NovelToon NovelToon

Hati Yang Berani

pandangan pertama

BAB 1

Setelah ayahku dipenjara banyak partai yang mempromosikan anggota mereka menjadi presiden baru, dan untuk sementara ini dewan perwakilan masyarakatlah yang mengatur kestabilan negara ini. Banyak yang mencalonkan diri menjadi pemimpin baru dan tidak sedikit dari mereka yang mengunakan taktik untuk membuat masyarakat terpengaruh untuk memilih mereka tapi aku tetap menjalankan tugasku untuk mengabdi negara ini meskipun aku masih mengingat tragedi yang dialami olehku dan ayahku belum lama ini dan itu masih membekas di ingatanku dan mataku yang terluka ini, itu membuatku tidak bersemangat sampai aku bertemu dengannya.

"Huff.... apa yang harus aku lakukan sekarang? Raka kasih solusi dong...."

Raka menjawab dengan wajah yang lesu

"Oyy! Gw juga bingung.. semenjak ayahlu dipenjara nih yah... Ga ada tugas buat kita!.."

Lalu dia menjawab lagi dengan muka terkejut

"Apakah..... Kita tidak dibutuhkan lagi??.."

Aku menjawab sambil memukul pundaknya

"Tidak mungkin apa yang bisa dilakukan negara ini tanpa kita. Haha!..."

"Ayo kita pergi ngirim surat ini...ini dari pak Haris untuk seseorang.."

Raka menjawab dengan wajah sedikit senang

" Ayo! Tapi.... Kemana?"

"Ayo kita ke desa kaki naga untuk mengirim surat ini "

Raka menjawab dengan penuh semangat

"Ayokkk hmmm......"

"Baiklah ayo"

Kami memutuskan untuk pergi kepinggiran kota dengan mobilku setengah jam kami tempuh perjalanan.

Diperjalanan banyak spanduk calon presiden yang baru dan banyak visi misi mereka, dan yang paling sering muncul di visi misi mereka adalah "kesejahteraan untuk rakyat". Kata-kata yang sangat nempel pada mereka.

Aku berkata.

"Wah banyak sekali yang mencalonkan! visi misi mereka juga bagus bagus!"

Temanku menjawab dengan menyeleneh

"Mehh... Itu cuman kata kata bukan perbuatan nyata. Paling habis jadi presiden mereka nyari uang masing masing."

Dalam hati, aku juga sependapat dengan Raka tidak ada yang benar benar bersih disini.

Akhirnya kami sampai di desa kaki naga kondisi disana jauh lebih baik dari terakhir kali aku melihatnya rumah rumah mereka sudah bisa dihuni dengan layak mereka juga menggunakan sandang yang baik. Ternyata (dewan perwakilan masyarakat) bisa menjalankan tugas dengan baik

Saat kami sampai disana masyarakat sangat antusias menyambut kedatangan kami dan dari mereka rela berdesak-desakan hanya untuk melihatku.

"Yaampun seistimewa itukah aku"

Raka: "iye lu doang gw kaga!.."

Kemudian salah satu warga yang dikenal dengan pimpinan mereka yaitu pak Joko datang menghampiri kami

" Selamat datang pak Faisal senang bisa bertemu denganmu lagi"

"Siang pak.. saya kesini ada sedikit urusan hehe" jawabku dengan perasaan malu

Pak joko menjawab

"Tidak apa-apa kau bisa kesini kapanpun kau mau"

Aku menjawab dengan tersenyum

"Terima kasih pak.. senang mendengar itu!"

Setelah perbincangan singkat dengan pak Joko kami pun berkeliling untuk melihat lihat keadaan disana tapi karena Raka izin padaku untuk mencari toilet. Jadi aku mengizinkannya, aku sendiri disini tapi tidak lama

Aku melihat ada anak kecil yang sedang berlarian di sekitar rumah tua yang atapnya hampir roboh dan ada satu wanita yang mengejarnya.

Dan tiba-tiba atap rumah itu jatuh kearah mereka.

" AWAS!! " teriaku

Wanita itu menengok keatas dan melihat atap itu akan mengenai anak itu, wanita itu menghampiri anak itu dan memeluk anak itu.

Aku dengan cepat melindungi mereka berdua dan alhasil aku yang terkena atap itu sakit sihhh tapi karena aku seorang perwira jadi aku sudah biasa...

Lalu aku muali berbicara dengan mereka samebil menahan atap itu

" Kalian gpp? "

Wanita itu refleks menengok kearahku dan disitulah kami saling bertatap muka matanya seperti berlian dan mulutnya seperti kelopak bunga entah kenapa saat aku melihatnya jantungku langsung berdebar kencang waktu terasa berhenti sejenak, wanita itu langsung berdiri.

Wanita itu mulai berbicara padaku wajahnya agak panik

"M-maaf pak Faisal saya hanya ingin melindungi Arif"

Aku menjawab dengan gugup

"Ah-a-iya gpp kok... Saya juga kebetulan lewat sini kok terus lihat kalian mau ketiban tangga engga mungkin saya cuman diem"

Kami hanya saling bertatap dan Saling tersenyum

Tetapi Anak kecil bernama Arif itu mulai bertanya.

"Kok mata pak Faisal yang satu diperban? Pak Faisal buta yaa?..." Dia berkata dengan polosnya.

Wanita itu menjawab anak itu dengan mengomelinya

" Heh.. adek ga boleh gitu sama pak faisal! Cepet minta maaf!"

Aku menjawab

"Ah.. tidak apa, sebenarnya mata saya buta karena tertembak oleh senjata ayah saya makanya mata saya jadi buta.."

Wanita itu menjawab dengan wajah kesihan

" Owh.. kami turut prihatin pak Faisal"

Aku mengangguk untuk mengatakan iya, tidak lama setelah itu wanita itu pergi dengan anak itu, mereka berpamitan denganku dan langsung pergi meninggalkanku sendiri.

"Ah iya.. aku lupa menanyakan namanya"

Aku melihat Raka berlari kearahku

Raka: "ehh lu kemana aja? Gw nyari lu dari tadi!"

Aku menjawab dengan bingung

" O-oh gw cuman jalan jalan sebentar"

Raka pun memiringkan kepalanya dan wajahnya seperti bertanya aku yang melihatnya agak bingung apa yang harus aku lakukan.

"Yaudah... Nih! Gw beli makan

Kami pun pergi mencari tempat untuk makan, dan kami pun menemukan pos ronda kosong, kami memutuskan makan disana, Raka membuka plastik merah itu dan menyiapkan wadah untuk mewadahi baksonya. Bisa bisanya dia membawa Tupperware untuk wadah baksonya, namanya juga Raka haha...

Saat kami sedang makan Raka mulai berbincang kepadaku

"Lu ngapain tadi disana? Kotor lagi baju lu.."

Aku menjawabnya

"Owhh.... Tadi ada kecelakaan sedikit"

Raka: "oh iya... Lu tadi ketemu cewek yaa......"

"Hah?.. kok lu tau?"

Raka: "soalnya tadi gw sempet lihat sebentar lu lagi ngobrol sama cewek

Aku langsung bertanya padanya

"lu udah tau dia?"

lu kenal?"

Raka mulai tersenyum dan menjawab pertanyaanku

"Gw kenal dia, soalnya dia pernah bantu gw disini waktu lu engga ada"

Lalu aku bertanya padanya tentang gadis itu

" E-eh terus lu tau siapa namanya?"

Raka: "aihh... Tumben lu penasaran biasanya lu bodoamat"

Raka mulai tersenyum licik

"Owhh jangan-jangan...... Lu tertarik ya Ama dia..?"

Aku mengelaknya dengan grogi

" Ehh apasihh! Gua cuman pengen tau!"

Raka menjawab dengan tertawa

" Haha tapi pipi lu merah..."

Raka: "itu lu artinya cinta pandangan pertama sal"

"Hahh?....."

Aku berfikir sebentar tentang perkataan Raka apakah dia benar kalau ini cinta pada pandangan pertama? tapi....

Raka: "kalo lu mau kenalan Ama dia gw bisa kenalin lu ke dia"

" Engga gausah "

" Ayo kita ke rumah Amir sekarang "

Aku langsung berdiri merapikan pakaianku. Kami lanjut pergi menemui Amir dia seorang TNI AL ( angkatan laut ) kami disuruh mengirimkan dia surat ini.

Kami akhirnya sampai dirumahnya.

" Ett kalian lama banget.." tanyanya dengan kesal

" Biasa Raka makan dulu.." aku menjawab dengan menunjuk Raka dengan jempolku

" Good job.." Jawab Amir

Lalu Amir mengajak kami keluar di teras rumahnya dan memberitahu tentang pengabdiannya disini.

Saat dia sedang bicara ada beberapa orang yang sedang mengobrol disana, itu adalah wanita tadi!

Lalu Raka sadar aku tidak memperhatikan Amir berbicara dan Raka tau apa yang aku lihat. Dia langsung berbisik dengan Amir.

" Ekhmmm ada yang lagi cuci mata nih " ejek mereka berdua

" Ehh... Apasihh " elakku

Tapi mereka terus menggodaku terutama Raka.

Aku terus mengelak kepadanya tetapi wajahnya seperti tidak ada rasa bersalah sama sekali.

Kelihatannya wanita itu sedang menasehati anak tadi, aku tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka ternyata anak itu adalah anak ibu itu.

Gadis itu menasehati anak itu agar anak itu menurut perkataan ibunya, dia memiliki jiwa seorang ibu yang kuat aku terus memandanginya.

Kemudian Raka mulai menyenggol ku dan berkata.

"Cie....."

Amir juga ikut menggodaku

"Ekhmmm"

"Hah enggak... Cuman liat doang" jawabku dengan gugup

Kemudian ibu itu berbicara dengan anaknya dan menyuruhnya untuk ikut dengannya tetapi anak itu tidak mau mengikuti ibunya dia hanya ingin mengikuti gadis itu.

Kami bertiga segera menghampiri mereka dan mereka seperti terkejut dengan kedatangan kami

"E-eh pak Faisal, pak Amir?..." Jawab ibu itu dengan suara bergetar

Anehnya gadis itu langsung menundukkan kepalanya saat melihatku, aku pikir dia takut denganku. Aku terus melihatnya karena aku penasaran kenapa dia terus menundukkan kepalanya. Tiba-tiba anak itu berbicara pada ibunya.

" Lu berdua doang yang dikenal gua engga?"

Tanya Raka dengan heran

" Soalnya lu engga terkenal" Jawab Amir dengan mengejeknya

"Aku mau ikut mba Irma!!!..." Pinta anak itu dengan merengek

Ibunya menjawab

"Hadehh.... Kamu nih..."

Lalu gadis itu menasehatinya agar anak itu mau mengikuti ibunya dan akhirnya anak itu mau mendengarkannya dan mau mengikuti ibunya.

"Kamu punya jiwa seorang ibu yang kuat ya..." Aku mengatakannya sambil memandangnya.

"Ah..iya dia keponakan saya jadi saya lumayan deket sama Arif.." jawabnya sambil menundukkan kepalanya

"Oh iya...kenapa pak Faisal datang kesini?"

"Oh! Si Faisal mau kenalan sama kamu irmaaa hihi..." Raka mengatakan dengan tertawa nyaring.

" Heh lu apaan sihh"

*Faisal dan Raka berdebat*

"Eee..... Pak?... " Jawab Irma dengan rasa takut

"Ahh iya.... Nama kamu irma kan?" Aku bertanya padanya

" Kamu gausah panggil saya pak kan kita seumuran..."

"Iya... Nama saya Irma" jawabnya dengan nada pelan

"Ah Perkenalkan nama saya Aditya Faisal tapi kamu bisa panggil saya faisal "

"Ah iya nama saya irmanda senja, saya biasa dipanggil Irma"

"Namanya bagus.." jawabku dengan perasaan berdebar

"Ekhemm!!" Itu suara Raka

"Ehhhh!!" Jawab aku dan Irma dengan kompak

"Dari pada kita ngobrol disini mending cari tempat biar bisa ngobrol lebih enak" saran Amir

" Tapi gua engga ikut yaa ada kerjaan dirumah soalnya.."

Kami bertiga mencari tempat untuk mengobrol bersama dan kami memilih menobrol didekat sungai disebelah selatan pinggiran kota.

"Nahh.... Kita disini saja ngobrolnya" kataku dengan nada lelah

"Mmm......kamu...asli orang sini?" Tanyaku

"Iyah aku tinggal disini dengan ibuku"

jawabnya

"Kamu...engga ada rencana buat pindah kota?" Tanyaku

"Hufff..... sebenernya aku mau ngejar pendidikan di universitas negeri INA"

"Tapi....aku engga punya biaya buat masuk kesana"

"Kalo aku yang bayarin mau?" Kataku dengan nada tegas dan senang

"WHAT THE HELL?!" jawab Raka dengan terkejut

"Ehh! Emm......gausah mas aku bakal berusaha sendiri" jawabnya dengan tersenyum dan tawa kecil

Kami bertatap-tatapan sebentar lalu kami sama-sama melihat sunset didepan kami, angin sepoi-sepoi menimpa wajahku aku sedikit senang dan bisa melupakan tragedi yang telah menimpaku.

Setelah melihat sunset aku berpamitan dengan Irma dan mengucapkan terimakasih kepadanya.

"Oke Irma aku sama Raka pamit dulu ya...harap-harap kita ketemu lagi"

"Iya sama-sama makasih juga udah mampir kesini" jawabnya

"Hadehhhh bisa balik ke markas sekarang gw gamau jadi nyamuk doang disini!" Jawab Raka dengan kesal

Aku pun naik ke mobil dan menyuruh Raka yang menyetir.

"Lahh kenapa gw?"

"Gw capek lu sekarang yang nyetir" jawabku dengan lelah dimobil

Kami berangkat dan pergi dari sana aku selalu melihat Irma dari kaca spion mobil rasanya aku tidak ingin meninggalkannya tapi waktu yang tidak membiarkan itu terjadi dengan matahari terbenam aku harus pulang kerumah kalau tidak aku bisa digetok dengan oleh pak haris.

tumbuhnya perasaan

Bab 2

Kita berdua pulang dengan mobilku, aku yang agak mulai terlelap dan temanku Raka yang masih mengemudi. Aku masih terbayang-bayang tentang Irma dan aku mulai ada rasa tertarik dengan Irma aku mulai tersenyum-senyum sendiri.

"Hmm....hmm...Napa lu senyum-senyum sendiri....... kesurupan kuntilanak lu?" Tanyanya dengan nada malas

"Ya kagaklah! Kan gua anak baik engga mungkin ditempelin jin" jawabku

"Gua cuman mikir sesuatu...."

"Kiw kayaknya gua tau...." jawabnya dengan menggodaku

"Apasih gua cuman-"

"Apa...apa cuman apa?" Jawabnya memotong aku bicara

Kami berdebat soal perasaanku dengan Irma dan orang ini! Selalu menggodaku rasanya sebel pengen aku tempeleng palanya.

Tidak terasa kami sudah sampai markas, kami sampai sekitar jam 6 30 menit dan aku mengingat sesuatu

"Oh iyaa aku belum shalat magrib!" Jawabku dengan panik

"Lah iyaa! Gua juga belum!" Sambungnya dengan panik

Kami segera bergegas menuju masjid terdekat yaitu masjid Baitul Rahman. Setelah kami shalat ada pengumuman penting di markas kami, ternyata pemilihan jendral baru untuk menggantikan jendral yang bersekutu dengan ayahku.

Syarat untuk menjadi Jendral baru katanya adalah pangkatnya harus sudah Brigjen (brigadir jenderal) aku sudah jadi Brigjen tapi aku kurang yakin untuk mencalonkan diri tapi temanku ini malah mendorongku ke depan dan berteriak

"Pak!! Katanya Faisal mau nyalonin diri!!" Teriaknya sambil tersenyum licik

"Oh iya! Faisal mau ya nyalonin diri!" Jawab pak jendral Haris.

"Hooh...."

"Awas... Aja lu...." Ancamku dengan Raka.

Raka hanya tersenyum tipis dan sedikit tertawa kurasa dia senang menyaksikan penderitaan orang lain.

Aku berdiri didepan seluruh prajurit Tentara karena aku yang akan menjadi calon jendral baru. Tetapi ada satu prejurit yang mengajukan diri.

" Saya ingin mengajukan diri! " Teriak salah satu prajurit

" Wahh siapa itu! Maju sekarang! " Jawab jendral Haris

Itu adalah Bima, dia adalah salah satu prajurit Tentara yang hebat dan berprestasi pangkatnya sama denganku.

Bima maju dengan angkuh dan menonjolkan dadanya dengan tatapan bangga dia berdiri di hadapanku dan jendral Haris

" Saya bisa menjadi Jendral yang hebat! Bahkan lebih hebat darinya! " Jawabnya sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arahku.

" Aisss.....songongnyaa..... " Jawab Raka dengan mulut monyongnya

" Heh!.... Raka kamu ini pangkat masih latnan bukannya ngerjain misi malah sibuk godain cewek! " Omel jendral Haris

" Iya.... Pak maaf :( "

Aku agak senang dia dimarahi karena dendamku bisa terbayar.

" Baiklah! Sebelum kita menjadikan kalian jendral, kalian harus mengikuti beberapa seleksi!"

" Yaitu tes, apakah kalian pantas menjadi Jendral "

" Yang pertama akademis. Yaitu menguji pengetahuan kalian selama disini! "

"Yang kedua tes fisik, lalu ada tes psikologi, wawancara dan kesehatan! "

" Jika kalian lulus dari tes tersebut kalian akan dilantik menjadi Jendral baru! "

Hatiku bergetar mendengar syarat tersebut dan pasti aku harus berusaha mendapatkan gelar tersebut karena itu cita-citaku dulu.

Tiba-tiba pak Haris melanjutkan

" Oh iya...ingat! jendral harus bijaksana dan adil jadi percuma jika kalian lulus tes tapi tidak memiliki jiwa kepemimpinan maka kalian tidak pantas menjadi Jendral! " jawab pak Haris dengan tegas

" Oh iya kebetulan saya punya anak perempuan yang akan datang kesini dari desa kaki naga. Tolong bimbing dia"

" Hah....desa kaki naga? " Pikirku

Lalu aku bertanya kepada pak Haris

"Mmmm....pak kapan dia bakal kesini? "

Tanyaku

" Saya tidak tau.....tapi yang pasti dia bakal datang kesini " jawab pak Haris

" Seleksi akan diadakan seminggu lagi jadi persiapkan! "

" Siap! Baik pak! " Jawab kami berdua dengan tegas

Semua pasukan pun bubar dan kembali ke asrama mereka masing-masing dan aku juga kembali ke kamarku.

Di kamar aku dan Raka sedan bersiap-siap untuk tidur.

" Oyy Raka menurut lu siapa anak pak Haris"

Tanyaku

"Kaga tau Katanya anaknya pak Haris itu pisah rumah sal makanya anaknya ga pernah keliatan " jawabnya

"Pisah rumah? "

" Iya....pak Haris mau anaknya jadi jendral wanita. Lu tau kan kisahnya laksamana Malahayati? " Jawabnya dengan menunjukan hpnya

Aku menjawabnya

" Taulah wanita hebat dari Aceh karena melawan Portugis kan? "

" Nah iya....pak Haris mau anaknya jadi kayak gitu cuman karena istrinya yang kayak anjj itu mereka jadi kepisah"

" Soalnya istrinya kagak mau anaknya jadi kayak gitu. Ibunya tuh maunya anaknya jadi gadis biasa " jawabnya dengan muka julid

" Padahal anaknya pengen banget jadi laksamana angkatan laut.... "

" Owh gitu yaa...." Jawabku agak sedih

Sebenarnya aku juga sama seperti gadis itu awalnya ibuku juga tidak mau aku menjadi seorang prajurit TNI karena alasannya

Takut matilah, takut aku latihan keraslah dan lain-lain. Tapi dengan kerja kerasku, ibuku memperolehkan aku menjadi TNI.

" Oh iya inget kita masih punya misi di desa kaki naga besok kita kesana lagi " kataku dengan berbaring

" Aihh..... oh iya-ya si Amir katanya mau balik markas tapi minta jemput kita, sama kita cuman ngobrol Ama irma...." Jawab Raka

" Ekhemm......ketemu lagi tuh Ama doi " jawabnya sambil menggodaku

" Diam! " Jawabku dengan melempar bantal ke wajahnya

" Diam....d-i-a-m. diam! makan tuh bantal " jawabku sambil berbaring

Raka hanya bisa tertawa terbahak-bahak saat aku melemparkan bantal kearah wajahnya.

Kami tidur pada pukul 10 pm dan terbangun pada pukul 3 pm, di jam itu kami bersiap untuk misi selanjutnya, kami sarapan dan latihan sebentar.

Kita kembali ke desa kaki naga untuk menjemput Amir.

" Nah nyampe juga lu pada " Amir berkata dengan membawa barang yang sangat banyak

" Busett......lu mau balik apa mau pindah? " Jawab Raka dengan melihat tasnya

" Ehh katanya bakal ada pemilihan jendral baru yaa? " Tanya Amir

" Iya bener " jawabku dengan mengangguk

" Terus siapa yang jadi calon? " Tanya Amir

" Ini nih... Temen kita bakal jadi jendral " jawab Raka sambil menepuk pundak ku

" Bjir....salam jendral " kata Amir dengan hormat

" Apalah....kalian ini " jawabku dengan menggaruk kepala

" Tapi kok cepet amat? kan syaratnya harus udah Letjen (letnan jendral) "

"Mungkin buat ganti jendral lama itu yang dipenjara " jawab Raka

" Tapi ga tau juga siii "

Tiba-tiba dari kantong bajuku terdengar suara telepon berdering, itu adalah pak haris.

Aku langsung mengangkat teleponku dan pak Haris berbicara

" Assalamualaikum Faisal "

" Waalaikumsalam pak "

" Gini....tolong kamu pergi nemuin marsekal TNI AU dia ada di hutan Deket desa kaki naga "

" Owhh....Yamato pak? "

" Iya bener tolong panggil dia yaa..."

" Siap pak! "

Aku mengakhiri teleponnya dan menaruh teleponnya kembali kekantongku.

Lalu Raka bertanya

" Hah...Yamato siapa sal? "

" CK masa ga tau? "

Lalu Amir yang menjawab pertanyaan Raka

" Ishhh masa lu lupa sih? Si Mamat "

"OHH.....SI MAMAT? Iya gua inget "

Aku dan Amir menggelengkan kepala dan menghela nafas.

Yamato adalah marsekal angkatan udara, dia seumuran denganku. Dia diangkat menjadi marsekal karena dia berhasil membunuh 2 pemberontak negara dengan 2 lawan 1.

Dia luar biasa karena diumurnya yang masih 17 tahun dulu dia berhasil menyelamatkan helikopternya dari kecelakaan.

Kami pergi ke hutan yang ditunjuk oleh pak haris.

" Bentar...." Kata Amir

" Ini kan...."

Raka langsung menyambungkan

" LAGI KONDANGAN!??!?! "

" lah kondangan siapa ini? " Tanyaku

Lalu Raka menepuk pundak ku dan menunjuk kearah seorang gadis.

" Bentar itukan Irma sama Yamato?!?!?! " Kataku dengan menatap mereka

Raka terkejut dengan apa yang aku lihat

" OMG si Mamat......bisa bisanya.... "

Aku langsung berlari menghampiri mereka berdua dan melihat Yamato membawa semacam senjata.

" Heyy!!! Yamato!!!...mau apa kamu sama gadis ini!! "

Raka dan Amir menghampiriku dan menenangkan diriku.

Yamato hanya melihat kearahku dengan memiringkan kepalanya.

Irma langsung memegang lenganku

" Tenang Faisal dia cuman nyariin kamu "

"Hah?!?! " Kami bertiga dengan serentak

Yamato yang awalnya diam saja mulai berbicara

" Hahaha....iya Faisal saya nyariin kamu mau ngasih senjata ini "

" Oh gitu hehe..."

*Astaga.... aku malu banget mana di depan Irma lagi

Dirimu

Bab 3

" Lah pak Haris juga nyuruh kita nyari kamu "

Kata Raka dengan menunjuknya

" Iya benar....kita disuruh bertemu karena ada info penting yang mau aku sampaikan ke kamu "

Wajah Yamato menjadi serius. Aku juga menjadi serius karena mendengar perkataannya tetapi itu tidak bertahan lama karena.....

" Ehh saya mau nanya sama kamu " tanyanya

" Mau nanya apa? " tanyaku dengan penuh harapan

Dia kembali bertanya dengan senyuman

" Kamu kenapa jadi posesif gitu sama Irma?"

" Biasanya kan....kamu cuek aja "

" Emang udah punya hubungan " senyum licik

Aku yang mendengarnya pipiku menjadi merah.

Tiba-tiba raka berbicara dengan keras

" SEBENARNYA IRMA PACARNYA FAISAL MATT..."

*PLAKK

" Uishh sakit banget pasti...." Jawab Amir dengan berbisik

Karena aku sangat kesal dengan Raka jadi aku menamparnya hingga terjatuh ughh enak saja.

" Masih mau ngomong lagi?!?!? " Tanyaku dengan mengkretek lenganku

" Ampun sal....." Jawab Raka dengan tangan menyatu

Aku yang tidak enak dengan Yamato langsung meminta maaf padanya.

" Maaf marsekal....kalo saya lancang. Saya ga tau kalau anda nyariin saya..." Permohonan maaf ku

" Tidak apa-apa saya tau kok kamu engga mau Irma disakitin.."

" Irma beruntung banget punya prajurit kaya kamu..."

Aku dan Irma langsung bertatap-tatapan dan dia langsung tersenyum padaku. Dia membuatku..... Ekhhmm ya begitulah.

Dia membuatku salah tingkah dengan ucapannya.

" Iyah.....Faisal sangat protektif dan sergap, menurut saya Faisal bisa jadi jendral yang hebat....."

Astaga....perasaan apa ini. Padahal aku cuma dipuji itu saja tapi rasanya kayak....ekhmmm.

" Ekmm ada yang saling nihh...." Jawab Amir

" Haduh haduh.... kayaknya kita jangan disini terus deh nanti jadi pengganggu..." Saran Raka

Mereka berdua: " iya tuh setuju..."

Mereka bertiga langsung meninggalkan aku dan Irma, aku yang berusaha memanggil mereka tapi mereka seperti tidak menghiraukan suara ku.

" Ehhh....Faisal....." Ucap Irma dengan menepuk pundakku

" Ehhh....emmm " gumamku

" Engga apa-apa.....mungkin mereka ada urusan..."

" Iyaa..." Jawabku dengan melepas tangannya dari pundakku

" Ayo kita jalan sebentar disini...mungkin kita bisa ngobrol lebih dekat...." Saran Irma

Aku dengan malu-malu menerima tawarannya dan berjalan berdua dengannya.

Kami berjalan sambil mengobrol bersama tentang kehidupan kami.

Aku yang pertama kali memulai pembicaraan.

" Mmm....kamu.... "

" Kenapa Faisal?...." Irma bertanya

" Kenapa kamu mau deket-deket sama aku?"

" Kenapa memangnya? " Tanyanya

Aku mejawab dengan perasaan pahit

" Ayahku sekarang dipenjara itu bikin aku jadi jelek Dimata orang lain.."

" Engga apa-apa....kamu kan engga kayak ayah kamu sifat kamu jauh banget sama ayah kamu "

" Tapi aku takut....kalau aku dipilih jadi jendral suatu saat sifat aku jadi kayak ayah aku.." jawabku dengan memegang lukan di mataku

Irma melihatku dengan penuh prihatin. Lalu dia menenangkan ku dengan menceritakan kehidupannya.

" Iyaa....aku tau pasti sakit yaa.." tanya Irma dengan melihatku

" Aku juga awalnya pernah dikhianati ibuku sendiri..."

Lalu aku bertanya apa maksud ucapannya

" Hah?...maksudmu? "

" Sebenarnya aku anak pak Haris yang hilang itu "

Mataku langsung melotot mendengar ucapannya. Aku tidak menyangka wanita biasa ini anak seorang jendral.

Aku pun bertanya

" Ka-kamu anak jendral Haris Kurniawan? "

" Kenapa kamu bisa pisah sama ayahmu? "

Lalu dia menjawab pertanyaanku

" Dulu....ibu engga tahan sama kerjaannya ayahku karena pasti jarang pulang, harus ninggalin keluarganya lah, engga ada waktu buat keluargalah dan semacamnya..."

" Ibukuu pikir...walaupun ayah jadi jendral pasti tidak seberat saat dia jadi prajurit biasa..."

Jawabnya dengan memegang sebuah gelang

Aku yang mulai lelah mengajaknya mencari tempat duduk dan kami menemukan sungai yang kami duduki dulu.

Aku mengajaknya duduk disana tapi saat dia sedang ingin duduk dia terpeleset dan hampir jatuh ke sungai. Aku dengan cepat langsung menahan badannya.

Posisinya kedua tanganku memegang kedua lengannya dan dia memegang bahuku.

Kami berdua terdiam, dan hanya saling bertatap muka. Kemudian aku melepas tanganku darinya.

" Kamu gpp? " Tanyaku

" Ehh iyaa...maaf " jawabnya dengan menjauh dariku

Tapi saat itu ada suara aneh dari pohon jambu di samping kami dan....

*dubrakk!!*

" AAAAA!!!! "

itu Raka dan Amir yang sedang sembunyi di pohon itu.

Aku dan Irma menghampiri mereka

" Eyy kalian ngapain diatas situ? "

Mereka pun langsung berdiri

" Engga...........kita cuman...." Jawab Raka dengan menyembunyikan sesuatu

" Ngambil buah... YA! Kita ngambil buah " jawab Amir

Lalu Irma berkata

" Bukannya pohon itu belum berbuah yaa? "

Mendengar perkataan Irma Mereka seperti berbisik-bisik dan berbalik ke belakang. Aku yang heran langsung bertanya lagi.

" Eyyy kalian berdua doang? Mana Yamato?"

" Eeeee....." Mereka berdua

Lalu ada suara aneh dibalik semak-semak di belakangku dan itu Yamato yang sedang bersembunyi.

" Blekk!!... Daunnya pahit! " Jawab Yamato dengan melepeh beberapa daun di mulutnya

" Lagian udah tau pahit malah dimakan! Sapi lu? " Tanyaku

Lalu aku memegang tangan Irma dan mengajaknya pergi ketempat lain.

" Yasudah! Ayo Irma kita pergi dari sini! " Kataku dengan menarik tangan Irma.

Kami menjauh dari sana dan meninggalkan mereka bertiga, mereka bertiga memanggil kami tapi aku tidak menghiraukannya.

Kami pun sampai dipos keamanan warga ( pos ronda ) disitu sepi jadi aku mengajak Irma kesitu.

" Nah...kita disini saja..." Kataku dengan menghampiri pos itu

Kami pun duduk disana dan menceritakan kisah masing-masing dimulai dari Irma dulu.

" Aku kira jadi tentara itu harus serius terus.."

" Ternyata kalian bisa bercanda yaa..." Kata Irma dengan tersenyum

" iya...malah kalau lagi ga ada kerjaan kita biasanya main disana.." jawabku

" Wahh aku penasaran ceritain dong gimana rasanya jadi tentara.." kata Irma dengan semangat

Aku yang melihatnya agak aneh karena untuk pertama kalinya ada wanita yang tertarik dengan pekerjaan kami.

Aku pun dengan antusias menjawab pertanyaannya.

Entah kenapa aku sangat senang saat menceritakan suka dan dukaku di pekerjaanku.

Apakah perkataan Raka benar?.....ahh tidak mungkin.

Lalu saat dia menceritakan hidupnya aku bertanya padanya.

" Ehh...kalo boleh tau ibu kamu dimana? "

Ekspresi wajahnya langsung berubah dari yang awalnya senang sekarang menjadi murung.

" Ibuku udah engga ada..." Jawabnya dengan nada pelan

" Oh maaf....aku engga tau.." kataku

" Iya gpp kok..."

" Itu alasannya aku mau balik sama ayahku lagi tapi nanti disaat yang tepat aja..."

Dia menlanjutkan

" Ada banyak kenangan aku sama ibu disini..."

Aku menjawabnya dengan anggukan

" Owhh...gitu.."

Saat sedang mengobrol hpku berdering sepertinya itu telepon.

Dan saat aku mengambil hpku, benar itu adalah telepon dari....pak Haris.

" Halo?... waalaikumsalam pak ada apa? "

Aku dipanggil ke markas untuk rapat penyerangan kapal sekutu yang akan datang.

" Hmmm...baik pak! "

Aku segera menutup teleponnya dan berpamitan dengan Irma.

" Yasudah hati-hati yaa...jangan lupa kirim salam untuk ayahku "

" Iya pasti.." kataku dengan mengacungkan jempolku

Saat aku baru beberapa langkah berjalan tiba-tiba dia memegang tangan ku.

Aku terdiam dan menengok kearahnya. Dia memberikanku sesuatu.

" Ini " katanya dengan memberikan gelangnya

" Itu pemberian ibuku sekarang jadi milikmu"

Lalu aku bertanya

" Kenapa kamu ngasih ke aku? "

" Karena itu bisa memberikanmu perlindungan....itulah yang dibilang ibuku " jawabnya dengan melihat gelangnya

" Tolong jaga gelang itu untukku yaa.." jawabnya dengan tersenyum manis

Aku melihat gelang itu dan menggenggamnya dengan erat.

" Iya...aku janji bakal jagain gelang ini sampai kapanpun..." Jawabku dengan memegang gelangnya dengan erat

Lalu aku segera pergi dan mencari mereka bertiga dan aku menemukan mereka.

" Faisal sini!! " Ajak Yamato

Aku langsung menghampiri mereka dan berbicara mengenai pesan pak haris.

" Kayaknya bakal perang sih ini..." Jawab Amir dengan memegang hpnya

Lalu tiba-tiba raka memegang tanganku dan melihat gelang yang aku pakai dari irma.

" Uiss...gelang dari mana ini? "

Lalu aku menjawab dengan terbata

" O-oh...ini gelang dari Irma "

" Uiss dapet hadiah tuh dari do- "

*Plakk!!

Aku menamparnya dan langsung masuk kemobil.

" Udah-udah kita harus cepet penting ini soalnya " jawabku dengan membuka pintu mobil

" Aduh pipi guee..." Jawabnya dengan memegang pipinya

Kami pun naik kemobil dan langsung pergi dari desa itu untuk rapat penyerangan sekutu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!