Mine [Haechan Harem][BXB]
#1 หนึ่ง
Disebuah jalan yang cukup sepi dengan berhiasan lampu jalanan yang temaram, disana terdapat 4 sosok anak remaja yang tengah berjalan dengan lesuh.
Nono¹⁴th
Tidak bisakah kita istirahat sebentar?
makeu¹⁵th
Disana ada pepohonan dan beberapa kursi, kurasa itu taman. Kita istirahat disana saja.
makeu¹⁵th
Dil, masih kuat berjalan?
Tempat itu cukup sepi, dan hanya terdapat 2 sampai 4 orang yang masih berjalan di sekitar sana.
Nono¹⁴th
Huft... Apakah ini jalan yang terbaik?
Nono¹⁴th
kalian tau, kabur dari rumah bukan hal yang bagus.
Nono¹⁴th
Lagipula kita juga masih kecil.
makeu¹⁵th
Memang siapa yang mengatakan kita itu sudah dewasa?
makeu¹⁵th
Jen, kau tau hidup di rumah itu sangatlah sengsara.
makeu¹⁵th
Kau tidak ingin menjadi orang yang jahat bukan?
makeu¹⁵th
Pekerjaan ilegal di bawah tanah dan menghasilkan lebih banyak uang untuk pria tua bongkotan itu?
makeu¹⁵th
Kau masih ingin bekerja di bawah kuasanya lagi?
Nono¹⁴th
Tua begitu, dia tetap ayah kita hyung
Nana¹⁴th
Bagaimana caranya untuk membunuh pria tua itu?
Nono¹⁴th
Ayahmu? Atau ayahku?
Nono¹⁴th
Setiap kita akan melakukan percobaan pembunuhan terhadap mereka, itu tetap saja sia sia.
Nono¹⁴th
Mereka selalu tau apa yang akan kita lakukan pada mereka.
Nana¹⁴th
Hey Park, kau jangan diam saja.
Jie¹⁴th
Lalu apa yang harus aku lakukan?
Jie¹⁴th
Aku tidak ada masalah untuk itu.
Jie¹⁴th
Jika aku dijadikan boneka oleh ayahku sendiri aku tidak apa-apa, karena aku tau suatu saat nanti aku yang akan memegang kuasa itu.
makeu¹⁵th
Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?
Jie¹⁴th
Insting. Dan insting itu tidak pernah salah.
Jie¹⁴th
oh ayolah, apa kalian lupa? Para orang tua itu mungkin beberapa tahun lagi akan mengalami perubahan pada tubuhnya, tulangnya juga akan menjadi sedikit karena semakin tua, keropos dan mudah patah. Kau tau sekarang saja pria tua bongkotan itu sudah banyak keriput?
Nana¹⁴th
Jangan berbicara terlalu panjang, aku sulit memahami kata-kata mu bodoh.
Jie¹⁴th
Makanya belajar untuk memahami bukan hanya selalu menyiyir dan meledek tidak jelas, karena yang benar-benar bodoh adalah dirimu, dil.
Nono¹⁴th
Jadi kita pulang atau meneruskan?
Jie¹⁴th
Terserah padamu, aku hanya ikut kalian.
Nono¹⁴th
Huahh.... Kita masih kecil untuk melakukan pekerjaan berat dan mendosakan!!
Jie¹⁴th
Pikiranmu sendiri. Anggap saja dosa itu di tanggung ayahmu.
makeu¹⁵th
Kau benar Park. Lagipula, dia juga kan yang menyuruh?
Jie¹⁴th
Ayo jalan saja, kita ke apartemen. Jangan seperti orang miskin yang bergelantungan di jalan seperti ini.
Nono¹⁴th
Kita lewat mana? Gang itu atau jalan besar sana?
Nana¹⁴th
Aku tidak mau di cap gelandangan pinggir jalan jika lewat sana.
Mereka berempat memasuki gang yang lumayan sempit dan kotor, mata mereka menyiratkan seakan jijik dengan tempat itu. Tapi ayolah siapa yang tidak jijik jika melihat tikus berkeliaran, beberapa balok kayu dan batako yang berlumut? juga jalan gang yang berisi air kotor yang menggenangi dan bau kotoran hewan. Tempat itu juga sedikit gelap, cocok di jadikan tempat untuk para preman.
Di kejauhan, seperti terjadi sesuatu. Akan tetapi 4 orang itu seperti tidak peduli dan saat akan berbalik arah suara ketakutan itu terdengar sehingga membuat 4 remaja itu ingin tau apa yang terjadi di depan gang paling ujung sana.
makeu¹⁵th
Seperti teriakan anak kecil?
Nono¹⁴th
mau kesana? Aku sedikit kepo.
Sedangkan Jaemin lebih dulu berjalan ke depan ingin tau apa yang terjadi di sana, begitupun juga Jisung yang mengikuti Jaemin dari belakang.
Sesampainya di ujung gang, tempat itu adalah jalan buntu. Mereka ber4 bersembunyi di balik tembok kotor di sana, mengintip melihat apa yang tengah terjadi.
"hiks... T-tolong... Hiks echan takut..."
Suara itu bergetar, tangannya memeluk dirinya sendiri. Cukup takut dengan orang dihadapannya, karena menurutnya orang di hadapannya ini sangat seram, muka itu terdapat 2 bekas jahitan di pipi dan di dahi serta alis yang menukik tajam, suaranya yang menurutnya menakutkan seperti yang berada di film horor yang pernah tak sengaja pertama kali ia lihat.
Berbisik-bisik pelan di balik tembok itu.
Jaemin dan yang lain tak menanggapi Jeno, sepertinya tatapan mereka terfokus pada sosok itu.
"hey anak kecil, ikut paman ya? Paman akan belikan semua yang kau mau." ujar si pria yang sudah lumayan tua itu
"bocah sialan, ikut denganku! Kau harus mau, karena jika aku dapat menjualmu aku akan dapat uang yang banyak!! Kau paham?!!" bentak pria itu.
"hiks... Nooo, echan tidak mau hiks... Mae... Papi hiks hyungiee... Tolong echan..." terduduk serta air mata yang mengalir deras. ia sedikit tersentak saat tangan kasar itu mencoba menariknya.
Jaemin pun keluar dari persembunyiannya, tangannya memegang pisau lipat yang tadi ia selipkan di bawah sepatu sebelum keluar dari rumah.
Jaemin menghempas tangan yang memegang kasar sosok manis itu, lalu menonjoknya dengan keras.
Tak hanya 1, beberapa teman dari pria paruh baya itu maju dan ikut menyerang Jaemin, akan tetapi Jaemin lebih handal untuk menyerang mereka karena dari kecil dirinya sudah dituntut dan diajarkan berbagai macam seni bela diri dan juga memakai senjata untuk menjaga diri dan hal lain.
Jaemin mulai menyayat tangan pria paruh baya itu sehingga membuatnya berteriak kesakitan saat benda tajam itu menghunus pergelangan tangannya.
Mark, si lelaki bule itu juga ikut menghadapi para pria yang menurutnya jelek seperti ayahnya itu.
Jeno, lelaki itu hanya melihat dan ikut menyerang jika dirinya di jadikan sasaran.
Jisung, si remaja kecil itu menarik sosok yang lebih mungil darinya untuk keluar dari tempat itu.
"b-bagaimana- dengan t-temanmu??!" ujarnya sedikit bergetar.
Jie¹⁴th
Tidak usah kau khawatirkan mereka, mereka akan baik baik saja.
Jie¹⁴th
Lebih baik kau diam, dan tunggu saudaraku ke sini.
Jie¹⁴th
Jangan bersuara, tenangkan dirimu terlebih dahulu.
Sosok kecil itu masih menangis dan mencoba diam karena ia juga sedikit takut pada orang di hadapannya yang sudah menolongnya.
mereka ber3 pun datang dengan sedikit noda darah menyelimuti baju mereka. Terlebih Jaemin, anak itu mendapat cipratan darah yang lumayan banyak karena dia lah yang lebih banyak menghunus tubuh para pria jelek tadi.
"d-darah..." mata itu sedikit menatap takut pada darah yang masih basah pada baju milik ketiganya itu, padahal tidak ada luka hanya terkena cipratan saja.
Nana¹⁴th
Tenanglah, ini bukan luka ku dan bukan darahku. Kau tidak perlu takut.
Jie¹⁴th
Kau diamlah. Sudah ku katakan tidak ada yang perlu kau khawatirkan.
makeu¹⁵th
Si park itu berkata benar.
makeu¹⁵th
Oh iya siapa namamu? Kenapa kau berada di jalan ini sendirian? Kau masih sekolah kan? Kelas berapa? Seharusnya kau masih berada dalam penjagaan orang tua. Oh, kau masih SD iyakan? Kau pendek sekali? tidak pernah minum susu? Sangat pendek, kau-
Nono¹⁴th
hyung, bisakah kau berhenti?
Nono¹⁴th
Dia terlihat bingung dan takut, kau terlihat seperti reporter huh? Banyak tanya sekali, cerewet.
echan¹³th
T-tidak... Aku, sudah kelas 8...
makeu¹⁵th
Kau serius?! Pendek sekali!!
makeu¹⁵th
Oh, dimana orang tuamu?
Jie¹⁴th
Kalau orang tuamu dirumah, lalu bagaimana kau bisa di sini bodoh?
makeu¹⁵th
Park jaga ucapanmu pada si pendek ini
Nono¹⁴th
Aku takut dia akan menangis jika kau masih mengatai anak itu pendek.
makeu¹⁵th
Kenapa meminta maaf?
makeu¹⁵th
aku? apa masalahnya?
echan¹³th
Hiks, aku memang pendek hiks...
Jie¹⁴th
Sudah jangan hiraukan dia, jawab pertanyaanku tadi.
echan¹³th
A-aku tadi h-hanya ingin hiks.. ke toko membeli b-buku tapi p-pas hiks di jalan aku di k-kejar s-sama orang t-tadi...
Nana¹⁴th
Kau sudah aman. Tidak perlu takut lagi, buang perasaan takut mu itu untuk sekarang.
echan¹³th
Humm, t-terima kasih hiks.. sudah m-mau menolong k-ku..
makeu¹⁵th
Kau hafal alamat rumahmu?
10 menit perjalanan, mereka telah sampai di rumah anak kecil itu.
Pertanyaan Jeno dianggukki oleh echan.
echan¹³th
Emm a-aku belum tau nama kalian...
Muka polos dan berbinar itu memandang mereka, astaga kenapa bisa begini??!
Jie¹⁴th
Jie, panggil jiejie.
echan¹³th
Okay!! Aku harap kita bisa bertemu lagi besok!! Dadah, aku masuk ya
Echan masuk kedalam rumahnya, dan 4 remaja itu mulai berjalan pergi meninggalkan sekitar perumahan itu.
Nono¹⁴th
Bagaimana menurut kalian? Apa kita akan kembali kesini untuk melihatnya?
Nono¹⁴th
Dia sangat manis...
Nana¹⁴th
Kembali ke rumah?
Nono¹⁴th
Aku tidak ingin menghadapi cobaan berat, aku sudah lelah seharian ini.
#2 二
"ini bukunya, terima kasih sudah membeli di sini~"
Echan kecil baru saja membeli sebuah buku, di tangannya kini terdapat sekantung kresek berisi buku yang baru saja ia beli.
Ia pun tersenyum kepada si penjual buku, lalu berjalan keluar dari toko yang di hinggapinya.
Echan menatap 4 orang remaja yang pernah ia temui kemarin, orang yang menolongnya dari penjahat.
Nana¹⁴th
Siapa dia? *tanyanya datar
echan¹³th
Hem!! Kalian lupa denganku ya?! Padahal echan mengingat kalian...
makeu¹⁵th
ah, dia si pendek yang kemarin itu.
echan¹³th
Aku tidak pendek!
Nono¹⁴th
Kau sekarang jadi pemarah ya?
Jie¹⁴th
Hey, pergilah segera dari sini.
Jie¹⁴th
Dan kalian, jangan lupa. *tatapnya tajam
echan¹³th
Eum? memang kenapa??
Jie¹⁴th
Kau tak akan mengerti. Cepat pergi.
Jie¹⁴th
Ku bilang pergi, atau kau akan ikut dalam bahaya!! *bentaknya
Echan kecil tampak berkaca-kaca kala mendengar bentakan itu.
Sedangkan Jie kecil hanya menghitung dengan desisan pelan.
makeu¹⁵th
Aku ke sana dengan dia, kau bawa si pendek ini pergi.
Makeu berlari sambil menarik tangan Jeno kuat.
Lantas Jie menarik tangan kecil itu dalam genggamannya. Membawanya pergi untuk meninggalkan tempat itu yang awalnya tenang menjadi tempat yang bahaya.
Nana¹⁴th
Hah... Pekerjaan yang kurang menyenangkan.
Nana pun kemudian berlari, tidak mengikuti Jie maupun 2 saudara yang pergi tadi. Ia memilih jalannya sendiri.
Menuju ke dalam gang sempit tempat itu agar ia bisa memutus jalan.
Seorang pria paruh baya tengah berlari, luka sayatan di lengan, punggung, kaki serta dahi tak mengindahkan dirinya untuk terus berlari. Pistol di tangannya yang sesekali ia tembakkan pada beberapa remaja kecil yang mengejarnya.
"sial!" umpat pria paruh baya itu kala gerakan larinya terhenti.
Satu remaja lain berhasil menghentikannya, menghadang tepat di depannya. Tangan si remaja itu yang memainkan sebuah pisau lipat, mulutnya yang bergerak mengunyah sebuah permen, serta tatapan datar nan remeh di layangkan padanya.
Nana¹⁴th
Kejar yang lain, biar aku yang uruskan ini. *perintahnya pada makeu dan Nono yang ada tak jauh dari tempat mereka.
makeu¹⁵th
Ke kanan, aku kiri.
Sekarang hingga tersisa Nana dan pria tua itu.
Nana¹⁴th
Baiklah, orang tua bodoh. Saatnya bermain.
Pertarungan sengit di mulai, pria tua itu mulai melayangkan pukulannya yang selalu berhasil Nana hindari dan balas.
"akkh..!" teriak kecil pria tua itu saat pisau lipat Nana berhasil mengenainya.
Pria tua itu sedikit kehabisan akal, nafasnya tersengal-sengal sambil menatap si anak remaja. Tangannya sontak melayangkan tembakan namun sebelum itu, dengan gesit Nana lebih dulu maju. Menyerang dan mendesak tangan si pria tua hingga menjatuhkan pistolnya.
Nana berhasil membuat pria tua itu jatuh tengkurap, terjerembab di alas kotor, dingin dan kasar itu.
Nana¹⁴th
Lain kali, jangan pernah bermain-main dengan keluarga sepertiku.
Nana¹⁴th
Dasar penghianat.
pistol itu sudah berada di tangan Nana. Ia pun mulai mengarahkan pistol itu tepat di dahi.
"saya mohon tuan muda, mohon ampuni saya! Maafkan saya! Saya mohon jangan bunuh saja tuan" pria itu menyatukan kedua tangannya, memohon pada sang tuan yang pernah ia khianati sebelumnya.
Percuma, penghianat tetap penghianat.
Peluru itu kemudian masuk ke mengenai dahi pria tua itu, menembus tempat pada otaknya. Cipratan darah kini mengenai wajah serta pakaiannya, tak menghentikan tatapan datarnya. Tugasnya satu, membunuh penghianat ini.
Nana¹⁴th
Darahmu busuk, sama seperti sifatmu. Penghianat.
Nana¹⁴th
📱 selesai. Bereskan.
Jaemin menatap remeh mayat yang tak bernyawa itu, menendangnya lalu pergi meninggalkan tempat kotor di sana.
makeu¹⁵th
Kau pasti menghabisi penghianat itu kan?
Nana¹⁴th
Aku tebak, kau tak lakukan hal yang sama.
makeu¹⁵th
Ah.. Kau benar. Aku hanya menyuruh bawahan lain membunuhnya waktu dia sekarat aku pukuli tadi.
Nono¹⁴th
Yeah... Dia kurang berbakat dalam membunuh. Hanya dalam tingkat sekarat saja.
makeu¹⁵th
ya, tapi dengan pil. Bukan tenagamu
Nono¹⁴th
Melelahkan jika harus menggunakan tenaga!
makeu¹⁵th
Kau nya saja yang malas!
Nana¹⁴th
Kita temui Jisung sekarang.
Nana¹⁴th
Ganti baju kalian, jika tidak mau anak kecil itu melihat darah di baju kita.
makeu¹⁵th
Oh iya, si pendek itu masih ada ya?
echan¹³th
hiks... Echan takut...
Jie¹⁴th
*menghela nafas lelah
Jie¹⁴th
Berhentilah menangis.
Jie¹⁴th
Ini hanya luka kecil.
Luka kecil. Yang di maksud adalah luka sayat yang menembus perutnya, tidak terlalu dalam namun tetap saja itu luka dan harus segera di obati.
Tadi, saat mencoba untuk membawa echan bersembunyi. Mereka malah bertemu dengan kawanan si penghianat. Lantas, Jie pun mengejar dan mulai menyerangnya. Hingga saat akhir si penghianat ingin melukai Echan yang memang mengikuti langkahnya lantaran takut, ia langsung memasang badan. Penghianat menancapkan pisaunya hingga mengenai perut Jie, supaya tak terlalu dalam Jie lebih dulu menarik dan mendorong pria penghianat itu. Berteriak menyuruh Echan menutup mata dan kemudian membalikkan pisau hingga mengenai tepat pada jantung si penghianat.
Jie kemudian berbalik dan memeluk Haechan erat, membawa sosok kecil itu pergi agar tak melihat darah yang lebih banyak keluar menggenang di tempat itu.
echan¹³th
D-darah... Hiks... Maafkan Echan..
Jie¹⁴th
Sudahlah, jangan menangis lagi atau aku akan memukulmu.
echan¹³th
No no! tidak boleh! *menggeleng dengan air mata yang masih mengalir
Jie¹⁴th
jadi diamlah, bersihkan air matamu.
echan¹³th
Tapi... Jiejie benar tidak apa??
echan¹³th
Ugh... Nana, lihat... Jiejie terluka
Nono¹⁴th
Kenapa bisa begitu?
echan¹³th
Hiks... Ini salah echan..
Jie¹⁴th
Ck! Sudah ku katakan bukan salahmu! *sebalnya
makeu¹⁵th
Jangan membentaknya, nanti semakin menangis.
Nana¹⁴th
Ingin ke rumah sakit?
makeu¹⁵th
Luka kecil bisa membunuh mu
Jisung lantas berdiri dari duduknya dan mulai berjalan di sisi Mark.
Nana¹⁴th
Hm, biar aku antar. kalian bawa dia ke rumah sakit untuk di tangani.
makeu¹⁵th
Ayo. *ajaknya pada Nono.
N: ini tuh sebenernya draft tahun lalu hhe(´ . .̫ . `)
#3 삼
Kini keduanya, Nana dan Echan tengah berjalan berdua.
Nana yang berniat mengantarkan Echan pulang ke rumah.
Namun kini pandangan Nana tampak sedikit bingung, bingung saat menatap si pendek di sampingnya yang tengah murung.
Nana¹⁴th
Jangan menyuruhku untuk bertanya dua kali.
echan¹³th
Buku echan... Tadi terjatuh, dan sekarang... Echan tidak tau di mana bukunya.
Nana¹⁴th
tak apa, ini juga salah kami karena tidak segera membawamu menjauh.
Hingga tak lama suara Nana membuat echan menoleh.
Nana¹⁴th
Kau suka membaca buku?
echan¹³th
Eoh? Iya!! Echan suka! Apalagi buku kancil dan buaya, wah... Itu seruuu
Nana¹⁴th
Akan ku belikan buku kartun untukmu.
Pintu tertutup, pandangannya yang semula biasa menjadi tajam.
Ayah Na
Ini urusanku. Aku ayahmu.
Nana¹⁴th
Ya, ayah yang mempekerjakan anaknya dengan buruk.
Nana¹⁴th
Tapi tak apa, ku anggap dosa ini berada padamu.
Nana¹⁴th
Kau yang ajarkan sifat itu padaku.
Ayah Na
Masuk ke kamarmu, sekarang!!
Nana¹⁴th
tanpa kau suruh pun aku akan ke sana.
Ayah Na
Sialan! Anak itu semakin membangkang.
Ayah Na
Cih, sama seperti ibunya.
Papa Park
Bagaimana tugasmu?
Papa Park
Sudah kau obati?
Papa Park
Hm, bebersih lah. Masih banyak tugas yang akan kau jalani kedepannya.
Jie tak menjawab, hanya melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
Papa Park menatap nanar punggung putra tunggalnya yang semakin menjauh, sebenarnya bukan keinginannya untuk menjerumuskan sang anak untuk mengikuti jejaknya. Tapi ia tak ada pilihan lain, semua itu untuk kehidupan. Dimana semuanya yang penuh akan kekuasaan.
Ia peduli, peduli akan kondisi sang anak. Ia tunjukkan itu meski samar, biarkan anak itu berpikir ia tak memperdulikan apalagi menyayangi.
Papa Park
Andai mama mu masih ada. Pasti ada yang mendidikmu dengan baik, bukan didikan seperti papa.
Dari kejauhan, seluruhnya tersembunyi. Tatapan matanya datar, ia mendengarkan semuanya dengan seksama.
Jie¹⁴th
Cih, kau lah pembunuh itu. Mama pasti tidak akan tiada jika bukan karena musuh-musuh laknatmu.
Menggertakkan giginya, ia tau sang papa menyayanginya. Tapi begitulah, tak ada pilihan. Semuanya lebih mementingkan kekuasan terlebih keunggulan dalam teknik perusahaan maupun bisnis bawah.
Nampak kedua bersaudara tengah menikmati jajanan yang di belinya.
Pakaian mereka serba hitam, tak menapik bahwa mereka membawa senjata. Tapi mereka disana bukan untuk melakukan tugas kejahatan. Mereka hanya sekedar menghibur diri.
Masker hitam yang bertengger di dagu, kaca mata hitam yang menutup mata keduanya, serta topi bucket di kepala.
Berbagai makanan semuanya mereka coba.
Selagi tidak dalam pengawasan, kali ini mereka bebas melakukan apapun.
makeu¹⁵th
Ini enak, kau mau?
Nono¹⁴th
Aku punya sendiri. Hyung, beli minuman itu. Aku haus.
makeu¹⁵th
Cih, kurangi kemalasan mu itu.
makeu¹⁵th
Pantas saja Nana dan Jie selalu menatapmu tajam saat menjalankan tugas.
Nono¹⁴th
Bukan hanya aku, kau kan juga.
makeu¹⁵th
Tapi tenagaku selalu terbutuhkan, bukan sepertimu beban.
Nono¹⁴th
Akh... Sakit sekali ucapanmu *dengan drama memegang dadanya yang seolah dihunus
makeu¹⁵th
Besok kita ada latihan menembak dan bela diri lagi.
Nono¹⁴th
Aku malas untuk yang itu. Tidak bisakah hanya menyuruh anak buah lain bekerja? Kenapa kita juga harus saat melakukan tugas.
Nono¹⁴th
harusnya kita ini bos
makeu¹⁵th
Singkirkan dulu si tua bongkotanmu itu.
Nono¹⁴th
Sialan itu juga ayahmu!
makeu¹⁵th
Aku mau beli kebab lagi. Kau mau?
Nono¹⁴th
Ya, itu dua. Yang daging.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!