Alana Salsabilla gadis yang berumur 24 tahun itu bekerja di sebuah perusahaan ternama dijakarta untuk menghidupi ibunya yang sekarang sakit-sakitan. Setelah meninggalnya sang ayah, gadis yang kerap di panggil sebagai Alana ini memutuskan untuk bekerja keras setelah lulus kuliah untuk membantu pengobatan ibunya.
Alana bekerja di perusahaan terbesar yang ada di jakarta yaitu Valdez Global Enterprises atau yang lebih dikenal sebagai VGE Company.
Sudah dua tahun Alana bekerja dengan baik dan mendapatkan banyak apresiasi dari atasannya yang merupakan CEO sekaligus pemilik VGE Company.
Awalnya Alana bekerja bersama dengan sahabatnya kecilnya sebagai staf di VGE Company, namun karena kinerjanya yang bagus CEO yang bernama Reymond Erickson Valdez atau yang biasa di panggil pak Reymond, mengangkat Alana sebagai sekretarisnya.
"Heummm... Pagi yang cerah dan harus semangat yang cerah juga"ucap Alana yang sudah siap berangkat ke kantor dengan penuh semangat.
"Ibu, Alana berangkat dulu ya"ucap Alana yang berpamitan pada sang Ibunda.
"Iya nak, kamu hati-hati ya"ucap ibunya Alana yang bernama Sekar.
"Iya Bu... ibu baik-baik ya di rumah, jangan lupa minum obatnya"sahut Alana sambil mencium kedua pipi dan memeluk ibunya.
"Iya Alana" sahut Sekar sambil memeluk anaknya.
Setelah berpamitan dengan ibunya, Alana langsung mengambil motornya dan langsung berangkat ke kantor dengan senyum yang sumringah.
Kurang lebih 30 menit akhirnya Alana sampai di sebuah perusahaan yang sangat besar, ia langsung menuju kearah parkiran motor untuk memarkirkan motornya.
"Alana"sapa sahabat Alana dari kecil yang bernama Tara.
"Hai Tara"sapa Alana yang menghampiri Tara.
"Lia mana?"tanya Alana saat melihat tak ada orang yang sudah menjadi sahabat mereka selama dua tahun ini.
"Paling bentar lagi sampai, kan kita sama-sama tau kalau Lia gak akan datang ke kantor kalau dandanannya belum badai"sahut Tara.
"Hahahaha, iya bener banget, dan dia selalu harus di tegur sama kepala staf karena telat"sahut Alana sambil tertawa.
"Semoga hari ini enggak "sahut Tara yang ikut tertawa.
"Iya semoga, yaudah ayok masuk"ucap Alana yang mengajak Tara untuk masuk ke dalam.
Mereka menggunakan kartu akses mereka untuk masuk kedalam kantor.
"Na, sampai ketemu nanti jam makan siang"ucap Tara yang harus pergi ke lantai ruangan staf, sedangkan ruang Alana dilantai yang sama dengan ruangan CEO.
"Okeyyy, oh ya jangan lupa telpon Lia, jangan sampai di tegur lagi, bisa bahaya nanti"ucap Alana sebelum lift tertutup.
"Siap ibu sekretaris "ucap Tara sembari memberikan hormat dan akhirnya lift tertutup rapat.
Sesampainya di lantai yang ia tuju, Alana langsung masuk dalam ruangannya yang tebat berada di sebelah kanan ruangan CEO, sedangkan ruangan di sebelah kiri adalah ruangan Asisten CEO.
"Huffhhh, waktunya memeriksa beberapa dokumen penting"ucap Alana yang duduk di kursinya dan kemudian langsung membuka laptop dan map yang ada diatas mejanya.
Setelah satu jam lebih berkutik dengan laptopnya, telepon di mejanya pun berdering.
"Selamat pagi pak, ada yang bisa saya bantu?"tanya Alana yang ternyata telepon tersebut dari pak Reymond.
"Alana tolong ke ruangan saya sebentar"ucap Reymond melalui telepon
"baik pak, saya akan segera ke ruangan bapak."sahut Alana di telepon yang tersambung.
Saat telepon sudah terputus, Alana langsung bergerak menuju ke ruangan CEO.
"tok..tok..Permisi pak"ucap Alana yang mengetuk pintu ruangan.
"Masuklah Alana"teriak Reymond dari dalam.
Alana masuk ke ruangan mewah tersebut, disana sudah ada istri pak Reymond yang bernama Regina Andriana Valdez atau yang biasa di panggil nyonya Regina, dan juga ada sekretaris pak Reymond yang bernama Dikson Winata atau biasa di panggil pak Dikson.
"Selamat pagi pak Reymond, nyonya Regina dan pak Dikson"sapa Alana dengan sopan.
"Selamat pagi Alana"sahut Regina dengan ramah.
"Silahkan duduk Alana, ada yang perlu saya bicarakan "ucap Reymond yang juga sangat ramah dan Alana pun langsung duduk.
"Jadi Alana, saya kemarin sudah pernah menyampaikannya kepada kamu bahwa saya akan pindah ke LA dan perusahaan ini akan di ambil alih oleh putra saya"ucap Reymond.
"Iya pak, saya masih mengingatnya "sahut Alana dengan sopan.
"Baguslah kalau kamu masih mengingatnya, jadi saya mau memberitahukan kepada kamu kalau besok saya akan berangkat bersama istri saya dan juga dengan Dikson"ucap Reymond yang membuat Alana sedikit terkejut.
"Hah, langsung besok pak"ucap Alana yang sedikit berteriak karena keceplosan.
"Eh maaf pak, maksud saya langsung besok bapak berangkatnya?"tanya Alana yang langsung mengubah cara bicaranya dan membuat Regina tersenyum.
"Iya Alana, hari ini anak saya akan ke perusahaan dan saya akan mengumumkan pemindahan jabatan hari ini, jadi tolong suruh semua karyawan yang ada di perusahaan ini untuk berkumpul di ruangan pertemuan dalam waktu 30 menit kedepan."ucap Reymond.
"Baik pak"sahut Alana dengan sangat sopan.
"Oh ya Alana, apa besok kamu bisa mengantar saya ke bandara?"tanya Regina yang memang sudah sangat akrab dengan Alana.
"Tentu saja bisa nyonya, dengan senang hati saya akan ikut mengantar anda besok"sahut Alana dengan tersenyum manis.
"Terimakasih Alana "ucap Regina.
"Tidak perlu sungkan nyonya"sahut Alana lagi.
"Baiklah kalau begitu saya permisi dulu, untuk memberitahukan kepada seluruh staf untuk berkumpul"ucap Alana dan mendapatkan anggukan dari pak Reymond.
"Mohon maaf pak, saya minta izin untuk berbicara dengan Alana sebentar"ucap Dikson
"Tentu saja, silakan "ucap Reymond.
"Mari Alana"ajak Dikson dan diikuti oleh Alana menuju keluar ruangan CEO.
"Ada apa pak Dikson?"tanya Alana dengan ramah.
"Nak, bekerjalah dengan sungguh-sungguh selama saya tidak ada di sini"ucap Dikson yang memang sudah sangat akrab bahkan sudah menganggap Alana sebagai anak gadisnya.
"Tentu saja pak, saya akan bekerja dengan sungguh-sungguh"ucap Alana dengan ramah dan tersenyum namun matanya berkaca-kaca.
Tidak menutup kemungkinan bahwa Alana memang sedih atas perpindahan kerja Pak Dikson, karena pak Dikson lah yang memasukkan Alana ke perusahaan dan beliaulah yang selalu membantunya. Itu semua karena pak Dikson kenal dengan keluarga Alana.
"Jika ada hal yang tidak kamu paham nanti, jangan sungkan-sungkan untuk menelpon saya"ucap Dikson.
"Terimakasih pak, saya akan selalu berhutang budi kepada anda"ucap Alana yang sudah mengeluarkan airmata.
"Kamu tidak perlu sungkan Alana, sekarang hapus air mata kamu itu, saya gak mau nanti orang-orang mengira saya menindas kamu"ucap Dikson yang sedikit bercanda.
"Hahahaha, bapak ada-ada saja"ucap Alana yang tertawa sambil menghapus air matanya.
"Kalau begitu saya kembali dulu ke ruangan pak Reymond"ucap Dikson.
"Baik pak "sahut Alana.
Alana masuk ke dalam ruangannya kemudian kembali duduk di kursinya dengan perasaan sedikit sedih.
Dia mengambil hpnya dan mengirim pesan di grup perusahaan "20 menit kedepan semua harus berkumpul di ruangan pertemuan, tidak ada yang terkecuali, semuanya harus berkumpul tepat waktu" isi pesan dari Alana.
"Huffhhh, semoga anak pak Reymond orang baik dan juga berwibawa seperti pak Reymond"ucap Alana yang menyandarkan tubuh di kursi.
"Dan semoga asisten baru juga baik seperti pak Dikson. Rasanya gak rela mereka pindah, tapi ya mau bagaimana lagi namanya juga bilioner yang dimana-mana memiliki perusahaan"sambung Alana.
Tak mau memikirkan hal yang tidak-tidak, Alana memilih untuk menyusul temannya supaya bisa jalan bareng ke ruangan pertemuan.
...****************...
...****************...
...****************...
Hai guys dukung terus author ya
jangan lupa follow, like,comment, dan tambahkan ke daftar favorit kalian, supaya kalian mendapatkan notifikasi saat author update.
maaf jika ada kata-kata yang typo
byebye....
...****************...
...****************...
...****************...
Tak mau memikirkan hal yang tidak-tidak, Alana memilih untuk menyusul temannya supaya bisa jalan bareng ke ruangan pertemuan.
"Mending ke ruangan staf dulu deh"ucap Alana yang bangkit dari kursinya dan keluar dari ruangannya dan menuju ke ruangan staf.
(Ilustrasi by pinterest)
"Alana"teriak Lia yang langsung menghampiri Alana saat melihat ia datang.
"Jangan teriak-teriak dong, semua orang pada ngeliatin kesini "ucap Alana.
"Udah biarin aja, peduli amat"sahut Lia.
"Ni anak satu ya, benar-benar "ucap Tara yang tak habis pikir.
"Oh ya Na, kita ngapain ya di kumpulkan ke ruang pertemuan?"tanya Lita.
"Atau jangan-jangan ini bakal ada PHK massal, yaampun gimana nih, gue takut lagi"sambung Lia yang ceplas-ceplos.
"Yaampun Lia bahkan Alana belum jawab apa-apa "ucap Tara
"Tau nih anak"Sahut Alana.
"Pak Reymond bakal menjalankan perusahaan cabang di LA, jadi besok beliau akan berangkat ke LA dan jabatannya akan diserahkan pada putranya "ucap Alana panjang lebar.
"Whatttt pindah ke LA, oh my God berarti gue gak akan ketemu lagi dengan CEO spek sugar Daddy yang tampan rupawan itu"ucap Lia dengan dramatis.
"Heh, taubat lu, pak Reymond udah punya istri, cantik lagi"ucap Tara sedangkan Alana hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Gue juga tau kali"sahut Lia dengan ekspresi wajah yang cemberut
"Gue cuma menikmati ke tampanan pak Reymond aja dannn menjadikan beliau sebagai patokan suami gue di masa depan"ucap Lita dengan dramatis.
"Makin gila nih anak, ayo tinggalin aja"ucap Alana yang menarik Tara.
"Eh tungguin gue"teriak Lia yang mengejar kedua sahabatnya itu.
Mereka bertiga pun sudah sampai diruang pertemuan.
(ilustrasi by pinterest)
Semua orang yang bekerja di VGE Company.sudah berkumpul di ruangan pertemuan tersebut.
"Kalian masuk duluan deh, gue nungguin pak Reymond, nyonya Regina dan pak Dikson dulu"ucap Alana.
"Okey na"sahut Tara.
Alana menunggu di depan pintu dan tak lama kemudian pak Reymond, nyonya Regina dan pak Dikson tiba.
"Eh Alana kenal kamu berdiri di luar?"tanya Reymond.
"Saya menunggu anda pak"sahut Alana.
"Baiklah Alana ayo masuk"sambung Regina yang tersenyum ramah.
Alana masuk dan duduk di samping nyonya Regina.
"Selamat pagi semua"sapa Reymond pada seluruh karyawannya.
"Pagi pak"sapa semuanya.
"Baiklah saya tak mau menyita banyak waktu kalian, jadi kita mulai saja pada poin pentingnya. Bahwa pada hari ini, saya ingin membagikan keputusan penting yang akan mempengaruhi hidup saya dan perusahaan ini kedepannya "ucap Reymond yang membuat semua orang kebingungan.
"Setelah pertimbangan yang matang, saya telah memutuskan untuk pindah ke Los Angeles untuk membangun kesempatan baru sebagai CEO VGE Company di LA"ujar Reymond yang membuat semua orang saling berbisik.
"Saya sangat bangga dengan apa yang telah kita capai bersama di perusahaan ini. Dari awal yang скром hingga menjadi salah satu perusahaan terkemuka di industri, saya sangat percaya bahwa perusahaan ini memiliki potensi besar untuk terus tumbuh dan berkembang.
Karena itu, saya dengan senang hati menyerahkan kepemimpinan perusahaan ini kepada putra saya yaitu Alexander Riven Valdez"ucap Reymond yang kemudian membuat Alana sedikit terkejut.
"Alexander Riven?, kayak gak asing, semoga bukan dia deh dan emang gak mungkin juga."batin Alana.
"Nah, Itu putra saya sudah datang"ucap Reymond yang memecahkan lamunan Alana dan membuat semua orang menoleh kearah pintu.
Semuanya di buat kagum dengan kedatangan dua pria tampan dan gagah itu, namun tidak dengan Alana dan juga Tara, mereka kenal kedua pria itu dengan sangat amat baik, terutama Alana.
"Yaampun Alana, Lo bakal ketemu dia lagi, padahal lu udah menghindar dulu sampai gak jadi kuliah di kampus favorit lu demi jauh dari dia"batin Tara yang menatap Alana.
"Whatttt, dia,,, jadi dia anaknya pak Reymond?, kok gue gak sadar sihhh dari kemarin pak Reymond udah sering nyebut nama Alexander Riven cuma nambah Valdez aja di belakang gue pikir cuma sama doang namanya, padahal emang dia"batin Alana sambil menundukkan kepalanya.
Semua orang berbisik kagum dengan kedatangan dua orang tampa di ruangan tersebut.
"Perkenalkan ini putra saya Alexander Riven Valdez, kalian boleh memanggilnya dengan sebutan pak Alexander dan dia yang akan menjadi CEO di perusahaan ini mulai besok"ucap Reymond dan hanya dibalas senyuman oleh sana putra.
"Dan satu lagi Kenzo Aditya, kalian bisa memanggilnya pak Kenzo, dia yang akan mengganti pak Dikson sebagai asisten anak saya"ucap Reymond lagi dan hanya di balas dengan senyuman oleh Kenzo.
"Ada yang ingin kamu sampaikan?"tanya Reymond pada putranya yang kemudian mengambil alih untuk berbicara.
"Hai semuanya"sapa Riven dengan tersenyum ramah.
"Hai pak Alexander" sapa semua orang yang ada disana.
"Hari ini, saya merasa sangat terhormat dan bersyukur untuk menerima tanggung jawab baru sebagai CEO perusahaan ini. Saya ingin berterima kasih kepada papa saya, bapak Reymond Erickson Valdez, yang telah memimpin perusahaan ini dengan visi dan dedikasi yang luar biasa.
Saya telah belajar banyak dari ayah saya tentang kepemimpinan, kerja keras, dan komitmen terhadap kualitas. Saya berjanji untuk melanjutkan warisan yang telah dibangun oleh papa saya dan membawa perusahaan ini ke tingkat yang lebih tinggi.
Terima kasih atas kepercayaan dan dukungan Anda pak Reymond. Saya siap untuk menghadapi tantangan dan kesempatan baru sebagai CEO perusahaan ini."ucap Riven yang berpidato panjang lebar dan semua orang memberikan tepuk tangan untuk Riven.
"Sepertinya ini sudah saatnya jam makan siang, maaf sudah menyita banyak waktu kalian dan terimakasih untuk semuanya " ucap pak Reymond terakhir kalinya.
Pak Reymond, nyonya Regina, pak Dikson pun keluar dari ruangan pertemuan, dengan diikuti oleh Riven, Kenzo dan Alana. Sebelum keluar dari ruangan pertemuan, Alana menatap Tara seolah ia meminta bantuan pada Tara.
"Alana terimakasih untuk hari ini"ucap Reymond sambil berjalan menuju kearah lift untuk naik ke lantai ruangan CEO.
"Sudah tugas saya pak"sahut Alana yang menundukkan kepalanya dan terus mengikuti pak Reymond dan yang lainnya.
"Alana, mau makan siang bersama kami?"tanya Regina.
"Sebuah kehormatan nyonya "sahut Alana lagi jujur ia ingin menolak namun tak ada alasan yang bisa ia buat.
Riven tersenyum puas melihat reaksi Alana, setelah lima tahun menjauh darinya Riven terbesit sebuah ide di pikirannya.
"Pa, sepertinya aku belum terlalu mengenal perusahaan ini, ada baiknya jika papa mengajak Riven untuk berkeliling nanti"ucap Riven dengan tersenyum penuh arti.
"Setelah makan siang, Alana akan membawa kamu dan Kenzo untuk berkeliling"ucap Reymond yang membuat Alana terkejut.
"Hah, apa?" reflek Alana terkejut dan membuat Riven tersenyum puas.
"Kenapa Alana?, kamu tidak bisa?"tanya Regina dengan lembut.
"Eh bukan begitu nyonya, saya hanya terkejut saja tadi, soalnya kan biasanya pak Dikson yang sering melakukannya, jadi saya lupa kalau ASISTEN PAK ALEXANDER JUGA ORANG BARU"ucap Alan dengan penuh penekan yang membuat Riven dan Kenzo menahan tawa.
...****************...
...****************...
Hai guys dukung terus author ya
jangan lupa follow, like,comment, dan tambahkan ke daftar favorit kalian, supaya kalian mendapatkan notifikasi saat author update.
maaf jika ada kata-kata yang typo
byebye....
...****************...
...****************...
"Eh bukan begitu nyonya, saya hanya terkejut saja tadi, soalnya kan biasanya pak Dikson yang sering melakukannya, jadi saya lupa kalau ASISTEN PAK ALEXANDER JUGA ORANG BARU"ucap Alan dengan penuh penekan yang membuat Riven dan Kenzo menahan tawa.
"Kamu harus terbiasa mengambil alih pekerjaan saya untuk sementara ini Alana, sampai pak Alexander dan asistennya terbiasa"ucap pak Dikson yang tersenyum dan mereka semua sudah berada di lantai ruangan CEO.
"Tentu pak Dikson "sahut Alan yang tersenyum paksa.
"Oh ya nyonya Regina, sebelumnya saya minta maaf karena kesannya saya tidak sopan sekarang ini, tapi saya lupa kalau saya ada janji makan dengan staff sambil membahas sedikit rencana kontrak baru untuk klien, sebelum nanti saya akan membahasnya dengan PAK ALEXANDER "ucap Alana dengan berusaha tetap tenang.
"Wah sungguh disayangkan, padahal saya ingin mengenal sekretaris saya dengan baik, supaya saya lebih nyaman nanti bekerja"ucap Riven yang tentu saja menggoda mantannya itu.
"Oh tadi nama anda siapa?, A..Alana.."ucap Riven yang berpura-pura mengingat nama Alana.
"Alana Salsabilla, tolong di ingat pak Riven, karena gak mungkin nanti kalau pak Riven lupa nama saya selaku sekretaris anda"ucap Alana yang terpaksa tersenyum.
"Saya tak akan mungkin melupakannya ibu Alana"ucap Riven dengan nada mengejek.
Kenzo sedari tadi menahan tawa melihat tingkah laku kedua orang yang sudah menjadi mantan ini, tentu saja Kenzo tau karena mereka sudah temenan dari sekolah menengah atas dulu.
"Kalau begitu pak Reymond, nyonya Regina dan pak Dikson, saya izin permisi dulu"ucap Alana.
"Baiklah Alana, setelah makan siang tolong ajak Pak Alexander dan pak Kenzo untuk berkeliling"ucap Reymond.
"Baik pak"sahut Alana.
"Oh ya Alana, siang ini kita gagal untuk lunch bareng, apakah nanti malam bisa, saya dinner dengan kamu karena besok kita akan berpisah jauh"ucap Regina yang memang sudah sangat dekat dengan Alana.
Alana tak bisa menolak lagi, kali ini dia benar-benar hanya berada satu pilihan saja.
"Dengan senang hati nyonya Regina, saya akan menerima undangan makan malam dari anda"ucap Alana yang tersenyum manis.
"Syukurlah kalau kamu mau, nanti malam kita sambil jalan-jalan di mall ya, saya mau membeli beberapa barang dan saya butuh saran dari kamu Alana "ucap Regina dengan penuh semangat.
"Baiklah nyonya "sahut Alana dengan wajahnya yang full senyum namun tidak dengan hatinya.
"Nyonya kalau begitu saya permisi dulu"ucap Alana sopan.
"Baiklah Alana, jangan lupa nanti malam. Saya akan mengirimkan lokasinya ke kamu nanti"ucap Regina dan mendapatkan anggukan dari Alana.
Alana langsung bergegas menuju ke lift dan turun ke kantor untuk bertemu sahabatnya.
"Sepertinya mama sangat dekat dengannya"ucap Riven pada mamanya.
"Bukan lagi dekat Ven, bahkan sudah seperti ibu dan anak. Jika ke kantor mama mu tak pernah absen untuk mengajak Alana untuk ngobrol ataupun jalan-jalan bersama "ucap Reymond pada sang anak.
"Ini sangat baik pa, jarang ada anak semanis dan sebaik dia"sahut Regina dengan tersenyum.
"Alana memang gadis yang baik nyonya, wajar jika anda akan tertarik dengannya "sahut pak Dikson.
"Wah sepertinya aku harus mencari pasangan seperti ibu Alana ya ma"ucap Riven yang tersenyum menatap Kenzo.
"Ya itu pasti Riven, pasti akan menyenangkan jika memiliki seorang seperti Alana di rumah"sahut Regina yang penuh harapan.
"Wah pak Alexander, kenapa tidak membawa ibu Alana langsung menjadi bagian dari keluarga"sahut kenyang tersenyum.
"Wah itu ide bagus Kenzo, Tante senang dengan ide kamu"sambung Regina.
"Sudah, ayo makan siang sekarang, jangan bahas hal yang tidak-tidak "ucap Reymond yang tak mau melihat istrinya semakin menjadi-jadi.
Di kantin perusahaan Alana langsung mencari tempat duduk Tara dan Lia. Tak lama Alana pun menemukan kedua sahabatnya dan langsung menghampiri mereka.
(ilustrasi by pinterest)
"Taraaaaaa"ucap Alana yang langsung memposisikan kepalanya tidur diatas meja.
"Lo kenapa sih Naaaa?"tanya Lia yang terkejut dengan tingkat sahabatnya itu.
"Gue udah gak sanggup kerjaaaa"ucap Alana dengan melas dan posisi kepalanya masih diatas meja.
"Hah, jangan bilang Lo di tindas sama atasan baru"ucap Lia yang semakin terkejut.
"Ya ampun, gue pikir wajahnya tampan, keren, dan bakal baik, ternyata enggak sama sekali, sampai Alana si manusia giat bekerja dan sekarang mengatakan gak sanggup kerja lagi"ucap Lia yang semakin heboh.
"Aduh Liaaaaw, lo berisik banget. Itu malah bikin Alana makin pusing "ucap Tara yang kesal dengan Lia.
"Ya kan gue panik kalau sampai salam gak kerja lagi"sahut Liat dengan ekspresi cemberutnya.
"Terus gimana Na?"tanya Tara dengan hati-hati.
"Gue harus profesional, gue gak bakalan pergi dari kantor ini"ucap Alana dengan tegas dan bangkit dari tidurnya.
"Haaaa, tapi apa gue bisaaa?"tanya Alana dengan wajah memelas lagi.
"Na, pasti bisa, gue yakin"ucap Tara tangguh untuk menyemangati Alana.
"Ini ku berdua kenapa dah?"tanya Lia yang kebingungan.
"Gak ada apa-apa, mending makan deh"ucap Tara.
"Gue pengen tauuuu"ucap Lia.
"Nanti gue ceritain"sahut Tara.
"Lo ambil makanan deh sana"ucap Tara pada Alana.
"Gak mood makan gue"sahut Alana dengan wajah melas.
"Senyummm, kenapa sih cemberut Mulu, cepat tua nanti tau rasa"ucap Lia pada Alana.
"Udah ah gue mau ambil makan dulu, laper juga ternyata "ucap Alana yang beranjak pergi untuk mengambil makanan.
"Yeee mau juga lo makan"ucap Lia.
"Emang ada apa sih Ra?"tanya Lia yang penasaran.
"Nanti gue kasih tau tapi Lo gak boleh berisik + bocor"ucap Tara pada Lia.
"Siap bosss"sahut Lia yang memberikan hormat pada Tara.
Selesai mengambil makanan Alana kembali dan makan bersama kedua sahabatnya. Tak lama setelah Alana makan ponselnya pun berdering.
"Pak Reymond"ucap Alana yang melihat ponselnya kemudian melihat kedua sahabatnya.
("Hallo Alana, kamu sudah selesai makan siang?"tanya Reymond).
"Sudah pak, ada yang bisa saya bantu?"tanya Alana dengan sopan.
("Tolong langsung ke ruangan saya ya"ucap Reymond).
"Baik pak saya langsung ke sana"ucap Alana yang kemudian panggil tersebut terputus.
"Gue ke ruangan pak Reymond dulu ya"ucap Alana yang bangkit dari duduknya.
"Semangat bestieee"ucap Lia yang menyemangati Alana.
"Tahan ekspresi Lo Na"sambung Tara.
"Oke, aman. Gue cabut dulu BYEE"ucap Alana yang langsung pergi.
Saat masuk ke dalam lift berapa terkejutnya Alana saat melihat Riven dan Kenzo ada di dalamnya. Alana masuk ke dalam lift dan berdiri tepat di depan Riven.
"Eheumm,
...****************...
...****************...
Hai guys dukung terus author ya
jangan lupa follow, like,comment, dan tambahkan ke daftar favorit kalian, supaya kalian mendapatkan notifikasi saat author update.
maaf jika ada kata-kata yang typo
byebye....
...****************...
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!