NovelToon NovelToon

Pernikahan Gadis Bar-bar

1. putus

Seorang gadis cantik berusia 25 tahun sedang mendorong motornya yang bocor ke bengkel sambil menggerutu kesal,dia adalah Nadhira Abraham.

 " akhirnya sampai juga "ucap Nadhira memarkirkan motornya sambil menghela nafas panjang.

 " kenapa lagi ?"tanya Dito sambil menghampiri Nadhira yang terlihat kelelahan habis mendorong motornya.

 " bannya bocor, tolong diperbaiki "ucap Nadhira sambil duduk di kursi.

 " kau ini anak orang kaya, kenapa tidak naik mobil saja sih ?"komen Dito pemilik bengkel sekaligus temanya Nadhira.

 " enggak usah banyak komen deh, cepat diperbaiki aku lagi buru-buru nih "ucap Nadhira

 " iya sabar "ucap Dito sambil mengerjakannya.

Nadhira menunggu bannya selesai ditempel sambil bermain ponselnya.

 " sudah selesai belum ?"tanya Nadhira sambil menoleh kearah Dito.

 " sudah "ucap Dito sambil ngelap tangannya dengan handuk.

 " nih uangnya, kembaliannya ambil saja "ucap Nadhira sambil memberikannya kepada Dito.

 " aku pergi dulu "ucap Nadhira sambil naik keatas motor nya.

 " hati-hati "ucap Dito

 " iya "ucap Nadhira sambil menancap gas motornya.

( 10 menit kemudian )

Nadhira sampai di sebuah cafe,ia turun dari motornya dan berjalan masuk kedalam cafe tersebut.

 " sorry lama,ban motorku bocor soalnya "ucap Nadhira sambil duduk di kursi.

 " santai saja, aku juga baru sampai "ucap Jihan sambil menyimpan ponselnya.

 " sudah pesan belum ?"tanya Nadhira sambil meletakkan tasnya di atas meja.

 " sudah, aku juga sudah memesan makanan untuk mu "ucap Jihan.

 " kau emang sahabat terbaik ku "ucap Nadhira sambil tersenyum senang.

 " silahkan "ucap pelayan yang mengantarkan pesanan mereka.

 " makasih ya "ucap Nadhira sambil mengambil makanannya.

 " sama-sama "ucap pelayan tersebut sambil kembali ke belakang.

mereka pun mulai menikmati makanannya sambil berbincang-bincang ringan.

 " eh nad, itu bukannya Leon ya ?"ucap Jihan yang tidak sengaja melihat Leon masuk kedalam cafe tersebut bersama seorang gadis.

 " mana ?"tanya Nadhira sambil menoleh kearah belakang.

 " dia datang sama siapa tuh ?"tanya Jihan lagi

 " kurang ajar "ucap Nadhira sambil beranjak bangun dan pergi menghampiri mereka.

 " sepertinya bakalan ada pertunjukan nih "ucap Jihan sambil duduk manis di kursinya.

 " oh jadi begini kelakuan kamu dibelakang aku ?"tanya Nadhira sambil berdiri di belakang Leon.

 " Nadhira "ucap Leon dengan gugup sambil menatap kearah Nadhira.

 " aku bisa jelasin,ini tidak seperti yang kau lihat "ucap Leon sambil berdiri dari tempat duduknya.

 " sayang, dia siapa ?"tanya cewek yang bersama Leon.

 " sayang ?"tanya Nadhira lagi yang membuat Leon berkeringat dingin.

 " dasar brengsek, kita putus !"ucap Nadhira sambil menampar pipi Leon dengan keras, lalu berbalik pergi.

 " sayang kamu tidak apa-apa ?"tanya cewek tersebut sambil memegang pipi Leon.

 " ayo kita pergi "ucap Nadhira sambil mengambil tasnya.

 " iya "ucap Jihan sambil meletakkan uang diatas meja lalu berlari menyusul Nadhira yang pergi dengan buru-buru.

 " dasar brengsek,berani sekali dia selingkuh dari aku "gerutu Nadhira dengan kesal sambil berjalan kearah motornya.

 " nad Kamu tidak apa-apa ?"tanya Jihan sambil menghampiri Nadhira yang sedang duduk di atas motornya.

 " kesal saja dia berani selingkuhi aku dengan cewek cabe-cabean begitu "gerutu Nadhira yang merasa tidak terima.

 " sudah lah nad, cowok modelan kayak Leon tidak usah dipikirkan "ucap Jihan.

 " ngapain juga aku mikirin dia, buang-buang waktu saja "ucap Nadhira yang tidak mau buang-buang air mata menangis cowok brengsek seperti Leon.

 " untuk menghilangkan rasa kesal Lo bagaimana kalau kita jalan-jalan saja ?"ajak Jihan.

 " ide yang bagus, ayok naik "ucap Nadhira sambil memakai helm.

 " siap bos "ucap Jihan sambil duduk di belakang, Nadhira menancap gas motornya dan pergi dari sana.

Mereka pun seru-seruan naik motor sambil mengelilingi pantai. Nadhira berteriak melepaskan kekesalannya, begitu juga dengan Jihan yang ikut berteriak lalu keduanya tertawa bersama.

( sorenya )

 Nadhira baru kembali kerumah setelah puas jalan-jalan dengan Jihan.

 " assalamualaikum "ucap Nadhira sambil masuk kedalam rumah.

 " waalaikumsalam "jawab buk Herlin, Nadhira pun berjalan menghampiri mamanya yang sedang duduk di sofa sambil membaca buku.

 " habis dari mana jam segini baru pulang ?"tanya buk Herlin.

 " habis jalan-jalan sama Jihan ma "ucap Nadhira sambil menyalami mamanya.

 " yasudah sana mandi "ucap buk Herlin

 " aku ke kamar dulu ma "ucap Nadhira sambil pergi ke kamarnya yang berada di lantai atas.

Sementara di tempat lain lebih tepatnya di kediaman Ferdinand, sepasang suami istri sedang duduk berbincang-bincang di ruang tamu sambil minum teh.

 " diusianya yang sekarang bukankah sudah saatnya Gibran untuk menikah ?"ucap buk Laras yang tak lain ibu tirinya Gibran.

 " mau menikah dengan siapa ? Setiap hari dia hanya sibuk bekerja saja "ucap pak Haris sambil menyeruput tehnya.

 " kamu tenang saja, biar aku yang mencarikan calon istri untuk Gibran "ucap buk Laras sambil tersenyum.

 " tidak perlu repot-repot karena saya sudah memilih calon yang cocok untuk cucu saya "ucap buk Diana yang tiba-tiba datang.

 " silahkan duduk ma "ucap pak Haris sambil menatap kearah mantan ibu mertuanya.

 " bik tolong buatkan air minum "teriak buk Laras.

 " bagaimana kabar mama ?"tanya pak Haris

 " tidak perlu basa-basi, saya kesini cuma mau membicarakan tentang perjodohan Gibran "ucap buk Diana yang tidak mau basa-basi.

setelah mamanya Gibran meninggal hubungan keduanya emang tidak baik, ditambah lagi setelah pak Haris menikah lagi dengan janda anak satu.

 " mama mau menjodohkan Gibran dengan siapa ?"tanya pak Haris

 " yang pasti dia dari keluarga baik-baik dan setara dengan keluarga Agra "ucap buk Diana sambil melirik kearah buk Laras.

 " kalo menurut mama itu yang terbaik aku setuju saja "ucap pak Haris

 " bagus, karena kau tidak punya hak untuk membantah "ucap buk Diana sambil melirik sekilas kearah pak Haris.

 " bagaimana kalau Gibran tidak setuju ?"ucap buk Laras

 " itu biar menjadi urusan saya "ucap buk Diana sambil beranjak bangun dari tempat duduknya.

 " saya permisi dulu "ucap buk Diana sambil beranjak pergi.

 " iya hati-hati "ucap pak Haris sambil tersenyum.

 " dasar sombong "ucap buk Laras yang merasa kesal dengan sikap buk Diana yang selalu menghinanya.

 " hah "pak Haris hanya menghela nafas panjang sambil kembali duduk di sofa.

...**...

keesokan harinya, disebuah kamar terlihat seorang pria tampan dengan pastur tubuh tegap sedang bersiap-siap untuk berangkat kerja. Dia adalah Gibran Ferdinand, putra tunggal dari Haris dan Evelina.

diusianya yang hampir memasuki kepala tiga Gibran belum juga kepikiran untuk menikah,waktunya habis hanya untuk bekerja dan bekerja.

selesai bersiap Gibran mengambil kunci mobilnya dan berjalan keluar kamar.

 " ayo kita sarapan bersama "ajak buk Laras sambil menatap kearah putra tirinya. Tapi Gibran hanya berlalu begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun pun.

 " lihatlah sikap putramu itu "ucap buk Laras yang merasa kesal dengan sikap dingin Gibran.

 " dia emang tidak pernah menyukai aku, padahal selama ini aku sudah berusaha menjadi ibu yang baik untuknya "gerutu buk Laras

 " sudahlah tidak usah diambil hati "ucap pak Haris sambil melanjutkan makannya, mendengar itu buk Laras hanya berdecak kesal.

2. di lamar

Gibran turun dari mobilnya lalu berjalan masuk kedalam kantor dengan aura dinginnya,para karyawan yang sedang asyik bergosip pun langsung berlari kocar-kacir kembali kemeja kerja mereka masing-masing begitu melihat kedatangannya.

 " selamat pagi pak "sapa Rio sang sekretaris yang sudah berdiri di depan ruang kerja Gibran dengan setumpuk berkas di tangannya.

 " hmm "ucap Gibran dengan cuek sambil masuk kedalam ruangan kerjanya.

 " dasar irit "gerutu Rio sambil mengikuti Gibran kedalam.

 " ini ada beberapa berkas yang ditandatangani pak "ucap Rio sambil meletakkannya di atas meja.

 " ada lagi ?"tanya Gibran sambil menandatanganinya.

 " itu saja pak "ucap Rio sambil mengambil kembali berkasnya.

 " saya permisi dulu pak "ucap Rio sambil beranjak pergi.

 " tunggu "ucap Gibran

 " ya pak, kenapa ?"tanya Rio sambil berbalik menatap kearah Gibran.

 " ambilkan berkas laporan keuangan perusahaan "ucap Gibran

 " baik pak "ucap Rio sambil pergi.

tak lama Rio kembali sambil membawakan berkasnya.

 " ini pak berkasnya "ucap Rio sambil menyerahkan kepada Gibran.

 " kamu boleh pergi "ucap Gibran sambil membuka berkasnya.

 " baik pak "ucap Rio sambil kembali ke meja kerjanya.

 sementara Gibran fokus memeriksa berkas keuangannya.

 " Ehem !"tegur buk Diana yang masuk tanpa mengetuk pintu.

 " Oma "ucap Gibran sambil menoleh kearah neneknya yang tiba-tiba datang.

 " apa Oma menganggu ?"tanya buk Diana sambil duduk di sofa.

 " enggak, ada apa Oma kesini ?"tanya Gibran sambil ikut duduk di sofa.

 " apa Oma tidak boleh kesini ?"tanya buk Diana sambil menatap kearah cucunya.

 " bukan begitu, tumben aja Oma datang ke kantor "ucap Gibran.

 " baiklah Oma akan langsung saja "ucap buk Diana sambil menghela nafas panjang.

 " tujuan Oma datang kesini karena ingin membicarakan tentang perjodohan mu "ucap buk Diana sambil menatap kearah Gibran.

 " Oma sudah memilihkan calon istri yang cocok untuk mu, besok kita akan datang untuk melamarnya "ucap buk Diana lagi, sementara respon Gibran hanya diam saja tanpa mengatakan sepatah katapun.

 " apa kau mendengarkan Oma ?"tanya buk Diana yang melihat Gibran diam saja.

 " iya "ucap Gibran sambil menghela nafas panjang.

 " kenapa menghela nafas panjang begitu ?,tidak suka dengan keputusan Oma ?"tanya buk Diana sambil menatap kearah Gibran.

 " apa harus dijodoh-jodohkan begitu ?"tanya Gibran yang merasa tidak suka.

 " kalau tidak mau Oma jodohin harusnya sekarang itu kamu sudah punya calon istri pilihan mu sendiri "omel buk Diana yang membuat Gibran terdiam.

 " usiamu sudah 29 dan belum juga menikah, sebenarnya kamu ingin menjadi bujang karatan atau bagaimana ?"semprot buk Diana yang merasa heran.

 " kamu tau tidak isu diluar sana ada yang mengatakan kalau kamu itu tidak normal ?"tanya buk Diana sambil menatap kearah Gibran.

 " Oma tidak mau lagi mendengarkan alasanmu, pokoknya besok kamu ikut Oma titik "ucap bik Diana sambil beranjak bangun dari tempat duduknya.

 " Oma pulang dulu "ucap buk Diana sambil berjalan keluar dari ruang kerja Gibran.

 " hah !"Gibran hanya bisa menghela nafas panjang sambil menyandarkan tubuhnya di sofa.

...**...

Mentari pagi sudah nampak cahayanya, begitu juga dengan burung-burung mulai berkicau riang di pepohonan. Tapi Nadhira masih betah bergulung di bawah selimut menikmati mimpi indahnya.

 " Nadhira ayok bangun "buk Herlin datang membangunkan putrinya.

 " aku masih ngantuk ma "rengek Nadhira sambil kembali menarik selimutnya.

 " cepat bangun !"ucap buk Herlin sambil menarik selimut yang menutupi wajah putrinya.

 " ada apa sih ma ? Ini masih pagi "tanya Nadhira dengan mata setengah melek.

 " ada tamu yang akan datang, cepat siap-siap "ucap buk Herlin sambil beranjak pergi.

 " cepat mandi jangan tidur lagi "ucap buk Herlin sambil keluar dari kamar Nadhira.

 " iya "ucap Nadhira dengan malas sambil beranjak menuju kamar mandi.

selesai mandi Nadhira turun kebawah dan melihat para pelayan sedang sibuk membereskan rumah dan juga menyiapkan makanan.

 " ini sebenarnya ada acara apa sih pa ?"tanya Nadhira sambil menghampiri papanya yang sedang duduk di meja makan sambil minum kopi.

 " ada yang ingin melamar mu "ucap pak David sambil menyeruput kopinya.

 " Apa ?"ucap Nadhira yang terkejut

 " papa bercanda kan ?"tanya Nadhira sambil menatap kearah papanya.

 " siapa yang bercanda ? papa serius "ucap pak David yang membuat Nadhira terdiam.

 " daripada setiap hari kau keluyuran tidak jelas lebih baik papa nikahkan saja kau "ucap pak David lagi.

 " enggak,aku enggak mau "tolak Nadhira dengan tegas.

 " papa tidak meminta pendapatmu "ucap pak David dengan santai.

 " setiap hari kau hanya main-main saja,membantu papa mengurus perusahaan juga tidak mau yasudah lebih baik papa nikahkan saja "ucap pak David yang membuat Nadhira semakin lemes.

 " tapi aku belum mau nikah pa "rengek Nadhira sambil memegang tangan papanya.

 " kakak mau nikah ?"potong Naufal yang tiba-tiba datang menghampiri mereka.

 " iya, kakakmu akan menikah "ucap buk Herlin sambil meletakkan sarapannya di atas meja.

 " mama.."rengek Nadhira yang tidak ingin menikah.

 " hahaha "bukannya kasian dengan nasip kakaknya Naufal malah ketawa ngakak.

 " kau pikir ini lucu ?"gerutu Nadhira dengan kesal sambil memukul kepala adiknya.

 " sakit bodoh "ucap Naufal sambil memegang kepalanya.

 " ayok duduk kita sarapan "ucap buk Herlin sambil menatap kearah Nadhira.

 " tidak perlu memasang wajah cemberut begitu,cepat duduk "ucap pak David sambil melirik sekilas kearah putrinya.

 " kalian emang tidak sayang sama aku "ucap Nadhira sambil duduk di kursi.

sementara di kediaman Ferdinand, semua orang sudah siap untuk pergi melamar calon istri untuk Gibran.

mereka masuk kedalam mobil dan pergi menuju ke kediaman Abraham.

 " sampai di sana nanti jangan memasang wajah dingin mu itu "ucap buk Diana sambil menatap kearah Gibran.

mendengar itu Gibran hanya diam saja sambil membuang pandangannya kearah luar.

( 15 menit kemudian ) mereka pun sampai di kediaman Abraham.

mereka turun dari mobil dan berjalan menghampiri pak David dan buk Herlin yang sudah menyambut mereka didepan pintu.

 " mari silahkan masuk "ucap pak David sambil tersenyum ramah.

 " iya "ucap pak Haris sambil berjalan masuk kedalam.

 " silahkan duduk "ucap buk Herlin sambil tersenyum.

 " bik tolong minumnya ya "ucap buk Herlin sambil ikut duduk di sofa.

 " ini Naufal anak kedua kami "ucap pak David memperkenalkan Naufal.

Naufal pun menyalami mereka sambil tersenyum ramah.

tak lama bibik datang membawakan minuman dan juga makanan untuk para tamu.

 " silahkan diminum "ucap pak David, mereka hanya mengangguk sambil tersenyum.

 " Nadhira nya mana ?"tanya buk Diana

 " tolong panggilkan kakak mu "ucap buk Herlin kepada Naufal.

 " baik ma "ucap Naufal sambil pergi ke kamar kakaknya.

 " tok tok tok "Naufal masuk sambil mengetuk pintu.

 " apa ?"tanya Nadhira dengan sewot

 " disuruh turun sama mama ayok "ucap Naufal sambil menarik tangan Nadhira.

 " yaudah enggak usah tarik tarik "protes Nadhira

 " cie yang mau ketemu calon suami "goda Naufal sambil menyenggol lengan kakaknya.

 " bisa diam enggak ?"tanya Nadhira sambil menatap tajam kearah Naufal.

 " iya "ucap Naufal yang melihat tatapan maut dari kakaknya.

3. canggung

 " itu Nadhira nya "ucap buk Herlin sambil menatap kearah Nadhira yang turun bersama Naufal.

 " lebih cantik aslinya ternyata "ucap buk Diana sambil tersenyum.

Nadhira pun menyalami mereka semua kecuali Gibran,ia berusaha tersenyum ramah meskipun dalam hatinya merasa kesal. Setelah bersalaman Nadhira duduk di samping ibunya.

 " seperti yang kita bicarakan kemarin, maksud kedatangan kami kesini karena ingin melamar Nadhira untuk cucu saya Gibran "ucap buk Diana sambil tersenyum.

 " mama yakin ingin menjodohkan aku dengan dia ?"bisik Nadhira sambil melirik kearah Gibran yang duduk diam dengan wajah datarnya.

 " yakinlah, orangnya ganteng begitu "ucap buk Herlin sambil tersenyum.

 " ganteng apanya ? Kayak beruang kutub gitu "gerutu Nadhira.

 " jadi bagaimana ? Apa lamaran kami diterima ?"tanya buk Diana lagi

 " selama Gibran nya baik dan bisa bertanggungjawab kami sih tidak masalah "ucap pak David

 " bagaimana dengan Nadhira ?"tanya buk Diana sambil menatap kearah Nadhira.

 " aku.."ucap Nadhira

" Nadhira juga menerima nya, ya kan sayang ?"potong buk Herlin sambil mencubit pinggang Nadhira.

 "syukurlah kalau begitu "ucap buk Diana sambil tersenyum senang.

 " tapi aku tidak mau ma "bisik Nadhira sambil menatap kearah mamanya.

 " sudah terima saja, dimana lagi kau akan menemukan pria seperti Gibran ?"bisik buk Herlin yang membuat Nadhira berdecak kesal.

 " karena ini kabar baik kami ingin melangsungkan pernikahan mereka dalam waktu dekat ini, bagaimana menurut kalian ?"ucap buk Diana yang sudah tidak sabar ingin menikahkan Gibran.

 " kami sih tidak masalah, semakin cepat semakin baik "ucap pak David yang membuat Nadhira semakin lemes.

 " Alhamdulillah kalo begitu "ucap buk Diana tersenyum senang sambil melirik kearah Gibran hanya diam saja.

 " yasudah kalau begitu kami ingin pamit pulang dulu "ucap buk Diana sambil beranjak bangun dari tempat duduknya.

 " buru-buru sekali "ucap buk Herlin sambil sambil bersalaman dengan buk Diana dan juga buk Laras.

 " Oma pulang dulu "ucap buk Diana sambil memeluk Nadhira.

 " iya "ucap Nadhira sambil tersenyum.

buk Herlin dan pak David mengantar mereka hingga kedepan pintu, sementara Nadhira memilih kembali duduk di sofa sambil menghela nafas panjang.

 " apa lihat-lihat ?"tanya Nadhira dengan sewot sambil menatap kearah adiknya.

 " di jodohin "ledek Naufal sambil tertawa terbahak-bahak

 " bruk !"Nadhira yang kesal langsung melempari Naufal dengan bantal sofa.

 " tidak kena "ucap Naufal yang membuat Nadhira semakin kesal.

 " awas kau ya "ucap Nadhira sambil beranjak bangun, melihat itu Naufal langsung ambil langkah seribu menuju kamarnya.

 " dasar menyebalkan !"gerutu Nadhira, kalau bersama keduanya tidak lebih seperti Tom and Jerry.

( keesokan harinya )

Jihan masuk kedalam cafe dan berjalan menghampiri Nadhira yang sudah menunggunya.

 " kenapa wajahmu kusut begitu ?"tanya Jihan sambil menatap kearah Nadhira.

 " aku dijodohin "ucap Nadhira sambil menghela nafas panjang.

 " hah yang benar ?"tanya Jihan yang terkejut mendengarnya.

 " hmmm "ucap Nadhira dengan lemas.

 " dengan siapa ? Ganteng tidak ?"tanya Jihan lagi.

 " kau senang ya aku dijodohin ?"gerutu Nadhira sambil menatap kearah Jihan.

 " ya bukan begitu,aku kan cuma nanya "ucap Jihan

 " terus kamu menolak perjodohan itu ?"tanya Jihan

 " aku tidak punya kesempatan untuk menolaknya, orang tuaku ngebut banget pengen aku kawin "ucap Nadhira

 " sekarang aku harus bagaimana ?"rengek Nadhira yang menangis nasipnya.

 " yang sabar ya "ucap Jihan yang merasa kasian dengan sahabatnya itu.

 " apa aku kabur aja ya ?"ucap Nadhira sambil berpikir.

 " kamu ini, enggak semua perjodohan itu buruk siapa tau nanti kau malah bahagia setelah menikah dengannya "nasehat Jihan

 " ngomong doang mah enak "ucap Nadhira sambil menyeruput minumannya.

 " daripada kamu menikah dengan Leon yang tukang selingkuh itu "tambah Jihan lagi.

 " tidak usah membahas laki-laki brengsek itu "gerutu Nadhira yang merasa kesal.

 " emang kamu mau dijodohin dengan siapa sih ?"tanya Jihan yang merasa penasaran.

 " dengan Gibran Ferdinand "ucap Nadhira

 " Apa ?"teriak Jihan.

 " kenapa sih ?"tanya Nadhira yang melihat respon Jihan.

 " benaran kamu dijodohin dengan dia ?"tanya Jihan lagi sambil menatap kearah Nadhira

 " iya,kamu kenal dengan dia ?"tanya Nadhira balik

 " siapa coba yang tidak kenal sama Gibran Ferdinand ? Satu-satunya pewaris dari keluarga Agra dan Ferdinand "ucap Jihan yang tidak menyangka kalau sahabatnya akan dijodohkan dengan Gibran.

 " tapi dengar-dengar nih ya "ucap Jihan sambil duduk lebih dekat lagi dengan Nadhira.

 " dengar-dengar apa ?"tanya Nadhira sambil menatap kearah Jihan.

 " dia itu gay "ucap Jihan dengan pelan

 " ah yang bener ?"tanya Nadhira yang tidak percaya pria tampan seperti Gibran masak suka sesama pedang.

 " dengar-dengarnya sih begitu, soalnya selama ini dia tidak pernah terlihat dekat dengan perempuan manapun, kemana-mana selalu ditemui oleh sekretaris nya "ucap Jihan, mendengar itu Nadhira pun terdiam entah apa yang sedang dipikirkannya.

 " kalo begitu aku setuju menikah dengannya "ucap Nadhira setelah lama terdiam.

 " what !"ucap Jihan yang syok dengan keputusan sahabatnya itu.

 " kamu serius ?"tanya Jihan lagi Nadhira hanya mengangguk sambil tersenyum.

 " bukannya tadi kau merengek tidak mau menikah, kenapa sekarang tiba-tiba mau ?"tanya Jihan sambil menatap heran kearah sahabatnya itu.

 " aku akan membuktikan dia itu gay atau bukan,kalau dia terbukti benaran seorang gay maka aku bisa langsung menceraikannya "ucap Nadhira yang menemukan jalan keluar untuk masalahnya.

 " terserah kau saja lah "ucap Jihan yang tidak mau ambil pusing.

...**...

Hari-hari pun berlalu,dan kini tibalah hari yang paling dinanti-nantikan yaitu pernikahan Nadhira dan Gibran.

acaranya terlihat sangat mewah dan juga glamor, banyak kerabat dan juga kolega bisnis yang hadir.

Nadhira turun kebawah dan berjalan menuju meja akad dengan didampingi oleh Jihan dan mamanya, Ia terlihat sangat cantik dan anggun dengan balutan kebaya pengantin berwarna putih.

Nadhira duduk di samping Gibran yang juga terlihat semakin tampan dengan balutan jas pengantin berwarna senada dengannya.

acara ijab Kabul nya pun segera dimulai dengan hikmat, Gibran dengan lancar menyambut akad nikahnya dengan satu kali tarikan nafas.

 " Alhamdulillah...."penghulu membacakan doa untuk kedua pengantin.

Nadhira menoleh kearah Gibran sambil mengulurkan tangannya, Gibran memberikan tangannya serta mencium singkat kening Nadhira.

 " selamat ya sayang,mama doain semoga kalian selalu bahagia "ucap buk Herlin sambil memeluk Nadhira.

 " selamat ya "Jihan ikut memberikan ucapan selamat sambil memeluk erat sahabatnya itu.

 " selamat ya sayang,Oma sangat senang "ucap buk Diana sambil memeluk Gibran yang memasang wajah datar tanpa ekspresi.

 " jangan lagi bersikap kekanak-kanakan "ucap pak David sambil memeluk putrinya, meskipun merasa sedikit kesal Nadhira tetap membalas pelukan papanya.

selanjutnya mereka naik keatas pelaminan untuk berfoto bersama keluarga dan sahabat. Meskipun berdiri dekat-dekat baik Nadhira mau Gibran tidak ada yang berbicara, kedua terlihat sangat canggung dan asing.

saat para keluarga turun dari pelaminan sang fotografer mengarahkan untuk berpose romantis.

 " untuk masnya tolong di rangkul pinggang istrinya dan saling tatapan ya "ucap fotografer

mau tidak mau Gibran pun merangkul pinggang Nadhira, dan untuk pertama kalinya keduanya saling tatapan dengan jarak yang sangat dekat.

 " ya begitu, oke bagus "ucap fotografer sambil memotret mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!