"Haloo... Aku Lora dan aku dari Kabupaten Hanan." Suara serak dan sedikit tegas mengalun di bawah langit malam dengan altar tempat ia terus melangkah.
Trash
Suara rotan yang bertemu dengan kulit menggema setelah gadis itu berbicara. Tak ada suara kesakitan dari gadis itu, dia hanya terus berjalan.
"Lebih lembut Alora!! Kamu ngerti nggak!! Jalan jangan ngangkang seperti itu, lebih anggun." Suara bas pria mengganti suara gadis itu.
Gadis bernama Alora itu hanya mengangguk dan memulai lagi belajar perkenalan. Ia memperbaiki langkah kakinya dan mulai berjalan lebih santai dan anggun seperti yang dikatakan oleh buku itu.
"Halo... Aku Lora. Aku dari Kabupaten Hanan. Aku anak bungsu dari dua bersaudara dan ayahku seorang menteri perdagangan di Hanan. Ayah mengatakan bahwa aku di utus Raja untuk datang kekaisaran ini karena disini aku akan bertemu dengan banyak teman." Gadis itu tersenyum dengan menampilkan giginya.
Dia berjalan dengan riang dan tempo yang lebih anggun.
"Lakukan seperti itu. Ubah kebiasaan mu."
.
.
Titah kekaisaran membawa ketakutan bagi kerajaan yang berada di bawahnya. Masyarakat mewanti wanti dan takut keluar terutama anak gadis yang berumur diatas tujuh belas tahun.
Kaisar memberikan titah untuk lima kerajaan wajib mengirim seorang gadis untuk dijadikan Putri mahkota, tapi yang jadi masalahnya keempat pangeran belum ada yang di tunjuk menjadi putra mahkota.
Simpang siur banyak yang mengatakan bahwa pangeran pertama yang akan jadi putra mahkota dan yang jadi masalahnya lagi, putra mahkota telah memiliki Istri!!
Kekaisaran menguasai lima kerajaan yaitu Kerajaan Jin, Kerajaan Tian, Kerajaan Ming, Kerajaan Han, dan terakhir Kerajaan Lang.
Setiap kerajaan bebas mengirim gadis tapi yang perlu diingat bahwa gadis ini harus baik dan dari keluarga yang baik baik tanpa ada latar belakang pemberontak dan koruptor.
Dan kembali terpikir, Kaisar memiliki empat putra tapi kerajaan akan mengirim lima orang gadis. Apakah ada satu orang gadis yang akan di pulangkan?
.
.
Jalan utama di ibu kota kekaisaran begitu meriah pagi ini. Rakyat rakyat kecil mengerubungi jalan melihat kereta kereta mewah dari kerajaan lain yang datang.
Yang terpenting, salah satu dari gadis di dalam kereta itu akan menjadi putri mahkota dan itu berarti mereka akan jadi pemaisuri kaisar.
"Aku tidak pernah terpikir bahwa ayah akan tega mengirim ku kesini." ucap gadis yang memakai baju biru gelap itu. Dia di poles sangat cantik tapi wajahnya mengirimkan tanda tanda kekesalan.
"Raja ingin anda mendapatkan suami yang baik, Putri Kairi." Ucap pelayan kecil yang duduk disebelahnya.
"Apa baiknya di sana." Putri Kairi melihat istana megah kekaisaran di depan sana dengan pandangan dalam.
"Semua penuh kebohongan. Aku tidak menyangka akan masuk ke sangkar yang lebih buruk dari kerajaan Jin." Gadis itu memutar bola mata malas.
Pelayan disamping Putri Kairi hanya bisa terdiam.
Di kereta belakang ada seorang Putri anggun yang melihat keluar dengan senyuman tipis. Pikirannya jauh melalang buana.
"Apakah nasib burukku akan berubah disini?" gadis itu bertanya dengan dirinya sendiri. Perjalanan yang jauh dari kerajaan Lang kesini benar benar menghabiskan bekal mereka. Bukan karena tidak siap tapi sang putri seperti di usir dari kerajaan Lang.
"Semua akan lebih baik di sini putri. Jika anda bisa menjadi salah satu istri pangeran maka anda akan hidup lebih baik." pelayan kecilnya bicara.
Dia adalah putri Syaru dari kerajaan Lang, kerajaan yang paling jauh dari kekaisaran.
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
Salam hangat dari author
Di kereta selanjutnya ada gadis dengan wajah cantik melihat keluar dengan sebuah senyuman manis. Ia kesini untuk menjadi istri dari pangeran dan berapa berharganya menjadi wanita itu.
Gadis ini memakai baju kuning cerah dengan banyak hiasan di badannya. Dia ada lah Putri Hawa dari kerajaan Tian yang merupakan kabupaten paling kaya antara kabupaten yang lain.
"Meskipun tidak semewah di kerajaan Tian tapi disini memiliki rakyat yang ramai dan damai." ucap Putri Hawa.
"Benar putri, saya merasa ibu kota benar benar makmur." Pelayan kecilnya juga tersenyum melihat keluar.
Di kereta nomor empat, ada Putri Warsi dengan gaun biru terang dan ia berasal dari kerajaan Ming. Putri Warsi hanya diam sedari tadi dengan wajah yang dingin tanpa senyum sedikitpun, seakan akan ia akan masuk ke neraka bukan istana megah kekaisaran.
Siapa yang tidak tau bagaimana misteriusnya istana belakang kekaisaran.
Di kereta terakhir ada gadis manis yang mengeluarkan kepalanya melihat ke arah rakyat ibu kota. Dia melambai lambai tangan nya pada orang lain di luar sana.
"Akhirnya aku bebas dari penjara yang dibuat ayah!!!" Dia berseru dengan lantang sambil tersenyum.
Wajah natural dengan hiasan rambut yang bergerak seiring gerak kereta membuat gadis itu tampak berbeda di bawah cahaya matahari. Dia seperti gadis sejati yang baru keluar dari kurungan.
Dia adalah Lora yang merupakan anak seorang menteri perdagangan dan bukan seorang Putri dari kerajaan Han.
Kerajaan Han memiliki enam putri tapi semua telah menikah hingga akhirnya mereka memilih salah seorang gadis dari menteri perdagangan yang adil.
Dalam titah kaisar juga tidak di katakan bahwa setiap kerajaan harus mengirim seorang Putri. Tapi bukankah akan lebih susah untuk Lora naik ke kursi Putri mahkota.
.
.
"Halo... Aku Lora dari kabupaten eh maksudnya dari kerajaan Han. Kamu siapa?" Lora berjalan mendekati Putri bergaun kuning dengan langkah riang, dia tidak memiliki pelayan disampingnya jadi dia bebas kesana kemari.
Putri Hawa terkejut melihat putri dari kerajaan lain menyapanya.
"oh hai.. aku Putri Hawa dari kerajaan Tian." ucap Putri Hawa tak kalah ramah. Lalu ia mengeluarkan satu buah permen dari kantong kecil dan ia berikan pada Lora.
"Untukku? terima kasih." Lora menerima dengan senang hati, lalu ia membuka kertas permen itu dan melemparnya sebelum memakan.
Orang orang yang memperhatikan itu pun terkejut melihat apa yang di lakukan Lora. Apakah seorang Putri bertingkah seperti itu??
Putri Warsi yang melihat hal itu pun datang mendekat dan ingin berkenalan dengan Putri aneh itu.
"Aku Putri Warsi dari Kerajaan Ming. Apakah kamu mau berteman denganku?" Putri Warsi meskipun dingin tapi ia memberikan kesan baik pada Lora yang membuat gadis itu mengangguk.
"Kamu tidak punya pelayan?" tanya Putri Hawa ketika melihat Lora tidak diikuti seorang pun.
"Ayahku pelit, mana mau dia menyewa pelayan untukku." ucap Lora dengan cemberut.
Putri putri yang ada disana pun mengerutkan kening melihat Lora, apakah Kerajaan Han itu miskin? hingga rajanya tidak memberikan pelayan untuk putrinya.
"Aiss.. kalian jangan salah paham dulu. Sebenarnya aku hanya anak menteri dari kerajaan Han. Keenam putri raja sudah menikah jadi dia mengutusku untuk datang kesini." Ucap Lora sambil menggoyang gaun merah muda ke kiri dan ke kanan.
Akhirnya, setelah cukup lama menunggu seorang Kasim datang membawa mereka yang sedari tadi berdiri di bawah tangga menuju istana.
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author
"Selamat datang para Putri Putri, Saya Kepala pelayan Harum yang akan menjaga kalian selama satu bulan ke depan." Ucap wanita paruh baya yang tampak memakai pakaian rapi.
"bibi... Apa yang akan kita lakukan selama sebulan disini?" tanya Lora sambil mengangkat tangannya.
Kepala pelayan pun menyerngit dahinya melihat tingkah putri yang satu ini. Biasanya melihat putri yang selalu bertata dan lemah lembut lalu melihat Lora yang benar benar seperti rakyat biasa membuat ia ingin mengajarkan tata Krama pada putri satu ini.
"Para Putri akan melakukan pendekatan dengan para pangeran selama satu bulan dengan persyaratan akan bertemu dari saat jam makan saja selebih itu kami akan memberikan jadwal kegiatan yang akan dilakukan para Putri." Kepala pelayan menjelaskan dengan tetap tersenyum formal.
"Jadi kami akan makan dengan pangeran setiap jam makan?" Kini giliran Putri Kairi yang bertanya. Meskipun bertanya dengan nada sopan tapi nada sinis sedikit terdengar dari suaranya.
"Iya. Dan bukan hanya itu kalian akan makan dengan para Putri kaisar dan terkadang juga bersama Kaisar dan Pemaisuri."
Para Putri pun saling pandang memikirkan apa yang akan terjadi di dalam istana besar nan megah itu.
"Apakah masih ada pertanyaan?" karena diam yang cukup lama akhirnya Kepala pelayan mengajukan pertanyaan balik.
"Setelah semua ini apakah kita boleh pulang?" Tanya Lora dengan nada polos.
"Tentu saja tidak! Jelas kamu datang kesini buat jadi istri pangeran." Putri Kairi tanpa sadar sedikit meninggikan suaranya.
"Ma..maaf aku tidak tau." ucap Lora dengan suara yang hampir terdengar berbisik dan dengan wajah ketakutan.
Kepala pelayan menjadi paham, Lora terlalu dimanja oleh keluarganya hingga ia terbiasa berbicara tanpa di pikir dahulu. Mengajar Putri manja ini akan menjadi pr untuk kepala pelayan.
"Bicara yang baik. Kamu menyakiti hatinya." Meskipun Putri Warsi pendiam tapi ia tidak tahan melihat Lora sedih.
"Aku minta maaf." Ucap Putri Khairi dengan nada tulus sambil mengangkat tangan.
"Tidak apa apa, aku yang terlalu banyak bicara. Ayah selalu mengatakan bahwa aku harus memikirkan dulu perkataan ku sebelum bicara." Ucap Lora dengan menunduk menyalami tangan Putri Kairi.
"Setelah waktu satu bulan kami akan mengirim undangan resmi ke keluarga Putri sekalian untuk datang istana kekaisaran dan pada saat itu Putri bisa bertemu dengan keluarga." Kepala pelayan menjelaskan setelah kedua putri saling meminta maaf.
Dari penjelasan Kepala pelayan jelas bahwa mereka tidak bisa kembali lagi saat masuk ke dalam istana megah itu.
"Baiklah karena waktu hampir menunjukkan waktu makan siang dan putri perlu beristirahat maka kita akan langsung masuk ke kamar Putri sekalian." Kepala pelayan berjalan terlebih dahulu.
Para Putri pun berjalan mengikuti Kepala pelayan dengan pelayan mereka membawa kotak baju mereka berbeda dengan Lora yang membawa kotak bajunya sendiri.
Setelah berjalan cukup jauh dan menaiki tangga yang banyak, akhirnya mereka sampai di sebuah istana samping yang terdiri banyak kamar.
"Putri Putri bisa memilih kamar masing masing. Kami menyediakan beberapa pakaian yang wajib digunakan ketika belajar nanti. Untuk kegiatan selanjutnya akan saya sampaikan setelah makan siang. Saya akan kembali untuk memanggil putri buat makan siang. Putri putri bisa istirahat." Kepala pelayan menunduk lalu undur diri pergi.
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!