"Kenapa sih,harus begini!"
Di sebuah ruang kosong yang berukuran 3x3 ada seorang wanita yang terduduk di pojok ruangan tersebut .
Tangisan pilu itu memecah keheningan di ruangan itu.
"Aku capek!.Aku bosan terus menerus seperti ini bang!"ujarnya sembari menangis.
Ia meluapkan semua keluh kesah yang tak dapat di utarakan kepada suaminya.
tangisan, jeritan,semua terdengar di ruangan kosong ini,tak selang lama pintu kamar itu terbuka,dan muncul seorang gadis melangkah masuk dan belari ke arahnya, tiba-tiba memeluk erat tubuh wanita itu.
"mamih,mamih nanis?"Boca kecil itu bertanya kepada sang ibu yang masih berlinang air mata.
"Jangan nanis mamih,adek tehedih kayook liat mamih nanis"ujar Boca lima tahun.
sang ibu hanya bisa terdiam menahan tangisannya.
dengan cepat telapak tangan kecil itu menyentuh pipi sang ibu,dan menghapus air mata ibunya yang masih menetes di pipinya.
"iya sayang,mami tak menangis kok.ini tadi mami ke lilipan matanya"jawabnya berbohong.dan tangan nya sembari menyingkirkan anak rambut yang hampir nutupin mata si gadis kecil itu.
"mamih,tenapa ya papih kok jaat cama kita?.apa papih sudah gak tayang tita agi?"Boca kecil itu bertanya,sambil memandang wajah ibunya dengan wajah polosnya.
"Sayang,kok dek.."ujar sang ibu
"Talau tayang mamih kok di bentak?.Tapi kata mamih gak boyeh bicala kasal-kasal,apa Agi bentak Owang,itu gak copan, tapi papih beditu cama mamih?"ucap putrinya panjang lebar
"Sini sayang mami(ia menarik lembut lengan anaknya)Vania anak mami yang paling baik, paling cantik,kalau papi begitu mungkin papi kita lagi capek,banya kerjaan nya sayang.Besok-besok kalau papi marah Vania jangan mendekat ya sayang,takutnya terkena pukul"ujarnya getir.
"Oteh,mamih.maaf"ucap Vania lembut,lalu mengecup pipi sang ibu.
Sang ibu tersenyum sambil membelai lembut rambut anaknya.
Setelah kejadian beberapa jam itu,Ia lebih sedikit berbicara dengan sang suami.
***
hari terus berganti,begitu juga bulan yang terus berganti bulan,dan begitu juga prilaku suaminya yang semangkin buruk terhadap Ia dan anaknya.
"Dasar pemalas,taunya hanya ngabisin uang aja kalian"ucapnya dengan nada tinggi dan sambil melepas benda yang di gegamannya.
"..." perempuan itu hanya terdiam, dan memeluk erat anaknya.
begitu lah prilaku suaminya yang tak tau mengapa.
Siang itu,tak ada angin tak ada mendung,ada seseorang yang memintaku pertemanan di sosmed nya.
Karena sejak menikah Ia menutup diri dari dunia luar, termaksud sosmed.karena Ia ingin berbakti kepada suaminya.
Sebelum Ia konfirmasi akun tersebut,Ia mencoba melihat profil akun tersebut.
"Macam pernalihat ya,dimana ya?"gumamnya
tak lama Ia mekomfirmasi akun tersebut.
Oh..iya kita belum kenalan,Nama ku Tami amala, panggil saja aku Tami.
aku seorang ibu rumah tangga yang tak berkerja,dan aku seorang istri dari bang Rizal Ahmad.
Aku juga mempunyai seorang putri bernama Vania Ziea Ahmad,putri kecil yang selama ini menguatkan ku agar tetap bertahan menghadapi dunia ini.
Kami juga sudah mengarungi bahtera rumah tangga sekitar enam tahun,suami ku yang sangat baik dan menyayangi kami berubah di saat dia mengetahui bahwa aku mempunyai penyakit kista ovarium,dan membuat aku mengangkat salah satu rahim ku.
Dari situ dia mengacuhkan ku dan putrinya,dia lebih memilih menghabiskan waktu di luar dengan dunianya sendiri.
Setelah Rizal mengetahui bahwa Tami di haruskan operasi,dia merasa kecewa dengan istrinya.
Dari sejak istrinya selesai operasi Rizal bersikap acuh-acuh.
Rizal tak mengerti kenapa sikapnya begitu,cuma yang Rizal ketahui dia sangat kecewa dengan istrinya,dia pun sadar bahwa dia mengacuhkan Tami.
di dalam kamar,Tami sedang memakaikan baju anaknya,dan Rizal pun menghampiri Tami.
"Kamu masak apa?"Rizal bertanya
"Masak apa ya bang,adek lupa"ujarnya
"ambil kan nasi ku"
"sabar ya bang, habis pakaikan baju Vania ya"ujarnya
"aku lapar!.jadi istri tak becus sekali!,dasar pemalas"Rizal membentak istrinya di hadapan anaknya
Aku mulai gemetar,karena sudah ketakutan.ku beranikan diri, untuk menghampiri meja makan,dan membuk tudung saji yang masih tertutup rapat di atas meja.
Setelah selesai makan suaminya lalu pergi keluar dengan sepeda motonya,tampa memberitau kemana dia akan pergi.
"mamih,ayok tita Puyang ke tempat nah omah Vania,tita tindal aja papih sendilih di lumah."ucap Boca kecil itu,karena ia kasian kepada sang ibu yang selalu di marahin sang ayah.
"Sayang jangan begitu,rumah omah jauh sekali,kita kalau kesana harus naik pesawat dan harus mempunyai uang yang banyak.kalau tidak kita tak bisa membeli tiket sayang"ucap Tami lembut sembari mengelus-elus rambut anaknya.
"Oh..dituh ya mihh,kayau ditu tundu Vania gedek ya mihh"ucap Vania sangat polos.
Tami hanya bisa terkekeh kecil,Ia merasa terhibur dengan ucapan anaknya.
***
Malam hari Tami membuka akun sosial media,dan mendapati ada pesan masuk dari akun bernama Senja Yan.
Di buka pesan itu
"Hi..mbak apa kabar?"pesan tertulis untuk ku
dengan hati yang sedikit takut karena ia mendapatkan pesan dari seorang laki-laki.
Sejenak ia berpikir membalas atau tidak,dengan perasaan takut Tami memberanikan diri untuk membalas pesan tersebut.
"hi juga"balasnya
"Gimana kabarnya?,kenal aku tidak?"pesan dari Senja Yan.
"Maaf apa kita saling mengenal?"balas Tami.
"Sebenernya harusnya saling kenal sih,cuma mungkin aku kenal kamu, kamu yang tak kenal aku mbak"
"Oh,iya.kalau boleh tau kita kenal di mana ya?"Tami penasaran.
"Kita pernah satu sekolah,cuma kamu kakak tingkat ku"balas Yan
"Oh,maaf tapi aku tak mengenal diri mu,tapi ya sudah, salam kenal ya buat kamu dek senja Yan"pesan Tami
"iya kak,salam kenal kembali kak :)"balas Yan
"mbak,boleh tak aku mintak no WhatsApp kamu? buka bermaksud lain,tapi kalau boleh mbak,kalau tak boleh tak apa kok mbak"pesan Yan untuk Tami.
Tami berpikir sejenak,ia merasa bimbang satu sisi ia takut bertukar pesan dengan bukan muhrim nya,dan ia juga takut suaminya tau dan marah besar ke dia.
dia bingung,batin berkata ini cobaan yang sangat berat, karena dia tak pernah melanggar janji setianya.
Tetapi mungkin kegabutan itu akhirnya mau tak mau ia mengiyakan nya.
"Boleh"balas Tami
berselang beberapa menit hp Tami berbunyi ada notifikasi pesan masuk.
Tami melihat ada pesan baru dari nomor baru,Tami membuka pesan WhatsApp itu,lalu membacanya.
"ini nomor ku,save ya mbak"pesan dari nomor asing
Tami lalu save nomor tersebut dengan nama Kak Yan,agar suaminya tak bertanya siapa itu.
Tami tak membalas pesan senja lagi,Tami lalu rebahan di sebelah anaknya yang tertidur pulas.
Deng iseng Tami mengamatinya wajah anaknya dengan sesama,dalam benaknya Tami berpikir anaknya sangat mirip sekali dengan suaminya tidak ada yang tidak mirip,dari hidung,mata,sampai keseluruhan wajahnya hampir tak ada yang berbeda.
Tami hanya diam membisu.
Tami masih setia menatap wajah putri kecilnya,dan mengingat suaminya.
**
flashback.
"Mau kemana bang?"ujar Tami
"..."
"bang,kamu mau kemana?"Tami bertanya kembali
"..."
yang di tanyain hanya diam,dan acuh.
"bang Rizal,kamu mau kemana sih?kok rapi dan wangi?"Tami bertanya kembali
"apa sih!"ujarnya tak suka
"kamu mau kemana bang?.kami ikut boleh?"ucap Tami sambil tersenyum lebar
"gak!.(terjeda)Aku mau ke pernikahan temanku,kalian dirumah saja.aku tak mau kalian menggangu aku di sana"ujarnya lalu meninggalkan Tami yang membisu.
Tami terkejut dengan ucapan suaminya,ia merasa itu bukan bang Rizal yang dia kenal.
Tami belari kecil sambil menghampiri suaminya.
"ikut ya bang,aku dan Vania bosen dirumah"ujarnya lembut seperti merayu.
"aku bilang tidak ya tidak,mau ngapain ikut!.dasar kegatelan!"ujar Rizal.
tampa permisi suaminya pergi tampa berpamitan.
Tami tersenyum getir,dengan celotehan suaminya yang sangat menyakiti perasaannya saat ini.tami mencoba menahan tangisnya, tetapi air mata itu jatuh dengan sendirinya.
ucap Rizal terngiang-ngiang di pikirannya,apa ia seburuk itu di pandangan suaminya.
"mamih,tita gak jadi pelginya?"ujar anaknya sudah memakai pakaian cantik.
"tidak sayang,papi rupanya ada kerja.jadi kita tak bisa ikut"ucapnya lembut
"yahh...ketewa dong Vania mihh,"ucapnya dengan melipat dua tangan di dada nya,dan memasang wajah cemberut.
Tami tersenyum melihat tingkah gadis kecil itu.
"jangan kecewa dong,kalau papi libur kan kita di aja jalan-jalan seperti dulu sayang"
"ya udah deh mihh,Vania danti baju duyu ya"ucapnya.
"iya sayang "ucap Tami
Tami mengajak anaknya bermain,agar sang anak tak menanyakan kapan sang ayahnya pulang?.
lelah bermain vania tertidur pulas di sofa,Tami menggendong gadis kecil itu ke dalam kamar.
pelan-pelan Tami merebahkan malaikat kecilnya di ranjang.tami menatap anaknya sejenak,lalu menyelimuti dan mengecup pucuk kepalanya.
"selamat tidur sayang"ujarnya sembari tersenyum.
Tami meninggalkan anaknya di dalam kamar sendiri dengan keadaan tidur,ia berjalan menuju sofa dan duduk sembari menunggu sang suami.
beberapa kali Tami melihat jam dinding, tetapi tidak ada terdengar ketukan pintu,padahal sudah sangat larut malam .
entah terlalu lelah,Tami terlelap di sofa itu.
terdengar beberapa kali ketukan pintu cukup keras.
Tami pun terjaga dari tidurnya,lalu membuka kan pintu tersebut.
"kau budek!"ujar laki-laki yang berada di depan pintu,siapa lagi kalau bukan suami tercintanya.
"maaf bang,aku ketiduran"ucapnya pelan
"dasar"Rizal berlalu pergi.
Tami buru-buru mengunci pintu dan mengikuti suaminya sampai di kamar.
"kamu minum bang?"
"apa kau tanyak-tanyak aku"ucap Rizal
"maaf bang"Tami hanya bisa mengucapkan maaf dan menunduk,ia takut suaminya akan kasar terhadapnya.
Rizal memandangi Tami dari atas sampai bawah,karena pengaruh alkohol Rizal merasa gejolak untuk bersetubuh dengan istrinya.
"sayang sini sayang"ucap Rizal lembut sembari menarik lengan istrinya.
Tami takut tetapi ia menurut apa yang suaminya ucapakan.
"sayang kamu cantik banget, kamu tau kenapa aku pulang, karena makan sama untuk kawin bisa di luar,aku pulang Karena ini tempat pulang ku.tenang Abang tak pernah jajan diluar,kamu percaya kan sayang"ucap Rizal di depan wajah Tami,tami hanya mengangguk takut.
"aku buka ya bajunya?"ujar Rizal,Tami masih mengangguk patuh.
**
lalu Tami tersadar dari lamunannya, yang selalu terlintas di benaknya ia hanya tempat pelampiasan suaminya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!