***
Namaku Aurora steffani Leandra anak dari seorang pengusaha kecil dikota A. Walaupun kecil usaha ayah bisa mencukupi kebutuhan kami bahkan lebih dari cukup ibuku meninggal dunia pada saat aku berusia 10 tahun saat itu aku benar-benar kehilangan sosok ibu yang sedang aku rindukan.
Ibu mengidap penyakit yang bahkan aku tidak tau ayah tidak memberitahuku. Setalah 3 bulan lamanya aku mengurung diri dikamar aku pu keluar dan melihat ayah sedang bersama seorang wanita.
Ternyata ayah meminta ijin padaku untuk menikah. Aku pun tak menggubrisnya dan ayah menikah dengan wanita itu.
Tak lama beberapa tahun kedepan ayah pun Jatuh sakit saat itu usiaku menginjak 21 tahun. Ayah meninggal dunia dan aku sekarang menjadi yatim piatu. Dan tinggal bersama ibu tiriku sebelum dia berbuat jahat padaku.
...****************...
"Bu..tolong aku..tolong aku Bu" teriak Aurora
saat dirinya dibawa paksa untuk ikut beberapa laki laki bertubuh besar dan berbaju hitam hitam itu.
"diam!.. Ikutlah Aurora sekali kali kau menjadi anak yang berbakti!" teriak Rani yang mengema di telinga.
"Bu, ku mohon tolong aku, aku janji akan bekerja lebih keras lagi dan memberi ibu banyak uang... Kumohon Bu tolong aku" teriak Aurora.
Rani tak menggubris perkataan Aurora dia berpura-pura tidak mendengar teriakan Aurora yang terus memanggilnya. Rani membuka amplop coklat yang diberikan salah satu laki-laki bertubuh besar tadi.
"terimakasih tuan, senang berbisnis dengan anda" ucap Rani melirik Aurora dengan sinis
Tubuh Aurora bergetar keringat dingin mulai mengucur deras. jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya ia tau malam ini pasti hidupnya akan berakhir.
Aurora yang dicengkeram tanyannya oleh laki-laki besar itu pun memikirkan cara bagaimana ia bisa lepas. Begitu ada kesempatan dia menendang sekuat tenaga tepat pada kelaminnya.
"Aduhhh..."teriak laki-laki itu dan melepaskan cengkramannya
Aurora yang melihat laki-laki itu kesakitan pun berlari dari rumah besar peninggalan papanya. Aurora berlari sekencang- kencangnya.
para laki-laki yang menyadari Aurora yang kabur langsung berteriak.
"gadis itu kaburr.. Kejar dia!!" teriak laki-laki berkepala plontos
Aurora terus berlari menjauh, sesekali dia menoleh kebelakang, nampak laki laki plontos itu terus mengejarnya.
lalu sebuah mobil melintas dan berhenti tepat saat Aurora menghadangnya ditengah jalan. ia berjalan cepat menuju kaca mobil bagian belakang untuk meminta bantuan.
"tuann..tolong akuu kumohon.." teriak Aurora histeris sambil menggedor-gedor kaca mobil
Namun didalam mobil, seorang laki-laki tampan dengan kacamata bertengger di hidung mancungnya hanya menatap tanpa
ada niat membukanya. Ia cukup terpesona dengan gadis dengan yang ada didepannya.
"tuan Liam.... sebaiknya kita pergi" ucap asisten pribadinya
"tunggu sebentar" ucap liam
Aurora terus memohon hingga beberapa laki-laki yang mengejarnya telah sampai dan mencengkram tangan Aurora... Tak ada pemberontakan lagi dari Aurora ia diam dengan wajah yang masih terpaku pada kaca mobil. Liam hendak keluar namun asisten pribadinya melarangnya.
"jangan tuan, ini bukan urusan anda. Lagi pula malam ini kita harus datang dalam acara pelelangan" ucapnya
Liam menhela nafas kasar dan mengurungkan niatnya. Namun wajah Aurora yang meminta tolong cukup menyita fikirannya.
Mobil Liam kembali melaju kencang melewati jalan itu. Sedangkan Aurora kembali dibawa kerumahnya.
Tiga orang yang tadi mengejar Aurora pun menghempaskan tubuh Aurora ke lantai. Rani sang ibu tiri beranjak dari duduknya melayangkan sebuah tamparan keras
PLAKKK!
"berani sekali kau kaburrr...dasar tak tau diri" teriak Rani
"Berhenti kau bisa menghancurkan harganya.." ucap laki-laki yang memberikan amplop pada Rani
"Ayo cepat kamu ganti bajumu, sebelum ku cabik-cabik kau" ucap laki laki itu dingin sambil melempar sebuah kotak dihadapan Aurora
Aurora yang dengan ogah pun menuruti semua perkataan laki laki itu dan dia pun Menganti bajunya dengan gaun serta mekup tipis untuk menutupi memar yang ada dipipinya serta memakai hels dan dia keluar dengan berdandan cantik. Walau bekas memarnya masih terlihat sedikit.
"ayo kita pergi" ucap laki-laki itu
Anak buah laki laki itu membawa Aurora yang kini hanya diam tanpa memberontak sekalipun
("ayah..Aurora ingin ikut ayah..") batin Aurora menangis
Aurora duduk dengan diapit oleh dua orang laki laki itu tubuhnya yang kecil seperti tengelam.
"beri dia minum"ujar laki-laki itu
Aurora tidak menolak ia meminum air itu dan berharap itu adalah racun yang bisa mengakhiri hidupnya dan dalam hitungan beberapa detik saja Aurora menutup kedua matanya
.......
Suasana mansion kini nampak tegang. Bagaimana tidak bos mafia yang tak lain adalah Liam tengah mengeksekusi seorang penghianat yang sudah menjual informasi pada mafia lainnya atas perdagangan senjata yang mereka lakukan.
KRAKKK..
"awwww..ampun tuan."
Terdengar jeritan kesakitan dari anak buah yang kini tengah dipatahkan tangannya oleh Liam. Wajah tampan itu malah begitu menakutkan. Seringai tajam terlihat membuat semua anak buah terdiam.
Mereka tau jika bos mereka sudah turun tangan maka selesai sudah tidak ada pengampunan apapun untuk seorang penghianat.
"berani sekali kau menghianatiku!! Kau benar benar bosan hidup!!" teriak Liam yang langsung mengeluarkan senjata api dan...
DORRR..
DORRR...
Liam menembak tepat dikepala si penghianat. Lalu menatap tajam pada seluruh anak buahnya.
"kalian akan bernasipb sama jika berani berhianat denganku" sentaknya menggelegar
Semua anak buahnya tunduk tidak ada yang berani berbicara. Sang asisten pribadinya mendekat dan berbisik.
"sudah waktunya pergi tuan" bisik asisten
Tanpa berkata apa-apa lagi Liam langsung berjalan menuju lantai teratas mansion dengan menggunakan lift yang ada disana.
"bereskan semua ini" sentak Dori pada mereka
Sesampainya Liam dilantai atas Dori membantu memakaikan jas mahal pada Liam ia juga memberikan arloji mahal yang berharga miliaran serta senjata api yang terselip dibelakang nya
"apa saja yang akan dilelang malam ini" tanya Liam
"dari informasi yang saya dapatkan, akan ada batu Ruby dari klan mafia terbesar dimasa lalu serta ada pelelangan yang masih dirahasiakan" jelas Dori
Liam yang mendengar penjelasan dori pun tidak bertanya lagi. Informasi yang didapatkan dori itu sudah cukup memberinya alasan untuk hadir dalam acara tersebut.
Keduanya pun kembali keluar menuju lantai bawah dimana mobil mewah bermerk Lamborghini terparkir. Liam masuk diikuti dori dan juga beberapa mobil sebagai pengawal. Mobilnya melaju dengan kencang membelah jalanan malam menuju sebuah gedung besar yang bersifat privat.
ditempat lain
Aurora yang baru sadar diri dari pingsannya ia membuka mata perlahan. Kepalanya terasa sangat sakit namun ia membulatkan matanya saat kesadarannya pulih ketika melihat dirinya menggunakan pakaian yang hampir terbuka semua seperti tak menggunakan pakaian ia pun sadar kini sudah ada dalam sebuah tempat berbahan besi.
Dadanya naik turun ketakutan mulai menjalar keseluruh nadinya. Ingin kabur tapi tidak mungkin, gembok besar itu tergantung dijeruji besi.
"hikk hikk ya tuhan apa yang harus aku lakukan.."ucapnya dengan suara bergetar
tiba-tiba beberapa pria bertubuh besar masuk kedalam ruangan yang minim lampu. Salah satu diantaranya membuka gembok dan menarik Aurora keluar.
Aurora mencoba menutupi tubuhnya yang terekspos dengan kedua tangan. Namun tetap saja terlihat.
"minum ini" ujar si pria plontos mengulurkan sebuah minuman.
"aku tidak mau" jawab Aurora
"kalau begitu aku yang akan memaksamu"
Aurora dengan cepat mengambil botol itu dan meminumnya. Benar saja cuma butuh beberapa detik, Aurora kembali jatuh pingsan.
"Bawa dia ke kamar rias" ucap salah satu dari mereka
Aurora pun langsung dibopong untuk menuju kamar rias tanpa melakukan perlawanan apapun karena dia tidak sadarkan diri.
.....
Suasa gedung pelelangan kini sudah penuh dengan para bos bos besar mafia yang menginginkan barang-barang antik, bahkan pelelangan itu tak hanya berupa barang saja melainkan pelelangan manusia.
Liam dan dori berada ditempat duduk vvip menatap kedepan. Pembawa acara masuk dan memulai acara pelelangan dengan membuka tirai besar, sebuah meja memanjang sebuah kalung indah dan mewah, kalung yang diidamkan akan menjadi simbol kekuasaan dan kemewahan.
"baiklah pelelangan kalung bermata Ruby dengan ribuan berlian akan kita buka dengan harga 10ribu dolarr" ucap MC
Beberapa orang sudah mengangkat papan harga, Liam masih memindai tanpa berniat untuk mengangkat papan miliknya.
Suasana pelelangan semakin memanas hampir 50% orang yang datang menginginkan kalung itu. Hingga seorang mafia memberikan penawaran tertinggi yaitu 300ribu dolar tak ada yang berani lagi meninggikan harga.
Namun saat MC mulai mengetuk palu. Liam menawarkan harga 500ribu dolarr dan palu pun dipukul menandakan jika kalung bermata Ruby itu sudah menjadi milik Liam.
Namun saat MC mulai mengetuk palu. Liam menawarkan harga 500ribu dolarr dan palu pun dipukul menandakan jika kalung bermata Ruby itu sudah menjadi milik Liam.
***
Acara pun berlangsung cukup lama, para bos mafia yang datang menunggu puncak acara pelelangan seorang gadis muda.
"Oke...kita sekarang berada dipuncak acara, kami akan melelang seorang gadis yang sangat cantik, sempurna dannnn masih perawan... Kami akan memulai dengan harga 300ribuuu dollarrr" ucap sang MC lantang
Sebuah tirai terbuka lampu menyoroti tepat pada seorang gadis yang sangat cantik sedang duduk disebuah sofa, dengan menggunakan gaun panjang terbuka dengan mengekspose semua bagian tubuh gadis itu sehingga.
Wajah cantik itu terlihat lebih sempurna, mata yang terpejam dengan bibir yang sedikit terbuka menambah kesan sensual hingga semua mata menatapnya kagum seperti anj*Ng kelaparan.
Para bos bos mafia yang memiliki fantasi liar sudah pasti berlomba-lomba ingin mendapatkan gadis ini, begitu juga dengan mafia lainnya yang biasa bermain main dengan seorang gadis. membuat mereka melakukan apapun untuk gadis ini.
Liam menyipitkan matanya, wajah cantik itu seperti pernah ia temui, ia berusaha mengingat dimana ia pernah melihat gadis yang ada di pelelangan dan setelah beberapa saat ia baru ingat jika gadis ini adalah gadis yang tadi meminta bantuan padanya.
Liam menoleh pada dori "Dapatkan gadis itu, aku mau dia..."
"Baik tuan" jawab dori
Penawaran pun datang silih berganti dengan nominal yang menakjubkan penawaran tertinggi kini mencapai enam ratus ribu dollar dan dengan cepat dori mengangkat papan milik mereka dan menawarkan harga satu juta dollar. pemenang Penawaran tertinggi itu pun jatuh pada liam.
"Terjualll!" ucap MC
Beberapa orang disana terlihat kesal karena tak mampu mendapatkan gadis cantik dihadapan mereka saat ini.
Liam berdiri diikut oleh dori mereka keluar menuju mobil setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan.
"urus sisanya semua" ucap dori pada anak buahnya
***
Liam masuk kedalam mobil diikuti dori dibelakangnya, mereka menunggu barang yang sudah dibeli.
Entah mengapa Liam sangat penasaran pada gadis yang kini ia dapatkan di acara pelelangan.
"apa kita langsung pulang tuan??" tanya dori
"iya" jawab Liam singkat
Dori memberikan interuksi pada anak buah yang lain untuk melakukan mobil dan mobil mewah itupun melaju dengan cepat meninggalkan gedung pelelangan.
Sementara itu dimobil yang ditumpangi Aurora kini ia mulai sadar perlahan ia membuka matanya, namun dengan kesadarannya belum pulih sepenuhnya Aurora melihat jika dirinya sedang diapit oleh dua orang berpakaian hitam dan bertubuh besar, sama seperti tadi saat ia dibawa pergi dari rumahnya.
"aku dimana??" tanya Aurora lemah
"tak usah banyak bicara" ucap salah satu laki-laki yang berada disampingnya
Aurora diam dan tak berbicara sepatah kata pun lagi. Ia hanya berharap hidupnya tidak akan dipersulit lagi dari saat ini.
Dan tak berapa lama, mobil pun sampai disebuah mansion besar dan mewah itu. Liam turun dan masuk lebih dulu diikuti dori dibelakangnya menuju keruang kerja. Namun ia menghentikan langkahnya sesaat setelah mengingat gadis itu.
"bawa gadis itu kekamarku" ucapnya dingin
"baik tuan" jawab dori
dori kembali memutar tubuhnya dan mengatakan pada salah satu anak buah lainnya untuk membawa Aurora menuju kamar Liam.
Lalu ia kembali menuju ruang kerja Liam
Dua orang berbaju hitam itu pun menarik paksa Aurora keluar dari mobil dan menarinya menunjuk kamar Liam dilantai atas.
Aurora benar-benar ketakutan, ia tak pernah membayangkan jika ibu tirinya sebegitu tega menjual dirinya padahal harta yang ditinggakan San ayah sudah cukup untuk menghidupi mereka berdua.
...****************...
jika suka jangan lupa follow saya ya, itu semua membuat saya semangat untuk update menulis. Terimakasih sudah mendukung :)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!