NovelToon NovelToon

Istri Pajangan

BAB 1. Pada Malam itu

Pada Malam itu

Malam itu adalah malam paling buruk dalam sejarah kehidupan kania. Bagaimana tidak, hotel Sharon bintang lima adalah tempat dimana dia terjerat dalam hubungan yang seharusnya tidak pernah terjadi. Hubungan yang salah antara dia dan calon kakak iparnya

Kania, Kania mayang kusuma. adalah anak angkat dari keluarga bapak Kusuma. Mereka mengangkat gadis itu saat berumur empat tahun. Dia adalah korban anak hilang saat tragedi tsunami di daerah xx

Keluarga bapak Kusuma sangat baik padanya, mereka menganggap Kania sebagai anak kandungnya. Memberi kehangatan dan kasih sayang. Bapak angkat Kania adalah seorang polisi. Dan ibu angkatnya, Mayang adalah guru sma negeri di Bandung. Kania juga punya kakak angkat yang bernama Najira mayang Kusuma.

Najira adalah anak pertama dari keluarga kusuma. Dia yang parasnya cantik, bermata coklat dan rambut ombak bergelombang, ditambah tubuhnya yang jenjang dan langsing mampu membuat semua pria di desa kami jatuh hati pada kakakku.

Kak Jira memang sangat populer. Ia punya paras yang cantik dan kemampuan otaknya juga tidak bisa diragukan lagi, Kak Jira adalah bunga desa dan anak yang selalu di bangga bangga kan oleh keluarga Kusuma.

Kak Jira mempunyai seorang kekasih bernama Adam Rahardian. Mas Adam mengaku kalau dia hanyalah seorang guru honor di sma swasta Bandung.

Pemuda tampan dan tinggi, serta berdada bidang itu, Seharusnya menjadi kakak ipar Kania. Tapi kejadian pada malam itu, membuat Adam dan Kania terpaksa mengikat janji pernikahan di altar gereja. Di hadapan orang tua dan keluarga, di hadapan semua kerabat, bahkan di hadapan Najira.

Kania sangat paham bagaimana perasaan kak Jira saat itu. Dia harus melihat calon suaminya menikah dengan adiknya, di depan matanya sendiri.

Malam itu tidak akan pernah bisa di hapus dari ingatan Kania. Malam dimana Kania melakukan kesatuan tubuh bersama orang yang salah, bersama calon kakak iparnya

Kania tidak bisa menyebut itu sebagai pemerkosaan, dan dia juga tidak terima jika di sebut sebagai wanita gatal yang bermalam dengan calon kakak iparnya. Sebab, pada malam itu entah mengapa dia merasa ada yang aneh pada dirinya, dan kehilangan kontrol pada diri.

Kania sangat ingat malam itu, tepatnya hari itu adalah ulang tahun kak Jira yang ke 25 tahun. Diadakan pesta ulang tahun kak Jira di hotel bintang lima, hotel Sharon.

Yah.. tentunya semua dana pesta ulang tahun kak Jira di biayain sama keluarganya mas Adam, soalnya kalau mengandalkan uang keluarga kusuma untuk membuat pesta mewah itu, tidak akan mampu.

Malam itu adalah pesta ulang tahun yang sangat spesial bagi kak Jira. Bagaimana tidak, pada malam itu ia dan mas Adam mengumumkan pernikahan mereka di depan semua tamu undangan.

Terpancar jelas rasa bahagia dari raut wajah kak Jira dan mas Adam saat itu. Rasa sukacita menyeruak di hati mereka saat mereka mengabarkan pernikahan mereka sebulan lagi, yaitu bulan depan tepatnya bulan desember tanggal 31 bulan itu di akhir tahun.

Malam itu semakin larut, dan pesta sudah sampai pada penghujung acara. Para tamu undangan satu persatu meninggalkan tempat.

Kania dan Merlin sedang mengobrol di meja warna putih dekat kolam renang hotel itu. Malam yang larut dan lampu lampu hotel yang gemerlap, membuat suasana menjadi tambah menyenangkan bagi kami untuk ngerumpi.

Saat itu Merlin terlihat sedang melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. "Ke kamar yuk, aku udah ngantuk". Lalu itu yang diucapkan Merlin kepada Kania setelah melihat arlojinya.

"Yuk lah, kita kamarnya bareng kan?" Kania menghabiskan minuman ku dalam sekali teguk

Kania dan Merlin beranjak dari tempat duduk dan pergi menuju kamar mereka. Di koridor hotel, Merlin tiba tiba menghentikan langkahnya dan menatap Kania dengan wajah pucat dan terkejut.

"Kamu kenapa Mer", Taya Kania. Merlin tetap menatap dengan ekspresi wajah pias.

"Hanphone Aku... hanphone aku ketinggalan Nia. Ucap Merlin sambil mengguncang guncang tubuh Kania.

"Is.. Kamu ini ceroboh banget sih, ketinggalan di mana?"

"Kayaknya di meja depan tadi. Kamu duluan ke kamar ya, kamar kita nomor 1265, ini nih kartu kamarnya" Merlin memberi kartu kamar pada Kania.

"Ingat... kamar no 1265, Kamu jangan salah kamar ya nyet" Ucap Merlin sambil berlari meninggalkan Kania di koridor hotel.

"Kamu tuh yang monyet!" Sebal kania, lalu menjulurkan lidah.

Malam itu, hanya Kania yang ada di sepanjang koridor, tidak ada pelayanan, maupun tamu hotel lainnya.

Kok sepi ya... perasaanku gak enak, Apa memang koridor hotel sudah sepi pada jam-jam begini?

Kania pun sampai di kamar itu, membuka pintu kamar menggunakan kartu yang tadi di berikan Merlin

Kania menatap kamar itu dari sudut ke sudut, Menyapu ruangan itu dengan matanya

WAAH! Apa benar ini kamarnya...

Widih.. ini mah lebih mirip kamar vvip,

Kania berjalan letih memasuki kamar. Meletakkan asal tasnya, membuka sepatu hak tinggi yang melukai kaki itu. Pengen langsung mandi lalu bobok ahhh..

Tapi, Tiba tiba, Kania merasa dirinya sangat panas dan itu membuatnya kesakitan. Kania terjatuh dan tersungkur di lantai. Napasnya menggebu dan tidak beraturan

Apa.. apa yang terjadi dengan diriku. pa.. panas, sakit. Aku gak ta.. tahan, perasaan apa ini

Tiba tiba pintu terbuka, dan masuklah seseorang ke kamar itu

Lho.. siapa itu?, Bukankah kartu kamar ada padaku, kenapa orang itu bisa masuk

Lampu kamar yang agak redup membuat Kania tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang itu. Dia berjalan ke arah Kania, berjongkok dan memeluk dari belakang.

"Sayang.. kok kamu ada di kamarku, Kenapa duduk dilantai?" Ucap orang itu tepat di telinga Kania dan menempelkan wajahnya di leher gadis itu.

Ini kan... suara mas Adam, kok dia di sini.. kan pestanya belum selesai

Tapi Kania yang sudah di butakan oleh nafsu mulai kehilangan akal sehat. Gawat sepertinya ada yang memberikannya obat. Kania membalikkan badan menghadap pria yang sedang memeluk dari belakang tadi. Melingkarkan tangan di pundaknya, dan kubenamkan wajah ke dadanya yang bidang.

"Hei.. Sayang, kamu kok lain banget malam ini, kenapa? Mau aku panggil dokter?" Ucap mas Adam dan membelai rambut Kania

Ouu tidak, sepertinya aku salah masuk kamar.. ini kamarnya mas Adam, aku gak boleh seperti ini terus, ini salah, ini gak benar!

Tapi Kania sungguh buta oleh nafsu, Dia yang malam ini seperti bukan dirinya sendiri. Tabiat gadis itu malam ini lebih mirip seperti hewan buas. Kania mendongak, dan menatap wajah mas Adam yang tidak jelas itu karena lampu kamar yang redup dan gelap. Mata Kania fokus ke bibirnya, dan segera mencium cium bibir calon kakak iparnya itu.

"Kamu ini nakal ya sayang" Ucap mas Adam dan membalas ciuman Kania. Karena Kamar yang gelap, membuat mas Adam tidak bisa melihat dengan jelas siapa wanita yang ada di depannya ini. Mungkin malam itu mas Adam menganggap Kania adalah kak Jira sehingga ia tak segan segan membalas ciuman.

"Udah malam sayang, kamu kembali ke kamarmu ya" Ucap mas Adam dan mencium kening Kania

Tapi, akibat nafsu yang belum tertuntaskan, Kania seolah liar dan hilang kontrol. Kania membuka kancing kemeja putih mas Adam hingga terlihat dada bidang dan otot otot kekar. Dia mencium dada mas Adam dan meninggalkan bekas merah di sana

"Najira.. jangan main api, nanti aku gak bisa menahan diri bahaya lho, pernikahan kita sebulan lagi, aku gak mau merusakmu sayang" Ucap mas Adam dan membelai pipi Kania lembut

Dari kata katanya barusan, terlihat jelas kalau ia mencintai kak Jira dengan tulus. Dia tidak mau merusak kak Jira sebelum mereka sah dalam tali pernikahan.

Entah siapa orang yang tega menaruh obat dalam minuman Kania, tapi sungguh malam itu Kania kehilangan kontrol terhadap dirinya. Kania tetap mencium dada dan melucuti pakaian calon kakak iparnya itu. Banyak tanda merah yang ditinggalkan di dada dan leher mas Adam, yah.. namanya juga dia laki laki normal, kalau di buat seperti itu jelas dia akan terpancing. Apa lagi kalau ia mengira ia melakukan itu dengan orang yang ia cinta pasti ia tidak akan bisa menahan diri lebih lama.

Adam menelan salivanya. "Najira.. apa kamu yakin mau melakukan ini sekarang?. Kalau kamu tidak mau juga tidak apa, cepatlah kembali ke kamar mu, sebelum aku benar benar tidak bisa menahan diri lagi"

Gila. Kania Sungguh sudah gila malam itu, Dia menjawab pertanyaan calon kakak iparnya dengan ciuman. Menyambar bibir mas Adam dan menciumnya dengan rakus, Laki-laki itu pun sama, membalas ciuman Kania dengan sama panasnya

Mas Adam pun segera menggendong tubuh Kania dan meletakkannya dengan lembut ke atas ranjang. Ia menaikkan ke dua kakinya dan menindihi Kania dengan tubuhnya yang besar.

"Kamu yakin nih" Ucapnya lagi memastikan. Dan Kania sekali lagi mengangguk lalu memeluk semakin erat.

Adam mencium dan meninggalkan bekas merah yang menyebar di leher dan payudara gadis itu. Dua anak manusia itu tidak bisa menahan diri, dan malam itu tidak bisa di elakkan.

Mas Adam melakukannya dalam sekali hentakan. Kania menutup mata dan mencengkeram sprei menahan sakit yang dirasakan.

Lama mereka menggebu dalam nafsu. Sampai pelepasan duniawi yang dikejar, mas Adam ambruk di samping kania. Napas mereka yang kejar kejaran menandakan pertempuran malam ini telah selesai.

Mas Adam mendekat dan memeluk tubuh Kania. Ia menarik selimut sampai ke dadak dan memeluk dari belakang.

"Terima kasih sayang, aku cinta kamu Najira" Ucap mas Adam dan tertidur pulas sambil memeluk erat tubuh calon adik iparnya itu.

Najira.. dia menyebutkan nama kakak, uhhgg... apa yang sudah ku lakukan ini, ini salah, mengapa aku bisa melakukannya bersama mas Adam, Menjerit dalam hati, tapi apapun yang sudah terjadi tidak bisa di ubah.

Entah bencana seperti apa yang akan menanti kania setelah esok membuka mata. Entahlah

Siapa dalang dari jerat pada malam itu...

Bersambung...

BAB 2. Ketahuan

Paginya, kania membuka matanya perlahan. Dia menggeliat kecil di bawah pelukan tangan besar itu, Kania mengucek matanya mengumpulkan nyawa yang masih berlarian.

"Sayang... kamu udah bangun" Ucap seseorang tepat di telinga kania dengan suara serak ciri khas orang baru bangun tidur

Deg... Kania terkejut, wajahnya memucat dan seketika tubuhnya menjadi kaku sankin ketakutannya. kejadian semalam terlintas lagi di pikiran nya, kejadian dimana dia dan calon kakak iparnya melakukan hubungan yang seharusnya tidak pernah terjadi

Mungkin saat ini Adam belum membuka matanya. Jadi, dia tidak menyadari siapa yang tidur di pelukannya.

"Sayang, badanmu pasti sakit dan pegal yah.. kamu bobok aja, biar aku yang pesan makanan buat sarapan kita" Ucap Adam sambil mempererat pelukannya

Kania tidak menjawab, lebih tepatnya dia tidak berani mengeluarkan suara. Karena kalau dia berbicara pasti Adam akan tau siapa wanita yang ada di bawah tubuhnya semalam.

"Kamu suka pasta ya kan, gimana kalau pagi ini kita makan pasta, Semalam kan ulang tahun mu... jadi hari ini kamu yang jadi ratunya baby" Ucap Adam lembut sambil membenamkan wajahnya di leher dan rambut Kania

Uhhgg, gimana caranya aku lari nih...

Aku mau pergi dari kamar ini sekarang

Tuhan, ku tau bahwa Engkau yang maha tau, Kau tau kan kalau aku tidak bersalah, Kumohon lepaskan aku dari masalah ini Tuhan. Kania berdoa dalam hati, yahh.. saat itu memang hanya berdoa yang terlintas di pikirannya

"Sayang, kok kamu gak jawab?" Adam melepaskan pelukannya, tangannya beralih menggeser rambut yang menutupi wajah Kania

Mati aku, sekarang ini aku gak bisa lari lagi.

Oh orang terpintar di dunia, jika saat ini kau yang ada di posisiku sekarang apa yang akan kau lakukan untuk melarikan diri

Adam menggeser helai helai rambut yang menyembunyikan wajah Kania, hingga wajahnya pun akhirnya kelihatan. Mata Adam membulat, ia terkejut melihat siapa yang ada di sampingnya saat ini.

"KANIA! " Ucap Adam sambil membalikkan tubuh Kania secara paksa, ia mundur dan menjauh ke bibir ranjang

"Mas, ini tidak seperti apa yang mas pikirkan, Nia di jebak mas, ada yang naruh obat di minuman Nia" Itu yang Kania ucapkan, untuk membela diri, ya karena memang saat ini dia bisa dibilang tidak bersalah

Adam menatap kania tidak berkedip, dari wajahnya terpancar kalau ia tidak percaya pada apa yang ia alami pagi ini. Ia melirik ke bawah dimana tubuhnya terlihat telanjang bulat tanpa sehelai kainpun yang menutupi. Adam mendekat dan menarik paksa selimut yang menutupi tubuh kania

Wajah Adam terlihat syok ketika melihat tubuh Kania juga telanjang dan dipenuhi dengan tanda merah, cupang akibat ulah dari Adam membekas di dada sampai ke lehernya

"Ja.. jadi.. ja..jadi yang, yang semalam itu bukan Najira, melainkan.. " Ucap Adam terbata, matanya menatap tajam ke arah gadis itu

Ia mendorong tubuh kania hingga jatuh ke lantai, Adam sankin tidak bisa mengontrol diri tidak sengaja menggunakan kekuatan terlalu banyak. Tubuh kania tersungkur di lantai. Meraba sekeliling mencari selimut untuk menutupi diri yang telanjang. Seketika sesak menjalar dalam dadanya

Kania menekuk kakinya ke belakang untuk menahan rasa sakit, tapi tiba tiba dia juga merasakan sakit dan nyeri di sekitar selangkangan pahanya

Adam turun dari ranjang, ia berjalan dan memungut pakaiannya dan memakainya. Setelah ia memakai pakaiannya, ia berjalan ke arah di mana Kania duduk tersungkur

Kania menyeret tubuhnya mundur hingga terbentur dengan dinding, dia melirik ke belakang yang ada hanya dinding yang membuatnya tidak bisa bergeser ke manapun lagi. Kini Adam sudah berdiri tepat di depannya, Kania melayangkan matanya menatap wajah Adam, yang terlihat hanya kemarahan dan tatapan membunuh yang siap merobek tubuh gadis itu kapanpun juga

"Ma.. mas, mas Ada.. awww" Ringisnya karena Adam menginjak kuat tulang kering Kania. Kania menarik mundur kakinya yang tadi di injak oleh Adam, dia mengelus dimana bagian yang sakit.

Adam berjongkok dan mencengkeram kuat dagu kanja, krek dia merasa ada gigi geraham yang sepertinya patah akibat cengkraman Adam yang begitu kuat

Aku tidak pernah melihat mas Adam semenakutkan ini, hari ini dia terlihat seperti orang lain.

Hari itu Adam terlihat bukan seperti dirinya yang biasa, biasanya ia terlihat hangat dan lembut. Tapi kali ini beda, ia lebih terlihat seperti setan yang siap memakan gadis yang ada didepannya dalam sekejap. Tangannya turun mencekik leher Kania

Urhh apakah aku akan mati sekarang

"Aku tidak menyangka kau akan melakukan ini pada kakakmu. Dia yang selalu memujimu dan mengatakan hal hal baik tentang mu tapi kau malah membalasnya dengan cara seperti ini" Ucapnya masih dengan tangan yang mencekik

"Kau sangat hebat Kania, kau tau semalam adalah ulang tahun Najira, dan kau memberikan hadiah yang pasti akan ia ingat sampai tua. Kau sangat menjijikkan Kania"

Saat itu Kania juga tidak bisa menyalahkan Adam, karena dia memang tidak bersalah. Kania mulai membelalakkan matanya, napasnya sudah sampai pada batasnya, Adam melepas cekikan nya saat ia melihat Kania yang mulai kehabisan oksigen

"Ohok...ohok.. " Kania terbatuk karena sesak akibat cekikan Adam

Adam mengambil sapu tangan dan mengelap tangannya yang tadi menyentuh kania. Ia melempar asal sapu tangan itu, ia mengacak rambutnya dan menendang dinding ranjang dengan kakinya

Arggghhhhh.... Teriaknya sambil tetap menendang dinding ranjang itu. Ia kembali menatap ke arah kania, dan berjalan cepat ke tempat dimana kania terduduk di lantai kamar itu

"Kenapa kau sangat kejam pada kakakmu hah!, Kenapa untuk memuaskan rasa gatal mu, kau malah memakai ku. Aku ini calon kakak iparmu Kania... Apa kau tidak memikirkan perasaan Najira" Ucap Adam sambil mengguncang guncang tubuh Kania

" Hiks.. bukan begitu mass.., Nia juga gak tau, ada yang menaruh obat dalam minuman Nia masss" Kini ada air yang mengalir dari matanya, lama lama air itu beranak sungai hingga membasahi pipinya

Sungguh kacau saat itu perasaan kania. Dia tidak tau dia harus menyalahkan siapa hari itu, Dia juga adalah korban dalam kasus itu, dia juga dijebak. Tapi, anehnya malah dia yang dianggap sebagai wanita gatal, dihina dan disakiti secara fisik. Keperawanan nya juga sudah hilang, Kania benar tidak ada harganya lagi.

Tidak ada lagi alasannya untuk hidup. Kalaulah orang tuanya juga tau akan masalah ini, pasti tidak ada lagi tempat nya untuk pulang.

Mengapa semua ini bisa terjadi padanya, bukankah apa yang kita tanam itu juga yang kita tuai... tapi mengapa Kania menuai Pil pahit ini, padahal dia tidak pernah menanamnya sama sekali.

Perasaannya campur aduk, dia tidak bisa berpikir secara jernih. Yang terlintas di pikiran ku saat nya adalah MATI MATI MATI.

Dia mendengar itu di telinganya, Kata mati terngiang iang memenuhi kepalanya

Tok.. tok.. tok. suara ketukan pintu kamar

"Morning sayanggggg.... ayo jangan ngebo, udah siang baby... " Terdengar suara Najira dari balik pintu yang tertutup

Deg Kania dan Adam seketika melihat ke arah pintu itu. Wajah mereka memucat, mereka tidak berani membayangkan bagaimana ekspresi dan reaksi Najira jika melihat mereka dalam keadaan seperti ini.

Bersambung...

BAB 3. Apa Alasannya

Apa Alasannya

POV KANIA

Keringat dingin sudah membasahi setiap lekuk tubuhku saat itu. Mas Adam juga, ia terlihat gemetaran, tubuhnya berdiri kaku menatap ke arah pintu, keringat mengalir deras membasahi tubuh mas Adam.

Apa kalian tanya apa aku tidak takut?. Takut, aku sangat takut. Aku takut kak Jira tau, aku takut bapak dan ibu ku tau. Walau sebenarnya aku di jebak, tapi rasa takut itu nyata di hatiku. Berkali kali mataku menatap ke arah pintu, aku tidak tau kemana aku harus lari. Yang pasti aku belum siap bertemu kak Jira saat itu.

"Baby... cepetan buka. Kartu yang kamu kasih ke aku hilang, jadi aku gak bisa masuk nih" Ucap kak Jira dari balik pintu yang tertutup, sesekali terdengar lagi suara ketukan dari pintu itu

Mas Adam segera berlari kecil ke arah nakas, ia meraih air putih yang ada di atas meja kecil itu. Mas Adam menghabiskan minuman itu dalam sekali teguk, ia mencoba mengembalikan rasa fokus pada dirinya. Setelah itu, Mas Adam memungut pakaianku yang tercampak dan berserakan di lantai. Ia melempar pakaian itu ke arah ku, mengenai wajahku. Kau bersembunyi di kamar mandi, ucap mas Adam dingin, ia berbicara tanpa melihat ke arah ku.

Aku memeluk pakaian itu di dadaku, dengan kaki yang gemetaran aku berusaha berdiri. Aku memegang dinding sebagai tumpuan, rasa sakit di bagian selangkangan pahaku membuatku menjadi susah untuk berjalan. Dengan perlahan aku berjalan menuju kamar mandi, tapi tiba tiba mas Adam mencengkeram tangan ku dan menarik ku dengan paksa. Ia menghempaskan tubuhku hingga tersungkur ke lantai kamar mandi. Dari tatapan mata mas Adam yang dingin saat melihatku, jelas sekali kalau pria yang berdiri di depan ku ini sangat membenci ku

"Kau sengaja jalan lama lama ya kan, supaya Najira keburu tau ya kan" Ucap mas Adam dingin sambil mencengkeram kuat bahu ku. Aku meringis, ada air yang ingin keluar dari mataku, tapi dengan sekuat tenaga aku berusaha membendung air itu agar tidak lolos dan membasahi pipiku.

"Saat Najira datang, kau jangan berani beraninya keluar dari kamar mandi ini", itu yang di ucapkan mas Adam sebelum menghilang dari balik pintu kamar mandi yang tertutup.

Mas Adam berjalan ke arah pintu. Ia menarik napasnya dalam, dan tangannya menggenggam ganggang pintu. Krekk Perlahan pintu itu terbuka. "Lama banget sih bukanya" Ucap kak Jira manja sambil memeluk tubuh laki laki itu.

Maaf kan aku sayang. Batin mas Adam, tangannya ragu ragu membalas pelukan dari kekasihnya

"Kok kamu bau parfum wanita sih" Ujar kak Jira tiba tiba setelah mendongak kan kepalanya dari dada mas Adam. Seketika wajah mas Adam berubah pias

"Jawab Adam! " Kini kak Jira terlihat emosi, ia mencengkram kerah baju mas Adam

"Kamu Mikir apa sih Jira. Mungkin ini hanya bau parfum para pengunjung pesta semalam. Semalam itu aku langsung tidur. Mataku ngantuk banget, jadi aku gak sempat mandi baby" Ucap mas Adam mencoba meyakinkan, ia membelai lembut rambut kak Jira

"Ku kira kamu mengkhianati aku, aku takut. Kamu jangan berani bohong sama aku ya, awas lho" Ucap kak Jira lembut, ia sekali lagi membenamkan wajahnya di dada bidang mas Adam

Tangan mas Adam terlihat menggantung di belakang punggung kak Jira. Ia ragu, ia ragu membalas pelukan dari pacarnya. Mas Adam sangat merasa bersalah pada kak Jira, dan ia merasa malu pada dirinya sendiri. Bisa bisanya ia beradu desahan pada wanita lain, wanita yang bukan lain adalah adik dari Najira sendiri

"Kamu kok aneh banget sih. Meluk aku aja kamu gak mau, apa ada yang kamu sembunyikan dariku" Kak Jira mulai curiga

"Gak ada baby. Udah yuk, kita cari sarapan di luar" Ucap mas Adam sambil mencium kening kak Jira. Tangannya menggenggam tangan kak Jira, dan mereka melangkah keluar dari kamar. Tapi betulkan gak ada yang kamu tutuppi dari aku, ujar kak Jira sambil memberhentikan langkahnya. Betul sayang, aku gak bohong, ucap mas Adam sekali lagi berusaha meyakinkan, ia memberi tatapan lembut pada kak Jira.

Maaf kan aku Najira, aku tidak punya keberanian untuk memberi tahu masalah ini padamu. Nanti pasti akan ku beri tau, tapi bukan sekarang. Apakah saat kamu tau tentang masalah ini, kamu masih mau menerima diriku. Batin mas Adam, setelah itu mereka berjalan semakin jauh hingga keluar dari hotel bintang lima itu

Di kamar mandi

Setelah mas Adam pergi, aku merangkak ke

dekat dinding, ku sandarkan punggung ku ke dinding kamar mandi itu. Aku memejamkan mataku, menarik nafas dalam. Ku hembuskan nafas itu dengan kasar, air yang sedari tadi berusaha ku bendung kini mulai pecah. Air itu lolos dari pelupuk mataku, mengalir deras membasahi pipi ku. Aku menutup mulut ku dengan kedua telapak tangan ku, agar isak tangis ku tidak sampai kedengaran oleh orang lain. Rasa sesak menyeruak dan memenuhi dadaku, sungguh kacau saat itu perasaan ku. Aku benci hidup ku, aku tidak suka tubuh ku. Aku merasa jijik dengan tubuh ku ini, tubuh yang kotor, tubuh yang sudah berhubungan terlarang dengan orang yang salah.

Lama aku menangis, dan akhirnya mataku seakan kering sankin banyaknya air yang berlinang dari pelupuk mataku. Aku mengatur deru napas ku yang terasa sesak, dan aku menyeka air mataku. Aku berusaha berdiri dengan memegang dinding sebagai tumpuan. Perlahan ku langkah kan kaki ku menuju bak mandi. Aku mengisi bak mandi dengan air dingin, segera ku tenggelam kan tubuhku ke dalam air itu.

Ku sandarkan kepalaku ke bibir bak mandi, aku memejamkan mata ku. Pikiranku berlarian entah kemana, aku tidak punya keberanian untuk menghadapi masalah ini.

Siapa orang yang telah memberiku obat, apa alasan dan tujuannya. Aku tidak punya musuh, bersinggungan dengan orang lain saja aku tidak pernah. Jadi siapa dalang dari masalah ini. Pikiran Ku saat itu benar benar kacau. Aku tidak tau siapa dalang dari masalah ini, apa alasan dan tujuan nya pun aku tidak tau.

Lama aku berendam, membiarkan air itu menenangkan pikiran ku walau sedikit. Setelah itu aku bangkit dan keluar dari kamar mandi, aku meraih pakaianku dan segera memakainya. Lalu aku berjalan keluar dari kamar mandi, berjalan menuju tas ku yang tergeletak di lantai. Aku menenteng tas itu, dan berjalan menuju pintu.

Aku mengeluarkan kartu yang semalam di berikan Merlin padaku, ku buka pintu itu dengan kartu yang ada di tanganku. Setelah pintu terbuka, aku melangkah keluar. Aku melayangkan mataku menatap nomor kamar yang ada di depanku

1265, Aku gak salah kamar kok. Jelas jelas semalam Merlin bilang kalau kamar kami itu nomor 1265, aku inget banget itu. Masa sih, Merlin yang menjebak ku. Kalau iya pun, apa alasan nya cobak

Aku menatap lekat nomor kamar itu, pikiranku berlarian menerka ke mana mana. Ku balikkan tubuhku tiba tiba dan berjalan menjauhi kamar itu. Aku melangkah dengan cepat, tanpa melirik ke belakang lagi hingga aku keluar dari hotel itu

Aku lunglai berjalan menuju jalan besar. Pikiranku kosong, aku menyeret kaki ku untuk melangkah. Kejadian semalam terlintas lagi di pikiran ku, mencambuk habis hatiku.

Argggggggg, kau sangat bodoh kaniaaaaa kau gak guna, gak guna , gak guna, gak guna. Aku saat itu hanya bisa mengutuki diriku, tidak ada cara yang bisa ku pikirkan untuk keluar dari masalah ini tanpa menyakiti perasaan orang lain.

Aku teringat lagi pada Merlin, aku merogoh tasku dan mengambil hanphone milikku dari dalamnya. Aku menghubungi nomor yang tersimpan di kontak ponsel ku, dan ku arahkan ponsel itu ke depan telingaku. Dengan sedikit harapan aku mencoba menghubungi Merlin, semoga aku bisa meluruskan benang kusut ini, dengan menanyakan beberapa pertanyaan padanya

Nomor yang anda tuju sedang berada di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi. Setelah menunggu beberapa saat, hanya itu yang terdengar oleh telingaku.

Aku menelepon Merlin berkali kali, tapi tetap jawaban yang sama yang kudapat. Merlin berada di luar jangkauan. Sejak hari itu, Merlin menghilang. Ia seakan akan lenyap dari bumi. Nomornya tidak bisa di hubungi, yang jelas aku lost kontak dengan Merlin

Apa Merlin tau sesuatu, kartu ini dia yang beri. Jadi pasti dia tau sesuatu, tapi masa sih dia yang menjebak ku. Apa alasannya coba...

Mataku menatap ke ujung jalan, tanganku terjulur ke depan untuk menghentikan taxi yang melintas. Saat mobil itu berhenti, aku segera naik dan duduk di kursi belakang. Setelah itu, pak supir menjalankan mobilnya perlahan membelah jalanan yang semakin siang semakin ramai.

Aku menyandarkan kepalaku ke sandaran kursi, mataku menatap ke arah luar jendela mobil. Ku sapu semua dengan mataku, ku pandang apa yang bisa ku pandang

"Ke jalan xx ya pak" Ucap ku memberi tahu alamat rumahku. Setelah itu mataku terpejam. Akibat terlalu banyak nangis, mataku terasa berat dan enggan untuk terbuka. Aku mengantuk, sepertinya aku mulai tenggelam ke dalam mimpi.

Lebih baik aku tidur, karena rasa bersalah itu tidak akan menghantui ku sampai ke alam mimpi.

Selamat tidur Kania, kuatkan diri mu. Ke depannya akan muncul banyak fakta dan kejadian yang akan membuat mu terkejut.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!