NovelToon NovelToon

My Perfect Husband

BAB 1 ELLEORA SPARKLE

“Dasar anak nakal, papa bilang kamu pulang sekarang juga..!! Kalau tidak, papa akan blokir semua kartu kreditmu!!” teriak papa saat menelpon ku

“Apa sih paaah...? Gak bisa lihat anak nya senang, sedikit-sedikit menyuruh ku pulang” sahutku dengan nada merajuk

“Papa bilang pulang sekarang juga..!!” teriak papa lagi seperti Auman harimau yang akan menerkam mangsa nya

“iya..iya aku pulang” sahut ku dengan nada kesal

Lalu tak lama setelah aku menutup telepon dari papa, aku berpamitan pada teman-teman ku yang masih berpesta

“Guys ..I have to go home now!! Papa sudah menelponku barusan” ucap ku pada teman-teman yang lain.

“Yah...gak asik lu!! Like a child who is restrained hahaha” sahut salah satu teman ku dengan nada mengejek, mengatai ku seperti anak kecil yang di kekang oleh orang tua, atas perkataan nya aku tidak marah, karena aku merasa memang itu kenyataan nya.

Setelah menempuh perjalanan dari club menuju rumah selama dua puluh menit, akhir nya aku sampai di rumah. Perlahan aku membuka pintu dan menutup nya kembali.

“Glek...” terdengar suara pintu saat aku tutup, ternyata papa sedang menungguku berdiri dengan tongkat kayu di tangan nya, rupa nya papa bersiap akan memukul ku, sontak setelah melihat tongkat di acungkan kearah ku, aku berlari mengitari rumah sembari berteriak “Tolong...tolong..maaaa..tolong” teriak ku mencari-cari mama yang tak kunjung aku lihat.

“Ada apa sih ribut malam-malam? Malu sama tetangga kalau terdengar” sahut mama menanggapi teriakan ku

“Papa tuh mah, mau pukul aku pakai tongkat” terangku menjelaskan keadaan yang sedang terjadi pada mama

“Sudah lah pah..sudah malam, malu sama tetangga kalau terdengar” ungkap mama menasehati papa

“Biarkan saja ma..!! Biar semua orang tahu kelakuan nya seperti apa!! Papa malu ma..malu!!” teriak papa menjelaskan bahwa ia malu memiliki anak sepertiku.

Dengan polos nya aku menyahuti perkataan papa

“Malu kenapa pa? Kan aku tidak menjual diriku di pasaran?” ucapku yang membuat emosi papa semakin menjadi jadi

“Tuh lihat..anak kesayangan mu, melewati batas kesabaran ku ma..!! Hasil didikan mu!!” hardik papa ke arah mama

“Lah..kok jadi nyalahin ke mama sih!!?? Kan yang pergi aku bukan mama!!” sahut ku menanggapi perkataan papa yang menyalahkan mama.

“Dasar anak gak tau di untung kamu ya!! Harus papa nikahin kamu, biar papa tenang tidak selalu memikirkan mu tiap malam!!” teriak papa lagi sembari melempar tongkat ke lantai, membuat bibi yang sedang tertidur terbangun dan menghampiri kami di ruang keluarga.

“Bi..tolong bawa Ellie masuk ke dalam” perintah mama pada bibi, setelah mama melihat bibi mengambil tongkat papa yang tergeletak di lantai.

“Baik Bu..” sahut bibi ,lalu bibi menarik lengan ku untuk mengikutinya masuk ke dalam, dan akupun menuruti nya.

Sambil masuk ke dalam, aku sembari menggerutu

“Awas ya papa...lihat saja besok, aku akan semakin menjadi-jadi” gerutuku sembari berjalan

“Non..Bibi sarankan, Non jangan terlalu sering keluar malam, para tetangga sudah bergosip kalau Non memiliki kehidupan yang bebas, mungkin papa malu dengan omongan tetangga” terang bibi menjelaskan bahwa tetangga sudah mulai bergosip tentang ku yang selalu keluar malam.

“Siapa bi?? Yang bergosip tentang ku? Memang nya hidup nya sudah pada benar semua? Sudah pada insyaf semua? Berani-beraninya komentarin hidup orang lain!!” hardik ku pada bibi

“Iya..tapi memang gak baik Non, kalau anak gadis keluar malam mungkin papa takut terjadi apa-apa sama Non..” terang bibi lagi dengan nada agak di tekan. Lalu aku masuk ke dalam kamar ku dan mengunci pintu nya, jaga-jaga takut papa masuk mengejarku sampai ke dalam kamar.

Keesokan pagi, saat terbangun bibi menyuruhku untuk segera turun ke lantai bawah untuk sarapan

“Non..sudah di tunggu ibu sama bapak di meja makan” teriak bibi membangunkan ku di balik pintu kamar ku

“Iyaaaa...” sahut ku membalas teriakan nya bibi di luar.

Tanpa mandi dan menggosok gigi terlebih dahulu, aku langsung turun ke lantai bawah menuju ruang makan.

Sesampai nya di meja makan, terlihat papa yang masih marah kepadaku.

“Pagi Ma...” sapaku saat aku duduk di samping mama

“Pagi sayang..kok belum mandi? Memang nya kamu gak kuliah hari ini?” tanya mama padaku dengan lembut

“Kuliah siang ma..” sahut ku singkat sembari melahap roti yang telah di olesi selai kesukaan ku oleh mama.

“Yasudah..makanlah yang banyak, biar kesayangan mama cepat tumbuh besar” ucap mama memanjakan ku

“Nah..yang begitu tuh, yang membuat anak jadi kurang Ajar!!” papa menyahuti perkataan nya mama dengan nada sinis

“Apa sih papa?? Kok gak boleh banget kalau aku ngemanjain anak satu-satunya, heran...!!” sahut mama membalas papa dengan nada sinis juga.

Pagi ini terjadi perang dingin di meja makan, aku tidak saling bertegur sapa dengan papa. Dan papa malah menyerang mama dengan perkataan yang menurut ku tidak perlu.

Mau anak satu-satunya atau banyak anak, nama nya seorang ibu pasti akan memanjakan anak nya. Apalagi aku anak satu-satunya di keluarga ini.

“Kamu itu ya suka ngemanjain anak!! Jadi anak kamu gagal seperti ini!!” ucap papa lagi ,sontak perkataan papa membuat ku menggebrak meja dan aku langsung berdiri

“Aku itu bukan anak gagal pa..!! Buktinya aku masih kuliah!! Aku masih menuruti keinginan papa!!” sahut ku dengan emosi

“Gagal ya gagal saja..!! Mana pencapaian mu? Apakah nilai mu selama ini bagus? Mana?? Papa ingin lihat dan ingin tahu!!” hardik papa padaku.

“Ihhh..apaan sih!! Memang nya kesuksesan seseorang itu dilihat dari Nilai nya!! Tingkat kesuksesan seseorang itu beda-beda Pah.. gak melulu orang sukses dapat Nilai yang bagus” teriak ku membalas perkataannya papa.

Terlihat papa meletak kan garpu dan pisau nya diatas meja, lalu ia bersiap akan berdiri dari duduk nya.

Dengan refleks aku berlari meninggalkan papa dan mama yang masih di ruang makan menuju kamar ku kembali.

BAB 2 KEHIDUPAN DI KAMPUS

Siang ini sesampai nya di kampus, aku tak bersemangat, badanku terasa pegal dan fikiran ku serasa runyam sekali

“What's wrong with you?" Tanya Rilley salah satu sahabat ku di kampus

“I'm fine..tapi gak tahu kenapa hari ini hari terasa gundah” sahut ku dengan santai

“I know..!! Kaya nya malam ini harus party lagi nih hahaha” teriak sahabat ku itu dengan lantang sembari tertawa terbahak-bahak

“Dih..what the hell with you?” sahut ku sembari menaikan alisku, meras aneh dengan tingkah Rilley, padahal semalam ia baru saja party kenapa mau party lagi malam ini?

Pembicaraan kami terhenti ketika dosen masuk ke dalam kelas, dan kami memulai pembahasan tentang materi kuliah.

Saat dosen menerangkan materi, aku tidak focus menyimak nya, entah apa yang ku fikirkan dalam otak ku.

“Aku ingin menyelesaikan kuliah ku dengan cepat!! Agar aku segera berkumpul dengan teman-teman ku yang lain secepat nya” gumamku dalam hati ,yang tiba-tiba saja dosen memanggil namaku beberapa kali

“Ellieora... Ellieora Sparkle!!” teriak dosen padaku ,tapi aku masih saja asik dengan lamunan ku

Sampai saat sahabat ku Rilley melemparkan pulpen nya ke arahku, barulah aku tersadar kalau dosen sedang memanggilku

“Ellie..apa yang sedang kamu lamun kan? Terlihat kamu sedang asik sendiri, sampai tidak menyimak materi yang sedang saya bahas, kalau boleh tau sedang melamunkan apa?” tanya dosen dengan nada sinis

Lalu dengan santai nya aku menjawab

“Sedang melamunkan masa depan aku dan dirinya pak” teriak ku menjawab pertanyaan dosen ku itu

Sontak perkataan ku membuat semua teman sekelas menyoraki ku

Terdengar riuh sekali kelas siang ini oleh celotehan ku.

“Kamu ya..berdiri!! Tidak ada kesopanan kamu pada saya!! Sudah tidak menyimak mata pelajaran saya, sudah begitu asal bunyi saja kamu, mending kalau nilai bagus!! Selalu anjlok nilai tapi tidak pernah serius dalam kelas” teriak sang dosen yang terlihat emosi nya semakin meledak terhadap ku

Dengan santai aku mentaati perintah dosen ku itu untul berdiri, lalu setelah beberapa saat berdiri , pak dosen menghampiriku dan menjewer telingaku.

Ia menjewer telingaku sembari menarik ku keluar kelas,

“Kamu berdiri disini, hingga kelas saya selesai!!” teriak pak dosen yang sudah kehilangan kesabaran nya

“Sepele pak...” sahut ku dengan santai sembari berdiri membelakangi nya, sontak saja perkataan ku kembali membuat kelas riuh dengan kegaduhan dan sorak sorai dari teman sekelas ku.

“Kacau lu..hahaha” terdengar perkataan dari salah satu teman sekelas ku

“Parah lu..hahaha” teman ku yang lain nya ikut pula mengomentari celotehan ku dan mereka semua kompak menertawakan ku.

Setelah jam pelajaran usai, Pak dosen menyuruhku untuk mengikuti nya ke kantor, aku sudah menduga mungkin aku akan di berikan wejangan oleh nya.

Dan ternyata Pak dosen menyuruh ku untuk membawa salah satu dari orang tuaku ke kampus untuk melaporkan tindakan ku selama di kelas.

"Maaf pak orang tua saya sangat sibuk kedua nya, hingga lupa kalau mereka punya anak yang masih mengenyam pendidikan!" ucap ku dengan santai nya pada Pak dosen ku itu

"Sembarangan kamu ya, kenapa kamu selalu sembrono dan ceplas ceplos seperti ini?!" Pak dosen menanggapi perkataan ku dengan amarah yang meletup.

BAB 3 PERJODOHAN

Kuliah telas usai, saat nya aku berkumpul dengan teman-temanku yang lain nya di basecamp.

Sesampai nya di basecamp, ternyata berita aku di hukum oleh dosen telah sampai ke telinga mereka

“Wah parah sih lu hahaha..pake jawab lagi merangkai mas depan bersama nya hahaha” ledek salah satu sahabat ku, aku menduga kalau Rilley lah yang menyebar kan berita ini.

“Hahaha...” terdengar sahabat ku yang lain nya juga ikut tertawa terbahak-bahak.

“Apaan sih lu pada!! Emang nya gua lawak!!” sahut ku menanggapi mereka yang masih saja menertawakan ku

“Sudah-sudah..Malam ini kita party kemana?” ucap Jhon menanyakan schedule malam ini

“Di otak lu party doank isi nya..hahaha” sahut Rilley menanggapi perkataan Jhon sembari mendorong nya hingga tersungkur

“Lah kalau gua gimana ketua hahaha” sahut Jhon langsung mengarahkan pandangan nya ke arah ku

Belum juga aku mengiyakan perkataan nya Jhon, tiba-tiba saja telepon ku berdering beberapa kali.

Aku merogoh saku ku, untuk mengambil ponsel ku

“Sssttt....Nyokap!” ucapku setelah aku melihat layar ponsel, sontak yang tadinya teman-teman ku sedang tertawa pun jadi terdiam karena aku menyuruh mereka untuk diam sejenak menerima telpon dari ibu negara

“Halo..ada apa ma?” sapaku setelah aku menekan tombol hijau mengangkat panggilan dari nya

“Kamu sedang dimana Nak..?” tanya mama to the point’

“Aku lagi ngumpul sama anak-anak Ma..ada apa?” tanyaku lagi dengan penasaran

“Kamu harus pulang sekarang juga!!” ucap mama menyuruhku segera pulang dengan nada serius

“Serem banget ada apaan sih ma?” tanyaku sekali lagi

“Pokok nya kamu harus pulang sekarang juga!! Mama gak bisa beri tahu kamu di telpon” sahut mama menegaskan

“Oke..” ucapku singkat lalu dengan segera aku menutup telpon dan berpamitan pada teman-teman ku yang terlihat kecewa karena aku harus segera pulang.

Memakan waktu sepuluh menit untuk aku sampai ke rumah.

Sesampai nya di rumah, mama dengan tergesa-gesa menyuruhku untuk mandi dan berganti pakaian yang rapih.

“Aku mencium adanya bau-bau kecurigaan nih” ungkap ku pada mama, saat ia mendorong ku untuk segera masuk ke dalam kamar membersihkan badan ku

“Sudah sana..jangan banyak berkomentar” sahut mama sembari menutup pintu kamar ku.

Setelah beberapa menit, aku menyelesaikan mandi ku dan berpakaian rapih, lalu aku menata rambut ku dengan menguncir nya

Aku fikir, kami sekeluarga malam ini akan makan bersama di sebuah restoran

“Kita mau kemana ma?” tanyaku pada saat mama dengan tergesa-gesa menyeretku untuk memasuki mobil

“Hotel Grand palace pak” ucap mama pada sopir pribadi kami,setelah kami berada di dalam mobil

“Baik Bu...” sahut pak sopir

Lalu aku duduk dengan perasaan curiga “Ada apa sebenarnya?”

Setelah dua puluh menit,akhir nya kami sampai di Hotel Grand palace yang mama maksud.

Aku merapikan pakaian ku saat masih berada di basement parkiran,

“Ayok cepat..” perintah mama, lalu mama menarik lengan ku yang masih membetulkan rok ku

“Dih apaan sih ma, seperti di kejar-kejar setan saja” ungkapku yang keheranan melihat mama

“Iya ..setan nya papa mu!!” sahut mama mengatakan nya tanpa beban sontak membuat ku tertawa terbahak-bahak

“Hahahhahaha” suara tawaku menggelegar membahana badai.

“Sudah tutup mulut mu..!! Tak pantas gadis cantik tertawa seperti itu” perintah mama agar aku segera menghentikan tawaku

“Lagian mama ah sekali nya ngelawak kocak..hahahaha” sahut ku masih tertawa ,lalu tanpa sengaja aku menabrak seorang pria yang sangat tampan.

“Ma..maaf pak” ucapku dengan gugup saat melihat ketampanan nya bak artis negri korea

“Its oke..” sahur pria tersebut sembari tersenyum kecil ke arahku, lalu dengan segera aku dan ibu bergegas untuk mencari papa yang sudah berada di dalam.

“Ada apa sih pah..? Repot-repot suruh aku dandan segala, Cuma makan aja repot banget” ucap ku saat bertemu papa di dalam restaurant

“Sudah, diam saja kamu tidak perlu berkomentar, Papa akan menjodohkan mu dengan teman papa” sahut papa yang membuat ku seolah disambar petir

“Perjodohan?!!” teriak ku tanpa sadar sembari mengangkat mulutku karena perkataan papa membuat ku kaget setengah mati.

“Papa ini kadang ada Gila nya juga ya” tambah ku berusaha tenang walau keadaan ku sudah terdesak.

“Fikirkan lagi pah...Anak kita masih dua puluh satu tahun umur nya, mama jadi sedih” ungkap mama yang reaksi nya tidak seperti orang yang kaget seperti ku

“Gak ada..!! Dari pada tiap hari Papa mengkhawatirkan anak nakal satu ini, lebih baik Papah jodohkan!!” sahut papa

Lalu mama pun mengusap air mata nya dengan tissue.

Lutut ku terasa lemas saat mendengar perjodohan ini, mama memapahku berjalan menuju meja tempat kami makan.

Aku menarik lengan mama untuk beberapa saat, agar mama faham bahwa aku memberi kode pada mama

“Ma..selamat kan aku” ucapku dengan suara pelan, nyaris tak terdengar

“Apa....?” sahut Mama yang juga berkata dengan nada pelan sekali

“Yah kalau ngomongin orang sudah pasti ketahuan duluan ini sama orang nya” ucapku dengan kesal dengan nada keras

Sontak perkataan ku membuat mama tertawa

“hahaha...” terdengar tawa renyah dari mama

“Sudah jangan main-main lagi, segera duduk kalian ditempat masing-masing,sebentar lagi akan tiba tamu yang kita tunggu” ucap papa menghentikan tawa kami berdua.

Setelah susah paya meminta pertolongan pada mama tapi tidak berhasil, akhir nya aku menyerah juga dan duduk dengan tertib.

Pelayan mulai menyajikan teh sebagai pembuka untuk kami minum selama menunggu tamu agung yang belum datang.

“Pah..apa ada bir? Aku minum bir saja pah, tidak nendang kalau Cuma minum teh ..hehehe” ucapku memecah keheningan

“Lancang kamu ya..!!” teriak papah menggebrak meja dengan keras

Lalu mama berdiri menenangkan papa sembari mengusap dada nya beberapa kali.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!