NovelToon NovelToon

Derita Clarisa

1.

Clarisa menghela napas dan sambil memikirkan kenapa dia harus hidup di keluarga ini.

"Kenapa takdir begitu tidak adil bagiku," ujar Clarisa.

Setiap harinya terasa akan berat dijalani, hidup dengan serba kekurangan dan harus saling berbagi,

dan harus membantu ayah dan ibu di pasar.

Seharusnya di usiaku sekarang aku fokus belajar dan menikmati masa remajaku, tetapi itu bukan berlaku bagi masa remeja ku.

Bukannya aku tidak bersyukur, namun aku hanya ingin mengharapkan kehidupan yang lebih baik dari sekarang. Apakah aku terlalu egois?

Ketika clarisa termenung, teriakan seorang ibu memanggilnya.

"Nak apakah kamu sudah selesai memasak?" ujar Ibu.

"Aku sudah menyiapkan sarapannya bu," ujar Clarisa sambil menghampiri Ibu Tere".

"Segera bangunkan adik-adik mu dan suruh mereka mandi setelah itu sarapan. Dan kamu juga segera beres-beres ini sudah waktunya berangkat ke sekolah. Ibu sebentar lagi akan berangkat ke pasar, ingat ya clarisa setelah jam pulang sekolah ingat kamu datang ke pasar untuk membantu ibu dan ayah, " ujar Ibu.

Clarisa mengangukkan kepalanya dengan senyum yang terpaksa.

Setelah itu ayah dan ibu pergi kepasar dengan membawa segala keperluannya.

"Dek kalian apakah sudah selesai beres-beresnya? Ayo sarapan sebelum berangkat kesekolah," teriak Clarisa.

Clarisa sudah memakai seragam Sma membawa tas ditangannya dan meletakkan tasnya dikursi kosong.

Suara pintu kamar terdengar terbuka, keluarlah Samanta dengan seragam Smp langsung duduk dikursi meja makan.

Lalu Revano adik bungsunya keluar juga menggunakan seragam Sd dan mengambil posisi duduk dikursi.

Clarisa memberikan masing-masing piring yang sudah terisi makanan dan segelas air putih.

Mereka bertiga diam tanpa ada yang bersuara sambil menikmati sarapan.

Setelah selesai sarapan, mereka bertiga keluar dari dalam rumah dan berangkat kesekolah.

Jarak rumah kesekolah lumayan jauh, itu pun mereka harus jalan kaki.

Kebetulan sekolah mereka searah semua, jadinya mereka selalu berangkat kesekolah bersama-sama.

Tanpa terasa setelah sudah beberapa menit berjalan clarisa tiba di sekolahnya. Dan berpisah dengan adik -adiknya yang melanjutkan berjalan menuju sekolah masing-masing.

Sebenarnya lokasi sekolah mereka tidak terlalu jauh hanya jarak 100 meter dari sekolah clarisa.

Clarisa menuju tempat duduknya dan menyapa teman-teman dikelasnya. Clarisa termasuk siswi yang pintar, ramah dan baik.

"Selamat pagi Clarisa," ucap Sandra dengan suara cemprengnya.

"Selamat pagi, apakah kamu sudah mengerjakan tugas?" tanya Clarisa sambil meletakkan tasnya.

"Aku menunggu mu Clarisa, seperti biasa aku akan menyalin punya mu," ucap Sandra.

"Kamu ini ya bukannya dikerjakan sendiri, aku tau kamu bisa mengerjakannya Sandra," ucap Clarisa.

"Memang bisa tapi aku malas berpikir dan menggunakan kepintaran ku ini. Nantinya kamu tidak bisa juara 1 lagi jika aku menggunakan kepintaranku," ujar Sandra sambil tertawa kecil.

Clarisa hanya menggelengkan kepala dengan jawaban temannya itu.

Bel sekolah pun berbunyi pertanda jam pelajaran akan segera dimulai. Para murid pun duduk dibangku masing-masing dan mengeluarkan keperluan belajarnya.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Guru.

"Apakah ada tugas? Tolong dipersiapkan tugasnya dan mari kita bahas sampai selesai.Apakah semua mengerjakan tugasnya? Jika ada yang belum mengerjakan, silahkan berdiri di depan," ucap Guru.

Namun tidak ada yang berdiri berarti semua mengerjakannya. Siapa yang berani tidak mengerjakannya, guru di depan mereka ini salah satu guru kiler disekolahnya.

Waktu berlalu dan bel pun berbunyi pertanda jam pelajaran berganti.

"Baiklah anak-anak sampe disini jam pelajarannya, sampai ketemu di hari berikutnya dan kita akan mengadakan kuis. Diharapkan kalian semua belajar dengan baik," ujar guru.

"Baik Pak," jawab para murid-murid.

"Clarisa setelah jam pulang ayo kita main, sudah lama kita tidak main," ujar Sandra.

"Aku tidak bisa sandra, aku harus membantu ayah dan ibu berjualan," ujar Clarisa.

"Kamu mah nggak asik, kita udah jarang bermain kamu selalu alasan tidak bisa. Kita harus menikmati masa remeja ini," ujar Sandra.

Clarisa ingin mengatakan bukannya tidak mau bermain, tetapi keadaan ekonomi keluarga mereka yang tidak memungkinkan. Tapi Clarisa tidak menyuarakan itu ke sandra.

Dengan diamnya clarisa, sandra merasa bersalah kenapa dia harus mengeluarkan kata-kata itu.

"Maaf Clarisa, bukan seperti itu maksud ku," ucap Sandra.

"Nggak apa-apa Sandra " ujar Clarisa.

Jam istirahat pun tiba,

"Ayo kita ke kantin aku traktir hari ini, uang jajanku dilebihkan oleh ibuku," ujar Sandra sambil menggandeng lengan clarisa menuju kantin.

Segerombolan anak laki-laki berlari menuju ke arah kantin. Salah satu dari mereka menyenggol lengan Clarisa dan hampir terjatuh.

Clarisa pikir dia akan jatuh namun tangan seseorang menarik lengannya, lalu Clarisa menoleh ke belakang tatapan mata mereka bertemu.

"Terima kasih," ucap Clarisa.

"Makanya kalau jalan pakai mata, jangan asik ngobrol di jalan," ucap lelaki.

Clarisa mengernyitkan sebelah mata, yang salahkan temannya kenapa dia menyalahkanku.

Setelah Sandra sadar dari terkejutnya dia menghampiri clarisa, jangan ditanggepin dia clarisa, dasar cowok aneh, yang salah siapa yang disalahkan siapa.

Clarisa menghembuskan napas, pengen rasanya marah tapi ya sudah lah.

Lelaki itu adalah jayden, orang yang jarang ngomong tapi sekalinya ngomong nyelikit. Tidak memikirkan perasaan orang.

Hanya teman segengnya yang bisa menerima dia, walaupun kadang teman-temannya juga mendapatkan perlakuan begitu. Teman jayden yang lainnya juga termasuk orang-orang kepribadian aneh. tapi dengan perbedaan itu mereka tetap bersama-

sama.

Clarisa dan sandra menuju antrian bakso dan es jeruk, antriannya cukup panjang juga. setelah pesanan mereka selesai mereka mencari meja kosong. Ada yang kosong dipojokan.

Clarisa dan sandra mau menaruh bakso dan es jeruk nya diatas meja, namun jayden dan teman-temannya sudah terlebih dahulu duduk dan menaruh makanan dan minuman.

Clarisa menegur jayden beserta temannya bahwa pertama menemukan tempat itu adalah mereka.

Ziko menjawab ini adalah meja yang biasa kita pakai, jadi meja ini adalah tempat kami.

"Tidak bisa begitu ini milik sekolah jadi siapa pun bisa menggunakannya jika kosong," ujar Clarisa dengan emosi tertahan.

"Iya clarisa benar, apa hak kalian mengatakan itu?" ujar Sandra.

Ares berkata, "kamu lupa siapa pemilik sekolah ini."

Clarisa pengen mengeluarkan kata-kata, tapi Sandra membisikan sesuatu ketelinga clarisa bahwa ini milik sekolah orang tua jayden.

Jayden hanya tersenyum tapi senyumnya seolah-olah mengatakan kamu sudah tau. Jayden dan teman-temannya melanjutkan makan dan mengobrol. Diam-diam jayden melihat kearah clarisa sambil nimbrung dengan obrolan teman-temannya.

"Siapa yang kamu lihat?" tanya Ziko sambil menyenggol lengan jayden.

"Aku tidak melihat siapa-siapa," jawab Jayden lalu melanjutkan makanannya.

Ziko hanya menggangguk, namun ares juga memperhatikan kalau jayden melihat kearah clarisa. Tapi ares hanya diam saja, tidak mengatakan ke temannya yang lainnya. Mungkin hanya perasaannya saja kali kalau jayden melihat kearah clarisa.

2.

Clarisa dan sandra akhirnya bisa menemukan meja kosong, dan melanjutkan memakan bakso yang sempat tertunda akibat perdebatan dengan geng jayden.

"Wah kenyang juga ya makan bakso ini, sambil menyeruput air es jeruk," ujar Sandra.

Clarisa mengangguk tanda setuju atas pernyataan sandra sambil menyenderkan badannya ke kursi.

"Clarisa kayaknya kamu diliatin terus deh sama jayden, apa jangan-jangan dia merencanakan sesuatu atau apa mungkin dia suka pada mu," ujar Sandra dengan mendekatkan badannya ke arah clarisa.

"Perasaan kamu saja itu sandra, tidak mungkin jayden ngeliatin aku. Bukan hanya kita saja yang duduk di arah sini. Bisa saja dia melihat yang lain," ucap Clarisa.

"Tapi sekarang juga masih ngeliatin kamu, coba kamu liat deh kalau nggak percaya," ujar sandra.

Clarisa melihat ke arah jayden, benar yang dikatakan sandra. Mata mereka saling bertatapan, namun sorot mata dan ekspresi muka jayden susah diartikan.

Clarisa segera memutuskan tatapan mata dengan jayden dan berbalik badan ke arah sandra.

"Tuh kan apa aku bilang clarisa, jayden tuh ngeliatin kamu mana ekspresi mukanya begitu lagi, jangan sampai kamu berurusan sama jayden dan gengnya," ujar Sandra.

"Iya jangan sampai, semoga kita bisa lulus dengan cepat dan berjalan dengan baik," ujar Clarisa.

Mengingat sekarang mereka sudah kelas 11. Jadi menunggu kurang lebih dua tahun lagi mereka sudah lulus meninggalkan sekolah ini.

Clarisa dan sandra bergerak dari posisi duduknya, dan keluar dari kantin menuju kelasnya, tepat didepan toilet, clarisa mengatakan ke sandra duluan saja ke kelasnya, dia mau ketoilet dulu. Sandra pun menggangukan kepalanya berlalu ke kelasnya. Dan clarisa pun masuk ke toilet.

Tanpa mereka sadari, jayden juga ada di belakang mereka tapi posisinya tidak terlalu dekat sehingga mereka tidak tahu keberadaan jayden.

Jayden berdiri didepan toilet sambil bersender ditembok, suasana toilet ini sepi jarang dipakai orang karena jaraknya jauh dari kelas.

Setelah clarisa selesai menuntaskan urusan di toilet, clarisa cuci tangan dan keluar dari toilet. Clarisa kaget dan memegang dadanya, dikiranya gak ada orang atau siapa pun.

"Kamu tuh ya kenapa bisa berdiri disitu bikin kaget aja ngimana kalo jantung aku copot," ujar sandra ke jayden dengan nada kesal. Sambil berjalan cepat ke arah kelasnya.

Jayden belum mengatakan apa-apa sudah ditinggal pergi, rasanya jayden pengen teriak mengatakan sesuatu yang ada dalam pikirannya. Namun ditahan hanya tersenyum smirk saja.

Clarisa duduk dikursinya dengan napas yang cepat,

"Kamu kenapa clarisa? Kamu kayak dikejar orang saja sampai ngos-ngosan begitu napasnya," ujar sandra.

Setelah napas clarisa teratur baru menjawab sandra,

"Iya tadi pas keluar toilet, aku kaget karena jayden berdiri depan toilet."

"Terus kamu diapain sama dia? Dia nggak berbuat aneh-aneh kan?" ucap Sandra dengan nada khawatir.

"Aku nggak apa-apa sandra hanya kaget saja dan langsung jalan cepat kesini," ujar Clarisa.

"Syukurlah kalau kamu tidak diapa- apain," ujar Sandra.

Bel berbunyi pertanda mata pelajaran selanjutnya akan di mulai. Suasana kelas pun berjalan dengan baik tanpa terasa waktunya sudah pulang sekolah.

"Akhirnya kita bisa pulang, aku sudah bosan ingin cepat pulang. Kamu yakin clarisa tidak ikut main," ujar Sandra.

"Iya sandra aku langsung pulang kerumah setelah itu lanjut membantu ayah dan ibu berjualan," ujar clarisa.

"Baiklah clarisa, tapi lain waktu kita harus pergi main. Kamu luangkan waktu ya," ujar Sandra.

Clarisa berjalan ke arah pintu gerbang sekolah, di halte bus dekat depan sekolahnya dia akan menunggu adiknya. Sedangkan sandra menunggu jemputannya di ruang tunggu sekolah.

Clarisa asik dengan melihat sekitar, dia tidak fokus dan tidak mendengarkan bahwa adiknya sudah menghampiri dia dan memanggilnya. Setelah adiknya mencolek bahu clarisa, baru dia sadar bahwa adiknya sudah di sampingnya.

"Ayo kita pulang" ajak Clarisa kepada adiknya.

Mereka pun pulang berjalan kaki menuju rumahnya.

Cahaya matahari sangat terik, namun mereka tidak mengeluh, iya itu karena sudah terlalu biasa mereka lalui.

Setelah berjalan 25 menit lamanya, mereka pun sampai di rumah. Clarisa memasuki kamarnya untuk meletakkan tas dan mengganti seragamnya.

Adik-adiknya pun menyusul memasuki kamar meletakkan tas sekolah dan mengganti seragamnya.

Setelah clarisa mengganti pakaiannya, dia berjalan ke arah dapur untuk memasak makan siang mereka.

Clarisa mulai meletakkkan bahan makanan yang akan dimasak.

Dua puluh menit kemudian makanan sudah siap disajikan dan menaruh makan di atas meja. Setelah itu clarisa memanggil adik-adiknya.

Lalu kedua adiknya datang kemeja makan. Kemudian duduk dikursi dan mengambil makan siang. Clarisa juga mengambil makanannya dan duduk dikursi.

Mereka bertiga menikmati makan siang sampai habis. Setelah selesai makan, untuk bagian bersih bersih adalah tugas adiknya.

Clarisa istirahat sebentar, kemudian dia akan lanjut ke tempat ayah dan ibunya untuk membantu jualan.

Selanjutnya Clarisa pamit ke adiknya mengatakan bahwa dia akan pergi membantu ayah dan ibu

Adiknya serempak menjawab iya dan mengatakan hati-hati dijalan.

"Selamat siang ayah dan ibu, aku sudah datang," ujar Clarisa.

"Kamu sudah datang nak, baik kemari tolong bantu ibu melayani pembeli," ucap Ibu.

Clarisa dengan telaten melayani para pembeli. Ada yang menawarkan harga, tapi clarisa sudah terbiasa hal begitu karena sudah lama dia membantu orang tuanya berjualan. Jadi orang tuanya mengandalkan clarisa untuk membantu mereka berjualan setiap harinya.

Waktu berjualan orang tuanya dari pagi sampai jam 6 sore. Keutungan berjualan orang tuanya tergantung banyaknya orang yang datang membeli.

Clarisa dan orang tuanya sudah mulai membereskan dan merapikan barang dagangannya, karena sudah waktunya tutup. Setelah selesai mereka pulang kerumah.

Setibanya di rumah, Ibunya melanjutkan memasak makan malam di dapur. Ayahnya beristirahat di teras ditemani secangkir kopi.

Clarisa memasuki kamar untuk bersih-bersih, setelahnya melanjutkan mengerjakan tugas sekolahnya.

Walaupun clarisa sudah capek membantu orang tuanya berjualan, namun dia tidak lupa dan tetap semangat mengerjakan tugas sekolahnya.

Makan malam sudah tersedia di meja makan, ibu tere memanggil semuanya, ayah dika sudah duduk dikursi, dan di susul clarisa dan kedua adiknya.

Mereka pun menikmati makan malamnya walaupun dengan menu sederhana.

Setelah selesai makan clarisa dan adiknya merapikan piring kotor dan membersihkannya.

Yang lainnya sudah beristirahat dan memasuki kamar. Kemudian clarisa masuk kamar dan melanjutkan tugasnya belum selesai.

Beberapa menit kemudian, adiknya mengetuk pintu dan minta diajari ada soal yang sulit dikerjakan. Clarisa dengan sabar mengajari dan mencari jawaban dari soal tersebut. Setelah selesai membantu adiknya, clarisa kembali melanjutkan tugas sekolahnya.

"Akhirnya selesai juga tugasnya," seruan clarisa sambil membereskan buku-bukunya dan memasukkan dalam tas.

Setelah selesai clarisa naik ke atas kasur dan merebahkan badannya.Clarisa mengambil handphone diatas meja, dia melihat ada beberapa chat masuk dan panggilan. Pertama dia buka adalah chatnya temannya bernama sandra, dia langsung membalas chat sandra dan chat teman lainnya.

Namun ada chat nomor yang tidak dikenal, isi chatnya kamu sedang ngapain? dan panggilan tak terjawab 5 kali.

Tapi clarisa mengabaikan chat tersebut karena merasa tidak kenal. Clarisa meletakkan handphone nya, sambil menguap dan membaringkan badannya di kasur.

Di tempat lain jayden merasa kesal kenapa chatnya tidak di balas dan panggilan tidak di jawab.

3.

Alarm rutin di pagi hari ku sudah berbunyi dengan nyaring. Seolah berteriak di telingaku hei clarisa kamu harus bangun tidur, sudah waktunya memulai aktivitas hari ini, ingat hidup ini bukan hanya tidur saja.

"Hoam, aku masih mengantuk," ujar clarisa sambil duduk dan menutup mata, nyawanya masih belum terkumpul.

Clarisa tersentak mendengar teriakan ibunya yang membangunkan adik-adiknya disebelah kamarnya.

"Ayo clarisa kamu harus semangat hari ini," ujar clarisa sambil menarik napas perlahan-lahan dan menghembuskan perlahan-lahan.

Clarisa membuka pintu kamarnya menuju dapur, tapi disana ibunya sudah mulai mengeluarkan bahan makanan yang akan dimasak untuk sarapan pagi ini.

Clarisa mengambil gelas dan mengisikan air ke gelasnya, lalu dia meminum air itu sampai habis karena dia merasa haus.

"Bu, aku bantu ya masaknya," ujar Clarisa.

"Baik nak, kamu bisa potong-potong bawang,cabai dan sayurnya" jawab Ibu.

Setelah beberapa menit kemudian masakan yang ibu dan clarisa masak sudah selesai dan sudah di sajikan di atas meja. Yang mereka masak adalah nasi goreng, telur dadar serta tempe goreng.

Ayah menuju meja makan, menarik kursi dan duduk di kursi.

Samanta dan revano keluar dari kamar dan sudah memakai seragam, mereka menuju meja makan, menarik kursi dan duduk.

Ibu mengambil piring dan sendok dan mengisi nasi goreng dan lauk pelengkapnya. Setelah semua sudah dapat bagian, ibu duduk di kursinya. Mereka pun memakan sarapannya sampai habis.

Piring kotor pun diangkat dan dibersihkan oleh clarisa. Setelah itu clarisa menuju kamarnya, dia harus beres-beres untuk berangkat ke sekolah.

Beberapa menit kemudian, pintu kamar clarisa diketuk samanta.

"Kak udah selesai belum? Ayo kak sudah waktunya berangkat kesekolah," ajak Samanta.

"Iya dek ini sudah selesai," jawab Clarisa membuka pintu kamarnya dan menggendong tas sekolahnya dipunggungnya.

Clarisa dan kedua adiknya berangkat kesekolah berjalan kaki.

"Kenapa mereka tidak pamit ke orang tuanya? ya karena kedua orang tuanya sudah terlebih dahulu pergi ke tempat berjualan ".

Clarisa dan kedua adiknya sambil bercerita dan menanyakan hal apa saja, dengan begitu perjalanan mereka tidak terasa sudah sampai di depan gerbang sekolah.

"Samanta dan revano," panggil Clarisa.

Kedua adiknya melirik kakaknya.

"Kalian semangat dan rajin belajarnya ya, dek." seruan clarisa.

Kedua adiknya pun tersenyum dan memberikan jempol. Setelahnya adiknya pergi menuju sekolah masing-masing.

Clarisa memasuki gerbang sekolah dan berjalan menuju kelasnya.

Di persimpangan lorong kelas dia bertemu sandra, seperti biasa sandra akan menyapanya dengan suara ciri khasnya. Sepanjang lorong dia menceritakan kegiatan yang dilakukan sepulang sekolah kemarin.

Clarisa pun mendengarkan teman baiknya itu sesekali dia menimpali obrolan temannya, ya kadang dia iri melihat sandra. Sandra begitu bahagia dan dia kelihatan menikmati kesehariannya.

Sandra terlebih dulu masuk ke kelasnya dan menyapa teman-teman lainnya sambil menarik kursi, meletakkan tas dan duduk.

Sandra setengah berteriak, "Clarisa kenapa kamu berhenti di depan pintu."

Clarisa menoleh kesandra, bergerak menuju kursinya. Clarisa menggelengkan kepalanya.

"Nggak mungkin kan yang tadi berdiri di lorong kelas itu jayden," pikir Clarisa.

"Hey, Kamu kenapa menggelengkan kepala dan kayak orang bingung gitu," ujar Sandra.

"Sandra tadi aku ngeliat jayden dekat kelas kita, apa aku salah liat?" ujar Clarisa dengan suara pelan menghadap ke arah sandra ".

Dengan polosnya sandra menjawab,"lah jayden kan kelasnya nggak jauh dari kelas kita."

Bukannya jawaban seperti maksud clarisa. Iya dia tau itu tapi maksudnya jayden kayak ngeliatin clarisa gitu, namun clarisa bingung maksud tatapan dari jayden itu apa.

"Baiklah kita nggak usah bahas itu, kita fokus belajar aja hari ini," ujar Clarisa.

"Ok bestie, kamu saja yang semangat dan rajin belajarnya, aku hanya menyalin tugas dari kamu saja," candaan Sandra.

Clarisa tersenyum dan menggelengkan kepala, ada saja jawaban ajaib dari teman sebangkunya ini dia tau sandra hanya bercanda.

Ditempat lain jayden hanya diam saja di tempat duduknya dengan muka uring-uringan. Padahal teman-temannya sudah mengeluarkan lelucon dan tingkah aneh. namun jayden hanya diam saja.

Ziko bertanya, "Kamu kenapa jayden? Dari tadi kamu diam saja. ya walaupun kamu jarang ngomong tapi ini aneh kamu dari tadi diam saja."

"Berisik jangan ajak aku ngobrol," ucapan emosi jayden serta memberikan tatapan tajam.

Salah satu teman jayden yang bernama chris menendang pelan kaki ziko memberikan kode lirikan mata seolah berkata, "jangan ganggu dia biarkan saja, kamu diam saja sambil menunjuk ke arah jayden."

Ziko tidak terima pengen menjawab jayden, namun ares sudah menarik lengan ziko dengan maksud menengahi karena situasinya kurang baik.

Untung bel berbunyi pertanda jam kelas sudah di mulai. Jayden dan teman-temannya yang lain sudah mengeluarkan perlengkapan belajarnya. Dan gurunya memasuki kelas dan memulai menjelaskan materi.

Jayden memperhatikan dan menyimak materi yang disampaikan oleh gurunya. Walaupun suasana hati jayden kurang baik dia tetap mencoba fokus belajar.

Iya jayden termasuk salah satu siswa yang pintar,

dia hanya minus kalo ngomong menusuk.

Ditempat lain yaitu kelas clarisa, suasana proses belajarnya juga berjalan baik. Di depan kelas guru menyampaikan materi dan menjelaskan contoh soalnya.

Setelahnya gurunya bertanya siapa yang bisa mengerjakan soalnya, namun murid di dalam kelas tersebut tidak segera tunjuk tangan.

"Clarisa maju kedepan coba jawab pertanyaan yang ibu tanyakan," ujar Guru.

Clarisa menuju kedepan papan tulis, dia mencoba menulis jawaban atas pertanyaan yang diminta. Ya soal yang di jawab dia itu adalah soal trigonemetri.

Guru dan teman-temannya memperhatikan jawaban yang di tuliskan clarisa sampai selesai.

"Kamu memang pintar clarisa, ibu bangga sama kamu," ujar Guru sambil memberi isyarat kepada clarisa untuk kembali kekursinya.

Clarisa berjalan ke kursinya, namun dia mendengar seruan temannya, "Seperti biasa dia mencari perhatian guru dan sok pintar."

Omongan seperti itu sudah biasa clarisa dengar, ada yang terang-terangan mengatakan sudah miskin, belagu sok pintar.

Kadang dia sakit hati mendengar beberapa omongan yang menusuk dan sikap tidak baik yang diterima dari beberapa temannya. Tapi clarisa menahan diri mencoba sabar.

"Aku bukan seperti yang mereka maksud," gumam Clarisa sambil menghela napas dan duduk dikursinya.

"Clarisa seperti biasa abaikan omongan orang-orang yang tidak baik. Kamu bukan seperti itu ya besti," ucap Sandra dengan mengkedipkan mata dan memberikan muka lucu, mencoba menghibur temannya ini.

Clarisa tersenyum merasa terhibur dengan tingkah konyol sandra, ya sandra termasuk mood booster bagi clarisa.

Bel istirahat pun berbunyi, pertanda mata pelajaran selesai dan sudah waktunya siswa-siswi istirahat.

Clarisa dan sandra keluar kelas dan menuju kantin, sandra bertanya, "kita beli apa ya?"

"Makan batagor dan minuman dingin," ujar clarisa.

"Ayo boleh juga tuh," jawab Sandra sambil berjalan ke arah penjual.

Jayden dan temannya sudah terlebih dahulu sampai di kantin bahkan mereka sudah memesan dan makanan dan minuman sudah depan mereka.

Jayden melihat ke arah clarisa dan memperhatikan apa saja yang dilakukan clarisa.

Clarisa merasa sedang dilihat dan diawasi orang, dia pun melirik kesekitar, benar dugaannya tatapannya bertemu dengan mata jayden.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!