Di sebuah desa tinggalah seorang lelaki tua yang hidup seorang diri.istrinya meninggal duabelas tahun yang lalu.desa yang ditinggalin jauh dari keramaian,akses masuk desapun harus tempuh dengan jalan kaki yang lumayan jauh.jarak rumah orang-orang desa juga sangat jauh,kalau ada yang sakit atau kesusahan mereka akan terlambat menolong,dipagi hari kakek Budi pergi mencari kayu bakar dihutan dan bahan makanan semenjak ditinggal pergi sang istri tercinta hari harinya dihabiskan dengan berpetualang dihutan,untuk menghilangkan rasa kesepiannya.pagi itu kake Budi pergi dengan membawa parang dan air minum,untuk bekal nanti,kakek budi melangkah dengan pasti dan sampai ditepi hutan.kakek Budi memotong kayu kering untuk dibawa pulang,setelah cukup diikat dan dipikul kayu itu,sepanjang jalan kake Budi juga memperhatikan pohon pohon siapa tau ada buah masak yang bisa dia petik,sepanjang jalan kakek Budi mendengar suara tangin bayi mendengar suara tangisan bayi ada rasa penasaran dan ingin tau yang lebih besar.Kakek Budi mendengarkan suara itu dengan baik dan mencarinya,tak lama kemudian setelah membela rumput yang tinggi kake budi.
Melihat bayi yang dibungkus dengan kain sarung dan disebalh ada pakaian yang sudah ada,dan betapa kagetnya kakek Budi diseblah tumpukan baju bayi ada bayi lagi yang menangis dengan suara pelan mungkin karna capek menangis atau lapar.akhirnya kakek budi memeluk kedua bayi dengan sekejab kedua bayi diam dalam pelukan kakek budi,kasihan kamu nak masih kecil sudah dibuang di hutan untung tidak ada binatang buas yang memakanmu Gumam kakek Budi sendiri
Tanpa pikir panjang kakek Budi langsung membawa semua barang barang yang ada di dalam kantong.sampai-sampai kayu yang sudah diikat kakek Budi tidak bisa dibawa,kakek Budi berpikir ini rezeki yang tak terduga mendapatkan bayi dua sekaligus.walaupun sang istri tidak bisa memberikan anak tetapi dengan mendapat anak dihutan kakek Budi sangat bahagia.sesampai dirumah kakek Budi langsung membersihkan kedua bayi itu.dan meletakkan dikasur tipisnya.
Kakek Budi membuka kantong yang ditinggalkan mungkin ada pesan atau alamat yang ditinggalkan kan,tapi hanya sebuah pesan
"TOLONg RAWAT ANAK INI"
Pesan yang kakek Budi simpan dan suatu saat akan diberikan kepada kedua anak itu
Dan kakek Budi berfikir untuk memberikan nama kepada kedua anak itu,setelah Mendapatkan nama yang dirasa bagus dan cocok akhirnya kakek Budi memanggil kedua bayi itu dengan nama
Untuk yang laki-laki aku kasih nama ADELIO dan yang perempuan aku kasih nama ADELIA.jadii kalian berdua punya nama LIO dan LIA.mudah mudahan kalian menjadi anak yang pintar berakhlak baik menjadi anak yang sukses,amiin..itu doa kakek Budi yang sudah dipanjatkan untuk anak angkatnya yang seperti anak sendiri.
Hari berganti hari perkembangan Lio dan Lia semakin baik walaupun dengan segala kekurangan kakek Budi tidak memberikan kemewahan seperti anak-anak lain yang hidup diluar sana.perkembangan anak itu sungguh diluar Nurul mereka sangat lincah gemuk-gemuk dan pintar.tetangga disekita sering menanyakan siapa kedua anak itu.kakek Budi selalu bilang mereka adalah cucu yang sudah ditinggal meninggal orang tuanya dan diserahkan kepada kakek Budi untuk dirawat.akhirnya semua percya ucapan kakek Budi.
Kedua bayi kembar itu tumbuh dengan sehat mereka menginjak diumur yang ke 3 tahun tak ada perayaan ulang tahun atau kue yang tersedia diatas meja yang ada hanya umbi-umbian yang mereka makan setiap hari,kakek Budi selalu menandai ulang tahun Lio dan Lia dimana saat mereka ditemukan mengingat kedua tali pusar bayi itu masih basah diperkirakan satu atau dua hari bayi itu sebelum dibuang,jadi kakek Budi berpatokan ditemukannya.
Hari itu kakek Budi akan ke hutan dan akan meninggalkan kedua cucunya dan berpesan agar tidak main jauh-jauh karena kakek akan mencari kayu bakar.entah hari ini Lia tidak mau ditinggal dan mau ikut kehutan.sang kakek yang membujuknya tak mampu untuk meninggalkan Lia yang crewet dan bicaranya cadel membuat kakek Budi paling sayang padanya
"Lia tidak mau ditinggal sama kakek pokoknya" ucap Lia dengan mulut moncongnya kedepan.
" Lia kamu mau kakek susah bawa kayu sama gendong kamu" ujar Lio dengan berfikir dewasa
"Ah..Abang iri.bilang aja kalo mau ikut juga"ledek sang adik.
Kakek Budi yang melihat pertengkaran keduanya langsung menengahi.
"Sudah...sudah tidak usah ribut kalo begitu semua ikut kakek asal tidak minta gendong"ucap kakek Budi sambil tersenyum
Horeeeee......hooreeeee.....
"itu Abang juga mau ikut.tadi bilang Lia tinggal"
Gerutu Lia.sang kakek terkekeh melihat tingkah Lia yang cemberut sedangkan sang abang cuek bebek berjalan didepan
Mereka bertiga menampaki jalan yang licin karena habis hujan malam sedangkan Lia yang tidak bisa diam membuat suasana ramai dengan celotehannya.
Sedangkan sang abang lebih banyak diam tidak mau disibukan dengan Lia yang bertanya soal tanaman apa yang ditemui dan apa kegunaanya.
Lia dan Lio termasuk anak-anak yang pintar dan cepat menghafal apa yang diajarkan.
Seperti sekarang ini sang kakek mencari dedaunan untuk obat capek-capek karna kakek Budi merasa badannya kurang enak.saat itulah Lia bertanya daun apa itu dan untuk apa? Sang kakek pun menjelaskan untuk obat apa dan apa kegunaanya.
Sedangkan sang abang lebih suka belajar tentang jenis pohon pohon yang ada didalam hutan.
Tanpa disengaja kakek Budi yang sudah lama tidak melewati dimana kakek Budi mendengar suara tangisan bayi,saat melewati tempat itu hati kakek Budi terasa ditusuk pisau sampai kejantung.sampai kakek mengelus dada,dan lio yang memperhatikan sang kakek langsung mendekat dan bertanya ada apa kakek kakek pun menggeleng kepala.
Akhirnya mereka duduk dibawah pohon yang rindang dimana kedua bayi itu ditaruh.
Kakek langsung meneteskan air mata ketika mendengar suara tangisan bayi dibuang di Semak-semak dekat pohon dimana mereka sedang duduk .tiba-tiba Lia yang melihat kakek meneteskan airmata dia mendekat dan menghapus air mata dipipi rentan kakek.
"Kakek kenapa menangis...apa kakek capek" tanya gadis crewet itu,sedangkan sang kakek tersenyum mendengar pertanyaan dari cucu angkatnya.
"Kakek cuma ingat nenek kalian yang disurga"
Bohong sang kakek.
"ohh...kirain kakek capek terus nangis...apa perlu Lia gendong kakek".ujar gadis crewet itu.
sedangkan sang abang hanya mendengus kesal dengan pertanyaan adiknya yang super crewet.belum habis pertanyaan yang satu Lia sudah bertanya yang lain.akhirnya kakek tertawa lebar mendengar Lia yang akan menggendongnya.
Hahahhahaha.....hahahaha...
Liaa merasa bingung dengan kakeknya yang tertawa lebar dan abangnya,merasa tak bersalah Lia memukul Kakeknya dan abangnya dengan ranting agar mereka berhenti tertawa tetapi melihat tingkah gadis kecil itu sang kakek melupakan kesedihannya.
Dan saat itu pula kakek yang tak sengaja memegang sebuah tas kecil yang dibungkus dengan plastik tapi masih bagus,segera kakek Budi mengambil dan membukanya.
Lio yang melihat hal itu segera bertanya kepada sang kakek.
"Itu,apa kek".tanya Lio
"Gak tau,apa ini isinya kita Buka ya" ujar kakek.
"Ya,kakek"seru mereka
Setelah memotong plastik yang membungkus tas kecil itu dengan parang akhirnya kakek bisa membuka isi tas kecil yang mereka dapat.
Berapa terkejutnya kakek Budi setelah membaca secarik kertas yang bertuliskan nama kedua anak kembar itu dan berpesan agar tidak menceritakan kepada siapapun jati diri kedua anak itu.
Sedangkan lio Merasa curiga dengan sang kakek dia bertanya apa yang kakeknya dapat.
"Kek,itu tulisannya apa".tanya Lio ingin tau.
Oh ini hanya menulis agar jangan membuka sembarangan milik orang". bohong kakek, tentang tidak mau ada orang yang tau tentang jati diri kedua anak angkatnya.
Setelah kakek Budi menyimpan tas kecil itu dan mencari kayu bakar agar kedua anak itu tidak terlalu banyak tanya,karna kakek Budi akan kewalahan menjawab pertanyaan Mereka berdua.
Setelah mendapatkan kayu bakar yang cukup kakek Budi juga melihat buah yang sudah dipanen untuk dibawa pulang.
Sepanjang perjalanan kakek Budi pikirannya masih kesurat yang di dapat didalam tas dan belum sempat untuk membuka semua.
Kakek Budi tau mau kedua anak itu tau apa isi surat itu dan setelah kedua anak itu tertidur baru akan membuka surat itu pikir kakek Budi.
Setelah makan malam Kedua cucunya yang mulai mengantuk diajak ke kamar untuk segera tidur.tak lupa sang kakek bercerita tentang hewan yang hidup dihutan dan anak-anak tidak boleh berburu sembarangan karna hewan yang ada dihutan akan melindungin kita disaat kita dalam bahaya.
Kedua anak itu mendengar dengan serius dan lama-lama tidak terdengar lagi suara hanya ada dengkuran halus yang keluar dari mulut mereka.
Ah...akhirnya mereka tidur juga kalo tidak aku akan Kebingungan harus menjawab apa...batin kakek Budi
Setelah melihat kedua cucunya tidur kakek Budi langsung menuju ke tempat menyimpan pakaian yang terbuat dari kayu yang dilapisin dengan kain seadanya,kakek Budi mengeluarkan tas kecil yang didapat didalam hutan.
Ap isi dalam tas ini,kenapa orang yang membuang anak ini berpesan supaya menyembunyikan jati diri mereka.
Kakek Budi membuka pelan-pelan dan mendapatkan kalung Yang berbentuk hati didalamnya ada foto sepasang suami istri.
Berarti ini kedua orangtua mereka tapi namanya siapa bagaimana aku tau kalo suatu saat mereka menanyakan.
Kakek Budi membongkar semua ini tas itu dan ada kartu ATM,tetapi kakek Budi tidak mengetahui itu apa.kakek Budi pikir itu hanyak kartu biasadan kembali memasukan kedalam tas.
Aku akan memakai kan kalung ini kepada mereka disaat Remaja kalau mreka sudah mengerti untuk saat ini mereka tidak perlu tau siapa sebenarnya mereka.supaya mereka aman dari orang orang yang jahat.dan aku berjanji akan mengajarkan mereka cara bertahan hidup ditengah hutan kalau suatu saat aku sudah tidak bersama mereka.
Setelah dirasa aman untuk menyimpan tas itu kakek budi kembali merebahkan tubuhnya dekat kedua cucunya.kakeb Budi akan tidur ditengah tengah,karna Lio dan lia akan berebut untuk dipeluk akhirnya kakek Budi akan tidur ditengah mereka Supaya mereka bisa memeluk sepuanya.
Pagi menyingsing tanda hari sudah pagi begitu juga dengan kakek Budi yang sudah bangun pagi dan menyiapkan sarapan pagi untuk kedua cucunya umbi talas dan singkong bakar yang menjadi menu setiap hari tapi kedua anak itu tidak pernah mengeluh atau protes dengan makanan yang diberikan oleh kakek.
Selama ini kedua anak itu akan bangun pagi setelah sarapan yang disiapkan oleh kakek siap baru kakek Budi akan membangunkan mereka,tapi tidak untuk kali ini si crewet yang bangun duluan dan mencari sang kakek yang tidak ada dalam rumah langsung menangis mencari kake Budi.
"loh..loh.. Ini kenapa cucu cantik kakek kok nangis"tanya kakek Budi.
Huhuhuhu...huhuhu...
"cup cup cup udah ada kakek,kenapa nangis" tanya kakek Budi lagi.
"Lia bangun kakek tidak ada huhuhuhuhu" ucap lia sedih
"kakek gak kemana mana loh..ini kakek bawa apa"ujar kakek sambil menunjuk seekor ikan yang lumayan besar hasil tangkapan kakek Budi.
Lia yang melihat langsung jingkrak kegirangan.
Horeeee horeeeee horeee
"kakek hebat......kakek hebat..."
ucapnya bahagia rasa sedihnya sudah tak terlihat lagi.
Pertumbuhan kedua anak kembar itu semakin hari semakin menggemaskan apalagi Lia yang cerewet ada saja yang dia buat untuk menjernihkan suasana.beda dengan si Abang yang cenderung cuek dingin malas tau.
Pagi ini kakek Budi mengajak mereka ke hutan mencari bahan makanan untuk persediaan dirumah mereka dan mengambil kayu bakar sebagai bahan untuk memasak.
Lia yang paling semangat kalau diajak kehutan karena dia suka mencari tanaman herbal yang diajari oleh sang kakek Budi.
Lia yang selalu membawa tas anyaman yang dibuat oleh kakek Budi selalu menemani kalau Lia ke hutan mencari buah atau umbi umbian.sedangkan Lio lebih suka membawa karung untuk diisi buah atau umbi umbian yang dia kuat bawa.kakek Budi tidak pernah memaksa mereka untuk membawa yang berat berat karena umur mereka yang kecil dan belum mampu angkat yang berat berat.
Setelah mengunci pintu rumah kakek Budi dan kedua anak kembar itu menyusuri jalan setapak hingga sampailah mereka dihutan yang sangat lebat.kehidupan kakek Budi dan kedua cucunya bergantungan dengan hutan karena mereka akan mencari makan dihutan dengan buah buahan atau umbi umbian.
Dalam perjalanan mereka menemukan beberapa jamur yang baru tumbuh dan kakek Budi menyuruh Lia mengambilnya dan mengisi dalam tas anyamannya.
Lia yang begitu gembira seolah olah mendapat emas yang banyak sampai sampai mulut cerewetnya juga tidak bisa diam.
"Lia bisa diam gak." tegur Lio
"his Abang,adekan lagi panen jamur." gerutu Lia
"ya kalau ambil jamur Mulut itu diam,gak kaya kamu ribut aja." kesel Lio
"iya iya nih adek diam gak ribut." geram Lia yang masih aja ribut,sang kakek yang mendengar pertengkaran adek kakak itu hanya tersenyum senyum
"udah gak usah ribut ... Ayok ikut kakek ke atas kita lihat buah yang masak masak kita bisa ambil." ajak kakek Budi menengahi mereka.
Ketiganya naik keatas untuk melihat buah yang sudah pada masak masak.kakek Budi juga mengajak kedua anak itu terus masuk kedalam hutan dan tibalah disuatu tempat yang jauh dari pinggir kampung mereka.
Kakek Budi mengajak kedua anak itu terus masuk kedalam hutan dan tibalah disuatu tempat yang jauh Dari pinggir kampung mereka.
Suara desiran air terjun yang jatuh dari atas ketinggian dan disampingnya ada sebuah gua yang tidak terlalu tinggi untuk dijangkau oleh anak anak. Kakek Budi mengajak kedua anak itu untuk ikut dan berjalan hati hati karena bebatuan yang licin.
Kake Budi menebang rumput liar yang menutupi gua yang ada disamping air terjun.
Mereka bertiga masuk kedalam gua dan membersihkan kotoran yang masuk kedalam
sementara Lia yang masih bingung hanyak berdiri dimulut gua dan bertanya kepada sang kakek.
"kek, ini apa namnya kok seperti rumah tapi dari tanah dingin." tanya Lia ingin tau.
"ini namanya gua Lia,ini alami dan sudah ada sebelum kakek lahir.kake biasa kesini untuk latihan."ujar sang kakek
"hah latihan..emang kakek mau perang" tanya Lia lagi
Ummpppppttttftt......
Kakek yang mendengar pertanyaan Lia tak tahan dengan kepolosan anak itu, mau ketawa pasti nanti dia marah merasa diejek dengan pertanyannya
akhirnya sang kakek menjelaskan gua itu kenapa sampai membentuk seperti itu,dan Lia yang mulai mengerti pelan pelan dia masuuk kedalam.
Lia yang mulai ingin tau menelisik setiap ruang gua dan bertanya kenapa ada peralatan masak dan kenapa ada tempat tidur ada selimut ada baju yang disusun rapi.
Beberapa pertanyaan yang keluar dari mulut Lia tak satupun sang kakek mau menjawab.
Sebelum menjawab sudah ada pertanyaan yang baru sehingga kakek Budi hanya menunggu Lia selesai bertanya baru akan menerangkan semua pertanyaan.
Kakek Budi segera membuat api untuk membakar umbi yang sudah diambil dijalanan tadi.dan mencuci jamur yang didapat disepanjang jalan.
Lia segera ikut kakeknya memotong jamur yang diambilnya dan memasak untuk dimakan dengan umbi.sedangkan Lio yang sudah diajari kakek cara menangkap ikan dengan cekatan Lio sudah berhasil menangkap ikan yang ada di air terjun disamping gua.
Dengan semangat Lio membawa ikan hasil tangkapannya dan menyerahkan kepada sang kakek.
Horrreeeeeee........hooooorrrreeeeee
"Abang hebat,ikannya mau sama Abang,ikannya gak takut ya bang." tanya Lia
"mana ada ikan takut sama Abang,yang ada Abang akan jitak kepala ikan." ujar Lio
"kok dijitak sih bang kan kasihan." ujar Lia
"biar kita bisa makan dek,kalau gak ikannya kabur." gerutu Lio
"oh ,gitu" jawab Lia singkat dan berlalu masuk kedalam gua yang ada air didalam gua sehingga tak perlu keluar untuk cucian atau mandi.
Mereka menikmati ikan bakar hasil tangkapan Lio dan jamur yang ditumis apa adanya tanpa bumbu bumbu tapi soal rasa tak kalah enaknya itu yang dikatakan oleh kedua anak kembar itu.
Setelah kenyang Lia dan Lio langsung diajari cara masak dan mengkap ikan walaupun Lio sudahh bisa tapi kakek Budi mau lebih mahir tanpa membuat ikan lari,sedangkan Lia yang baru pertama kali diajari langsung masuk kedalam sungai itu dan berlari kesana kemarin.
Haahaahaahahaahahahahh....
Tawa Lia yang begitu gembira bisa bermain air sepuasnya bukannya mencari ikan malah main air,kakek Budi yang melihat itu hanya geleng kepala melihat tingkah Lia.
"Lia bulan begitu cara menangkap ikannya nak." seru kakek Budi
sedangkan Lia yang masih asik bermain air dan tanpa diketahui oleh kakek Budi dan Lio ditangan kirinya ada seekor ikan besar yang bergerak.
"Hhaahahahaahaahaahaa...kena kan makanya jangan bandel bandel kalau ditangkap,,,"ucap Lia yang bicara dengan ikan.
Kakek Budi dan Lio yang melihat itu hanya melongo melihat tingkah Lia bicara dengan ikan.
"HAH kok bisa ikan disalahkan" ucap Lio kepada sang kakek, sedangkan kakek hanya mengangkat bahu sambil tersenyum lebar.
"sudah Lia naik ikannya kasian tuh,nanti kehabisan nafas" ucap kakek yang melucu, Lio yang mendengar penuturan kakeknya jadii bingung dia langsung meninggalkan kedua orang itu dan langsung rebahan.kakek Budi yang melihat Lio tertawa lebar. Karena anak itu susah untuk diajak bergurau.
Setelah berganti baju Lia dan Lio diajari latihan gerakan gerakan untuk bertahan dari serangan.mulanya Lia malas karena capek lah ada saja alasan untuk tidak mau latihan tapi Lio yang marah akhirnya Lia mengikuti gerakan sang kakek.
"Huh dasar Abang galak." gerutu Lia sambil ikut gerakan kakek Budi.
"Ade yang serius loh,jangan asal gerak saja." tegur Lio kepada sang adik.
"iya iya .... Abang galak " kesel Lia
Kakek Budi yang tak tahan dengan ocehan Lia langsung tertawa lebar dan Lia yang melihat hal itu bertanya kepada kakek..
" kakek,apa yang lucu." tanya Lia yang merasa tak bersalah
" Adek tau gak sih,kakek tertawa itu gara gara adek tau" kesel Lio
kakek Budi yang masih tertawa belum bisa berhenti karena kelucuan Lia dan Lio yang tak mau kalah.
" udah udah kakek gak akan paksa Ade,kalo adek gak mau ikut latihan" ucap kakek Budi.
"Baik kek,adek mau tidur boleh" tanya Lia
"Boleh sayang,Abang juga kalo capek boleh tidur" ucap kakek
"Gak kek,Abang mau latihan aja" ucap Lio
Kakek langsung mengangguk dan melanjutkan latihan sedangkan Lia yang tak terdengar suaranya sudah menikmati mimpinya dengan wajah teduhnya dia tersenyum.
sepanjang latihan tak ada keluh kesah yang disampaikan ke pada kakeknya,Lio latihan dengan semangat bahkan tak jarang dia akan mengulangi setiap gerakan yang diajari oleh sang kakek.
Karena sudah sore kakek Budi mengajak kedua cucunya untuk kembali kerumah.
Dan Lia yang sudah bangun langsung mengambil tas anyamannya yang berisi obat obatan dari herbal
"Kakek besok kita kesini lagi ya" ujar Lia dengan semangat.
"Hanya untuk pindah tidur saja kamu dek" tukas Lio.
"Biarin habisnya enak dingin sejuk,dekat air untuk mandi" sergah Lia.
"ya sudah besok besok kita kesini lagi dan bermalam ya" ujar kakek Budi.
Hoorreeeeeeee......hoooorrrreeeeee
Anak seusia mereka akan susah diajak kehutan mencari kayu bakar atau mencari makanan,tapi tidak dengan Lio dan Lia mereka akan bersemangat kalau diajak kehutan.
Sepanjang jalan mata Lia selalu keatas pohon kalau kalau ada buah yang masak bisa diambil untuk dibawa pulang.
Tak berapa lama mereka berjalan dan mendengar suara dari kejauhan seperti suara orang orang besar.
"Kalian cepat cari dimana kalian buang anak itu" suara laki laki bariton.
Deeeeeggggggh........
Hati kakek Budi mencelos mendengar suara laki laki yang mencari anak yang dibuang berapa tahun lalu.
Dengan berjongkok kakek Budi mensejajarkan tubuhnya dengan kedua anak itu.
"Kalian diam,kita kembali ke gua ya" ucap kakek Budi sambil menepuk jarinya didepan mulutnya,agar kedua anak itu takk bersuara.
Dengan langkah setengah berlari kakek Budi dan kedua anak itu menuju ke gua,tak berapa lama mereka pun sampai dan membuka kembali penutup gua itu dan kakek Budi menyuruh Lio dan Lia segera masuuk kedalam merebahkan tubuh mereka diatas pembaringan dan menyuruh mereka untuk tidak ribut agar mereka kalau bicara dengan suara pelan pelan.
Sementara Lia yang takut dipeluk sang abang dan mengusap kepala adeknya untuk tidak takut.
"jangan takut Abang akan menjaga adek"ucapnya lirih
"Abang jangan jauh dari adek" ucap Lia sendu.
Ade kakak itu saling berpelukan dan saling menguatkan sampai mereka tertidur,kakek Budi yang melihat keduanya tak tega melihat nasib kedua anak itu,apa salah mereka masih bayi sudahh dibuang dan mulai besarpun masih mau dicari lagi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!