NovelToon NovelToon

Syifa, Antara Janji Dan Cinta

Meninggalnya Ibunda Syifa

Tangisan seorang anak yang berusia Lima tahun terdengar menggema di sebuah rumah kecil. Semua orang yang mendengar tangisan bocah itu para warga berlari melihat apa yang terjadi, salah seorang warga bertanya, "Ada apa Syifa"

"i,,, ibu bi" suara kecil Syifa terbata bata

Bu Yanti menghampiri ibu Syifa, yang sudah lemas di kasur lepes, Bu Yanti memeriksa nadinya, lalu dia mengucap "innalillahi wa innalillahi rojiun, Syifa yang ikhlas nak".

Beberapa warga berbisik bisik kemana ayah Syifa, "sudah bu jangan cari ayahnya Syifa kita urus jenasah nya saja" kata Bu Rima.

Para warga menyiapkan beberpa persiapan untuk memandikan jenazah ibu Setya ibunya Syifa, setelah jenazah ibu Setya di mandikan dan disholatkan, tiba tiba datang seorang lelaki dan perempuan dengan membawa anak kecil usia sekitar delapan tahun,

"itu kan, Sasmitho, " celoteh bu Rima

"sama siapa dia" tanya bu Retno

Pak Sasmitho menghampiri para warga yang sedang ramai, " ada apa ini pak bu, kenapa rumah saya ramai, dan ada tenda, ini keranda siapa"

Semua warga terdiam, dan Syifa dari dalam rumah berlari langsung memeluk ayahnya"ayah ibu pergi " tangisan bocah kecil itupun menggema, Pak Sasmitho kaget

Bu Yanti mendekati" maaf pak Sasmitho, istri anda telah meninggal dunia, kami menunggu bapak namun tidak kunjung pulang, akhirnya kami warga di sini mengurus jenazah istri bapak, "

Pak Sasmitho menangis, lalu beberpa orang membantu pak Sasmitho membuka keranda, untuk melihat jenazah bu Setya.

"pak lebih baik kita kuburkan jenazah bu Setya sekarang yach" kata pak kirno,

Pak Sasmitho mengangguk, lalu bu Yanti menghampiri pak Sasmitho, "sabar ya mas, "

pak Sasmitho melepaskan pelukan Syifa dan berjalan menghampiri wanita yang tadi datang dengannya yaitu bu Ningsih dan Erlinda "kamu masuk kedalam dulu, aku mau ke kuburan, "

"iya mas"

Pak Sasmitho menggandeng tangan Syifa, ada perasaan bersalah setelah kepergian Setya, selama ini dia kurang memperhatikannya, Dia merantau untuk mencari kehidupan yang baik, tapi justru di tanah rantau di jatuh cinta dengan janda anak satu, mungkin karena hal inilah Ibu Setya terbebani dan jatuh sakit.

Setelah beberapa saat mereka sudah kembali kerumah pak Sasmitho, para warga yang melayat berdatangan, Syifa masih menangis di kamarnya, Erlinda kecil mengusap usap kepala Syifa, "sabar ya de, ". Syifa menoleh tidak tahu siapa yang ada di hadapan nya.

Satu minggu berlalu, keadaan di rumah Syifa sedikit demi sedikit sudah membaik, Pak Sasmitho duduk di ruang tamu bersama Syifa, ibu Ningsih dan Erlinda,

" Syifa, mulai sekarang ibu Ningsih ini adalah ibu kamu, kamu harus menghormati dia, "

Syifa menengok ke bu Ningsih, senyum bu Ningsih membuat Syifa takut

"Syifa ibu aku orangnya baik" kata Erlinda, Erlinda usianya sudah delapan tahun mungkin sedikit lebih paham.

"Ningsih, kamu juga harus mencintai dan menyanyangi Syifa seperti kamu menyanyangi Erlinda" Kata pak Sasmitho berharap keluarganya rukun

"iya mas tentunya," jawab bu Ningsih

"Erlinda, kamu juga harus sayang sama Syifa, dia juga adik kamu"

"Insya Allah yah, " Erlinda memeluk Syifa,

Bu Ningsih merasa kesal dengan kelakuan anaknya,

"ya sudah bapak mau kerja dulu"

Pak Sasmitho berpamitan, mereka mencium tangan tangan pak sasmitho, pak Sasmitho mengusap usap rambut Syifa.

Setelah pak Sasmitho tak terlihat dari rumahnya, bu Ningsih langsung menyuruh Syifa mencuci piring" Syifa kamu cuci piring, ibu ke warung sebentar ". Syifa mengangguk.

"Syifa ayo kita cuci piring bareng" sahut Erlianda

"Erlinda kamu ikut ibu ke warung",

"tapi bu"

"udah ayoo" Bu Ningsih menggandeng tangan Erlinda, melangkah menuju keluar rumah. Erlinda menoleh ke Syifa dengan rasa iba.

...***...

Diwarung tampak ibu-ibu sedang berbelanja,seperti pada umumnya ibu ibu mereka bergosip" eh jeng, kasihan ya sama almarhum bu Setya, sakit tapi suaminya nyantol sama janda" kata bu Rima

"iya emang dasar laki laki tak tahu malu, bu Setya tekanan batin banget kan" sahut bu Ninid

Bu Yanti menyenggol tangan bu Rima, memberi kode kalau bu Ningsih sedang berjalan menuju warung"

"selamat pagi ibu" Sapa bu Ningsih

"selamat pagi bu Ningsih" jawab mereka

"silahkan bu Ningsih belanja di tempat saya, semua barang untuk kebutuhan ada" promosi pemilik warung

" bawang merah, bawang putih, cabai, setengah ya bu, terus minyak goreng satu liter, beras 20 kg" kata bu Ningsih

Erlinda melihat ibunya berbelanja,

"bu Ningsih kok yang diajak ke warung cuma Erlinda, Syifa mana' tanya bu Rima

"oh Syifa tadi dia tidak mau, katanya dirumah saja"

Erlinda memilih jajan, "bu Erlinda beli coklatnya dua yach"

"Erlinda cukup satu saja kamu barengan sama Syifa, "

Erlinda meletakan coklatnya lagi,

"Ngirit banget buat anak bu, coklat cuma Dua ribu perak" kata bu Rima

"berhemat bu, bentar lagi mereka sekolah, butuh biaya banyak, yach jajan anak anak yang dikurangi"

"iih begitu, berarti nanti Syifa masuk Tk"

Bu Ningsih mengangguk saja.

****

Syifa di dapur menuci piring, namun dia tidak terbebani dengan kerjaan itu, mencuci piring dan bersih bersih rumah sudah terbiasa Syifa lakukan apalagi setelah ibunya sakit, Syifalah yang selalu beres beres.

"prraaaak,,,, ", suara piring jatuh

Bu Ningsih yang sudah pulang dari warung langsung marah, " Syifa kamu gak becus si, cuci piringnya, di pecahin lagi, "

"maaf bu Syifa gak sengaja"

"Dasar kamu yach" bu Ningsih mencubit tangan Syifa,

"Maaf bu Syifa gak sengaja" rengek Syifa

"bu sudah bu kasihan Syifa sakit" Erlinda mencoba melerai

"udah sana kami pergi, tapi inget kamu gak dapat jatah makan"

Syifa menangis berlari ke kamar, Erlinda nampak sedih melihat perlakuan ibunya. Erlinda masuk ke dalam kamar Syifa, Kamar kecil hanya ada kasur lantai, lemari yang sudah usang, Erlinda melihat Syifa termenung, menghadap jendela,

"Syifa, ini coklat tadi ibu yang beli, kita bagi berdua yach" Erlinda membagi coklat menjadi dua bagian, Syifa menerima coklatnya dan langsung memakannya, tak terasa air mata Syifa jatuh ke pipi,

"kamu pasti kangen sama ibu kamu kan"

Syifa mengangguk sambil mengusap air matanya, Erlinda memeluk Syifa, "Syifa aku ini kakakmu, kalau ada apa apa, aku yang akan membela kamu, kamu tidak sendirian sekarang, mungkin ibu belum bisa membagi cintanya ke kamu, tapi aku yakin suatu saat nanti pasti ibu akan sayang sama kamu" tanpa bersuara Syifa hanya mengangguk saja,

"Syifa kakak kelaur dulu yach" Erlinda kelaur dari kamar Syifa, Syifa masih melanjutkan lamunananya,

"ibu ,Syifa kangen ibu, " Syifa menangis tersedu sedu

Syifa membayangkan bagaimana dulu ibunya Sangat mencintainya, kini dia harus hidup tanpa kasih sayang kandung

Pilih Kasih

Matahari terbenam begitu cepat, waktu menunjukan jam delapan malam, bu Ningsih mondar mandir, di ruang tamu, pikirannya tak tenang, dia bolak bali melirik jam dindingnya, " sudah malam begini kenapa mas Sas belum pulang yach, apa dia lembur, tapi dia baru pertama kerja" gumam bu Ningsih

"tok,,, tok" suara pintu diketuk

Bu Ningsih membuka pintu" Mas kok baru pulang "

Pak sas langsung masuk kedalam , tanpa menjawab pertanyaan istrinya, duduk di kursi tamu

"mas lembur atau bagaimana"

" aku lembur ning, rasanya capai sekali, "

"kerja ya capailah, mas ini gimana si"

"ning tolong buatkan kopi"

"iya mas, mas mandi dulu biar badan segar"

Pak Sasmitho mengambil handuk, lalu mandi bu Ningsih membuatkan kopi.

Lima belas menit kemudian Pak Sasmitho sudah rapi dan terlihat segar,duduk di kursi ruang makan

"ini mas kopinya, diminum selagi hangat" Bu Ningsih menyodorkan Segelaa kopi

Pak sas menyeruput kopi, 'bagaimana anak anak ning, Erlinda dan Syifa tidak bertengkar kan, "

"mereka baik baik saja mas, cuman ya itu Syifa gak mau makan, malah tuh piring sengaja dipecah"

Pak Sasmitho terkejut, "gak mungkin Syifa seperti itu"

"jangan belain anak yang salah mas"

"besok biar mas nasehati Syifa"

"oh iya mas, sebentar lagi tahun ajaran baru, Erlinda harus masuk sekolah mas, butuh uang untuk beli sepatu tas dan seragam, gak mungkin kan Erlinda pakai seragam lama, sekolahnya kan udah beda"

"ya nanti kalau gajian, kamu juga besok tanya ke Fani dia kan guru Tk disini, berapa biaya untuk masuk Tk"

"masuk Tk mas, Erlinda kan sudah kelas 3 mas"

" bukan erlinda tapi Syifa, dia juga harus sekolah, lihat teman temanya, merek semua sekolah, "

Bu Ningsih kecewa dia punya ide agar Syifa tidak sekolah " mas Syifa tahun depan langsung kelas 1 saja, sekarang jangan sekolah TK dulu, biar kita gak ngeluarin uang banyak, mas kan baru kerja"

"ya sudah lah terserah kamu saja, Ning mas Pijiti capek"

"iy mas"

...****...

Syifa di kamar merasa lapar, karena dari siang dia tidak makan, Syifa mengendap endap mencari makanan di Dapur, di meja hanya ada paha ayam satu dan nasi sedikit, Syifa menikmati makan malam dengan ketakutan, tiba tiba Syifa dikagetkan dengan suara bu Ningsih "enak ya kamu Syifa, makan jatah Erlinda, "

"maaf bu Syifa lapar" dengan gemetaran,

"maaf maaf besok kamu gak dapat jatah jajan, paha ayam Erlinda kamu makan"

Syifa menangis, ingin rasanya dia memuntahkan makanannya

"ada apa si ini malam malam ribut" pak Sasmitho yang kaget dari tidur

"ini Syifa mas, dia lapar, sudah dibilang nasinya tinggal sedikit dia malah ngeyel mau nambah lagi dari tadi siang disuruh makan gak mau"

"ya udah lah, Syifa cepat kamu tidur'

"baik yach, " Syifa meletakkan piring, lalu cuci tangan, dia masuk ke kamar untuk tidur.

...*******...

Ayam berkokok, suara Adzan terdengar merdu, Syifa sudah bangun lalu sholat, membersihkan tempat tidurnya, Syifa melihat foto ibunya " bu Syifa kangen sama ibu"

Bu Ningsih juga sudah bangun, membuka pintu kamar Syifa, "fa bantu ibu, ngupas bawang"

"iya bu" Syifa langsung pergi ke dapur. Syifa melihat beraneka jajan sudah matang, ada risol ada putu ayu dan lainnya" wah ibu yang memasak ini semua"

"iya fa mau dijual, kamu ikut ibu ke pasar jualan jajan'

"iya bu"

Syifa dengan senang hati membantu ibu Ningsih, jualan mereka sangat laku, jam tujuh pagi sudah ludes"fa ibu beli bubur ayam dulu buat Erlinda kamu tunggu disini yach" Syifa mengangguk.

Beberapa menit bu Ningsih sudah kembali, "ayo fa kita pulang", Syifa dan bu Ningsih pulang jalan kaki, lima belas menit mereka sudah sampai, Erlinda sedang duduk di halaman rumah

"ibu,,, syifa" kalian dari mana

"ibu dari pasar Lin, jualan jajan, fa perkakasnya kamu taruh didalam sekalian dicuci" Syifa hanya menurut saja

"ini Lin ibu belikan bubur ayam, dimakan mumpung masih hangat, ibu mau ke warung dulu"

"iy bu"

Bu Ningsih pergi, Erlind masuk ke dalam, melihat Syifa sedang mencuci" Fa mba bantu yach"

"gak usah mb, nanti ibu marah"

"kamu sudah makan belum"

Syifa Mengelengkan kepalanya,

"kita makan buburnya barengan mumpung ibu ke warung, kamu duduk fa"

Syifa duduk, Erlinda mengambil dua mangkuk, lalu membagi bubur itu, "ayo fa kita makan pasti enak". mereka berdua makan" buburnya enak mb"

...****...

Diwarung pojok biasa ibu ibu belanja dengan ngrumpi.

"bu Ningsih tadi jualan apa di pasar", tanya bu Rima

" jualan jajan pasar bu, buat nambah nambah penghasilan, mas Sas baru mulai kerja kebutuhan banyak bu"

" Syifa nanti TK dimana" tanya bu Yanti

"gak tahu lah bu Syifa nya gak mau sekolah"

...*****...

Tahun ajaran baru dimulai, Erlinda mengenakan seragam merah putih, sepatu hitam, Syifa hanya melihat

"Duh anak ibu sekarang sudah sekolah lagi, " Bu Ningsih merapikan seragam Erlinda

"bu kenapa Syifa gak sekolah"

" Syifa masih kecil, tahun depan baru sekolah"

"kamu tunggu disini ibu mau ambil tas dulu", Erlinda mengangguk.

Syifa mendekati Erlinda, " mb Linda cantik sekali "

Erlinda tersenyum, "Fa nanti malam kalau ibu tidur, mb ajaran kamu menulis, membaca, mewarnai yach"

"bener ya mba" Syifa sangat bahagia

"ayo Linda kita berangkat" ajak bu Ningsih. " oya Syifa,, tolong kamu anterin pesanan bu Yanti dan Bu Rima, bu Yanti di plastik hitam, bu Rima di plastik putih.

"baik bu"

Bu Ningsih mengantar Erlinda ke sekolah, Syifa mengantar pesanan bu Yanti dan Bu Rima, Ditengah jalan Syifa berhenti di gedung bertuliskan Taman Kanak-kanak, Syifa melihat mereka bermain, bu Yanti melihat Syifa " Syifa kamu lagi apa"

"oh bu Yanti,"

"kamu mau nganterin pesanan ibu yach"

"iya bu ini,"

" Syifa sekolah itu seneng loh, kok kamu gak mau sekolah si"

"kata ibu aku sekolah nya tahun depan, ibu bilang Syifa harus bantu bantu dulu"

Bu Yanti Mengelengkan kepalanya, " oh begitu yach, sekarang kamu pulang"

"nanti bu, nganterin pesanan bu Rima dulu"

"Sini punya bu Rima biar ibu yang bawa, kamu pulang yach"

'iya bu, terima kasih yach bu" Syifa langsung pulang, Bu Yanti meneteskan air mata melihat Syifa " ya allah kasihani sekali Syifa "

...****...

Syifa sudah sampai dirumah, dia melihat ayahnya di rumah, "assalamualaikum"

"wa'alaikum salam" jawab ayah

"ayah hari ini dirumah"

"iya ayah libur fa,kamu dari mana fa"

"Syifa disuruh ibu nganterin pesanan bu Yanti sama bu Rima, yah kenapa si ibu pilih kasih"

"pilih kasih"

"iya yach mb Linda boleh sekolah tapi syifa tidak boleh, kalau ada makanan kata ibu untuk Er Linda, Syifa jarang di kasih.

Pak Sasmitho langsung memeluk Syifa" maafin ayah ya Syifa"

Pak Sasmitho meman tahu kalau istrinya itu pilih kasih, apa lagi semua tetangga selalu mengadu tentang perlakuan Ningsih ke Syifa, Namun nasi sudah menjadi bubur, tidak mungkin dia menceraikan Ningsih.

"

Syifa Dewasa

Hari hari telah berlalu begitu cepat, Syifa kecil sekarang tumbuh menjadi gadis cantik. Dia mengayuh sepedanya untuk mengantar kue ke warung langganan di pasar dan Erlinda juga tumbuh dewasa, Bedanya sekarang dia bekerja menjadi staf di perusahaan ternama.

Erlinda sedang bercermin, dia mengenakan setelan formal untuk ke kantor. Bu Ningsih melihat putrinya, begitu bangga dan kagum

"putri ibu, sekarang sudah menjadi gadis cantik yach"

"ini semua perjuangan ayah dan ibu, dan juga Syifa bu"

"gak usah bawa bawa Syifa, dia kan cocok jadi tukang kue"

"ya gak gitu dong bu, "

"sudah lah kamu selalu bela Syifa" Bu Ningsih marah lalu pergi meninggalkan Erlinda

Erlinda menghempaskan nafasnya" sampai kapan si ibu mau menerima Syifa" gumam Syifa.

...******...

Di pasar sangat ramai, Syifa masih mengantar pesanan kue,

"ini bu " menyodorkan kardus yang berisi kue ke bu Yani

bu Yani menerima kardusnya " total semua berapa fa"

"semua dua ratus tiga puluh ribu bu"

Bu Rima datang " masih betah kamu fa jualan kue"

"eh bu Rima, iya bu"

"dikasih berapa kamu sama bu Ningsih"

Syifa hanya tersenyum,

 " Syifa " teriak Erlinda dari dalam mobil

Syifa menoleh, lalu berlari ke arah Erlinda

"ada apa mba"

Erlinda turun dari mobil, dan menyodorkan paper bag yang berisi handphone.

" ini buat kamu"

"handphone mba" Syifa kaget

"kemarin mba dapat bonus, mba inget kamu gak punya hp, jadi mba beliin hp buat kamu"

"gak usah mba, kasih ke ibu saja"

"tapi Syifa"

"sudah siang lebih baik mba berangkat"

"ya udah, mba berangkat dulu, tapi hpnya Fa"

"disimpen aj mb"

Akhirnya Erlinda pergi kerja, Syifa kembali ke warung untuk mengambil uang. Bu Yani dan Bu Rima yang dari tadi memperhatikan langsung,

"Fa, tuh lihat kakak tiri kamu, kerjanya enak, udah punya mobil kamu kok kayak gini terus fa, s" celoteh bu Rima

"Fa, kalau kamu punya kesempatan bekerja lebih baik kamu kerja, itu kan buat masa Depan kamu juga" Sahut bu Yani, "ini uangnya, kamu hitung dulu"

Syifa menghitung uang, tiba-tiba dari seberang jalan terdengar ramai,

"pencopet kamu yach,"

"ayoo pukul"

Syifa, bu Yani dan Bu Rima langsung berlari.

"ada apa" Tanya bu Rima

"ini bu ada copet, makan sudah gak mau bayar, nyopet lagi" jawab seorang pria bernama bertubuh kekar

Syifa menoleh dan ada perasaan iba melihat pemuda yang habis dikroyok warga, pipinya merah, pelipis berdarah, tangannya luka, Syifa mendekati pemuda tersebut" mas gak papa"

Pemuda itu hanya menggelengkan kepalanya.

" Dia makan habis berapa pak"

"kamu mau bayarin dia Fa" tanya bu Yani

"ini pak uang seratus buat bayar dia makan, dia belum sempat nyopet kan pak"

Pria itu langsung mengambil uang seratus ribu ditangan Syifa, "sudah ini cukup, kita bubar semua nya"

mereka bubar hanya tertinggal Syifa dan Dika, pemuda tersebut bernama Dika.

"mas, kita berobat ke klinik yach'l"

Dika mengangguk, lalu Syifa memapah Dika, mereka berjalan ke klinik terdekat, Seorang bidan memeriksa kondisi Dika,

Silahkan duduk mas,Dika duduk,Syifa ikut duduk di samping Dika.

"ini obat untuk pereda nyeri, luka dipelipis kamu gak papa"

"terima kasih bu, semua berapa bu"

"lima puluh ribu"

"ini dong"

Dika dan Syifa berpamitan,

"terima kasih kamu udah nolong aku" kata Dika

"gak papa mas" jawab Syifa

"nama kamu siapa" Dika menyodorkan tangan untuk berkenalan

"aku Syifa mas"

"aku Dika"

"maaf mas aku pulang duluan, masih banyak kue yang aku antar"

Dika tersenyum dan melihat Syifa pulang gadis sederhana dengan pakaian yang yang biasa, berhati mulia.

...**********...

Erlinda sudah sampai di kantor, dia merapikan mejanya,.

"Linda" sapa seseorang

"oh pak Elvan, selamat pagi pak"

"selamat pagi, berkas yang kemarin saya minta sudah siap'

"iya pak sudah, "

"nanti kamu bawa ke ruangan saya"

"iya pak,

Pak Elvan menejer umum di perusahaan tersebut, dia sangat tampan, bak artis Korea

"hustt Lin, pak Elvan sepertinya naksir kamu deh" Ledek Vera teman kantor Erlinda

"mana mungkin suka" jawab Erlinda

"tatapannya itu loh Lin"

"udah aku mau keruangan pak Elva Dulu"

Erlinda mengetuk pintu,

"masuk" kata pak Elvan

"maaf pak, ini berkasnya pak"

Pak Elvan langsung memeriksa berkasnya, " ya udah ini betul semua"

"Saya permisi dulu pak"

"tunggu Lin, jam istirahat nanti kamu makan dimana"

"saya pak, saya biasa dikantin kantor pak, sama Vera"

"nanti siang tolong kamu temenin aku makan"

"nanti siang pak, baik pak, saya permisi"

Linda keluar dari ruangan Elvan dengan hati yang bahagia, dan senyum senyum sendiri

"ver,,, verraaa, aku seneng banget"

"ada apa si" ledek Vera

"nanti siang pak Elvan ngajak aku makan bareng"

"serius Lin, udah gue tebak Pak Elvan naksir elu"

Erlinda tersipu malu malu,

...*********...

Syifa sedang melamun di ruang keluarga,didepan Syida TV menyala, Syifa sedang berpikir "apa aku kerja saja yach, biar dapat uang sendiri"

"fa,,,, Syifa Syifffa"

Teriakan ibu Ningsih membangunkan lamunana Syifa, "ada apa bu"

"setoran kue ibu cuma dapat segini saja" Bu Ningsih menunjukan uangnya

"maaf bu Syifa tadi pakai buat berobat"

"berobat, kamu sakit"

"bukan Syifa bu, tapi tadi ,,, "

"tadi apa,, sudah kamu genepi uang ibu, uang ini buat mgangsur mobil Erlinda, "

"maaf bu""

Ayah Sasmitho pulang, "ada apa si bu, siang siang ribut saja"

"Mas sudah pulang, ini mas anak kamu, setoran kue ibu kurang, gak tahu buat apa sama dia"

Pak Sasmitho duduk di samping Syifa, "Fa tolong buatkan ayah kopi"

Syifa langsung ke dapur, Bu Ningsih mendekati Pak Sasmitho" mas kamu tuh harus selalu membekas Syifa dari dulu"

"dia putriku sudah sewajarnya aku membela dia dari dulu kami pilih kasih, "

"siapa yang pilih kasih mas"

"Ning, Linda dan Syifa sudah dewasa jangan terus terus kamu pilih kasih dengan mereka berdua"

Syifa mendengar percakapan ayahnya dan bu Ningsih, dia mendengar kan dari balik pintu kopi yang dibuat masih dipegang di tangan

" Ning, sebaiknya kamu perlakukan Syifa seperti anak kandung sendiri, sejak ibunya meninggal, Syifa kesepian, dari kecil kamu selalu menganggap Syifa orang lain, sebagai ayahnya saya juga sakit"

" Kenapa si mas akhir akhir ini kamu selalu membela Syifa"

"apa kami tidak merasa bersalah Ning, siapa penyebab Setya sakit dan meningga"

"itu hanya masa lalu mas, gak usah diungkit"

"iya itu memang masa lalu dan Syifa kecil tidak pernah tahu, tapi sekarang beda, Syifa sudah dewasa, dia pasti akan mencari tahu kenapa ayahnya menikah dengan kamu"

"sudahlah mas, kalau gak ada yang kasih tahu mana mungkin Syifa tahu, kalau ibunya sakit karena kepikiran ayahnya punya istri lagi di tanah rantau"

"di masa tua ku, aku ingin menebus kesalahan ku sama Setya, aku ingin membahagiakan Syifa, ada saja dulu aku tidak tergoda dengan kamu Ning, mungkin aku sedang hidup bahagia dengan Syifa dan Setya, karena aku Ning, Setya sakit, uang yang harus aku kirimkan untuk Syifa justru aku berikan ke kamu, disini Syifa dan Setya entah bisa makan daria mana, kalau Syifa tahu ini Ning hatinya pasti sangat sakit"

Prakkkk terdengar gelas jatuh di lantai, Pak Sasmitho dan Bu Ningsih mencari sumber suara, "Syifa" suara pak sas dan bu Ningsih

Syifa yang masih berdiri di belakang pintu, dan tetesan air mata sudah membasahi pipi, "jadi itu kenyataanya yah dan kamu bu Ningsih kamu hanya pelakor yang sudah menghancurkan ibu aku"

Plakk tangan bu Ningsih mendarat di pipi Syifa, "kamu gak tahu apa apa Syifa"

Syifa terus memegangi pipinya, Pak Sasmitho memeluk Syifa" Syifa maafkan ayah nak"

Syifa melepaskan pelukan ayahnya, "maaf, apa kalian bisa mengembalikan ibuk, ayah tahu bagaimana ibu bercerita tentang ayah, dia bilang ayah kerja untuk Syifa , ibu bilang ayah orang yang paling baik ayah tahu Syifa ikut ibu memulung sampah, ayah tahu Syifa selalu makan sisa orang, tapi dirantau ayah sedang bahagia"

Syifa langsung pergi keluar rumah entah kemana tujuannya, Hati pak Sasmitho bagai tersambar petir, air matanya terurai, akhirnya kini Syifa tahu tentang ayahnya,

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!