NovelToon NovelToon

Mendadak Jadi Mommy Anak Satu

Bab 1. Kabur

Wanita mana yang tidak bahagia dijanjikan sebuah pernikahan oleh kekasihnya? Sebagai bukti bahwa hubungan mereka telah masuk ke jenjang yang lebih serius. Dimana kehidupan sesungguhnya akan dimulai, saling berbagi cinta dan kasih sayang. Begitulah yang seharusnya Ayanna rasakan, seorang gadis berusia 23 tahun, yang akan menikah sekitar dua hari lagi.

Namun, alih-alih merasa bahagia, gadis itu justru sedang mencari cara untuk menggagalkan pernikahannya dan kabur dari sana. Bukan karena dia tidak mencintai pria yang akan menjadi suaminya, tapi kebohongan yang dia terima menjadi alasan mengapa dia berpikir demikian.

Hari ini Ayanna pergi ke bank, mengambil uang tabungan hasil dari pekerjaannya sehari-hari sebagai tukang bunga. Dia kuras semuanya yang kurang lebih berjumlah 100 juta dan disimpan dalam satu tas besar.

Setelah selesai gadis itu langsung menghampiri sang supir yang sedari tadi menunggu di dalam mobil. Refal adalah satu-satunya orang yang bisa Ayanna percaya, sebab pria itu sudah bekerja di keluarganya selama sepuluh tahun.

Sedangkan teman-temannya? Jangan tanya tentang mereka, sudah tentu tidak akan ada yang setuju dengan ide gadis itu, karena mengingat keluarga Ayanna yang sangat protektif. Jika mereka ikut campur, maka bisa-bisa mereka terkena masalah.

"Seperti yang aku katakan sebelumnya, cari tempat yang aman untuk menyembunyikan tas ini. Jangan ada satu orang pun yang melihatnya, karena itu akan jadi masalah besar untukku!" cetus Ayanna dengan wajah yang sangat serius. Dia tidak mengatakan apa isi di dalam tas itu, tapi Refal bisa menebaknya dengan mudah.

"Siap, Nona, setelah selesai saya akan lapor kepada Anda," jawab Refal cepat. Dia mengambil alih tas dari tangan Ayanna, lalu menyalakan mesin mobil.

"Sudah sana pergi, aku ada janji dengan Thomas di butik, nanti kalau aku sudah selesai jemput aku di sana ya," usir Ayanna sambil memberi pesan pada Refal. Sebagai bawahan pria itu hanya mengangguk patuh, kemudian meninggalkan Ayanna yang akan naik taksi.

*

*

*

Karena mengaku terlalu sibuk sampai tak bisa menjadwalkan fitting baju pengantin, akhirnya terpaksa harus mepet ke hari H. Ayanna sama sekali tidak marah, mencoba memahami calon suaminya yang bekerja di luar kota.

"Sayang, maaf ya aku baru bisa fokus ke acara kita," ucap Thomas saat baru datang, dia memeluk Ayanna sekilas untuk melepas rindu. Karena sejak lamaran mereka tak lagi bertemu.

"Tidak apa-apa, Thom, lagi pula kamu cari uang kan untuk pernikahan dan kelangsungan hidup kita," jawab Ayanna sambil tersenyum. Padahal dalam hati dia terus menggerutu, jangan dipikir Ayanna tidak tahu apa-apa, dia jelas menyimpan bukti kelakuan Thomas selama jauh darinya. "Supaya nggak buang-buang waktu, kamu langsung coba jasnya ya. Aku juga coba gaun pengantinku, kamu harus melihat dan menilainya."

Thomas langsung mengangguk, dia mengelus puncak kepala Ayanna, kemudian mengikuti seorang pelayan di butik yang dipilih Ayanna, untuk mencoba jas yang akan dia kenakan di hari bahagia mereka.

Begitu juga dengan Ayanna, dia mencoba kembali gaun pengantin berwarna putih yang tentunya memiliki harga yang sangat mahal. Namun, beruntung seluruhnya ditanggung oleh Thomas, jadi dia tidak keluar uang sepeserpun.

Saat keluar dari ruang ganti, Thomas langsung dibuat terpukau. Melihat Ayanna yang sangat cantik, meski tanpa make up.

"Calon istriku memang tidak ada duanya, kamu cantik sekali Aya Sayang. Kamu pengantin tercantik," puji Thomas sambil mengitari tubuh Ayanna dan menelisik penampilan gadis itu dari atas sampai bawah.

Ayanna tersipu malu, meski batinnya kembali merutuk. Dia benar-benar berakting dengan sangat baik, sampai Thomas tidak curiga sedikitpun.

"Kamu juga tampan, Sayang."

Masih dengan senyum yang merekah, mereka sama-sama melihat pantulan tubuh masing-masing di cermin. Dalam segi fisik mereka memang tampak serasi sebagai pasangan. Namun, bagaimana jika pada akhirnya mereka hanya akan saling menghancurkan?

"Aku akan jadi pria paling beruntung karena mendapatkanmu, Aya," ucap Thomas sambil memeluk pinggang Ayanna dari belakang dan menjatuhkan dagunya di bahu gadis itu.

Ayanna mengangguk. Dia seperti gadis yang polos, tapi dibalik senyumnya, dia menyimpan amarah yang berkobar.

*

*

*

Hari yang dinanti akhirnya tiba. Malam itu semua orang menyambut dengan suka cita, terlihat dari wajah-wajah mereka yang memancarkan aura sumringah.

Keluarga besar Ayanna dan Thomas sudah berkumpul di hotel, siap untuk menyaksikan janji suci pernikahan kedua orang itu. Namun, yang menjadi peran utama hari ini justru mengulur waktu tim MUA yang akan mendandaninya.

"Kalian bisa tunggu di bawah, aku harus menyelesaikan urusanku dulu," ucap Ayanna sambil meringis dan memegangi perutnya, dia berpura-pura sakit.

"Kami bisa menunggunya di kamar sekalian siap-siap, Nona," balas salah satu dari mereka.

"Aku nggak nyaman kalau ditunggu seperti itu, lagi pula nggak akan lama, hanya sepuluh sampai lima belas menit." Ayanna kembali memberi alasan, dan kali ini sambil menutup pintu dan menguncinya.

Tidak ada siapapun, jadi dia langsung menyambar jaket dan memakainya. Tak lupa penutup wajah serta topi agar tidak mudah dikenali oleh keluarga dan orang-orang yang sedang membantu acaranya.

Sebelum pergi dari kamar itu, Ayanna menatap gaun pengantin yang ada di patung, gaun yang sebenarnya sangat dia impikan. Karena walau bagaimanapun dia memang mencintai Thomas dan berharap menjadi pendamping pria itu. Namun, sekarang tidak lagi, dia langsung mengambil gunting dan mencabik-cabik gaun tersebut sampai benar-benar rusak.

"Bahkan aku tidak sudi untuk meminta maaf atas perbuatanku ini, Thom!" ucap Ayanna dengan kekesalan yang menumpuk di dada.

Dia sampai tak berpikir panjang dengan keputusan yang dia buat, karena hal itu juga akan menyakiti keluarganya.

Melihat waktu yang semakin bergulir, Ayanna langsung melempar gunting dan berlari ke arah pintu. Setelah memastikan situasinya aman, dia langsung pergi dari sana tentu dengan langkah yang hati-hati.

Sementara tim MUA mulai resah, sudah sepuluh menit berlalu akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke kamar yang dipakai oleh Ayanna. Mereka mencoba mengetuk pintu, tapi tak ada balasan, mereka mencoba menunggu lagi sampai lima menit, tapi hasilnya nihil, hingga terpaksa mereka membuka pintu yang ternyata tak dikunci.

Mereka saling pandang dengan perasaan yang tak enak, lalu memeriksa keadaan di dalam sana, dimana gaun sudah rusak, sementara Ayanna menghilang.

"Gawat, Nona Aya tidak ada, apa yang harus kita katakan pada Tuan Fierce dan Nyonya Yuna?" tanya salah satu dari mereka.

"Tentu saja lapor, pasti Nona Aya belum jauh dari sini!" balas yang lain dengan perasaan yang tak karuan.

Akhirnya perwakilan dari mereka pergi untuk menemui Fierce, sang pemangku acara. Mereka mengatakan yang sebenar-benarnya, supaya tidak ada salah paham. Sontak Fierce pun membelalakkan matanya, bagaimana bisa sang anak kabur di hari pernikahannya.

"Cari Aya sekarang!" titahnya, berteriak pada dua penjaga yang dipanggil ke ruangan. Tanpa butuh waktu lama, yang lain menyusul dan menyebar untuk membawa pulang Ayanna yang entah pergi kemana.

Bab 2. Keputusan Yang Tepat

Ayanna mengendarai motor meninggalkan hotel. Karena sudah direncanakan, dia tidak perlu lagi susah payah untuk mencari jalan keluar. Gadis itu memanfaatkan peluang dengan menaikkan kecepatan, karena dia tahu pasti sang ayah akan mengirim orang-orang untuk mengejarnya.

"Maafkan aku, Mah, Pah, tapi aku benar-benar harus melakukan ini untuk membalas perbuatan Thomas," gumam gadis cantik itu, dia sudah memiliki tujuan, yakni ke tempat dimana Refal menyimpan uangnya.

Sesekali dia melihat spion, memastikan bahwa tidak ada yang mengikutinya. Sementara suasana di hotel cukup menegangkan, beberapa dari mereka memeriksa CCTV untuk melihat kemana Ayanna pergi.

"Astaga, Aya benar-benar menyiapkan ini semua, Pah, dia kabur!" seru Yuna yang melihat sang anak keluar dari kamarnya menggunakan pakaian yang sangat tertutup dan jalan mengendap-endap.

Tubuh wanita itu hampir limbung, tapi bersyukur langsung ditangkap oleh Junior, putra sulungnya.

"Bagaimana bisa Ayanna berbuat demikian? Thea, kamu tahu tentang semua ini?" tanya Fierce, kini menodongkan pertanyaan pada saudara kembar Ayanna.

Yang ditanya langsung gelagapan dan menggelengkan kepala, sebab dia memang tidak tahu menahu soal rencana Ayanna.

"Nggak, Pah, sumpah, Aya nggak bilang apa-apa sama aku," balas Athea dengan wajah serius sambil mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.

Fierce mengusap wajahnya dengan kasar, lalu bagaimana caranya dia menjelaskan pada besannya, jika Ayanna benar-benar tidak bisa ditemukan.

"Tenanglah, Fierce, dia tidak akan mungkin pergi selamanya, percaya padaku," timpal Aneeq—kakak tertua di keluarga Tan. Dia menepuk bahu adiknya, supaya Fierce tidak terlalu cemas. Namun, walau bagaimanapun sifat alamiah seorang ayah tetap melekat padanya, tak tinggal diam akhirnya Fierce berniat untuk ikut mencari putrinya, tetapi langsung ditahan oleh Aneeq.

"Kamu tidak boleh pergi, karena kamu adalah orang yang paling bertanggung jawab atas acara ini. Aya melakukan ini semua pasti ada sebabnya, jadi mau dia ada di sini atau tidak, aku yakin putrimu sudah berencana menggagalkan pernikahannya sendiri. Sebaiknya kamu bilang pada keluarga Thomas kalau pernikahan dibatalkan!" jelas Aneeq yang membuat kepala Fierce semakin berdenyut frustasi. Namun, tak dipungkiri dia membenarkan apa yang dikatakan oleh kakaknya.

****

Seharusnya satu jam lagi acara pernikahan dimulai. Bahkan saat ini Thomas sudah rapih dengan jas dan tuksedonya, pria itu terlihat sangat gagah dan tampan. Namun, tiba-tiba ayah dan ibunya datang mengatakan jika beberapa keluarga dari pihak Ayanna ingin bicara.

"Soal apa? Bukankah acara sebentar lagi juga akan dimulai?" tanya Thomas dengan kening mengernyit. Karena ia tidak merasakan firasat aneh sedikitpun.

"Entahlah ... Dari awal feeling Mamah udah nggak bagus sama Ayanna. Jadi ya kita dengarkan saja apa yang akan mereka sampaikan," jawab Agnes, ibu Thomas yang sangat menunjukkan ketidaksukaannya pada sang calon menantu. Namun, karena putranya begitu mencintai Ayanna, dengan terpaksa dia menerimanya.

"Sebaiknya kita segera temui mereka," timpal Daniel, ayah Thomas yang akhirnya memimpin langkah.

Ketiga orang itu masuk ke sebuah ruangan, dimana sudah ada Aneeq, Fierce dan Junior. Mereka sengaja tak membawa Yuna, sebab wanita itu terus menangis karena memikirkan nasib putrinya yang ada di luar sana. Apalagi malam semakin berkabut.

"Langsung saja, apa yang ingin Anda bicarakan Tuan Fierce?" ujar Daniel tanpa basa-basi, mengingat bahwa waktu semakin mepet.

Fierce menarik nafas dalam-dalam, dia harus menerima semua konsekuensi dari apa yang diperbuat oleh putrinya. Karena keluarga Thomas pasti akan sangat kecewa.

"Sebelumnya saya minta maaf atas nama keluarga, terlebih atas nama putri saya Ayanna," ucap Fierce seraya menatap ke arah Thomas. Dilihatnya sang calon menantu sangat penasaran dengan apa yang akan dia sampaikan. "Thomas, Ayanna membatalkan pernikahan kalian."

Deg!

Fungsi organ yang biasa dipakai memompa itu seakan berhenti. Thomas menatap tak percaya, bagaimana bisa dalam waktu kurang dari 60 menit, Ayanna justru mengambil keputusan sepihak seperti ini. Sontak pria itu menggelengkan kepalanya.

"Tidak mungkin! Aku dan Ayanna itu saling mencintai, Uncle, tidak mungkin Ayanna membatalkan pernikahan kami begitu saja!" cetus Thomas seraya bangkit dari duduknya. Kilatan amarah memenuhi bola matanya, sampai tangan pun ikut terkepal.

Daniel yang ada di sampingnya menarik kembali sang anak supaya tetap duduk.

"Tapi itulah kenyataannya, Ayanna sendiri yang memutuskan ini semua," balas Fierce dengan tubuh yang terasa lunglai. Jujur, dia juga masih tak percaya.

"Cih, sudah aku duga. Gadis itu memang tidak beres!" gerutu Agnes yang masih didengar oleh orang-orang di sekitarnya.

"Bicara apa Anda, Nyonya?" seru Junior yang tak terima jika adiknya dihina. Karena dia juga yakin, pasti ada sesuatu yang mendasari sikap Ayanna. Karena ini adalah keputusan yang sulit, dimana harga diri keluarga ikut di dalamnya.

"Aku bicara apa adanya. Sebagai Kakak, ajari adikmu dengan benar!" balas Agnes yang semakin memperparah keadaan. Bahkan atmosfer di sekitar mereka terasa semakin naik.

Kemarahan Fierce ikut terpancing, namun disela oleh Thomas, karena walau bagaimanapun dia masih saja membela calon istrinya.

"Jangan membicarakan apapun tentang Ayanna, Mah! Dia calon istriku!"

"Tapi dia sudah membatalkannya, Thomas! Gadis liar itu memang tidak pantas untuk keluarga kita!" sentak Agnes, yang membuat Thomas menjambak rambutnya menggunakan kedua tangan dan berteriak kencang. Sontak semua orang terkejut dan terbungkam, lalu ia menatap ke arah Fierce yang duduk bersebrangan dengannya.

"Dimana Aya sekarang? Dia di sini kan?" tanya Thomas dengan nada lembut, karena melihat calon ayah mertuanya yang tengah menahan emosi.

"Dia sudah pulang!" Aneeq yang menjawab, tanpa berkata yang sebenarnya jika Ayanna kabur dari hotel. Khawatir Thomas mencarinya dan berbuat sesuatu pada sang keponakan.

"Pulang? Semudah itu?" tanya Thomas lagi.

Aneeq langsung menganggukkan kepala.

"Coba pikir-pikir lagi apa yang sudah diperbuat olehmu sampai Ayanna memilih untuk membatalkan pernikahan kalian. Karena dia pasti punya alasan kan?" ujar pria paruh baya itu yang membuat Thomas merasa tersentil. Thomas terdiam, mengingat bagaimana kelakuannya di belakang Ayanna selama ini.

'Apa jangan-jangan Aya sudah tahu semuanya?' batin Thomas dengan wajah yang mulai pias.

"Tapi tetap saja Tuan, pernikahan ini tidak boleh asal dibatalkan. Mau ditaruh dimana nama baik keluarga kita? Pokoknya saya mau pernikahan ini tetap berjalan, jika Ayanna tidak bisa dibawa kembali ke hotel ini, suruh saja kembarannya untuk menggantikannya!" tukas Daniel, mengambil keputusan sepihak juga.

Thomas yang tak lagi fokus diam tak berkomentar, sementara Agnes dibuat sakit kepala dengan pilihan suaminya.

"Tidak! Aku tidak akan pernah menikahkan putriku dengan putra kalian. Mau Ayanna atau Athea, aku tidak akan mengizinkannya!" tandas Fierce tanpa banyak berpikir. Mengingat bagaimana sikap Agnes yang beberapa saat lalu melontarkan hinaan, bagaimana nasib putrinya nanti jika ia benar-benar bersanding dengan Thomas, mungkin Ayanna akan kenyang dengan kalimat-kalimat seperti itu. "Ayanna mengambil keputusan yang tepat!" Lanjutnya, kemudian bangkit untuk segera pergi meninggalkan ruangan itu.

Bab 3. Menemukan Bayi

Ayanna merasakan bahwa satu mobil di belakangnya terus mengekor, jadi dia semakin menaikkan kecepatan, menembus gemerlapnya malam ibu kota yang tidak pernah sepi oleh kendaraan.

"Setidaknya malam ini saja aku bisa terlepas dari mereka. Aku tidak mau menikah dengan Thomas, dia harus merasakan sakit hati seperti apa yang aku rasakan!" gumamnya sambil fokus ke depan. Karena saking ingin menghindari kejaran orang-orang yang diperintahkan sang ayah, Ayanna sampai menerobos lampu merah.

Suara klakson dari kendaraan lain langsung bergema, tak sedikit yang memaki atas tindakan gadis itu, karena bisa menyebabkan kecelakaan beruntun.

Jantung Ayanna tak berhenti berdebar kencang. Dia melirik ke arah spion, dan sepertinya keadaan mulai aman. Namun, saat dia membelokkan kendaraannya dari arah belakang dia mendapat terjangan yang cukup kuat.

"Argh." Ayanna memekik dan terpental ke semak-semak yang ada di sisi jalan, sementara motornya terlindas mobil besar yang kesulitan berhenti secara mendadak.

Beruntung gadis itu masih diselamatkan oleh Tuhan. Ayanna bangkit sambil meringis, dan terbelalak saat melihat motornya yang remuk, dan mulai dikerubungi banyak orang.

"Sial! Motorku malah rusak," umpatnya di balik kaca helm.

Semua orang sudah panik dan mencari korban kecelakaan, tapi Ayanna malah tertatih-tatih dan menyetop sebuah angkot yang melintas di depannya.

"Ke jalan gembira, Pak," serunya saat naik, para penumpang sontak melihatnya dengan tatapan penuh tanda tanya, tapi Ayanna tidak peduli akan hal itu. Tujuannya sekarang hanya mengambil uang 100 juta miliknya dan pergi dari ibu kota.

*

*

*

Para bodyguard keluarga Tan mengenali betul motor yang digunakan oleh Ayanna, tapi mereka merasa heran karena tak berhasil menemukan gadis itu. Andai pun Ayanna meninggal karena kecelakaan, pasti ada jasadnya kan?

Akhirnya salah satu dari mereka mencoba menghubungi Fierce, untuk melaporkan apa yang mereka lihat.

"Halo, Tuan, saya berhasil menemukan motor yang dikendarai Nona Aya, tapi kami—" Kalimatnya terpotong, hingga membuat Fierce membalas dengan tidak sabaran.

"Tapi apa?" sentaknya, seumur-umur dia terlihat sangat emosi sekali.

"Motornya terlindas truk dan hancur, Tuan, sementara Nona Aya tidak ada di tempat," jelasnya dengan gamblang. Fierce langsung menjatuhkan tangannya, karena merasa lemas. Tidak mungkin jika putrinya nekat sampai mempertaruhkan nyawa seperti itu.

"Kenapa, Pah?" tanya Yuna, masih menangis sambil menggoyangkan bahu suaminya.

"Aku akan memastikannya sendiri. Jaga ibu kalian!" cetus Fierce, akhirnya memutuskan untuk keluar dan mencari Ayanna malam itu juga. Yuna merengek ingin ikut, tapi Athea dan Junior langsung menahan ibu mereka.

***

Di sisi lain seorang wanita berlari secepat mungkin sambil menggendong bayi yang baru dilahirkannya beberapa hari yang lalu. Dia berusaha menghindari orang-orang yang mengejarnya, karena mereka pasti akan menangkap dan membunuh putranya itu.

"Aku tidak boleh menyerah, anakku harus tetap hidup, dia harus mendapat keadilan!" ucapnya dengan kaki yang berdarah-darah, sebab dia tak sempat memakai sandal.

Orang-orang yang ditugaskan untuk menangkapnya masih terus mengejar. Hingga dia semakin mempercepat laju kakinya, tapi karena sambil menggendong, dia cukup kesulitan sampai beberapa kali hampir terjatuh, tapi dia masih berhasil menyeimbangkan tubuhnya.

Bayi itu sempat merengek, membuat dia langsung panik seketika. Dia berusaha mencari tempat persembunyian di balik semak-semak setinggi pinggang orang dewasa.

"Maafkan Ibu ya, Nak, maaf membuatmu kesulitan. Tapi tolong jangan sekarang, Ibu tidak bisa memberikannya," ucap wanita itu, melihat sang anak yang sepertinya kehausan karena sudah dibawa terlalu jauh dari rumahnya.

Mungkin karena naluri mereka sudah menyatu, bayi tampan itu langsung terdiam dan kembali terlelap setelah diusap-usap. Sang ibu menghela nafas lega, tapi kembali tegang begitu mendengar suara-suara di belakang tubuhnya.

"Aku tidak mungkin salah lihat, dia berhenti di sekitar sini," cetus salah seorang dari mereka. Total ada tiga orang berbadan tegap dan berwajah seram.

Wanita itu memeluk bayinya semakin erat, sumpah demi apapun dia tidak akan rela jika harus kehilangan putranya. Jika harus mati, maka biarlah dia saja.

Sampai beberapa menit ketiga orang itu tak kunjung pergi. Hingga wanita yang sudah pucat pasi itu memiliki ide, dia melirik putranya yang masih terlelap tenang dalam pelukannya.

'Nak, sekali lagi maafkan Ibu. Tapi Ibu rasa ini pilihan yang terbaik.' batinnya seraya meletakkan sang anak di tanah dengan beralaskan kain yang sedari tadi dia gunakan untuk membungkus tubuh putranya, ada dua kain dan dia mengambilnya satu untuk didekap.

'Nanti kalau keadaan sudah aman, Ibu pasti datang lagi. Kamu baik-baik di sini ya, Sayang.' Wanita itu terus membatin sambil memperhatikan wajah putranya yang memiliki tanda lahir di atas alis.

Kemudian tanpa membuang waktu, dia kembali berlari untuk mengalihkan perhatian ketiga pria yang masih terus mencarinya.

"Hei, itu dia!" seru mereka, lalu mengejar dengan langkah lebar. Wanita itu berlari sekuat tenaga supaya tak tertangkap. Namun, nasib baik belum berpihak padanya. Satu banding tiga, dia kalah telak.

"Lepaskan aku!" serunya sambil meronta-ronta. Dia tahu betul siapa orang-orang ini, mereka adalah orang suruhan istri pertama dari suaminya.

"Jangan melawan atau kami akan bertindak kasar padamu!" ucap salah satu dari mereka. Tapi wanita itu masih saja keras kepala, sambil mendekap kain milik putranya, dia menyikut dan menendang. Namun, karena tindakannya itu dia malah dipukul memakai batu besar. Dalam sekejap darahh mengalir dari kepalanya dan dia tak sadarkan diri.

Namun, saat wanita itu hendak diangkat, warga sekitar yang sedang berkeliling menjaga keamanan melihat aksi tersebut. Mereka langsung geger dan meneriaki penculik.

"Penculik cabulll!" Warga berbondong-bondong mengejar. Alhasil wanita itu tak jadi dibawa dan malah dibiarkan tergeletak di jalanan dengan kondisi yang mengenaskan.

*

*

*

Ayanna turun dari angkot paling akhir. Saat ingin membayar ternyata dompetnya tidak ada. Dia baru sadar, mungkin terjatuh saat dia kecelakaan tadi.

"Aduh, Pak, dompet saya kayaknya ketinggalan deh," ucap Ayanna masih berusaha mencari benda itu di seluruh kantong bajunya. Tapi nihil, hanya ada ponsel yang sampai ini dalam kondisi mati.

"Gimana dong, Mbak? Jauh lho ini dari tempat Mbak tadi," keluh sang supir angkot.

Ayanna terdiam sejenak, lalu teringat tujuannya datang ke tempat ini. Dia memastikan bahwa jalanannya sama dengan yang difoto Refal kemarin. Lalu matanya tertuju pada semak-semak.

"Pak, tunggu di sini sebentar ya," ucap Ayanna meminta agar pria paruh baya itu bersabar. Karena dia ingin mengambil uangnya terlebih dahulu.

"Mbaknya mau ngapain?! Mbak, Mbak!" seru si supir, tapi Ayanna tak menghiraukan. Setelah meletakkan helm-nya, Ayanna berjalan ke semak-semak, tempat uangnya disimpan. Cukup lama dia bolak-balik di sana, tapi dia tak menemukan apa yang ia cari.

"Dimana sih si Refal naronya? Katanya nggak jauh dari lampu jalan!" gerutu Ayanna sambil melirik lampu yang dia hafal betul. Sampai akhirnya terdengar suara rengekan kecil.

Deg!

Ayanna langsung menghentikan aktifitasnya. Dia melirik kesana kemari, takut salah dengar. Tapi lama makin lama suara rengekan itu berganti jadi tangisan nyaring.

"Kok ada suara bayi nangis? Jangan-jangan tempat ini angker lagi," gumam Ayanna merinding sebadan-badan. Namun, saat matanya melirik ke arah kanan, dia melihat kain yang mencuat dari semak-semak, dia bergerak dan memperlihatkan kaki bayi.

Merasa penasaran akhirnya Ayanna memberanikan diri, dia melangkah pelan dan dibuat shock, karena mendapati bayi sungguhan sedang menangis.

"Gila, siapa yang buang dia di sini?!" serunya dengan panik.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!