anissa meylani seorang mahasiswi cantik di fakultas desain, ia merupakan wanita yang anti di dekati cowok playboy. karena baginya cowok seperti itu tidak punya perasaan. suka nya menyakiti hati para perempuan. tapi siapa sangka, Thoriq adigantara si cowok playboy se antero kampus selalu mengusik dirinya, membuat anissa heran kenapa ia jadi sasaran thoriq, padahal ia dan thoriq tidak pernah saling bertemu.
" anissa!!" pekik Raisa fitriani sahabat anissa satu satu nya itu tengah berlari untuk mendekati dirinya. anissa tersenyum melihat fitri.
" huhh huhh " nafas fitri ngos ngosan karena berlari, membuat anissa melirik nya heran.
" ada apa fit? kenapa lari larian, " tanya nya setelah fitri menetralkan jantung nya sendiri, padahal yang di atur nafas kok yang di netral in malah jantung.
" ngak pp, aku cuma mau bareng sama kamu aja hehe!" Ucap nya yang di sertai tawa kecil.
" kirain ada apa, sampe ngos ngosan gitu, kayak maling yang di kejar warga haha. " Ucap nya enteng, namun fitri malah mencebik. " sekata kata banget nis, masa cantik cantik begini di samain sama maling." Jawab nya kesal. membuat anissa menepuk bahu nya dan mengajak sahabat nya jalan.
mereka habis kuliah siang, dan kini mereka akan makan di restoran. karena matkul nya lumayan senggang. lagipula hari ini anissa hanya ada tiga matkul.
namun nasib sepertinya tak berpihak pada nya, karena anissa dan fitri melihat thoriq yang sedang tebar pesona. kalau masalah ia tebar pesona bukan masalah nissa, yang jadi masalah nya thoriq berdiri di samping mobil anissa. mau tak mau mereka harus bertemu.
" ekhem!!."
anissa berdehem kecil, cukuplah untuk membuat thoriq menoleh. Dan benar saja sedetik kemudian thoriq berpaling dari cewek cewek jadi menghadap ke arah anissa.
" kalau mau tebar pesona, jangan ngalangin mobil orang, kan tempat parkir di sini itu luas banget." Ucapnya ketus tidak ada nada ramah jika urusan nya dengan kang makan hati. thoriq pun menanggapi dengan nada santai. " suka suka gue lah, kenapa elu yang protes. mau gue duduk dimana pun!"
karena kesal dengan jawaban thoriq, ia pun menyuruh thoriq untuk melihat ke samping kanan, karena motor thoriq ada di samping kiri mobil nya.
" Lihat tuh motor lu ngalangin mobil gue, kasihan fitri mau masuk ga bisa karena ke halang sama motor lu." Ucap nya sambil melirik mobil sedan putih nya. thoriq hanya menoleh sebentar lalu akhir nya berucap." oh, jadi ini mobil lu, kan bisa minta baik baik, dengan wajah manis, ngak perlu jutek jutek sama gue, nanti jatuh cinta." Ucap nya tak lupa mengedipkan mata nya, lalu ia mendorong motor nya agar pintu sebelah bisa di buka.
anissa bergidik mendengar ucapan sang playboy itu, ia tidak akan pernah jatuh cinta pada lelaki yang suka nya gonta ganti pacar.
" Jangan mimpi deh gue bisa suka sama lu, gue bukan cewek yang bisa lu perdaya dengan gombalan receh. " sarkas nya membuat thoriq tertawa.
" kita lihat aja nanti, anissa meylani yang akan menjadi istriku suatu hari nanti." goda nya membuat bulu kuduk anissa meremang, namun ia cuek bebek aja dengan perkataan thoriq. baginya thoriq hanyalah pria yang senang gonta ganti pacar.
" fit ayok masuk!" titah nya. fitri yang sedari tadi hanya jadi obat nyamuk cepat cepat menuruti anissa.
setelah fitri masuk, anissa pun masuk, ia abaikan saja tatapan genit dari thoriq, bagi nya kuliah nya jauh lebih penting daripada mengurusi masalah cinta.
di perjalanan menuju restoran, fitri mempertanyakan kenapa anissa selalu judes dengan thoriq. " jadi cewek jangan lebay lah fit, mau se ganteng apapun dia, jika suka menyakiti hati wanita, maka tetap akan tak berguna. lagian aku lebih sibuk mengejar mimpi, ketimbang mengurusi tingkah konyol nya." Papar nissa. membuat fitri mengangguk setuju. " Tapi nanti si saskia pasti ngelabrak kamu lagi, dia kan salah satu pacar thoriq." Terang fitri. yang ada benar nya juga. " kurasa saskia itu di butakan oleh harta, secara kita tahukan keluarga dirgantara itu keluarga kaya raya. "
anissa sungguh miris dengan wanita wanita yang ada di kampus nya. kok mau mau nya patah hati hanya demi thoriq seorang.
setelah beberapa saat hening, tak terasa kini mereka tiba di restoran yang ada di bandung. karena anissa adalah orang bandung asli sedangkan fitri hanya mahasiswi yang sedang kuliah di bandung.
***
setelah kepergian anissa, thoriq kembali ke mode awal, cool dan killer. jika ada anissa ia memang sengaja tebar pesona, tapi jika tidak ada orang nya, maka ia kembali ke thoriq yang tak mudah di dekati.
andai anissa tahu kelakuan thoriq yang begitu, sudah pasti akan bangga pada nya. thoriq hanya di dekati saskia namun karena tantangan dari sahabat nya membuat ia terpaksa harus pura pura playboy.
" akting lo bagus juga brother" Ucap Rio adigunawan.
thoriq hanya pasang muka datar, " tantangan lo ini menyiksa gue, kenapa harus nyuruh jadi cowok playboy sih." Keluh nya membuat rio tertawa ngakak.
" untuk menguji satu wanita, apakah dia tergoda atau enggak, soal nya anissa itu cewek unik, cuma fokus belajar." Ia berujar dengan nada enteng. membuat thoriq ingin menenggelamkan sahabat nya kedasar lautan saat ini juga.
" elu kalo suka sama anissa, bilang dong sama orang nya langsung,ngak perlu ngetes dia segala." dumel thoriq.
" gue suka sama sahabatnya bukan sama anissa."
" fitri maksud loh!" thoriq memastikan membuat rio mengangguk dengan raut wajah mesem mesem.
" kalo suka fitri, kenapa malah anissa yang di tes." tanya nya bingung. membuat rio nyengir kuda nil.
" biar lo ngak di deketin sama saskia, harusnya lo bersyukur dan terimakasih sama gue!" Ucap nya dengan nada bangga lalu membusungkan dada.
thoriq pun mengangguk, ia memang selalu di pepet oleh saskia, padahal ia tidak pernah menaruh hati pada wanita kepedean itu.
" gue balik dulu ya, mau ngurus usaha gue."
thoriq pamit pada sahabat nya itu, dan rio pun memberikan dua jempol nya.
Thoriq adigantara seorang mahasiswa di fakultas bisnis, ia merupakan anak dari Herman dirgantara sang pengusaha di bidang kuliner.
Meskipun di juluki playboy di kampus, itu hanya sogokan rio, agar anissa percaya bahwa thoriq itu memang playboy kampus. apalagi sikap nya yang suka tebar pesona membuat anissa makin yakin saja.
setiba nya di sebuah ruko, thoriq pun melepas helm fullface nya, dan memarkir kan motor nya. ia pun berganti pakaian dengan pakaian biasa, dan menghilangkan kemewahan yang melekat di tubuh nya. kini ia bukan thoriq anak orang kaya, melainkan mamang tukang bakso.
tidak akan ada yang menyangka, jika tukang bakso itu adalah pewaris perusahaan. karena thoriq ingin merintis dari nol, ia juga tidak ingin harta orangtua nya jatuh ke tangan wanita yang salah. karena semua cewek di kampus nya itu bener bener matre di mata thoriq.
ada satu pelayan yang membantu nya. yang tidak lain dan tidak bukan adalah melda sang asisten rumah tangga di keluarga nya. melda adalah mata mata ibunda nya Mayang dirgantara. karena mayang khawatir membiarkan putra nya seorang diri di bandung.
betul, thoriq kuliah nyambi kerja di bandung, dan hanya saskia serta rio yang mengetahui jati dirinya.
" den thoriq, ada ada pesan dari ibu, kapan aden pulang ke jakarta? kata nya ibu kangen sama den thoriq." Ucap melda di sela sela sepi pelanggan. thoriq yang sedang menghitung uang pun jadi berhenti.
" bi, manggil nya ngak usah pake embel embel atuh, malu di denger orang nanti, dan masalah ummi nanti thoriq yang telpon." Ucap nya melirik bi melda dengan tatapan setengah protes.
" ma-af atuh, kan den thoriq anak nya bigbos, nanti saya kena omel sama tuan Herman." cicit nya pelan. membuat thoriq menghela nafas yang amat berat.
" bibi, kita ini ada di bandung, sementara abi di Jakarta, jadi santai aja oke."
" baik den.."
dan seketika thoriq memutar bola mata nya, capek juga ia menasihati jika ujung ujung nya tetap di panggil dengan sebutan den.
" Tak apalah asal jangan deden aja." gumam nya sambil mengulum senyum.
mereka pun kembali melayani para pembeli, thoriq memang ramah sebagai penjual bakso. ya masa jualan muka nya cuek bebek, belum pada makan sudah kabur duluan mungkin.
Di restoran, anissa dan fitri tampak sudah selesai makan, dan kini mereka berencana untuk pulang ke rumah masing masing.
" aku anterin kamu sampe kosan ya fit." Ucap nya membuat fitri tak enak hati. " ngak usah, ngak pp aku bisa pulang sendiri kok." Ungkap nya.
" kamu ini, kita kan sahabat, atau mau nginep di rumah aku aja!" Tawar nya.
" pulang ke kosan aja deh, makasih ya tumpangan nya."
mereka pun berdiri, namun karena ingat belum bayar makanan, seorang pelayan mendekati meja mereka dengan catatan di tangan nya.
" maaf mbak mbak, ini tagihan nya." Ujar sang pelayan.
anissa mengeluarkan uang nya. bahkan ia melarang fitri untuk ikut membayar. " biar aku aja yang bayar." karena tatapan anissa sedikit menajam membuat fitri pasrah saja. di anugerahi sahabat sebaik anissa membuat fitri merasa senang.
" Makasih ya mbak"
" dengan senang hati, dan jangan lupa berkunjung di lain hari ya! terimakasih sudah mampir di tempat kami." Ucap nya ramah dan sopan.
mereka hanya membalas dengan senyuman dan anggukan kepala, lalu sang pelayan pergi undur diri.
" yuk pulang"
anissa mengajak fitri untuk ikut bersama nya.
tak berselang lama, mereka tiba di kosan milik fitri.
" mau mampir dulu ngak nis?"
" kayak nya langsung pulang pulang aja deh fit, besok kamu masuk pagi atau siang." tanya nissa. mereka memang satu universitas tapi jelas beda fakultas. jika anissa jurusan desain fashion maka fitri jurusan kedokteran.
" kayak nya sih pagi, kamu kan tahu fakultas kedokteran kadang suka ada praktek."
" ohh.. ya udah aku pamit ya, sampai jumpa besok."
" siap girls hati hati nyetir mobil nya." fitri pun keluar dari mobil sedan putih itu. setelah membunyikan klakson ia mulai menjalankan mobil nya meninggalkan kos kosan tempat fitri tinggal.
di tempat lain. setelah dagangan nya habis, thoriq pun merapikan tempat usaha nya, walau sudah di larang oleh melda. " ngak pp bi, aku bantuin tutup ruko nya, bibi duduk manis aja." titah nya membuat melda hanya bisa membiarkan tuan muda nya beberes sendiri. tapi melda pun tidak diam saja, ia ikut membantu mencuci mangkok yang kotor. thoriq hanya geleng geleng kepala. dan membiarkan asisten nya membantu dirinya.
setelah pekerjaan mereka selesai, thoriq dan melda bernafas lega. karena sudah membereskan ruko dengan sangat rapih.
" Ya udah bi, thoriq pulang dulu ya! bibi juga pulang kan." tanya nya dengan nada gurau membuat melda terkekeh kecil. " Ya iya atuh den, ngapain juga berdiri di sini. den thoriq hati hati pulang nya." melda sedikit mengingatkan majikan nya itu.
setelah menempuh perjalanan panjang, akhir nya ia sampai di rumah nya sendiri. Thoriq tidak menemui orangtuanya melainkan pulang ke rumah milik mereka yang ada di bandung.
anissa sudah pulang dengan wajah letih nya itu. setelah mengantar sahabat nya, ia benar benar langsung pulang ke rumah nya.
tok..tok..tok...
" Assalamualaikum mama!"
setelah mengucap salam, ia masuk kedalam. ternyata rumah nya sangat sepi. anissa melihat jam tangan nya, ternyata hari masih sore. wajar kalo sepi.
namun tiba tiba ada yang menjawab salam nya. " wa'alaikumussallam sayang kamu udah pulang, gimana kuliah nya lancar?"" jawab sinta rahmadini ibunda anissa meylani.
" Alhamdulillah lancar mah, mamah kok tumben ada di rumah, ngak kemana mana emang." tanya nya dengan raut wajah yang bingung. tidak biasanya sang mama ada di rumah sore sore begini.
" mama hari ini ga kemana mana nissa, maka nya bisa menunggu kamu pulang." Ucap sinta sambil memegang tangan anak nya.
" oh gitu, ya udah deh mah, nissa ke kamar dulu ya, gerah mau mandi."
" Iya sayang, udah makan belum, kalau belum itu mamah siapin makanan buat kamu." lagi lagi nissa merasa sureprise, mama nya yang tak pernah memikirkan tentang diri nya tiba tiba berubah drastis.
" mama sehat kan," tanya nissa dengan menempelkan tangan nya di kening sang mama, membuat sinta terkekeh.
" kamu ini, ya mama sehat lah, kenapa? penasaran kenapa mama tiba tiba berubah." tebak nya yang di angguki anissa.
sinta pun mengatakan akan menghabiskan hidup nya untuk menemani anak anak nya, anissa dan aldo. karena bagi nya waktu bersama keluarga tak akan bisa di ganti dengan sibuk sosialita.
" aaa.. terharu aku mam, papa sama abang pasti bangga sama mama." Ujar nissa yang hampir meneteskan air mata nya.
" sudah sudah, mendingan kamu mandi gih, bau asem tahu." ledek sinta membuat anissa tertawa.
anissa pun mencium pipi mama nya sebelum memasuki kamar nya, sungguh indah hari ini melelahkan sekaligus membahagiakan untuk anissa seorang.
malam menyapa ketika keluarga besar anissa tengah berkumpul, ada papa bagas setiawan, dan juga aldo herlambang kakak nya anissa. mereka tengah berbincang tentang kegiatan masing masing.
" jadi mama udah berubah nih, ngak akan abai sama suami dan anak lagi." tanya bagas dengan rona bahagia membuat sinta mengangguk malu.
" akhirnya keluarga kita seperti dulu lagi." Kali ini aldo yang komentar. dan di samber adik nya.
" Jelas dong bang, mama kita itu hebat." Puji nya.
" sudah sudah, pokok nya mama akan selalu ada untuk menemani kalian, maafin Mama ya jika abai terhadap kalian selama ini." sinta angkat bicara membuat mereka saling memeluk satu sama lain.
sedangkan thoriq, ia menghabiskan waktu di rumah nya sendiri. tak pernah pulang untuk kumpul keluarga. bukan thoriq tak mau, karena setiap ia pulang pasti ada pembahasan tentang perjodohan. dan ia tidak suka di jodohkan oleh orangtua nya, macam tidak laku saja.
Rumah yang ia tempati memang tak semewah rumah nya di Jakarta, namun disinilah ia menemukan sebuah kedamaian.
namun dering ponsel, membuat thoriq sedikit terusik, ia mengambil hp nya yang tadi sempat di lempar ke kasur single bed.
" ada apa?" Tanya nya to the point, ia sudah hafal siapa yang suka menelpon nya malam malam begini.
" gue sibuk".
"....."
" kan bisa besok ngobrol nya saskia."
Tutt..
ia memutuskan panggilan nya sepihak, ya, yang menghubungi nya adalah saskia wanita yang tergila gila pada nya. membuat thoriq jengah sendiri.
akhirnya ia memutuskan untuk tidur. karena badan nya terasa seperti remuk redam saja.
***
alarm di handphone membangun tidur nyenyak thoriq, ia memang tidur lebih awal karena ke lelahan.
meraba raba kasur hanya untuk mencari handphone nya sendiri. setelah menemukan nya ia matikan hp nya sebentar.
berbeda dengan anissa, ia sudah rapih dan cantik, karena ia memang anak yang rajin. jadi pagi pagi sudah rapih dengan outfit kampus nya.
" pagi semua nya!!" Sapa anissa pada seluruh keluarga nya yang sedang menikmati sarapan.
" pagi sayang, kamu sudah siap pagi pagi begini, emang masuk pagi?" sinta menaikkan alis melihat penampilan putri nya sendiri.
" Iya nak, kamu pagi pagi sudah cantik, mau kuliah."
sambung bagas. pria paruh baya itu juga sudah siap berangkat ke kantor.
" Enggak ada, aku cuma mau ke toko buku dulu, habis itu jemput fitri, terus berangkat bareng sama dia kuliah nya." jelas nya membuat orang orang yang ada di sana hanya ber oh ria saja.
" Ya udah sarapan dulu sayang, sini sama mamah" sinta merangkul putri nya untuk duduk di samping nya. anissa pun tak keberatan.
sementara aldo ia hanya sarapan dengan tenang, tanpa terusik dengan kehadiran adik nya itu. anissa pun santai santai saja, karena ia tahu abang nya tak suka di ganggu jika sedang makan.
" suapin dong" rengek nya manja membuat sinta yang sudah duduk kembali pun tertawa pelan. " mau di suapin sama mama, oke sini mama suapin putri cantik nya mama ini." tentu saja membuat anissa senang, namun tidak dengan aldo. " manja amat, ingat kamu itu bukan anak kecil lagi, udah 22 tahun loh." ledek aldo membuat anissa manyun setengah centi. " iri bilang bos, lagian kenapa emang kalo manja, kan manja nya sama mama bukan sama abang wlee" ia balik meledek, membuat aldo mencubit pipi nya.
" ututu gemesh banget sih adik abang yang satu ini." ia terus mencubit membuat anissa mencakar tangan abang nya sendiri.
"awhh.. galak amat sih dek, main cakar cakar aja. " ringis nya mengelus tangan nya sendiri.
" biarin, tahu rasa." jawab nya ketus.
" sudah sudah, masih pagi udah ribut aja, aldo kamu juga mau di suapin, buka mulut nya." lerai sinta memisahkan dua anak nya.
" boleh deh ma, tapi aku yang suapin mama, mama suapin anak manja nya mama aja." Jawab nya jahil.
"EKHEM!!.."
suara deheman bagas cukuplah membuat suasana yang tadinya rame jadi hening, bahkan sinta menahan tawa karena anak anak nya jadi kicep hanya dengan suara deheman dari papa nya.
" sudah ribut nya." tanya bagas dengan wajah serius.
membuat aldo dan anissa hanya diam menunduk, mereka tidak berani berhadapan dengan ayah nya jika sedang mode serius.
" kenapa pada diem, tadi aja ribut masalah suap suapan. kok sekarang diem," ia melirik dua anak nya dengan pandangan yang sulit di artikan.
" daripada ribut mending mama suapin papa aja, papa juga mau di suapin ini." titah nya tanpa dosa. membuat kedua anak nya yang tadi nya diam jadi menyoraki papa nya.
akhirnya keluarga bahagia ini mengawali pagi nya dengan saling suap suapan. membuat meja makan menjadi iri karena menyaksikan tuan nya yang harmonis itu.
***
setelah drama sarapan selesai, kini anissa sedang menyetir mobil untuk pergi ke toko buku, tapi ia memutuskan mengajak sahabat nya, agar hemat waktu. karena ia malas bolak balik.
tak berselang lama, sampailah ia di tempat sahabat nya, dan membunyikan klakson. fitri yang sudah di kabarin oleh anissa gegas menghampiri sahabat baik nya itu.
" padahal kamu ngak perlu repot repot jemput aku nis. aku bisa mesen taksi kok." fitri sungguh tidak enak hati karena selalu merepotkan anissa.
" santai aja fit, aku ngak ngerasa di repotin kok, malah seneng kalo kemana mana ada temen." Sahut nya membuat fitri bernafas lega. ia hanya takut menjadi beban sahabat nya itu.
" Tapi perasaan kita ngak masuk pagi deh, atau kamu ada matkul pagi.?" tanya nya menoleh ke arah anissa yang tengah mengemudi.
" ngak ada hehe, cuma mau ngajak ke toko buku dulu, biasalah fit " anissa mengedip ngedipkan mata nya membuat fitri faham dan tertawa.
" ceileh, ngajakin bersemedi, di gramedia mana nih"
" nanti juga tahu, kamu juga kalo ada tugas yang belum kelar, kelarin dulu." Usul nya pada fitri.
mereka pun terus mengobrol, hingga tak terasa sudah sampai di mall, mungkin karena suka laper jadi milih mall.
di sisi lain thoriq kembali di usik dengan nada dering, sungguh ia tidak suka jika tidur nya di ganggu. mau tak mau ia merogoh hp nya,
" hallo." Ucap nya tanpa melihat siapa yang menelpon.
" riq, lu ga ngampus.?"
mendengar kata kampus membuat thoriq melirik hp nya sebentar, dan seketika mata nya membola.
" hah, udah jam 9 pagi." Teriak nya membuat rio menjauhkan ponsel nya.
tanpa dosa ia memutuskan panggilan sepihak, rasanya ia menyesal mengabaikan alarm yang ia pasang sendiri, bukankah hari ini ia masuk pagi, dan sekarang ia sudah telat masuk kampus.
" ck bisa bisa nya gue kesiangan segala, pasti deh dosen nya bawel lagi." rutuk nya. lalu ia bergegas membersihkan diri, dan menyiapkan keperluan kuliah nya..
5 menit, ia sudah rapih. dan tak membuang waktu ia meraih kunci motor nya, tidak ada waktu lagi untuk sarapan. karena ia sudah sangat telat.
mungkin karena buru buru, membuat thoriq menyalip mobil siapapun yang menghalangi jalan nya. Dan itu membuat anissa jengkel karena ia juga dalam perjalanan menuju kampus.
ya, mereka hanya mampir sebentar, karena fitri ingat bahwa hari ini ada dosen killer. ia juga baru mengetahui nya saat ada pesan masuk dari teman se fakultas nya.
" siapa sih tuh, kebut kebutan, ngak tahu apa bahaya buat pejalan kaki."
dumel nissa setengah kesal.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!