NovelToon NovelToon

Kembalinya Sang Desainer

Bab 1

" kami sudah mendapatkan lokasinya nona" ucapan seorang pengawal dengan setelan baju hitam.

Di depannya seorang wanita dengan gaun elegan tengah berdiri dekat dengan dinding kaca. Dari belakang saja postur tubuhnya begitu ramping dan menawan. Sangat ideal dengan lekuk tubuh yang pas di tempat nya.

" apa anda ingin kami mengantar ke sana sekarang?" Sudut mulutnya tertarik tipis. Dia sangat puas dengan kinerja anak buahnya ini.

" tentu saja, hari ini akan menjadi hari bersejarah" balasnya dengan nada penuh percaya diri. Tersimpan berbagai macam kebencian bercampur dendam dalam setiap aliran darahnya.

Sedangkan di tempat lain terlihat pemandangan yang begitu menarik dan berkelap-kelip. Sebuah perayaan nya akan di laksanakan di sebuah kapal pesiar. Sangat megah dan mewah, kini beberapa tamu mulai terlihat datang.

Kapal ini telah di sewa oleh keluarga ternama untuk merayakan ulang tahun putri pertama mereka. Sekaligus sebagai bentuk ajang pamer setelah berhasil mengadakan fashion show beberapa Minggu yang lalu.

Mereka tidak merasa bersalah sedikitpun, padahal di luar sana ada seseorang yang tengah mereka lupakan kehadiran nya, dan telah melalui berbagai penderitaan hidup.

Annika, sudah lama sekali dia menantikan saat dimana dia bisa kembali menemui keluarga yang sudah mengasingkan dirinya selama ini.

Annika, nona muda keluarga Masashi. Cucu sah keluarga Masashi yang mengalami kehidupan kemalangan selama belasan tahun lamanya. Hanya karena dia mengalami bisu mendadak.

Kedua orang Annika terpaksa mengirim anak pertamanya ke hunian Masashi di pinggir kota karena terkena hasutan anak yatim piatu yang mereka angkat.

Annika tidak bisa melupakan hari dimana, Tania sang anak angkat berlagak menjadi korban Annika. Dan dengan lihainya mengatakan jika Annika sangat suka menyakiti dan menyiksa nya.

Tania, merebut posisi anak pertama dari Annika dengan begitu pelan dan kejam.

10 tahun yang lalu,

kediaman kedua keluarga Masashi.

Plak

suara tamparan terdengar nyaring pagi itu mengenai pipi seorang anak perempuan berumur 11 tahun.

" Annika! Kenapa kamu menjadi seperti ini! Bersikaplah dengan lembut, dia kakak mu. Seharusnya kamu berterima kasih selama ini hanya Tania yang mau menemanimu!" teriak sang ayah.

Tania terjatuh dan tangannya tergores pinggiran meja. menyebabkan luka sobek memanjang pada tangan Tania.

Tetapi bukannya merasa sedih, Annika terlihat sedang menggebu dan pandangan yang tajam pada Tania. Siapapun yang Melihat pasti bisa menyimpulkan alasan kenapa Tania terjatuh di sana.

Ayahnya mendorong tubuh Annika agar menjauh dari Tania dengan kasar. Annika menatap ayahnya dengan tatapan nyalang dan nafas yang masih menderu. Dia marah tidak terima dengan perkataan sang ayah. Tapi dia tidak bisa bersuara sedikitpun. Dia hanya bisa melakukan ini untuk menunjukkan kemarahan nya.

Tetapi ayahnya tidak mengerti sama sekali, semenjak putri nya di nyatakan bisu karena trauma psikologis, Calvin merasa sikap Annika semakin agresif dan tidak bisa di atur. Sangat merepotkan baginya.

Saat bersitegang itu berlangsung, Tania bangkit lalu berujar dengan suara lembut " jangan marahi adek Annika ayah, dia hanya tidak mengerti dan ketakutan" Tania berjalan mendekati Calvin. Wajah nya begitu tenang dan terlihat perhatian pada Annika.

Tetapi respon Annika jauh berbeda. Annika maju dengan tangan berayun, sangat jelas dia ingin memukul Tania kembali. Tapi dengan segera Calvin menarik putrinya itu dan menguncinya di gudang yang gelap.

" pikirkan kesalahan mu, Annika. Kau harus di hukum karena sudah menyakiti Tania!"

brakk brakk brakk..

Suara Annika menggedor pintu dengan keras. Tapi ayahnya sama sekali tidak peduli.

Calvin malah mendekati Tania dengan pandangan khawatir. " Tania, kamu tidak apa-apa?. Mari ayah panggilan dokter untuk merawat lukamu" Calvin sangat lembut pada Tania. Sangat berbeda dengan Annika yang notabene nya adalah putri kandung nya sendiri.

Semua itu karena dia tidak terima dengan kecacatan yang di alami Annika. Dia merasa malu akan hal ini sehingga semua kasih sayangnya dia limpahkan pada Tania.

Di dalam gudang yang gelap itu, Annika ketakutan. Di sana hanya ada debu dan bau pengap. Annika bahkan sesekali melihat tikus berjalan di pojok ruangan dan terus berlarian kesana kemari.

Tangisnya pecah namun sama sekali tidak ada suara yang keluar. Wanita itu hanya terduduk terisak di dinding samping pintu. Berharap seseorang akan membuka dan menolong nya.

Tapi sampai malam hari pun tak ada yang datang. Semua orang tengah sibuk dan melupakan bahwa Annika masih berada di dalam gudang.

Sampai saat tengah malam, pintu terbuka. Annika terperanjat dan dengan tatapan berbinar menatap ke luar.

Syuurr..

Air dingin dengan deras mengguyur badan Annika.

" hahahaa, kau lebih baik diam disini biar tau rasa! Dasar cacat!" Tania dengan wajah puas. Belum sempat Annika membalas, pintu dengan keras di tutup kembali. Suara kunci bertaut adalah hal terakhir yang Annika denger hari itu.

Gadis itu kelaparan dan kehausan. Bahkan sampai keesokan harinya tidak ada yang membuka gudang. Kedua orang tuanya juga pergi keluar kota dan sama sekali tidak ingat padanya.

Barulah saat seorang pelayan sedang mencari barang di gudang, mereka menemukan Annika sudah tak sadar terbaring tak jauh dari pintu. Mereka segera membawa Annika ke rumah sakit.

Rasa panik itu menyelimuti semua pelayan yang melihat. Mereka ketakutan setengah mati, tetapi tidak dengan orang tua Annika. Ketika mereka di telpon dan pelayan mengatakan jika Annika di temukan di gudang, Calvin hanya terdiam. Dia baru ingat jika dialah yang menaruh anaknya di sana.

" lalu bagaimana keadaan sekarang?" Tanya Amanda tidak terdengar cemas. Nadanya bahkan cenderung tidak peduli.

" Nona Annika sudah di tangani dokter, dan keadaan mulai stabil nyonya" jawab pelayan cepat.

Calvin mengambil ponsel nya lagi " baiklah" balas Calvin lalu menutup panggilan sepihak. Keduanya benar -benar sudah tidak peduli lagi. Annika semacam aib yang harus mereka sembunyikan.

Meskipun awalnya, Annika adalah cucu kebanggaan tuan besar Masashi semasa hidup. Seorang anak yang cerdas dengan ingatan yang kuat. Bahkan sebelum nya, Annika sudah menguasai 3 bahasa berkat ketelatenan sang kakek yang begitu perhatian.

Tapi kini Annika tidak lebih dari gadis cacat yang menyusahkan. Bagi kedua orang tuanya, Annika sudah tidak di butuhkan. Karena sudah ada Tania yang berhasil Menutupi semua itu.

Bab 2

Pesta perayaan ulang tahun sudah di mulai beberapa saat yang lalu. Kapal sudah menjauh dari dermaga dan melaju menengah.

Semua para tamu senang menikmati fasilitas mewah ini secara gratis. belum lagi dengan menu makanan yang sangat mahal dan jarang bisa mereka dapatkan meski di restoran bintang 5 sekalipun.

penerus keluarga Masashi benar -benar memanjakan putri mereka dengan sangat berlebihan.

" mari kita bersulang" ucap Tania, dia berdiri di ujung tangga berkelok lengkap dengan gaun indah yang dia rancang sebelum nya.

Semua tamu yang memenuhi Atrium segera mengangkat gelas mereka, termasuk Calvin dan juga Amanda.

puluhan pasang mata, melihat kagum pada sosok Tania. Mendadak di tengah pesta meriah itu, datang seorang wanita berjalan elegan lembut penuh pesona.

Tap tap tap

Suara sepatu heels beradu dengan lantai menarik sejumlah perhatian semua orang. Apalagi sang pemilik sepatu itu terus berjalan menaiki tangga mendekati sang tokoh utama pesta dengan wajah tenang.

Calvin dan Amanda ikut tegang dan penasaran siapa wanita cantik itu. Di mata mereka wajah itu seperti tidak asing. Tapi mereka belum bisa mengidentifikasi dan mengingatnya.

Ruangan mendadak menjadi sepi, semua mata tertuju pada sosok wanita yang barusaja bergabung itu.

Begitupun dengan Tania. Dia menatap wanita yang berdiri di depannya, meneliti dari atas ke bawah. Sungguh detail gaun yang sangat indah. menawan sekaligus terkesan menantang.

" selamat ulang tahun kakak!" ucap Wanita itu membuat semua orang melebarkan matanya sambil menutup mulut tidak percaya.

Bahkan Tania tanpa sadar melangkah mundur. Calvin dan Amanda segera mendekati, apa benar wanita itu adalah Annika. Gadis bisu yang mereka tinggalkan, bagaimana mungkin bisa terlihat begitu sempurna malam ini.

" kalian pasti sangat terkejut kan, aku sengaja memberikan kejutan ini." senyum Annika begitu lebar, wajahnya menampilkan sebuah rasa bahagia yang tulus.

Semua tamu mulai membicarakan bagaimana penerus keluarga Masashi tidak mengenali putri mereka. Sungguh memalukan jika memang begitu.

Calvin yang melihat wajah heran dari tamu nya segera mengambil sikap. Jangan sampai tersebar rumor buruk akibat ketidaktahuan ini.

" Astaga Annika, kenapa tidak meminta ayah menjemput mu. Apa pendidikan mu sudah selesai?" Calvin memeluk Annika lembut. Begitu juga dengan Amanda, yang juga menyambut Annika penuh haru. Mereka seperti keluarga harmonis.

Padahal kenyataannya, mereka sama sekali sudah tidak menganggap Annika sebagai anak mereka. Bahkan mereka sampai tidak mengenali wajah Annika yang sudah belasan tahun tidak mereka jenguk.

Semua mata masih memandang mereka dengan intens. Ingin tau lebih dalam bagaimana interaksi keluarga terpandang itu.

" iya papa, tentu saja sudah selesai. Aku juga sudah menyiapkan kado terbaik dariku untuk kakak" ucap Annika dengan mata lurus ke arah Tania.

Bersamaan dengan itu pintu Atrium terbuka. 2 orang pelayan masuk, membawa sebuah gaun yang menggantung indah.

Seketika mata para tamu kembali terbelalak. pasalnya gaun yang di bawa masuk adalah gaun paling terkenal dalam sejarah desain keluarga Masashi.

Gaun yang tidak pernah diproduksi lagi setelah tuan besar Masashi wafat. Dan kini di depan mata mereka, gaun itu seakan terlahir kembali.

" Astaga! Itu gaun... Gaun rembulan merah. Bukankah hanya tuan Masashi yang bisa membuatnya?" ... Ucap salah seorang tamu berbisik. Terdengar sayup-sayup nada kekaguman dan rasa tidak percaya menyelimuti Atrium.

Bahkan Calvin sendiri tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Sungguh, apakah benar Annika berhasil membuat gaun ini. Calvin menatap Annika dengan seksama. Dia tidak sedang di tipu bukan. Annika, tidak saja mengagetkan dengan datang dan membuat gaun itu, tapi suara nya. Gadis itu sudah bisa berbicara. tentu saja ini akan sangat bagus bagi keluarga Masashi setelah ini.

" itu adalah gaun rembulan merah, seperti yang kakek buat. Aku menyiapkan nya khusus untuk kakak, apakah kakak menyukai nya? " ucap Annika begitu polos. Bak seorang adik yang sangat menyayangi kakaknya.

Mendengar penuturan itu, Seisi ruangan menjadi sedikit riyuh. Mereka berusaha mendekat demi bisa melihat lebih jauh keindahan gaun fenomenal itu.

tersiar kabar jika tin besar Masashi hanya memberikan semua desain serta rahasia dari gaun rembulan merah pada keturunan aslinya.

Kini rumor bahwa di dalam penerus Masashi terdapat seorang anak tidak sah kembali mencuat. Dulu kabar itu tertuju pada Annika. Putri kedua yang tidak pernah ikut kegiatan keluarga dengan alasan menempuh pendidikan di luar negri.

Sekarang kabar itu terbantahkan dengan adanya gaun ini. Dan itu artinya semua rumor itu tertuju pada Tania.

Gadis itu masih terpesona dengan gaun indah itu, tetapi setelah beberapa lama, rasa kagum itu berubah dengan rasa benci yang kuat. Tania merasa kalah dan tidak mau semua perhatian untuk nya terenggut begitu saja.

" aku... Aku.. "

" sungguh indah sekali Annika, papa tidak pernah salah. Kamu memang memiliki bakat dari kakek mu" puji Calvin di depan semua orang. Calvin tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk diri di depan para tamu.

" Tania tentu saja sikap, bukan begitu Tania. Gaun itu buatamu sungguh indah. Mama sampai terpikat melihat nya" giliran Amanda ikut menimpali.

Tania yang mendengar hal itu, tanpa sadar menggenggam tangannya erat. Rasa bencinya bertambah berkali-kali lipat. Tapi tidak mungkin dia perlihatkan sekarang.

Akhirnya Tania menyimpan semua kebencian itu, dan berlagak baik. " terimakasih Annika, kamu sangat perhatian"

Pikiran buruk para tamu mengenai Calvin dan Amanda mulai pudar. Hubungan mereka tidak seburuk yang di katakan media. Itu hanya tampak di depan saja, mereka sudah menyiksa Annika begitu dalam sampai wanita itu sudah mati rasa dengan semua pelukan hangat yang mereka berikan.

Bab 3

Deretan mobil Bentley hitam melaju meninggalkan area pelabuhan. Masing-masing terisi anggota keluarga Masashi.

Mereka mengarah ke sebuah hotel mewah tak jauh dari dermaga. Termasuk juga Annika yang terduduk manis di bangku mobil. Dia sangat puas, setelah menggeser posisi bintang utama di pesta ulang tahun Tania.

Semua itu karena gaun rembulan merah yang dia bawa. Semua orang langsung kagum dan berusaha mendekati Annika. Bukti bahwa Annika berhasil membuat gaun legendaris itu, sangat lah kuat. Itu seperti menegaskan bahwa dirinya adalah keturunan asli dari tuan besar Masashi.

Sedangkan mobil lainnya, Tania tak kunjung melepas genggaman tangannya yang terus mengepal. Rasa benci nya terhadap Annika benar -benar mendarah daging. Dirinya merasa di permalukan di pesta ulang tahunnya sendiri.

" Annika, lihat saja. Berani sekali kamu melakukan ini padaku.." desis Tania penuh dengki.

bertahun -tahun dia berhasil memanipulasi semua orang agar percaya bahwa dirinya adalah keturunan asli dari Masashi. Kini Dengan mudahnya Annika membalikkan keadaan. Tidak mungkin Tania membiarkan hal ini begitu saja.

Berbeda dengan Tania. Pasangan penerus Masashi, Calvin dan Amanda masih belum percaya dengan kehadiran Annika di pesta itu.

" bagaimana? Apa yang mereka katakan?" tanya Amanda pada Calvin yang baru saja menelpon pelayan pengasuh Annika di pinggir kota.

" benar, itu adalah Annika. mereka juga mengatakan hal yang sama seperti yang Annika katakan. Semua kejutan ini sudah dia persiapan sebelum nya" balas Calvin memandang jauh ke depan.

" lalu bagaimana sekarang?" Amanda mulai terusik, karena dia merasa melakukan hal buruk pada Annika selama ini.

" Annika berhasil membuat gaun itu, artinya dia sudah kembali menjadi Masashi. apalagi dia juga sudah bisa berbicara. Sementara ini, kita lihat dulu. jika dia menerima kita, kita juga lebih baik menerima nya. Dia adalah aset Masashi sekarang" jelas Calvin.

Amanda juga menyetujui hal ini. Sejak dulu Annika begitu dekat dengan kakeknya semasa hidup. Jadi tidak salah jika dia berhasil membuat gaun legendaris yang bahkan warna kainnya saja ada bahan khusus.

Dia hanya takut, Annika akan membencinya karena dia sudah menelantarkan nya selama ini. Mereka hanya mengirimi Annika beberapa jumlah uang serta guru untuk mendidik Putri. Semuanya berusaha mereka berikan kecuali perhatian dan kasih sayang.

Keduanya sama sekali tidak merasa bersalah, padahal yang terjadi sebenarnya adalah Tania menyabotase semua itu demi kepentingan nya sendiri. Dia melakukan hal buruk pada Annika terus menerus tanpa sepengetahuan keduanya.

Saat sampai di kamar hotel, Annika berdiri di samping dinding kaca. Menatap pemandangan kota yang sudah lama sekali tak pernah dia lihat belasan tahun ini. Hidup nya hanya berada di tanah pedesaan yang sepi. Berteman dengan kesederhanaan dan kesepian.

Masih teringat jelas dalam benaknya, bagaimana susahnya dia disana. Meskipun termasuk dari anggota keluarga terpandang tetapi tidak ada seorangpun yang mengetahui nya. Annika hidup selayaknya orang desa dengan segala keterbatasannya.

Mengenang hal itu, Annika menarik nafas panjang. Setelah beberapa saat Annika melihat jam tangan nya. Dia sedang menunggu seseorang yang pasti akan mendatanginya. Annika yakin sekali.

Karena mulai hari ini dia akan sedikit sibuk, dan memiliki banyak jadwal. Sibuk membuat Tania geram dan ada beberapa jadwal yang perlu dia lakukan demi mengukuhkan posisi yang telah lama terenggut dari nya.

Tok tok

senyum tipis segera menghiasi wajah Annika saat mendengar ketukan itu. Dengan langkah tenang dia membuka.

" kakak.. ada apa datang menemui ku?" tanya Annika dengan wajah polos. Padahal inilah seseorang yang dia tunggu.

Tania sama sekali tidak menjawab, dia menerobos masuk dengan wajah tegang.

" adik, kenapa kamu tidak menghubungi ku sebelum nya jika akan datang?" dia ingin terlihat khawatir, tetapi nada bicaranya seakan sedang protes.

" namanya juga kejutan Kakak. Kan selama ini aku tidak pernah menghadiri pesta ulang tahun Kaka. Aku sangat merasa bersalah, sehingga memutuskan datang sendiri. apa Kakak tidak suka?" tatapannya terlihat sedih. Annika sangat pintar memainkan emosi seseorang.

Karena kebenaran nya, selama ini dia tidak di undang dan tidak di libatkan apapun yang berkaitan dengan keluarga Masashi. Dia hanya sedang menyindir perlakuan Tania.

" tidak, bukan begitu maksudku, aku bisa menyiapkan acara penyambutan mu sekalian. Apalagi dengan kado dari mu, aku pikir itu sangat berlebihan " atau lebih tepatnya sangat dia benci. Tania sangat tidak suka semua perhatian tertuju pada Annika.

Annika, paham sekali dengan segala rengekan Tania. " itu hanya sebagian kecil dari keahlian ku kak. Kakak tidak perlu khawatir, bagiku itu tidak berlebih-lebihan sama sekali" balas Annika yang semakin mengguncang emosi Tania.

" lalu kamu tidak pernah mengatakan jika sudah bisa bicara, kepadaku? Apa kamu sengaja?" kembali lagi nada protes Tania semakin jelas terlihat. Tatapannya tidak suka dengan mimik wajah marah.

Annika merubah wajahnya menjadi sedih, " aku tidak mau membuat kalian khawatir, sebenarnya aku terus juga tidak mengerti, tiba-tiba saja aku mendapatkan kembali suaraku. Aku yakin semua ini adalah keajaiban dari doa Kakak" balas Annika membuat Tania semakin muak.

Tapi barusaja ingin memprotes, pintu masuk kamar terbuka. senyum tipis terlihat dari wajah keduanya. " Annika sayang, bagaimana mungkin kamu bisa membuat kejutan ini. Ibu benar -benar bersyukur dengan kehadiran mu disini" Amanda segera memeluk Annika dengan haru. Sekali lagi ini semua demi Annika tidak membenci nya.

" ibu, sudah lama sekali kita tidak bertemu. kenapa ibu tidak pernah menjenguk ku?" tanya Annika polos. Dia bersikap selayaknya orang yang tidak memahami apapun. Selama ini siapa yang tidak bisa menebaknya, Amanda tidak sekalipun menanyakan kabarnya semuanya karena malu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!