NovelToon NovelToon

Aku Pergi Gus,Aku Bukan Wanita Solehah

bab 1

Gus sai menyampaikan ceramahnya didepan para santri,hingga semua atensi berfokus hanya kepadanya.

Risa mendengar setiap kata yang keluar dari mulut suaminya membuat hatinya begitu bergetar,andai saja Gus zai mau membimbingnya dan mengajarkanya tentang agama layaknya sebagai seorang iman kepada makmum nya pasti Risa akan sangat beruntung dan bisa berubah kearah yang jauh lebih baik lagi.

Namun kenyataannya tidak seperti yang diharapkan Risa,Gus zai tidak pernah menganggapnya sebagai seorang istri,baginya Risa hanya seorang perempuan yang entah datang dari mana dan tujuannya apa sehingga perempuan itu memfitnahnya sehingga terjalinlah ikatan pernikahan diantara mereka.

Dibarisan kanan tidak jauh dari tempat duduknya ia melihat Salwa juga berfokus mendengar kan lantunan ayat yang dibacakan oleh Gus zai.

Terbit sebuah senyuman merekah dari bibir ranum perempuan cantik itu,lalu netra Risa berpaling menatap Gus zai yang berada diatas mimbar,senyum Gus zai merekah tak kala dari senyuman Salwa saat ia melepas pandangan kearah Salwa.

Hal itu sukses membuat hati Risa seperti ditekan pisau Hingga tercabik cabik.

"Seharusnya aku tidak boleh merasa tersakiti,diriku sendiri yang masuk kedalam situasi seperti ini aku tidak boleh merasa menjadi orang yang tersakiti, kenyataannya akulah yang menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka.

Malam itu risa berlari menghindari anak buah breneto yang berusaha menangkapnya.

" Kejar mereka jangan sampai mereka lolos,bawa mereka kehadapan saya dengan hidup hidup"

Dengan mengisap nikotin nya pria berumur 45 tahun itu .memerintah anak buahnya dengan sorot mata yang dingin alis tebal yang menambah kesangaran pria itu.

" Mereka disini"

Risa dan ibu sita terkejut manakala orang orang berjas hitam dan berdasi putih itu menemukan tempat persembunyian mereka.

Dengan cepat Risa dan sita berlari sekuat tenaga mereka agar tidak tertangkap oleh anak buah berneto.

Hingga aksi kejar kejaran tak terelakan.

" Mama ayo cepat kita tidak punya banyak waktu"

" Mama sudah sangat capek berlari terus,mama sudah tidak kuat" ucapnya masih dengan nafas yang memburu.

Anak buah berneto semakin dekat dengan mereka.

" Kamu pergi saja nak tinggalkan mama"

" Aku tidak akan mungkin meninggalkan mama sendirian dalam keadaan bengini"

Kedua perempuan itu terisak dalam tangisnya, ketakutan yang seakan mencekram keduanya seaakan membuat mereka berkutik tak berdaya akan situasi yang ada.

" Mama minta kamu pergi sekarang juga mama akan pergi kearah sana untuk memancing mereka"

" Tapi ma..."

" Kali ini saja tolong dengar kan apa kata mama"

Melihat anak buah berneto semakin mendekat dan sita semakin mendesaknya untuk pergi mau tidak mau Risa harus berlari sejauh mungkin untuk menghindari pria pria jahat itu.

Risa berlari sekencang mungkin dengan perasaan yang kacau.baru saja ia melihat papanya tertembak didepan matanya kini dia terpaksa harus meningalkan mamanya karna keadaan entah dimana sita berlari apakah dia aman? Atau malah tertangkap oleh sibengis berneto.

Berneto adalah seorang bandar narkoba kelas kakap yang berhasil merajai bisnis kotor tersebut dalam waktu singkat,namanya sangat terkenal diberbagai penjuru dunia karna kemampuan nya yang mampu menyelinapkan barang haranm tersebut masuk kenegara asing tanpa tercium sedikit pun oleh pihak pihak berwajib.

Selama 5 tahun bimasantoso yaitu papa dari Risa menjadi kaki kananya.hingga akhirnya beberapa jam lau ia tewas tertembak oleh majikanya sendiri.

Risa yang baru pulang dari club' malam berteriak kencang manakala peluru itu tepat mengenai bidang dada papanya.

"Jangan sentuh anakku atau aku akan membocorkan bisnis harammu didepan publik"

Berani kau mengancamku" tangan kekar itu mencengram dagu Bima dengan kasar.

"Itu bukan ancaman aku tidak akan dengan segan melakukan itu jika kamu berani macam macam dengan putri ku"

"Tenanglah bagaiman kalau kita bernegosiasi jika putri mu yang cantik dan seksi itu menjadi milikku aku akan menyerahkan sebagian Bisnisku ini kepada mu"

"Cuiii kamu fikir anakku itu barang yang bisa dijual aku tidak akan Sudi menyeerahkan putriku kepadamu"

Setelah kejadian itu Bima pulang dengan keadaan mengenaskan darah segar terus bercucuran ditubuhnya membuat sita semakin panik.

" Dimana Risa"

"Dia belum pulang pa,ada apa dengan papa kenapa papa seperti ini"

Tangisnya begitu pecah melihat keadaan suaminya yang begitu mengenaskan.

" Ayo kita kerumah sakit sekarang pa"

"Ma bawa Risa pergi dari sini sejauh mungkin,berneto menginginkan anak kita ma"

Dahi sita mengerut

"Atasan bapak dikantor menginginkan anak kita pa"

"Ma mungkin inilah waktunya papa jujur sebenarnya papa adalah kaki kanan dari seorang bandar narkoba pekerjaan papa selama ini bukan dikantoran tapi dimarkas narkoba ma"

"Apa jadi selama ini papa menafkahi aku dan Risa dengan uang haram"ucapnya dengan penuh amarah.

"Maafkaan papa ma aku sungguh menyesal telah terlibat dalam lingkaran setan seperti ini"

Suara mesin mobil terdengar dari halaman rumah mereka.

"Ma itu pasti mereka tolong ma pergi dari sini bawa Risa pergi ketempat dimana berneto tidak bisa menemukan kalian"

Sita tak bergeming dia sepenuhnya masih belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi hingga.

Dor Dor Dor

Tiga peluru tepat mengenai Bima Risa yang baru pulang dari club' malam melihat kejadian penembakan ayahnya tubuhnya bergetar rasa takut,shock berbaur jadi satu.

"Papa" teriaknya tak berdaya

Tapi dengan cepat sita menghampirinya dan mengengam tanganya dan menarik nya pergi menjauh dari tempat itu sekarang juga.

"Masuk kemobil cepat"

"Papa ma.."

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan nya ikuti perintah mama kita harus segera pergi dari sini"

Dengan tangisnya Risa mengemudi mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata,begitupun sita merasa air matanya jatuh bercucuran.

Ada beberapa hal yang membuatnya sakit secara bersamaan,yang pertama selama ini suaminya membohonginya dengan pekerjaannya,sikap Bima yang penyayang dan lemah lembut terhadap istri dan anaknya menutupi semua pekerjaan kotor yang ia lakukan.

Dan ia harus kehilangan suaminya dalam insiden penembakan. Entah apa yang harus ia lakukan sekarang,dia hanya berusaha lari dari berneto.

" Mama katakan padaku siapa orang orang itu kenapa mereka begitu keji menghabisi nyawa papa"

Sita menarik nafas dalam dalam mungkin ia harus berkata jujur dengan anaknya tentang pekerjaan haram yang dilakukan papanya selama ini.

"Itu anak buah berneto"

"Siapa berneto apa dia musuh papa"

"Berneto itu bosnya papa seorang bandar narkoba"

"Apa"

" Dan sekarang kita harus lari sejauh mungkin dari laki laki itu karna sekarang ia menginginkanmu menjadi istrinya"

"Apa"

Kenyataan macam apa ini? Risa tersenyum getir.

" Ternyata papa mati karna ulahnya sendiri,terus sekarang kita jadi buronang seperti ini"

" Jangan membenci papamu biar bagaimanapun dia papamu yang selalu mengorbankan apapun untuk kamu"

" Kita lapor polisi sekarang" Risa mencekram stir kemudinya dengan erat"

" Percuma,kata papa dengan melapor kepolisi berneto akan semakin mudah menangkap kita karna dia punya akses dimana mana"

" Terus kita harus bagaimana mama" teriak ya dengan penuh emosi"

" Yang kita perlu lakukan sekarang hanya terus berlari dan menjauh"

Mobil Risa tiba tiba oleng dan berhenti.

" Ma bagaimana ini bang mobilnya pecah"

" Apa"

" Kita harus lari Risa sebelum mereka datang mama yakin dari tadi mereka mengikuti kita"

bab2

Risa akhirnya mendapati jalan buntuh dengan pagar besi yang menjulang tinggi terlihat jelas

"Pesantren Al mukmin"

Tertera disana,Risa semakin panik anak buah berneto semakin dekat kepadanya.

Ia ingin masuk dan bersembunyi diarea pesantren namun terlihat ada beberapa penjaga yang sedang berjaga jaga dipintu gerbang.

Akan sulit baginya untuk masuk dalam busana seksi yang ia kenakan hanya memakai celana pendek sebatas paha dan baju merah yang memperlihatkan dadanya.

Sampai akhirnya sebuah mobil berhenti disampingnya terlihat para penjaga pesanteren membukakan pintu agar mobil tersebut bisa masuk.dengan cepat ia masuk kedalam bagasi.

Beberapa menit Risa bersembunyi didalam bagasi sampai akhirnya ia keluar setelah dia rasa semuanya sudah aman.

Risa dibuat takjub dengan kemegahan pesantren yang kokoh dengan halaman pesantren yang luas dan terdapat banyak sekali saun didalamnya mungkin adalah tempat para santri santai sejenak.

"Cepat cari dia ,saya yakin dia ada disekitaran sini" suara anak buah berneto terdengar dari luar pagar.

Dengan cepat Risa membuka sebuah jendela dan masuk kedalam rumah.

Karna panik ia tidak sengaja menabrak bidan dada seorang laki laki hingga membuat handuk laki laki itu terjatuh.

Hingga membuat Risa berteriak melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihatnya.

"Ahhhhhhhh"

Sontak semua isi rumah mendengar teriakan itu segera berlari kesumber suara.

"Astagfirullah"

"Zai apa yang kamu lakukan?"

Terlihat Gus Zai tangan Gus Zai masih gemetar memperbaiki handuknya.

"Abi, ummi,bude ini tidak seperti yang kalian lihat"

"Aku habis mandi tiba tiba saja wanita ini muncul dan menabrakku"

"kamu siapa masuk ke kamarku malam malam begini dengan pakaian yang seperti ini" tanya Zai dengan raut wajah merah padam.

Risa meneguk ludahnya susah payah,jika dia diusir dari pesanteren ini sekarang juga, sedangkan anak buah berneto masih berkeliaran diluar pesantren pasti dia tertangkap oleh mereka.

"Kamu harus segera menikahi perempuan itu zai"

Degghhh

Umi Fatimah dan bude Sarah melirik kearah kiai Jaffar

" Abi apa tidak ada jalan lain selain menikahkan mereka,kita harus mendengarkan penjelasan anak kita dulu Abi"

" Keputusan Abi sudah bulat mereka telah bersina dan Abi tidak mau menangunya umi"

" Zai tidak mau menikahi perempuan ini Abi. aku tidak melakukan apapun dengan dia,tiba tiba saja ia masuk kekamar aku"

"Jangan berbohong bukan kah kamu yang mengajak ku untuk menginap dikamarmu"ucap Risa tanpa berani menatap wajah Gus zai.bukanya Risa membantu Gus zai untuk menjelaskan bahwa ini hanya kesalah pahaman justru ia menyiram bensin kedalam sesuatu yang sudah terbakar.

Ada rasa bersalah dalam dirinya namun ia harus melakukan ini agar tetap aman dari jangkauan berneto ,ia berfikir dengan bersembunyi di pesantren ini .berneto tidak akan mungkin bisa menemukan nya dengan mudah paling tidak sampai ia bertemu Kembali dengan mama sita dan pergi sejauh mungkin dari kota ini.

Mulut gus zai terkatup,rahangnya mengeras mendengar kata kata yang terlontar dari perempuan yang baru saja ditemuinya.

" Apa kamu bilang, jangan mefitnahku" ujarnya dengan nada meninggi.

Ummi Fatimah ,dan bude Sarah shock bukan main mendegar penuturan perempuan itu,mana mungkin Gus zai yang terkenal memiliki Budi bekerti dan akhlak yang baik mampu melakukan hal semejijikan itu diarea pesantren.

"Besok kalian harus menikah"ucap kiai Jaffar tegas.

Gus say bersimpuh dihadapan kiay jaffar dengan air murni yang menetes dipipinya untuk pertama kalinya ummi Fatimah melihat anaknya menangis dan mengekspresikan perasaan sedihnya.ada perasaan tidak tega melihatnya seperti itu.

" Tolong Abi jangan paksa aku untuk menikah dengan perempuan itu yang bahkan aku tidak mengenalnya sama sekali demi Allah aku tidak pernah melakukan apapun dengan dia dan bagaimana dengan Ning Salwa bukan kah pernikahan aku dengan dia sebentar lagi"

Kiai Jaffar menghelai nafasnya tidak bisa ia pungkiri perasaan gelisah juga menjalar didalam hatinya namun tetap dalam keadaan tenang.

"Saya akan jelaskan semuanya kepada Kiai hasan insyaallah beliau adalah orang yang bijak dan akan mengerti situasi yang ada"

"Tapi abi akan sulit bagi aku menerima perempuan ini aku mencintai Ning Salwa dan aku sudah lama memimpihkan membina rumah tangga dengan nya"

" Nak cinta itu bisa hadir seiring berjalanya

waktu dan Allah sangat meridhoi pasangan yang halal menikalah dengan perempuan itu mungkin ini sudah jalan takdirmu dari Allah"

Sisa sisa tenaga dari Gus zai seakan habis tak bertenaga,dia tak kunjung berdiri dia menunduk berharap apa yang terjadi hanya sebuah mimpi.

Ning Salwa adalah cinta pertama Gus zai.seorang gadis yang bertutur kata lembut dan Soleha anak dari Kiai Abdullah Hazan sahabat dari Kiai Jaffar mereka sama sama mendirikan pondok pesantren ini secara bersama meskipun Kiai Jaffar lebih dominan dan berperan penting dalam untuk pesantren Al mukmin ini.

Beberapa bulan lalu ia mekhitbah Ning Salwa dan diterima oleh pihak keluarga kiai Hasan dengan perasaan yang bahagia.

Betapa bahagianya Gus zai saat mengetahui perasaan nya selama ini tak bertepuk sebelah tangan mana kala mengetahui ternyata Ning Salwa juga menyimpan perasaan yang sama terhadap nya.

Namun kini semuanya sirna cinta yang dicita cita kan dari dulu akan hancur karna kehadiran perempuan yang tidak dikenalnya tiba tiba masuk menyelinap didalam kamarnya dan mengatakan hal yang tidak tidak tentang dirinya.

" Ummi mbak Sarah tolong bawa perempuan ini kekamar tamu biarkan dia beristirahat dan besok kita akan mengadakan pernikahan mereka"

Dengan wajah yang ketus tak bersahabat ummi Fatimah dan bude sara menunjukkan kamar tamu untuk Risa.

" Ini beberapa pakaian gantilah pakaianmu kalau tidak semua santri disini akan kaget melihat kamu berpakaian seperti itu" ucap ummi Fatimah ketus seaakan menolak keras kehadiran Risa.

Risa memandangi dua lembar pakaian ditanganya dengan dahi yang mengerut. Haruska berpakaian baju yang kebesaran seperti ini.

" Pak apakah anda melihat wanita yang ada difoto ini"

Mendengar suara dari pintu gerbang Risa mengutip dari balik gorden jendela ternyata anak buah berneto masih berkeliaran diarea pesantren untuk mencarinya.

" Maaf pak saya tidak pernah melihat perempuan itu"

Melihat dua pria berjas hitam itu pergi membuat Risa bernafas lega.

Mungkin keputusan nya untuk bersembunyi di pesantren ini adalah keputusan yang tepat walaupun harus memfitnah Gus zai telah berbuat macam macam terhadap nya.

Ada sedikit rasa bersalah dari dalam dirinya untuk laki laki itu,tapi gimana lagi ia terpaksa melakukan ini untuk bersembunyi dari berneto.

Gus zai tidak henti hentinya menangis membayangkan betapa sakitnya Ning Salwa jika besok ia menikah dengan wanita lain.

" Maafkan aku Ning Salwa karna tidak bisa menepati janjiku tapi aku janji pernikahan. Ini tidak akan lama karna pernikahan ini hanya didasari oleh fitnah keji dari wanita asing yang tidak kukenal.

bab3

Berneto mengisap Curut rokok nya hingga mengeluarkan asap yang mengepul keudara.

Semua anak tampak menunduk dihadapannya menahan rasa takut akan kemarahan bos mereka.

Berneto membuang puntung rokoknya kelantai dan menginjanya hingga menyisakan bekas hitam dilantai marmer yang berkilauan.

Tatapanya tajam seakan akan telah siap menerkam mangsanya dan memakanya hidup hidup.

Bughhh

Bughhh

Bughhh

Satu pukulan ia arahkan kesemua anak buahnya,semua laki laki berjas hitam itu meringis memegangi pipi mereka.

"Dasar bodoh kalian, menangkap seorang wanita saja tidak becus"

"Maafkan kami tuan, kami kehilangan jejak"

"Kalau sampai Risa dan mamanya tidak bisa kalian temukan secepatnya nyawa kalian yang akan menjadi taruhannya"

"Pergi kalian dari hadapan ku sekarang juga"

" Baik tuan"

Berneto meraih apa saja ynag ada diruangan itu dan melemparnya kesebrang arah hingga barang barang yang ada disana tidak berbentuk lagi.

"Dasar bodoh"

Dengan penerangan terbatas wajah berneto,wajah berneto yang merah padam kini berubah menjadi tersenyum ketika bayangan perempuan itu muncul lagi dibenaknya.

Ekspresi pria ini mudah sekali berubah hanya dalam hitungan detik saja.

Waktu itu berneto dan papa Bima bertemu dengan klien mereka disalah satu cafe untuk melakukan sebuah transaksi.

Ketika berneto ingin menyerahkan sebuah koper yang berisi ganja.

Tiba tiba saja Risa datang dan memeluk Bima dengan erat, hingga membuat berneto menarik kembali kopernya.

Klien sudah merasa tidak aman dengan kehadiran Risa pun beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja.

Transaksi antara pedagang dan pembeli itu pun gagal karna kehadiran Risa secara tiba tiba.

Berneto melihat Risa untuk pertama kalinya ia menatap seorang perempuan begitu lama setelah kepergian istrinya ia benar-benar kacau hingga terjun kebisnis haram seperti ini.

Bima berkeringat dingin menyadari kehadiran Putri semata wayangnya.selain takut berneto akan marah kepadanya dia juga takut jika putrinya tahu tentang pekerjaan haram yang selama ini digelutinya.

"Papa boleh aku ikut gabung makan sama papa, akhir akhir ini papa sibuk terus,aku kangen pa."

"Tidak bisa nak,sebaiknya kamu segera pergi papa sedang sibuk"

Berneto meneguk airnya hingga tandas,semakin melihat Risa semakin ia mengingat istrinya.

"Mengapa perempuan ini begitu mirip denganmu Laras"

Jakunnya naik turun,tubuhnya menegang reaksi ini biasanya selalu ia rasakan ketika berhadapan dengan istrinya yang sudah tiada.

"Ayolah ayah,aku yakin bosmu ini tidak akan marah jika aku ikut gabung dengan kalian, aku tidak akan mengangu"

Bima melirik berneto yang melontarkan dasinya,ia fikir berneto merasa tidak nyaman dengan kehadiran putrinya.

"Risa papa mohon jangan seperti ini"

"Bima biarkan dia makan disini"

Satu kata lolos dari mulut berneto,Bima menatapnya dengan heran tidak biasanya bosnya itu mau menerima kehadiran orang asing.

"Kamu pesan lah apa yang kau inginkan"

Ujarnya menyodorkan menu makanan.

Denagn wajah sumringah Risa meraih menu itu.

"Terimakasih tuan"

Sejak saat itu berneto rutin memberikan barang barang mahal untuk Risa,Bima sedikit heran dengan perlakuan spesial berneto untuk putrinya.

Ia berfikir mungkin berneto ingin menjadikan Risa menantunya karna berneto mempunyai seorang anak laki laki yang seumuran dengan anaknya sehingga tidak membuatnya menaruh curiga akan niat berneto yang terselubung.

Ia pun setuju jika Risa menikah dengan anaknya berneto meskipun berneto adalah seorang bandar narkoba tapi anaknya menolak keras untuk mengikuti bisnis haram yang digeluti ayahnya.

Sampai akhirnya suatu hari berneto menyampaikan niatnya untuk memiliki putrinya membuat Bima tercekat dia tidak akan membiarkan anaknya masuk ke lingkaran setan seperti dirinya cukup dirinya saja yang berada di jaringan bisnis haram ini

Namun berneto tidak suka penolakan dia tidak segan membunuh Bima meskipun selama hidupnya Bima adalah kaki kanan yang setia untuknya,rasa obsesinya kepada Risa membalutnya semakin kejam.

****

Hari ini pesantren Al mukmin digemparkan dengan kabar pernikahan Gus Zai yang serba mendadak.

Yang lebih mengejutkan lagi ternyata calon mempelai perempuan bukanlah Ning Salwa tapi orang lain yang begitu asing Dimata mereka.

"Ada apa dengan Ning Salwa dan gus Zai,siapa perempuan itu yang menjadi orang ketiga diantara mereka?"

Pertanyaan itulah yang ada dibenak para santri dan para pengajar pembesar pesantren Al mukmin.

"Nak apa kamu tidak berniat menghubungi keluarga mu dan memberitahukan kepada mereka kalau sebentar lagi kamu akan menikah"

Air mata Risa jatuh tanpa ia sadari,pertanyaaan kiAi jaffar membaut hatinya begitu teriris.

"Maaf Abi papa saya baru meninggal dan mama saya,saya tidak tau dimana keberadaan

Nya sekarang didunia ini hanya mereka lah keluarga saya,saya tidak punya siapa siapa lagi selain mereka"

"Baiklah kalau begitu sekarang kamu harus siap siap karna ijob kobulnya sebentar lagi akan dimulai"

Risa mengangguk dan duduk dikursi rias parah MUA menatap kagum perempuan yang didandani mereka.

"Maafkan aku Gus,aku tahu aku salah terhadap mu tapi aku hanya ingin meminta sedikit perlindungan terhadap mu aku sangat membutuhkan itu sekarang"

"MasyaAllah mbak kamu cantik sekali seperti berbie hidup"

Sementara diluaran sanapara tamubyang hadir tidak sabar melihat wajah perempuan yang akan disandingkan dengan seorang Gus pemuka agama tersohor di kota ini, siapa orang yang berhasil merebut Gus Zai dari Ning Salwa?

Gus Zai sudah berusah menentang keputusan kiAi jaffar namun semua yang ia lakukan sia sia.

Hingga akhirnya Gus Zai siap menikah jika pernikahan mereka hanya pernikahan siri saja.

Risa pun tidak keberatan karna dia juga berniat mengakhiri pernikahan ini suatu hari nanti.

Kini sang mempelai pria duduk didepan penghulung dengan menunduk pandanganya samar tapi berusaha ia normalkan.

Ia masih berharap ini hanyalah sebuah mimpi meskipun sekarang ia tengah mengahadapi suasana yang sakral namun fikiranya tidak ada disini.

Fikiran nya menerawang jauh,hanya bayangan Ning Salwa cita cita cinta mereka dan betapa sakitnya hati Ning Salwa sekarang.

Ia berusaha menghelai nafas,dan terus berharap segala kemungkinan Yang ada.

Namun semua sirna ketika penghulu menjabat tangannya.

"Gus kita mulai sekarang"

"Saya terima nikahnya Arissa putri bin Bima Wijaya dengan seperangkat Alat sholat dibayar tunai"

Gus Zai melantukan ijabnya dengan satu tarikan nafas dengan suara yang bergetar dan berat.

"Sah"

Satu kata itu mengema diudara seakan menghancurkan ketegangan yang ada.

Sang mempelai pengantin perempuan berjalan menghampiri mempelai laki laki.

Semua orang terpengarah setiap langkah Risa hanya menciptakan keagungan,wajahnya yang begitu mulus,hidungnya yang lancip, bulu matanya yang lentik alami.

Membuat mereka memandang kagum seperti melihat sebuah berbie hidup yang berjalan.

"Pantas saja Ning Salwa tersingkir kan,dia cantiknya gong habis"

Kalau semua orang memandang istrinya berbeda dengan Gus Zai.

Pandanganya hanya tertuju kelantai dengan tatapan kosong membayangkan betapa sakitnya Ning Salwa saat ini.

Sementara Ning salwa sejak tadi malam mengurung diri dikamarnya sejak kedatangan kiAi jaffar menemui Abinya tadi malam ia sudah merasakan firasat buruk akan terjadi.

Dia tidak tau jelasnya apa alsan Gus Zai menikah dengan perempuan itu sampai tega mengkhianati nya.

Harapannya cita cita cintanya yang ia gantungkan kepada laki laki itu sekarang harus sirna yang ia juga tidak tau apa alasan mereka membatalkan pernikahan ini dan memilih menikahkan putra mereka dengan wanita lain.

KIAi Hasan pun menolak untuk memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi kepada putrinya.

Yang ia rasakan hanya sakit kebingungan semua kini ada dibenaknya namun ia berusaha ikhlas.

Meskipun ikhlas itu tidak mudah tapi itu harus.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!