"DOKTER !!" pekik Bisma dengan napas ngos-ngosan akibat berlari kencang tanpa mempedulikan apapun di sekitarnya dari area parkir hingga ke lobi menuju IGD salah satu rumah sakit di Milan, Italia.
Bisma begitu syok setelah mendapat kabar dari sang asisten jika istrinya bernama Vivian Angela mengalami kecelakaan.
"Di mana istri saya yang bernama Vivian Angela dan bagaimana kondisinya sekarang?" cecar Bisma dengan perasaan cemas dan tatapan yang tajam pada dokter serta suster jaga di IGD.
"Nyonya Vivian masih ditangani secara intensif oleh tim dokter. Kami mohon Tuan sabar menunggu dan silahkan duduk," ujar salah seorang perawat.
"Kamu pikir aku bisa sabar menunggu, hah! Kalau sampai istriku dan calon bayi kami kenapa-napa, aku ratakan rumah sakit ini dengan tanah!" bentak Bisma dengan nada mengancam penuh emosi pada tim medis.
Asisten Bisma yang bernama Dhika berusaha menyelesaikan kegaduhan yang ditimbulkan oleh bosnya tersebut. Lalu, dengan cepat ia membawa Bisma ke lorong yang cukup sepi.
"Sabar, Bos."
"Sabar-sabar! Sabarku setipis tisu. Paham, Kau !!" bentak Bisma.
"Paham, Bos. Kan aku udah kenal Anda selama lima tahun ini. Jadi sifat dan kelakuan Bos pasti paham lah," goda Dhika guna mencairkan suasana penuh ketegangan ini.
Faktanya, Dhika (28 tahun) memang bukan hanya sekedar asisten pribadi Bisma melainkan sudah seperti kawan dekat.
"Diam kamu!"
"Siap, Bos." Dhika pun memilih diam dan menurut daripada bosnya itu tantrum tak berkesudahan.
Hari ini sebenarnya adalah hari ulang tahun Vivian Angela yang ke-30 tahun. Bisma sudah mempersiapkan acara perayaan ulang tahun istrinya itu dengan makan malam romantis di salah satu restoran ternama di Milan.
Siang hari, Bisma masih berkutat dengan pekerjaan. Ia sedang ada meeting dengan salah seorang kliennya di kota lain. Sebelumnya, ia mendapat pesan dari Vivian jika istrinya itu meminta izin akan pergi mengunjungi salah seorang temannya sesama balerina yang sedang sakit.
Balerina adalah istilah untuk penari balet wanita.
Ya, Vivian Angela berprofesi sebagai penari balet.
Awalnya Bisma tak mengizinkan Vivian pergi karena istrinya tengah hamil muda. Keduanya baru menikah dua bulan yang lalu. Namun pada akhirnya Bisma tak bisa mencegahnya. Naas bagi Vivian, ia mengalami kecelakaan.
☘️☘️
Bisma Arya Mahendra (30 tahun) adalah putra bungsu Irjen Pol. (Purn) Arjuna Sabda Mahendra dengan Bening Putri Prasetyo. Sejak kecil Bisma dikenal paling berbeda. Ia sering usil dan bandel diantara saudaranya yang lain.
Bisma juga sering berbuat onar atau masalah di sekolah. Namun sejak dibangku kuliah, dirinya sudah jarang berbuat onar.
Perihal percintaan Bisma, sejak remaja cukup aneh. Ketika SMA pernah pacaran dengan tante-tante. Alhasil Bisma dipindahkan sekolah dan tempat tinggalnya kala itu oleh kedua orang tuanya dari Jakarta ke Yogyakarta tepatnya bersama sang nenek yakni Eyang Lina, ibu kandung Arjuna.
Bisma bersikeras tak mau jadi polisi seperti kakaknya yakni Brahma. Arjuna pun akhirnya menyerah karena pernah mencobanya namun berujung Bisma kabur dari asrama. Menolak masuk sekolah militer, Bisma pun akhirnya dikuliahkan oleh Arjuna dan Bening.
Dalam hal pelajaran sekolah maupun kuliah, Bisma memang kurang. Namun ia punya gaya pergaulan yang cukup luas. Alhasil sejak remaja ia dengan mudah membangun bisnisnya.
Tentu awalnya Bisma merintis usahanya dengan beberapa temannya. Namun lambat laun, ia mampu membangun bisnisnya sendiri.
Arjuna dan Bening sudah menyerah menghadapi kelakuan Bisma perihal sekolah maupun kuliah. Bagi mereka, Bisma lulus itu sudah cukup bagus. Walaupun nilainya pas-pas an.
Bisnis yang dijalankan Bisma berjalan cukup pesat sejak lelaki itu duduk di perguruan tinggi hingga detik ini. Kini, Bisma sudah punya beberapa cabang usahanya baik di dalam maupun luar negeri.
Sejak menikahi Vivian dua bulan yang lalu, Bisma menetap di Milan. Walaupun kedua orang tuanya meminta agar Bisma dan Vivian tinggal di Indonesia saja. Bisma menolaknya.
Bisma memberikan alasan karena Vivian punya banyak teman di Milan. Setelah Vivian melahirkan, wanita itu juga tetap ingin berkarir kembali di dunia balet yang ada di Italia.
Lagi pula jika tinggal di Milan lebih dekat bagi paman dan bibi Vivian yang berada di Swiss jika ingin berkunjung ke tempat mereka. Vivian berstatus yatim piatu. Sejak kecil orang tuanya sudah meninggal dunia.
Selain hal itu, Bisma juga butuh privasi agar tidak diganggu oleh keluarganya terutama kedua orang tuanya. Bisma juga ingin melupakan seseorang yang pernah menorehkan luka di hatinya.
"Bos, sudah tenang?"
"Kenapa?" sengit Bisma dengan tajam.
"Kecelakaan ini apa perlu disampaikan ke orang tua Anda dan keluarga Nyonya Vivian?"
"Tutup semua informasi. Aku gak ingin mereka cemas," titah Bisma dengan tegas.
"Siap, Bos."
"Bagaimana bisa Vivian kecelakaan? Apa ada sabotase?" curiga Bisma.
"Saya sudah pastikan tak ada sabotase seperti pemikiran Anda, Bos. Dari hasil laporan di TKP yang saya kumpulkan, Nyonya Vivian tiba-tiba membanting setir mobilnya ke arah kanan dan menabrak pohon karena tanpa sengaja ada seorang pria yang menyeberang jalan. Kebetulan area jalan tersebut sedang sepi,"
"Terus pria brengsek itu kabur begitu saja!"
"Tidak, Bos. Pria itu tetap membantu Nyonya Vivian ke rumah sakit dengan menyetop kendaraan yang tak lama lewat di sana," jawab Dhika.
"Lantas, sekarang pergi ke mana dia?"
Derap langkah sol sepatu menggema di lorong rumah sakit yang dalam kondisi tak begitu ramai. Langkah kaki seorang wanita dengan raut wajah penuh cemas mendadak berhenti saat pandangan matanya melihat sosok pria dari masa lalunya.
Dengan jarak yang cukup dekat hanya beberapa meter saja, wanita bernama Widuri Lidyaningrum akhirnya bisa melihat lagi sosok lelaki yang pernah ia cintai setelah lima tahun mereka tak pernah bertatap muka.
Rasa cinta itu masih bersemayam dengan baik hingga detik ini di kalbunya. Walaupun Widuri tau bahwa pria yang berstatus mantan kekasihnya itu diyakini sudah tak mencintainya lagi.
Deg...
"Bisma," gumam Widuri lirih.
"Kenapa berhenti, Wid? Kamu kenal pria itu?" tanya lelaki berusia tiga puluh lima tahun bernama Alamsyah yang biasa dipanggil Alam. Pria ini adalah kakak kandung Widuri.
"Iya, Bang. Aku kenal dia. Kebetulan dia teman sekampusku di Jogja dulu," jawab Widuri dengan suara lirih.
"Oh, begitu. Apa pria itu suami atau saudara dari wanita yang kecelakaan sama Abang ya, Wid?"
"Nama wanita itu siapa, Bang?" cecar Widuri yang mendadak cemas.
"Kalau gak salah tadi abang lihat kartu identitasnya, namanya Vivian."
"Vivian siapa lengkapnya?"
"Vivian Angela," jawab Alam apa adanya.
"APA !!" pekik Widuri tanpa sadar saking terkejutnya.
Tiba-tiba...
"Woi, jangan teriak! Ini rumah sakit bukan di hutan!" sahut Bisma dengan nada suara yang juga naik beberapa oktaf akibat mendengar teriakan Widuri barusan.
Namun Bisma belum begitu jelas bahwa yang berteriak adalah Widuri, mantan kekasihnya. Selain karena jarak, ia hanya menatap punggung Widuri yang tengah memakai jaket tebal. Terlebih emosi sedang bergelayut dalam hati Bisma saat ini. Sehingga daya kepekaannya kurang dan mendadak lupa jika suara barusan adalah suara mantan kekasihnya.
Widuri pun akhirnya memutuskan untuk membalikkan tubuhnya dan kini menghadap ke arah Bisma. Sontak pupil mata Bisma melebar seketika tatkala melihat sosok Widuri tengah berdiri di hadapannya saat ini.
"Wi_duri." Sapa Bisma dengan nada suara terbata-bata, namun tatapan tetap tajam menelisik ke arah Widuri dan Alam. "Ada urusan apa kamu di rumah sakit ini?"
Bersambung...
🍁🍁🍁
*Kisah Ayank Bisma, anak bungsu Bening dan Arjuna meluncur ya setelah hampir dua tahun tertunda buat Othor merampungkan alur dan naskahnya. Akhirnya lunas ya, semua anak Bening dan Arjuna punya kisah masing-masing.💋💋
*Alurnya dominan di luar negeri.
WARNING :
*Area Dewasa dan pembaca dimohon punya pikiran sedikit terbuka dan jangan k0lot perihal hidup bebas dan perselingkuhan. Jika tak suka, skip saja.
Mohon dukungannya, Sobat.💋💋
BUGH !!
Tanpa basa-basi Bisma melayangkan b0geman mentah bertubi-tubi pada wajah Alam setelah ia tau jika lelaki itu adalah pria yang menyebrang jalan sehingga Vivian mengalami kecelakaan.
Ditambah Bisma baru mengetahui sebuah fakta yang ada, jika Alam adalah kakak kandung Widuri. Kebencian di hati Bisma semakin meluap dan langsung dilampiaskan pada kakak kandung Widuri.
Dahulu adiknya menorehkan luka di hatinya. Sekarang kakaknya, pikir Bisma.
"KAU PANTAS MATI !!"
BUGH !!
"Bisma, cukup!" seru Widuri. "Aku mohon jangan begini. Lepasin Bang Alam. Kita bisa bicara baik-baik," imbuhnya.
Widuri berusaha menarik tubuh Bisma agar melepaskan Alam yang sudah babak b3lur. Ia sangat tau kekuatan Bisma dalam hal berkelahi. Bisma sangat jago dalam hal ilmu beladiri baik karate maupun taekwondo. Bisma juga adalah pemegang sabuk hitam.
"Tenang, Bos. Ini rumah sakit jangan bikin kegaduhan lagi," saran Dhika seraya menarik tubuh Alam yang lemas setelah dihajar Bisma.
"Huft !!" keluh Bisma yang pada akhirnya melepaskan secara kasar tubuh Alam dari cengkeramannya.
Beruntung Dhika dan Widuri bisa menahan tubuh Alam agar tak terjatuh di lantai. Alam masih dalam kondisi sadar, tapi lemas.
"Aku akan_" ucapan Bisma seketika terpotong oleh suara pintu yang terbuka dan panggilan dari dokter.
Ceklek...
"Keluarga Nyonya Vivian," panggil dokter. Seketika Bisma langsung berbalik badan dan menghadap sang dokter.
"Iya, Dok. Saya suaminya. Bagaimana kondisi istri saya?" tanya Bisma dengan kecemasan yang luar biasa dan tak bisa digambarkan.
"Kita harus melakukan kure_tase dan beberapa tindakan lain pada Nyonya Vivian demi keselamatan nyawanya. Maaf, calon bayi kalian tak bisa selamat."
Deg...
Langkah kaki Bisma mundur satu langkah. Ia begitu terkejut mendengar kabar buruk bagai disambar petir ini. Walaupun sejujurnya dalam hatinya masih belum mencintai Vivian secara penuh, Bisma tak mungkin melukai atau menolak kehadiran darah dagingnya sendiri ke dunia ini.
Namun takdir berkata lagi karena calon jabang bayinya harus pergi sebelum ia sapa secara langsung.
"Kami butuh tanda tangan Anda untuk penanganan Nyonya Vivian lebih lanjut," ucap sang dokter seraya berusaha menyadarkan Bisma dari lamunannya.
"Lakukan yang terbaik dan tolong selamatkan istriku, Dok."
"Kami upayakan semaksimal mungkin, Tuan Bisma. Bantulah doa," Bisma pun menganggukkan kepalanya perlahan.
Setelah itu Bisma melakukan beberapa prosedur atas saran dokter sebelum tindakan selanjutnya dilakukan pada Vivian.
Kabar buruk tersebut tentu didengar dengan jelas oleh Widuri. Sebelum Bisma selesai berbicara dengan sang dokter, Widuri dengan cepat membawa Alam pergi dari sana. Widuri segera memesan taksi dan menyuruh Alam untuk segera pulang ke apartemen.
"Obati luka abang di apartemenku. Ada obat di kotak dekat dapur. Biar masalah ini aku selesaikan. Aku coba bujuk Bisma biar tak memperpanjang masalah kecelakaan ini," pinta Widuri.
"Tapi, Wid_"
"Sudahlah. Untuk saat ini abang dengerin omonganku. Tadi siang Abang juga aku suruh diam di apartemen justru malah pergi sampai nyasar jauh. Ujungnya nyebrang gak lihat-lihat jadinya istri temanku itu kecelakaan,"
"Apa kamu yakin bisa menyelesaikannya sendiri?"
"Bisa. Abang percaya saja sama aku," ucap Widuri yang berusaha meyakinkan Alam. Walau sebenarnya hatinya tengah was-was melihat perangai Bisma seperti tadi pada Alam.
"Kok abang gak yakin, Wid. Apalagi temanmu itu sepertinya orangnya gampang emosian," ucap Alam dengan nada suara kekhawatiran.
"Aku kenal baik dia, Bang. Sebenarnya dia baik dan gak kasar kok. Mungkin tadi dia emosi karena syok saja. Wajarlah, Bang."
Setelah dibujuk sedemikan rupa, akhirnya Alam percaya dengan perkataan sang adik. Alam pun menaiki taksi dan pulang ke apartemen mereka.
Sementara Widuri segera kembali ke tempat Bisma, setelah memastikan taksi yang membawa Alam sudah pergi dari rumah sakit.
☘️☘️
Nasib apes memang tak ada di kalender. Widuri dan Alam baru saja tiba di Milan dua hari yang lalu. Widuri bertandang ke Milan karena ada tawaran pekerjaan di sebuah perusahaan.
Sedangkan Alam hanya berniat mengantarkan Widuri ke Milan. Rencananya, Alam akan kembali ke Indonesia besok karena cutinya akan selesai dan harus segera masuk kerja.
Maklum ini adalah perjalanan Widuri pertama kali ke luar negeri. Widuri adalah saudara kandung Alam yang masih tersisa. Otomatis sebagai kakak, Alam sangat menyayangi Widuri. Ia tak ingin kehilangan adiknya lagi karena dulu mereka sudah pernah merasakan kehilangan orang tua dan adik bungsunya beberapa tahun silam.
Alamsyah adalah anak pertama dan Widuri adalah anak kedua. Mereka punya adik laki-laki bernama Adit yang kala itu masih duduk di bangku SMP. Mobil yang dikemudikan sang ayah mengalami kecelakaan saat mereka sekeluarga berniat pergi berlibur ke Puncak, Bogor.
Orang tua mereka dan Adit meninggal dunia. Hanya Alamsyah dan Widuri yang berhasil selamat. Sejak itu Alam beralih tugas sebagai tulang punggung keluarga. Ia berusaha menghidupi Widuri hingga akhirnya sang adik berhasil lulus kuliah.
Mengapa Alamsyah tak mengenal Bisma sebagai mantan kekasih Widuri ?
Widuri tipe wanita introvert alias tertutup. Ia tak pernah menceritakan urusan pribadi terutama percintaannya selama ini pada Alam.
Terlebih mereka berdua hidup berjauhan. Alam menetap di Batam karena tempatnya bekerja ada di kota tersebut.
Alam juga sudah menikah dan punya tiga orang anak. Istri dan anak-anaknya tinggal di Batam bersamanya. Anak ketiga Alam baru saja berumur empat bulan. Sedangkan Widuri setelah lulus SMA, memilih untuk tinggal dan kuliah di Jogja.
"Ke mana wanita dan pria brengsek tadi?" cecar Bisma dengan rahang mengetat pada Dhika.
"Aku di sini," sahut Widuri sebelum Dhika menjawabnya. Kemudian, Widuri berjalan secara perjalan menuju ke tempat Bisma berdiri.
"Mana pria brengsek itu?"
"Dia-kakakku, Bisma."
"Aku tak peduli mau dia kakakmu, adikmu bahkan pacarmu sekalipun!" bentak Bisma.
"Aku suruh abang pulang ke apartemen buat obatin luka-lukanya," jawab Widuri apa adanya.
"Berani-beraninya kamu suruh dia pergi sebelum menyelesaikan tanggung jawabnya. Dia sudah bikin Vivian keguguran dan sampai detik ini kondisi istriku masih belum jelas di dalam sana. Ngerti kamu ?!"
"Maafkan, Abangku. Aku mohon, Bisma."
Widuri berusaha bicara baik-baik dari hati ke hati dengan Bisma agar mantan kekasihnya itu bersedia memaafkan sang kakak atas kejadian kecelakaan tersebut.
"Enak saja bilang maaf. Lantas, apa fungsi penjara kalau pelaku cuma bilang maaf?" sindir Bisma.
"Aku yang akan menggantikan abangku untuk menebus kesalahannya padamu dan Vivian. Sekali lagi aku minta maaf atas nama abangku. Sungguh dia tak sengaja karena memang belum tau jalan di sini," ucap Widuri.
"Menebus? Memangnya kamu mau bayar berapa duit untuk barter nyawa calon jabang bayi kami yang sudah abangmu lenyapkan? Satu miliar atau sepuluh miliar?" cecar Bisma. "Apa sekarang uang di rekeningmu sangat menyala sampai Kau berani memberikan tawaran padaku setelah abangmu menjadi penyebab aku harus kehilangan bayiku?" sambungnya.
Dhika sejak tadi berdiri tak jauh dari tempat Bisma dan Widuri. Ia terus mendengarkan dengan seksama pembicaraan serius antara bosnya itu dengan Widuri, wanita yang baru pertama kali dilihatnya.
Bisma juga tipe pria tertutup perihal asmara. Alhasil ia tak pernah bercerita apapun pada Dhika soal masa lalunya dengan Widuri.
"Maaf, Bis. Jika uang sebanyak itu, aku tak punya." Jawab Widuri apa adanya. "Mungkin bisa aku ganti dengan yang lain," tawarnya.
"Maksudmu?"
"Aku bisa bekerja di rumah atau apartemen kalian jadi pembantu misalnya. Jadi aku gunakan tenaga dan tubuhku untuk bersih-bersih tanpa digaji," jelas Widuri.
"Bersih-bersih dengan tubuhmu," sindir Bisma dengan nada meremehkan. "Apa yang bisa dibersihkan kalau tubuhmu itu sudah kotor dan murahan?" sarkasnya.
Bersambung...
🍁🍁🍁
Widuri memutuskan untuk diam. Ia sedang tak ingin berdebat dengan Bisma yang berujung semakin memperkeruh suasana. Terlebih Bisma mengancam akan memenjarakan Alam atas perkara kecelakaan ini.
Widuri tentunya tak akan membiarkan Alam masuk penjara. Ia sangat menyayangi Alam.
Bagaimana bisa ia berpangku tangan semisal Alam dipenjara ?
Alam adalah tulang punggung bagi istri dan tiga orang anak yang masih sangat kecil. Para keponakannya tentu juga butuh figur ayah di sisi mereka.
Apa jadinya jika ayah mereka masuk penjara dan dicap sebagai anak dari seorang narapidana ?
Widuri tak bisa membayangkan kesedihan kakak iparnya serta ketiga keponakannya tersebut. Pasti mereka akan sangat sedih kehilangan Alam yang harus mendekam di penjara. Widuri berjanji tak akan membiarkan hal buruk itu terjadi dalam keluarga mereka.
"Kenapa diam?" Bisma semakin memojokkan Widuri. "Benar kan omonganku kalau kamu itu wanita murahan dan sok suci padahal sudah tak suci!" desisnya.
"Terserah apapun yang kamu katakan, Bis. Kamu bebas untuk menghinaku, tapi ku mohon jangan jebloskan kakakku ke penjara. Dia tulang punggung keluarga. Istrinya hanya ibu rumah tangga biasa dan mereka masih punya tiga anak yang sangat kecil,"
"Carikan saja suami dan bapak baru buat mereka. Beres kan," sahut Bisma dengan entengnya.
Pupil mata Dhika dan Widuri seketika melebar usai mendengar saran dari Bisma barusan. Walaupun hal itu bukan sebuah saran yang baik untuk dilakukan. Widuri sungguh tak habis pikir dengan karakter Bisma yang saat ini. Sangat jauh berbeda ketika mereka masih pacaran dulu.
Semua berubah setelah keduanya terlibat cekc0k yang berujung putusnya jalinan asmara mereka, beberapa tahun silam.
☘️☘️
Seminggu berlalu, Milan.
Alam sudah kembali ke Indonesia sejak beberapa hari yang lalu. Widuri mengatakan pada sang kakak bahwa Bisma tak akan melaporkannya ke pihak berwajib. Masalah kecelakaan Vivian akan diselesaikan secara damai.
Awalnya Alam meragu, tapi karena keadaan yang harus segera membawanya pulang ke Tanah Air akhirnya ia memilih untuk percaya pada Widuri.
"Hati-hati ya Dek selama kerja di sini. Kalau ada apa-apa soal Bisma atau pekerjaanmu, segera kabari Abang atau kakak iparmu," pinta Alam.
"Siap, Bang."
Itulah pembicaraan terakhir antara Widuri dengan Alam sebelum sang kakak lepas landas pergi meninggalkan Milan.
Pil pahit harus ditelan oleh Bisma dan Vivian. Selain keguguran, Vivian juga mengalami kelumpuhan. Istri Bisma itu terus menangis setelah dirinya siuman.
"Hiks...Bagaimana nanti aku menghadapi keluarga besar kita, Bis?"
"Sabar, Vi. Semuanya biar aku yang urus,"
"Kamu enak tinggal bilang begitu! Mamamu sudah kepalang senang karena dua minggu yang lalu aku kabari kehamilan ini. Walaupun faktanya aku hamil karena kita melakukannya sebelum nikah," ujar Vivian.
Bisma hanya mampu menghela napas beratnya. Di masa lalunya, sejak remaja ia memang dikenal nakal cenderung playboy. Tapi senakal-nakal dirinya, ia tak sampai melakukan making love dengan wanita mana pun.
Bahkan dengan Widuri ciuman bibir saja tak pernah dilakukannya walaupun hasrat sebagai pria normal tentu saja ada. Jika dengan deretan mantan kekasihnya sebelum Widuri, Bisma hanya pernah melakukan pelukan hingga ciuman bibir.
Entah mengapa seakan dirinya mulai berubah menjadi pria yang lebih baik setelah mengenal Widuri. Bisma selalu menjaga wanita itu selama pacaran mulai dari ujung kuku hingga ujung rambutnya. Jika ada senior yang mengganggu, maka Bisma menjadi garda terdepan untuk melindungi Widuri.
☘️☘️
Bisma pun menceritakan perihal sosok pria yang menyeberang jalan sewaktu Vivian mengendarai mobil. Otomatis nama Widuri disebut oleh Bisma. Tapi, Vivian tak tau jika Widuri adalah mantan kekasih Bisma.
"Keluarga kita apa ada yang tau soal kecelakaanku?"
"Gak ada. Semua sudah aku tutup,"
Vivian terdiam sejenak sambil berpikir sesuatu. Bisma juga tengah memikirkan sesuatu.
"Apa yang kita lakukan pada Alam? Kamu mau melaporkannya ke penjara?" pancing Bisma.
"Dengan dia dipenjara, apa bisa membuatku bisa jalan lagi? Tidak kan,"
"Lantas, gimana ke depannya?"
"Kamu kan tau kata dokter kalau aku gak bisa jalan lagi alias lumpuh selamanya. Otomatis aku gak bisa kerja lagi jadi balerina. Padahal setiap bulan aku selalu mengiriminya uang dari hasil gajiku. Walaupun bibiku sudah punya usaha sendiri tapi aku tetap ingin membalas budi baiknya yang sejak kecil telah merawatku,"
Bisma mendengarkan ucapan Vivian dengan seksama perihal karirnya sebagai balerina yang terpaksa tak bisa lagi dijalaninya dan menjadi wanita yang tak sempurna lagi. Vivian meluapkan segala kesedihannya di depan Bisma.
Bisma berusaha meyakinkan Vivian jika dirinya tak akan menceraikannya hanya karena sekarang tak sempurna usai kecelakaan ini. Vivian pun menerima janji Bisma tersebut.
"Soal uang, kamu gak perlu khawatir. Tiap bulan aku yang akan transfer uang ke bibimu,"
"Kalau kamu yang transfer, pastinya bibi akan mengira uang itu bukan dariku tapi dari kamu. Dia pasti menolaknya,"
"Ya sudah, nanti biar Dhika kasih satu kartu lagi buatmu. Bisa kamu gunakan untuk keperluan bibimu itu,"
"Yang benar, Sayang?"
"Iya,"
"Peluk dulu," pinta Vivian terdengar manja.
Ia segera merentangkan kedua tangannya pada Bisma. Seketika pelukan pun terjadi di kamar VVIP antara sepasang suami istri tersebut.
☘️☘️
"Jadi, kamu gak laporin Alam ke polisi?" tanya Bisma.
"Enggak. Khawatirnya ketahuan sama keluarga kita terutama orang tuamu. Walaupun pada akhirnya kita harus tetap menjelaskan bahwa aku keguguran, tapi jangan dalam waktu dekat ini. Aku masih butuh waktu untuk menenangkan diri,"
"Iya, Vi. Aku ikutin apa yang terbaik buatmu," ucap Bisma. "Jadi, kita lepaskan mereka?"
"Siapa bilang aku melepaskannya?"
"Maksudmu?"
Vivian menjelaskan pada Bisma jika kelumpuhan yang menimpanya, otomatis ia tak bisa memberikan nafkah batin pada sang suami. Dokter mengatakan bahwa Vivian perlu pemulihan yang cukup lama untuk melakukan hubungan in_tim serta program kehamilan.
"Jadikan adik pria itu simpananmu. Aku rela berbagi karena memang kondisiku tak memungkinkan untuk memenuhi nafkah batin padamu, Bis."
"APA ??" pekik Bisma begitu terkejut mendengar permintaan Vivian barusan. "Ide gila macam apa ini ?!" desisnya.
Bersambung...
🍁🍁🍁
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!