Aku harus lari ! Aku harus lari !
Seorang gadis dengan rambut hitam ikal berlari tanpa arah di atas kapal yacht yang sudah berlayar keluar Laut Irlandia. Kapal itu baru saja keluar dari pelabuhan Dublin dan dirinya tidak mau mati konyol di tangan seorang penjahat!
Gadis itu tiba buritan ( bagian belakang kapal ) dan melihat ada banyak orang mengejarnya. Tanpa berpikir, gadis itu terjun ke laut, tidak perduli dengan nyawanya.
Suara ceburan terdengar dan semua orang melihat buih laut bekas gadis itu terjun.
"Tuan, dia terjun!" seru seseorang.
"Biar saja! Toh dia tidak akan selamat!" ucap seorang pria dengan baju khas Kapten Kapal lengkap dengan pipa tembakau di tangannya. "Baguslah!" Pria paruh baya itu pun pergi dengan dinginnya tanpa tahu ada seseorang yang menatapnya tajam.
Semoga nona McCarthy selamat. Tenang nona, saya akan kumpulkan semua bukti-bukti.
***
Dua Hari Kemudian
"Jadi rencananya mau disini?" tanya Jordan O'Grady ke Neil Kerry, asistennya sekaligus pengawalnya, saat mereka berada di sebuah area pinggir pantai yang masih kosong. Ayah Jordan, Shane O'Grady, mendapatkan warisan dari keluarga berupa bidang tanah cukup luas sekitar dua hektar di area itu. Jordan lah yang dikirim untuk mengelola tanah itu menjadi villa untuk disewakan.
"Iya Jordan. Bukankah dekat pantai, pemandangan indah, dan setidaknya ada pencerahan daripada kesuraman," jawab Neil dengan wajah dingin.
Entah kenapa, semua anggota keluarga Pratomo itu selalu mendapatkan asisten hanya dua tipe. Super dingin atau super kocak. Tapi mereka semua dikenal tanggap, cakap, cerdas dan jago bela diri. Neil sendiri adalah didikan Ramadhan Securitas Eropa yang dikelola oleh Stefan Ramadhan, cicit Gozali Ramadhan.
"Oke. Aku sudah mempelajari topografi nya." Jordan menyalakan Ipad-nya. Topografi adalah ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi, termasuk relief, ketinggian, dan fitur alami lainnya. Topografi juga mencakup vegetasi, pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan pengaruh kebudayaan lokal.
Neil ikut menimbrung dengan Jordan. Keduanya pun saling berdiskusi untuk menentukan lokasi pembuatan villa di tanah itu. Jordan dan Neil sama-sama suka arsitektur dan sipil, jadi mereka memadukan dua ilmu itu.
"Apa anda mau membuat banyak villa?" tanya Neil sambil berjalan kaki karena Jordan ingin menghitung langsung berapa lama waktu yang dibutuhkan pengunjung jika hendak ke pantai yang mana termasuk area milik Shane O'Grady.
"Tidak banyak dulu. Aku juga memikirkan bagaimana pengelolaan sampah. Tahu sendiri disini orang-orangnya bisa tertib tapi tamu ... apalagi yang norak-norak, suka sembarangan!"
Jordan adalah orang yang sangat aware dengan lingkungan. Dia ingin semua orang juga menghormati alam. Bahkan Jordan paling suka ke Kalimantan untuk melihat hasil hutan lindung yang dulu bekas kebun kelapa sawit. Area yang sudah nyaris gundul itu dibeli oleh tantenya, Zinnia Léopold, Ratu Belgia dan di tata ulang kembali ke habitatnya menjadi hutan lindung.
Jordan menyetujui hukuman berat penyelundup dan pencuri hewan-hewan eksotis yang sudah kembali meningkat habitatnya di Kalimantan. Entah sudah berapa penjahat itu tinggal nama karena Sean Léopold memerintahkan shot till die para penjahat-penjahat yang berusaha merusak milik istrinya.
Jordan tahu, Sean Léopold sangat bucin dengan Zinnia hingga tidak mau ada yang menyakiti hati istrinya. Apalagi orang-orang itu bisa dibilang SDM rendah karena hanya memikirkan cuan tanpa tahu akibatnya ke depan.
"Jika kita membangun villa ...."
"Yang ramah lingkungan, tahan semua cuaca dan berusaha untuk tidak merusak banyak alam," jawab Jordan.
Neil mengangguk karena mereka sudah pernah melakukannya di daerah Waterford. Villa-villa disana ramai oleh turis yang datang.
"Jadi ... Kita akan ... " Mata Jordan terbelalak saat melihat ada sosok di pinggir pantai. "Neil ! Mayat!" seru nya sambil berlari ke arah sosok itu.
Neil pun mengikuti Jordan dan mereka langsung menarik sosok itu. Jordan menyentuh leher sosok yang ternyata seorang gadis.
"Masih ada nadinya! Dia masih hidup!" Jordan lalu melakukan CPR dengan menekan dada dan memberikan nafas di mulutnya membuat Neil mendelik.
Ya ampun anak ini!
"Ayo bernafas! Come on! Breathe!" ucap Jordan sambil terus berusaha mengeluarkan air dari paru-paru gadis itu.
Tak berapa lama, gadis itu terbatuk dan mengeluarkan banyak air dari dalam mulutnya. Matanya terbuka tapi tidak fokus.
"Ayo ... Kita bawa ke rumah sakit!" Jordan langsung menggendongnya.
"Jordan! Kakimu!" seru Neil yang tahu, Jordan baru sembuh dari cidera parah hingga membuatnya harus pensiun dini dari sepakbola di usia 24 tahun. Kini Jordan berusia 26 tahun dan baru setahun ini sudah membaik.
"Tidak apa-apa! Ayo!" Jordan membawa gadis mungil itu naik keatas bukit menuju mobilnya. Neil pun langsung duduk di kursi pengemudi dan mereka melesat menuju kota Dublin.
Gadis itu menatap Jordan dengan wajah bingung, tidak fokus dan ... Ketakutan.
"Hei, kamu tidak apa-apa. Aman sama aku. Oh, namaku Jordan by the way. Nama kamu siapa?" tanya Jordan yang memangku gadis itu di kursi tengah Range Rover nya tanpa memperdulikan kemeja mahalnya basah.
"I... I... Ní cuimhin liom ( aku ... Aku tidak ingat )," bisiknya.
"Hah? Apa artinya Neil?" tanya Jordan yang mengakui bahasa Irlandia nya payah karena kelamaan di Manchester.
"Dia tidak ingat," jawab Neil yang memang asli Irlandia dari Cork.
"Whaaattt? Lalu aku harus manggil kamu apa? Jane Doe? Eh tunggu, itu buat mayat yang tidak diketahui namanya," gumam Jordan bingung.
"Seriously Jordan! Dia masih hidup!" kekeh Neil.
"Addie ..."
Jordan dan Neil terkejut. "Apa?"
"Addie?" tanya Jordan lagi.
"Ní cuimhin liom ach Addie ( aku hanya ingat Addie )," jawab gadis itu.
"Dia hanya ingat ..."
"Addie," potong Jordan.
"Jordan, kamu harus belajar lagi bahasa Irlandia. Sepertinya gadis yang bernama Addie itu hanya bisa bahasa Irlandia," ucap Neil.
"Lha, aku kelamaan tinggal di Manchester meskipun ayahku Irish! Duh, bisa diamuk Oom Bayu, karena tidak mau belajar ...." Jordan meringis mengingat Oomnya yang tinggi besar macam Superman itu.
"Kalau kamu mau berkomunikasi dengan Addie, kamu harus belajar, J," cengir Neil.
"I know!" cebik Jordan.
Gadis bernama Addie itu melihat profil Jordan. Sepertinya aku pernah melihat wajah ini tapi dimana?
"Kita bawa kemana?" tanya Neil.
"Tempatnya Caroline." Jordan menghubungi sahabatnya dari SMA. "Caroline. Jordan. Aku bisa minta tolong?"
Tak lama mereka tiba di kota Dublin dan Neil segera menuju ke Bon Secours Hospital karena Jordan punya kenalan dokter disana. Mobil Range Rover itu berhenti di depan rumah sakit dan seorang gadis dengan sneli serta stetoskop di lehernya sudah menunggu bersama dengan perawat lengkap dengan brankarnya.
Neil membuka pintu dan membantu Jordan turun sambil menggendong Addie. Gadis itu tampak ketakutan hingga tidak mau lepas dari gendongan Jordan.
"Ini siapa Jordan?" tanya Caroline Kerry.
"Namanya Addie. Aku menemukannya di pantai dan aku rasa ... Dia amnesia," jawab Jordan.
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Jordan O'Grady akhirnya launching.
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
"Kalian menemukan dia dimana?" tanya Caroline Kerry yang masih sepupu jauh dengan Neil Kerry.
"Di pantai, area milik keluarga aku," jawab Jordan.
"Dia ingat namanya?" tanya Caroline lagi sambil melihat kondisi Addie lewat semua alat medis yang sudah dipasang oleh para perawat.
"Dia bilang Addie," jawab Jordan.
Caroline mengangguk. "Oke. Kalian berdua keluar. Aku mau periksa!"
Jordan dan Neil pun menyingkir, memberikan kesempatan Caroline untuk memeriksa Addie.
"Halo Addie. Aku Caroline Kerry, dokter yang akan memeriksa kamu. Biar aku cek semua organ tubuh kamu ya ...." Caroline melakukan scanner guna melihat kondisi organ Addie.
Addie hanya terdiam dan berusaha mengingat sedikit pun apa yang terjadi, namun dirinya seperti gelap akan semuanya.
"Lambung kamu kosong makanan tapi ada air disana, begitu juga dengan paru-paru kamu. Apakah kamu jatuh dari kapal?" tanya Caroline.
"A ... Aku tidak ingat ...." Addie menatap Caroline panik.
"Hei, hei, tenang saja. Pelan-pelan, oke. Aku rasa kepala kamu kena benturan air jadi membuat kamu kena amnesia. Menilik dari apa yang aku lihat, kamu sudah dua hari tidak makan ... Addie, kamu beruntung masih hidup!" ucap Caroline sambil menggenggam tangan Addie.
"A .. Aku harus dirawat?"
Caroline mengangguk. "Kamu harus diinfus untuk mengembalikan cairan tubuh kamu dan mengembalikan keseimbangan elektrolitmu. Oke."
Addie hanya mengangguk.
"Aku tinggal dulu. Biar aku bicara dengan Jordan."
Addie mengangguk dan entah kenapa dirinya merasa lelah hingga akhirnya tidur.
Caroline keluar dari bilik IGD dan menemui Jordan serta Neil yang menunggu.
"Dia sepertinya jatuh dari kapal dan beruntung masih hidup, Jordan, Neil," ucap Caroline.
"Jadi dia harus di rawat?" tanya Jordan.
"Tentu saja bodoh! Dia malnutrisi, paru-parunya air isinya, begitu juga dengan lambungnya. Dia sangatlah beruntung!" jawab Caroline judes.
Jordan menatap bilik Addie. "Akan aku tanggung biaya pengobatannya. Dia tidak ada identitas apalagi kartu asuransi kan?"
"Apa perlu aku lapor polisi?" tanya Caroline. "Itu wajib lho Jordan."
Jordan tampak ragu-ragu karena dia tidak yakin polisi akan membantu. "Tidak dulu. Aku harus tahu siapa dia!"
"Tapi J ...."
"C, aku rasa Jordan benar. Kita cari tahu sendiri dulu," potong Neil.
"Tapi Neil, bagaimana kalau dia buronan?" Caroline menatap sepupunya.
"Bagaimana kalau dia korban kejahatan dan sedang dicari? Kalau dia diumumkan di televisi ... Apa tidak membahayakan nyawanya?" balas Jordan.
Caroline menghela nafas panjang. SOP nya sebagai seorang dokter IGD, dia harus melaporkan jika ada pasien darurat yang tidak diketahui identitasnya ke kepolisian. Tapi dia juga tidak mau berspekulasi jika memang Addie adalah korban kejahatan, dan dicari penjahatnya, apa tidak semakin ruwet?
"Baiklah. Kamu kan punya alat canggih, jadi kamu saja yang mencari tahu." Caroline tahu siapa keluarga Jordan dan dia yakin jika sahabatnya bisa mengambil keputusan.
***
Addie dipindahkan ke kamar rawat inap VIP dan disebutkan sebagai pegawai perusahaan bir hitam milik keluarga O'Grady yang mengalami kecelakaan saat berenang. Jordan berusaha untuk tidak ada polisi datang karena bisa panjang urusannya.
Jordan mengambil sidik jari Addie dan mengirimkannya ke Favian Smith dan Duncan O'Grady, sepupunya yang berada di Jang Corp Poughkeepsie New York. Jordan ingin tahu siapa Addie sebenarnya tanpa ada pihak berwajib terlibat.
"Aku tidak tahu apakah ini benar," ucap Favian tanpa melihat layar monitor. Favian memang autisme tapi otaknya jenius dan dia sangat disiplin soal aturan.
"Maksudnya gimana Vian?" tanya Jordan.
"Mas Jordan tidak lapor polisi," jawab Favian. Cucu Benjiro Smith dan Jang Geun Moon itu menoleh ke Jordan dengan tatapan galak.
"Mas Jordan harus tahu dulu kan, Vian. Takut dia dikejar penjahat," jawab Jordan.
Favian hanya cemberut karena tidak suka yang tidak sesuai aturan.
"Sudah Vian, Jordan kan punya alasan," ucap Duncan mencoba menengahi keributan antara dua adiknya. "Oke, Jordan, aku agak kesulitan mendapatkan identitas Addie ini karena jari jemarinya kan kena air laut cukup lama. Butuh waktu untuk bisa mendapatkan sidik jarinya."
Note
Jari yang berkerut karena terkena air akan kembali normal dalam waktu sekitar 15-30 menit setelah keluar dari air. Proses pengembalian ini bervariasi tergantung pada individu dan kondisi air.
Jika suhu ruangan dingin, proses pengembalian akan lebih lama karena pembuluh darah akan menyempit lebih lama untuk menyesuaikan diri.
Semakin lama jari terendam air, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk kembali normal.
Sumber Google
"Butuh waktu berapa lama?" tanya Jordan.
"Tunggulah sampai 24 jam. Semoga besok sudah bisa mendapatkan jari yang kembali normal dan bisa difoto didiknya," jawab Duncan yang sudah menikah dengan Serena Kirrin yang mantan agen MI6.
"Aku bisa menguraikannya," celetuk Favian. "Berikan aku waktu."
Duncan menatap Jordan. "Jika kamu tahu siapa dia, apa yang akan kamu lakukan?"
"Belum tahu," jawab Jordan. "Tergantung siapa dia."
Favian menoleh ke Jordan. "Beri Vian waktu ya mas. Besok Vian kabari."
Jordan mengangguk. "Makasih Vian."
***
Addie terbangun saat mencium harum makanan dan dia melihat Jordan membuka kotak-kotak makanan. Pria itu menoleh ke arahnya dan tersenyum.
"Halo. Sudah bangun? Mau makan?" tawar Jordan sambil mengambil piring dan garpu.
"Itu ... makanan apa?" tanya Addie.
"Oh, ada fish and chips, fried chicken, mashed potatoes, salad ... Mau yang mana?"
"Se .. semua. Aku ... Agak lapar," jawab Addie dengan wajah kikuk.
"Oh oke." Jordan mengambil semua makanan yang dipesannya dan membawanya ke Addie. "Kamu bisa duduk?"
Addie mengangguk. Jordan menarik meja lipat yang ada di brankar Addie dan memang untuk alas makan. Addie tampak berbinar melihat makanan enak di depannya dan langsung menggigit ayamnya.
"Enak?" tanya Jordan.
"Enak! Terima kasih," senyum Addie.
"Alhamdulillah kalau suka."
Addie mengernyitkan dahinya. "Kata apa itu?"
"Kata doa berbahasa Arab yang berarti "segala puji bagi Allah". Kalimat ini merupakan ungkapan syukur dan pujian kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya. Aku mengucapkan begitu karena aku seorang muslim."
Addie menatap wajah Jordan. "Kenapa wajah kamu familiar ya. Hanya saja aku tidak tahu dimana ... Tidak ingat tepatnya."
"Apakah kamu tahu klub sepakbola Manchester United?" tanya Jordan.
Addie mengangguk sambil makan kentang gorengnya.
"Aku Jordan O'Grady, pemain gelandang serang kanan. Yang pensiun dini karena cidera." Jordan mengambil ponselnya dan memperlihatkan pada Addie.
Gadis itu melongo. "Kamu ... Jordan yang itu?"
Jordan mengangguk.
"Kamu tidak bohong kan?"
"Apa perlu aku perlihatkan SIM aku?"
Addie termenung. "Kamu enak ingat siapa dirimu. Aku? Bahkan nama asliku saja tidak ingat !"
"Jika kamu ingat ...."
Addie menggelengkan kepalanya. "Aku sudah berusaha mengingat-ingat tapi kepalaku jadi sakit !"
Jordan tersenyum. "Bersabarlah, karena semua butuh proses."
Addie mengangguk. "Semoga tidak lama."
"Aamiin."
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
Jang Corp Poughkeepsie New York
"Gimana Favian?" Duncan menghampiri adik sepupunya yang masih serius.
"Ternyata sulit mas Duncan," jawab Favian tanpa menoleh ke arah Duncan. Ruang kerja Favian memang bersebelahan dengan ruang kerja Duncan, dan dipenuhi pernak pernik dari film Fullmetal Alchemist Brotherhood. Favian sangat suka film lama itu dan favoritnya adalah Roy Mustang.
"Pelan-pelan saja Vian. Jordan kan disana bersama Addie," ucap Duncan ke adiknya yang berusia dua puluh tahun.
Favian Smith didiagnosa memiliki autisme di usia tiga tahun. Giordano dan Benjiro Smith merasa Favian tidak sakit. Mereka tetap mendidik Favian seperti anak normal. Giordano melihat dibalik itu, putranya sangat jenius. Favian bahkan home schooling dengan dididik Giordano dan istrinya. Memiliki ayah yang jenius di bidang science and technology ditambah ibunya juga seorang peneliti, membuat Favian sudah paham sejak kecil meskipun dia berbeda.
Para kakak sepupunya juga sangat sayang dengan Favian yang terkadang berada di dunianya sendiri. Giordano sendiri tidak masalah jika Favian tidak menikah suatu hari nanti karena kondisinya. ( Bayangkan saja Sheldon Cooper di The Big Bang Theory tapi lebih acuh ).
"Ternyata mengurai kulit yang mengerut itu susah mas Duncan," ucap Favian berulang.
"Tidak apa-apa. Vian bisa kok," bujuk Duncan karena meskipun Favian sudah dewasa, terkadang jiwa anak kecilnya keluar.
"Aku gemas!"
Duncan lalu memberikan coklat kesukaan Favian sebagai obat menenangkan diri. "Makan coklat dulu, Vian. Nanti kan lancar."
Favian membuka bungkus coklatnya. "Tidak boleh berantakan. Makan pelan-pelan."
"Exactly."
***
Dublin Irlandia
"Jadi gadis itu belum diketahui identitasnya?" tanya Shane yang mendapatkan laporan dari Jordan.
"Belum Dad. Ini aku masih harus menunggu kondisi kulit jarinya normal karena dia kelamaan di laut hingga berkerut semua. Masih beruntung dia tidak sampai kehilangan jarinya."
"Jordan, jika dia korban kejahatan, kamu harus lapor polisi lho," ucap Shane.
"Insyaallah ...."
"Jordan!"
"Iya iya ... Daddy tenang saja." Kalau aku ingat.
Jordan mematikan panggilan ayahnya dan masuk ke dalam kamar rawat inap Addie. Gadis itu tampak kesal karena tidak bisa menyisir rambutnya karena ikalnya parah.
"Kamu mau keramas?" tawar Jordan.
Addie menatap lega ke Jordan. "Please ... Rambut aku sudah tinggal ada sepasang burung murai bersarang disini."
Jordan tertawa. "Biar aku panggilkan perawat untuk membantu kamu mandi dan keramas."
"Thank you Jordan."
***
Akhirnya setelah mandi dan keramas, Addie tampak segar apalagi Jordan membelikan baju baru dan gadis itu tidak tahu bagaimana Jordan tahu ukuran pakaian dan underwear nya.
"Aku punya dua adik kembar perempuan dan melihat kamarnya, otomatis tahu ukuran baju perempuan. Badan kamu juga tidak beda jauh ukurannya dengan dua adikku," jawab Jordan saat Addie menanyakan.
"Siapa nama adikmu?"
"Joy dan Jessica. Joy bekerja di perusahaan keuangan, sebagai finance consultant di New York dan Jessica sebagai kurator di museum, juga di New York." Addie bisa melihat bagaimana wajah bangga Jordan dengan dua adik perempuannya.
"Bagaimana bisa mereka berbeda bidang pekerjaan?"
"Memang mereka passionnya berbeda. Daddy dan mommy aku tidak masalah selama mereka memang suka dan fokus dengan pekerjaannya."
Addie mengangguk dan tak lama Caroline masuk untuk memeriksa kondisinya.
"Wah, kamu sudah tampak segar," senyum Caroline.
"Sudah mandi dan keramas ... Itu sesuatu," senyum Addie.
"Apakah rambut kriwil kamu itu asli?" tanya Jordan.
"Sepertinya asli," jawab Addie sambil memegang rambutnya.
"Oke Addie. Aku cuma ingin melihat kondisi kamu. So far, baik semua hanya saja kepala kamu mengalami benturan hingga ...."
"Amnesia Retrograde atau amnesia disosiatif atau amnesia pasca trauma atau amnesia infantile?" potong Addie. "Kalau menurut aku, kejadian aku ini gabungan dari semuanya."
Jordan dan Caroline melongo. "Tunggu, bagaimana kamu tahu?" tanya Caroline bingung.
Addie pun tertegun. Bagaimana dia bisa tahu macam-macam amnesia?
"Apakah kamu dulu seorang dokter?" tanya Jordan ikut bingung.
"A ... Aku tidak tahu ...." Addie menatap nanar ke kedua orang didepannya. "Aku tidak ingat ...." Addie berusaha mengingat tapi yang dia dapat adalah kepalanya sakit luar biasa. "Aduh ... Kepalaku sakit!" Gadis itu memegang kepalanya dan Caroline langsung menangani Addie sementara Jordan mengambil segelas air putih.
"Minum dulu Addie. Jangan kamu paksa," ucap Jordan lembut dan Addie menerima gelas itu dengan tangan gemetar hingga Jordan ikut memegangnya. "Pelan-pelan ...."
Caroline menatap Addie lekat. "Aku rasa aku pernah melihat kamu tapi dimana aku tidak ingat."
"Mungkin di majalah model?" jawab Jordan asal membuat Caroline menyipitkan matanya.
"Jordan, aku sudah kenal kamu lama dan aku sudah terbiasa dengan mulut asal mangap kamu. Tapi ini yang paling absurd yang pernah aku dengar!" ucap Caroline judes.
"Lho siapa tahu kan?" balas Jordan sambil meletakkan gelas yang tinggal separuh diatas nakas.
"Semoga kita segera tahu identitas kamu ya Addie," senyum Caroline.
"Aamiin," timpal Jordan sementara Addie masih merasa bingung bagaimana dia tahu soal medis.
***
Ruang Kerja Favian Smith
Duncan dan Favian melongo saat tahu siapa Addie. Keduanya tidak menduga jika gadis yang diselamatkan Jordan adalah seorang anak sultan.
"Aku akan hubungi Jordan." Duncan mengambil ponselnya.
"Bilang sama mas Jordan ... Hati-hati. Nyawa Addie dalam bahaya," ucap Favian.
"Apa maksud kamu Vian?" tanya Duncan sebelum menghubungi Jordan.
"Ayah Addie tewas dibunuh. Pembunuhnya belum ditemukan dan ditangkap polisi." Favian memperlihatkan artikel di layar monitor. "Bisa jadi, pembunuhnya juga mengincar Addie."
Duncan membaca artikel itu dan mengusap dagunya. "This is not good."
***
Note
Amnesia memiliki beberapa jenis, antara lain amnesia anterograde (kesulitan membentuk memori baru), amnesia retrograde (kesulitan mengingat memori masa lalu), amnesia global sementara (kehilangan ingatan sementara), amnesia disosiatif (terkait trauma psikologis), amnesia pasca trauma (akibat cedera kepala), dan amnesia infantil (tidak mengingat masa kecil).
Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai jenis-jenis amnesia:
- Amnesia Anterograde: Penderita kesulitan membentuk memori baru, meskipun dapat mengingat kejadian sebelum amnesia terjadi.
- Amnesia Retrograde: Penderita kesulitan mengingat kejadian di masa lalu, namun dapat membentuk memori baru.
- Amnesia Global Sementara: Kehilangan ingatan yang mendadak dan bersifat sementara, biasanya berlangsung tidak lebih dari 24 jam.
- Amnesia Disosiatif: Kehilangan ingatan yang terkait dengan pengalaman traumatis atau stress psikologis.
- Amnesia Pasca Trauma: Kehilangan ingatan yang terjadi setelah mengalami cedera kepala.
-Amnesia Infantil: Tidak mengingat kejadian
yang terjadi dalam 3-5 tahun pertama kehidupan.
- Blackout Amnesia: Kehilangan ingatan sementara akibat konsumsi alkohol atau obat-obatan.
Sumber Google
Visualnya Jordan O'Grady
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!