"Menurut kalian siapa dalang yang membiarkan atau membantu Monica beserta antek-anteknya pergi dari tempat kita yang sangat ketat penjagaannya itu?" tanya Aqila sambil memutari ke lima anggota inti Red Moon yang ia yakin bahwa dari salah satu anggota RM pasti ada orang yang membantu mereka untuk kabur dari markas.
Aqila dan ke lima inti Red Moon berada di ruangan khusus petinggi Red Moon, Aqila yang berdiri dan mereka ber lima ada dalam sebuah kursi yang melingkar.
"Kalian tau gua paling gak suka sama yang namanya penghianat apalagi ini bersangkutan sama anggota keluarga gua," kata Aqila dengan datarnya.
"Kalian tau'kan apa akibatnya berkhianat dengan Aqila Putri Fernandes?" tanya Aqila sambil mengangkat satu alisnya.
"Kami tau," kata mereka serempak.
"Jika kalian tahu, kenapa kalian lakukan hal itu?" tanya Aqila.
"Apa kalian sudah bosan hidup? sampai-sampai ingin bermain sama gua?" sinis Aqila.
"Gua gak mau banyak basa-basi, gua tau di sini ada satu orang penghianat yang melepaskan Monica. Kalian mau mengaku sendiri atau harus gua siksa satu-satu?" tanya Aqila dengan senyum devilnya.
Tapi mereka semua bungkam tak ada yang berbicara, membuat Aqila geram dengan tingkah mereka.
Dor!
Aqila menembak 'kan pistol ke atas, sebagai gertakannya. Mendengar suara pistol itu membuat mereka berkeringat dingin, dicampur dengan suara yang agak merinding dengan aura yang dikeluarkan Aqila.
"Dalam hitungan ketiga, jika kalian tidak ada yang mengaku maka gua bakalan habisin kalian satu-satu. Ingat! gua gak butuh orang hebat tapi dia seorang penghianat, kenapa gua gak butuh orang kaya gitu? alasannya karena penghianat sama dengan sampah, dan sampah harus di musnahkan," kata Aqila dengan datarnya.
"Baiklah gua mulai, satu..."
Mereka diam.
"Duaa..."
Mereka masih saja diam.
"Tigg..."
Dalam hitungan ketiga, Satya mulai berbicara.
"Gua, gua yang membantu Monica berserta antek-anteknya keluar dari Apartemen lo," kata Satya dengan berani menatap Aqila.
"Baguslah kalo lo mengaku sendiri, jadi gua gak perlu repot-repot buat mengungkap kebusukan lo. Kalo nggak ya dengan cara kekerasan agar lo mau mengaku," sinis Aqila menatap tajam Satya, dia masih tidak percaya. Jiga Satya, orang yang sangat dia percaya tapi dengan kebodohannya dia mengkhianati Aqila.
"Oh ya apa alasan lo buat ngebantu Monica beserta antek-anteknya?" tanya Aqila kepada Satya.
"Monica pacar gua, Tera selingkuhan gua, dan Dewi adalah keponakan gua," kata Satya dengan tak tau malunya.
"Waw, fakta yang sangat mengejutkan," kata Aqila sambil bertepuk tangan.
"Gak nyangka gua Sat, lo udah ngehianatin Aqila," sinis Riko kepada Satya.
"Emang pantes ya lo dibilang bangsat, soalnya kelakuan lo udah kebangsatan banget," sinis Tristan kepada Satya.
"Itu urusan gua, lo gak perlu banyak bacot anjing!" kata Satya ngegas.
Bugh!
Riko meninju pipi Satya, sampai pemuda itu mengeluarkan darah di sudut bibirnya.
Bugh!
Satya pun tak mau kalah, dia pun membalas pukulan Riko. Dan akhirnya mereka berdua pun berkelahi.
"Udah woy, jangan berantem!" tegas Rocki.
"Bacot anjing!" sentak Satya.
Rocki yang tak terima pun langsung ikutan berkelahi.
"Ikutan ah," kata Tristan dan dia pun malah ikutan berkelahi dengan mereka bertiga.
"Gila," sinis Beno kepada mereka berempat.
"Cuman lo doang yang paling waras dari mereka semua," kata Aqila kepada Beno.
"Lo bawa Satya ke Aula RM, gua tunggu di sana," kata Aqila dan meninggalkan mereka berlima, Beno pun mulai menarik Satya dan membawanya ke ruangan Aula RM.
"LEPASIN BODOH!" teriak Satya sambil memberontak, karena gak ingin dibawa ke ruangan Aula. Karena dia tahu, dia pasti bakalan langsung menghadap kepada maha kuasa. Dan Satya belum siap untuk menghadap kepada yang maha kuasa, karena dia belum taubat dan dosanya masih banyak.
"Lo yang bodoh, udah tahukan apa akibatnya berkhianat kepada Aqila. Masih aja lo berkhianat, Begonya kebangetan sih lo," sinis Beno tetap menarik paksa Satya.
Satya pun mulai menyadari kesalahannya, betapa bodohnya dia dulu yang malah membebaskan wanita yang memang sudah gak baik.
Flashback on
"Satya tolong dong lepasin," kata Monica so lembut.
Satya pun yang tergoda dengan suara lembut Monica pun mulai menganggukan kepalanya, tapi sadar kalo salah dia pun langsung menolaknya.
"Gua gak mau! ntar kalo gua ketangkap atau ketahuan sama Aqila. Bisa-bisa gua dibunuh," kata Satya.
"Tenang sayang, aku akan selalu jaga kamu. Terus masa kamu takut sih sama Aqila," kata Monica bergelayut manja.
Dewi dan Tera, sedang berada dalam kamar Apartemen. Mereka masih belum tahu kalo keberadaan mereka sudah diketahui Aqila dan kawan-kawannya.
"Kalo Aqila itu wanita biasa, aku gak akan pernah takut sama dia. Tapi dia itu leader dari Red Moon," kata Satya tak sadar telah mengatakan fakta yang selama ini Aqila tutup-tutupi dari semua orang.
Dan di luar kesadaran Satya, Satya malah membebaskan Monica.
"Jadi selama ini Aqila itu, Leader dari sebuah geng motor yang terkenal di dunia," batin Monica tak percaya.
"Jadi selama ini gua salah nyari lawan?" batin Monica yang masih tak percaya. Dia telah mencoba melawan orang yang sangat-sangat berpengaruh dalam dunia pergengan motor. Bagaimana tidak disebut sebagai orang yang berpengaruh? Aqila adalah leader yang terkenal dari geng motor di dunia dengan nama Red Moon yang artinya kehancuran.
"Heh, ngapa lo melamun kaya gitu?" tanya Satya. Dan Monica pun sadar dari pikirannya itu.
"A-ah enggak kok Sat, kalo gitu makasih ya lo udah mau ngebantu gua," kata Monica dan...
Cup!
Monica mengecup pipi Satya, atas tanda makasih dirinya kepada Satya.
"Makasih sayang," kata Monica.
Setelah mengatakan itu Monica pergi meninggalkan Satya yang masih diam tak berkutik.
Flashback off
"Udah sadar sama kesalahan lo?" tanya Aqila dengan tersenyum sinis.
Dan Satya pun hanya diam saja, ia tahu ia lah yang salah. Telah membebaskan Monica beserta antek-anteknya, yang tidak memikirkan kondisi Aqila.
"Lo tahu'kan apa akibatnya kalo lo main-main atau pun berkhianat sama gua?" tanya Aqila kepada Satya. Dan Satya pun menganggukan kepalanya.
"Kalo lo tahu kenapa lo berkhianat sama gua?" tanya Aqila lagi.
Satya pun diam, mungkin dia malu.
"Udahlah susah ngomong sama orang yang lagi kasmaran, cinta memang bisa membuat seseorang bodoh," kata Aqila.
"Gua gak mau banyak basa-basi," kata Aqila.
Aqila pun menghadap Satya dan mengambil pistolnya. Dan....
Dor!
Dor!
Aqila menembak dua kali membuat orang yang ada di sana memejamkan matanya. Saat Mereka membuka matanya lagi bukan Satya yang ditembak melainkan cikcak dan satu orang yang ada di paling depan.
"Cicak itu bukan cicak asli, tapi itu cicak palsu yang ada kamera atau CCTV di bagian matanya. Dan orang itu adalah mata-mata dari sebuah mafia yang belum saatnya kalian tau mafia mana yang beraninya masuk ke kandang kehancuran," kata Aqila dengan santainya.
"Oh ya, Tristan dan kalian semua," kata Aqila kepada mereka semua.
"Bereskan mayat itu potong-potong jadi kecil dan kasih kepada hewan peliharaan Mommy yang ada di Mansion keluarga Mahendra," kata Aqila sangat tegas dan yang lainnya pun menganggukan kepalanya.
"Queen," panggil Rocki kepada Aqila.
Aqila pun mengangkat alisnya bertanda 'apa?'
"Sindy masih belum kita bunuh, dia mengaku saat kita siksa," kata Rocki membuat Aqila tersenyum miring.
"Gak apa-apa itu jadi urusan gua, kalian bawa Satya ke rungan tahanan. Terserah kalian mau lakuin apa pun sama dia. Soalnya gua lagi seneng," kata Aqila dan langsung meninggalkan mereka semua.
"KALIAN SEMUA BOLEH BUBAR, TAPI INGAT JANGAN PERNAH BERKHIANAT KEPADA QUEEN. JANGAN SEPERTI SATYA DIA MALAH BERKHIANAT. TAPI DIA MASIH BERUNTUNG KARENA QUEEN TIDAK MEMBUNUHNYA, JADIKAN DIA SEBUAH PELAJARAN," teriak Tristan sambil menunjuk orang yang terbaring sudah meninggal dengan berlumuran darah, karena Aqila menembaknya bagian kepala.
"BAIK!" kata mereka semua dengan lantangnya, dan langsung bubar.
🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Aqila saat ini berada di sebuah Apartemen ternama di Jakarta.
Entahlah sejak kepergian sang kakak, Aqila sekarang banyak yang berubah. Bukannya hanya sifat dan sikapnya, tetapi juga dari segi penampilannya. Dulu Aqila berambut panjang tapi sekarang Aqila berambut pendek, mungkin kata orang jika wanita tidak baik-baik saja pasti dia akan memotong rambutnya menjadi pendek. Aqila yang awalnya tidak percaya akan hal itu, tapi sekarang dia mengakui jiga hal itu memang benar adanya karena dia sudah mengalaminya sendiri. Dulu dia selalu tersenyum, lemah lembut, tapi sekarang dia jarang memberi senyuman dan hanya memasang wajah datar.
"Dor!" kata Clara menepuk punggung Aqila.
Masih ingat Clara? kalo gak inget aku kasih tahu ya. Clara itu Alter ego milik Aqila, sifatnya yang berubah-ubah membuat bingung mau menjelaskan bagaimana Clara itu.
"Gak kaget gua," kata Aqila datar.
"Kenapa gak kaget?" tanya Clara dengan muka pucat nya.
"Dah terbiasa gua, btw lo dari mana aja? baru nongol sekarang," tanya Aqila yang heran kepada Clara. Karena Clara sudah lama tidak muncul dan hilang begitu saja, yang ia tau Clara hanya muncul saat dia marah waktu itu. Tapi setelah itu Clara pun hilang lagi entah kenapa.
"Gua sebenarnya," jawab Clara yang agak menggantung.
"Sebenarnya apa?" tanya Aqila.
"Sebenarnya, gua udah ketemu sama arwah ibu dan ayah gua," jawab Clara membuat Aqila heran.
Aqila memang bisa mendengar dan membaca hati dan pikiran orang lain tetapi hanya manusia, untuk alter ego mau pun mahluk lainnya Aqila tidak bisa.
"Kenapa ayah lo jadi arwah? apa dia udah meninggal?" tanya Aqila.
"Duduk dulu napa dah, cape deh gua berdiri terus," cibir Clara.
Yaps, dari tadi Aqila dan Clara hanya berdiri terus karena dari awal. Aqila sedang berada di balkon kamar Apartemennya dengan posisi berdiri.
"Ya udah, yok masuk," kata Aqila mempersilahkan, tapi ia sendiri yang masuk duluan dan meninggalkan Clara.
"Begini kah cara seorang leader dari RM, dan Ratu Kegelapan memperlakukan tamunya?" cibir Clara dan duduk di samping Aqila di tepi ranjang.
"To the point aja, gua males banyak basa basi," kata Aqila.
"Oke, jadi gini. Gua udah ketemu sama arwah ibu dan ayah gua, itu gua tau dari si Poci yang dulu gangguin lo," kata Clara dan Aqila pun manggut-manggut ingat.
Ada yang ingatkah sama si Poci cool?
"Nah dia bilang, kalo dia ketemu sama orang tua yang mirip sama gua. Pas gua samperin eh ternyata bener Ibu sama Ayah gua," kata Clara lesu.
"Tapi kenapa lo merasa lesu gitu?" tanya Clara.
"Gua mau minta bantuan lo," kata Clara dan merubah raut wajahnya.
"Bantuan apa?" tanya Aqila.
"Membunuh orang yang udah membunuh Ayah gua," kata Clara dengan datarnya.
"Emang siapa yang membunuh Orang tua lo?" tanya Aqila.
"Sindy...,"
~☆~
"Mommy!" teriak Aqila saat berada di Mansion keluarga Mahendra.
"Apaan sih Qil?" tanya Elzo yang berada di ruang tv bersama Alin.
"Iya nih kak Qil, ada apa?" tanya Alin.
"ROGER SAYA MINTA TOLONG YA BUAT KUNCIIN KANDANG PUTRA SAMA PUTRI, DAN KALIAN BERDUA PUTRA SAMA PUTRI JANGAN JAHIL YA SAMA ROGER," teriak Mommy Siska.
Kenapa Mommy Siska berpesan seperti itu kepada Putra dan Putri? jawabannya karena mereka berdua selalu meraung-raung dan menampilkan giginya yang tajam dan seakan-akan mau memakan siapa pun yang ada di dekat hingga membuat para bodyguard ketakutan, ada yang pingsan sampai kencing di celana. Jahil sekali memang peliharaannya yang satu ini.
Akhirnya mereka berdua pun sampai di kamar milik Aqila dan Gibran.
"Aqila, Gibran kemana?" tanya Mommy Siska dan duduk di ranjang milik Aqila.
"Pergi ke markas Tiger sama Aland and the geng," jawab Aqila dan Mommy Siska hanya ber'oh'ria.
"Ya udah sok mulai," kata Mommy Siska dan Aqila pun mulai melakukan pemanggilan Clara.
Aqila pun berbaring di tempat tidur dan memejamkan mata. Aqila memanggil Clara di sebuah rumah yang ada di tubuhnya.
"Clara oy lo noh di panggil sama Mommy gua," kata Aqila dan mencomot kue yang ada di meja makan.
"Kenapa gua dipanggil?" tanya Clara lagi.
"Udah ah lo sana aja, gua mau istirahat hari ini. Lo kalo mau membunuh Sindy, lo aja ya pake aja tubuh gua. Besok gua balik lagi ke tubuh gua, sekarang gua lagi cape," kata Aqila lesu tapi itu membuat Clara tersenyum senang.
"Wah serius lo?" tanya Clara meyakinkan.
"Iya dua rius malahan, jadi cepet lo sana," ucap Aqila dan wush Clara pergi dengan cepatnya.
"Heran deh gua, dia tuh hantu apa alter ego ya. Dibilang hantu dia gak nyeremin-nyeremin amat, dibilang alter ego tapi kok kelakuannya ke begonoh?" tanya Aqila kepada dirinya sendiri.
"Bingung gua lama-lama," gumam Aqila.
Setelah menghabiskan kue yang ada di meja makan, Aqila pun pergi ke kamar yang ada di rumah itu, dia pun mulai tertidur.
Kembali lagi ke dunia nyata!!!
Clara pun langsung masuk ke raga Aqila, Clara pun membuka matanya perlahan dan dia mulai duduk di ranjang itu. Mommy Siska itu kaget melihat bola mata Aqila yang awalnya berwarna biru laut, tapi sekarang bola matanya berwarna merah darah.
"Ini Aqila apa Clara?" tanya Mommy Siska kepada Clara/Aqila.
"Apa Aqila gak bilang apa perbedaan fisik kami?" tanya Clara dan Mommy Siska pun menggelengkan kepalanya.
"Jadi gini ya, aku panggil kamu tante apa Mommy ya? Mommy aja deh ah," kata Clara yang bertanya tapi malah menjawabnya sendiri.
"Terserah kamu yang penting kamu seneng," kata Mommy siska sambil mengelus rambut Clara.
"Kamu Clara 'kan?" tanya Mommy Siska dan Clara pun menganggukan kepalanya dengan antusias.
"Iya Mommy aku Clara," jawab Clara.
"Kenapa di mata kamu Mommy hanya melihat kesedihan? kamu sedih kenapa hm?" tanya Mommy Siska dan mengelus rambut Clara lagi.
"Aku sedih Mom, orang yang udah membunuh Ayah sama Ibu aku masih belum menerima apa yang setimpal," kata Clara dan matanya mulai berkaca-kaca. Mommy Siska yang melihat itu pun langsung memeluk Clara.
"Gak usah dilanjutin lagi kalo emang kamu belum siap," kata Mommy siska tapi Clara menggelengkan kepalanya.
"Enggak Mommy," kata Clara dan menatap manik Mommy Siska.
"Aku, Ayah dan Ibu meninggal dengan orang yang sama, dia membunuh ku dan kedua orang tuaku dengan sangat keji. Dia membakar jasadku dan menghanyutkan 'kannya ke sungai, Ibuku dia memutilasi anggota badannya dan dia malah menjual ginjal, hati, jantung, mata Ibuku kepada dokter gadungan. Dan Ayahku dia membuang jasadnya ke jurang," ucap Clara.
"Lalu siapa orang yang membunuh kamu dan kedua orang tuamu?" tanya Mommy Siska.
"Sindy!" jawab Clara dengan penuh amarah.
"Waw, ternyata kita punya tujuan yang sama untuk membunuh Sindy," kata Mommy Siska dengan senyum smirknya.
"Apa kau ingin membunuhnya bersamaku?" tanya Mommy siska.
"Iya Mom, aku sangat mau. Sudah lama aku enggak bermain-main dengan darah," kata Clara keceplosan.
Pasalnya dia selalu bermain-main dengan darah dengan membunuh manusia, dan itu pun ia gunakan saat Aqila ada musuh yang mungkin dia lagi gak mood buat membunuh orang. Jadi diwakilkan saja oleh Clara.
"Apa kamu suka membunuh orang?" selidik Mommy Siska.
"Hehehe, itu sih dulu Mom kalo ada yang mengusik Aqila, terus kalo Aqila lagi gak mood buat bunuh orang ya aku wakilin aja. Mayan Mom, buat ngisi waktu kegabutan," kata Clara cengengesan.
Dan Mommy Siska hanya geleng-geleng kepala, orang lain kalo gabut yang ngapain ke. Lah ini? gabut bunuh orang, ck ck ck, memang psikopat.
"Ya udah gih kamu beres-beres dulu, kita nanti ke markas RM," kata Mommy Siska.
"Mau ngapain ke markas RM?" tanya Clara.
"Kamu mau membunuh Sindy'kan?" tanya Mommy Siska dan Clara pun menganggukan kepalanya dengan antusias.
"Sindy ada di markas RM, jadi kita bakalan ke sana untuk membunuh Sindy," kata Mommy siska dan tersenyum miring.
"Waktu mu tinggal sebentar lagi, Sindy."
"Apa tujuan lo menghancurkan hidup Aqila?" tanya Gibran kepada Kenzo.
Kenzo sekarang ada di ruangan bawah tanah yang berada markas geng Tiger bersama Bara, Gibran, dan Aland dkk kecuali Arjuna.
"Karena gua benci sama dia!" kata Kenzo penuh emosi.
"Lo benci karena Aqila pernah ngalahin lu waktu balapan tahun lalu?" tanya Arga kepada Kenzo.
Kenzo yang mendengarkan itu hanya diam membisu, ia agak malu untuk mengakuinya. Bagaimana mungkin dia mengakui kalo dia berbalas dendam karena kalah dengan seorang gadis, apa kata dunia? ini tak boleh terjadi.
"Gua pacarnya Monica, dan dia nyuruh gua buat hancurin Aqila," kata Kenzo.
"Lo segitu nurutnya sama Monica? sampe-sampe lo mau disuruh-suruh kaya gitu? inget men, lo tuh cowo. Cowo harus punya pendirian sendiri jangan mau disuruh-suruh sama cewek apalagi nyuruhnya sama hal yang gak bener," kata Gibran.
"Sekarang mana Monica cewe lo pas lagi lo ketangkap sama musuhnya? apa ada cewe lo sekarang? enggak 'kan. Makanya jadi cowo jangan mau digituin sama cewe," sinis Wili.
"Cinta boleh, bego jangan," ucap Aland dan melipat tangannya di dada.
Kenzo yang mendengar ceramah itu hanya menundukkan kepalanya lemah.
"Gua mau nanya sama lo, siapa orang yang udah nembak Rimba?" tanya Gibran kepada Kenzo.
"Enggak tau gua," jawab Kenzo.
"Ngapa gak tau lo? kan lo itu kerja samaan sama lo," kata Bara yang masuk akal.
"Dia bukan cuman ngajak gua doang buat lawan Aqila," jawab Kenzo dengan jujur.
"Lo tau siapa orang yang Monica ajak saat pertempuran kemaren?" tanya Arga.
"Iya gua tau," jawab Kenzo.
"Siapa?" tanya mereka semua.
"Kakeknya yang merupakan ketua mafia dan juga musuh dari kakeknya Aqila."
~☆~
"Hallo Sindy," ucap Mommy Siska memutari tubuh Sindy yang terikat.
"Apa mau kamu hah?! puas kamu bikin saya menderita," sentak Sindy.
"Oh tentu saja, mana ada sih saya gak bahagia liat orang yang saya benci menderita," ucap Mommy Siska so lembut.
"Kita bakalan seneng kok kalo liat lo menderita, tapi kita bakalan lebih seneng lagi jika lo mati," ucap Aqila (Clara) membuat Sindy ketakutan.
"Kamu tidak usah takut, kami tidak akan menyiksa mu tapi kamu akan langsung membunuh mu bagaimana? baik bukan," ucap Aqila dengan so diimut-imutkan.
"Eh tapi Aqila, kalo langsung dibunuh itu enggak serulah. Nanti kita gak bisa denger rintihannya yang bagaikan nyanyian yang sangat tak merdu, uh aku tak sabar ingin mendengarnya," ucap Mommy Siska dengan antusias membuat Sindy makin ketakutan.
"Ah iya juga ya, bagaimana kalo kita mulai sekarang," ucap Aqila (Clara) dengan antusias.
"Baiklah," ucap Mommy Siska.
"AQILA Pasword nya?" tanya Mommy Siska dengan lantang.
"PENGHIANAT KITA BUNUH," jawab Aqila (Clara) berteriak.
"Uhh, pipi ini sangat mulus. Jadi mari kita sobek," ucap Mommy Siska dan mereka pun mulai menyiksa Sindy.
Arrggh!
"To-tolong berhenti ini sakit," rintih Sindy.
"Ah kau ini sangat payah, baru juga segitu udah payah. Tapi bercinta dengan para pria hidung belang di luaran sana kau kuat mainnya dengan sangat lama," ucap Mommy Aqila.
"Namanya juga jalang Mom, jadi ya gitu," ucap Aqila (Clara) yang memang adanya.
"Ah iya juga ya, ya sudah sekarang giliran kamu," ucap Mommy Siska dan Aqila (Clara) pun mulai menyiksa Sindy.
"Tangan ini yang sudah dengan tega membunuh ibuku," ucap Aqila (Clara) dan dia menusuk tangan Sindy sampai tembus dan banyak mengeluarkan darah.
"Arrrgghhh, sa-sakit. Ku mo-mohon ini menyakitkan," rintih Sindy yang tak kuat akan penyiksaan ini tapi Mommy Siska dan Aqila (Clara) seakan tuli dengan rintihan kesakitan dari Sindy.
"Kaki ini, yang selalu kesana-kemari mencari alamat," ucap Aqila (Clara) yang malah bernyanyi dan mendapat tabok 'kan manja dari Mommy Siska.
"Eh kamu ya, ini lagi nyiksa orang. Kamu malah nyanyi sih," geram Mommy Siska dengan tingkah Aqila (Clara) yang tak tau tempat dan suasana.
"Ya kan biar suasananya gak tegang-tegang amat," ucap Aqila (Clara) santai.
"Tapikan ya ish, sudahlah sekarang lanjutkan," ucap Mommy Siska dan Aqila (Clara) pun melakukan kembali aksi penyiksaannya.
"Kaki ini, yang sudah mencari mangsa kesana-kesini jadi harus dibagi dua," ucap Aqila (Clara) dan menyobek kaki Sindy hingga tulang keringnya keliatan.
Arrggg!
"Terus, terus kan berteriak meminta mohon. Aku sangat suka teriakan mu yang sangat memanjakan telinga dan itu membuatku hatiku senang. Karena aku sangat suka melihat mu tersiksa," ucap Mommy Siska.
"Dan mata itu yang selalu memandang orang-orang lemah, dan melirik suami orang dan kau merebutnya," ucap Aqila (Clara) dan mencongkel mata Sindy.
Arrrrghh!
Itulah teriakan terakhir dari Sindy dan dia pun akhirnya meninggal.
"Dan ini hati mu, yang tak punya rasa kasihan terhadap orang-orang yang sudah kamu rebut suaminya!" ucap Mommy Siska dan Aqila (Clara) berbarengan dan mereka merobek dada Sindy, dan mencopot hatinya.
Dan jasad Sindy sekarang sudah tak berbentuk, darah di mana-mana, mata sudah bolong, dan hati yang sudah tidak ada.
"Huh cukup melelahkan ya," ucap Mommy Siska dan Aqila (Clara) pun menganggukan kepalanya.
"Apa kau sudah puas?" tanya Mommy Siska kepada Aqila (Clara).
"Ya aku sangat puas! karena sudah bisa membunuh orang yang sudah membunuh kedua orang tuaku. Tapi aku juga masih sedih dan masih belum ingin pergi dari kehidupan Aqila," ucap Aqila (Clara) membuat Mommy Siska heran.
"Lah kenapa begitu sayang?" tanya Mommy Siska.
"Karena aku masih belum bisa membunuh Dewi dkk, terutama Dewi. Wanita itu sudah merebut Arjuna dari Aqila dan dia juga yang membuat Aqila selalu sedih!" ucap Aqila (Clara) penuh amarah.
"Mommy pun sama, masih berasa belum puas. Sekarang kita ganti baju dulu yuk, ini udah sangat menyengat banget," ajak Mommy Siska dan Aqila (Clara) pun menganggukan kepalanya, menyetujui ucapan Mommy Siska.
Akhirnya mereka berdua keluar dari ruangan penyiksaan,meninggalkan jasad Sindy yang sudah tak berbentuk lagi.
"Rocki, Riko, Tristan, dan Beno. Gua mau kalian potong-potong jasad Sindy dan kalian kasih daging itu kepada Putra dan Putri, hewan peliharaan kesayangan Mommy gua. Dan satu lagi gua ingin kalian simpan kepala Sindy, ingat! itu harus tetap mulus. Kalo ada yang rusak maka kepala kalian gantinya," ucap Aqila (Clara) penuh penekanan membuat mereka berempat bergidik ngeri. Apa jadinya jika kepala mereka yang jadi gantinya.
"Si-siap Queen," ucap mereka berbarengan.
"Bagus, kalo gitu kami pamit undur diri. Kami ingin membersihkan diri," ucap Mommy Siska dan pergi menuju ruang ganti diikuti oleh Aqila (Clara).
"Ish nyeri banget gua liat jasad nih orang," ucap Rocki yang melihat jasad Sindy yang sudah tak berbentuk itu.
"Iya sama njir, gak kebayang gua ada di posisinya Sindy. Yang disiksa sama two queen devil yang kalo menyiksa gak tanggung-tanggung," ucap Tristan bergidik ngeri dan takut jika ada di posisinya Sindy.
"Sindy emang pantes dapet itu, wong dia duluan yang nyari masalah sama mereka," ucap Riko yang memang benarnya.
"Sudah jangan banyak bicara, lebih baik kita laksanakan perintah Queen," ucap Beno dan yang lainnya pun menganggukan kepalanya.
Akhirnya mereka berempat melakukan tugas dari Queen Devil, ratu kegelapan, iblis yang menyamar jadi seorang gadis yang cantik.
Hikmah yang mereka bisa ambil dari kejadian Sindy ini, jangan pernah main-main terhadap AQILA PUTRI FERNANDEZ Queen the Devil.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!