“ Viina, Knp dia bisa di rumahmu? Andre Guo kenapa dia bisa di rumahmu ?” suara Desta Chu bergetar dengan wajah marah menunjuk ke pria lain di sampingnya.
Dia benar-benar tdk ingin percaya kalau dia menerima pesanan antar makanan untuk calon istrinya sendiri dan berniat memberi kejutan tapi pada ahirnya ketika membuka pintu rumah, dia melihat pria lain di dalam rumah. Apalagi dia kenal dengan pria ini, pria bernama Andre pria yang jaraknya lebih tua empat tahun darinya.
Pada saat ini Andre menatap Desta dengan tatapan merendahkan seperti sedang melihat badut saja.
Sedangkan Vina Chen, tidak ada ekspresi bersalah sama sekali di wajahnya, dia malah menatap Desta dengan tatapan jijik, dia membuka mulut dan memaki,
“Sampah tidak berguna, teriak apa kamu itu! sudah merasa hebat ya? aku saja belum protes atas tindakanmu, kamu malah teriak marah duluan hah?”
“Siapa yang menyuruhu jadi pengantar makanan hah? Aku dari dulu sudah bilang ke kamu jangan jadi pengantar makanan lagi. Tapi kamu masih saja melakukan pekerjaan memalukan ini?”
“Jangan-jangan kamu tidak tahu apa yang dinamakan memalukan ya?!”
“Pengantar makanan, apanya yang memalukan?”
Desta mengeratkan kepalan tangannya dan menggertakkan giginya. Desta tidak mengerti kenapa begitu merendahkan pekerjaan sebagai pengantar makanan. Dia ini menghasilkan uang dengan usaha dan kerja kerasnya sendiri, juga bukan merampok atau mencuri.
“Plakkk!!”
Tamparan yang segar dengan mantapnya jatuh di wajah Desta.
Sakit yang masih panas terasa di wajah Desta.
“Dasar sampah kamu ya! dan masih saja berani berdebat!” wajah Vina penuh dengan kemarahan.
“Sama-sama prianya. Tapi Kakak Andre dengan umur yang masih muda sebulan bisa punya penghasilan seratus juta. Sedangkan kamu, setiap hari bekerja dari pagi sampai malam, penghasilan setiap bulan tidak sampai sepuluh juta.”
“Dan kamu masih bilang kalau pekerjaan mengantar makanan tidak memalukan?” maki Vina. Dia merasa memaki Desta belum cukup meredakan amarahnya jadi dia pun mengambil kotak makanan yang ada di tangan Desta. Membuka kotak makanannya dan menumpahkan makanan itu ke wajah Desta.
Air sup dari makanan itu dan juga taburan sayuran dan lauknya begitu saja mengalir dan membasahi seluruh tubuh Desta.
“Apa sekarang sudah tahu namanya malu?” Vina menggeram marah.
Desta hanya tersenyum kecut dan berdiri di depan pintu.
Dia tidak menyeka sayuran dan air sup itu dan malah membiarkan sup itu mengalir dari kepala sampai kakinya.
Dia tidak menyangka setelah tiga tahun masuk di keluarga Chen. Pada akhirnya malah mendapatkan akhir cerita semacam ini.
Sebagai calon suami Vina. Dia tidak pernah melakukan satu pun kesalahan kepada Vina, dia juga berusaha dan mengeluh sendiri. Dia menghasilkan uang atas kerja kerasnya sendiri dan tidak pernah mengambil satu peserpen uang dari keluarga Chen.
Tapi semua anggota keluarga Chen, malah selalu saja menganggapnya sebagai anjing yang seenaknya dipanggil dan disuruh-suruh. Derajatnya di keluarga Chen lebih rendah dari pada seorang pembantu.
Sekarang Vina telah menginjak-injak harga diri terakhir Desta sebagai pria.
Desta sudah sagat kecewa dengan Vina. Harapan terakhirnya sudah begitu saja menghilang dan sia-sia.
Desta mengepalkan tangannya, lalu berniat berbalik dan pergi.
Tapi tepat di waktu ini, seorang wanita cantik setengah baya dalam piyama warna kuning dengan gelombang merah besar berjalan keluar dari sebuah ruangan. Wanita cantik setengah baya itu punya kemiripan wajah sebesar enam puluh persen dengan Vina Yang berbeda darinya dengan Vina adalah ada aura dewasa dan matang dari diri wanita itu.
Wanita itu melirik ke Desta. Lalu, memandang Vina dengan tatapan yang penuh manja dan kasih sayang.
“Sudah, sudah, Vina. Redakan amarahmu. Kamu membuang-buang tenaga dengan seorang sampah untuk apa coba?”
“Ibu, bukan karena mau membuang tenaga dengan seorang sampah tapi dia ini benar-benar membuatku malu saja.” Vina tidak bisa menahan diri memandang benci kepada Desta.
“Sejak sampah ini masuk ke dalam keluarga Chen. Selama tiga tahun ini, aku tidak pernah sekalipun bisa mengangkat kepalaku.”
“Setiap hari teman-temanku mencibirku langsung di depanku. Mereka mengatakan kalau aku bisa-bisanya mencari seorang sampah pengantar makanan untuk dijadikan calon suami.”
“Oh...”
Wanita cantik itu menghela napas lalu berkata, “ Vina, menurutmu apa ibu tega melihatmu seperti itu?”
“Perjanjian pernikahan ini dibuat oleh nenekmu tiga tahun yang lalu. Jadi ibu bagaimana pun harus menghormati aturan itu.”
“Aturan anjing!” maki Vina.
“Aku bilangi ya, tiga tahun lalu ketika nenek tua itu datang ke rumah keluarga Chen. Dia itu hanya penipu besar saja, apanya yang dokter hebat, menggelikan sekali!”
Wanita itu mengangguk, “Hal ini memang nenekmu itu yang pikirannya buram. Hanya saja, saat itu dia juga tidak bisa apa-apa karena bagaimana pun dokter hebat itu pernah menolong nyawa nenekmu. Dan nenekmu punya hutang budi dengan orang itu. Jadi ketika dokter nenek tua itu meminta permintaan ini, nenekmu juga terpaksa mengiyakan.”
“Tapi atas dasar apa menjadikan aku orang yang sial begini?” kata Vina emosi dan marah.
“Karena saat itu, di keluarga Chen kita, hanya kamu yang seumuran dengannya.” Wanita cantik itu menjelaskan lalu menghela napas. Tiga tahun lalu, ketika dokter tua hebat itu datang ke keluarga Chen membawa Desta. Seluruh Desta, hanya Vina yang umurnya cocok untuk pernikahan itu. Jadi nenek pun mengijinkan Vina untuk dinikahkan dengan Desta. Tapi dengan batas waktu tiga tahun, setelah tiga tahun berakhir baru mereka boleh menikah.
“Sudah, sudah, jangan marah lagi.” wanita itu menepuk pundak Vina.
“Besok adalah hari ulang tahun nenekmu yang ke-70 tahun. Lebih baik kamu memikirkan baik-baik mau memberi kado apa di hari ulang tahun nenekmu.
“Jika kamu bisa menyenangkan hati nenek, nenekmu bisa mengusir Desta dari keluarga Chen kalau sudah lewat batas tiga tahun penuh ini. Dan dia tidak akan membuatmu menikah dengan Desta.
“Saat itu tiba, kamu bisa bersama pacaran secara terbuka dengan Andre.
Ketika bicara ini, wanita cantik itu melirik ke Andre dengan tatapan penuh kagum dan bangga.
Menurut pandangan wanita cantik itu, pria bagai naga seperti Andre ini yang pantas untuk menjadi menantunya.
“Ibu, aku tidak ingin menunggu tiga tahun penuh. Aku ingin besok Desta pergi dari keluarga Chen.” Kata Vina memanyunkan bibirnya. Dia benar-benar tidak ingin bersama lebih lama satu detik atau satu menit pun dengan Desta. Dia ingin sekarang juga bisa bersama dengan Andre.
“ Vina, tiga tahun penuh kan tinggal satu bulan lagi. Masa satu bulan saja kamu tidak bisa sabar menunggu?” kata wanita cantik itu tak berdaya.
“Tidak bisa menunggu lagi! sehari pun aku tidak bisa menunggu lagi!” jawab Vina menggertakkan giginya.
“iya, iya,iya. Karena sayangku ini sehari saja tidak bisa menunggu. Kalau begitu besok di hari ulang tahun nenek, aku akan minta dan memohon kepada nenekmu untuk sayangku ini. Aku minta nenek untuk lebih awal mengusir sampah ini dari keluarga Chen.” Andre mencubit pipi Vina dengan manja. Dia adalah pewaris keluarga Guo. Jika dia membuka mulut maka nenek Vina tidak mungkin tidak menghormati ucapannya.
“Terima kasih kakak Andre. Kakak Andre memang selalu baik padaku.”
Vina tersenyum begitu manis lalu mencium dan merangkul Andre.
Adegan ini semakin membuat Desta kesal dan tidak senang. Yang tua dan yang muda dari keluarga Chen semuanya tidak ada satupun yang menganggap Desta sebagai manusia.
“Apa yang kamu lihat? Dasar sampah! Cepat sana mengundurkan diri dari pekerjaan itu! Lihat kamu ini, membuat Vina marah saja!” melihat Desta menatap Vina, wanita cantik itu pun langsung memaki dengan marah.
Desta menggertakkan giginya, tanpa berkata lagi, dia berbalik dan pergi meninggalkan lantai kecil penuh keluarga Vina.
“Dasar pria yang memalukan saja.”
Bahkan sudah sampai di lantai bawah saja, Desta masih bisa mendengar makian wanita cantik itu.
Desta tersenyum kecut lalu kembali ke kamar kecinya sendiri. Dia menyalakan air lalu mandi dan mengganti bajunya. Setelah itu dia keluar berniat untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Desta tahu selama dia masih melakukan pekerjaan ini, itu sama saja dengan tidak bisa menjalani hidup dengan baik di keluarga Chen.
Tapi baru saja Desta membuka pintu dan keluar, dalam sekejap dia bertabrakan dengan seseorang.
“ Vero Chen?”
Wanita muda di depannya ini adalah adik Vina Chen, namanya Vero Chen.
Dari seluruh anggota keluarga Chen, hanya Vero satu-satunya orang yang peduli dan baik terhadap Desta.
“Kakak Desta, kebetulan sekali kamu keluar. Aku sedang mencarimu.” Vero melihat ke sekeliling dengan hati-hati lalu dia mengeluarkan setumpuk uang dari sakunya lalu menaruh uang itu ke tangan Desta.
“Besok adalah hari ulang tahun ke-70 tahun nenek. Kami keluarga Chen sangat memandang penting hal ini. Jika kamu bisa memilihkan kado yang bagus sekali untuk nenek dan bisa menyenangkan hati nenek maka mungkin derajatmu di keluarga Chen bisa naik lebih tinggi. Kakak juga pasti akan jadi senang melihatmu dan akhirnya hidupmu akan lebih muda dan lebih baik untuk dijalani.” Kata gadis itu dengan cerdas dan anehnya.
“Ini...” Desta mengeratkan bibirnya lalu matanya memerah. Hanya Vero dari seluruh keluarga Chen yang baik padanya. Vero lebih muda dua tahun darinya dan dia mahasiswa tahun kedua. Desta tahu kalau uang saku Vero sangat sedikit. Semua uang ini pasti hasil Vero berhemat. Dan sekarang malah memberikan ini padanya. "
"Jangan begini begitu lagi deh, cepat terima saja. Jangan sampai kelihatan kakaku.” Kata Vero grogi.
“Aku sudah melihatnya!” di saat ini, suara yang sangat dingin terdengar dari belakang.
Wajah Vero langsung membeku lalu dia langsung melirik ke arah suara itu, dan berkata, “Kakak, uang ini adalah Kakak Desta yang aku pinjam. Hari ini karena uangnya sudah terkumpul jadi aku...aku mengembalikannya ke kakak Desta.”
“Pinjam dia? Sampah ini saja tidak bisa membiayai dirinya sendiri, mana mungkin dia bisa meminjamimu uang? Menurutmu, kakakmu ini gampang dibohongi apa?” Vina tersenyum dingin.
“Kakak, aku tidak membohongimu...” Vero panik dan ingin menjelaskan lagi tapi Vina sama sekali tidak mau mendengar. Dia berjalan beberapa langkah sampai ke depan Desta. Lalu, mengambil uang di tangan Desta dan menunjuk hidung Desta sambil memaki.
“Dasar sampah, bahkan uang adikku saja kamu mau? Apa kamu tidak punya malu? Jika aku adalah kamu, lebih baik aku mati saja! membiayai hidup sendiri seperti ini apa kamu tidak merasa hina?”
“Kakak, kamu...”
“Diam, cepat kembali ke kamarmu sana. Malam ini aku akan cari perhitungan denganmu!” Vina marah dan kesal kepadanya.
Vero menatap Desta dengan wajah bersalah lalu menoleh dan meninggalkan tempat itu.
Desta tidak menyalahkannya. Selama tiga tahun ini Vero sudah cukup banyak membantunya. Sebagai adik ipar, memang tidak seharusnya Vero terlalu membela dirinya. Karena bagaimana pun Desta tidak disukai oleh keluarga keluarga Chen. Karena dia juga, Vero bahkan sering sekali menderita. Tapi Vero tidak pernah sekalipun mengeluh. Terkadang Desta merasa Vero yang seharusnya jadi calon istrinya, wanita itu begitu lembut sekali.
“Ayo jalan Vina, sudah siang ini. Ayo kita segera pergi ke pasar barang antik untuk memilih kado untuk nenek.” Andre memandangi jam tangan Longines di pergelangan tangannya dan memasukkan kunci mobil BMW di tangannya.
“Iya aku tahu, ayo kita pergi!” wajah Vina langsung mekar bagai bunga, dia berbalik dan langsung naik dan duduk di mobil Andre.
Suara Desta bergetar, “ Paman Ding, apa yang kamu katakan itu benar?"
"Iya benar, Tuan muda. Mulai sekarang, anda boleh mewarisi semua aset keluarga Chu di kota Yunhai dan secara resmi masuk ke dalam urutan pewaris keluarga."
"Terima kasih, Paman Ding."
Desta menarik napas sedalam-dalamnya dan merasakan masam di hidungnya. Tidak ada yang tahu kalau Desta telah menunggu ucapan ini selama tiga tahun!
Tiga tahun yang lalu karena tugas ujian aneh dari keluarganya. Dia dikirim masuk ke keluarga Chen oleh keluarganya untuk dijadikan menantu di keluarga Chen.
Selama berada di keluarga Chen, Desta sangat rajin belajar, giat bekerja dan tidak terhitung sudah kerja kerasnya hanya untuk mendapatkan pengakuan yang baik dari keluarga Chen. Tapi pada akhirnya yang didapatkan oleh Desta hanyalah penghinaan gila-gilaan dari keluarga Chen !
Di mata keluarga Chen, Desta dari awal sampai akhir hanyalah pria sampah tidak berguna!
Tidak ada satu pun yang menghargai dan menghormatinya selain Vero !
Hari ini akhirnya ujian dari keluarganya ini berakhir. Dia Desta, sudah boleh tidak perlu jadi pria sampah lagi!
Dia pun menarik napas sedalam-dalamnya dan berlari sekencang-kencangnya langsung pergi ke Bank BCA terkenal yang ada di pusat kota.
Setelah sepuluh menit berlalu, ketika dia keluar dari bank dengan membawa kantong hitam yang sangat besar, dia bagaikan masih sedang bermimpi.
Di dalam bank, sepuluh pasang mata dengan tatapan terkejut memandangi sosok Desta dari kaca.
“Langsung menarik dua milyar, apa dia gila ya?”
“Kalau dilihat dari bajunya dia tidak seperti orang kaya. Keturunan dari keluarga kaya zaman sekarang ini apa memang suka terlihat sederhana dan rendah hati ya?”
"Dia menggunakan pemindahan wajah untuk menarik uang. Yang bisa mengurus dengan fasilitas penyimpanan uang tingkat bisnis VIP ini hanyalah dari keluarga yang harusnya memiliki kekuatan untuk bersaing dengan 100 perusahaan top dunia. Dia sama sekali bukanlah keturunan keluarga kaya biasa. Untungnya, kalian tdak menyinggung atau memperlakukan dia dengan buruk karena penampilannya.” Tidak tahu kapan Manajer Bank BCA sudah berjalan keluar dan melihat ke arah sosok Desta yang menghilang.
.....
Kantong hitam itu memang berisi uang dua milyar.
Setelah selesai menarik uang, Desta pun langsung pergi ke pasar perdagangan perhiasan terbesar di kota Yunhai. Tempat ini juga merupakan tempat perburuan harta karun untuk orang –orang kaya.
Karena besok adalah ulang tahun ke-70 tahun keluarga nenek Chen, jadi semua anak generasi muda di bawahnya pun menyiapkan kado. Desta jelas juga tidak ingin kalah.
Dia harus tampil dengan penuh integritas dan prinsip!
Dia sudah terlalu ditekan oleh keluarga Chen selama tiga tahun dan hidup di tingkat paling rendah di keluarga Chen. Bahkan pembantu saja rasanya bisa menungganginya dan menginjak-injaknya.
Besok, Desta ingin membuat semua orang itu lihat apa yang dinamakan orang kaya dan juga kesabaran!
Walaupun dia akan segera meninggalkan keluarga Chen setelah tiga tahun penuh terpenuhi. Tapi meski dia pergi pun, dia ingin pergi meninggalkan semua ini dengan cara yang mengesankan dan mengagumkan.
Sebelum tiba di pusat perdagangan kota, dia melihat mobil Andre berhenti di depan gerbang.
Dia pun mengeratkan kepalan tangannya dan tidak ada ekspresi apapun di wajahnya.
“ Vina selama tiga tahun ini, aku sudah merawatmu dengan sangat baik. Aku memperlakukanmu layaknya calon istriku sendiri. Aku berharap sikapmu akan berubah terhadapku tapi sayangnya di matamu aku dari awal sampai akhir hanyalah sampah. Dan selamanya hanyalah lumpur kotor yang tidak bisa dipasang di dinding!”
“Besok, aku akan membuatmu melihat siapa diriku sebenarnya!”
Dia pun menarik napas sedalam-dalamnya dan berjalan masuk ke dalam sambil membawa uang dua milyarnya.
Walaupun pasar barang antik ini tidak terlalu besar tapi juga tidak bisa dibilang kecil. Total di pasar ini ada ratusan lebih toko.
Tapi yang paling menonjol dan menarik perhatian adalah bangunan kuno tujuh lantai yang ada di ujung jalan.
Perpaduan batu bata merah dan ubin hijau, dari luar tampak indah sekali!
Rumah Mode !
Toko yang paling banyak dan paling mahal di seluruh pasar barang antik ini.
Ketika sekolah dulu, Desta pernah mendengarkan teman-teman sekolahnya membesar-besarkan mengenai orang-orang yang membeli barang di Rumah Mode ini. Aset keluarga mereka setidaknya paling kecil adalah dua puluh milyaran!
Ketika jadi menantu di keluarga Chen, Desta melirik tempat semacam ini saja tidak berani.
Tapi sekarang Desta tanpa berpikir panjang langsung masuk saja ke dalam.
Setibanya di resepsionis, wanita resepsionis yang cantik dengan pakaian kerja warna hitam tersenyum dan bertanya, “Tuan, hai, apa ada bisa saya bantu?”
“Aku mau membuat kartu keanggotaan.” kata Desta. Ada tujuh lantai area di Rumah Mode. Dua lantai paling bawah adalah area wisata. Lantai tiga sampai lantai tujuh adalah area anggota dari Rumah Mode.
Area wisata menjual beberapa barang biasa dengan harga yang murah. Kebanyakan adalah barang antik palsu.
Area anggota menjual barang-barang sangat berharga yang asli. Tapi jika mau masuk ke area anggota memerlukan kartu anggota. Sedangkan biaya untuk membuat kartu anggota ini bagi orang biasa adalah angka yang besar dan sulit dijangkau.
Wanita resepsionis memandangi Desta dari atas ke bawah. Walaupun kelihatannya Desta tidak seperti orang yang bisa mengurus kartu keanggotaan tapi wanita itu masih dengan sopannya berkata, “Tuan, kartu keanggotaan tingkat pemula kami adalah kartu keanggotaan perak. Biayanya dua ratus juta. Apakah tuan punya uang dua ratus juta?”
“Jika tuan punya maka saya bisa membantu membuat kartu keanggotaannya sekarang juga."
Desta menggelengkan kepalanya.
Wanita resepsionis cantik itu tersenyum, “Tuan, di tempat kami ini tidak ada kartu yang lebih rendah lagi dari kartu keanggotaan perak. Jika anda tidak punya uang dua ratus juta, sepertinya anda hanya bisa pergi ke area wisata saja.”
“Kamu salah paham.” Desta dengan tanpa ekspresi memandang wanita resepsionis itu, lalu berkata, “Aku tidak mau membuat kartu keanggotaan perak. Aku mau membuat kartu keanggotaan diamond.”
“kartu keanggotaan diamond?” tanpa sadar suara wanita resepsionis itu terdengar terkejut. Biaya membuat kartu keanggotaan diamond adalah dua milyar. Tapi Desta yang ada di depan matanya saat ini, kelihatannya mengenakan baju yang harganya mungkin hanya berapa puluh ribu saja. Apa dia bisa mengeluarkan uang sebanyak itu?
Aturan pembuatan kartu keanggotaan di Rumah Mode adalah kartu perak harganya dua ratus juta, kartu emas kuning harganya lima ratus juta, kartu emas putih harganya satu milyar, kartu diamond harganya dua milyar, ada juga kartu yang sangat legendaris yaitu kartu VIP harganya dua puluh milyar!
Setelah semua uang ini digunakan membuat kartu keanggotaan maka hanya bisa digunakan untuk berbelanja di Rumah Mode. Jadi begitu uang itu dimasukkan di kartu maka uang itu langsung masuk untuk Rumah Mode.
Bahkan orang kaya sekali yang gila belanja yang punya uang triliunan saja, ketika membuat kartu ini masih akan mempertimbangkan dengan matang apa layak untuk mengisi uang dua milyar ini.
Sedangkan Desta tanpa berpikir panjang, dia langsung minta membuat kartu seharga dua milyar, jadi tidak aneh wanita resepsionis itu sampai terkejut dan lupa bersikap sewajarnya.
“Tuan mau gesek atau cash?” tanya wanita resepsionis sambil tersenyum. Walaupun dia masih merasa pria di depannya kemungkinan kecil bisa mengeluarkan uang sebanyak itu, tapi sikap pelayanannya selalu sopan dan baik.
“Cash saja.”
Cash?” wanita resepsionis itu terkejut kedua kalinya. Biasanya orang yang datang kesini langsung gesek kartu banknya. Mana ada orang yang membawa uang cash. Apalagi Desta mau mengisi kartu dengan uang dua milyar.
“Brukkkk.”
Tanpa menunggu wanita resepsionis itu bilang, Desta sudah menaruh kantong plastik hitamnya di atas meja lalu mendorongnya ke depan wanita resepsionis itu, dan berkata, “Coba kamu hitung.”
“Baik.”
Wanita resepsionis itu terkejut lagi. Dia mengulurkan tangan mengambil kantong plastik itu. tanpa sadar tangannya gemetaran.
Di dalam kantong plastik hitam itu semuanya adalah uang kertas warna merah!
.....
Begitu selesai membuat kartu keanggotaan, Desta berniat pergi tapi tiba-tiba muncul dua sosok orang.
Tepat sekali mereka adalah Vina dan Andre.
Vina yang saat ini masih saja menggandeng tangan Andre. Keduanya terlihat begitu mesra dan manis.
Tapi setelah bertemu Desta, manis di wajah Vina langsung menghilang dan berubah jadi wajah emosi dan jengkel.
Setelah melihat kantong plastik hitam di tangan Desta, emosi dalam diri Vina semakin besar. Dia pun berjalan ke depan Desta lalu memiringkan kepalanya dan bertanya, “Siapa yang menyuruhmu mengantarkan makanan ke sini?! apa kamu tahu tempat apa ini?!”
Vina rasanya mau gila karena marah saja. Mengantar makanan sampai ke pasar barang antik? Apa jangan-jangan murni karena tidak bisa melupakannya? Seolah semua orang di dunia tidak tahu saja dan sengaja membuatnya jijik?
Desta mengerutkan keningnya, “Aku tidak datang untuk mengantarkan makanan.”
“Tidak mengantarkan makanan? Apa kamu jangan-jangan datang untuk membeli sesuatu di sini?” cibir Andre berjalan maju ke depan.
Bagi Andre, Desta adalah orang yang takut menjadikannya kambing hitam jadi dia diam-diam mengikutinya dan Vina.
“Kakak Andre, kamu jangan bercanda deh. Sampah seperti dia, mana mungkin datang kesini untuk membeli sesuatu?”
Desta tidak mengatakan apapun. Vina malah berkata lagi lebih dulu, “Barang biasa pun di sini walaupun dirinya jual diri tetap saja tidak akan mampu membeli barang di sini.”
Desta mengerutkan kening dan dia sangat malas sekali menjelaskan apapaun kepada Vina, jadi langsung berbalik dan pergi.
“Sampah, berhenti kamu!”
Melihat Desta berani mengabaikannya, Vina langsung emosi dan marah sekali.
“Apa ada urusan lain?” Desta mencoba menahan emosi amarah dalam dirinya.
"Di pesta ulang tahun nenekku besok, aku akan meminta nenekku untuk membatalkan perjanjian pernikahan."
"Lalu?"
“Kalau begitu... Aku harap kamu tidak akan bersikap sembarangan karena sudah tidak ada jalan dan akhirnya melakukan sesuatu yang berlebihan.” Vina berkata dengan dingin. Jika Desta besok ribut di pesta ulang tahun nenek maka pada akhirnya yang malu juga adalah Vina.
“Kamu terlalu banyak berpikir.” Desta tersenyum dingin. Mungkin menurut pandangan Vina, Desta akan bersikap sembarangan karena sudah tidak ada jalan. Tapi bagi Desta, kemungkinan besar Vina lah yang akan bersikap sembarangan karena sudah tidak ada jalan.
“Aku terlalu banyak berpikir atau tidak, kamu sendiri yang tahu.” Vina melirik tajam dan jijik ke Desta.
“ Vina, untuk apa kamu bicara omong kosong dengan sampah ini?” Pada saat ini, Andre yang sudah tidak bisa sabar pun memotong percakapan kedua orang itu. Lalu dia menggandeng tangan Vina, dan berkata, “Jangan memedulikannya, kita segera pergi ke lantai empat saja memilihkan kado untuk nenek.”
Andre bicara sambil mengeluarkan kartu keanggotaan emas kuning dari sakunya dan menggoyang-goyangkannya di depan Desta.
Desta hanya tersenyum dan tidak mengatakan apapun.
“Sudahlah, kakak Andre. Kita segera pergi saja. Kalau lihat sampah ini rasanya aku mau emosi saja.” Vina merangkul lengan Andre dengan mesrahnya.
Andre mengangguk lalu melirik ke Desta dengan tatapan memperingati, lalu berkata, “Sampah, di area wisata sana banyak sekali sampah yang murah. Kamu lebih enak untuk memungut barang disitu. Aku akan membawa calon istrimu ke area harta karun dulu ya.”
Selesai bicara, keduanya pun langsung naik ke lantai tiga.
Desta tersenyum dan menggelengkan kepala lalu mengikuti kedua orang itu.
Setelah tiba di lantai dua, Vina menyadari kalau Desta masih di belakangnya tanpa malu-malu. Hal ini membuat Vina seketika itu sangat marah.
"Sampah, kamu mengikuti di belakang kami untuk apa? Minggir sana!”
“Apa ini rumahmu?” wajah Desta jadi dingin.
“Kamu....” kata Vina terbata-bata.
“Sayangku, untuk apa peduli dengannya? Kita pergi ke lantai tiga saja. Jika dia punya kemampuan silahkan saja lanjut mengikuti kita.” Andre melirik Desta dengan acuhnya. Lalu menarik Vina berjalan naik ke atas.
Di pintu masuk dari lantai dua mau ke lantai tiga sudah diaturkan sebuah area gesek kartu. Hanya orang yang memiliki kartu keanggotaan Rumah Mode yang bisa masuk.
Begitu berjalan di depan area gesek kartu, Andre mengeluarkan kartu emas kuningnya dari saku dan menggeseknya di slot kartu.
“Ting, kartu emas kuning!”
Suara ini menunjukkan bisa lolos dan bisa lewat.
Tapi Andre tidak langsung masuk. Dia menunjuk ke Desta sambil berkata kepada satpam.
“Orang yang di belakang kami itu kami tidak mengenalnya. Nanti kalau dia bilang dia kenal kami dan mau memaksa masuk, kalian langsung usir saja dia keluar.”
“Baik. Tuan Andre.” Satpam mengangguk dan tatapan satpam itu penuh dengan peringatan dan kewaspadaan ketika melihat Desta.
“Ayo jalan, sayangku.” Andre tersenyum lalu merangkul pinggang ramping Vina naik ke atas. Desta sampah itu terlalu lemah untuk mau bersaing dengannya.
Setelah Andre dan Vina naik ke lantai tiga, Desta dengan santai berjalan sampai ke area gesek kartu.
“Tuan, silahkan gesek kartu anda.” Satpam mengulurkan tangan menghentikan Desta lalu berkata dengan kakunya.
Tanpa ekspresi apapun Desta mengeluarkan kartu keanggotaan diamond yang baru saja dibuatnya dari sakunya lalu menggesek kartunya di slot kartu.
“Ting, kartu diamond!”
Mata satpam itu membelalak dan wajahnya penuh rasa malu.
Satu detik kemudian, dia pun langsung merubah ekspresinya dengan senyum cerah, “Tuan Desta, silahkan.”
Desta menggelengkan kepala dan tersenyum. Dia tidak tahu sebaiknya berkata apa. Di tahun-tahun ini, bahkan seorang satpam saja begitu angkuhnya.
Setibanya di lantai tiga, Desta sekali lagi tanpa sengaja bertemu dengan Vina dan Andre.
Vina dan Andre mengerutkan kening ketika melihat Desta.
“Sampah, apa kamu memohon ke satpam itu untuk membiarkanmu masuk kesini?” kata Vina menggertakkan giginya dan melihat Desta dengan penuh kebencian.
Desta hanya menyeringai dan malas sekali untuk menjelaskan apapun kepada Vina. Karena meski menjelaskan pun, Vina tidak akan mungkin mempercayainya. Sebaliknya malah akan merasa kalah Desta terlalu banyak membual.
Desta tidak mengatakan apapun jadi Vina menganggap Desta mengiyakan dan mengakuinya.
“ Desta, lebih baik kamu tahu malu ya!”
Setelah memaki Desta, Vina berbalik merangkul Andre, lalu berkata, “Kakak Andre, kita pergi ke lantai empat saja.”
“Em.” Andre menggangguk lalu menunjukkan ekspresi memperingati kepada Desta, “ Desta, jika kali ini kamu berani mengikuti kami lagi. Aku akan mematahkan kakimu!”
Selesai bicara, tanpa menunggu respon dan jawaban dari Desta, dia pun langsung naik ke area gesek kartu di antara lantai tiga dan lantai empat.
Andre sekali lagi menunjuk ke Desta dan berkata ke satpam. Dia membuat satpam terus mengawasi Desta agar melarang Desta untuk naik ke atas.
Demi membuat satpam patuh padanya, kali ini Andre mengingat kartu kode keamanan satpam itu. Dia mengancam jika satpam itu berani membiarkan Desta naik, maka Andre akan langsung memprotes pekerjaaan satpam itu dalam melakukan pekerjaannya.
Satpam pun bergegas mengangguk.
Semua hal ini masuk dengan jelas di penglihatan Desta sehingga muncul cibiran samar di sudut bibirnya. Dasar Andre pria bodoh, hanya bisa menggunakan cara begini saja.
Setelah mengitari lantai tiga dan tidak menemukan barang bagus. Desta pun langsung datang ke area gesek kartu.
Setelah kartu diamondnya digesek, satpam pun langsung menganggukkan kepala dan mempersilahkan Desta naik ke lantai empat. Dan di waktu bersamaan, satpam itu juga memaki Andre dalam hati, hampir saja dia menyinggung tamu VIP yang sebenarnya.
Jika dibandingkan dengan kartu diamond, kartu emas kuning itu hanyalah kentut.
Keduanya sama sekali tidak berada pada level yang sama.
Musuh yang tidak ingin ditemui tapi selalu saja tanpa sengaja bertemu, begitu naik ke atas, Desta melihat Andre dan Vina yang sedang memilih-milih barang di area lukisan.
Keduanya juga melihat Desta.
Awalnya mereka sangat terkejut lalu mereka kesal.
Tap tap tap
Vina menapakkan sepatu hak tingginya dan berjalan sampai ke depan Desta, dia menggertakkan giginya, “Sampah, gila ya kamu, apa kamu tidak mengerti bahasa manusia?”
“ Vina, di sini sepertinya bukan rumahmu kan.” Desta juga ikut kesal. Vina wanita bodoh ini dari awal sampai akhir selalu saja mengira kalau Desta mengikutinya.
“Kamu beraninya menjawab!”
Vina rasanya hampir gila karena marah. Dia pun mengangkat tangan dan bersiap mau menampar Desta.
Tapi kali ini, tangannya belum sampai dilambaikan tiba-tiba sudah dipegang dan dihentikan oleh Desta dengan dinginnya.
“ Vina, jangan dimaklumi tapi malah melunjak ya!”
Suara Desta begitu dingin dan tajam. Dia sudah berkali-kali bersabar menghadapi Vina bukan karena dia takut dengan Vina. Tapi karena dia dari hati mengakui status Vina sebagai calon istrinya.
Tapi Vina selalu saja tidak tahu diri. Vina menganggap kesabaran dan toleran Desta ini sebagai kelemahan Desta.
Vina semakin tidak sopan dan tidak punya aturan di depan Desta. Awalnya ketika tidak suka dengan Desta, Vina hanya akan memakinya tapi setelah itu jika Desta tidak melakukan sesuatu dengan baik maka Vina langsung menampar bahkan memukul Desta begitu saja.
Ini sungguh sudah mencapai batas tidak sopan dan tidak punya aturan!
“Kamu...kamu beraninya melawan balik?!”
Mata Vina membelalak seolah menganggap Desta yang melawan balik adalah sesuatu yang sangat luar biasa.
“Memang atas dasar apa aku tidak berani melawan balik?” wajah Desta sangat dingin.
Ucapan ini seperti sumbu api yang langsung begitu saja menyalakan api kemarahan dalam diri Vina.
Vina marah dan emosi. Dia pun berteriak dan mengangkat kakinya berniat menendang bagian bawah tubuh Desta dengan keras. Jika tendangan ini tepat sasaran maka pasti akan melumpuhkan Desta.
Desta tersenyum dingin lalu tidak merasa tidak enak sama sekali dengan Vina. Desta mengangkat tangannya dan langsung menamparkannya ke wajah Vina.
“Plaaakkk.”
Suara tamparan yang begitu jernih begitu saja terdengar di aula besar. Vina sampai terjatuh di lantai. Di wajah putih Vina saat ini terlihat cap tangan warna merah.
“ Desta ! Apa yang kamu lakukan?!”
Mata Andre langsung marah begitu melihat adegan itu. Desta berani-beraninya menampar wanitanya di depannya. Ini sama saja menginjak harga dirinya.
Andre marah sekali dan napasnya terengah-engah bagai sapi. Tapi melihat postur tubuh Desta, dia tidak berani menyerang Desta.
“Jangan berkelahi!”
Di saat ini, pasukan satpam Rumah Mode begitu mendengar berita langsung datang menghampiri.
“Bagaimana sih kalian bekerja itu hah?! Kenapa baru datang sekarang?!” teriak Andre marah dan kesal ketika melihat satpam datang.
“Maaf, tuan. Ini adalah kelalaian tugas kami.” Satpam langsung membungkuk dan minta maaf.
“Kelalaian tugas? Menurutmu hanya dengan ucapan kelalaian tugas terus selesai gitu?”
Andre dengan kesalnya menunjuk-nunjuk ke hidung Desta dan memaki, “Sampah ini tidak punya kartu keanggotaan. Kenapa kalian bisa membiarkannya masuk!”
“Tidak punya kartu keanggotaan?” beberapa satpam terkejut. Jika Desta benar-benar tidak punya kartu keanggotaan dan begitu saja bisa masuk ke dalam maka jelas ini adalah kelalaian tugas serius dari mereka.
“Tuan, mungkin ada kesalahpahaman di sini!” kata manajer satpam Arkana menyeka keringat dinginnya.
“Salah paham apanya!”
Andre sangat emosi dan kesal lalu menunjuk Desta dan berkata, “Sampah ini hanyalah pengantar makanan saja. Dari saat kami masuk ke Rumah Mode, dia sudah mengikuti kami. Dia sepertinya merencanakan sesuatu untuk melawan kami.”
“Aku sudah menyuruh satpam kalian untuk tidak membiarkannya masuk tapi kedua satpam bodoh itu malah menganggap ucapanku angin lalu!”
“Dan sekarang kamu bilang kalau ini kesalahpahaman?!”
Rasanya Andre benar-benar mau gila karena marah. Dia sampai sekarang tidak pernah merasa dipermalukan seperti ini.
“Maaf, Tuan. Jika masalah ini benar-benar seperti apa yang anda ucapkan. Kalau begitu kami Rumah Mode akan memberikan penjelasn yang terbaik dan melakukan sebisa kami untuk anda.” Manajer Arkana pun sekali lagi membungkuk meminta maaf.
Setiap anggota di Rumah Mode keberadaannya kalau tidak orang kaya ya orang berkuasa. Jika tidak ditangani dengan baik maka bisa mempengaruhi atau pun merusak reputasi dan nama baik Rumah Mode.
Manajer Arkana pun mengalihkan tatapan matanya ke Desta. Setelah melihat dengan jelas baju yang dikenakan Desta, wajah Manajer Arkana pun jadi muram.
“Tuan, tolong tunjukkan kartu keanggotaan anda.” Kata Manajer Arkana dengan suara beratnya. Jika Desta benar-benar memaksa masuk ke sini maka dia jelas akan memberi pelajaran ke Desta.
“Baik.”
Desta tanpa ekspresi apapun menyerahkan kartu keanggotaannya ke depan Manajer Arkana.
Manajer Arkana mengambil kartu itu dan memperhatikan dengan jelas kartu tu.
Ketika melihat pola di kartu keanggotaan Desta adalah pola kartu diamond. Dia langsung membelalakkan matanya dan tangannya gemetaran. Hampir saja dia melemparkan kartu keanggotaan itu.
Ternyata itu adalah kartu keanggotaan diamond!
Ini mana mungkin?!
Ini adalah simbol orang kaya yang terpandang.
“Apa ada masalah?” Desta mengerutkan kening ketika melihat Manajer Arkana tidak mengatakan apapun.
“Tidak...tidak ada masalah. Tuan, kartu keanggotaan anda ini tidak ada masalah.” Manajer Arkana buru-buru menggelengkan kepala lalu mengulurkan kedua tangannya mengembalikan kartu itu ke tangan Desta.
“Apa?! tidak ada masalah?!”
“Ini tidak mungkin!”
Vina teriak dan wajahnya penuh dengan ketidakpercayaan, “Apa kamu tidak salah lihat?!”
“Sampah ini mana mungkin punya kartu keanggotaan Rumah Mode !”
“Dia ini hanyalah pengantar makanan saja. penghasilan setahun saja tidak mungkin sampai dua ratus juta. Dia menggunakan apa coba untuk membuat kartu keanggotaan Rumah Mode ?”
Vina sama sekali tidak melihat jelas level kartu keanggotaan di tangan Desta. Dia kira Desta membuat kartu keanggotaan perak seperti miliknya.
“Nona, aku tidak salah lihat. Kartu keanggotaan di tangan tuan ini memang adalah kartu keanggotaan diamond Rumah Mode kami.” Manajer Arkana mengerutkan kening. Dia sudah bekerja selama sepuluh tahunan di Rumah Mode. Mana mungkin dia tidak mengenali kartu keanggotaan di sini.
“Apa yang kamu katakan? kartu keanggotaan diamond?”
Vina terkejut lagi!
Manajer Arkana mengangguk, “Iya tidak salah lagi, itu adalah kartu keanggotaan diamond.”
“Kamu masih berani mengatakan kamu tidak salah lihat.” Vina tersenyum dingin.
“Apa kamu tahu identitas sebenarnya sampah ini?!”
“Dia adalah menantu!”
"Dia adalah menantu dari keluarga Chen ku!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!