Ya udah jangan dipaksakan yah! Kalau kamu nggk enak badan. Nanti malah fatal akibatnya loh!, "

"Baik bu!" Anggukku membalas ibu Iga, wali kelas kami yang sangat pedulian orangnya, the best! Deh punya wali kelas kayak dia,

Beberapa menit kami belajar, bell pulang pun akhirnya berbunyi membuat seluruh siswa heboh karena lantaran itu yang mereka tunggu-tunggu dari tadi.

____

"Assalamualikum..." ucapku salam saat masuk ke dalam rumah, sayangnya, tak ada jawaban, langsung ajah aku masuk kamar dan rebahan, capek banget deh hari ini, mana aku lapar juga, gara-gara tadi aku nggk makan bekal aku, eh malah orang lain yang makan.

"Pergi makan ah!...."

Sekarang, aku cuman berdua doang sama mamski, soalnya papski kerja di diluar kota dan jarang pulang, sedangkan dua saudaraku yaitu 2 kakakku sedang menjalani kuliahnya di Kota.

Jadi, aku sendirian doang dan sangat kesepian kalau pulang sekolah, karena mamski juga biasanya keluar kumpul sama ibu-ibu yang lain.

------

"Hahahaaaa...haha...aduh!! Perutku sakit" kataku tertawa  sambil merintih karena terus tertawa menonton film k-drama yang humoris.

"Nina!, Nina...." Panggil seseorang dari luar

"Siapa sih?, Ganggu ajah orang lagi nonton, seru banget lagi. Mana nggak ucapin salam lagi" kataku dalam hati sambil berjalan ke arah pintu depan

Pas ku buka pintu.... "Astaghfirullah!"

Ternyata si wakil ketua OSIS alias kucing.

"Eh...eh, kenapa ucapkan Astagfirullah sih, seharusnya tuh Alhamdulillah! Gimana sih ketemu cogan" katanya

Cogan...cogan..cogan apaan...buweeekkk!..gua mau muntah kali

"Mau ngapain?" Tanyaku kesal

"Galak amet Neng, aku tuh ke sini mau ngembaliin tempat bekal kamu tadi. Dan maaf yah karena aku tadi kamu jadi kelaperan...maaf yah!" Katanya dengan muka merasa bersalah

"Iyah...Iyah, sini. Terima kasih udah ngembaliinya, gue kira tuh bekal mau dihabisin sekalian sama tempatnya" kataku cuek sambil mengambil tempat bekal itu.

"Hehe...becanda ajah kamu" kata dia.

"Ya udah..sana pulang gih!" .

"Duar.." bunyi pintu tertutup.

(Maaf yeh! Aku langsung tutup pintu ajah) kataku dalam hati, karena sebenarnya perempuan sama laki-laki nggak boleh berduaan kecuali ada uzur.

Hening!....

Aku rasa dia udah pulang

Pintu kubuka sedikit dan tidak melihat sesosok makhluk yg tak kuharap untuk kembali lagi.

Tapi, tanpa sengaja kulihat Roni yang sedang berjalan melewati rumah dan kulihat dia melirik rumahku, spontan aku langsung tutup pintu ajah.

"Huft..., Hampir ajah!" Jangan sampai Roni ngeliat aku yang lagi ngintipin dia,

____

Keesokan harinya, Seperti biasa bangun pagi, lebih tepatnya dibangunin..., Mandi, sarapan dan ke sekolah.

Sebelum berangkat, aku tidak lupa selalu membawa dompet pinkku dan menatap foto orang yang kusukai yang kuletakkan di dalamnya, agar aku selalu melihatnya walaupun aku jarang bertemu dengannya. Itulah kebiasaanku,

Dengan penuh semangat, aku pergi ke sekolah dengan mengendarai motor pespa berwarna pink senada dengan warna tasku.

"Brum..brummmmm" bunyi motor saat aku mulai mengendarainya.

Kunikmati jalanan yang penuh dengan gunung-gunung dan bukit-bukit serta persawahan yang menghijau dengan sedikit embun tipis saat melewatinya di pagi hari.

(Hmm...begitu harmonisnya alam, sungguh memesona dan menentramkan) kataku dalam hati.

Tiba-tiba lewat seseorang yg membuat jantungku berdetak kencang lagi dan lagi. Membuat renungan ku kepada alam buyar seketika.

Dia berlalu tanpa menoleh dan menyapa. (Cuek banget sih!)

Kualihkan pandanganku kembali lurus ke depan.

Tapi, tiba- tiba ada jalanan berlubang yang kulewati dan akupun kehilangan kendali dan...

"Bruak!"

Aku jatuh

"Aduh...!!" Rintihku sakit saat aku jatuh dari motor.

Tiba-tiba ada pengendara motor dari arah sebaliknya langsung memarkirkan kendaraannya dan langsung memapahku ke pinggir jalanan.

Kulihat wajahnya, ternyata dia Roni, orang cuek yang lewat beberapa menit lalu.

"Kamu nggak papa?" Katanya terlihat khawatir

"Nggak..nggak papa kok"

"Nggak papa apanya...ini tanganmu berdarah" katanya lagi.

"Cuman dikit kok, nggak kerasa..." Kataku sambil nyingir,

"Kamu tuh kebiasaan, nggak hati-hati, jadi gini nih!" Kata Roni

Kebiasaan, karena dulu waktu kecil aku juga pernah beberapa kali jatuh dari sepeda Karena nggak hati-hati, dan dia yang selalu bantuin aku.

"Nggak papa kok!" Kataku tegas dan langsung berdiri, walaupun agak kepayahan.

Dan kemudian berjalan ke arah motor kesayanganku dan mulai menyalakan mesinnya

"Sini biar aku antar yah!" Katanya lagi

"Nggak, jangan. Kamu kan juga bawa motor!" Kataku dengan nada tegas tapi lembut.

"Lagipula aku bisa kok sendiri" kataku lanjut

"Dan terima kasih udah nolongin aku lagi" kataku sambil menarik gas motorku dan berlalu begitu saja di depannya.

"Huft!, " Rasanya mau meledak dadaku ini ketika dekat-dekat sama Roni, untung aku menolak tadi  tawaran dia mau bonceng aku. Bisa-bisa meledak betulan dadaku ini...

Beberapa menit kemudian, akupun sampai di sekolah dan segera memarkirkan motor dan berjalan ke arah kelas. Walaupun aku berjalan agak tertatih-tatih karena tadi jatuh aku usahain untuk sampai ke kelas.

"Nina!" Panggil seseorang, dan rasanya aku mengenal suaranya, akupun berbalik dan menemukan Roni yang tengah berlari ke arahku.

'Aduh!, Roni lagi!' batinku was-was karena selalu merasakan getaran hebat di dalam dadaku melihat Roni,

"Ini!" Ucapnya sambil menyerahkan dompet pink,

"Hah?", dengan segera aku mengambilnya dari tangan Roni,

'mati aku, apa Roni melihat fotonya di dalam dompet itu nggk yah?, kalau dia ngeliat dia tau dong aku suka sama dia' ucapku membatin,

-----

Part 3

Aku berjalan menyusuri kelas-kelas sambil memikirkan kejadian tadi,

Sepertinya Roni biasa-biasa saja, setelah memberikan dompetku tadi dia langsung pergi.

'Aku hanya berharap, Roni tidak melihatnya.'

"Hey!, "

"Hey!" Suara seseorang menyadarkanku dari lamunan, dan melihat arah pintu kelas yang seharusnya kumasuki malah terlewat lagi.

"Mau kemana Nin?" Iyan si wakil ketua OSIS yang berada di depan pintu kelas sambil menatapku mengangkat sebelah alisnya sambil tersenyum miring mengejekku,

Aku tidak meresponnya dan hanya pura-pura melangkah beberapa langkah dan berbalik lalu langsung masuk ke kelas seakan tidak terjadi apa-apa.

Entah kenapa, selalu saja aku sering melewati kelasku sendiri.

"Hmhhhh...dasar gadis pelupa!" Bisiknya, tapi masih kudengar,

"Apa?"

"Apa?" Iyan malah balik bertanya,

"Aku masih denger yah! Apa yang tadi kamu ucapin"

"Kalau gitu, kenapa tanya lagi?"

"Ih! Dasar wakil ketua OSIS nyebelin!" Kesalku dan berlalu pergi kearah tempat dudukku.

Kulihat, Iyan tengah berbincang-bincang dengan seseorang lalu pergi entah kemana. Itu juga bukan urusanku, yang penting sekarang aku harus jaga jarak dulu sama Roni, bisa-bisa dia tau kalau aku tuh suka sama dia,

'Malu tau!, '

"Hei!, bengong ajah!, pikirin apa sih?" Dila yang tiba-tiba datang mengagetkan ku,

"Ih! Dil, kaget tau",

" Hahahh...sorry, sorry. Lagian pagi-pagi udah bengong, awas loh kemasukan syaitan"

"Ih!, amit-amit, auzubillahi mina syaitoni rrojim"

"Hhh.."

"Dil, hari ini prakarya yah?"

"Iya, emang kenapa?"

"Hmm...berarti ke kebon lagi dong!",

"Iya, sing sabar!" Dila mengusap punggungku, seakan aku tuh orang yang paling tersiksa kalau pergi ke kebun, padahal dia juga.

Setiap kali ada pelajaran prakarya, kami akan pergi ke kebun belakang kelas untuk menanam, merawat, dan membersihkan tanaman yang ditanam di kebun itu. Bukan apa sih!, tapi di kebun itu banyak ulat merahnya, terus banyak serangga lain dan juga becek.

'Tunggu, artinya ketemu sama kelasnya Roni dong!, aduh gawat!' karena jadwal mata pelajaran prakarya bersamaan dengan kelasnya Roni,

Tatapanku beralih pada Dila yang terlihat senyam senyum,

"Dil!, lo nggk papa kan?" Tanyaku sedikit khawatir,

"Ih!, emangnya kenapa Nin?"

"Tadi aku liat kamu senyam senyum sendiri, takutnya elo yang kesambet"

"Ih! Astaghfirullah! Nggklah"

"Terus apa sih yang lo pikirin, sampai-sampai lo senyam senyum gitu?"

"Aku pikir, kalau prakarya nanti bakalan ketemu sama orang yang gue suka," Ucapnya kembali senyam senyum,

"Siapa orangnya?" Ucapku sedikit penasaran,

"Kamu nanya?", eh Dila malah balik tanya,

" Kamu bertanya-tanya?" Sambung ku bercanda, ini kayak Alif cepmek ajah!, membuat Dila pun ketawa,

"Hhhhhhh...kepo?, aku nggk mau kasi taulah"

"Dasar sok misterius!"

"Biarin, supaya kamu penasaran juga...hhhh"

"Hmmm...",

" Hey! Kalian berdua!" Teriak Iyan datang kearah kami,

"Ada apa?" Tanyaku bingung, bisa-bisa nya dia teriaki kami,

"Jangan gosip pagi-pagi!, pergi cabut rumput sono!" Perintahnya,

"Iya, iya...dasar wakil ketua OSIS songong!" Kesalku pada Iyan yang membuat perbincangan kami terpotong,

"Hari ini tuh hari Jumat, orang pagi-pagi kerja bakti. Kalian malah ngegosip" Cerewet Iyan, ada yah laki-laki gitu, mulutnya pedas bingit,

"Emangnya hari ini jumat Dil?" Tanyaku berbisik pada Dila,

"Emmm....hari ini sabtu!" Jawab Dila pelan,

"Hhhhhhhhmmm..." Tawaku dan Dila,

'Emang nih bocah, suka lupa hari. Bisa-bisa nya dia pikir hari ini tu hari jumat, untung ajah ada prakarya di jam pertama, langsung ajah deh ke kebun'.

____

Semuanya terlihat sibuk untuk membersihkan kebun masing-masing kelas, sudah beberapa menit setelah bell jam pelajaran pertama dimulai, aku dan Dila yang datang duluan di tempat itu hanya membersihkan dibagian pinggir saja karena di bagian tengah-tengah itu becek,

Sedangkan Iyan si VOC hanya memerintah saja dari tadi,

"Di sana!, cabut rumputnya!"

"Hei!, ke situ!" Ucapnya pada teman-teman kelas.

Mereka mau ajah nurutin dia, padahal dia kan cuman wakil ketua OSIS,

"Hei Iyan!, bantuin juga dong!, jangan nyuruh-nyuruh doang" Kesalku pada Iyan,

"Eh!, saya ini wakil ketua OSIS yah!, bersihkan cepat!" Ucapnya sombong,

Yah begitulah setiap dia ditegur, bukannya malah bantu, dia malah makin ngelunjak. Capek banget liat dia. Mana pak guru belum datang lagi, kalau saja ada pak guru mungkin dia udah pura-pura cabut rumput doang.

Pandanganku tak sengaja menangkap manik mata Dila menatap seseorang diseberang sana. Aku yang penasaran mengikuti arah tatapannya, tapi hanya ada dua orang di sana sambil membelakang sehingga wajahnya tak terlihat.

"Liatin siapa sih Dil?" Tanyaku penasaran,

"Ah!, kepo deh!" Dila hanya senyam senyum sambil mengalihkan pandangannya ke bawah.

Aku malah makin penasaran, siapa sih yang bikin Dila jatuh cinta seperti ini.

Tak lama kemudian, pak guru datang membawa satu kotak tanaman baru,

"Anak-anak!, silahkan masing-masing kelas mengambil satu bagian dan silahkan tanam lagi di daerah yang kosong!"

"Baik Pak!"

"Dil, bantu aku yah!", Dila hanya menganggukkan kepala seraya mengikutiku mengambil satu bagian tanaman.

Iyan yang sedari tadi hanya berdiri tiba-tiba menghampiri kami dan menanam tanaman yang telah kami ambil tadi,

" Caper doang!" Kataku melirik Iyan,

Iyan malah menatapku sinis dan beralih pada tanaman didepannya.

"Biarin!, "

"Hm!" Kesalku ingin sekali memukul kepalanya itu, kenapa setiap kali ada dia selalu bikin kesal ajah,

Iyan malah menatapku lagi, dan tanpa aku sadari dia malah melemparkan tanah ke tanganku,

"Eh!, ih! Iyan!" Teriakku membuat semua orang fokus pada kami,

"Wlee..?" Iyan malah makin nyebelin,

"Awas yah!" Bodohnya aku malah mengambil tanah juga dan ingin mengenai Iyan.

Iyan yang sadar dengan rencanaku berlari menjauh, sedangkan aku yang masih diliputi kekesalan mengejarnya,

untungnya, beberapa menit lalu pak guru sudah pergi sehingga tidak ada yang mangawasi kami lagi.

"Hah...huft..capek!" Aku yang kelelahan memilih berhenti mengejar Iyan. Lebih baik pergi cuci tangan sebelum masuk pelajaran berikutnya. Aku pun melangkah ke toilet untuk membersihkan tanganku yang kotor.

"Nina!" Panggil seseorang dari belakang,

"Eh!, Dil. Kenapa?"

"Kamu tuh yah, main pergi-pergi ajah. Tungguin napa"

"Heheh..sorry, lagian tadi tuh aku ngejar si tukang nyebelin itu."

Dila melangkah masuk dan mencuci tangannya di westafel, akupun mengikutinya seraya membersihkan tanganku yang masih kotor.

"Lagian, kenapa lagi dengan Iyan sih Nin?"

"Ini, dia lemparin aku pake tanah, kan kotor"

"Hhhhmm....kalian tuh kayak kucing dan tikus ajah tau, main kejar-kejaran"

"Ya, mau gimana lagi. Soalnya aku kesal banget sama dia. Udahlah dia tukang ngomel, VOC, sok Cool lagi", tatapku melihat ke cermin seraya menampakkan wajah kesalku,

" VOC?" Tanya Dila,

"Iya VOC, itu loh yang zaman penjajahan Belanda. Yang taunya cuman memaksa Pribumi kerja dan dia yang mendapat hasilnya. Sebelas duabelas kan sama Iyan?"

"Hhh...Nina, Nina"

"Hhh.."

"Eh Nin!, tau nggk yang namanya Roni di kelas XI IPS 3?",

'Deg!' jantungku berdetak kencang,

___

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!