NovelToon NovelToon

HOME SWEET HOME

Kabur

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu Bella. Tanpa sepengetahuan orangtuanya. Bella memutuskan untuk keluar dari rumah orang tuanya setelah mendapatkan ijazah SMA nya. Dia ingin kuliah yang sangat dia inginkan dan hidup sendiri.

"Non, ingat kalau terjadi sesuatu pada nona telepon bibi atau temui bibi di alamat yang bibi kasih ya..."

"Ia, bi ! Bibi tenang saja Bella bisa jaga diri Bella sendiri. Maaf ya bi, jika selama ini Bella sudah merepotkan bibi..."

Hanya ada satu pembantu yang selalu menjadi tempat curhatnya Bella dan selalu memperhatikannya. Bella sudah menganggapnya sebagai ibunya sendiri sejak ibu kandungnya meninggal. Dengan bantuan bibi Arum, Bella berhasil pergi dengan diam-diam dari rumah.

Bella terpaksa malam ini tidur di bandara karena pesawatnya berangkat jam 05.00 Pagi. Bella memutuskan kabur keluar kota. Dia tidak ingin ayahnya menemukannya.

Sesampainya di kota tujuannya, Bella langsung kerumah yang sudah dia sewa, setelah itu dia ke kampus yang sangat dia impikan untuk mengapai cita-citanya. Mimpinya adalah menjadi dokter, dia ingin seperti ibunya. Meskipun ibunya berhenti jadi dokter karena permintaan ayahnya, tapi waktu dia masih umur lima tahun dia melihat ibunya sangat cantik dan keren setiap memakai baju putihnya. Ibunya adalah dokter ahli bagian bedah dan sangat cantik. Tidak hanya cantik ibunya juga sangat dermawan, sehingga banya laki-laki yang suka dengan ibunya. Karena kecemburuan ayahnya yang sangat besar membuat ibunya mengambil keputusan besar, yaitu berhenti dari pekerjaanya.

Tapi semua pengorbanan ibunya sia-sia. Karena orang ketiga dalam pernikahan orangtuanya. Ayahnya ternyata selingkuh dan memiliki anak yang umurnya beda 2 tahun darinya. Sejak dari situ ibunya mulai stress dan selalu marah-marah pada ayahnya setiap ayahnya pulang tengah malam.

"Baiklah, sekarang aku harus cari pekerjaan. Kalau tidak kerja dari mana biaya kuliah ku..." gumamnya Bella.

Dengan bermodalkan ijazah SMA, Bella sangat sulit mendapatkan pekerjaan. Dengan bantuan teman dekatnya di kampus, Bella akhirnya mendapatkan pekerjaan jadi guru les privat anak-anak orang kaya. Dengan lata belakangnya yang selalu mendapatkan juara dan menang mengikuti olimpiade membuat Bella mudah.

"Bi, bagaimana? Apa mereka sudah pulang?" Bella menghubungi Arum untuk bertanya tentang orangtuanya.

"Belum, non. Tapi malam ini bibi dengar mereka pulang..."

"Oke, bi. Pokoknya bibi jangan bilang pada mereka saya tinggal dimana ya. Jaga kesehatan bibi ya..." ucap Bella sebelum mengakhiri teleponnya.

"Dor..." Bella sangat terkejut setelah Nana mengejutkannya dari belakang.

"Ish, Nana kalau jantungku tercopot bagaimana?"

"Ya tinggal dipasang lagi lah...."

Keduanya pun langsung tertawa bahagia. Bella memilki dua sahabat Nana dan Gerry. Mereka sangat terkenal karena kepintaran mereka. Meskipun mereka pintar, mereka tidak pernah sombong. Bella juga menceritakan kepada dua sahabatnya tentang latar belakangnya. Karena baginya kalau sudah bersahabat tidak perlu ada yang ditutupi.

"Mana Si Angga?"

"Biasa lagi menebarkan pesonanya pada cewek-cewek..."

"Memanglah..."

"Ya, sudah kita langsung kekantin aja! Sudah lapar..."

"Bel, bagaimana pekerjaan mu? Lancarkan?"

"Lancar, kamu tahu aku dapat bonus yang sangat besar dari salah satu muridku. Karena anaknya sdh masuk juara 3 di sekolah, mereka sangat senang dan katanya dia akan memperkenalkan aku pada teman-teman sosialitanya"

"Baguslah, ingat bonusnya dibagi-bagi..."

"Ia, bawel..."

"Sekarang gimana orang rumahmu? Mereka sudah tahu?"

"Hari ini mereka pulang. Pastinya ayahku langsung marah besar" ucap Bella sambil tersenyum.

"Kamu yakin mereka tidak akan tahu kalau kami ada dikota ini?"

"Kalau mereka tahu pun, aku tidak akan mau pulang dirumah itu! Itu bukan rumah untukku..."

"Kalau kamu perlu bantuan, kamu bisa hubungi aku ya..."

"Ia, Nana..."

Seperti apa yang dikatakan Bella, saat ayahnya Bella sampai dirumah salah satu pembantu yang ditugas untuk memperhatikan Bella memberitahu kalau Bella sudah beberapa satu bulan tidak dirumah.

"Bagaimana bisa kalian tidak tahu kemana Bella pergi? Dan kenapa kalian tidak hubungi saya?" teriak Sanjaya, ayahnya Bella.

"Maaf, tuan. Saya sudah hubungi nyonya Juwita, tuan..." ucap bi Arum dengan menundukkan kepalanya.

"Wita, kenapa kamu tidak kasih tahu?" ucap Sanjaya dengan tatapan tajam pada istrinya.

"Ya, aku kira dia nginap dirumah temannya untuk beberapa hari mas. Lagian dia sudah besar, dia bisa jaga dirinya sendiri.." ucap Juwita dengan santainya.

"Kamu ikut dengan saya..." Dengan cara kasar Sanjaya menarik Juwita ke kamarnya.

Sesampainya dikamar, Sanjaya memukul Juwita sampai membuat pipi Juwita memar.

"Aku ingin putriku kembali pulang! Kamu cari dia sampai dapat!" teriak Sanjaya

"Ah... Kenapa sih mas? Ini pertama kalinya kamu memukulku karenanya, kamu terlalu membedakan antara putra kita dengannya?" teriak Juwita yang merasa kasih sayang Sanjaya sangat berbeda pada putranya.

"Kamu diam! Aku tidak pernah membedakan antaranya dengan Derry. Dengar dia itu anak perempuan, di luar sana sangat berbahaya untuknya" ucap Sanjaya dengan tegas.

"Dan aku ingin putriku kembali dengan selamat sampai disini!" setelah mengatakannya Sanjaya pergi ke kamar putrinya.

Saat masuk kamar putrinya, Sanjaya sangat terkejut kamar putrinya tampak biasa saja. Tampak tidak seperti kamar anak perempuan yang lainnya. Hanya ada satu photo yang terpajang di dinding kamarnya. Photonya bersama putrinya waktu masih kecil dan mendiang istri pertamanya.

...3,5 Tahun Kemudian...

Bella yang baru saja pulang dari mengajar, sangat terkejut melihat ada kecelakaan. Bella langsung menghentikan motornya untuk mengecek orang yang didalam mobil.

Saat mengecek dari jendela mobil, Bella sangat terkejut melihat ada anak kecil didalam mobil. Bella langsung menghubungi ambulan dan membantu untuk mengecek keadaan orang-orang yang didalam mobil.

Bella duluan membantu seorang pria yang duduk disamping anak kecil untuk keluar dari dalam mobil.

"Tolong putraku..." bisik pria itu dengan suara pelan. Pria itu tampak setengah sadar saat Bella menolongnya.

"Tenang saja, pak. Saya akan bantu putra bapak..."

Setelah memastikan pria itu aman, Bella menolong anak kecil yang masih di dalam. Bella juga membantu supir pria itu. Bella yang mahasiswi kedokteran merasa bertanggungjawab untuk menyelamatkan semua pasien.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bertemu Kembali

Bella merasa kasihan tidak langsung pergi begitu saja, dia memilih menunggu keluarga korban datang. Saat dia menunggu didepan pintu ruang operasi, beberapa pria berjas hitam datang menghampirinya.

"Siapa kalian?" Bella tampak waspada, takut pria yang dihadapannya orang jahat.

"Saya Rudi keluarga dari yang nona tolong tadi..."

"Oh, akhirnya kalian datang juga. Mereka masih didalam..."

"Terimakasih nona..."

"Apakah saya boleh menunggu sampai mereka keluar?"

"Tentu saja nona..."

Bella hanya memberika senyumnya. Saat Bella kembali duduk di kursinya, Rudi terus memperhatikan Bella yang terus berdoa supaya atasannya selamat.

Setelah dua jam akhirnya dokter keluar dan memberitahu orang yang diselamatkan Bella selamat.

"Bagaimana dokter?" tanya Rudi dengan panik.

"Tuan Philip dan tuan muda Kenny baik-baik saja. Semuanya berjalan lancar..."

"Terimakasih dokter..."

Bella yang mendengar juga tampak lega dan Bella pun langsung memilih pergi karena dia merasa lelah.

Seminggu kemudian

Bella dan kedua sahabatnya tampak sangat senang karena mereka bisa koas dirumah sakit terbesar yang di kota mereka.

"Apakah ada kopi?" tanya Nana yang merasa lelah.

Ketiganya selalu tampak bersama setiap jam istirahat.

"Kalian ini, ini aku belikan untuk kalian..." ucap Bella sambil memberikan kopi untuk kedua sahabatnya.

"Bella memang yang terbaik..." ucap Nana dengan bahagia.

"Oh, ya Bell bagaimana dengan dokter Frans apakah dia mendekati mu lagi?" tanya Angga dengan kepo.

Di hari pertama mereka koas, seorang dokter yang sangat tampan dan ahli bedah jantung langsung menyukai Bella. Dokter Frans dengan terang-terangan ingin mendekati Bella. Tapi Bella tampak biasa saja, tidak ada rasa tertarik pada dokter Frans.

"Hari ini dia memberikan aku 2 tiket nonton, katanya aku boleh mengajak teman ku. So, Nana ku yang cantik aku berikan ini untuk mu...."

Tentu saja Nana langsung melompat berdiri, dan memeluk Bella dengan bahagia

"Ngak usah lebay, Na..." ucap Angga.

"Sttt...Kamu diam aja!" ucap Nana sambil mencium 2 tiket yang diberikan Bella..

"Aku ke toilet dulu, kalian balik keruangan saja duluan!"

"Gomawo, sayang..." ucap Nana sebelum pergi.

"Oke..."

Saat Bella ketoilet, Bella melihat seorang anak kecil yang duduk termenung di bangku yang kosong. Saat mendekati anak laki-laki itu, Bella teringat dengan anak laki-laki yang dia tolong.

"Hai..." Sapa Bella sambil mensejajarkan tubuhnya dengan anak laki-laki itu.

Anak Laki-laki tampak sangat terkejut melihat Bella. Dengan lembut Bella mengelus pipi anak laki-laki itu.

"Akhirnya kita ketemu lagi. Apa kepalanya masih sakit?"

Anak Laki-laki itu tampak diam saja, saat Bella mengelus pipinya, anak laki-laki itu dapat merasakan ketulusan dari Bella.

Drt...Drt..

Bella yang merasakan getaran ponselnya dari bajunya, langsung mengeceknya dan saat melihat nama yang tertera di ponselnya Bella langsung menatap anak laki-laki itu.

"Maaf, saya ada kerjaan. Kamu jangan kemana-mana ya. Nanti kamu tersesat dan semoga kamu cepat pulih ya. Saya sangat senang kamu baik-baik saja..." ucap Bella sebelum pergi.

Saat Bella bangkit berdiri, anak laki-laki itu juga ikut bangkit berdiri dan menarik baju dinas putih Bella. Bella mengernyitkan dahinya menatap anak kecil itu.

"Mama..." ucap anak itu dengan menatap Bella sambil meneteskan air matanya.

"Kamu mau cari mama kamu?" Anak laki-laki itu kembali diam dan langsung memeluk Bella.

Lagi-lagi ponsel Bella terus berdering. Bella yang sangat bingung langsung memutuskan membawa anak laki-laki itu ikut bersamanya. Untuk urusan orang tua anak laki-laki itu, Bella meminta tolong customer service untuk membuat pengumuman ada seorang anak kecil yang lagi mencari ibunya, jika ada orang tua yang kehilangan anak, dia meminta customer service untuk menghubungi nya.

Dokter senior yang membimbing Bella tampak mengernyitkan dahinya saat Bella membawa anak kecil dalam gendongannya.

"Maaf, dok tadi saya ketemu anak ini diluar sendiri, dan anak ini terus mengikuti saya jadi saya bawa dia bersama saya." jelas Bella dengan gugup.

"Anak kecil ini memanggil mama nya terus..." ucap Bella lagi.

"Kamu yakin dia menyebut mama?" Bella langsung mengangguk kepalanya.

"Tapi saat saya tanya kembali tentang mamanya dia hanya diam saja, maka karena itu saya bawa dia bersama saya dan saya juga sudah meminta customer service untuk umumkan bagian customer service untuk anak yang hilang."

Dokter senior yang membimbing Bella langsung mensejajarkan tubuhnya pada anak laki-laki itu dengan tersenyum.

"Kennan, sama siapa kesini?"

"Dokter kenal dengan anak ini?" tanya Bella yang terkejut karena dokter pembimbingnya menyebut nama anak laki-laki itu.

"Kenal, dia anak sahabat saya..."

"Syukurlah..." Bella tampak sangat lega karena ada yang mengenal Kenan.

"Om, akan hubungi papa kamu dulu..." Anak kecil laki-laki yang nama Kennan itu langsung mengelengkan kepalanya dan memeluk erat tangan Bella.

Dokter senior Bella yang bernama Roy tetap mengabari ayahnya Kenan. Setelah mengabari sahabatnya Dokter Roy menatap Bella dengan tersenyum.

"Dok, apa tidak sebaiknya kita hubungi mamanya anak ini? Tadi dia memanggil memanya.." Dokter Roy mengernyitkan keningnya.

"Kamu yakin dia memanggil mamanya?"

"Yakin dok..."

Dokter Roy tampak tidak percaya dengan apa yang dikatakan Bella.

"Mama..." Dokter Roy dan Bella langsung menoleh pada Kenan yang terus menatap Bella dengan tersenyum

Dokter Roy yang tadinya tidak percaya langsung percaya. Dengan bahagia dia langsung mengambil ponselnya untuk bertanya dimana keberadaan sabahatnya itu.

"Kamu jaga dia sebentar saya keluar sebentar..." ucap dokter Roy dengan tergesa-gesa.

Setelah dokter Roy pergi, Bella mengajak Kennan untuk duduk bersamanya. Dengan kelembutan Bella, Bella mengajar Kenan untuk menulis dan menghitung. Bella benar-benar sangat kagum dengan Kennan yang sangat pintar menghitung padahal usianya masih Lima tahun.

"Tante tidak menyangka kamu sangat pintar. Apa benar nama kamu Kennan?" Kemnan mengangguk kepalanya dan dia sangat senang karena Bella memujinya anak yang pintar.

15 menit kemudian, dokter Roy dan seorang pria masuk kedalam dan mereka tampak kaget kedekatan Bella dengan Kenan dan apalagi melihat Kennan tersenyum bahagia.

"Aku tidak berbohongkan?" bisik dokter Roy.

Saat sahabatnya menghubunginya, dokter Roy mengatakan kalau Kennan tampak nyaman dan memanggil Bella dengan sebutan mama.

Ehmm...

Pria itu pura-pura tenggorokannya gatal karena ingin membuat putranya dan Bella sadar kedatangannya. Kennan dan Bella pun langsung menoleh kearah dokter Roy dan pria yang bersama dokter Roy.

Bella yang melihat pria yang disamping dokter Roy langsung bangkit berdiri dan menghampiri pria itu dengan bahagia.

"Wanita ini...." gumam Papanya Kennan saat melihat Bella.

"Tuan, saya senang kalau tuan tampak sehat dan saya tidak menyangka kalau Kennan adalah putra anda. Maaf, saya tidak sempat melihat keadaan tuan dan putra tuan karena kesibukan saya." ucap Bella.

"Kalian sudah pernah bertemu?" dokter Roy tampak terkejut

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mencoba Mencari Tahu

Dokter Roy terkejut kalau Bella adalah yang menyelamatkan sahabatnya dari kecelakaan.

"Tidak usah dipandang terus!" ucap dokter Roy pada sahabatnya yang terus memperhatikan Bella bersama Kenan.

"Sudah berapa lama dia bergabung?"

"Siapa? Bella?" bulu kuduk dokter Roy langsung berdiri saat melihat tatapan dingin dari sahabatnya.

Philip Fernando seorang pengusaha yang sangat disegani banyak orang. Meskipun dia seorang duda, tapi banyak pengusaha-pengusaha ingin menjodohkan putri mereka padanya karena kekayaaan dan kekuasaan keluarga Fernando. Setiap orang yang mendengar nama keluarga Fernando membuat banyak.orang takut. Mereka tidak akan segan2 membantai orang-orang yang berbuat curang pada keluarganya.

"Tidak usah menatapku seperti itu. Dia baru bergabung 2 hari yang lalu"

Philip langsung bangkit berdiri dan menghampiri putranya yang baru saja menyelesaikan makan siangnya bersama Bella

"Boy, apa makanannya sudah habis?" Kennan mengangguk kepalanya.

"Baiklah, kalau begitu kita pulang. Nenek dan kakek sudah menunggu..." Kennan langsung memeluk Bella.

Bella yang merasa tidak enak pada Philip langsung membujuk Kenan.

"Kennan pulang sama papa ya, kasihan papa sudah menungggu Kenan dari tadi..."

"Ken, mau dengan mama..." ucap Kennan dengan mata yang berkaca-kaca.

Saat Kennan sadar setelah dioperasi, Kenan terus mencari Bella yang telah menolongnya. Meskipun terluka parah Kennan dapat melihat jelas wajah Bella dan kata-kata Bella yang sangat lembut untuk menenangkannya selama perjalan ke rumah sakit membuat Kemnan menemukan sosok seorang ibu dari Bella.

Karena tidak menemukan Bella, membuat Kennan tidak mau bicara dan terus murung. Sebenarnya Frans dan kedua orangtuanya berusaha mencari keberadaan Bella. Tapi, mereka tidak juga menemukan Bella.

Dengan takut Bella menatap Philip yang terus menatapnya. Dengan menghela nafasnya, Bella kembali menatap Kennan.

"Ken, anak baik kan? Ken tidak mau buat tante sedihkan?" Kenan langsung menggeleng kepalanya.

"Kalau begitu Kennan ikut papa pulang ya. Tante janji besok kita ketemu lagi..."

"Benarkah?"

"Ia...." Bella mengelus pipi Kennan.

...----------------...

Philip tampak menikmati minum wine sambil menatap pemandangan malam hari dari jendela kamarnya. Philip tidak menyangka putranya bisa dekat dengan Bella dan mau kembali bicara. Padahal tidak ada satupun dari mereka yang berhasil membuat Kennan mau bicara sejak kecelakaan itu terjadi

Saat menoleh kebelakang, dia melihat berkas-berkas yang diberikan asistennya saat dia sampai dirumah. Philip yang sangat penasaran dengan jati diri Bella langsung mengambilnya.

Kedua ujung bibir Philip terangkat hingga membentuk senyum yang sangat manis, para wanita yang melihat senyum Philip pasti langsung terpesona. Meskipun Philip selalu menampilkan tatapan yang dingin, para wanita tetap saja tergila-gila dengannya.

Rumah Sakit

Bella tampak sangat kelelahan karena dirinya harus piket malam, padahal tugasnya masih belum selesai.

"Bel, ayok makan dulu..." ucap Nana sambil membawa makanan yang dia beli bersama Angga.

"Kalian yang paling mengerti aku..." ucap Bella dengan bahagia.

Sambil menikmati makanan mereka, mereka bertiga terus menggosip dimana ada dokter senior mereka yang terus berusaha mengajak Bella dinner.

"Bel, yakin kamu gk mau sama dokter Frans? Dia ganteng banget loh, kaya lagi..."

"Kagak! Kan aku sudah pernah bilang. Tidak ada yang namanya pacaran atau pernikahan dalam hidup Bella" ucap Bella sambil mengetuk mejanya dengan tiga kali seakan mereka lagi sidang.

"Ck... Kamu yakin?" tanya Angga yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan sahabatnya.

"Yakin lah! Kalau aku langgar aku akan traktir kalian jalan-jalan ke Bali!" ucap Bella dengan malas.

"Hahahaha. Baiklah, Angga kamu keluarkan hp rekam apa yang dikatakannya. Bella sekali lagi ucapkan" ucap Nana yang tidak mau hilang kesempatan jalan-jalan ke Bali dengan gratis.

Dengan penuh keyakinan, Bella kembali lagi mengucapkan apa yang dia katakan tadi.

...----------------...

Keesokan harinya, Bella yang ingin pulang Kennan datang bersama dokter Roy ke ruangan dimana dia dan dokter-dokter yang lagi koas istirahat.

"Mama...." teriak Kennan dan pastinya semua para dokter yang ada didalam tampak sangat terkejut.

Dengan santainya Bella langsung memeluk Kennan dan mencium pipi Kenan.

"dokter Bella saya titip Kennan dulu. Ayahnya juga sudah tahu kalau dia ada disini" jelas dokter Roy.

"Tapi, pak. Saya mau pulang istirahat pak..." Bella bukannya tidak mau, tapi dia merasa benar-benar sangat lelah.

"Saya tidak terima alasan!"Ucap dokter Roy dengan tegas.

"Kalau begitu apa boleh saya bawa Kennan ke luar dari rumah sakit?"

"Boleh! Tapi kamu harus kabari kemana kamu bawa dia!"

"Baik, dok!"

Bella pun membawa Kennan ke supermarket untuk beli bahan makanan. Setelah memastikan bahan makannya sudah semua dia beli, Bella membawa Kenan ke apartemennya. Bella tidak lupa memberikan alamatnya pada dokter Roy.

Sebenarnya tanpa Bella laporkan, gerak gerik Philip dan Roy sudah tahu. Karena Philip meminta seseorang mengikuti Bella dengan diam-diam.

Mereka tampak seperti seorang ibu dan anak, Kennan sibuk mengerjakan tugas sekolahnya dan Bella sibuk masak tapi tidak lupa memperhatikan Kennan sesekali.

"Makanannya sudah siap..." teriak Bella dengan bahagia. Kennan pun langsung berlari kearah meja makan.

"Mama pintar masak..." ucap Kenan dengan bahagia saat melihat ada banyak makanan di meja.

"Terimakasih..." ucap Bella.

Bella sangat senang melihat Kenan sangat lahap makan. Setelah Kenan makan, Bella mengajak Kenan untuk tidur karena baginya anak kecil itu harus ada tidur siang, supaya sehat.

Disaat Kennan tidur, Bella menyempatkan dirinya untuk mengerjakan tugasnya dan bersih-bersih rumah.

Ting...( Suara bel )

"Siapa yang datang?" gumam Bella sambil berjalan membuka pintu.

"Tuan Philip..." cicit Bella saat melihat yang berdiri dihadapannya adalah Philip.

Bukannya menjawab, malahan dia terpesona melihat tampilan Bella yang sangat cantik memakai kaos yang pas ke badannya dan celana pendek.

"Silahkan masuk tuan..." ucap Bella dengan santai tanpa menyadari tatapan Philip yang terpesona dengannya.

Karena Philip tampak diam saja, asistennya yaang bernana Doni pun menyenggol lengan Philip, dan barulah Frans tersadar.

"Kennan lagi tidur, kalau tuan mau bawanya mari saya antar ke kamar..."

"Baik..."

Saat memasuki kamar Bella, Philip tampak kagum melihat kamar Bella yang tampak sangat bersih dan rapi. Tapi ada yang membuat dia bingung, tidak ada satupun photo keluarga yang ada hanya buku2 yang berjejer di lemarinya.

"Sudah berapa lama dia tidur?" tanya Philip sambil berjalan mendekati putranya yang masih tertidur pulas.

"Sudah satu jam pak..."

"Terimakasih telah menjaganya..."

"Sama-sama pak. Saya senang menjaga Kennan, anaknya baik dan pintar..."

Philip pun mengendong putranya dengan hati-hati suapaya tidak terbangun. Tas milik Kennan dan makanan yang dia masak untuk Kennan, Bella memberikannya pada Doni.

...----------------...

"Mama..." teriak Kennan saa bangun dan saat melihat suasana kamarnya, Kennan langsung keluar dari kamarnya. Kennan pergi keruang tengah dimana ayah, kakek dan neneknya lagi ngobrol.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!