...Hai hai hai, sebelum memulai cerita ini, author mau minta maaf sebesar-besarnya karena lama hiatus, author memiliki kesibukan di dunia nyata, tapi sekarang author udah lumayan senggang buat bikin novel yang entah akan bernasib baik atau bernasib buruk seperti novel-novel author sebelumnya yang author hapus karena kehilangan ide. Oiya, author mau berterimakasih pada yang selalu dukung author dan selalu beri author semangat, tanpa kalian (readers) author mah apa atuh.. Semoga kalian suka ya dan ngga ngerasa bosan di novel author ini, author udah berusaha kembali ke setelan awal kok.....
...- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -...
"Oi Ken! Sparing sama tim basket SMA sebelah gas?" seorang laki-laki bernama Nando menghampiri Ken yang duduk di tribun lapangan basket yang ada di sekolah nya.
"Duh males banget ege, tapi gue ikut nonton aja ya, bosen juga sendiri disini" jawab Ken segera berdiri dari posisi duduk nya yang sudah lumayan nyaman.
"Yaelah kalau lo ngga ikut, kalah ntar spar sama tim sebelah kocak" sulut Nando membuat Ken cengir kuda.
"Mana yang lain Nan?" Ken mengalihkan topik sembari melangkah turun dari tribun di iringi Nando di belakang.
"Udah duluan, lo nya aja yang perlu di jemput, effort banget nih gue ngejemput lo" cibir Nando membuat Ken tertawa keras.
"Yaiyalah harus ngeluarin effort, secara tim basket tanpa gue gaada apa-apanya" Ken membanggakan diri nya sendiri.
Nando berdecak kesal. Menyesal rasanya menjemput si Ken yang selalu memuji diri sendiri itu.
Ken sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil yang akan di kendarai oleh Nando dengan gaya bak raja yang begitu arogan.
"Sok sekali ya orang ini" cebik Nando tapi ia tetap masuk ke dalam mobil bagian kemudi dan melajukan roda empat itu ke arah SMA yang hampir berbeda 2km dari sekolah nya.
"Eh gue denger-denger di SMA sebelah ada murid baru cewek, katanya sih cakep banget gegara pindahan dari Australia" cetus Nando tak membuat Ken tertarik.
"Lo pasti bakalan klepek-klepek deh habis liat tu cewek" sahut Nando lagi sesekali melirik Ken yang hanya memainkan hp nya.
"Heh cunguk! Denger ngga sih lo gue lagi ngomong gini?" sungut Nando, sumpah berbicara dengan Ken ini begitu menguras tenaga.
"Denger. Emang lo udah liat cewek itu? Yakin banget gue bakal tertarik" balas Ken dengan malas, ia kembali memainkan hp nya.
Nando mencibir kesal. "Gue baru ngeliat sekilas lewat foto doang, itupun ngga terlalu jelas. Tapi di foto itu dia beneran cakep cok" Nando geleng-geleng kepala terpesona dengan gadis yang sedang dia ceritakan.
Ken menghela nafas panjang. "Skip soal itu, ini Jessi kenapa ngga ada kabar anjir, gue dari tadi nungguin dia sampe lumutan" Ken akhirnya menyampaikan unek-unek nya sembari memperlihatkan chattingan nya dengan Jessi - teman tapi mesra nya.
"Yaelah Jessi di jadiin ttm, ngga banget Ken. Kalah saing kalo sama tu cewek" cibir Nando membandingkan Jessi dengan gadis dari SMA sebelah.
"Susah dapatin Jessi bro, palingan tu cewek yang dari tadi lo ceritain mudah di dapatin" Ken terkekeh dengan balasan nya sendiri.
"Yeh, awas ya lo kalo sampe ngejar-ngejar tu cewek" Nando mengakhiri pembicaraan nya dengan membelokkan mobil nya masuk ke dalam lingkungan SMA sebelah.
Ken mengangguk malas. Dan memilih turun usai Nando memarkirkan mobil nya di salah satu tempat parkir yang lenggang.
"Gue duluan ke lapangan ya" Ken langsung melangkah pergi sebelum menunggu sahutan dari Nando yang nampak menggerutu karena di tinggal.
"Udah di jemput, sekarang di tinggal seenaknya. Gue sumpahin lo bakal dapat bini yang suka tantrum ntar" Nando pun keluar dari mobil dan mengunci nya.
Ken melangkah menyusuri koridor sembari memainkan hp nya dan satu tangan di dalam kantong celana.
Ia sibuk memperhatikan notif Jessi yang online tapi tidak membalas pesan nya.
Bruk
"Aduh!"
Ken terhenti saat mendengar suara seorang gadis seperti terjatuh, padahal ia hanya menyenggol bahu, pikir nya.
Menoleh ke belakang sejenak dan melihat gadis dengan rambut tergerai panjang mengenai lantai sedang terduduk sesekali meringis.
"Hati-hati kalo jalan" cetus Ken hendak melangkah lagi.
"Lo yang jalan tu pake mata! Jangan main hp mulu, apaan lo ngambil jalan orang lain kayak orang mabuk" cibir gadis itu sembari berdiri dengan perlahan.
Ken membalikkan tubuh nya dan mengernyit, ia memang berada di tengah-tengah jalan koridor.
"Kan bisa menghindar" balas Ken masih belum melihat wajah gadis itu karena gadis itu berdiri membelakangi nya.
"Gue udah menghindar ya! Lo nya aja yang mepet-mepet gatau diri" ketus gadis itu segera berbalik menatap nyalang ke atah Ken.
Deg
Ken terpaku pada gadis di depan nya yang baru saja ia tabrak tanpa ia ketahui.
"Cantik"
"Cantik"
Ken nampak terpesona dengan wajah gadis manis yang seperti nya memakai makeup tipis, atau mungkin tidak memakai makeup sama sekali.
Ken seakan menulikan pendengaran nya, ia terus memperhatikan wajah gadis itu yang sejak tadi mengoceh.
"Oi Ken!" Ken tersadar dari lamunan nya saat ada yang menepuk pundak nya dari belakang, membuat nya menatap si pelaku perusak lamunan nya.
"Sialan! Ngagetin aja lo" sungut Ken saat melirik sinis ke arah pemuda yang merangkul pundaknya dan menatap ke arah gadis manis yang baru berhenti mengoceh.
"Why Dek? Kenapa muka mu masam banget di liat, walau tetep cakep sih adek gue"
Ken menoleh ke arah pemuda bernama Rimba - tim lawan basket nya. Ia juga melirik ke arah gadis manis yang terlihat perangat-perungut karena nya.
"Itu Bang, dia ini loh jalan ngga pake mata! Tata udah menghindar sampe kepojok banget tapi dia malah makin mepet, jadi nya aku jatuh" gadis itu mulai mengadu pada sang Abang.
"Adek gue lo apain?" bisik Rimba pada Ken sembari memperhatikan sang adek yang mengoceh mengadu pada nya.
"Gue ngga sengaja cok, gegara nyium wangi nya enak banget gue mau nempel, terus gue lagi fokus ke hp makanya oleng dikit" balas Ken berbisik menjelaskan pada Rimba.
Rimba melirik ke Ken lalu melirik ke arah hp Ken yang redup, ia menatap curiga ke arah teman karib nya itu.
"Nah! Ini dia orang nya, gue suruh tungguin malah nyelonong aja" seru Nando mengacau dari arah belakang gadis manis itu.
Nando terdiam sembari melangkah mendekati Ken dan Rimba saat mata nya bersitatap dengan gadis itu.
"Dek, mau balik kerumah kan? Kenapa ngga tunggu Abang aja?" Rimba mengalihkan pembicaraan dan melepas rangkulan pada pundak Ken.
"Males, Abang lama. Tata udah cape" cibir gadis itu segera melangkah pergi melanjutkan langkah nya untuk pulang, sopir keluarga nya sudah menunggu di depan gerbang.
"Oke, hati-hati. Kabarin Abang kalau udah di apartemen" gadis itu memberi jempol sebagai jawaban.
Setelah sang adek sudah mulai tak terlihat, Rimba kembali merangkul Ken di sebelah kanan dan Nando di sebelah kiri. Dan melangkah kembali ke tribun lapangan basket.
"Eh tu cewek adek kandung lo Rim?" tanya Nando menatap ke arah Rimba yang bersiul-siul riang.
"Iya, dia pindah ke Indonesia karena ada masalah di Australia, makanya gue harus ngejaga dia banget" jawab Rimba membuat Nando manggut-manggut.
"Ken, tadi itu cewek yang gue ceritain di mobil tadi. Cakep ngga?" Nando beralih bertanya pada Ken yang diam.
Ken mengerdik bahu, ia tak akan mau memberi jawaban apapun pada Nando. Yang pasti nya membuat Nando penasaran.
"Eh Rim, adek lo punya pacar ngga?" tanya Nando membuat Ken melirik tipis ke arah Rimba seakan menunggu jawaban dari Rimba juga.
"Ngga, kenapa? Mau nyalon? Harus ikutin syarat-syarat dari gue dulu" Rimba tersenyum miring.
Nando berdecak kesal. "Kan kita temen bro, ngapain pake harus ngikutin syarat-syarat dari lo" keluh Nando membuat Rimba terkekeh begitu juga Ken.
"Curang kalau lewat orang dalam, usaha dulu makanya" sahut Ken membuat Nando tersenyum tipis.
"Oh lo mau ngejar juga Ken? Kalau gitu kita bersaing secara sehat deh ya, kita rebutin adek nya Rimba gimana? Lupain si Jesot itu" ucap Nando dengan antusias.
"Jessi Nan, bukan Jesot" ralat Ken tak ingin nama gadis yang menjadi teman tapi mesra nya itu di ubah-ubah.
"Terserah gue lah, bukan pacar lo juga ngga usah di ralat-ralat gitu, emang lo siapa nya dia?" balas Nando membuat Ken terdiam.
"Udah si, mending langsung spar aja gas" Rimba memilih jalan tengah agar tak membuat Nando dan Ken berdebat lagi.
Ken dan Nando segera berganti pakaian dan bergabung bersama tim nya, begitu juga dengan Rimba.
Mereka berlatih dengan performa yang sama-sama kuat.
Hingga senja sudah mulai menampakkan wajah nya, Ken dan teman-temannya mengakhiri latihan dengan skor sama.
"Selalu aja seri, gimana nentuin raja basket nya coba?" keluh Nando usai berganti baju ke seragam sekolah awal.
"Ya sabar aja lah, mungkin kalo tim kita gabung terus ngelawan basket sama yang lain, kita raja nya" balas Rimba di angguki Ken yang memilih memakai jersey kebanggaan nya daripada harus berganti seragam.
"Iya sih, tapi emang temen-temen lo mau gabung sekolah kami?" Nando menoleh ke arah Rimba yang berjalan di samping nya.
"Nanti gue tanyain, secara kita klop banget, sampe di menit terakhir aja masih bisa nyetak skor sama"
Tring
Notifikasi dari hp Ken berbunyi yang langsung ia buka karena dering nya yang memang di bedakan dari dering yang lain.
"Pasti Jesot" cibir Nando membuat Ken berdecak sebal melirik ke arah Nando tanpa protes lagi.
Rimba masuk ke dalam apartemen pribadi nya yang ia beli dengan hasil tabungan nya sendiri dengan langkah santai.
"Ta! Tata!" teriak Rimba memanggil sang adek yang terdengar sedang bertempur dengan masakan di dapur.
"Oi? Apa?" sahut Retha berteriak, ia tak mungkin meninggalkan nasi goreng yang sedang ia masak.
"Masak apa lo?" tanya Rimba sembari melangkah malas ke dapur, ia tertarik karena aroma makanan itu sekaligus ingin mengambil air dingin.
"Nasi goreng. Bahan masakan bulanan habis Bang, ngga mau beli?" Retha menjawab sekaligus bertanya karena ingat stok bahan dapur yang habis.
"Nanti malam Abang beli" jawab Rimba usai meneguk air dingin yang begitu menyegarkan tenggorokan nya yang kering.
"Gimana tadi sekolah nya? Suka ngga? Ngga ada yang ngebully lo lagi kan di sekolah yang baru ini?" tanya Rimba sembari bersandar di kulkas menatap Retha yang masih memasak.
"Baru hari pertama Bang, dulu juga gitu kok. Hari pertama sampe dua minggu adem ayem, eh tau nya minggu ketiga malah di buat trauma" jawab Retha membuat Rimba manggut-manggut.
"Kalau lo ngga betah bilang aja ke gue, biar nanti gue aduin ke Daddy biar di urus lagi pindahan lo" ucap Rimba mendapat helaan nafas jengah dari Retha.
"Bang gue cape pindah mulu, ngga pernah netap di satu sekolah gue, tiap tiga bulan pindah mulu, muak harus adaptasi" keluh Retha membuat Rimba iba.
"Ya mau gimana lagi, resiko muka cakep banyak yang iri. Tapi selama lo ada dalam pengawasan gue, lo aman kok. Gue jamin" Rimba menatap Retha serius dan tak main-main.
"Yaiyalah, sebagai Abang emang harus ngejaga adek nya. Inget kata Mom and Dad, Abang tu harus ngejaga Tata dengan baik ngga boleh sampai ceroboh atau lalai" oceh Retha membuat Rimba menghela nafas pelan.
"Dahlah besar kepala lo ntar kalo gini mulu, mau mandi dulu gue. Ntar gue makan sendiri deh, lo duluan aja makan nya" Retha mengiyakan ucapan Rimba yang meminta nya untuk makan lebih dulu, lagipula perut nya sudah berbunyi.
"Temen Abang yang tadi ganteng juga" gumam Retha kembali mengingat salah satu pemuda yang ia tau ialah teman Rimba.
Hahahaha!!
Hahaha!!
Hahaha!!
"Bisa banget lo Jes bikin orang ketawa" Ken menghentikan tertawa terbahak-bahak nya akibat lelucon yang di buat oleh Jessi lewat sambungan telepon di hp.
"Ih serius Ken, gue tadi ngeliat orang jalan sampe nyungsep di selokan itu beneran, gue ngga bohong" - Jessi.
"Oke-oke, gue percaya deh. Terus lo tolongin ngga?"
"Sebagai anak baik ya pasti lah gue tolong, ngga mungkin ngga gue tolong, tega banget gue dong" - Jessi.
"Mantap, ini baru cewek gue"
"Eh eh baru HTS ya, belum jadi cewek lo" - Jessi.
Ken menggaruk tengkuk nya merasa canggung, ia memang sudah lama menyukai Jessi, tapi Jessi selalu mengatakan tak ingin berpacaran dan memilih untuk menjadi teman tapi mesra.
"Udah dulu ya Ken, gue mau latihan dulu nih" - Jessi.
"Yah. Cepet banget Jes" keluh Ken, baru beberapa menit mereka mengobrol asik.
"Ya gimana ya.. Gue ketua cheerleader ngga bisa, kalau gue ngga konsisten ntar yang lain pada ikutan" - Jessi.
Ken menghela nafas pelan, diri nya masih ingin mengobrol dengan gadis yang selama ini mengisi pikiran nya.
"Demi nyemangatin tim basket kalian juga lah Ken, biar semakin membara semangat kalian kalau tanding" - Jessi.
Ken tersenyum tipis. "Oke Jes, semangat latihan nya ya. Jangan terlalu cape ntar sakit yang ada" Ken menunjukkan perhatian nya pada Jessi agar Jessi tertarik pada nya.
"Iya Ken, thanks ya. Gue tutup dulu, bye!" - Jessi.
"Bye.."
Tut
Ken menghela nafas berat, ingin meminta waktu yang lebih pada Jessi agar bisa berduaan tapi mereka bukanlah sepasang kekasih.
Jessi juga terlihat masih ingin merasa bebas tanpa larangan atau batasan dari pasangan. Dan Ken memaklumi itu.
"Daripada galau, mending ngajak Nando sama Rimba nongkrong" gumam Ken segera beranjak dari balkon bersiap-siap.
Ken melajukan motor CBR 250 nya dengan kecepatan sedang, ia akan menjemput Nando yang mengatakan ingin bermalas-malasan di kamar. Tapi yang nama nya Ken, kalau dia yang mengajak semua harus bisa.
"Ayo! Jangan malas anjir" pekik Ken sembari menarik kaki Nando dari kasur busa.
"Mentang-mentang lo tau kos-kosan gue, lo jadi seenaknya ya begini. Gue mau istirahat Ken" keluh Nando mencoba berontak.
"Cepet ngga!" desak Ken masih menarik kaki Nando hingga sampai di pintu keluar masuk.
"Iya-iya, sabar ege!" pekik Nando hampir berteriak, ia hanya memakai kolor berwarna merah jambu tanpa kaos atau penutup lain. Malu lah kalau di lihat teman kos nya.
Ken terkekeh dan membiarkan Nando menggerutu sembari melangkah masuk ke dalam kamar mandi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!