NovelToon NovelToon

Asisten CEO Ditubuh Menantu Lemah

1. Kebakaran

...Prolog.........

Hani tersadar, pikirannya jadi lebih jernih dan terbuka. 

Ini bukanlah kemalangan saat ia hidup kembali dalam tubuh Hani yang merupakan menantu sampah di keluarga Aruna, tapi ini adalah keuntungan!

Saatnya bermain bebas dengan semua kartu truf di tangannya.

Katakan selamat datang bagi penderitaan hai semua orang yang pernah menyakitiku!

............

Happy reading guys....

...........

"Kebakaran!"

"Kebakaran!"

"Kebakaran!"

Teriakan di dini hari menyelimuti kediaman Aruna, orang-orang dalam situasi panik berlarian kesana kemari menyelamatkan diri. 

Paviliun belakang rumah kediaman keluarga Aruna baru saja mengalami kebakaran. 

Pavilium tersebut ditinggali oleh menantu keluarga Aruna yang menikah dengan salah satu Putri keluarga Aruna yang mengalami gangguan mental di masa muda dan dengan berbagai pengobatan tradisional yang dilakukan, akhirnya ketika putranya menginjak usia 17 tahun, sang ibu puli dari gangguan mentalnya. 

Sang putra juga telah menikah, namun tidak ada yang mau mendekati keluarga itu karena riwayat gangguan mental yang diderita oleh ibunya jadi membuat putranya juga ikut dicap oleh orang-orang memiliki gangguan mental yang membuat orang-orang enggan untuk bersosialisasi dengan keluarga mereka. 

Kebakaran yang terjadi di dini hari itu membuat semua orang terkejut, terutama Hani yang saat itu berada di lantai atas rumah sedang terikat pada kursi. 

"Tolong! Tolong!" Teriak Hani dalam kepanikannya saat asap mulai memasuki kamar tempat ia berada, terutama pavilium mereka terbuat dari 80% kayu, jadi sangat mudah terbakar. 

Sementara di bawah sana, seluruh anggota keluarga telah melarikan diri ke luar rumah menjauhi api yang semakin besar berkobar. 

"Di mana istriku?" Ucap seorang pria tampan yang menjadi panik saat melihat sekelilingnya dan tidak mendapati sang istri. 

"Mungkin dia masih di atas," kata sang ayah dengan panik menatap ke lantai atas, meski dia membenci menantunya karena asal usul yang tidak jelas, namun jika anak itu mati, maka tidak ada lagi yang akan membantu pekerjaan di rumah. 

Mereka tidak akan punya uang untuk menyewa seorang pembantu, terutama mereka tidak diizinkan membawa orang asing ke dalam rumah Sebab mereka masih berada di lokasi kediaman keluarga Aruna. 

"Apa?!" Sang putra sangat terkejut, pria bernama Reski dengan cepat berlari untuk memasuki rumah, hendak menyelamatkan sang istri. 

Namun dia terkejut saat telinganya malah ditahan oleh sang ibu, "Apa yang kau lakukan?! Kamu mati dalam api itu?! Biarkan saja perempuan itu, lagi pula dia hanya menjadi beban keluarga kita! Kalau tidak ada dia, kau bisa menikah dengan perempuan yang lebih baik, dan mendapat sedikit status di keluarga Aruna!" Tegas sang Ibu. 

"Apa?! Ibu sudah gila?!" Rizky dengan cepat melepaskan tangannya dari cengkraman sang Ibu dan memilih menerobos api memasuki rumah. 

Sementara di lantai atas, Hani yang masih terikat pada kursi akhirnya telah jatuh tak sadarkan diri sebab asap yang memenuhi ruangan tersebut. 

Drap drap drap..

"Sayang! Sayang!" Terdengar suara dari pintu, dan Hani masih samar-samar mendengar suara itu bahkan mengenali suaranya sebagai suara satu-satunya orang yang selalu baik kepadanya, suaminya. 

Namun karena sudah terlalu banyak menghirup asap, dia akhirnya tidak bisa bergerak sedikitpun atau membuat suara sedikitpun untuk membuat keberadaannya diketahui oleh sang suami, bahkan perlahan-lahan kesadarannya mulai hilang dan tidak mengetahui lagi apa yang telah terjadi. 

Ketika Rizki tiba di dalam rumah, pria itu sangat terkejut mendapati istrinya terikat pada sebuah kursi kayu, padahal api sudah berada di beberapa dinding kamar membuatnya dengan cepat melepaskan tali tersebut Lalu menggendong seluruh istri yang kurus keluar dari rumah. 

Api telah memenuhi jalan keluar, jadi satu-satunya cara yang bisa ia lakukan ialah melompat dari lantai 2 ke lantai 1. 

Bruk!

Semua orang terkejut saat mendengar suara gedebuk dari samping rumah, Jadi mereka langsung pergi ke sana dan mendapati Rezky dan istrinya terbaring di tanah dengan Rezki yang meletakkan sang istri di atas tubuhnya dan memeluknya dengan erat untuk menjaga perempuan itu tidak terluka. 

"Putraku!" Sherina berteriak keras menghampiri putranya. 

"Lepaskan dia, ibu harus membawa kamu ke rumah sakit!" Ucap sang ibu yang panik putranya mungkin kenapa-kenapa setelah melompat dari lantai 2 sambil menggendong seorang perempuan. 

Tetapi Rezky menolak, dia terus memeluk istrinya dengan erat karena dia tahu jika dia melepaskan istrinya, maka istrinya mungkin akan berakhir tragis di tangan sang ibu. 

"Tolong selamatkan dia terlebih dahulu, istriku kesakitan!" Rizki memohon sambil menatap sang ayah membuat sang ayah mengerutkan keningnya. 

"Kenapa kau masih memikirkan dia, kau mungkin telah mengalami patah tulang!" Sherina mengingatkan putranya kesal. 

Dia telah mengatur pertemuan dengan seorang janda kaya raya dan hendak menikahkan putranya dengan janda kaya raya tersebut supaya bisa mengangkat derajat keluarga mereka, karena janda kaya raya itu tertarik dengan putranya yang tampan, tapi kalau Hani tidak mati, maka tentu saja pernikahan itu tidak mungkin terjadi. 

Putranya sangat mencintai Hani si perempuan bodoh.

Jadi Sherina berusaha untuk membunuh menantunya agar rencananya bisa berjalan dengan mulus. 

"Tolong! Tolong bantu Putra dan menantuku!" Sang ayah akhirnya berteriak meminta tolong, tetapi para pelayan keluarga Aruna hanya menatap mereka dari kejauhan membiarkan paviliun itu terbakar sampai habis. 

Bagaimanapun, status keluarga yang tinggal di paviliun itu jauh lebih rendah daripada para pelayan keluarga Aruna, jadi tentu saja para pelayan merasa besar kepala dan tidak pernah ada niat untuk berhubungan dengan keluarga itu, bahkan melihat mereka yang berada dalam situasi pelik pun, tidak ada sedikitpun niat untuk membantu mereka. 

"Ayah!" Rizki akhirnya meneriaki sang Ayah dengan kedua tangan masih memeluk sang istri, berusaha mengabaikan ibunya yang dari tadi terus mengusahakan Rizki melepaskan istrinya. 

"Bawa dulu istriku ke rumah sakit, kalau tidak, lebih baik aku mati bersama istriku di sini!" Teriak Rizki akhirnya membuat sang ayah menganggukkan kepalanya, mengambil Hani dari pelukan Sang putra dan berlari pergi meninggalkan tempat itu. 

"Bodoh!" Sherina langsung meneriaki putranya, namun dia tidak punya pilihan selain membantu putranya berdiri dan kemudian dengan susah payah mereka menjauh dari kebakaran. 

Di malam yang diterangi si jago merah yang mengamuk itu pun Sherina melihat para pelayan hanya menertawakan mereka, bahkan dari kediaman utama terlihat beberapa anggota keluarga Aruna sedang menatap mereka, namun tidak ada sama sekali gerakan untuk memanggil petugas pemadam kebakaran atau menyuruh para pelayan untuk melakukan sesuatu memadamkan api yang membakar paviliun. 

Hal itu membuat Sherina menjadi semakin geram terhadap keluarga utama, dia berharap putranya segera menikah dengan janda kaya raya supaya mereka bisa meninggalkan kediaman keluarga Aruna dan hidup bebas dari kemiskinan serta sedikit mampu membalaskan dendam pada keluarga Aruna. 

"Oh malang sekali, setelah ini kalian pasti akan tinggal di kolong jembatan kan?"

"Ha ha.. kau kejam sekali, aku yakin keluarga utama pasti akan menyiapkan kamar yang luas untuk mereka, Bukankah selama ini Sherina selalu berkata seperti itu?"

"Benar juga, tapi kenapa tidak ada satupun anggota keluarga utama yang datang untuk membantu mereka? Apa jangan-jangan seluruh anggota keluarga utama sedang berpesta minum anggur merayakan hari sial yang dialami oleh Nyonya kedua ini?"

"Ha ha... Meski kita hanya para pelayan, tapi nasib kita jauh lebih baik daripada Nyonya kedua terhormat dari keluarga Aruna yang berakhir ditumpukan kotoran ini!" 

Sherina geram mendengar ucapan para pelayan yang tidak menahan mulut mereka, bahkan volume suara mereka cukup keras yang bisa didengar sampai ke kediaman utama. 

"Diam kalian!" Sherina melototi kelompok pelayan yang terus berbincang-bincang dari tadi, "putraku akan segera menikah dengan perempuan kaya raya dan aku akan meninggalkan tempat sialan ini! Kalian satu persatu akan kubuat merasakan akibat dari sikap kalian selama ini!" 

"Ha ha ha..." 

"Ya ampun, Aku takut sekali."

"Perempuan dengan gangguan mental memang mengerikan dalam kata-katanya. Mimpinya juga menembus langit sampai ke matahari!"

"Ha ha ha... Lelucon apa yang dia katakan? Lucu sekali!"

Sherina menggertakan giginya dengan ungkapan para pelayan itu, namun dia tidak bisa terus diam di sana, dia perlahan-lahan membantu putranya keluar dari kediaman keluarga Aruna, dan akhirnya mendapat sebuah tumpangan menuju rumah sakit. 

Di dalam mobil menuju Rumah Sakit, Sherina berkata, "awas aja perempuan itu kalau dia bangun nanti, ibu akan memarahinya, gara-gara dia kau jadi sakit seperti ini! Dia bahkan harus dilarikan duluan ke rumah sakit, benar-benar menantu tidak berguna! Seharusnya dari awal kau tidak menikah dengannya, jika tidak begitu, sekarang kau bisa menikah dengan perempuan yang lebih kaya raya dan mengangkat status keluarga kita!" 

"Ibu, Aku mencintai istriku, dia itu--"

"Cinta cinta cinta!" Sherina menjadi sangat kesal, "karena cinta itulah kita hidup menderita seperti ini! Tidak ada gunanya cinta, cinta tidak bisa memberi kita uang dan tidak bisa memberi kita makan, tidak ada rumah mewah yang ia sediakan, hanya kebodohan dan mala petaka yang ditimbulkan dari sesuatu yang bernama cinta itu! Lihat keluarga kita, tidak punya derajat, tidak punya martabat, semua itu Karena Cinta! Kalau saja saat itu aku menikah dengan pria yang lebih kaya dan tidak miskin seperti ayahmu, maka saat ini keluarga kita akan memiliki derajat yang lebih tinggi, para pelayan bahkan tidak akan berani menatap kita, namun sekarang kau lihat cara mereka itu? Status kita di rumah itu bahkan jauh lebih rendah daripada para pelayan sialan itu! Semua ini gara-gara Ibu menikah karena alasan cinta!" Teriak Sherina dengan geram. 

Rizki tahu bahwa tidak ada gunanya untuk membantah ucapan sang Ibu, jadi dia hanya memilih diam sampai akhirnya mereka tiba di rumah sakit dan Rezki melihat istrinya sudah selesai mendapat perawatan, bahkan istrinya dipasangi oksigen untuk membantu pernapasan Hani. 

Reski juga mendapat perawatan, dan berbaring di samping istrinya sambil menatap sang istri yang terlelap dalam tidurnya. 

'Sayang, apapun yang dikatakan oleh orang-orang, aku tetap mencintaimu,' ucap Rizki dalam hati berusaha mengulurkan tangannya untuk menggapai tangan sang istri yang tidur di ranjang sebelah, namun jarak mereka terlalu jauh.

Tak!

Tiba-tiba sebuah tangan memukul tangan Rezky membuat Rizki terkejut dan mendapati ibunya sedang memberinya tatapan tidak menyenangkan. 

"Kau tahu gara-gara siapa rumah kita mengalami kebakaran? Itu semua gara-gara istri mu, jadi mulai hari ini istrimu tidak akan ikut bersama dengan kita!" Teriak Sherina yang sudah menelepon janda kaya raya untuk menampung mereka sementara waktu. 

"Apa? Jelas-jelas istriku terikat di lantai atas, di kamar kami, dia akan mati dalam kebakaran itu seandainya aku tidak menyelamatkannya. Jadi bagaimana bisa istriku yang disebut sebagai penyebab dari kebakaran?!" Kata Rizki dengan penuh ketidakpercayaan atas ucapan ibunya. 

"Pokoknya itulah yang terjadi! Jangan bertanya lagi!" Tegas Sherina langsung menutup tirai yang memisahkan ranjang sepasang suami istri itu. 

Rizki langsung menatap ayahnya, namun sang ayah hanya memberinya kode untuk bersikap patuh jika tidak mau ibu beruang kembali menggila.

Rizki menutup matanya dengan frustasi, seandainya mereka tidak ada di tempat umum, dia tidak akan membiarkan ibunya terus memegang kendali, namun mereka akan diusir dari rumah sakit jika dia membuat keributan, dan sangat kasihan pada istrinya jika harus dikeluarkan dari rumah sakit gara-gara dia.

2. Hidup kembali di tubuh menantu sampah

Pada keesokan paginya saat Hani terbangun dari tidurnya, perempuan itu terkejut mendapati dirinya berada di rumah sakit dengan tubuh yang begitu lemah. 

Dari sebelahnya, terdengar percakapan dua orang antara pria dan wanita, tentu saja Hani mengenal sumber suara itu sehingga dia segera membuka tirai yang menghalangi mereka dan mendapati suami Hani bersama ibu mertuanya berada di sana. 

"Sayang,," Rizki langsung memegang tangan Hani yang memegang tirai. 

Hani yang terkejut mengerutkan keningnya, segera menarik tangannya dengan bingung, Kenapa pria ini memanggilnya sayang? 

Namun tangannya dipegang erat oleh Rizki, dan pada saat itu tatapan Hani tertuju pada peralatan minum di atas meja yang terbuat dari stainless, memantulkan wajah Hani yang membuat Hani terkejut. 

"Ini?" Hani langsung menghentakkan tangan Rizki, dan segera mengusap wajahnya dengan bingung, terasa begitu kasar dan tidak terawat. 

Perempuan itu membutuhkan waktu untuk berpikir dengan tenang sampai akhirnya ia turun Dari ranjang meninggalkan orang-orang di sana dan mendapati dirinya di cermin. 

Aku.... Hidup kembali?

Tapi di tubuh Hani...?

Hani sangat terkejut, sebelumnya dia adalah asisten CEO Aruna, namanya Helen, tetapi mati beberapa hari yang lalu dibunuh oleh atasannya sendiri karena mengetahui rahasia penting yang seharusnya tak boleh diketahui oleh siapapun termasuk asisten CEO. 

Namun sekarang...?

Hani membutuhkan waktu untuk berpikir, hanya terdiam bengong menatap cermin di hadapannya, berusaha untuk menerima kenyataan.

Setelah cukup lama bengong sang perawat menghampirinya, Hani akhirnya tersadar, pikirannya jadi lebih jernih dan terbuka. 

Ini bukanlah kemalangan saat hidup kembali dalam tubuh Hani yang merupakan menantu sampah di keluarga Aruna, tapi ini adalah keuntungan!

Hani pun tersenyum mengikuti arahan perawat untuk kembali ke tempat tidurnya. 

Sang perawat mengomel sambil memasang kembali infus Hani, tapi omelan itu tidak diperdulikan oleh Hani, dia hanya diam dengan patuh sampai perawat meninggalkannya. 

Barulah Hani kembali menyibak kain pembatas di sampingnya dan mendapati sang suami sedang berusaha turun dari ranjang. 

Saat melihat Hani kembali menatapnya, Rizki menghentikan gerakannya dan dengan wajah penuh rasa bersalah menatap sang istri, "Maafkan aku sayang, kau,,, kau terluka di mana? Aku akan merawat mu," ucap Rizky kembali melanjutkan aksinya untuk turun dari ranjang, bersusah payah karena kakinya terluka parah. 

"Mauka kau meninggalkan orang tuamu dan hidup hanya berdua denganku?" Tanya Hani dalam nada tegas yang sangat berbeda dengan Hani sebelumnya. 

"Sayang," Rizki terkejut dengan perubahan tiba-tiba istrinya. 

Padahal biasanya Hani berbicara dengan suara yang begitu pelan dan lemah, bahkan tak akan pernah berani mengatakan apa yang baru saja keluar dari mulut Hani. 

Tapi saat ini,,, Rizki merasa bersemangat mendengar ucapan Hani, tentu saja dia mau!

"Tentu! Sayang, asal kau memaafkan ku, aku akan melakukan apa pun yang kau mau!" Tegas Rizki. 

Hani merasa puas, dia tahu bahwa cinta Sepasang suami istri ini begitu besar, namun cobaan yang mereka hadapi benar-benar sulit hingga membuat Hani merasa kasihan pada pria di hadapannya. 

Hani akhirnya mengangguk, lalu kembali menutup tirai dan berkata, "berbaringlah di situ dan ikuti apapun yang dikatakan oleh ibumu, nanti jika sudah saatnya pergi, aku akan mengatakannya padamu. 

Rizki mengganggukan kepalanya, ia menjawab, "tentu," kata Rizki kemudian tersenyum, tidak lagi merasakan sakit pada kakinya ketika dia mendengar istrinya telah memaafkannya. 

Sudah lama sekali dia terus menyuruh istrinya untuk meninggalkan saja keluarga Aruna itu, Sebab mereka sangat menderita di sana dan terutama ibunya yang terus berusaha mencelakai sang istri membuat Rizki benar-benar marah. 

Namun setiap kali dia membicarakan tentang ingin kabur dari rumah bersama istrinya, Hani akan selalu meyakinkannya bahwa berbakti pada orang tua adalah hal nomor satu yang harus dilakukan oleh seorang anak, jadi dia tidak bisa memaksa istrinya dan terlebih ketika mereka pergi dari rumah, Rizki juga sebenarnya tidak tahu harus pergi ke mana Sebab mereka tidak memiliki uang sepeser pun karena keuangan di rumah dikendalikan oleh sang ibu. 

...

Pada hari berikutnya, Hani sudah bisa diizinkan pulang oleh dokter karena dia tidak mengalami cedera yang sangat para, tetapi suaminya belum diizinkan pulang karena kakinya yang masih belum sepenuhnya pulih. 

Saat Hani keluar dari kamar perawatan, Ia pun pergi ke ruangan sebelah, hendak menghampiri sang suami yang berada di bangsal sebelah, namun ketika dia tiba di ranjang sang suami, Hani mendapati tatapan tajam dari ibu mertuanya langsung terlontar padanya. 

"Apa yang kau lakukan disini?! Bukankah kau sudah senang hampir membunuh putraku hanya untuk menyelamatkan nyawamu?! Sekarang kau berpura-pura sebagai istri yang baik menghampiri putraku?!" Sherina berbicara dengan volume yang begitu tinggi membuat seluruh orang di bangsal bisa mendengar ucapan perempuan itu sehingga mereka menjadi pusat perhatian semua orang. 

Hani hanya bisa memejamkan matanya sesaat, ini memang temperamen Ibu mertuanya yang selalu kasar dan berkata-kata buruk padanya. 

Memang Apa salahnya jika sang suami mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan istrinya? 

Lagi pula, dalam ingatan Hani, dia diikat paksa oleh sang ibu mertua di atas kamar setelah dicecoki minuman mengandung bius dan kemudian sang ibu mertua membuat seolah-olah dia mati dalam kebakaran. 

Tetapi tidak perlu membahas masalah itu dengan orang yang berpenyakit mental, jadi Hani hanya tersenyum, hendak berbicara ketika ia mendengar suaminya berkata, "apa yang Ibu katakan? Bahkan jika aku mati untuk menyelamatkan hidup istriku, Aku sama sekali tidak akan menyesal!"

"Kau!" Sherina melototi putranya dengan tajam sebelum berbalik menatap sang menantu dengan telatapan penuh dendam dan kemarahan, "kerja bagus! Kau sudah berhasil mencuci otak putraku,m sehingga dia bahkan melawan ibunya sendiri! Apa kau sama sekali tidak merasa bersalah setelah Apa yang kau lakukan ini? Sekarang, putraku sendiri akan menganggap ku sebagai ibu yang jahat, apa ini yang diajarkan orang tuamu padamu?! Astaga, aku lupa kalau kau hanya seorang yatim piatu, pantas saja kau tidak mengerti hal-hal seperti itu. Anak yang dibuang orang tuanya semasa kecil, pasti orang tuanya memiliki alasan yang khusus untuk melakukannya, pasti karena sudah dari kecil kau terus mengecewakan hati orang tuamu!" Bentak Sherina sama sekali tidak ingin memberi muka pada perempuan di hadapannya, Bahkan dia juga sengaja mengungkit masa Lalu Hani seperti itu karena ini adalah senjata yang ampuh yang selalu ia gunakan untuk menekan Hani. 

Tapi tak disadari perempuan itu, Hani yang telah mengetahui segalanya hanya bisa tersenyum, sekarang dia benar-benar memverifikasi seluruh ingatan Hani tentang apa yang dialami oleh perempuan itu, tentu saja semuanya benar. 

Namun perempuan di hadapannya tidak menyadari Siapa yang sudah berada di tubuh Hani sekarang, jadi Hani dengan tenang berkata, "ibu mertua, kau tidak malu mengatakan semuanya itu padaku? Saat ini kau sedang menindas seorang anak yatim piatu, bahkan seorang menantumu sendiri. Kau marah karena putramu membencimu, tapi kau tidak melihat bagaimana dirimu sangat membenci istri dari putramu. Kira-kira ayah mertua akan melakukan apa ketika ibunya juga membenci dan terus merundung istrinya? Ibu mertua pasti berharap akan dilindungi oleh suami ibu kan? Itu juga lah yang kuharapkan sebagai seorang istri, sebagai seorang perempuan yang rela melepaskan masalah lajangku untuk menjadi pendamping suamiku seumur hidupku!"

"Kau!" Sherina sangat marah, ia hendak melanjutkan untuk Mengata-ngatai menantunya ketika perempuan dari samping yang sedang menjaga suaminya benar-benar tersentuh dengan apa yang dikatakan oleh Hani sehingga tidak tahan untuk berdiri dan menatap Sherina dengan kesal. 

Perempuan itu berkata, "benar apa yang dikatakan oleh menantumu, Kau pasti juga akan berharap suamimu membelamu saat kau diperlakukan dengan buruk oleh ibu dari suamimu. Jadi sekarang kau sudah menjadi seorang ibu mertua, bukankah kau harus memperlakukan menantumu seperti yang kau inginkan diperlakukan oleh ibu mertuamu?"

Sherina sangat terkejut mendengar ucapan perempuan itu, dia hendak berbicara lagi untuk memaki perempuan itu saat orang lain di dalam ruangan kembali berkata, "benar sekali, Aku bahkan akan melakukan hal yang sama dengan putramu jika ibuku menyakiti istriku. Kau lihat saat ini, aku sudah satu minggu berada di ruangan ini, tetapi dari awal membuka mata sampai aku menutup mataku lagi di malam hari, hanya istriku yang terus setia berada di sampingku, ibuku mungkin datang sesekali saja tetapi dia memiliki anak-anak yang lain untuk diperhatikan juga, memiliki suaminya untuk diperhatikan di rumah dan hanya istriku yang akan memberikan waktunya selama 24 jam untuk menemaniku di sini."

"Benar sekali, aku juga dengar mertua yang jahat kelak ketika di masa tuanya sudah lemah dan sakit-sakitan, menantu perempuannya lah yang akan merawatnya sepanjang waktu."

"Iya, kau harus lebih memperhatikan menantumu."

Satu persatu orang mulai berbicara karena sangat kesal dengan apa yang dilakukan oleh Sherina membuat wajah Sherina menjadi begitu marah karena merasa malu. 

Pada akhirnya, Sherina hanya bisa berbalik menata putranya dan berkata, "telepon Ibu jika kau sudah bisa keluar dari rumah sakit!"

Setelah berkata demikian, Sherina keluar dari ruang bangsal tersebut, tidak berniat lagi untuk kembali ke sana dan hanya akan menunggu putranya keluar dari rumah sakit lalu membawa putranya itu ke rumah yang telah disiapkan oleh janda kaya raya untuk mereka tempati tinggal sementara waktu sampai mereka siap mengadakan pernikahan. 

Hani hanya diam saja menonton Ibu mertuanya yang melenggak pergi dengan wajah memerah, lalu mengucapkan terima kasih untuk semua orang yang telah membelanya hari itu. 

3. Janji pada diri sendiri

Setelah keluar dari rumah sakit, Hani membawa Rezki meninggalkan Rumah Sakit menggunakan sebuah mobil mewah yang mahal, itu membuat Rizki terkejut.

"Mobil siapa ini?" Rizki bertanya dengan panik, dia curiga ibunya mungkin telah melakukan sesuatu pada istrinya hingga mereka bisa menaiki mobil mewah.

Kemungkinan mobil yang mereka tempati sekarang adalah mobil milik janda kaya raya yang sebelumnya hendak dijodohkan sang Ibu dengannya.

"Ini mobilku," kata Hani dengan tenang duduk di samping suaminya, lalu menatap sang sopir sambil berkata, "kembali ke apartemen."

Rizki semakin heran pada istrinya, selain mobil mewah ini, selama beberapa hari di RS, Hani juga memiliki sikap yang sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya. Selain itu, Rizki memperhatikan penampilan istrinya, pakaian yang bagus, perhiasan juga terlihat mewah, bahkan wajah Hani.... Rizki baru menyadari bahwa istrinya menjadi sangat cantik dari biasanya, dan bahkan menggunakan make up?

Apa yang sudah terjadi?

Ketika Rizky sedang dalam keadaan bingung, mobil sudah melaju di jalanan dan Hani mengeluarkan ponsel merk iPhone dari tas lady Dior miliknya dan menekan layarnya beberapa kali sebelum mendapatkan ponsel tersebut ke telinganya.

"Saya membutuhkan seorang asisten baru, perempuan yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun dan usia dibawah 25 tahun," kata Hani pada orang di seberang telepon dengan nada suara yang tegas dan terkontrol.

Rizki kembali memperhatikan istrinya, jelas yang ia lihat sekarang adalah Hani, istrinya, tapi kenapa dia merasa begitu asing?

Sebenarnya, apa yang benar-benar terjadi.

Rizki yang bingung akhirnya bertanya,, "sayang, Apa kau sungguh baik-baik saja?"

Hani menyimpan ponselnya, dan menatap sang suami, jelas ia mengerti dengan kebingungan suaminya saat ini. Namun Tentu saja dia tidak akan menceritakan yang sebenarnya karena hal yang dia alami tidak akan pernah bisa diterima akal sehat manusia manapun bahkan termasuk dirinya juga sangat sulit untuk menerima hal yang sedang ia alami.

"Aku baik-baik saja, dan kalau kau bertanya dari mana semua yang kita punya ini, aku mendapatkannya dalam semalam. Entah ada keberuntungan apa, tapi aku menang lotre!" Seru Hani tersenyum bahagia, hanya ini yang bisa ia katakan Yang dapat diterima oleh suaminya.

"Kau menang lotre?" Rizki masih tidak percaya, Karena istrinya tidak mengetahui hal-hal seperti itu, istrinya adalah perempuan yang polos dan baik hati, tidak mungkin bermain permainan judi seperti itu.

Hani mengangguk, segera mengeluarkan bukti kemenangan lotrenya yang sebelumnya telah Ia persiapkan karena tahu suaminya pasti sulit menerima perubahan yang tiba-tiba terjadi.

Rizki melihat benda pemberian sang istri, terpaku menghitung jumlah angka nol yang ada pada kertas di tangannya.

"Jadi mulai sekarang kita akan hidup bebas, dan akan kupastikan kau menerima perlakuan yang layak dari keluarga Aruna. Mereka yang selama ini menindas kita juga akan mendapat balasan setimpal dengan perbuatan mereka!" Tegas Hani sambil berpikir dalam hati, 'orang-orang yang telah menindas ku, baik menindas Hani atau Helen, mereka semua akan ku balas satu persatu!'

Saat itu, Hani kembali teringat pada kehidupan sebelumnya di mana ketika ia mati, sakit yang ia rasakan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Bahkan dalam ingatannya sendiri ada dua momen kematian yang menghantuinya di setiap detik kehidupannya.

Kematian Hani yang hampir terpanggang hidup-hidup gara-gara ulah sang ibu mertua dan kematian Helen akibat pengkhianatan CEO Aruna yang telah memanfaatkannya.

Dua-duanya akan dibalas dengan kejam!

Saat mereka tiba di apartemen, Hani dengan santai memasuki apartemen, sementara Rizki tampak seperti orang linglung, ia berhenti di saat melihat jendela besar apartemen yang memperlihatkan keindahan di luar sana.

Ini pertama kalinya dalam hidupnya Rizki melihat hal seperti itu hingga ia tak bisa menahan diri mendekati jendela. Rizki melihat pemandangan di luar sana dengan penuh kekaguman.

"Kau akan melihat itu setiap hari, jadi menjauh dari sana dan duduk di sini," ucap Hani yang sedang mengisi air minum di meja makan.

Rizki berbalik menatap sang istri, perempuan cantik itu benar-benar istrinya?

Sungguh sulit dipercaya bahwa selama ini perempuan secantik itu ada di sisinya, tapi hanya karena bersama lelaki yang tidak tepat malah membuat kecantikan Hani terus tertutupi.

Mata Rizki berkaca-kaca dalam penyesalannya hingga membuatnya mengepal kuat tangannya, berjanji mulai hari ini akan melakukan apapun untuk menyenangkan hati istrinya sebagai wujud penyesalan dan penebusan kesalahannya pada sang istri.

Bahkan jika itu orang tuanya sendiri, tidak ada yang akan menghalanginya untuk berdebat dengan mereka demi melindungi istrinya yang ia pilih sendiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!