"Alisaa!!, cepat sedikit lah, kita udah mau telat nih,"ucap seorang gadis yang sudah muak menunggu sang sahabat yang berdandan Begitu lama.
"Issshh iya iya sabar Sintia,"ucap Alisa.
"Astaga Alisa, kamu tuh gak usah dandan terlalu lama, kamu tuh tetap cantik walaupun gak makeup,"ucap Sintia.
"Gak makeup kok, cuma pake pelembab bibir saja,"ucap Alisa.
"Terus kenapa lama sih,"ucap Sintia.
"Heheh biasa, aku telfonan sama ibu dan ayah dulu di kampung,"ucap Alisa.
Sintia Pun akhirnya pasrah, kalau soal menyangkut kedua orang tua dia tidak akan bisa marah lagi, toh mereka pasti sangat penting bagi Alisa sehingga gadis itu menelfon nya dan memberikan sedikit waktu pada mereka.
"Hmm yasudah ayo naik, kita udah mau telat nih,"ucap Sintia.
Alisa pun mengangguk dan segera naik ke atas sepeda motor Sintia.
sepanjang perjalanan kedua gadis itu terus saja bercanda gurau,
Tanpa mereka sadari, sepasang mata terus saja menatap nya dari arah belakang.
"Cantik,"batin pria itu.
"Martin, ikuti kedua gadis itu,"ucap Sang atasan.
Martin hanya mengangguk, dia tak berani membantah, jika dia tak mengikuti perintah sang bos, maka kepala nya akan hilang di tempat.
Mobil itu terus saja mengikuti ke mana arah motor itu berjalan.
Tak butuh waktu lama para gadis itu pun masuk ke sebuah cafe yang terkenal elit di kota jakarta.
"Seperti nya dia bekerja di sini," batin nya lagi.
"Tuan, apa kita akan turun,"ucap Martin.
"Yah tentu saja, bukan nya kita ada rapat di sini bersama klien,"ucap pria itu.
"Tapi masih ada 2 jam lagi rapat itu di mulai,"ucap Martin.
"Percepat, jika mereka menolak, batal kan kerja sama kita,"ucap pria itu lagi dan segera turun dari mobil nya..
Manager cafe terkejut melihat kedatangan pria yang terkenal dingin dan kejam itu.
"Eh tuan, anda sudah tiba? bukan nya rapat masih ada 2 jam lagi,"ucap manager itu.
"Aku mempercepat nya, jika kalian keberatan aku akan cabut semua saham ku di cafe ini,"ucap nya.
"Jangan tuan Edward, maaf kan saya, silahkan masuk ke dalam ruangan VIP nya,"ucap sang manager.
"Aku tidak ingin di ruangan VIP, aku ingin di ujung sana,"ucap nya.
"Eh tapi tuan, ini adalah rapat penting, jika anda duduk di sana maka tidak akan fokus karena kebisingan di luar sini,"
"Kau berani menolak permintaan ku,"ucap Edward menatap manager itu dengan tatapan yang sulit di artikan.
sang manager terdiam, dia benar benar takut melihat tatapan mengerikan Edward.
"Permisi pak Dirga, apa anda memanggil saya,"ucap seorang wanita.
Kedua pria itu menoleh.
Deg
Jantung Edward seperti ingin melompat dari tempat nya.
"Eh iya Alisa, tolong layani tuan ini dengan baik, dia adalah tamu terpenting dan terspesial kita di cafe ini,"ucap Dirga.
" ini pasti pertama kali nya kamu melihat tuan Edward, dia memang baru saja pulang dari Australia, dia juga mempunyai perusahaan di sana, dan selama 3 tahun ini dia menetap di sana dan baru saja kembali seminggu yang lalu,"jelas Dirga.
Alisa mengangguk," selamat datang tuan Edward, perkenalkan nama saya Alisa, senang bisa bertemu dengan anda,"ucap nya sopan.
Edward dengan cepat memalingkan wajah nya, jantung nya benar benar berdebar kencang melihat senyuman manis gadis di hadapannya ini.
Alisa yang melihat pria itu berjalan terlebih dahulu menatap ke arah Dirga.
"Dia memang sedikit galak, kamu jangan ambil hati yah kalau dia marah,"ucap Dirga.
"Dia adalah pemilik saham terbesar di cafe ini, kamu harus mengikuti semua perintah nya, jangan buat dia marah yah plisss,"ucap Dirga.
Alisa tersenyum dan mengangguk kan kepala nya, "baik deh pak, anda tidak perlu khawatir, serah kan semua nya padaku,"ucap Alisa.
Dirga tersenyum dan mengajukan jempol nya, dia tidak akan merasa takut jika Alisa lah yang bertugas, karena Alisa bisa memikat hati semua para pengunjung dengan keceriaan nya.
"Hahh syukur lah ada Alisa, anak itu memang the best, aku bersyukur bisa bertemu dengan nya,"ucap Dirga.
"Semoga dia di pertemukan oleh pria yang baik juga,"
....
"Permisi tuan, apa anda ingin memesan menu terlebih dahulu,"ucap Alisa yang kini sudah ada di hadapan Edward.
" Aku pesan kopi dan nasi goreng,"ucap Edward.
Alisa mengangguk.
"Mau ke mana kamu,"ucap Edward, saat melihat Alisa yang akan pergi meninggalkan nya.
"Ke dapur pak, saya ingin sampaikan kepada koki untuk menyiapkan pesanan anda,"ucap Alisa.
"Suruh yang lain saja, kamu tetap di sini, jika aku membutuhkan sesuatu, aku tidak perlu repot-repot memanggil mu,"ucap Edward.
Alisa hanya mengangguk.
"Bang Aldo, sini,"ucap Alisa.
Aldo si pria tampan yang bekerja di cafe itu juga mendekati Alisa.
"Ada apa cantik,"ucap Aldo.
Perkataan pria itu berhasil membuat darah Edward mendidih. Dia tak terima wanita taksiran nya di goda oleh pria lain.
"ihss bang Aldo, nih bawa pesanan orang, tolong yah,"ucap Alisa.
"Baiklah,"ucap Aldo.
" Apa cara kerja nya memang seperti itu?,"ucap Edward.
Alisa menoleh dan menatap Edward yang kini menatap nya juga.
"Maksud nya tuan?," ucap Alisa tak mengerti.
" Apa pria itu harus memanggilmu dengan sebutan cantik,"ucap Edward.
" Eh tidak kok tuan, dia memang sering bercanda,"ucap Alisa.
" Maaf kalau anda tidak nyaman,"ucap Alisa.
"Lain kali jangan Seperti itu di hadapan ku,"ucap Edward yang di angguki oleh Alisa.
"Apa kaki mu pegal berdiri terus,"ucap Edward.
"eh tidak tuan, saya sudah terbiasa,"ucap Alisa.
"Gila nih cowok, udah tau kaki pegal berdiri, malah nanya lagi,"batin Alisa.
Tak berselang lama pesanan Edward pun datang, pria itu meminta Alisa duduk di samping nya.
"Tolong suapin aku yah, aku ingin mengecek beberapa pekerjaan ku dulu,"ucap Edward.
"Tapi tuan, apa ini tidak berlebihan,"ucap Alisa.
"Apa kamu menolak ku?,"ucap Edward.
"Perut ku sudah lapar, tapi aku juga harus mengecek beberapa pekerjaan ku, sebelum rapat. apa kamu mau aku mengadu yang tidak tidak pada Dirga,"ucap Edward.
Mau tak mau Alisa pun mengikuti perintah pria itu.
tanpa mereka sadari sepasang mata menatap nya dari arah jauh.
" Seperti nya tuan Edward suka deh sama Alisa,"batin Dirga.
"Kalau memang jodoh persatu kan mereka secepat nya ya Allah,"ucap Dirga.
Dirga adalah tipikal pria yang agak lembut, jadi membawanya seperti itu.
"Tuan, sebentar lagi para klien akan hadir,"ucap Martin yang kini ada di hadapan Edward.
Alisa yang terkejut pun spontan berdiri karena merasa malu.
"Kenapa berdiri? Apa kamu takut padanya"ucap Edward.
"Bukan begitu tuan, saya hanya tidak enak, bagaimana kalau dia melapor pada istri anda, bisa bisa saya di Jambak,"ucap Alisa, yang memang selalu melihat berita berita pelakor akhir akhir ini.
Edward menahan tawa nya, setelah itu meminta Martin untuk pergi.
Setelah kepergian Martin, Alisa kembali duduk dan menyuapi Edward.
Pria itu benar benar bahagia karena bisa menikmati makanan dari suapan wanita yang sudah memikat hati nya.
"Eh tuan, makanan anda sudah habis, saya ingin kembali kerja dulu, kalau anda butuh sesuatu silahkan panggil saya lagi,"ucap Alisa.
"Berikan nomor ponsel mu,"ucap Edward.
"Buat apa tuan?,"ucap Alisa.
"Untuk memanggil mu"ucap Edward.
"Anda bisa panggil pelayan lain nyaa dan minta dia memanggil saya,"ucap Alisa.
"Berikan nomor ponsel mu, atau aku mengadu pada Dirga,"ucap Edward.
"Tuan, anda ini pemaksaan sekali sih, "ucap Alisa marah, dan pergi meninggalkan meja Edward.
Edward hanya menatap kepergian Alisa.
pria itu segera menghubungi Martin, tak berselang lama pria itu datang, dan Edward meminta nya untuk memanggil Dirga.
"iya tuan, apa ada yang bisa di bantu,"ucap Dirga.
"Hmm waiters mu itu sangat keterlaluan, dia meninggalkan ku , padahal aku sedang membutuhkan nya, aku tidak mau tau, dalam waktu 1 menit ini, dia harus ada di hadapan ku, jika tidak. Aku akan mencabut semua saham ku,"ucap Edward.
"Iya tuan, saya akan memanggil nya,"ucap Dirga.
...
"Di mana Alisa,"ucap Dirga.
"Ada di dapur pak,"ucap salah satu karyawan di sana.
Dirga pun dengan cepat berlari masuk ke dalam dapur.
"Alisaaaa,"ucap Dirga.
Alisa yang sedang menikmati makanan nya terkejut mendengar teriakkan sang atasan..
"Ada apa pak,"ucap Alisa.
"Alis kembali lah cepat di meja tuan Edward, dia sangat marah karena kamu meninggal kan nya,"ucap Dirga.
"Pak, saya hanya ingin makan sebentar, masa gak di kasi waktu sih,"ucap Alisa.
"Alisa maaf kan saya, saya tidak bisa menolong mu, lebih baik kamu ke sana sekarang, kalau tidak, cafe ini akan hancur,"ucap Dirga.
Alisa pun akhirnya pasrah, gadis itu pun segera pergi meninggalkan dapur menuju ruangan VIP di mana Edward berada.
....
"Silahkan masuk nona, tuan Edward sudah menunggu anda di dalam,"ucap Martin sang kepercayaan.
Alisa mengangguk, sebelum masuk gadis itu mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum orang yang di dalam nya menyuruh nya untuk masuk.
"Permisi tuan, ada yang bisa saya bantu,"ucap Alisa dengan wajah yang kurang enak di pandang.
"Kenapa wajah mu cemberut seperti itu hah,"ucap Edward.
"Apa kau tidak suka aku memanggil mu,?"ucap Edward.
"Tuan, bukan seperti itu, hanya saja saya juga butuh waktu istirahat untuk mengisi perut kosong saya, apa anda tega melihat saya kelaparan,"ucap Alisa.
"Hanya itu? Kau hanya lapar? Aku bisa membeli semua menu makanan di cafe ini untuk mu,"ucap Edward.
"Dasar sombong,"lirih Alisa.
"Apa kamu bilang,"ucap Edward.
"Eh tidak tuan, tidak ada kok,"ucap Alisa.
"Duduk lah, sebentar lagi makanan mu akan datang,"ucap Edward.
lagi lagi Alisa hanya pasrah, dia pun duduk di sebelah Edward, dan benar saja, tak berselang lama, beberapa waiters pun masuk dan membawa beberapa menu makanan.
"Sini dekat kan kursi mu,"ucap Edward.
"Mau apa tuan,"ucap Alisa takut.
"Aku tidak akan berbuat macam-macam, mendekat lah,"ucap Edward, tapi Alisa tak bergerak sedikit pun, dan itu membuat Edward benar benar geram, mau tak mau dia lah yang mendekati gadis itu.
"Dasar keras kepala, ayo buka mulut mu,"ucap Edward menyodorkan makanan di hadapan Alisa.
"Saya bisa makan sendiri tuan,"ucap Alisa.
"Buka mulut mu Alisa, jangan membuat ku marah,"ucap Edward.
"Tapi tuan, ini sudah kelewatan, tidak sepantasnya kita seperti ini,"ucap Alisa.
"Aku tidak peduli, sekarang buka mulut mu, atau aku akan mencium mu,"ucap Edward, seketika Alisa melahap makanan yang di berikan Edward.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!