NovelToon NovelToon

Sang Dewa Racun

Akhir Sang Dewa Racun

Di daratan di mana hanya yang kuat yang berkuasa, harta tidak menjadi tolak ukur. Dengan kekuatan, seseorang bahkan bisa merampas harta tersebut.

Iri, dendam, dan benci adalah perasaan yang biasa dialami oleh mereka yang lemah. Termasuk Wu Tian, namun Wu Tian bukanlah sosok yang lemah. Dia adalah salah satu eksistensi puncak.

Berdiri di puncak bukan berarti akan aman. Wu Tian kini bersimbah darah. Darah terus mengalir dari mulutnya sambil melihat sekelilingnya.

''Kalian... tunggu saja pembalasan ku. Apakah kalian fikir yang kudapat ini hanya hiasan belaka?" ucap Wu Tian dengan terbatuk-batuk.

"Heh, kau sudah mau mati saja, masih banyak bicara," jawab seorang yang sangat sepuh.

Tepat di atas sebuah bukit yang kini sudah hancur karena bentrokan kekuatan yang dahsyat, dua kelompok saling bertarung.

Di satu sisi ada Wu Tian, sedangkan di sisi lain ada sekelompok pendekar dengan berbagai macam kelompok dengan simbol yang berbeda.

Langkah kaki Wu Tian sangat cepat, bahkan dengan luka separah itu, ia dengan mudah membantai para musuhnya. "Matilah!" teriak Wu Tian setelah menusuk salah seorang musuh.

Kelompok yang mengeroyok Wu Tian mulai ketakutan. Sejak dua jam lalu, mereka sudah menyerang tanpa henti, dan kini Wu Tian sudah terluka parah, tetapi ia masih sanggup berdiri tegar.

"Hahaha, memang pantas menyandang gelar Dewa, tapi kau akan segera mati," sarkas seorang sepuh berpakaian merah dengan lambang gagak di pakaiannya.

"Tidak usah banyak bicara, jelas terlihat kau gemetaran menghadapi ku, kan? Sudah aku katakan sebelumnya, kalian akan kubantai satu persatu..."

"Tidak usah dengarkan, cepat serang dia, dia sudah di titik terakhir," teriak pria sepuh tersebut.

Kelompok yang kini sudah tinggal puluhan orang melanjutkan serangan mereka. Setiap serangan sangat mematikan. Wu Tian menghindar setiap serangan dengan lihai, namun dengan kondisi yang semakin lemah, perlahan tubuhnya dipenuhi deretan luka.

"Matii!" teriak seorang pria paruh baya dengan belati yang sudah menusuk perut Wu Tian. Tepat setelah itu, Wu Tian tersenyum. Wajah pria tersebut seketika menjadi suram.

Dengan cepat, dia menjauh, tapi terlambat. Wu Tian sudah menusukkan pisau ke leher pria tersebut. Pria tersebut seketika mati di tempat.

Wu Tian melihat luka yang didapatnya dari tusukan tersebut terbuka lebar. Kini darah keluar deras dari tubuhnya. Pisau yang tertusuk ke dada nya sudah ia jadikan untuk senjata terakhir menusuk musuhnya.

Kini Wu Tian hanya tersenyum tepat di detik terakhir sebelum akhirnya tubuhnya terjatuh ke belakang.

Hari itu adalah hari bersejarah di mana seorang pendekar bergelar Dewa dijatuhkan oleh beberapa eksistensi yang bekerja sama untuk menjatuhkannya.

******

Seminggu setelah kejadian tersebut, di sebuah Kastil yang letak nya sangat tersembunyi.

"Ketua, saya sudah menyelesaikan tugas yang Anda berikan," lapor seorang penatua.

"Baik, jelaskan saja lebih singkat dan detail," jawab sosok yang disebut ketua tersebut.

"Kerugian kita sangatlah besar, kita kehilangan tujuh puluh persen kekuatan kita dalam perang kali ini," jawabnya dengan wajah pucat.

"Sudah lah, pergilah! memang sudah saatnya kita mengurung diri. Namun, aku yakin dengan rampasan kita dari Wu Tian, sang Dewa Racun, kita pasti bisa memulihkan diri,

Tidak hanya itu, bahkan lebih kuat dari sebelumnya. Sekarang kamu fokus saja dengan Badai yang akan kita hadapi, musuh kita tidak akan diam," jawab ketua sekte tersebut.

Di tempat lain, kejadian serupa juga terulang. Mereka adalah orang-orang yang ikut serta dalam penyerangan Dewa Racun.

******

Luka Dan Pengorbanan

Daratan yang terbentang luas terbagi menjadi tiga benua: Tianxia, Daluo, dan Yunhai. Namun, satu benua dengan benua lain tidak ada yang mengetahui apakah ada kehidupan selain benua yang mereka tinggali.

Benua Tianxia, tempat di mana Wu Tian tinggal, terdiri dari lima kekaisaran yang mengelolanya, diantaranya kekaisaran Shu, Tang, Wei, Long, dan Chu. Kekaisaran Long adalah kekaisaran terkuat dan kekaisaran Wei adalah yang terlemah dari yang lain.

Namun, kekuatan utama setiap kekaisaran bukanlah pada kekaisaran itu sendiri melainkan kekuatan sekte yang menopangnya, baik sekte aliran putih, hitam, atau pun netral.

Bukan hanya sekte, beberapa organisasi juga ikut andil dalam memperkuat kekaisaran mereka.

Di salah satu kota besar di kekaisaran Wei, seorang pemuda terkapar tidak bernyawa, dapat dilihat jika ia baru saja terbunuh dengan cara yang sangat kejam.

Sekujur tubuhnya dipenuhi luka lebam yang parah, bukti bahwa dia baru saja dikeroyok oleh beberapa orang. Pemuda tersebut bernama Ling Feng.

Tepat di hari itu adalah hari kematian Wu Tian, seorang pendekar yang sangat kuat. Dengan pengetahuan dan pengalaman hidupnya, Wu Tian dapat menggantikan rohnya ke jasad Ling Feng.

Ling Feng yang kini sejatinya adalah Wu Tian perlahan membuka mata, memperhatikan sekeliling. Ia berada di gang sempit di mana orang-orang tidak memperhatikan.

Wu Tian perlahan bangkit dengan tangannya yang menyandar ke dinding, ia berjalan secara perlahan keluar dari gang sempit tersebut.

"Kakak kemana yah, kenapa lama sekali?" ucap Ling Qing qing dengan suara yang manis.

Ling Qingqing adalah adik perempuan Wu Tian di kehidupan barunya, umur nya bahkan belum genap 10 tahun,dalam lamunannya Ling Qingqing melihat kedatangan kakaknya.

Ling Qingqing langsung mendekat melihat kakaknya kembali, namun wajahnya pucat seketika melihat tubuh kakaknya penuh luka yang sangat parah.

"Apa yang terjadi kakk?" ucapnya terhenti langsung berlari ke dalam rumah untuk mengambil obat-obatan, akan tetapi nihil ia tidak mendapat apa-apa selain beberapa helai kain.

"Kakk, sini aku obatin. Saat ini kita tidak punya obat, jadi aku hanya bisa membersihkan luka kakak," ucap Ling Qing qing dengan mata yang berkaca-kaca.

Wu Tian merebahkan dirinya perlahan dan segera adiknya membersihkan lukanya dengan air dan kain yang ia dapati, namun lukanya sangat parah. Ia yakin tidak akan selamat jikalau terus seperti itu.

"Sial, baru saja hidup tapi malah sudah mau mati saja," batin Wu Tian.

"Ling 'er, pergilah ke biro pegadaian, dan gadaikan pedang warisan kakek. Hanya ini harapan kita untuk bertahan. Pergilah cepat, dengan uang itu kau bisa membeli obat-obatan. Kakak janji kk akan segera menebus pedang warisan kakek," ucap Wu Tian lemah.

*****

Setelah beberapa hari, Wu Tian perlahan-lahan pulih dari luka-lukanya. Wu Tian juga memberitahu adiknya kalau Mereka berdua tidak akan memakai marga Ling lagi,karena selama beberapa hari ini Wu Tian tidak tahu asal usul mereka.

Ling Qing qing yang masih kecil hanya menurut,Dan merubah marga nya menjadi Wu Qing qing .

Wu Qing qing juga telah berhasil menggadaikan pedang warisan kakek mereka dan membeli obat-obatan yang dibutuhkan. Wu Tian merasa bersyukur atas kepedulian adiknya yang masih kecil.

"Kakak, aku senang melihatmu sudah sedikit membaik," ucap Wu Qing qing dengan senyum yang manis.

Wu Tian tersenyum lemah dan membalas senyum adiknya. "Aku juga senang, Wu 'er. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika tidak ada kamu."

Wu Qingqing memandang kakaknya dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku akan selalu ada di sampingmu, kakak."

Wu Tian merasa terharu dan memeluk adiknya dengan lembut. "Aku berterima kasih, Wu 'er. Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan tanpa kamu."

Setelah beberapa hari, Wu Tian sudah bisa berjalan-jalan di sekitar rumah. Ia merasa bahwa kekuatan tubuhnya sudah mulai pulih, namun ia masih perlu waktu untuk sepenuhnya pulih .

Wu Tian duduk termenung, memikirkan kenangan masa lalu yang sudah berlalu. Ia tahu bahwa ia tidak bisa terus-menerus terjebak dalam kenangan itu. Ia harus fokus pada masalah yang akan ia hadapi di masa depan.

Setelah beberapa hari mencari informasi, Wu Tian belum menemukan apa-apa yang berguna. Ia hanya tahu bahwa ia tinggal di Kota Daun Merah, sebuah kota besar yang terkenal dengan kekerasan dan kejahatan yang sangat tinggi.

Kota ini terletak jauh dari ibu kota, sehingga pemerintahan tidak bisa mengontrol kejahatan yang terjadi di sana dengan efektif.

Wu Tian memanggil adiknya, "Wu 'er, setelah kakak sembuh, kita akan pindah kota. Kota ini tidak aman lagi bagi kita." Ia tidak tahu apakah adiknya mendengarnya atau tidak, karena adiknya sedang sibuk dengan kegiatannya.

Wu Tian sadar bahwa dengan kemampuan yang ia miliki sekarang, ia tidak akan bisa bertahan hidup di kota itu dalam jangka panjang.

Ia khawatir bahwa jika ia terus-terusan tinggal di Kota Daun Merah, bukan hanya kehidupannya yang terancam, melainkan juga keselamatan adiknya. Ia tidak yakin bisa melindungi adiknya jika sesuatu terjadi.

"Cihh, sialan," Wu Tian menggeram kesal. Namun, ia tidak akan menyerah. Sebagai seorang yang pernah menjadi dewa, ia tidak akan menyerah begitu saja. Ia harus memikirkan cara untuk sembuh secepat mungkin agar bisa menjalankan rencana yang telah ia susun selama berhari-hari untuk melindungi dirinya dan adiknya.

Kesempatan atau Bahaya?

Di pagi hari, Wu Tian duduk bersila di dalam gubuk kecil yang sudah tidak layak dihuni, mengatur energi chi-nya untuk membantu kesembuhan luka yang ia dapatkan sebelumnya.

"Huff...sudah saatnya," Wu Tian menghela nafas dan membuka matanya perlahan, pandangannya begitu tajam seolah bisa membunuh kapan saja, namun Wu Tian yang sekarang sangat lemah, ia bahkan tertawa terhadap nasibnya.

Wu Tian dengan segera menyiapkan perlengkapan yang ia butuhkan, ia mendapatkan sebuah besi yang kini sudah dirakit olehnya untuk melindungi dirinya dari serangan, walau pun ia sadar bahwa bahkan pendekar hebat hanya dengan tangan kosong bisa mematahkan senjatanya.

Tapi Wu Tian tidak akan putus asa, segera ia meninggalkan adiknya yang sedang menganyam pernak-pernik untuk dijual, begitulah kehidupan sehari-hari Wu Tian.

Dengan hanya mengandalkan hasil kerajinan tangan mereka berdua, namun itu tidak lah cukup hingga akhirnya ia mati dipukuli akibat mencuri makanan.

Sesampainya di gerbang, Wu Tian menghadapi dilema, seorang bangsawan tewas diterkam serigala api, tercium jasadnya memiliki bau yang tidak sedap karena luka yang didapatkan dari serigala api menyebabkan busuk pada mayat bangsawan itu.

"Maaf tuan, tapi saat ini keluarga bangsawan tersebut masih memburu serigala api tersebut, tentu kami tidak bisa memberikan izin keluar dengan mudah," ucap pengawal dengan sopan.

Wu Tian memperhatikan pengawal itu dengan hati-hati, ia bisa melihat bahwa pengawal itu hanya mempersulitnya. Ia melirik ke samping, Wu Tian melihat seseorang keluar dengan lancar namun dia memberikan beberapa koin uang kepada penjaga, jelas terlihat ini hanyalah akal-akalan sang penjaga.

Wu Tian tidak akan gegabah untuk melawan, untuk memberikan uang sebenarnya Wu Tian mau saja namun saat ini dia memang tidak punya uang kecuali hanya beberapa koin saja, dan itu untuk makannya.

"Terima kasih pengawal, kalau gitu saya pergi pamit," jawab Wu Tian.

"Cihh...hanya orang miskin"

Wu Tian mengepal tangannya, ia tidak akan lupa untuk memberikan pelajaran kepada orang-orang yang menilai rendah dirinya.

Wu Tian kemudian berjalan menuju pasar, berharap bisa menemukan sesuatu yang berguna untuk membantu kesembuhannya.

Saat tiba di pasar, Wu Tian dipanggil seorang pedagang misterius yang menjual berbagai macam barang kebutuhan pendekar.

Dengan penampilan lusuh nya saat ini ia yakin tidak akan ada pedagang yang mau memanggil dirinya,Namun Wu Tian tetap menghampiri pedagang tersebut.

Pedagang itu memiliki mata yang tajam dan senyum yang misterius, yang tersembunyi di balik jubahnya. "Selamat datang, tuan muda," ucap pedagang itu dengan suara yang halus. "Apa yang bisa saya bantu?"

Wu Tian memperhatikan pedagang itu dengan hati-hati, ia tidak tahu apa yang harus diharapkan dari pedagang misterius ini. "Maaf, saya hanya mencari obat untuk kesembuhan luka saya," jawab Wu Tian dengan jujur.

Pedagang itu mengangguk dan mengeluarkan sebuah botol kecil dari dalam tasnya.

"Saya memiliki obat yang tepat untuk Anda. Ini adalah obat langka yang dapat mempercepat kesembuhan luka."

Wu Tian memperhatikan botol itu dengan hati-hati, ia bisa menilai bahwa obat itu benar-benar efektif untuk kesembuhan lukanya saat ini.

"Berapa harganya?" tanya Wu Tian dengan hati-hati. Pedagang itu tersenyum dan menyebutkan harga yang sangat tinggi. Wu Tian terkejut, karena harga itu jauh melebihi kemampuan ekonominya. "Tidak ada cara lain?" tanya Wu Tian dengan putus asa.

"Kau bisa memberi ku sesuatu dan aku akan mempertimbangkan harganya," jawab penjual. Wu Tian memperhatikan pedagang itu dengan hati-hati, ia tidak tahu apa yang harus diharapkan dari tawaran itu.

"Apa yang Anda maksud dengan 'sesuatu'?" tanya Wu Tian dengan hati-hati.

Pedagang itu tersenyum dan mengangguk. "Saya memiliki beberapa pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Jika Anda bisa menyelesaikan pekerjaan itu, saya akan memberikan obat itu secara gratis atau dengan harga yang lebih murah."

Wu Tian memperhatikan pedagang itu dengan serius, ia tidak tahu apa yang harus diharapkan dari pekerjaan itu, tapi ia tidak memiliki pilihan lain.

"Apa pekerjaan itu?" tanya Wu Tian dengan penasaran.

Pedagang itu mengangguk dan mengeluarkan sebuah amplop dari dalam tasnya. "Saya memiliki sebuah amplop yang berisi informasi tentang pekerjaan itu. Jika Anda tertarik, saya akan memberikan amplop itu kepada Anda."

Wu Tian memperhatikan amplop itu dengan teliti, ia tidak tahu apa yang harus diharapkan dari pekerjaan itu, tapi ia tidak memiliki pilihan lain.

"Berikan amplop itu kepada saya," jawab Wu Tian dengan tegas. Pedagang itu tersenyum dan memberikan amplop itu kepada Wu Tian. Wu Tian membukanya dan membaca informasi tentang pekerjaan itu.

Ia terkejut ketika membaca bahwa pekerjaan itu adalah memburu serigala api yang sama yang telah membunuh bangsawan itu.

"Apa Anda yakin? Saya tidak tahu apakah saya bisa menyelesaikan pekerjaan itu."ucap Wu Tian penuh keraguan

Pedagang itu tersenyum dan mengangguk. "Saya yakin Anda bisa. Anda memiliki kemampuan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Tapi jika Anda tidak yakin, Anda bisa menolak pekerjaan itu."

Wu Tian memperhatikan pedagang itu dengan serius, ia tidak tahu apa yang harus diharapkan dari pekerjaan itu, tapi ia tidak memiliki pilihan lain. Ia harus mencoba.

"Baiklah, saya akan menerima pekerjaan itu," jawab Wu Tian dengan tegas.

Pedagang itu tersenyum dan mengangguk. "Saya akan memberikan Anda semua informasi yang Anda butuhkan. Anda harus berhati-hati, serigala api itu sangat berbahaya."

Wu Tian mengangguk dan menerima informasi tentang pekerjaan itu. Ia tahu bahwa pekerjaan itu tidak akan mudah, tapi ia tidak memiliki pilihan lain. Ia harus menyelesaikan pekerjaan itu untuk mendapatkan obat yang ia butuhkan.

Dengan amplop yang berisi informasi tentang pekerjaan itu, Wu Tian meninggalkan pasar dan menuju ke tempat yang telah ditentukan untuk memulai pekerjaannya. Ia tahu bahwa perjalanan yang akan ia lalui tidak akan mudah, tapi ia siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!