Elia Perempuan yang sangat giat bekerja, mungkin karena dulu dia terlahir dari keluarga yang berkekurangan dari segi materi. Hal itu mengajarkan dia untuk menjadi seseorang yang terbiasa dengan segala tantangan dan masalah. Di usia 28 tahun dia memiliki karir yang cukup bagus di sebuah Perusahaan Perbankan milik swasta yang cukup besar di Indonesia. Adalah Jonathan seorang pengacara handal di Indonesia. Berbeda dengan Elia, Jonathan adalah laki-laki yang hidup penuh kecukupan bahkan harta berlebih sejak kecil. Jonathan adalah cucu pertama atau sering disebut dengan “Pahoppu Panggoaran” dari seorang pengusaha yang terkenal dan di segani di sebuah kota dari tanah batak.
Elia dulu adalah seorang gadis yang dibesarkan oleh kakek dan nenek Jonathan atau yang sering disebut Oppung Jonathan di Bahasa batak. Tinggal dan dibesarkan di keluarga Jonathan selama enam tahun lalu kemudian kuliah dan merantau di jawa sampai akhirnya saat ini bisa memiliki karir tentunya Elia tetap menjaga komunikasi dengan kakek dan nenek yang sudah membesarkannya meski hanya terhubung dari WA (whatsapp). Kemudian Elia dan Jonathan bertemu Kembali setelah 9 tahun. Disini lah cerita dan permasalah mereka di mulai.
**********
“satu, dua, tiga buncisss..”
“satu, dua, tiga Prancis…”
Begitulah teriak mereka saat berfoto keluarga. Saat ini keluarga keluarga Elia dan keluarga Jonathan berkumpul untuk merayakan perayaan tahun baru. Elia juga mengambil cuti tahunanya untuk bisa pulang dari Jakarta untuk merayakan tahun baru setelahb 4 tahun tidak pulang.
“Bou… ayok kita ke kolam, mau lihat ikan. Gendong aku bou” ucap bocah kecil berusia 2 tahun pada Elia. Bou itu adalah panggilan pada adik perempuan dari ayah. Dan yang saat ini Elia tuntun ialah anak dari Jeremy adik Jonathan.
“ayok… ayok…” ucap Elia menuntun anak kecil Bernama Wiliam it uke kolam yang terletak di halaman belakang rumah itu. Di Tengah menemani Wiliam Elia tak memperhatikan ada tiga orang yang duduk di balkon lantai dua mengarah ke kolam ikan itu.
“Aku ngga nyangka dia bisa berubah sejauh itu” ucap seorang pria Bernama Dendy
“Siapa yang abang maksud” tanya Jeremy
“Elia lah” balas Dendy sembari menhembuskan asap rokok nya
“iya ya… dulu bahkan aku ngga melihat kakak itu sebagai seorang perempuan” balas Josua lagi. Ia mengingat lagi dulu penampilan Elia yang sangat jauh menggambarkan perempuan. Dulu Elia Kurus, selalu berpakaian asal-asalan dan kulit dan wajahnya jaauh dari secerah saat ini.
Dulu Elia dan Jeremy lumayan dekat, Jeremy sering meminta bantuan jika ada Pelajaran yang dia tidak mengerti.
“hmmm mmm. Kira-kira dia sudah punya pacar belum ya ? tanya Dendy iseng
“Sepertinya sudah sih, tidak mungkin tidak ada pria yang mau jadi pacarnya” jawab josua setelah menghisap rokoknya
“Menurutmu Jo?” Dendy bertanya pada Jonathan yang sedari tadi hanya diam dan mendengarkan pembicaraan dua laki-laki itu.
Tiba-tiba ditodong pertanyaan tersebut, Jonathan hanya menghardikkan bahunya dan kemudian mematikan rokok di tangannya.
Jonathan dan Elia dibesarkan dirumah yang sama. Mereka bersekola di SMP dan SMA yang sama hanya saja saat SMA Elia mengambil Jurusan IPA dan Jonathan IPS dan saat itu mereka dikenal sebagai musuh bebuyutan. Jonathan selalu mengejek dan membuly Elia setiap ada kesempatan. Bahkan Jonathan selalu selalu menunjukkan sikap jijik saat berada di dekat Elia. Salah satu yang menjadi alasan Jonathan tidak suka pada Elia karena nenek dan kakeknya sangat baik pada nya. Semenjak ada Elia setiap kali kakek dan nenek nya membelikan sesuatu untuk Jonathan pasti tidak lama kemudia mereka juga akan membelikan nya juga untuk Elia. Bahkan menurut Jonathan Elia lebih sering mendapat hadiah karena Elia sering mendapat juara di sekolah.
Hari sudah larut, waktu sudah menunjukkan pukul 23.45. Keluarga Elia sudah pulang ke kampung halaman nya sejak magrib tadi sementara Elia sengaja tinggal selama 6 hari kedepan di rumah kakek dan nenek Jonathan. Ia masih ingin melepas rindu dengan orang yang sudah dianggap kakek dan nenek kandung oleh nya dan melepas rindu selama sisah cuti nya.
Saat ini di rumah itu hanya ada kakek, nenek, Jonathan dan 2 orang ART yang menjaga kakek dan nenek dan juga membantu pekerjaan rumah. Elia terbangun dari tidur nya karena haus dan berniat ke dapur untuk mengambil air minum.
“Astagah… “ Elia kaget sampai memundurkan langkahnya karena ada orang yang duduk di meja makan mengayunkan tangannya untuk minum.
Elia berhenti dan memperjelas pandangannya dan semakin lama ia menyadari bahwa orang tersebut adalah Jonathan. Bahkan ia sempat beradu pandang dengan pria itu beberapa detik kemudian melanjutkan jalannya hingga ke dekat dispenser untuk mengambil air minum dan kemudian pergi dari tempat itu.
Baik Jonathan maupun Elia tidak mengatakan apapun. Mereka masih sama sama tidak ada yang berniat memulai interaksi sejak pagi tadi mereka bertemu. Bahkan saat megucapkan selamat tahun baru mereka berdua hanya sekedar bersalaman.
********
Sudah sebulan Elia Kembali ke Jakarta dan kembali melakukan rutinitasnya di kantor. Semua berjalan seperti biasanya sampai pada saat di siang hari, dia melihat notifikasi di ponselnya ada seseorang yang sedang memfollow nya di akun sosial medianya dan itu Jonathan. Elia agak sedikit terkejut tapi kemudian dia mengkonfirmasi permintaan tersebut. Sementara di waktu yang bersamaan pria itu tengah duduk di mobilnya memperhatikan ponselnya dan sembari menghisap rokok yang ada ditangannya. Seperti sedang memikirkan sesuatu.
Tok… tok… tok…
Tiba tiba ketukan pintu di ruangan Elia. “Selamat siang bu El, ibu dipanggil ke ruangan bapak bu” ucap seorang pramubakti di kantor itu.
“iya mba, saya akan segera kesana” jawab Elia sembari tersenyum ke pramubakti tersebut.
Elia bertanya-tanya. Kira-kira kenapa Manager Regional nya memanggilnya sementara pencapaian Elia masih tergolong aman di bulan ini.
“Selamat siang pak” sapa Elia setelah mengetuk pintu yang sebenrnya sudah terbuka tadi.
“Eh Mba El… Silahkan duduk dulu mba” ucap pak David yang menjadi atasan Elia.
Kemudian Elia duduk dengan sedikit takut dan bingung, kira kira akan membahas apa sampai atasannya memanggil nya siang ini.
“Jadi gini mba El, seperti yang mba ketahui kita kan akan mengadakan mutasi besar-besaran dan pihak Human Capital menunjukkan mba sebagai salah satu karyawan yang akan di mutasi. Saya tau mba memang sudah berkontribusi sangat besar sejak bergabung disini tapi saya tidak bisa mempertahankan mba Elia untuk tetap ada di Regional ini. Terlebih mba masih belum menikah jadi HC melihat mba memiliki potensi yang besar untuk bisa menangani region lain” kata pak David dengan sesal.
“Hmmm begitu ya pak, kira kira saya akan dipindahkan kemana pak?” tanya Elia. Sejujurnya dia tidak siap dipindahkan terlebih dipindahkan ke wilayah yang pedalaman. Dia sudah susah payah membangun koneksi dan portofolionya selama ini.
“Saya masih belum bisa pastikan mba, sepertinya ke region 10 di Papua mba” ucap pak David.
“tapi saya belum bisa pastikan lah mba, karena kami masih belum melakukan meeting lebih lanjut”.
Elia keluar dari ruangan pak David dengan lesu. Sebenernya dia sudah tau bahwa bekerja di perbankan harus siap dengan lingkungan kerja yang sangat dinamis. Hal seperti ini sudah sangat sering terjadi. Hanya saja dia tetap tidak siap untuk dipindahkan apalagi akan dipindahkan ke daerah yang memang dia tidak kenali sebelumnya.
Dia sudah sangat susah payah membangun relasi nya di daerah ini, sudah banyak Perusahaan yang dia buat bekerjasama dengan bank mereka. Jika dia pindah ke wilayah lain otomatis dia harus melepaskan setiap pencapaian nya saat ini dan harus memulai dari nol kembali.
“Huffft…..” gumam Elia menghela nafasnya kasar. Mood nya benar-benar tidak baik saat ini.
Dia mengambil ponselnya dan mencari kontak Reza kekasihnya dan menghubunginya. Pria itu juga salah satu alasan eknapa dia berberat hati untuk dipindahkan. meski kekasih nya itu belum pernah mengatakan akan menikah dalam waktu dekat tapi Elia merasa sangat berat hati untuk menjalin relasi beda kota itu juga mungkin akan memperlama rencana pernikahan mereka.
Dua kali Elia mencoba menghubungi tetapi tetap tidak ada jawaban dari pria itu. Elia meletakkan ponselnya, dia melirik waktu yang sudah menunjukkan pukul 16.10.
“mungkin dia sedang repot mengejar waktu pulang. Biar nanti aku saja yang singgah rumah nya” gumam Elia.
Elia menyelesaikan sisah pekerjaannya. Ia buru-buru supaya bisa mampir ke rumah kekasihnya. Dia mau menceritakan mengenai rencana perpindahan nya kepada kekasihnya. Mungkin itu akan sedikit mengurangi kegelisahannya.
Pukul 17.30 Elia sudaha berangkat menuju rumah Reza. Sebelum kesana dia singgah dulu untuk membeli siomay kesukaan mereka berdua. Sesampainya di rumah reza ia melihat mobil reza sudah terparkir yang artinya pacarnya itu sudah ada di rumah. Dia mengetuk dan kemudian pintu dibukakan oleh Reza.
Baru saja Elia memberikan senyuman dan hendak menyapa tapi dia terkejut melihat perempuan yang membukakanpintu nya dan kemudian ada seorang pria yang memeluk perempuan itu dari belakang dan itu Reza. Pacarnya. !!
“Sayang… apa makanannya sudah datang? Aku sudah lapar “ kata Reza sembari memeluk perempuan di hadadapan Elia.
Elia tidak bisa berkata-kata. Ia tiba tiba sesak dan jijik pada apa yang menjadi pemandangannya saat ini. Dan langsung melemparkan makanan yang tadi ia beli kea rah dua manusia di hadapannya ini.
Reza terkejut saat ada Elia ada di hadapannya. Reza dengan segera melepaskan pelukannya segera dan menarik tangan Elia yang berbalik hendak pergi.
“El… tunggu El.. aku bisa jelasin El” ucap Reza mencoba menhentikan Elia
“Kita bisa bicarakan baik-baik El” kata Reza lagi.
Seketika Elia berhenti dan langsung berbalik. “Apa yang mau kamu jelasin?” ucap Elia dengan air mata yang sudah tidak terbendung lagi.
“Kamu…dengan penampilan seperti ini, menggunakan bokser tidak mengenakan pakaian memeluk perempuan yang pakaiannya kurang bahan seperti itu, kamu peluk dia… apa yang mau kamu jelasin Reza!! Apa ?!!” teriak Elia sambil menangis.
“Bahkan aku pun ngga pernah berpakaian seperti itu di depan kamu Reza”.
“Aku ngga habis pikir dengan kamu” ucap Elia lalu pergi dari tempat itu.
*******
Elia terbagun karena alarm nya berbunyi pukul 05.00 pagi. Dia meraih ponsel itu lalu segera mematikan alarm nya. Dia seperti tidak punya kekuatan untuk melakukan aktivitas nya hari ini. Biasanya setelah bangun pagi dia akan melakukan workout selama kurang lebih 30 menit untuk membuat tubuhnya bugar dan sehat tapi kali ini dia benar benar sangat malas untuk beranjak dari tempat tidur nya.
Setelah berusaha mengumpulkan niat dan kekuatannya, Elia berhasil bangkit dan Bersiap siap untuk berangkat ke kantor. Dia berangkat ke kantor dengan perasaan tak bersemangat dan mata yang bengkak akibat menangis semalaman. Ia hanya bisa tertidur sekita pukul 4 subuh tapi pagi ini dia harus berangkat ke kantor karena ada dua Perusahaan yang harus dia kunjungi untuk di prospek.
“Pagi El..”sapa Mitha namun Elia tidak emmbalas sapaan itu. Mood nya sangat buruk. Mitha yang menjadi rekan kerja sekaligus sahabatnya di kantor itu. Mitha juga sangat kasihan kepada sahabatnya itu. Tadi malam saat mitha hendak pulang kantor dia menerima telfon dari Elia yang menangis dengan sesenggukan. Mitha menjemput Elia di jalan dekat rumah Reza dan disitulah ia mengetahui masalah yang saat ini sahabatnya itu hadapi.
“Nih…dimakan du El. Gue taau lu belum sarapan kan. Jadi gue beliin lontong di depan. Gue ngga bakat buat jus or salad yang biasa lo buat. Jadi untuk saat ini makan apa yang ada dulu”. Ucap mitha
Elia menatap makanan itu. Terkahir kali dia makan itu sarapan kamrin.sebenrnya dia tidak ingin memakan makanan seperti itu di pagi hari tapi dia ingat belum ada asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh nya sejak siang kemarin karena siomay yang kamrin dia beli sudah ia lemparkan ke dua manusia yang membuat dia kacaau saat ini.
“Thanks Mith” ucap nya sembari menyuapkan makanan itu ke mulut nya.
“El, lo bersedia di pindah ke papua?”
“Emang gue punya pilihan?” jawab Elia Malas.
“Kata om gue , lo bisa ngajuin wilayah mutasi lo kalo 1. Balik ke kampung halaman tapi tapi pasti manajemen akan ngasih target lebih tinggi ke lo. Nah yang ke 2. Kalo lo menikah dan buat alasan ikut suami. Jadi lo bisa ngajuin ke daerah atau wilayah yang paling ngga ngga baru baru amat untuk lo memulai relasi” kata Mitha menjelaskan.
“tapi ngga mungkin dengan opsi kedua ya..” ujar mitha lagi.
“ahkkkk sudahlah…. Gue lagi malas mikir!! Capek!!! Mau di tempatin di ujung dunia juga terserah deh! Toh ngga ada lagi yang perlu gue pertahanin untuk tetap disini. Pacar udah ngga ada” ucap Elia kesal.
Dua minggu berlalu sudah sejak berpisah dengan Reza, Elia mencoba menjalani hidupnya se normal mungkin meskipun masih sering ia menangis. Hubungannya dengan Reza sudah terjalin 3 tahun, ia sering bertanya dimana salah dan kurangnya Elia untuk Reza. Beberapa hari lalu pria itu masih mencoba menghubungi Elia namun dengan tegas Elia memblokir kontaknya ia bahkan memutuskan untuk tidak membaca rentetan alasan yang yang ia kirimkan melalui WA ke Elia sebelum di blokir.
Menurut Elia melihat mereka seintim kemarin dengan pakaian minim kemarin mustahil mereka tidak melakukan apapa dan enath sejak kapan Reza mengkhianatinya. Elia juga masih bekerja di kantor yang sama, belum ada Tindakan apapun dari pihak manajemen setelah itu perpindahannya kemarin. Tampanya Managernya berhasil melobi pihak manajemen untuk tidak atau mungkin menunda perpindahan Elia.
Hari ini Elia sangat sibuk, ia baru menyelesaikan pertemuan dengan 2 client calon nasabah mereka untuk ditarik menggunakan bank mereka. Hari memang sudah malam, tapi Elia akan mengadadakn meeting singkat dengan managernya terkait projek yang dia tanganin ini kedepannya, Tapi tiba-tiba ia merasakan ponselnya berbunyi. Ada pesan dan kemudian disusul panggilan WA. Ya dia mengenali setiap nitifaski ponselnya.
“P”
“P”
“Ini Jo”
Seperti itu kira kira pesan dari nomor baru.
Ia sempat berpikir Jo siapa yang manghubungi nya dan akhirnya dia menyadari seseorang itu. Kemudian segera menghubungi kembali orang tersebut.
“Halo..” Ucap Elia
“Hmmm Halo” ucap pria di telepon itu.
“ada apa “ ucap Eliaa
“Kami sedang di Jakarta, Oppung Doli di rawat di rumah sakit, keadaannya buruk” ucap pria bernama Jonathan. Oppung Doli ada paggilan untuk kakek dalam Orang batak.
“Di rumah Sakit mana? Aku akan segera kesana!” ucap Elia dan menutup telepon. Ia kemudian terburu-buru menemui Managernya dan ijin untuk pulang lebih dulu karena Kakek nya sedang dirawat.
Elia sudah sampai di rumah sakit tempat kakek nya di rawat, ia melihat ponselnya untuk memastikan ruangan yang sebelumnya sudah dikirimkan oleh Jonathan tadi. Ia menyusuri Lorong dan menemukan Jo sedan gada di luar menhisap rokok.
“Oppung sudah tidur” ucap laki-laki itu sembari mematikan punting rokoknya.
Elia sekilah melihat kedalam. “Sudah sejak kapan?” tanya Elia kemudian
“Kemarin” jawab laki laki itu dengan ekspresi sangat datar dan singkat.
“Kenapa aku ngga langsung dikabarin?” tanya Elia sedikit meninggikan suara nya.
“Sibuk, hactic” balas pria itu lagi dengan singkat. Elia mengernyitkan keningnya mendengar alasan laki laki itu. Baginya alasan itu sangat tidak logis. Kemudian Elia memutuskan masuk keruangan untuk memastikan kondisi kakeknya dan benarnya kakeknya sednag tertidur saat ini. Ia meletakkan tasnya di sofa penjaga dan sempat duduk beberapa menit disana sebelum akhirnya dia keluar ruangan lagi.
“Biar aku yang jagain Oppung malam ini. Kontrakanku tidak jauh dari sini, kau bisa istirahat disana sampai besok pagi” ucap Elia menghampiri Jonathan.
Jonathan berbalik “aku akan menyewa hotel kecil disekitar sini” ucap Jo sembari mematikan puntung rokoknya.
“ooo baik kalau memang itu mau mu” ucap Elia setuju.
“Aku akan kembali besok pagi sebelum sarapan mungkin” ucap Jonathan sembari berjalan meninggalkan Elia.
*******
“Oppung sudah bangun?” ucap Elia yang melihat Kakeknya terbangun dan melihat sana-sini.
“Bah…. Sejak kapan kau datang Nang?” kata kakek Moan. Nang adalah panggilan sayang untuk seorang perempuan seperti dari orangtua untuk anaknya perempuan, untuk cucu perempuan atau dari seorang kakak untuk adiknya.
Elia tersenyum “ udah dari tadi malam pung” ucapnya kemudian.
Tak lama terdengar ketukan dari luar
“Pak, bu.. kami ijin untuk membersihkan pasien ya” ucap perawat yang datang kemudian. Elia menunggu dan memerhatikan kakenya sedang dibersihkan sampai perawatnya keluar dari ruangan.
Ruangan itu hening. Elia menatap ke arah kakeknya yang terbaring di berangkar rumah sakit. Hatinya sedikit terenyuh menyadari bahwa orang yang dulu menjadi pengganti sosok ayah setelah ayahnya meninggal sudah tua. Dulu ia selalu berlindung dibalik nama laki-laki tua ini. Dia kembali mengenang, dulu setiap malam dia selalu mengerjakan PR di samping kakeknya sembari menonton televisi. Pernah juga ada laki-laki teman satu SMA Elia yang datang menandangi Elia dan berakhir di introgasi oleh kakeknya nya ini. Dia merasakan bagaimana di jaga dan dilindungi oleh sosok ayah setelah ayahnya meninggal dari laki-laki tua yang sebut kakek Moan.
“Sehat nya kau” tanya kakek Moan membuka pembicaraan.
“Sehat nya aku Oppung, Oppung nya yang sakit” balas Elia sambil tersenyum
“Udah berapa nya tahe usia mu sekarang?” tanya Kakek Moan lagi
“Masih 17 tahun aku Oppung” jawab Elia menyadari kemana arah pembicaraan ini
“28 tahun aku oppugn tahun ini” ralat Elia kemudian. “jagalah kesehatn oppugn, jangan memikirkan sesuatu yang membuat cemas supaya asma nya ngga kumat, dijaga pola makannya, memang Oppung ngga mau lihat cucu oppugn ini menikah?” ucap Elia Panjang lebar dan seperti ngasal.
“Jonathan juga sudah 28 tahun kan” ucap Kakeknya lebih kepada memastikan tapi tetap dibalas anggukan oleh Elia.
“Oppung dengar-dengar, sudah selesai nya hubungan mu dengan yang Namanya si Reza itu nang” kata kakek Moan hati-hati memastikan.
Elia tertegun sekejap dan kembali teringat setelah beberapa hari ini sudah tidak emmikirkan itu. “Iya pung” jawabnya kemudian
“Sebenernya ini bukan hal yang tiba-tiba, sudah lama kami pikirkan sampai akhir akhir ini saat aku mendengar kabar hubunganmu selesai, hal ini semakin menggangguku. Takut bercampur bingung juga bagaimana caranya menyampaikan ke kau nang. Tapi harapan Oppung Menikalah dengan Jonathan di-“
“Tapi pung”sela Elia namun segeran di tahan oleh Kakek Moan.
“Tunggu kuselesaikan bicaraku nang… Oppung tau dirimu dan Jonathan itu saat ini tidak saling suka. Tapi sejauh yang Oppung lihat dan kenal, cucu ku itu adalah orang yang baik. Begitu juga dengan dirimu yang kukenal dengan sangat baik. Aku berpikir aku bisa pergi dengan tenang kalau aku menitipkanmu dengan orang yang kukenal baik.
Elia terdiam mendengarkan perkataan kakeknya. Sejak dulu Elia memang bisa mencium bau-bau perjodohan akan tetapi hal itu terhalang ketika dia berpacaran dengan Reza mantannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!