NovelToon NovelToon

Twins Mafia Kejam

Kamar Hotel

Raisa duduk di atas ranjang kamar hotel di mana dia tengah menunggu pria yang terkena obat perangsang yang membuat nya kehilangan kesadaran nya.

Raisa dengan sangat terpaksa melakukan ini semua demi menyelamatkan Ayah dan Adik nya yang membutuhkan uang yang sangat banyak, untuk biaya operasi.

Raisa rela kehilangan kesucian nya demi menyelamatkan Ayah dan Adik nya, dia tidak akan membiarkan adik dan ayah nya merasa kalau dia tidak mencintai dan menyayangi mereka.

Saat Raisa tengah melamun, menunggu pria yang akan merenggut mahkota nya, dia mendengar suara pintu kamar hotel terbuka dengan sangat kasar, Raisa tidak bisa melihat dengan jelas, siapa pria yang tengah melangkah ke arah nya setelah menutup pintu kamar hotel dengan sangat kasar.

Brakkk..

Ahh..

"Panas.." keluh Elang

Raisa mendekati pria yang tidak dia kenal dengan perasaan yang sangat sulit di jelaskan, dia baru pertama kali melakukan sesuatu yang harus nya tidak dia lakukan.

"Tuan.." sapa Raisa dengan hangat.

Syett..

Bhukk..

Elang langsung saja menerjang Raisa dengan penuh hasrat yang memunca, Elang mencumbui Aisa sampai Aisa hanya bisa merasakan apa yang Elang lakukan pada nya.

Ahhh..

Elang memakaikan gelang ke tangan Aisa dengan terus mencumbu Aisa dengan sangat rakus, obat yang di berikan seseorang pada Elang dengan dosis tinggi.

Membuat Elang sulit mengendalikan diri nya sendiri, sedangkan Aisa dia hanya bisa pasrah, merasakan dan menikmati apa yang Elang lakukan pada nya.

Sampai di mana Elang sudah mulai membuka baju yang Aisa kenakan, Elang membuka pakaian Aisa dengan penuh kelembutan, membuat Aisa merasa aman tidak ada rasa takut dalam diri nya.

"Lakukan dengan pelan, aku baru melakukan nya.." lirih Aisa

"Aku akan sangat pelan.." sahut Elang dengan terus mencumbui Aisa dengan sangat rakus di mana akhir nya malam panjang terjadi antara Elang dan Aisa.

Setelah 4 Jam kemudian..

Aisa bangun dari tidur nyenyak nya, Aisa menoleh ke arah pria yang ada di samping nya, Aisa tidak bisa melihat dengan jelas wajah tampan Elang, pencahayaan yang memang di buat seremang mungkin sesuai dengan keinginan seseorang yang Aisa tidak tau.

"Maafkan aku.."

"Tugas ku telah selesai.." batin Aisa dengan turun dari atas ranjang

Aisa memungut pakaian nya yang tergelatak di atas lantai kamar hotel, Aisa langsung saja memakai baju nya, dia ingin segera menemui seseorang yang sudah membayar nya.

Aisa tidak ingin lagi membuang waktu nya, ada Ayah dan saudara nya yang membutuhkan nya, membutuhkan uang untuk biaya Rumah sakit.

Rumah sakit..??? Yah, Ayah dan saudara Aisa ada di Rumah sakit setelah mengalami tabrak lari, yang kini membuat Ayah dan saudara Aisa harus menjalankan operasi dengan biaya yang tidak lah murah.

Aisa keluar dari dalam kamar, dia langsung menghubungi orang yang mau membayar nya dengan harga tinggi untuk melepas kesucian nya yang sudah dia jaga selama 24 tahun.

"Hallo.." sapa Aisa dari seberang telpon.

"Temui aku di taman hotel.." ucap seseorang dari seberang telpon.

"Iyah.." lirih Aisa.

Aisa segera ke taman di mana dia sudah di tunggu seseorang, Aisa tidak peduli dengan nasib nya setelah ini, kini yang ada di benak Aisa hanya keluarga nya yang membutuhkan bantuan nya.

Tidak lama Aisa sudah ada di taman hotel, dia menatap sekeliling mencari orang yang dia cari, Aisa mendekati seseorang yang memakai pakaian serba hitam, sampai di mana Aisa tidak bisa melihat orang yang akan membayar nya pria atau perempuan.

"Permisi.." sapa Aisa

"Ini bayaran mu.." orang yang ada di depan Aisa memberikan satu koper uang

"Hemmm" dahem Aisa.

Aisa segera meninggalkan orang serba hitam, setelah mendapatkan uang yang dia butuhkan, Aisa segera pergi meninggalkan hotel di mana dia mencari jalan pintas.

Jika Aisa sudah meninggalkan hotel, di kamar hotel di mana pria yang sudah merenggut kesucian Aisa, kini mulai membuka mata tajam nya, dia menoleh ke arah samping di mana dia melihat sekertaris nya ada di samping nya.

Elang terkejut bukan main saat dia sudah meniduri sekertaris nya, Elang mengarahkan tangan nya ke arah Lena. "Len, bangun.." lirih Elang

Emmm..

"Len, bangun lah.." ucap Elang dengan pelan

Lena membuka mata nya, dia menatap Elang dengan tatapan yang sangat sulit di jelaskan, begitupun dengan Elang yang menatap Lena dengan tatapan sulit di jelaskan.

"Len, Maafkan saya.." lirih Elang

"Tuan, ini bukan salah anda, ini salah saya yang sudah lancang masuk ke dalam kamar anda.." bohong Lena

"Aku akan bertanggung jawab.." lirih Elang.

"Tuan, anda tidak perlu bertanggung jawab.." sahut Lena

"Aku sudah merebut kepolosan mu, aku tidak akan lari begitu saja.." lirih Elang dengan turun dari atas ranjang.

Lena menatap Elang dengan tatapan senang, senyum miring, rencana nya untuk menjadi nyonya akan segera terwujud, di mana Elang akan menikahi nya dan menjadikan dia satu-satu nya perempuan yang ada di dalam hidup nya.

"Tuan, apa anda yakin..??" tanya Lena memastikan

"Emm.." Elang hanya menganggukkan kepala nya

Elang sangat menyesal dengan apa yang sudah terjadi, dia tidak menyangka kalau dia akan meniduri Sekertaris nya sendiri.

Elang memungut pakaian nya yang berserakan di atas lantai kamar hotel, dengan tubuh yang jelas terekspos, Lena menatap tubuh indah Elang dengan tatapan terpesona, apalagi bagian batang yang sangat jelas terlihat.

Lena menyesal sudah menyuruh seseorang menggantikan nya, kalau dia tidak sayang dengan tubuh nya, dia sudah menyerahkan tubuh nya pada tuan muda nya.

"Apa yang kamu lihat.." tanya Elang dengan dingin

"Apa..?? Bukan kah semalam kamu dan aku saling melihat dan saling merasakan satu sama lain.." sahut Lena dengan lancang

Elang tidak peduli, dia tetap memaki baju yang kini sudah dia kumpulkan di atas ranjang, dengan Lena yang terus menatap tubuh indah Elang yang terpampang nyata di depan nya.

"Aku akan bertanggung jawab, kamu jangan takut.." ucap Elang

Lena tidak menyahut dia tetap menatap tubuh indah Elang yang kini sudah tertutup dengan baju dan celana yang semalam dia kenakan, baru Lena memalingkan wajah nya.

"Andai aku tidak sayang dengan tubuh ku, aku tidak akan menyewa perempuan lain.." batin Lena dengan kesal.

Lena turun dari atas ranjang, dia melangkah mendekati Elang yang ada di sisi ranjang, Lena memeluk Elang dengan erat. "kamu janji akan menikahi ku kan..??" tanya Lena dengan mengeluarkan air mata biawak nya.

Elang membalas memeluk Lena dengan erat, dia mengusap punggung Lena dengan lembut, dia memberikan kenyamanan pada Lena. "Semua akan baik-baik saja.." ucap Elang

Emm..

Lena menganggukkan kepala nya dengan pelan, dia yakin rencana nya akan berhasil, di mana dia akan segera menjadi nona dan hidup ongkang-ongkang kaki di Mansion Elang.

Rumah Sakit

Aisa berjalan dengan cepat di lorong Rumah Sakit di mana Ayah dan Adik nya di rawat, dia ingin segera membayar tagihan Rumah sakit dan meminta Dokter segera mengoperasi Ayah dan Adik nya.

"Dokter.."

"Dokter.." panggil Aisa saat dia melihat Dokter yang menangani adik dan ayah nya.

Dia berjalan sedikit berlari, dia mendekati Dokter yang tengah menunggu Aisa mendekati nya, Dokter menatap Aisa dengan tatapan yang sangat sulit di jelaskan.

"Dok.."

"Aisa.."

"Dok siapkan operasi nya segera, saya punya uang nya.." pinta Aisa.

Dokter yang ada di depan Aisa diam saja mendengar apa yang di katakan Aisa, dia tidak tau bagaimana cara nya menyampaikan, kalau Aisa sudah terlambat menyelamatkan salah satu dari ayah dan adik nya.

"Dok.." panggil Aisa dengan bingung melihat dokter yang ada di depan nya.

"Dok, kenapa anda diam saja..??" tanya Aisa dengan menatap curiga sang dokter.

"Aisa, maafkan saya.." lirih Dokter

"Maksud Dokter..???" tanya Aisa dengan semakin kebingungan dengan Dokter Rafi

"Aisa, Ayah kamu sudah meninggal.." lirih Dokter Rafi.

Deg..

Brukkk..

Prakkk..

Aisa terkejut mendengar apa yang di katakan Dokter, dia terjatuh bersamaan dengan uang yang ada di dalam koper, Aisa tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Dia sudah mendapatkan uang untuk operasi adik dan ayah nya, tapi apa yang dia dengar saat dia kembali ke Rumah sakit, Ayah tidak menunggu Aisa kembali.

Ayah nya memilih meninggalkan nya dengan sang adik yang kini membutuhkan Aisa, Aisa tidak bisa percaya kalau Ayah nya akan meninggalkan nya secepat ini.

"Dok, anda sedang bercanda dengan saya kan..??" lirih Aisa dengan air mata menetes membasahi kedua pipi nya

"Aisa.." panggil Dokter dengan membantu Aisa berdiri dari terjatuh nya

"Dok, katakan kalau anda tengah mengerjai saya.." pinta Aisa dengan memegang kedua lengan Dokter dengan sangat erat.

Kepergian Ayah nya seperti mimpi untuk Aisa, dia belum siap kehilangan sosok Ayah yang sudah menemani nya selama ini, tidak ada sosok Ibu dalam hidup nya, hanya Ayah yang ada.

"Maafkan saya.." lirih Dokter

"Kenapa Ayah meninggalkan saya dok..?? Kenapa..?? Saya sudah mendapatkan uang nya.." pekik Aisa dengan sangat marah dengan keadaan nya.

"Aisa tenang lah, kamu masih bisa menggunakan uang yang kamu punya untuk adik kamu, yang membutuhkan uang.." sahut Dokter.

"Adik..??" ulang Dokter

"Iyah.." lirih Dokter

"Adik saya punya harapan..??" tanya Aisa dengan mendongak menatap Dokter dengan tatapan sulit di jelaskan

"Iya, Adik kamu bisa selamat, asal dia menjalankan operasi.." Dokter memberi tau kalau adik nya masih ada harapan, Aisa merasa lega, setidak nya ada keluarga yang masih menemani nya.

"Iyah, lakukan yang terbaik Dok.." sahut Aisa dengan cepat

Dia memegang kedua lengan dokter penuh dengan harapan, dia tidak akan menyesal mendapatkan uang, dia akan menggunakan nya untuk menyembuhkan Adik nya dan membeli tanah untuk pemakaman ayah nya.

"Baik, saya akan langsung menyiapkan ruang operasi.." Dokter benar-benar ingin membantu perempuan yang ada di depan nya.

Emmm..

Aisa menganggukkan kepala nya berulang kali, dia melepas tangan nya dari lengan Dokter Rafi, dia membiarkan Dokter menjalankan tugas nya, menyelamatkan adik nya.

"Kamu bantu dengan doa yah..??" lirih Dokter

"Iyah pasti.." sahut Aisa

Aisa menatap kosong lurus ke depan di mana dia melihat Dokter Rafi meninggalkan nya, dia berharap kalau operasi nya akan berjalan dengan lancar.

"Tuhan, selamatkan adik ku.." batin Aisa dengan berjalan mengikuti langkah dokter Rafi.

Aisa mengejar langkah Rafi dengan sangat buru-buru, dengan tidak sengaja dia menabrak seseorang yang tiba-tiba keluar dari dalam ruangan yang Aisa tidak tau ruangan apa.

Brukk..

Ahh..

"Maafkan saya.." ucap Aisa dengan membenarkan pakaian nya.

"Aisa.." lirih seseorang yang ada di depan nya

Aisa mendongak saat dia mendengar suara perempuan yang sudah lama meninggalkan nya, dia menatap perempuan yang ada di depan nya dengan tatapan benci.

"Nyonya.." lirih Aisa dengan sinis

"Aku Ibu kamu Aisa.." ucap Della ibu kandung Aisa dan Dio

"Ibu saya sudah mati, saat setelah dia mengusir saya, Ayah dan Adik saya dari Rumah.." sahut Aisa tidak mau kalah dengan ibu kandung nya.

"Aisa..!! Kamu jangan kurang ajar.." kesal Della

"Anda yang membuat saya menjadi seperti ini.." Aisa menatap tajam dan benci secara bersamaan ibu kandung nya dengan perempuan yang ada di samping Della.

Perempuan yang ada di samping Della menatap Della dengan.tatapan sinis, dia senang melihat Della tampak menderita, dia yang selama ini menjadi Queen setelah Della mengusir anak dan mantan suami nya.

"Bu, jangan salahkan Kakak, ini semua karena aku hadir dalam hidup Ibu.." lirih Sania

Shuut..

Della tidak suka mendengar apa yang di katakan putri dari suami nya yang sekarang, Della sangat memanjakan Sania seperti putri kandung nya sendiri, tapi Della melupakan anak kandung nya sendiri.

"Ini bukan salah kamu Nak, jangan mengatakan hal yang tidak ada.." sahut Della dengan lembut.

Hemmzzz..

Aisa yang ada di depan anak dan ibu yang sudah merusak kebahagian nya dengan senyum miring, dia tidak menyangka kalau Ibu yang sudah mengandung dan melahirkan nya malah lebih sayang dengan Sania yang sudah jelas bukan anak kandung nya.

"Apa sudah drama kalian berdua..??" tanya Aisa dengan sinis.

"Aisa, apa yang kamu katakan..??" kesal Della

"Apa yang saya katakan kurang jelas, apa pendengaran anda bermasalah..??" tanya Aisa

Plakkk..

Plakk..

"Aisa.." kesal Della dengan menampar bolak-balik kedua pipi Aisa dengan kencang, membuat kedua sudut bibir Aisa mengeluarkan darah.

Aisa mengusap darah yang keluar dari dua sudut nya, dia menatap Ibu nya dengan tidak percaya, tapi ini lah kenyataan nya. "Hemmz, aku menyesal di lahirkan dari seorang ibu yang tidak tau batas.." kesal Aisa

"Batas apa..?? Kamu masih anak ibu.." murka Della

"Aku bukan anak anda..!!" pekik Aisa dengan mendorong Ibu dan saudara tiri nya dengan kencang membuat saudara tiri Aisa tersungkur di atas lantai.

Syeett..

Bhukk..

Ahh..

Aisa meninggalkan ibu dan anak tiri yang jelas terlihat seperti anak dan ibu kandung, di mana Della membantu Sania untuk bangun dengan meneriaki Aisa.

"Aisa kembali.." pekik Della

Della tidak memperdulikan teriakan ibu nya, dia memilih untuk meninggalkan kedua nya, dia ingin segera ke ruang operasi di mana adik nya tengah menjalankan operasi memperjuangkan hidup dan mati nya.

Tanpa Aisa sadari air mata nya menetes saat dia melihat Della sangat lembut dan terlihat sangat sayang dengan Sania, sedangkan dengan diri nya Della seperti musuh.

"Aku benci kehidupan ini.." batin Aisa dengan menumpahkan air maya nya di pintu ruang operasi.

Della

"Bagaimana keadaan kamu..??" tanya Aisa dengan memegang tangan adik nya dengan lembut, tatapan nya sangat sendu, dia tidak tega melihat adik nya seperti sekarang ini.

Aira menatap kakak nya dengan tatapan pilu, dia ingin bertanya dari mana kakak nya mendapatkan uang untuk biaya operasi dan memakamkan Ayah nya.

Aira sudah tau kalau Ayah nya sudah meninggalkan nya, dia juga tau kalau kakak nya sudah memakamkan Ayah nya dengan layak di salah satu pemakanan yang ada di dekat desa mereka.

"Kak.." panggil Aira dengan nada suara serak.

"Apa yang sakit..??" tanya Aisa dengan memeriksa adik nya dengan cemas.

"Kak, aku baik-baik saja.." lirih Aira

"Lalu kenapa kamu menangis..??" tanya Aisa dengan mengusap air mata adik nya

"Kak, dari mana kakak mendapatkan uang untuk biaya operasi dan pemakaman Ayah..??" tanya Aira dengan menarik tangan kakak nya, Aira menggenggam tangan kakak nya dengan menatap mata sang kakak dengan dalam.

Aisa membalas genggaman adik nya dengan lembut, Aisa tersenyum, dia mengusap air mata adik nya yang terus turun dengan deras nya dengan tangan yang lain.

"Jangan cemaskan itu.." lirih Aisa

"Kak, kakak berhutang..??" cecer Aira

Shuttt..

Aisa menaruh jari telunjuk nya di bibir adik nya, dia tidak ingin mendengar apapun dari sang adik, Aisa sudah cukup bersyukur dengan adik nya yang sudah sadar dan juga operasi nya berjalan lancar.

Aisa kini hanya perlu memikirkan bagaimana cara nya dia mendapatkan uang untuk terapi kedua kaki adik nya, tidak ada hal lain yang ada di dalam benak Aisa saat ini.

"Aira, kamu jangan banyak pikiran.." lirih Aisa dengan lembut

"Kak, jangan mengutang atau melakukan hal bodoh demi aku kak, biarkan aku menyusul Ayah harus nya.." lirih Aira penuh dengan penyesalan, dia tau kalau kakak nya pasti melakukan sesuatu agar dia bisa mendapatkan uang.

"Aira, Aira kamu jangan mengatakan apapun..!! Kamu harus bersama dengan kakak, kalau kamu ikut ayah, kakak dengan siapa..??" sahut Aisa dengan memeluk adik nya dengan erat

Aisa dan Aira menangis sesenggukan, mereka tidak ingin berpisah, hanya saja Aira merasa kalau dia membebani kakak nya, Aira tau banyak uang yang di butuhkan sang kakak untuk biaya kesembuhan nya.

"Kak.." lirih Aira

"Jangan mengatakan apapun yah.." lirih Aisa

"Jangan perna meninggalkan kakak, kakak akan membuat kamu bisa berjalan lagi, membuat kamu bisa menikmati masa remaja kamu.." lanjut Aisa

Aira semakin menangis mendengar apa yang di katakan kakak nya, dia tidak mendapatkan kasih sayang Ibu nya selama ini, hanya ayah dan kakak nya yang memberikan cinta untuk nya.

Saat kakak beradik tengah merasakan cinta dan sayang satu sama lain, mereka mendengar suara pintu terbuka, Aisa melepas pelukan nya dari adik nya.

Aisa berbalik dia menoleh ke arah pintu, dia melihat dua perempuan yang tengah berjalan mendekati mereka dengan senyum mengejek, membuat Aisa merasa sangat geram.

"Untuk apa kalian di sini..??" tanya Aira dengan nada suara yang sama sekali tidak bersahabat

"Nak, kenapa kamu mengatakan seperti itu..???" sahut Della dengan lembut

Aira membuang muka, dia tidak ingin berdebat dengan perempuan yang sudah melahirkan nya, tapi sayang cinta dan kasih sayang nya tidak pada nya dan sang kakak.

Della hanya mencintai perempuan yang ada di samping nya, pahala sudah sangat jelas kalau Sonia bukan lah anak kandung nya, tapi Della memanjakan nya.

"Bagaimana keadaan Aira..??" tanya Della

"Seperti yang nyonya lihat.." sahut Aisa

"Pasti membutuhkan banyak uang..??? ibu bisa membantu kamu dengan satu syarat.." lirih Della tanpa perasaan.

"Apa yang nyonya inginkan..??" tanya Aira dengan sinis, dia kembali menatap Ibu nya dan anak tiri nya.

"Muda sekali Aira, kakak kamu hanya tinggal menikah dengan keluarga Alandra, pria yang sudah di jodohkan oleh Ibu untuk kakak kamu.." ucap Della.

"Pria cacat yang tengah mencari istri untuk merawat nya.." lanjut Sonia dengan mengejek Aisa

Aira menatap Sonia dengan semakin benci, dia tidak menduga dengan apa yang dia dengar, Della menjual anak kandung nya dengan pria cacat, Aira saat ini tidak bisa berpikir tentang semua yang Della lakukan.

Aira kini yakin dan percaya kalau Della tidak pantas di panggil ibu oleh nya atau sang kakak, Della lebih tepat nya di panggil seperti saat ini Aira dan Aisa memanggil Della dengan panggilan nyonya.

"Apa nyonya masih punya hati..??" tanya Aira

"Ibu tidak tega dengan Sonia yang diinginkan pria cacat itu, meskipun dia sangat kaya, tapi pria dari keluarga Alandra cacat.." sahut Della dengan menggenggam tangan putri tiri nya

Aisa menganggukkan kepala nya dengan pelan, kini dia paham dengan semua nya, ibu nya lebih mementingkan Sonia dari pada dia. "Jadi demi anak tiri nyonya, anda mengorbankan saya..??" tanya Aisa

"Mau bagaimana lagi..?? Kamu tengah membutuhkan uang, sedangkan dia banyak uang, bukan hanya itu saja, ibu akan memberikan kamu 500 juta untuk kamu menggantikan Sonia.

Prokk..

Prokk..

Prokk..

Aisa bertemu tangan dengan dada yang sangat terasa sangat sesak, dada nya sangat sakit mendengar apa yang di katakan ibu nya, jantung nya seolah di hantam godam raksasa.

" Anda sangat hebat..!! Sangat-sangat hebat, melempar kami keluar dari mansion, setelah itu ibu menikah dengan pria lain dan merawat anak yang bukan darah daging nyonya penuh dengan cinta, memanjakan nya dengan materi, cinta, sedangkan kami, harus bekerja keras untuk mendapatkan sesuap nasi dan yah, untung nya kami masih bisa bertahan sampai saat ini, meskipun bukan dari uang nyonya, semua yang anda lakukan saat ini saya akan ingat, tidak akan perna saya lupakan.." lirih Aisa dengan mengusap air mata nya dengan kasar.

Sonia yang ada di samping ibu tiri nya, tersenyum puas melihat Aisa dan Aira menderita, dia yang akan menjadi satu-satu nya putri Della, tidak akan perna ada yang lain, termasuk dua gembel yang sudah di usir Della.

"Kak, bukan seperti apa yang kakak pikirkan, aku masih kuliah, belum ingin menikah, jadi ibu dengan terpaksa menjodohkan kakak dengan tuan Alandra.." lirih Sonia

"Kenapa kalau masih kuliah..?? Bukan kah sama saja, kamu masih bisa kuliah setelah menjadi istri.." sahut Aisa

"Tapi aku belum siap kak.." lirih Sonia dengan nada suara yang sangat di buat selembut mungkin.

"Sudah cukup..!! Mau tidak mau, kamu harus mau menikah dengan tuan Alandra, kalau tidak jangan salahkan ibu melakukan sesuatu pada Aira.." ancam Della

Deg..

Jantung Aisa dan Aira seolah berhenti berdetak setelah mendengar ancaman Della pada mereka, dada yang sudah seperti di hantam godam, kini seperti di jatuhkan dari ketinggian setelah terluka.

"Anda sangat kejam, hanya demi anak tidak jelas ini anda mengorbankan kak Aisa.." pekik Aira dengan sangat kencang

Plakkk..

Ahhh..

Della menampar Aisa dengan sangat kencang, pipi yang sebelum nya sudah merasakan tamparan, kini kembali mendapat tamparan.

"Kak.." pekik Aira saat dia melihat sang kakak yang malah mendapatkan tamparan dari Della bukan nya diri nya, Aisa menghalangi Della menampar Aira.

"Ingat besok datang ke mansion dengan pakaian layak, jangan seperti gembel.." ucap Della setelah menampar Aisa, bukan nya menyesal Della malah menghina anak kandung nya.

Della meninggalkan dua anak kandung nya bersama dengan anak tiri nya, mereka berdua tampak memperdulikan Aisa dan Aira yang kini berpelukan melihat apa dan mendengar apa yang Della lakukan dan katakan pada nya, kedua kakak beradik menangis sejadi-jadi nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!