NovelToon NovelToon

TOWARDS THE PEAK OF MARTIAL ARTS 3

Ch- 01. Firasat Seorang Ibu.

Ch- 01. Firasat Seorang Ibu.

Waktu terus bergulir dengan cepat, dua bulan telah berlalu sejak Ming Xuan berhasil mengalahkan Yama dalam perang besar di dunia kegelapan, sejak memenangkan peperangan, Ming Xuan tidak pernah lagi melakukan perjalanan ataupun kembali ke dunia bawah, dia hanya fokus meningkatkan kekuatannya karena ingin segera pergi ke daratan suci untuk menjemput Qiao Ning.

Saat ini, Ming Xuan sedang duduk bermeditasi di dalam kamarnya, ia sedang fokus untuk meningkatkan kultivasinya yang sebentar lagi akan naik ke tingkat tiga. Namun dalam proses peningkatan kultivasinya kali ini benar-benar berbeda dari sebelumnya, selama ini, setiap kali ia meningkatkan kultivasinya, ia hanya akan ditunggu oleh Yufei ataupun bawahannya yang lain, tapi kali ini, seluruh keluarga Ming sedang menanti kabar bahagia darinya.

"Kenapa lama sekali? Padahal ini sudah hari ke tujuh sejak tuan muda berkultivasi" ucap salah seorang pemuda.

"Sabarlah, kita semua sedang menunggu kabar baik dari tuan muda dan semoga saja tuan muda berhasil meningkatkan kultivasinya" ujar pemuda lainnya.

"Kau ini bicara apa?! Sudah pasti tuan muda akan berhasil meningkatkan kultivasinya, karena tuan muda adalah jenius kultivasi yang sesungguhnya!" sahut pemuda lainnya menimpali.

"Hei! Tidak bisakah kalian diam saja, jangan membuat keributan atau kalian akan aku hukum!" ujar salah seorang tetua klan.

"Ma-maafkan kami tetua" jawab ketiga pemuda tersebut serempak.

Beberapa jam kemudian.

Wushh...

Aura yang sangat besar dan sangat mengintimidasi, tiba-tiba saja menerpa semua orang yang sedang menunggu di depan kediaman Ming Xuan, aura tersebut berhasil membuat semua orang yang ada di sana merasakan tekanan intimidasi luar biasa ditubuhnya, bahkan kediaman Ming Xuan sampai bergetar karena aura yang sangat dahsyat tersebut, meski merasakan tekanan intimidasi, tapi anggota klan yang berkumpul di depan kediaman Ming Xuan malah nampak senang, karena mereka mengetahui jika Ming Xuan berhasil naik ke tingkatan selanjutnya.

Sementara itu, Ming Xuan yang sebelumnya sedang fokus berkultivasi, akhirnya membuka matanya dan mengakhiri kultivasinya, senyuman indah nampak terukir di bibir Ming Xuan, ia benar-benar sangat senang karena telah berhasil meningkatkan kultivasinya lagi, meski tidak meningkat terlalu banyak, tapi setidaknya, usahanya selama dua bulan terakhir tidaklah sia-sia, bahkan bisa dikatakan sudah lumayan bagus, karena selama dua bulan itu, Ming Xuan berhasil meningkatkan kultivasinya sebanyak dua tingkatan.

"Qiao Ning, bersabarlah sebentar lagi, karena dua hari lagi aku akan pergi ke daratan suci" gumam Ming Xuan, kemudian keluar dari kamarnya.

Awalnya, Ming Xuan masih ingin beristirahat di kediamannya, namun karena mendengar suara ribut di luar kediamannya, Ming Xuan akhirnya mengurungkan niatnya untuk beristirahat dan pergi menemui anggota keluarga Ming yang sudah menunggunya, karena bagaimanapun juga, mereka semua telah menunggunya sejak lama dan Ming Xuan tidak ingin membuat mereka semua kecewa, jadi dia memutuskan untuk menemui mereka semua, meskipun ia merasa agak sedikit terpaksa.

Ketika Ming Xuan membuka pintu rumahnya, seluruh anggota keluarga Ming yang ada di sana langsung menundukkan kepalanya untuk memberikan hormat kepada Ming Xuan, seraya berkata, "salam hormat, tuan muda!..."

Ming Xuan kemudian menganggukkan kepalanya, lalu berkata. "Terimakasih karena kalian sudah menungguku di sini, jadi sebagai gantinya aku akan memberikan hadiah untuk kalian semua"

Mereka semua kaget mendengar perkataan Ming Xuan, karena tidak ada seorangpun dari mereka yang melakukan hal itu untuk mendapatkan hadiah dari tuan muda mereka, selain itu, peningkatan kultivasi Ming Xuan adalah hadiah terbesar bagi mereka semua, karena merasa tidak enak hati, salah seorang tetua kemudian maju dan berbicara kepada Ming Xuan.

"Tuan muda, apa yang anda katakan? Kami melakukan semua ini bukan karena hadiah, justru keberhasilan tuan muda adalah hadiah tersebar untuk kami semua" ucap tetua tersebut.

"Jangan sungkan seperti itu, tetua ketiga. Lagipula, kalian pasti sudah lelah menungguku di sini, jadi aku tidak akan tenang jika aku tidak memberikan kalian hadiah, jadi jangan menolaknya" jawab Ming Xuan.

"Tapi..."

"Tetua ketiga, jika tuan muda ingin memberikan kalian hadiah, maka janganlah menolaknya!" ujar Ming Xingsheng yang baru saja datang bersama ketiga anaknya.

"Hormat kami, patriark, tuan muda dan tuan putri!" ucap mereka semua serempak.

Ming Xingsheng dan ketiga anaknya menganggukkan kepala mereka, lalu mereka berempat menghampiri Ming Xuan dan memberikan selamat atas pencapaiannya, yang telah berhasil meningkatkan kultivasinya.

"Terimakasih kakek, ibu dan kedua paman, maaf karena aku tidak langsung menemui kalian" ucap Ming Xuan.

"Hahahaha! Sudahlah, jangan kau pikirkan masalah itu, yang penting kau telah berhasil meningkatkan kekuatanmu" jawab Ming Xingsheng.

"Kakek mu benar, sekarang berilah hadiah kepada mereka semua" ujar Ming Mei.

"Baik, Bu" jawab Ming Xuan.

Setelah itu, Ming Xuan mengeluarkan puluhan kristal jiwa dari cincin penyimpanannya, lalu memberikannya kepada tetua ketiga keluarga Ming dan memintanya untuk membagikan kepada mereka semua yang ada di sana. Namun tetua ketiga malah kaget ketika melihat semua kristal jiwa tersebut, bahkan tangannya tidak henti-hentinya bergetar ketika memegang dan membagikan kristal jiwa tersebut, karena semua kristal jiwa yang diberikan oleh Ming Xuan adalah kristal jiwa tingkat tinggi, yang pastinya berasal dari Beast Spirit ataupun Beast Monster yang sangat kuat.

"Terimakasih, tuan muda!" ucap mereka semua serempak.

"Sama-sama, sekarang kalian kembalilah ke rumah masing-masing dan teruslah berlatih agar menjadi semakin kuat" jawab Ming Xuan.

"Baik, tuan muda!" jawab mereka semua, kemudian pergi meninggalkan halaman kediaman Ming Xuan.

"Karena semuanya telah pergi, bagaimana kalau sekarang kita masuk ke dalam?" ucap Ming Mei.

"Ibu benar, karena aku juga ingin membahas sesuatu dengan kalian" jawab Ming Xuan.

Mereka berlima kemudian masuk kedalam kediaman Ming Xuan, setelah itu, Ming Xuan langsung menyampaikan keinginannya yang ingin menjemput Qiao Ning, namun Ming Xuan masih belum mengatakan jika Qiao Ning berada di daratan suci, ia bahkan berbicara dengan sangat hati-hati agar tidak mengatakan kebenaran yang selama ini ia simpan dari keluarganya, meski begitu, Ming Mei tetap bisa merasakan ada sesuatu yang aneh dengan cara bicara putranya itu.

"Ming Xuan, apa yang kau sembunyikan?" tanya Ming Mei.

"A-apa maksud ibu?" jawab Ming Xuan gugup.

"Ming Xuan, aku ini ibumu! Yang telah mengandung dan melahirkan mu, ibu juga sudah merawat mu sejak kecil, jadi ibu bisa langsung mengetahui jika ada sesuatu yang salah denganmu dan jangan pernah berpikir untuk berbohong pada ibu!" ucap Ming Mei, tentunya dengan tatapan tajam yang tidak pernah dia tunjukkan pada Ming Xuan selama ini.

Ming Xuan langsung tertunduk dan tidak berani memandangi wajah ibunya, ia juga tidak menyangka jika ibunya bisa mengetahui kalau ia sedang berbohong. Dan saat ini, Ming Xuan merasa seperti sedang di interogasi oleh seorang Dewi yang jauh lebih kuat dari Xing Xiuhuan, bahkan ia tidak punya keberanian untuk memandang wajahnya sedikitpun.

"Ming Xuan, katakan yang sejujurnya!" ujar Ming Mei.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ch- 02. Berpamitan.

Ch- 02. Berpamitan.

Ming Xuan menghela nafas panjang, lalu setelah itu, Ming Xuan langsung menceritakan yang sebenarnya kepada keluarganya, tapi Ming Xuan tidak menceritakan jika Qiao Ning dibawa secara paksa oleh bawahan dewa petir, karena Ming Xuan takut akan membuat mereka semua khawatir, terutama ibunya yang pastinya akan sangat mengkhawatirkan keselamatan Qiao Ning.

Ming Xingsheng serta ketiga anaknya tiba-tiba saja terdiam setelah mendengar cerita Ming Xuan, karena mereka berempat sama sekali tidak menyangka jika guru Qiao Ning adalah dewa petir, tapi di sisi lain, Ming Xingsheng serta kedua putranya juga nampak senang, karena sekarang mereka tahu bahwa calon istri Ming Xuan adalah perempuan yang hebat, sama seperti Ming Xuan itu sendiri, namun berbeda dengan Ming Mei yang malah nampak sedang mengkhawatirkan sesuatu.

"Jadi guru Qiao Ning yang kau maksud itu adalah dewa petir?" tanya Ming Shing.

"Benar paman, dewa petir adalah guru Qiao Ning" jawab Ming Xuan.

"Jadi, kau akan pergi ke daratan suci untuk menjemput Qiao Ning?" tanya Ming Mei.

"Ibu, tidak perlu khawatir seperti itu, aku berjanji akan langsung membawa Qiao Ning pulang setelah bertemu dengannya nanti" jawab Ming Xuan.

"Ibu tidak mengkhawatirkan hal itu, ibu tahu kau pasti akan membawanya pulang, tapi masalahnya adalah, guru Qiao Ning adalah seorang dewa, apakah kau yakin kalau dia akan membiarkanmu membawa Qiao Ning begitu saja? Ibu takut..."

"Ibu, aku akan membujuk dewa petir agar dia mengizinkan Qiao Ning untuk pulang, kalau perlu aku akan memohon padanya" ujar Ming Xuan.

Meski ucapan Ming Xuan sangat meyakinkan, bahkan ia mengatakannya dengan senyuman indah yang terukir di bibirnya, tapi di dalam hatinya, senyuman itu bukanlah senyuman yang indah, melainkan senyuman yang sangat mengerikan seperti hewan buas yang melihat hewan buruannya. Meski begitu, Ming Xuan tetap berusaha untuk menutupi kebenciannya, karena bagaimanapun juga, ibunya tidak akan membiarkannya pergi jika ibunya tahu tujuan Ming Xuan selain menjemput Qiao Ning.

"Baiklah, kalau begitu ibu tidak akan khawatir lagi, tapi kau harus tetap berhati-hati, karena orang-orang di daratan suci sangat berbeda dengan orang-orang yang ada di benua biru" ucap Ming Mei.

"Baik, Bu. Aku akan mengingat pesan ibu dengan baik" jawab Ming Xuan.

"Memangnya kapan kau akan ke sana?" tanya Ming Shilin.

"Besok, aku akan berangkat ke daratan suci besok pagi, karena hari ini aku masih harus bertemu dengan guru dan melakukan beberapa hal" jawab Ming Xuan.

Setelah mengobrol cukup lama, Ming Xingsheng kemudian mengajak mereka semua untuk makan bersama, mereka semua langsung setuju dengan ajakan Ming Xingsheng, karena mereka memang sudah mulai merasa lapar, terutama Ming Xuan yang hanya fokus meningkatkan kekuatannya. Selama dua bulan ini, Ming Xuan hanya akan makan jika dia benar-benar merasa lapar dan jika tidak, maka dia tidak akan pernah meninggalkan kediamannya.

***

Setelah selesai makan, Ming Xuan langsung berpamitan kepada kakek, ibu dan kedua pamannya untuk pergi ke sekte Merpati Emas, karena sebelum berangkat ke daratan suci, Ming Xuan juga harus berpamitan dengan tetua Ling Hangquan dan adik-adik seperguruannya. Selain itu, Ming Xuan juga mengatakan kalau ia tidak akan kembali ke kota Huanzi lagi, karena setelah dari sekte Merpati Emas, ia akan langsung pergi ke daratan suci.

Ming Xingsheng dan ketiga anaknya merestui kepergian Ming Xuan, mereka berempat juga berpesan kepada Ming Xuan untuk selalu berhati-hati dan jangan membuat membuat masalah selama berada di daratan suci, karena orang-orang yang tinggal di daratan suci sangatlah kuat dan tidak bisa dipandang hanya dengan sebelah mata, maka dari itu, mereka berpesan agar Ming Xuan tetap menjaga sikapnya selama berada di daratan suci.

"Kakek, ibu, paman, kalian tenang saja, aku pasti akan menjaga sikap selama berada di daratan suci" ucap Ming Xuan.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi sekarang" lanjutnya, kemudian menghilang dari hadapan mereka berempat.

Tidak lama kemudian, Ming Xuan muncul di langit kota Huanzi dan langsung melesat terbang menuju ke sekte Merpati Emas, dalam perjalanan menuju sekte Merpati Emas, Ming Xuan menghubungi Yin Lin dan yang lainnya, lalu Ming Xuan memerintahkan merek semua untuk segera bersiap-siap, karena tidak akan lama lagi mereka akan pergi ke daratan suci.

Sekte Phoenix Emas.

Setelah terbang cukup lama, Ming Xuan akhirnya sampai di sekte Merpati Emas dan langsung pergi ke kediaman tetua Ling Hangquan, namun ia tidak menemukan siapapun di sana, bahkan para adik seperguruannya juga tidak ada di sana. Karena tidak menemukan siapapun, Ming Xuan akhirnya pergi ke kediaman pemimpin sekte dan benar saja, guru serta adik seperguruannya berada di sana, begitu juga dengan tetua sekte yang lain.

"Ming Xuan, selamat datang kembali, bagaimana keadaanmu?" tanya Han Wan Ti.

"Aku baik-baik saja, pemimpin" jawab Ming Xuan dan sama seperti biasanya, Ming Xuan tidak memberikan hormat sedikitpun.

"Hahahaha! Kau sudah menjadi murid sekte cukup lama, tapi aku belum pernah mendapatkan rasa hormatmu sedikitpun, apa aku boleh tahu alasannya?" tanya Han Wan Ti.

"Tidak ada alasan khusus, karena aku memang sudah seperti ini sejak dulu" jawab Ming Xuan santai.

"Ming Xuan, kau itu sedang berbicara dengan pemimpin sekte, bisakah kau rubah sedikit sikapmu itu?" tanya tetua Ling Hangquan.

"Maaf guru" jawab Ming Xuan singkat.

"Sudahlah, jangan dipikirkan lagi, aku juga tidak mempermasalahkan hal itu" ucap Han Wan Ti.

"Jadi, apa kau akan kembali ke sekte atau..."

"Aku datang untuk berpamitan kepada kalian semua" ujar Ming Xuan.

"Berpamitan? Memangnya kau mau kemana?" tanya tetua Ling Hangquan.

"Aku ingin pergi ke daratan suci, guru. Karena ada sesuatu yang harus aku lakukan di sana" jawab Ming Xuan, tapi ia masih tidak mau memberitahukan kebenaran tentang Qiao Ning pada mereka semua.

"Daratan suci? Apa kau yakin?" tanya tetua Ling Hangquan kaget.

"Aku sangat yakin guru, karena aku masih ingin menambah pengalaman serta pengetahuanku" jawab Ming Xuan.

Tetua Ling Hangquan menghela nafas panjang, ia sepertinya mengerti kenapa Ming Xuan ingin pergi ke daratan suci, namun ia juga tidak bisa menghentikan ataupun melarang Ming Xuan, karena ia tidak ingin muridnya tertahan sebatas benua biru saja, yang pastinya, tetua Ling Hangquan ingin masa depan muridnya tertahan hanya karena dirinya.

"Baiklah, kalau memang kau ingin pergi, maka guru akan memberikan izin padamu" ucap tetua Ling Hangquan.

"Terimakasih guru, kalau begitu aku akan berangkat sekarang" jawab Ming Xuan.

"Ingatlah untuk selalu berhati-hati" sahut tetua Ling Hangquan.

"Kakak, jangan lupa untuk pulang dan mengunjungi kami" ujar Ming Wen.

"Dan jangan lupakan sekte ini" Han Wan Ti menambahkan.

"Terimakasih semuanya, aku pasti akan kembali lagi dan tidak akan melupakan sekte ini" jawab Ming Xuan, kemudian memberikan hormat kepada tetua Ling Hangquan, lalu menghilang dari pandangan mereka semua.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ch- 03. Persiapan Untuk Pergi.

Ch- 03. Persiapan Untuk Pergi.

Tidak lama setelah berpamitan dan pergi meninggalkan sekte Merpati Emas, Ming Xuan akhirnya muncul kembali di kerajaan dunia bawah, kedatangannya disambut dengan penuh rasa hormat oleh seluruh prajurit yang sedang berkumpul di halaman istana, begitu juga dengan Yin Lin dan bawahan Ming Xuan yang lainnya, yang juga berada di halaman istana kerajaan.

Mereka semua yang ada di halaman istana langsung berlutut untuk memberikan hormat kepada Ming Xuan, seraya berkata. "Hormat kami yang mulia raja!..."

"Kalian bisa berdiri sekarang" ucap Ming Xuan.

"Maaf karena baru bisa menemui kalian sekarang, tapi kedatanganku kali ini juga bukan untuk tinggal dan menetap di dunia bawah, melainkan untuk berpamitan kepada kalian semua, karena aku harus segera pergi ke daratan suci, jadi yang ingin aku sampaikan adalah, aku ingin kalian tetap berlatih selama aku tidak ada di sini dan saat aku kembali nanti, aku ingin kalian menjadi pasukan yang jauh lebih kuat lagi" lanjutnya.

"Baik, yang mulia!" jawab seluruh pasukan serempak.

"Terakhir, apa kalian berlima akan ikut bersamaku atau..."

Sebelum Ming Xuan mengakhiri kalimatnya, Tang Wu sudah lebih dulu memotong ucapannya, "maaf tuan, tapi aku masih ingin tinggal di sini bersama para prajurit" ucap Tang Wu.

"Kami juga tidak akan ikut" jawab Zhang Lun dan Zhang Lie serempak.

"Kalau begitu, artinya hanya aku dan Yin Lin yang akan pergi bersaman tuan dan Yufei" ujar Yan Luo Wang.

"Baiklah, aku tidak akan marah jika kalian tidak ingin pergi, aku juga tidak akan melarang jika kalian ingin ikut, tapi untuk kalian yang tinggal, aku harap kalian tetap saling menjaga satu sama lain, apa kalian mengerti?!" ucap Ming Xuan.

"Kami mengerti, yang mulia!" jawab mereka semua serempak.

Setelah itu, Ming Xuan mempersilahkan seluruh prajurit untuk kembali ke kediaman mereka masing-masing, agar mereka semua bisa beristirahat, sementara ia dan bawahannya masuk ke istana untuk melakukan persiapan serta membicarakan beberapa hal yang penting, salah satunya adalah cara untuk pergi ke daratan suci, karena sampai saat ini Ming Xuan masih belum mengetahui cara untuk pergi ke daratan suci.

Di dalam istana.

"Jadi, apa ada yang mengetahui cara untuk pergi ke daratan suci?" tanya Ming Xuan.

"Tentu saja tuan!" jawab Yufei dan Yin Lin bersamaan.

"Yin Lin, coba kau jelaskan!" ujar Ming Xuan.

"Baik tuan!" jawab Yin Lin, kemudian menjelaskan cara atau jalan untuk ke daratan suci, "Cara untuk pergi ke daratan suci adalah dengan menggunakan portal dimensi yang dibangun oleh para kultivator hebat sejak ribuan tahun yang lalu, tapi sayangnya aku sama sekali tidak mengetahui dimana portal itu berada"

"Negeri Angin, portal dimensi berada di negeri angin dan yang bisa mengaktifkannya hanyalah kaisar angin, karena portal tersebut adalah warisan dari leluhur kaisar angin itu sendiri" Yufei menambahkan.

"Baiklah, kalau begitu kita akan ke negeri angin, besok!" ucap Ming Xuan.

Setelah itu, mereka membicarakan hal-hal lain yang harus mereka persiapkan untuk pergi ke daratan suci, namun Yufei mengatakan jika yang harus mereka persiapkan hanyalah kristal jiwa tingkat tinggi yang sangat banyak, karena untuk mengaktifkan portal teleportasi memerlukan kristal jiwa yang banyak, selain itu, mereka juga harus menyiapkan bayaran untuk kaisar angin.

Setengah jam kemudian, pembicaraan mereka akhirnya selesai, karena memang tidak ada lagi yang harus mereka bahas, lalu setelah itu, Ming Xuan langsung mengajak ketiga bawahannya untuk keluar dari dunia bawah, agar mereka bisa segera pergi ke negeri angin. Sebelum keluar dari dunia bawah, Yin Lin menyerahkan sebuah artefak kepada Tang Wu, yang merupakan sebuah kunci untuk membuka gerbang teleportasi ke dunia luar.

"Jangan sampai artefak ini hilang, kalau tidak kalian semua tidak akan pernah bisa keluar dari dunia bawah" ucap Yin Lin.

"Tenang saja, aku akan menjaganya dengan baik" jawab Tang Wu.

"Apakah masih ada yang lain?" tanya Ming Xuan.

"Ada satu lagi, tuan" jawab Yin Lin.

Tidak lama kemudian tubuh Yin Lin tiba-tiba saja diselimuti oleh kabut asap yang cukup tebal, seketika itu juga seluruh ruangan terasa menjadi dingin karena kabut asap tersebut, setelah beberapa detik berlalu, kabut asap perlahan-lahan menghilang dan seketika itu juga, semua orang yang ada di dalam ruangan tiba-tiba saja terkejut, termasuk Ming Xuan.

Bagaimana tidak? Penampilan Yin Lin yang semula seperti pria tua berumur 60 atau 70 tahun, sekarang sudah berubah menjadi pemuda gagah yang seumuran dengan Ming Xuan.

"Hahahaha! Kenapa kau mengubah penampilanmu, Yin Lin? Apa kau takut kalah bersaing denganku?" tanya Yan Luo Wang.

"Hahahaha! Yan Luo Wang, jangan berkata seperti itu, bukankah kita bertiga sama-sama sudah tua?" jawab Yin Lin.

"Sudahlah, justru akan lebih baik kalau Yin Lin mengubah penampilannya, tapi aku sarankan, sebaiknya kalian menghilangkan tanda di dahi kalian" ucap Ming Xuan.

"Baik tuan!" jawab ketiganya serempak, kemudian menghilangkan tanda di dahi mereka, yang merupakan identitas mereka bertiga.

Setelah semua urusan selesai, mereka berempat kemudian menghilang dari istana kerajaan dunia bawah, tidak lama kemudian mereka berempat muncul lagi di suatu tempat di benua Timur, lalu mereka melesat terbang menuju ke negeri angin.

***

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, mereka berempat akhirnya sampai di negeri angin, ketika mereka dihentikan oleh penjaga gerbang, Ming Xuan langsung menunjukkan lencana yang diberikan oleh kaisar angin, sehingga mereka berempat bisa masuk ke negeri angin tanpa pemeriksaan dan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun, setelah melewati gerbang, Ming Xuan langsung mengajak mereka ke istana kekaisaran negeri angin, untuk menemui sang kaisar angin yang telah berteman dengan Ming Xuan.

Di istana kekaisaran angin.

Salah seorang prajurit penjaga gerbang istana, datang menghadap kaisar dengan tergesa-gesa, lalu ia menyampaikan kepada kaisar jika ada empat orang pemuda yang ingin bertemu dengannya, prajurit penjaga gerbang juga menyebutkan jika salah seorang pemuda bernama Ming Xuan dan memiliki lencana khusus kekaisaran angin. Ketika mendengar nama Ming Xuan, kaisar angin langsung berdiri dari singgasananya dan meminta prajurit tersebut membawa mereka ke istana, sang kaisar juga memerintahkan prajurit tersebut untuk bersikap hormat dan sopan kepada mereka.

Tidak lama kemudian, prajurit penjaga gerbang yang sebelumnya melapor kepada kaisar, akhirnya datang lagi bersama Ming Xuan dan empat bawahannya. Kaisar angin sangat senang melihat kedatang mereka, ia segera turun dari singgasananya dan langsung menghampiri Ming Xuan.

"Tuan muda, selamat datang kembali di negeri angin, apakah anda membutuhkan sesuatu?" kaisar angin langsung menunjukkan kebaikan serta keramahannya kepada Ming Xuan, padahal jika pada tamu lain, sang kaisar tidak pernah berperilaku seperti itu.

"Terimakasih yang mulia, aku memang membutuhkan sedikit bantuan anda" jawab Ming Xuan.

"Benarkah? Kalau begitu katakan saja, tuan muda. Selagi saya mampu, pasti saya akan memberikan bantuan" ucap sang kaisar.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!