Novel ini lanjutan dari novel sebelumnya yang berjudul Perjalanan Menggetarkan Langit.
Happy Reading
Erlang Shen memegang kepalanya yang masih kesakitan. Ia menatap lingkungan sekitarnya dengan ekspresi bingung. Tempatnya sekarang bukanlah alam atas yang ia kenal, melainkan tempat lain.
Ukkkhuuuukkk
Erlang Shen batuk darah. Sebelum ia menyembuhkan luka-lukanya, gelombang energi asing yang sangat kuat membuatnya tak sadarkan diri. Bukannya sembuh, lukanya semakin bertambah parah.
"Kukira siapa, ternyata hanya anak muda yang terluka parah." Seorang pria tua mendekati Erlang Shen yang tak sadarkan. Sekilas, tak ada yang istimewa dari pria itu, tapi jika diperhatikan lebih jelas lagi, maka akan ditemukan simbol pusaran elemen di dahinya.
Pria itu membawa Erlang Shen ke tempat tinggalnya. Ia tinggal di sebuah sekte kuno yang sudah lama menghilang. Sekte Dewa Elemen, itu adalah nama sekte tempat tinggal pria tersebut. Pria tua itu merupakan sang master elemen, kultivator dengan kekuatan yang setara dengan para dewa.
"Kakek, siapa dia?" tanya seorang gadis cantik.
"Kakek tidak tahu!" Master Elemen membaringkan Erlang Shen di atas tempat tidur.
"Aku tidak pernah melihatnya di dalam dimensi ini." Gadis itu menimpali.
"Mungkin dia berasal dari tempat lain," jawab Master Elemen.
"Menarik! Dia memiliki 10 elemen." Master Elemen bergumam.
Master Elemen membuat segel tangan dengan sangat cepat. Beberapa saat kemudian, lingkaran tao elemen muncul diatas Erlang Shen. Lingkaran tao itu mengeluarkan butiran-butiran elemen yang menyembuhkan luka-luka Erlang Shen dengan cepat.
Mata Erlang Shen terbuka. Ia memindai tempatnya berada. Bukan hanya tempatnya yang beda, tapi energi di sana juga berbeda.
"Dimensi! Jadi, aku berada di dimensi lain," jelas Erlang Shen.
"Tebakan yang benar! Saat ini, kau berada di dimensi lain. Tepatnya di dimensi cahaya." Master Elemen menimpali.
"Kalau boleh tahu, Kakek ini siapa?" tanya Erlang Shen.
"Namaku sudah dilupakan, tapi orang-orang memberiku gelar Master Elemen," jawabnya.
"Master Elemen! Salah seorang dewa yang terusir dari istana dewa," ucap Erlang Shen.
"Bagaimana kau bisa tahu hal itu?" tanya Master Elemen.
"Aku juga tidak tahu," jawab Erlang Shen.
"Kau sudah menyempurnakan 10 elemen. Jadi, tidak ada lagi yang bisa kuajarkan padamu," jelas Master Elemen.
"Satu hal yang harus kau tahu! Dimensi ini tidak terhubung dengan alam atas. Jadi, kau harus mencari cara keluar dari dimensi ini, tapi sebelum itu kau harus meningkatkan kultivasi dan kemampuan bertarungmu," jelas Master Elemen.
"Pulihkan qi-mu!" Master Elemen meninggalkan Erlang Shen. Setelah orang tua itu pergi, ia langsung mengambil posisi bersila. Tak berselang lama, simbol dewa elemen melayang di hadapannya. Simbol dewa elemen menyerap elemen cahaya di dalam sekitarnya.
"Qi di sini terlalu tipis." Erlang Shen membuka matanya. Luka yang didapatnya di pertarungannya dengan peri kegelapan belum pulih sepenuhnya.
"Ledakan kegelapan itu membuat dantianku sedikit terluka," ujarnya.
Erlang Shen kembali membuat segel tangan dengan cepat. Tak berselang lama, asap hitam keluar dari dantiannya. Asap hitam itu merupakan sisa-sisa dari elemen kegelapan milik peri kegelapan.
Asap hitam itu berkumpul di depan Erlang Shen dan membentuk bola hitam yang sangat besar. Tak sampai setengah jam, bola hitam itu sudah memenuhi setengah dari ruangan yang ditempatinya.
Bola hitam itu berhenti membesar. Sisa-sisa energi gelap peri kegelapan sudah ia keluarkan sepenuhnya. Sekarang ia tinggal menunggu dantiannya sembuh.
Erlang Shen mengibaskan tangannya, lalu sebuah tombak muncul dihadapannya. Tombak itu berputar-putar lalu berubah menjadi sesosok naga kecil.
"Serap energi gelap itu!" pinta Erlang Shen.
Naga kecil jelmaan tombak langit berputar-putar lalu sebuah pusaran kecil menyerap energi gelap tersebut.
Swuuuussss
Naga kecil jelmaan tombak langit menghilang setelah energi gelap itu habis ia serap. Tepat setelah tombak itu menghilang, Shang Yu memasuki kamar tempat dimana Erlang Shen berada.
"Namaku Shang Yu, cucu dari Master Elemen." Gadis bernama Shang Yu memperkenalkan dirinya sembari mengulurkan tangannya.
"Namaku Erlang Shen." Erlang Shen memperkenalkan dirinya.
"Berhenti menggunakan teknik pesonamu!" pinta Erlang Shen.
"Kau tahu tentang teknik itu?" tanya Shang Yu.
"Teknik itu sudah terlalu sering kulihat," jawab Erlang Shen.
"Oh, iya! Aku adalah gadis tercantik di sekte ini."
"Aku tidak peduli." Jawaban Erlang Shen membuat Shang Yu kesal. Meski dia cucu sang master elemen, sifatnya tidaklah mirip dengan kakeknya itu. Dia sangat ambisius dan serakah. Selain itu, keinginannya juga harus terpenuhi dan tak bisa ditolak oleh siapapun.
"Kira-kira bagaimana kabar Yue'er?" tanya Erlang Shen.
"Aku harus menemuinya terlebih dahulu." Erlang Shen mencoba membuka gerbang dimensi miliknya. Untungnya, dimensi miliknya tidak disegel. Jadi, dia bisa memasuki dimensi itu sesuka hatinya.
Wuuuussssss
Tak butuh waktu lama, dimensi miliknya juga tersegel. Ia mencoba membuka dimensi itu berkali-kali, tapi tidak berhasil. Bahkan, ia memuntahkan darah gara-gara membuka paksa dimensi miliknya.
"Ada yang tak beres dengan tempat ini. Entah kenapa aku merasa ada yang membatasi kekuatanku, tapi aku ingin tahu apakah kekuatan itu bisa menyegel qi semesta!"
Qi semesta terpusat di tangannya. Qi semesta ia gunakan untuk menghancurkan belenggu segel yang mengunci dimensinya. Ia tersenyum puas karena segel dimensi cahaya berhasil ia hancurkan.
"Aturan apapun tidak akan bisa mengikatku." Erlang Shen memasuki dimensi miliknya. Tanpa ia ketahui qi semesta yang ia keluarkan membuat seseorang yang menjaga segel selama ratusan ribu tahun memuntahkan beberapa teguk darah.
"Siapa yang berani merusak segelku?" tanyanya.
"Orang itu harus dihukum!" ucap Pria itu. Ia hendak meninggalkan tempatnya, tapi segel yang ia jaga akan terbuka dengan sendirinya jika dia meninggalkan tempatnya.
Di dalam dimensinya, Erlang Shen langsung menemui Zi Yue. Perempuan itu langsung memeluk Erlang Shen dengan erat. Dari raut wajahnya, terlihat jelas kalau dia mengkhawatirkan sesuatu.
"Yue'er, aku sudah ada di sini," ucap Erlang Shen.
"Kau darimana saja? Mengapa aku tidak bisa mendeteksi keberadaanmu?" tanya Zi Yue.
"Ceritanya panjang! Intinya aku terjebak di dalam dimensi cahaya yang membuatku terisolasi dari dunia luar," jelas Erlang Shen.
"Karena aku sudah ada di sini, maka jangan khawatir lagi. Sayang sekali aku tidak bisa berlama-lama di sini. Aku tidak mau Master Elemen curiga," jelas Erlang Shen.
"Sebelum kau pergi lagi, maukah kau makan bersamaku?" tanya Zi Yue.
"Apapun untukmu, sayang," jawab Erlang Shen.
Erlang Shen dan Zi Yue memasuki istana megah di dalam dimensi tersebut. Keduanya makan sembari bercanda. Erlang Shen sendiri mengabaikan keberadaan Lao Hu yang ternyata berada di dalam dimensi.
"Secepat itu dia melupakanku! Apakah dia tidak tahu kalau aku berusaha membuka portal dimensi selama berhari-hari?" tanya Lao Hu kesal.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Maaf kalau telat.
BTW, ini lanjutan dari novel sebelumnya yang berjudul Perjalanan Menggetarkan Langit.
Happy reading
Sebelum lanjut, author akan cantumkan ranah Kultivasi.
Ranah Kultivasi Di Alam Atas
Ranah Surgawi
Ranah Raja Agung
Ranah Kaisar Agung
Ranah Spirit Agung
Ranah Maha Agung
Ranah Pertapa
Ranah Pertapa Agung
Ranah Mahayana
Ranah Semi Abadi
Ranah Abadi
Ranah Dewa Sejati
Ranah Dewa abadi
Ranah Dewa Sejati
Ranah Semi abadi sampai ranah dewa sejati memiliki sembilan tingkatan atau tahapan.
********
"Hei Lao Hu! Apakah kau mau jadi kucing selamanya?" tanya Erlang Shen.
"Semua orang juga tahu kalau aku ini masih kerabat kucing," jawab Lao Hu.
"Oh, iya kenapa ranah Kultivasimu menurun?" tanya Lao Hu.
"Maksudmu?" tanya Erlang Shen.
"Kultivasimu menurun ke ranah maha agung tahap 9," jawab Lao Hu.
"Kenapa menurun?" tanya Erlang Shen.
"Seharusnya aku yang bertanya. Sejak pertarungan terakhirmu dengan peri kegelapan, aku tidak lagi bersamamu," jawab Lao Hu.
"Siapa yang pertama kali kau temui?" tanya Lao Hu.
"Orang pertama yang kutemui adalah master elemen," jelas Erlang Shen.
"Seharusnya ada sesuatu yang ia gunakan untuk menurunkan ranah Kultivasimu perlahan-lahan. Mungkin saja benda yang digunakannya itu disembunyikan tak jauh darimu," jelas Lao Hu.
"Masuk akal. Kalau begitu aku pergi dulu."
Sebelum Lao Hu mengatakan sesuatu, Erlang Shen sudah menghilang. Lao Hu yang tadinya kesal karena diabaikan semakin kesal. Ia menggunakan kekuatan ruangnya untuk membuka portal dimensi.
Sementara itu, Erlang Shen muncul di ruangan sebelumnya. Mata emasnya kembali terbangun. Dalam sekejap saja wilayah yang sangat luas dapat dilihat oleh Erlang Shen.
Tepat dibawah tempat tidur, terdapat sebuah kristal yang mengeluarkan benang-benang emas yang jumlahnya tak terhitung. Salah satu benang emas terhubung ke dantiannya.
"Sialan! Bisa-bisanya kakek tua itu menipuku!" Tanpa pikir panjang, ia langsung mengambil kristal tersebut. Saat ia memegangnya, kristal itu langsung pecah dan qi yang sudah diserap selama ribuan tahun diserap oleh Erlang Shen.
Wuuuussssss
Tak tanggung-tanggung. Qi murni di dalam kristal itu membuatnya menerobos ranah Mahayana tahap 2. Erlang Shen tersenyum puas lalu dalam satu kedipan, ia sudah menghilang.
"Kakek tua, kau berhutang penjelasan padaku." Mata Erlang Shen memancarkan sinar keemasan. Mata emas misterius itu kembali memindai orang-orang yang ada di sekte dewa elemen.
"Sektenya saja yang aliran putih! Ternyata sebagian besar muridnya setengah iblis." Erlang Shen menyeringai. Baginya menciptakan masalah di sekte dewa elemen bukanlah hal yang sulit.
"Bersikap sok baik kepada orang lain bukanlah cara yang bagus untuk menyembunyikan niat busukmu." Erlang Shen menatap lurus seorang pria yang sedang bersantai tak jauh dari tempatnya. Mata emasnya memiliki kemampuan untuk membaca masa lalu. Maka dari itu, ia mengetahui apa yang sudah dilakukan oleh Master Elemen.
Erlang Shen mengeluarkan topeng perak. Sama seperti sebelum-sebelumnya, topeng perak itu mengubah penampilannya 180 derajat. Sekarang master elemen tak akan bisa mengenalinya.
Sebelum ia melancarkan aksinya dan membuat sekte dewa elemen porak-poranda, sebuah ide brilian tiba-tiba saja muncul di otaknya.
"Ini bukan ide yang bagus." Erlang Shen mengurungkan niatnya untuk memporak-porandakan sekte. Ia pura-pura berlatih di samping sekte.
Boooommmmm
Qi yang berbentuk tombak raksasa menghantam gunung yang berdiri kokoh tak jauh dari sekte dewa elemen. Ledakan yang begitu keras di dengar oleh semua orang. Bahkan, getaran yang ditimbulkan oleh ledakan itu membuat sekte dewa elemen siaga dan waspada.
Erlang Shen yang sadar dengan ledakan itu langsung menatap lurus kearah area dimana sebuah berdiri kokoh sebelumnya. Ternyata di bawah gunung itu terdapat gunungan harta dan juga sumber daya yang belum pernah ada sebelumnya.
Erlang Shen yang sangat cerdik langsung mengambil semua harta yang ada di sana. Setelah itu ia menciptakan klon yang bertopeng dimana klon itu akan menghilang setelah orang-orang datang.
"Keberuntungan yang sangat bagus." Erlang Shen menghilang. Dalam sekejap ia muncul di kamarnya. Agar rencananya berjalan lancar dan dia tak dicurigai, ia bergabung dengan murid-murid sekte.
"Lihat! Ada orang di sana." Salah seorang murid sekte menunjuk kearah klon Erlang Shen. Untungnya Erlang Shen menciptakan klon berwujud orang dewasa.
Sesuai rencana, klonnya itu menghilang sesaat setelah para tetua dan murid sekte bersiap untuk menyerang. Erlang Shen menatap dingin kearah tanah rata yang ada di depan. Dalam hati ia menertawakan semua orang yang ada di sana.
"Siapa dia? Dan kenapa dia memasuki sekte tanpa terdeteksi?" tanya Tetua Pertama.
"Mungkin dia kultivator tersembunyi yang memiliki kekuatan yang sangat kuat," jawab Tetua kedua.
"Tidak mungkin! Semua kultivator yang memiliki bakat dan potensi yang sangat tinggi sudah dibunuh. Kau ingat salah satu aturan rahasia di sekte ini adalah tak ada yang boleh memiliki kultivasi tinggi selain para tetua dan murid sekte dewa elemen," jelas Tetua Pertama. Erlang Shen yang mendengar itu menyeringai. Dia bisa saja mengalahkan para murid dan juga tetua sekte, tapi dia tidak bisa mengalahkan, leluhur, dan master elemen yang merupakan orang terkuat di sekte dewa elemen.
"Semuanya silahkan kembali ke sekte masing-masing!" pinta Patriak Yong Hao.
"Kecuali kau!" Patriak Yong Hao menunjuk Erlang Shen.
"Ada yang bisa kubantu?" tanya Erlang Shen dengan mata yang sedikit menyipit. Pasalnya Patriak Yong Hao mengeluarkan aura gelap meski samar-samar.
"Semenjak kau berada di sini, kau belum pernah menceritakan tentang asal-usulmu!" jawab Patriak Yong Hao.
"Dimana dan bagaimana caraku masuk ke sini, itu tidak penting. Meski anda memiliki kekuatan yang lebih tinggi dariku, tapi jika anda mencoba menindas atau berbuat semena-mena padaku, maka aku akan melawanmu, Patriak," ucap Erlang Shen panjang lebar.
"Kau menantangku?" tanya Patriak Yong Hao.
"Kenapa aku harus takut kepada pengguna kekuatan iblis kegelapan?"
Pertanyaan Erlang Shen membuat kening patriak Yong Hao mengkerut. Ia sama sekali tak menyangka jika Erlang Shen yang baru pertama kali melihatnya mengetahui rahasia besarnya.
"Kalau patriak ingin aku menjadi penghancur, maka aku akan menjadi penghancur yang tak bisa anda bayangkan. Sektemu memang penuh dengan orang-orang kuat, tapi aku punya 1001 cara untuk melarikan diri," jelas Erlang Shen.
Erlang Shen sendiri tidak khawatir jika ia tertangkap. Pasalnya formasi yang menutupi sekte dewa elemen tidak bisa menahannya.
"Kau tidak sayang dengan nyawamu itu, bocah?" tanya Patriak Yong Hao.
"Kenapa harus takut? Mati ya mati, hidup ya hidup," jawab Erlang Shen.
Jawaban itu membuat Patriak Yong Hao dan para tetua sekte marah. Aura yang sangat kuat langsung terpusat padanya. Detik berikutnya, mereka semua terpental. Para tetua dan patriak Yong Hao melotot tak percaya dengan apa yang terjadi.
"Keputusan ada di tanganmu, Patriak." Dengan satu jentikan jari, Erlang Shen sudah menghilang.
Erlang Shen muncul diatas menara tertinggi sekte dewa elemen dengan memakai topeng dan jubah perak. Bahkan, rambut serta bola matanya berubah menjadi keperakan.
"Berhubung aku suka mengacaukan sesuatu, maka aku akan mulai dari sini. Sekalian saja aku cari tahu rahasia sekte ini," ucap Erlang Shen.
Erlang Shen melesat dengan jubah perak yang berkibar-kibar. Kecepatannya tak bisa dilihat oleh siapapun, kecuali beberapa orang. Salah-satunya Master Elemen itu sendiri.
Wuuuussssss
Erlang Shen mendarat di menara lain. Detik berikutnya ia kembali menghilang. Master Elemen yang melihat itu mengerutkan keningnya. Pasalnya dia tidak bisa melihat wajah dibalik topeng perak itu.
"Siapa dia? Kenapa mataku tidak bisa menembus topeng perak itu?" tanyanya.
"Aku yakin dia pasti orang yang menghancurkan gunung yang ada di dekat sekte." Master Elemen menghilang. Ia mencari-cari keberadaan Erlang Shen yang menggunakan topeng perak, tapi dia tidak bisa menemukannya. Sosok yang ia cari seperti dilindungi oleh kekuatan misterius yang tak bisa ia tembus.
"Sialan! Siapa pemuda itu?" tanya Master Elemen. Ia muncul di menara tempat dimana ia melihat Erlang Shen terakhir kali.
Wuuuussssss
Boooommmmm
Tiba-tiba saja, ledakan terdengar di sisi kiri sekte dewa elemen. Master Elemen yang sudah menebak siapa pelakunya. Sayang sekali ia tidak menemukan pelakunya. Yang ia temukan adalah sekelompok murid sekte yang tergeletak tak bernyawa di reruntuhan.
"Baj*ngan! Tunjukkan dirimu! Jangan menyerang diam-diam!" teriak Master Elemen.
Boooommmmm
Ledakan kembali terdengar di arah kiri. Master Elemen yang marah lantas menciptakan puluhan klon yang menyebar ke berbagai penjuru sekte.
Swuuuussss
Tiba-tiba saja, pusaran ruang yang sangat kacau muncul di langit sekte. Master Elemen benar-benar kebingungan. Pasalnya kekuatan ruang sekuat itu hanya bisa dikendalikan oleh satu orang saja.
"Swuuuussss"
Boooommmmm
Pusaran ruang itu meluluhlantakkan sekte dewa elemen. Tak tanggung-tanggung sekte yang dibangun selama bertahun-tahun hancur dalam waktu kurang dari setengah hari. Melihat sektenya hancur, amarahnya tak dapat ditahan lagi. Gelombang elemen yang sangat dahsyat menyapu reruntuhan sekte.
"Tunjukkan dirimu! Lawan aku kalau kau punya kekuatan!" Master Elemen berteriak. Teriakan itu disertai dengan gelombang elemen yang bisa menghancurkan apapun.
"Jika waktunya tiba aku akan melawanmu. Tempat yang dipenuhi kegelapan harus dihancurkan." Suara Erlang Shen menggelegar di langit bagai petir yang menyambar.
Wuuuussssss
Ruang yang sebelumnya kacau kembali normal. Hanya saja, bangunan sekte yang sudah hancur utuh kembali seperti tak terjadi apa-apa.
"Apa yang terjadi? Kanapa bangunan yang hancur kembali utuh?" tanya Master Elemen.
Tak mau pusing, Master Elemen langsung memeriksa kamar Erlang Shen. Sejak awal, ia sudah curiga dengan pemuda yang dibawanya. Kecurigaannya menguap saat ia menemukan Erlang Shen tergeletak di lantai dengan tubuh penuh luka. Bahkan, dia tak sadarkan diri.
"Kalau bukan dia, siapa orangnya?" tanyanya. Ia kembali memeriksa teman lain. Setelah Master Elemen pergi, Erlang Shen membuka matanya. Saat itu juga luka-luka yang sebelumnya dilihat oleh Master Elemen menghilang.
Erlang Shen duduk bersila dan memulihkan qi-nya. Kekuatan ruang dan pembalik waktu menggunakan qi terlalu banyak.
"Kakek tua itu terlanjur mengetahui kalau aku punya 10 elemen. Satu-satunya yang bisa kugunakan adalah kekuatan ruang dan waktu," ucapnya.
Erlang Shen kembali menghilang dan meninggalkan klonnya yang sedang memulihkan luka. Erlang Shen berubah menjadi asap putih dan menjelajahi setiap bangunan yang ada di sekte.
Erlang Shen muncul di ruangan rahasia. Ruangan rahasia berisi berbagai jenis harta langka yang sudah tak bisa lagi ditemukan dimanapun. Salah satunya adalah ginseng bulan kembar.
"Ini namanya rezeki nomplok." Erlang Shen mengambil semua harta yang ada di ruangan itu tanpa menyisakan satupun. Ia hanya menyisakan secarik kertas.
"Kekuasaan yang diberikan kepada orang yang salah hanya akan membawa kehancuran." Itulah isi dari surat yang ditinggalkan oleh Erlang Shen.
"Segel yang ada di dantian seseorang menandakan bahwa orang itu berasal dari luar dimensi. Itu artinya orang-orang yang memiliki segel mudah diawasi," gumam Erlang Shen. Ia berkeliling sekte dalam wujud asap putih. Ia mengamati setiap orang yang ada di sana, tapi tak satupun dari mereka yang memiliki segel dantian.
"Sepertinya aku akan aman." Erlang Shen kembali ke kamarnya dan bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa. Tak beberapa lama kemudian, seorang pria tua berkunjung ke sekte dewa elemen. Ia memeriksa setiap orang yang ada di sekte, tapi tak satupun dari mereka yang memiliki segel dantian.
"Sepertinya dia tidak ada di sini!" ujar pria tua itu.
"Apa yang kau cari?" tanya Master Elemen.
"Aku mencari seseorang yang memiliki segel lingkaran bumi," jawab pria itu.
"Segel lingkaran bumi. Bukankah segel itu hanya akan terpasang di dantian orang yang berasal dari luar dimensi?" tanya Master Elemen.
"Tepat sekali! Seharusnya salah seorang diantara anggota sektemu ada yang berasal dari dunia luar, tapi tak ada satupun diantara mereka yang punya segel lingkaran bumi," jelas pria tua itu.
"Beritahu aku kalau kau menemukan seseorang yang berasal dari dunia luar." Pria tua itu menghilang tanpa meninggalkan jejak sama sekali.
"Aku curiga dengan seseorang, tapi dia tidak memiliki segel lingkaran bumi. Atau memang aku tidak memeriksanya sejak awal?" Master Elemen bergumam. Orang yang dimaksud adalah Erlang Shen.
"Jangan-jangan dia berasal dari dunia luar." Master Elemen menyimpulkan.
Untuk memastikan dugaannya, Master Elemen menemui Erlang Shen di kamarnya. Hal pertama yang ia periksa adalah kristal yang menyerap energi kehidupan dan qi seluruh anggota sekte.
"Apakah kau menemukan sesuatu yang aneh di sini?" tanya Master Elemen.
"Tidak, aku tidak menemukan sesuatu yang aneh di sini, Kek," jawab Erlang Shen.
"Kau yakin?" tanya Master Elemen disertai dengan aura penekanan yang sangat kuat.
"Tidak ada," jawab Erlang Shen. Ia hanya mengibaskan tangannya dan aura penekanan yang menyerangnya berbalik kepada Master Elemen.
"Nanti malam, temui aku puncak kristal!" Tanpa menunggu jawaban Erlang Shen, Master Elemen langsung pergi.
"Nanti malam! Apakah dia memiliki niat terselubung?" tanya Erlang Shen.
"Tuan, saran saya jangan kemana-mana. Setelah menyelidiki kondisi dimensi ini, aku menyimpulkan kalau dimensi ini sangat berbahaya dimalam bulan purnama," ucap Lao Hu yang tiba-tiba saja muncul entah darimana.
"Kau yakin dengan informasi itu?" tanya Erlang Shen.
"Benar sekali! Dan malam ini bulan purnama akan bersinar. Dan pada malam itu, penghuni dimensi ini tidak akan bisa bergerak alias membeku, tapi orang-orang pendatang dari dunia luar tidak akan membeku sama sekali," jelas Lao Hu.
"Membeku! hampir saja aku dijebak." Erlang Shen menimpali.
"Satu lagi! Es yang membekukan orang-orang tidak akan bisa dilelehkan siapapun. Itu adalah ciri utama para penghuni asli dimensi ini," lanjut Lao Hu.
"Es abadi!" Erlang Shen mulai bimbang. Pasalnya elemen esnya tidak sekuat tak sekuat itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!