NovelToon NovelToon

Hilangnya Kepercayaan Hidup

Bab 1

sore itu Siska yang sejak dari pagi berkeliling mencari  pekerjaan,  namun belum juga menemukan lowongan kerja, Ratih yang nampak lusuh karena keringat,   sejenak ter tegun berdiri untuk menghilangkan lelahnya,  kini hiburan menjelang malam namun Ratih bukannya pulang kerumah malah kakinya melangkah berbelok ketaman,  matanya celingukan mencari kursi yang kosong,  karna taman begitu ramai dengan pengunjung,  tidak ada kursi yang kosong yang akhirnya Ratih duduk ditembokan taman.

Matanya melihat mengeliling taman,  begitu banyak anak-anak dan orang dewasa yang bermain disana, Siska berpikir sejenak apa kira-kira yang dapat menghasilkan uang yang cepat dapat uang banyak,  imanjinasinya sejenak melayang,  yang lalu buyar karena teriakan anak-anak yang berlari lewat kedepannya.

Angin bertiup sepoi-sepoi membuat tubuh Siska sedikit nyaman,  namun perutnya minta diisi.

"Laper.. banget ... ?!.  Gumamnya.

Siska beranjak dari tempat duduknya melangkah hendak pulang kerumah,  tidak disengaja kakinya menginjak sehelai kertas yang bertuliskan ada lowongan kerja,  cepat-cepat Siska memungut kertas itu,  dibutuhkan seorang wanita untuk menjaga anak,  tertera alamat dan gajihnya terpampang telah tertulis didalam kertas itu,  cepat-cepat Siska pulang kerumahnya,  disamping senang juga perutnya sudah ta kepalang lapar

Keesokan paginya Siska mendatangi alamat yang ada didalam kertas yang dipungutnya ditaman,  tak banyak basa-basi singkatnya ratih bekerja dirumah itu sebagai penjaga anak.

Sepulang bekerja Siska mampir ketoko obat untuk membeli obat karena tubuhnya merasa sedikit meriang,  karena pekerjaan yang melelahkan,  karena maklum anak manja,  yang kini harus bekerja jaga anak dan jompo,  sunguh melelahkan dua pekerjaan dikerjakannya sendiri.

"Tid ... tid ... !!! .  kelak mobil berbunyi Siska yang sedang berjalan dipingir jalan.

Terlihat Anita didalam mobil melambaikan tangannya.

"Haii ... Siska mau kemana ... sini ... !.   Sapa Anita.

"Hai Anita ... ?!.   Sahut Siska sambil menghampiri mobil yang ditunggangi Aisah.

"Lama gak ketemu ...  kangen aku loh ... ?!.  Seru Siska.

"Main yuk, ayo masuk kedalam mobil ... ?!.  Ajak Anita kepada Siska yang lalu masuk kedalam mobil.

Mau kemana nihh ... ?.   Tanya Siska

"Kepantai ... !.  Jawab Anita.

Sesampainya dipantai disana sudah ada wawan dan Ibu juga Bapaknya  juga ada disana Iwan yang sedang membakar ikan.

"Ohh ... rupanya ada acara ... ?!.  Gumam Siska.

"Yo kita turun ... ?!.  Ajak Anita kepada Siska

"Ayoo ... ?!.  Jawab Siska sambil membuka pintu mobil,  lalu turun ber lahan dengan rasa malu-malu Siska dipapah oleh Anita, untuk bersalaman tangan dengan ibu Ayu dan Pak Rudi orang tua Iwan  terakhir yang disalami Siska itu adalah Iwan.

Iwan sedikit gugup senang ketemu Siska  dia menyebut namanya.

" Iwan ... ?!.  Ketika tangannya bersalaman dengan Siska

" Siska ... ?!. Siska pun menyebut namanya,  lalu duduk dibangku dekat Iwan karena Anita pun duduk disanna.

"Udah dikasih bumbu apa kak,  ini ikannya ... ?.  Tanya Anita kepada Iwan

"Gak tau ibu yang tau ... !.  Jawab Iwan..

Anita menyiapkan makanan yang akan disajikan dibantu oleh Ratih,  setelah itu mereka makan bersama-sama.

"Ayo Siska makan yang banyak ... ?.   Kata Ibu Ayu Ibunya Iwan.

"Iya bu makasih ... !.  Jawab Siska sambil mengangukan kepala.

Seusai makan Siska dan Anita membereskan bekas makanan setelah itu mereka duduk dipingir pantai,  lalu kedua orang tua Iwan berpamitan untuk pulang,  yang tingal kini Iwan dan Anita juga Siska yang masih menikmati derunya ombak laut.

Ketika itu telepon genggam Anita berdering terdengar Ibu Ayu menyuruh Anita untuk mencarikan obat yang terjatuh,  dan jika ketemu disuruhnya Anita mengantarkannya ke depan pintu gerbang taman pantai,  karena Ibu Ayu menungunya disana,  Iwan sedikit mempunyai kesempatan untuk mendekati Siska.

"Boleh minta nomer teleponnya gak ... ?.  Kata Iwan kepada Diska.

"Ohh,  boleh ... !. Jawab Siska sambil menyebutkan nomer teleponnya satu persatu.

Iwan yang memasukan nomer telepon Siska ke telepon genggamnya merasa senang karena dapat nomer telepon Siska.

Keesokan harinya Sika berangkat kerja dari jam enam pagi sampe jam lima sore,  yang lantas sepulang kerja Siska selalu mampir ketaman sebentar untuk menghilangkan kepenatan karena seharian bekerja.

"Ring ... ring ... ?!.  Telepon Siska berbunyi.

"Haloo ... ?!.   Siska membuka teleponnya. 

"Siapa inii ... ?.   Sapa Siska

"Aku Iwan... !.  Jawab Iwan ditelepon.

"Oh,  yah,  ada apa telepon saya ... ?.  Tanya Siska.

"Bisa ketemuan gak sekarang ... ?.  Tanya Iwan.

"Oke bisa kebetulan aku lagi berada ditaman nihh ...,  datang aja,  saya tungu di dekat tugunya taman, saya duduk disana ... !.  Jawab Siska memberi tau Iwan.

"Oke ... ?!.  Anton pun segera bergegas pergi.

Sesampainya ditaman Siska menyambut kedatangan Iwan yang baru datang menghampirinya.

"Yo,  duduk disini ... ?!.  Siska mengajak Iwan untuk duduk ditembokan taman.

"Ada apa ngajak ketemuan dengan saya ... ?. Tanya Siska kepada Iwan  yang lantas Iwan tersenyum mendengar pertanyaan Siska.

"Oh. Gak ada apa-apa, cuma ingin ngobrol aja sama kamu ... !.  Kata Iwan.

"Boleh kan ... ?.  Tanya Iwan sekali lagi.

"Oh, boleh aja ... !.    Jawab Siska.

Setelah mereka duduk berdua disana mereka berbincang yang lantas Iwan bercerita kepada Siska tentang bagaimana dia telah melihat Siska di pertemuan acara pembuatan kemping,  juga gak kelewat bagaimana Iwan menguping percakapan Siska dan Anita dirumahnya,  yang lantas keduanya ketawa merasa lucu menguping percakapan Iwan dan lalu Iwan bertanya apa Siska sudah mendapat pekerjaan,  Sisa merasa bingung untuk menjawabnya karena dia merasa minder dengan pekerjaannya saat ini yang sebagai pengasuh anak dan merawat jompo dan Siska cuma bisa mengelenkan kepalanya,  Iwan tidak banyak bertanya cuma ber ucap.

"Sabarrr... yah,  nanti juga mungkin dapat pekerjaan ... ?!.  Kata kepada Siska,  dan Siska pun mengangukan kepalanya,  Siska yang sedikit merasa nyaman berbincang dengan Iwan,  dan dari saat ketemuan pada hari itu Siska dan Iwan menjadi sering janjian untuk ketemuan lagi yang  pada akhirnya merekapun sering bertemu sampai keacaraan Iwan pun Siska sering diajaknya pergi,  begitulah dua insan ini selalu sering saling bertemu.

Siska ditelepon Iwan yang memberi kabar bahwa Iwan harus pergi mendampingi ayahnya untuk berbisnis keluar kota,  yang memungkinkan Iwan untuk tingal agak lama disana,  mungkin memakan waktu bulanan lamanya,  kini Siska merasa kehilangan kala Iwan pergi.

Satu bulan sudah Siska menungu Iwan pulang namun Iwan tidak pernah pulang,  untuk menelepon pun tidak ada dari Iwan, Siska merasa heran kepada dirinya kenapa dia merindukan Iwan padahal tak sekalipun Siska dan Iwan berkata saling suka,  tapi kenapa hati Siska terpaut Rindu dan Cinta dikala Iean tidak berjumpa dengannya,  ketika saat pada waktu Siska mendengar kabar bahwa Ayah Iwan sudah pulang tetapi Iwan nya tidak ikut pulang karena terkait kontrak kerja,  sehinga Iwan harus tingal disana untuk mengurus bisnis-bisnis ayahnya tersebut.

Dalam penantian yang mendalam Siska melepas Rindunya kepada pekerjaannya,  dia melempar rindunya dengan bekerja keras, sehinga dua tahun sudah tidak terasa waktu begitu cepat berlalu.

Sampai pada waktunya Siska menerima kabar bahwa Iwan sudah menikah disana,  Siska cuma bisa meringis perih,  apalah daya dan apa yang mau dikatakan dan siapa yang harus disalahkan,  Siska yang kini pasrah harus dapat menerima dengan iklas,  karena Siska sadar bahwa Iwan bukanlah siapa-siapa dirinya,  setelah itu Siska memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya,  dan Siska juga berpamitan kepada Ibu Astuti ibunya,  untuk mengadu nasib diluar kotanya,  dan Siska pergi dengan tekadnya yang kuat ingin merubah nasibnya.

B e r s a m b u n g.

Bab 2

Nasinya bu satu lauknya pake tumis kentang sama kulit ... ?!.  Pinta Siska kepada ibu warung,  dan si Ibu warung memberikan apa yang diminta oleh Siska lalu makan dengan lahapnya,  dan setelah selesai makan baru minum segelas es teh dingin dengan ditekaknya sampai habis.

"Ahh sudah terasa kenyang perutku kini ... ?!.  Gumamnya,  lantas Siska pun berdiri untuk memberikan sejumlah uang kepada ibu warung lantas berpamitan lalu pergi dari warung nadi tersebut,  sesampainya ditepi jalan merogo saku celananya mencari-cari kertas alamat yang disimpan disaku celananya, jln.  Babakan nomer 10. membaca alamat yang mau didatanginya lalu memangil becak yang lewat kedepan warung.

"Bang becak,  sini bang, tau alamat ini gak bang ... ?.  Tanya nya sambil menyodorkan sebuah kertas alamatnya.

"Tau tau neng ... !.  Jawab si abang becak.

"Tolong antar saya kealamat ini ya bang ... ?!. Katanya.

"Baik neng ... !.  Jawab si abang becak.

Setelah naik ke becak, cukup lumayan jauh juga jaraknya dari terminal kealamat itu,  dan sampai juga ketempat tujuannya,  setelah turun dari becak Siska meberikan sejumlah uang.

"Termakasih ya bang ... !.  Katanya.

"Sama-sama,  neng kembali kasih ... !.  Kata tukang becak sabil naik kebecaknya dan pergi.

Siska memijit bel rumah,  yang tidak lama keluar seorang perempuan setengah baya,  terlihat kini berbincang dengan seorang wanita tengah baya tersebut,  setelah itu wanita itu mengantarkan Siska kesebuah kamar,  dan ibu tengah baya itu memberikan sebuah kuci kamar kepada Siska..

Siska membuka pintu kamar dan kamar itu sangat luas, memiliki temat tidur yang lumayan besar dengan jendela kamar yang terbuat dari kaca,  mewah juga kamarnya dilengkapi kamar mandi dan dapur kecil.

Siska segera membenahi barang-barangnya dia menata pakaiannya kelemari,   dan menata seluruh kosmetiknya dimeja cermin.

" Cukup nyaman juga kamar ini ... !.  Gumamnya

Lalu Siska pergi kekamar mandi,  dibersihkannya badannya dengan sabun cairnya,  karena merasa gerah dan kotor karena seharian menempuh perjalanan,  setelah mandi baru berpakaian rapi kini yang dipakainya celana jin berwarna biru dan kaosnya yang berwarna putih.

"Aku harus cek dulu,  apakah tokonya masih dipakai orang lain atau tidak ... !.  Gumamnya, sambil bergegas pergi kesebuah tempat dimana dia menyebutkan sebuah toko yang tidak terlalu jauh dari situ tempatnya,  disebuah belokan lalu menyebrangi jalan baru terlihat toko yang dimaksud olehnya.

"Ohh,  sudah tutup berarti sudah tidak dipake lagi ... ?!.  Gumam nya lagi, segera Siska merogo poselnya lalu menelepon seseorang.

"Haloo ... ?!.   terdengar sapaan diponsel  yang sangat ramah dan lembut.

"Ya ... haloo ... bi, ini Siska bi ... !.  Sahut nya.

"Ya ada apa nak ... ?.  Tanya bibinya Bi Dari namanya,  yaitu adik dari Ibu Astuti ibunya Siska.

"Ini bi, mau tanya,  apa tokonya sudah bisa saya pakai ... ?.  Tanya Siska kepada bibinya diponselnya.

" Sudah nak,  tingal dibersihkan dulu aja,  sudah lima  hari kosong ko tokonya ... !.  Kata Bi Dari diponsel.

"Oke, Bibi ... !.  Kata Siska senang.

"Ya nak,  sama-sama ...  ?!.  Jawab Bi Dari.

Sepulang dari melihat toko,  Siska menganti pakaiannya dengan memakai celana pendek sepaha dan kaos bertangan pendek juga,  lalu berbaring ditempat tidurnya dengan tangan terlentang,  sambil menarik napas panjang lalu tertidur lelap karena cape.

Pagi hari sekitar jam setengah enam pagi Siska terbangun,  lalu membuka gorden jendela kaca yang besar,  terlihat wanita setengah baya Bo Atmi penjaga Rumah besar itu sedang mengurus tanaman dihalaman.

Dilain tempat ada seorang pemuda tampan Sandi namanya dia terhitung pemuda yang ramah dan sopan,  tidak heran banyak wanita yang mengaguminya,  selain ramah dan sopan, juga orangnya baik suka menolong orang,  namun dia ada kelebihan kalau sekali makan,  makannya banyak, tapi badannya tidak gemuk tetap stabil dan gagah,  dan makannya cuma sehari sekali tapi sekali makan nasinya banyak maka dia suka dijuluki Si Gembul karena sekali makan makannya banyak.

Sandi bekerja disebuah bengkel motor dipingir jalan yang tidak jauh dari tokonya Siska

Siska membuka toko kue serba ada,  dan kue-kuenya dikirim oleh pembuat kue Bibinya,  dulu bibinya yang dagang ditoko itu,  namun setelah menikah, lelakinya membawanya pergi unruk tingal dirumahnya,  yang rumahnya tidak jauh dari tempat kerjanya,  maka bibinya dibawa oleh lelakinya dengan alasan karena tempat pekerjaannya lebih dekat.

Siska dagangnya sangat laris sekali,  karena dia termasuk orang yang ramah dan baik hati,  membuat pelangan engan membeli kue kepada orang lain,  maka tidaklah heran semakin lama semakin banyak bertambah pelangan.

Sandi yang berada disebrang toko Siska sedang sibuk melayani para pelangannya,  karena Sandi yang ramah kepada para pelangan,  kewalahan untuk menerima pekerjaannya yang sangat banya,  tapi dia memang pria kuat tidak pernah mengeluh semua pekerjaannya ditanganinya dengan senang hati,  sehinga pekerjaannya selalu tuntas dikerjakannya sendiri.

Sepertinya mereka memiliki tekat yang sama,  sehinga keduanya cepat maju,  tetapi ada yang berbeda,  karena Sandi hanyalah seorang buruh kulir,  sedangkan Siska adalah seorang bos ditoko kuenya.

Hari itu Sandi mempunyai masalah dengan bos barunya, karena bos lamanya terserang penyakit sehinga digantikan oleh bos baru dibengkel itu.

Pada hari itu Sandi dihina dicaci dan dimaki oleh bos barunya Leon nama bos barunya itu,  sambil menunjuk kemuka Sandi,  Leon juga meludahi muka nya,  yang tidak disengaja kejadian itu dilihat oleh Siska  dan Siska telah mendengar obrolan yang pro kepada Sandi  bahwa Sandi itu sebenarnya orangnya baik dan rajin selain itu orangnya ramah dan sopan.

"Goblok lu ... pergi sana lu ... cari majikan baru ... lu...

mending ... mending ... kalau ada yang mau memberi kamu kerja kamu kan kamu orangnya gembul ... ?!.  Begitu oceh an Leon mengejek,   pada saat itu tiba-tiba ada yang datang dari seseorang  yang sedang menyebrangi jalan.

"Ada yang mau menerimanya untuk bekerja,  saya yang akan memberi pekerjaan buat dia ... ?!.  Kata Siska sambil meraih tangan Sandi

"Yo   ikut aku ... ?!. Ajak Siska kepada Sandi.

Sandi cuma nurut sama ajakan Siska,  yang membawanya pergi menyebrangi jalan dan mengajaknya masuk ketokonya.

Dengan terheran-heran Sandi menatap Siska dengan memberi senyuman manis, mengucapkan banyak-banyak ber terimakasih,  atas ajakannya yang telah mengerai pertengkaran Leon dan Sandi.

Nampak Siska tersenyum manis,  sambil bertanya kepada Iwan apakah dia mau membuka bengkel motor baru,  dan yang akan memberikan pinjaman modalnya kepada Sandi adalah Siska, buat dipakai membuat bengkel motor barunya.

Sandi merasa keheranan atas tawaran Siska yang tiba-tiba menawarkan pinjaman modal untuknya,  atas dasar apa wanita ini tiba-tiba mau memberikan pinjaman modal kepadanya secara tiba-tiba ini,  begitu pikirnya.

Siska tau apa yang dipikirkan Sandi maka dia menjelaskan,  dia telah menguping dari pembicaraan orang-orang tadi,  sewaktu Sandi bertengkar dengan Leon,  orang-orang mengatakan bahwa Sandi itu orangnya baik,  selain baik orangnya rajin dan juga jujur dan sopan dan ramah, maka Siska menyayangkan kalo keahlian Sandi terbuang percuma dengan begitu saja,  sedangkan Siska memiliki uang, kenapa tidak meminjamkannya kepada orang lain yang membutuhkannya dan memiliki potensi kerja yang baik seperti Sandi ini.

Setelah mendengar penjelasan dan perkataan Siska lantas Sandi pun menyetujui atas pinjaman modal yang ditawarkan.

B e r s a m b u n g.

Bab 3

Bengkel terlihat sedang dirubah yang ternyata bengkel motornya itu telah dijual oleh pemiliknya,  ketukang penjual bakso.

Sandi yang telah membuka bengkel motornya,  yang tempatnya dibelokan pertigaan jalan, kini tidak ada saingan,  dikarena bengkel motornya Leon sudah tutup,  tapi meskipun bengkel motornya Leon masih buka,  tidak akan bisa mengalahkan bengkel motornya Sandi,  karena mau tidak mau Sandi sudah memiliki banyak pelangannya.

Hari itu seperti biasanya Sandi sibuk dengan pekerjaannya,  namun walaupun cape kerja,  toh sekarang bengkel motornya sudah menjadi miliknya pribadi,  dan sudah tidak didalam kendali orang lain lagi.

Setelah memiliki bengkel sendiri Sandi memiliki pemikiran untuk mempunyai montir baru untuk membantu dirinya didalam mengatasi pekerjaannya,  dan katanya ada seorang teman nya yang mau bekerja dibengkel motornya nya yaitu Yudi namanya.

Hari-hari penuh kesibukan,  Sandi dibantu oleh Yudi menjalankan bengkelnya dengan penuh semangat,  begitu juga dengan Siska yang dibantu oleh bak Aminah sebagai pembantu barunya,  mereka juga penuh semangat dalam kesibukannya,  dua teman baru ini seperti sedang berlomba unruk mencari rezeki,  dan keduanya seperti memiliki kegairahan yang sama dalam menjalankan bisnisnya sehari-hari.

Tak terasa empat bulan sudah berlalu,  waktu begitu cepat melaju,  mereka masih saling sibuk untuk mengurus usahanya masing-masing,  sampai pada waktunya Sandi akan mengembalikan uang pinjamannya kepada Siska namun hanya separuhnya.

Hari sudah menjelang malam,  waktu sudah menunjukan jam dua puluh yaitu alias jam delapan malam, tokonya Siska tutup jam sembilan malam,  begitu juga dengan bengkelnya Sandi sama tutupnya jam sembilan malam.

Sandi mengambil poselnya hendak menelepon Siska dan menyuruh Rudi untuk menutup bengkelnya lebih awal,  karena akan pergi ketoko kuenya,  karena pikir toko kue takut keburu tutup.

"Haloo ... ?.  Terdengar dari ponselnya Sandi

"Belum tutup tokonya ... ?.  Tanya Sandi diponsel.

"Belum,  sebentar mungkin akan tutup tokonya ... !.  Jawab Siska.

"Aku kesitu ya,  sekarang ... ?!.  Kata Sandi memberi tau.

"Boleh,  kesini aja ... !.  Kata Siska.

"Oke,  saya tutup dulu ya ... ?.  Kata Sandi.

" Ya ... !.  Jawab Siska sambil menutup teleponnya.

Tak lama Sandi datang ketokonya Siska kebetulan toko kue pun akan tutup,  seberes toko tutup,  bak Aminah pun pamitan pulang kepada Siska..

"Aku pamitan pulang ya neng ... ?!. Bak Aminah berpamitan untuk pulang.

"Ya bak, hati-hati dijalan yah ... ?!.  Kata Siska.

"Iya neng ... ?!.  Kata bak Aminah sambil pergi berlalu.

Dipersilahkannya Sandi untuk duduk dikursi meja makan tamu,  yang sedari tadi cuma berdiri sambil tersenyum memandangi Siska.

"O ... yah,  silahkan duduk...?!!.  Siska menyuruh duduk.

"Terimakasih ... ?!.  Ucap Sandi sambil duduk dikursi meja makan tamu.

"Ada apa,  tumben mau datang ketokoku ... ?.  Tanya Siska sambil ikut duduk dikursi meja makan yang berhadapan dengan Sandi

"Ini ehh ... aku mau mengembalikan uang modal yang kamu pinjamkan kepada aku ... tapi,  gak semuanya,  cuma baru ada separuhnya,  uang yang akan dikembalikan nya ... ?!.  Kata Sandi sedikit terbata-bata bicaranya,  karena ada Rasa malu karena baru separuhnya uang yang mau dikembalikan,  dari keseluruhan jumlah uang yang dipinjamkan.

"Ohh,  gak apa-apa,  emangnya sudah ada uangnya,  apa engak mau dipake dulu gitu,  buat kebutuhan yang lainnya yang harus dibeli ... ?.  Tanya Siska kepada Yono kalau-kalau Sandi masih membutuhkan uangnya untuk keperluan yang lainya.

"Ohh, tida.. tida.. ini uangnya ... ?!.  Yang lantas Sandi menyodorkan sejumlah uang kepada Siska

"Terimakasih ya, aku terima uangnya nihh ... !.  Ucap Siska sambil menerima sejumlah uang dari Sandi tersebut.

"Aku yang seharusnya berterimakasih kepada kamu Sis,  terimakasih ya,  udah bantu aku ... ?!.  Ucap Sandi pada Siska yang sedang tersenyum menatapnya.

" Iya ... kembali kasih ... ?!.  Balas Siska sambil mengangukan kepalanya.

Setelah itu Sandi menawarkan diri untuk mengantar Siska pulang kebetulan jalannya sama satu arah untuk pulang,  Siska setuju untuk pulang bareng bersama, Sandi dan Siska sedang berjalan menuju pulang tiba-tiba ada yang menyapa.

"Halo ... Gembul... baru pulang ya... ?!.  Sapa anak-anak yang lagi pada nongkrong dipingir jalan.

Siska celingukan kiranya siapa yang disapa oleh anak-anak itu,  karena yang sedang lewat kesitu pada waktu itu hanya ada mereka berdua,  lalu tiba-tiba Sandi menyahut sapaan anak-anak yang lagi nongkrong dipingir jalan tersebut.

"Iyaa,   baru pulang,  permisii,  numpang lewat ya ... !.  Kata Sandi sambil senyum-senyum, terus Siska bertanya sama Sandi

"Siapa Gembul San ... ?.  Tanya Siska kepada Sandi.

"Aku,  Gembul ... !.  Jawab Sandi.

" H a a h... !.  Siska bengong.

"Namamu Gembul ... ?. Tanya Siska memastikan,  dan Sandi pun mengangukan kepalanya,  yang lantas menerangkan kepada Siska,  kenapa sampai Sandi dijuluki Si Gembul.

Ketawa Siska terbahak-bahak, karena merasa lucu setelah mendengar cerita Sandi  yang makannya sehari sekali tapi menghabiskan nasi sebakul itu sampai dijuluki Si Gembul.

Setelah sesampainya dirumahnya Siska, lantas Sandi berpamitan untuk pulang.

"idak mampir dulu ... ?.  Tanya Siska.

"Tidak terimakasih, malu nanti dilihat orang,  sudah malam nihh ... !.  Jawab Sandi.

"Oh,  iyah,  terima kasih ya ... sudah mau nganterin aku pulang ... ?!.  Kata Siska.

"Iyah ... !!.  Sahut Sandi  sambil pergi berlalu, meningalkan Siska.

Siska yang masih terdiam,  berdiri mematung memandangi punggung Sandi hinga bayangannya menghilang,  Siska merasa dia bertemu lagi dengan sosok bayangan Iwan yang baru,  kini pikirannya Siska dihantui oleh bayangannya Iean,  Siska kini merasa takut terjadi kedua kalinya,  seperti kejadian yang menimpanya dimasalalunya yang kelam.

Perasaannya belum sembuh,  semenjak ditingal Iwan pergi,  kini Sandi yang datang didalam kehidupannya yang lagi mulai melupakan Iwan sedikit demi sedikit.

Siska mengelah napas panjang sabil membuka kunci pintu,  setelah masuk kekamarnya,  tidak lupa menutup kembali pintu kamarnya,  lalu dia membantingkan tubuhnya keatas tempat tidur lalu terus ngorok tertidur pulas,  tidak biasanya Siska tertidur seperti itu,  biasanya selalu menganti pakaiannya dan membasuh mukanya dulu sebelum tidur.

Ke esokan harinya biasa Siska bangun dari tidurnya langsung kekamar mandi membasuh badanya hinga bersih,  yang lantas berpakaian rapih dan bersih,  setelah itu baru berangkat pergi ketokonya,  Siska tiap hari berangkat ketokonya dengan berjalan kaki karena jaraknya tidak jauh dari temat tingalnya,  dibelokan dia sempat melirik kearah bengkelnya Sandi yang baru buka,  terlihat pula disana didekat toko kue ada Bak Aminah berdiri sedang menungu Ratih datang,  bergegas Siska menyebrangi jalan,  setelah sampai ditokonya langsung memberikan kunci pintu toko ke Bak Aminah,  yang langsung menerima kunci pintu toko dan langsung membuka toko kuenya.

Hari ini Tidak biasanya Siska terlihat sangat lesu tidak bergairah,  dia terduduk termenung tetapi apa yang dipikirkan tidak tau, Siska merasa lesu seperti tidak memiliki tenaga,  kini yang melayani pembeli cuma Bak Aminah saja sendiri,  Siska cuma duduk-duduk tidak banyak yang dikerjakan,  dan Siska cuma menerima dan memberikan kembalian uang pembeli kue saja,  bi Aminah yang terheran-heran melihat tingkah Siska yang tidak biasanya itu.

"Ada apa dengan,  Neng ini ... ?.   Begitu gumam Bak Aminah.

"Neng, kenapa apa eneng lagi sakit badan ya ... ?.  Tanya Bak Aminah.

"Engak apa-apa ba, saya cuma merasa tubuh saya merasa lemas saja ... !.  Kata Siska menerangkan ke Bak Aminah.

"Iya..., itu bertanda eneng lagi tidak enak badan alias eneng lagi sakit ... ?!.  Kata Bak Aminah memberi penjelasan.

B e r s a m b u n g.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!