Cinta Tak Terucap
Siswi Baru
Hari pertama sekolah setelah libur panjang. Semua siswa tampak antusias kembali ke rutinitas, terutama anak-anak kelas XI IPA 2. Namun hari itu ada yang berbeda—seorang siswi pindahan berdiri canggung di depan kelas dengan wajah datar dan mata tajam yang memancarkan jarak. Namanya Mira.
Mira bukan siswi biasa. Dengan wajah cantik, rambut hitam panjang, dan postur tinggi semampai, ia langsung menarik perhatian. Tapi tidak seperti murid baru lain yang biasanya gugup atau berusaha bersikap ramah, Mira justru dingin, menunduk, dan hanya menjawab seperlunya.
Duduk di bangku belakang, Arka, cowok populer dengan gaya santai dan senyum andalannya, langsung memperhatikannya.
Bukan karena cantiknya. Tapi karena tatapannya yang... kosong. Seolah dia nggak tertarik sama dunia ini.
Dan di sinilah semua bermula.
Alya
Lo liat anak baru tadi? Yang namanya Mira? Gila, cantik banget sih...
Niko
Lo cewek tapi ngomong gitu ke cewek lain, ya?
Arka
Hmm... dia duduk di depan gue tadi. Dingin banget mukanya.
Alya
Lo ngajak kenalan nggak?
Arka
Nggak.
Kayaknya dia tipe yang nggak suka diganggu.
Niko
Lo takut ditolak? Hahaha
Arka
Nggak juga. Gue cuma penasaran.
Dia beda aja.
[Waktu Istirahat – Mira duduk sendirian di taman sekolah]
Alya
(Mengirim pesan ke Mira)
Hey, kamu sendirian? Boleh duduk bareng?
Alya
Aku Alya. Teman sekelas kamu.
Kalau butuh bantuan, tanya-tanya aja ya!
Alya (ke Arka via chat)
Gue udah ngobrol dikit sama dia. Emang pendiem parah. Tapi nggak jutek kok.
Arka
Hmm... jadi makin penasaran gue.
Nanti gue coba chat dia ah.
[Malam Hari – Arka cari IG Mira dan DM]
Arka
Hey, Mira. Gue Arka. Anak yang duduk di belakang lo tadi siang.
Sorry tiba-tiba nge-DM. Lo kelihatan kayak lagi berat banget hidupnya.
Lo nggak apa-apa?
Arka
Nggak tau. Gue juga nanya hal yang sama ke diri gue.
> Di balik diamnya Mira, tersimpan luka yang belum sembuh. Arka nggak sadar, langkah kecilnya bisa jadi malah membuka luka lama... atau justru menyembuhkannya?
Tombol interaktif (kalau di aplikasi mendukung):
[Lanjut Episode 2] atau [Komentar & Like dulu yuk!]
Percakapan Yang Terungkap
[Malam Hari – Arka melanjutkan obrolan di DM]
Arka
Lo nggak usah ngerasa kayak beban buat gue. Gue cuma nggak suka ngeliat orang nahan perasaan sendirian.
Mira
Semua orang punya masalah masing-masing, Arka. Lo nggak perlu ikut-ikut.
Arka
Gue ngerti. Tapi kadang, lo nggak harus tanggung sendiri semuanya. Kita semua punya cara masing-masing buat ngadepin masalah.
Mira
Lo selalu bilang kayak gitu, tapi gue nggak butuh bantuan siapa-siapa.
Arka
Nggak perlu bantuan juga nggak masalah. Tapi kalau lo butuh temen buat dengerin, gue ada kok. Gue nggak akan ganggu lo.
Mira
Lo aneh. Tapi ya udah, makasih. Gue nggak janji bakal ngehubungin lo.
Arka
Gak masalah. Gue cuma pengen lo tau kalau gue ada.
[Keesokan Paginya – Di Sekolah, Jam Istirahat]
Alya
Lo ngobrol lama banget sama Arka? Kalo gitu, lo deketan dong sama dia.
Mira
(mendekat ke Alya) Gue gak deket sama siapa-siapa.
Alya
(nyengir) Tapi, lo nggak bisa bohong kalau gue liat, lo kayaknya mulai nyaman.
Mira
(membisu sejenak) Entahlah.
Arka
(datang dari belakang) Hey, Mira. Lagi sibuk ya?
Mira
(memandang Arka) Hmm... nggak juga. Cuma lagi ngobrol sama Alya.
Alya
(ngebacot) Eh, lo udah sempat chat sama Arka kan? Gue liat deh, lo berdua kayaknya nggak asing lagi.
Arka
(senyum santai) Gimana, Mira? Gue nggak ganggu kan?
Mira
(tersenyum tipis) Enggak kok.
[Sore Hari – Setelah Sekolah]
Arka
(DM ke Mira) Lo udah pulang? Ada apa lagi yang lo pengen ceritain ke gue? Atau... masih merasa nggak nyaman?
Mira
Gue nggak tahu, Arka. Gue masih bingung. Lo datang ke hidup gue terlalu tiba-tiba.
Arka
Mungkin gue datang supaya lo nggak merasa sendiri lagi.
Mira
Gue gak bisa jamin apa-apa, Arka.
Arka
Gue juga gak nuntut apa-apa. Gue cuma pengen lo tahu, gue selalu ada kalau lo butuh temen.
Rasa Yang Mulai Tumbuh
Hari-hari berlalu, dan meskipun Mira nggak banyak cerita, Arka tetap rutin mengirim pesan setiap malam. Awalnya, semua pesan Arka cuma dibaca tanpa balasan. Tapi entah kenapa, Mira mulai menanti notifikasi itu. Dan suatu malam, semuanya mulai berubah.
[Malam Hari – Chat Instagram]
Arka
(DM) Hari ini lo kelihatan capek. Banyak tugas, ya?
Mira
Gue emang gampang capek. Tapi hari ini lebih baik, sih.
Arka
(senang lihat dibalas) Syukur deh. Gue seneng lo jawab. Kirain lo udah kesel diganggu mulu.
Mira
Gue nggak kesel, Arka. Gue cuma belum biasa aja. Ada orang yang... sebegitu pedulinya.
Arka
Kadang kita butuh waktu buat percaya, gue ngerti. Gue juga bukan orang yang gampang terbuka.
Mira
Tapi lo tetep berusaha?
Arka
Karena gue ngerasa lo layak ditemenin. Meskipun lo dingin, ada sisi lo yang... pengen dimengerti.
Mira
Takut orang-orang pergi. Kayak semua yang pernah ada di hidup gue, ujung-ujungnya ninggalin juga.
Arka
Gue nggak janji buat bertahan selamanya, Mir. Tapi selama gue di sini, gue bakal tetap ada.
[Besok Paginya – Di Sekolah]
Alya
(bisik ke Mira) Lo kenapa senyum-senyum? Tadi pas Arka masuk kelas lo ngeliatin dia lho.
Mira
(bingung) Gue? Masa sih?
Alya
Iya lah. Lo mulai naksir ya?
Mira
(mendadak diam) Nggak tau. Mungkin gue cuma mulai... nyaman.
Arka
(duduk di belakang Mira, sambil nyeletuk pelan) Gue denger tuh kata “nyaman.”
Mira
(balik badan) Nguping ya?
Arka
Bukan nguping. Tapi kalau itu tentang gue, ya gue harus tahu dong.
Mira
(senyum kecil) Jangan GR.
Arka
Gue nggak GR. Gue cuma berharap.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!