:♡.•♬✧⁽⁽ଘ( ˊᵕˋ )ଓ⁾⁾*+:•*∴
Assalamu'alaikum, Sebelum membaca ucapkan Bismillahirrahmanirrahim.
Hai semua nya ketemu lagi dengan Author Anisah Cute. Setelah membaca jangan lupa tinggalkan jejak kalian. like, komen, beri hadiah dan jangan lupa Vote jika ada. Agar author tetap semangat menulis. terima kasih salam sayang selalu.
:♡.•♬✧⁽⁽ଘ( ˊᵕˋ )ଓ⁾⁾*+:•*∴
Saat sampai mereka di sambut oleh Hani dengan senyum bahagia. Hani memeluk dan mencium pipi Vina dan Vivian dia benar - benar merasa bersalah atas semua yang dia lakukan terhadap anak dan menantunya.
"Maafin mama Vina, Vivian. mama sudah terlalu jahat jadi mertua buat kalian. Mama mohon maaf mama. Kembali lah kerumah nak rumah itu sepi tanpa kalian." ucap Hani yang sudah menyadari semua kesalahan nya.
"Mama jangan sedih Vina dan kak Adit gak pernah marah sama mama." ucap Vina.
"Iya mah. Vivian juga gak marah, sudah mama jangan sedih." ucap Vivian.
Keyla yang melihat kesungguhan Hani untuk berubah mendekat kearah Hani, dia juga ikut senang atas perubahan Hani.
"Saya dan suami titip putri ku dan Keponakan ku Vivian ya Hani. Sayangi mereka dan cintai mereka jangan pernah anggap mereka orang asing jadi mereka menantu sekaligus putri untuk mu Hani agar tak ada lagi kesalahpahaman antara kita semua." ucap Keyla.
"Iya mbak! Maafin Saya ya mbak sama sudah sempat membuat hidup putri mu sengsara." ucap Hani tertunduk malu.
"Saya sudah melupakan semua yang terjadi Hani jangan pernah ulangi lagi kesalahan yang sama." ucap Keyla.
Hani mengangguk dia tak akan mengulangi apa yang sudah pernah dia lakukan terhadap kedua menantunya. Vina yang mendengar apa yang di katakan bundanya mendekat kearah ayah dan bunda nya, seolah kedua orang tuanya akan pergi jauh.
"Ayah sama bunda mau kemana?" Tanya Vina.
Abi tersenyum mendengar ucapan putri kesayangan walaupun Vina sudah menikah dia tetap memanjakan anak perempuan nya, karena Vina cinta pertama seorang ayah.
"Ayah sama bunda harus kembali ke singapura sayang. Ada pekerjaan yang harus ayah kerjakan mungkin membutuhkan waktu cukup lama. Kamu jangan sedih di sini ada bang Noah dan juga Adit yang akan selalu ada buat kamu." ucap Abi dengan mencium kening sang putri.
"Bunda ikut?" Tanya Vina menatap kearah bundanya.
"Iya sayang masa ayah di sana bunda di sini sendirian. Jangan sedih kita bisa telponan, bunda juga bisa kesini jika ada waktu." ucap Keyla.
Dengan berat hati Vina merelakan kedua orang tua nya kembali ke singapura. Vino yang mendengar semua ucapan kedua orang tuanya mendekat kearah Vina begitu juga dengan Chan.
"Abang pulang dulu ya Vin jaga diri kamu, kapan - kapan main lah ke singapura semua keluarga mu ada di sana. jangan kayak orang susah yang gak punya uang buat pulang." ucap Chandra.
"Iya nanti kalau ada waktu Vina pulang." ucap Vina dengan memeluk sang kakak.
"Sih manja sendirian yaa! Gantian ayah bunda milik Vino sekarang." ucap Vino.
"Abang Vino jahat." aduh Vina kearah Chandra.
Chan menatap tajam Vino karena sudah membuat Vina kesal. Lisa yang melihat tatapan tajam Chan sedikit takut.
"Dit jaga Vina." ucap Chandra.
Aduh hanya mengangguk tanda dia tau dia memang harus menjaga putri kesayangan semua keluarga nya. Saat mereka sedang berpelukan suara pengumuman keberangkatan pesawat tujuan singapura segera berangkat. Semua keluarga Vina masuk kedalam bandara dan langsung menuju ke pesawat karena akan segera berangkat. Vina hanya menatap saja kepulangan semua orang setelah mereka berlibur bersama.
Hani mengajak kedua menantunya pulang kerumah nya. Saat Vina akan bersiap untuk pulang bersama dengan mertuanya Adit langsung mencegahnya.
"Mah Adit bukan gak sayang mama. Adit sayang sama mama. Cuma Adit ingin membawa Vina tinggal di rumah Adit sendiri." ucap Adit.
"Tapi kamu sudah maafin mama kan Dit?" tanya Hani yang takut jika Adit belum bisa memaafkan dirinya.
"Iya mah Adit sudah maafin mama. Adit hanya ingin mandiri." ucap Adit.
Hani membiarkan saja Adit bersama Vina tinggal di rumah mereka sendiri. Adit bukan tak ingin tinggal di rumah ibu nya tapi dia masih sakit hati atas ucapan Rian untuk istrinya.
"Ayo Vin." ajak Adit tanpa melihat kearah Rian.
Adit menaiki taksi menuju kerumah mereka berdua, sedangkan Rian ikut tinggal di rumah sang ibu bersama dengan istri dan juga adik keponakan nya.
******
Tak terasa 4 tahun sudah pernikahan Adit dan Vina setiap tahun mereka selalu merayakan hari pernikahan mereka, walau pernikahan mereka sudah 4 tahun tapi kedua nya belum di karuniai momongan. Vina kembali bekerja di rumah sakit bersama dengan sang suami karena merasa bosan di rumah sendirian. Saat kedua nya sudah pulang dari bekerja mereka duduk dengan santai di ruang tamu.
"Kak apa sumpah mama dulu terkabul ya jika kita gak akan pernah punya anak?" Tanya Vina.
Adit merangkul istrinya saat mereka duduk berdua. Dia tau bagaimana perasaan istrinya saat ini. Saat melihat semua abang nya sudah memiliki anak hanya dia yang belum memiliki anak rasa ingin itu sangat kuat.
"Sabar! Anak itu titipan jika Allah sudah mempercayai kita untuk kita memiliki anak kita pasti akan di beri juga. kita gak boleh berpikir buruk." ucapan Adit.
"Jika kita seumur hidup gak punya anak gimana? apa kakak akan nikah lagi?" Tanya Vina.
Adit tersenyum kecil saat mendengar ucapan istrinya, seorang Adit tak mudah membuka hati untuk wanita mana pun jika dia sudah merasa nyaman dengan istrinya.
"Dengar sayang mau kita ada anak atau tidak kita akan tetap sama - sama sampai maut memisahkan kita." ucap Adit.
"Kalau Vina yang mati duluan gimana, di saat kita punya anak? Apa kakak akan nikah lagi?" Tanya Vina.
"Kalau kamu mati kakak juga akan ikut mati, anak kita akan baik - baik saja, hidup nya sudah terjamin sayang karena kita sudah mempersiapkan semua untuk calon anak. kita. Dan yang terpenting anak kita banyak yang akan menyayangi nya." ucap Adit.
"Kakak gak boleh mati, kakak harus tetap hidup demi anak kita nanti nya." ucap Vina.
Adit mengerutkan dahi dia menatap heran istrinya yang berkata seperti itu.
"Kenapa jadi ngomongin kematian. Sudah ayo bersiap kita sholat magrib dulu sudah mau magrib istri kesayangan kakak jadi ngomong nya ngelantur." ucap Adit menyudahi obrolan yang tak penting.
Selesai sholat magrib kedua nya bersiap menuju ke dapur untuk membuat makan malam bersama.
"Vina cuci udang nya saja ya kak." ucap Vina.
"Iya biar kakak yang masak nya." jawab Adit.
Setiap hari pekerjaan mereka hanya rumah sakit dan rumah. Mungkin itu pekerjaan yang sangat membosankan bagi orang, karena selalu bersama mau di rumah atau pun di rumah sakit kedua selalu bersama. Walau belum ada momongan bukan bearti kedua nya merasa bosan malah mereka semakin dekat dan membuat semua orang iri dengan hubungan rumah tangga kedua nya yang selalu harmonis walau pun belum di karuniai anak.
Sedangkan Rian dan Vivian menempati rumah peninggalan kedua orang tuanya. Hani meninggal karena terpeleset di kamar mandi dan langsung terkena serangan jantung empat tahun yang lalu, saat semua putra nya sudah akur. Rian mengelola perusahaan milik sang ibu dan Adit mengelola rumah sakit peninggalan ayah nya.
Vivian dan Rian sudah memiliki anak begitu juga dengan Vino dan Chan semua abang nya sudah memiliki anak hanya Vina dan Adit saja yang belum mempunyai anak.
Saat pagi menjelang di rumah kediaman Admaja, Aisyah bersama dengan ibu mertua sedang menyiapkan sarapan pagi untuk suami dan mertua laki - lakinya.
"papi nya Saga pasti protes Mi saat melihat sarapan nya hanya roti." ucap Aisyah.
"Gak papa sekali - sekali mami lagi males masak." ucap Kiara sang mertua.
Aisyah hanya tersenyum dan langsung kembali ke dapur membuat sesuatu untuk suami dan semua orang.
Chan turun setelah dia rapi dan langsung menuju kemeja makan.
"Pagi Mi! kita sarapan apa?" tanya Chan.
"Karena hari ini mami dan istri mu ini lagi malas jadi sarapan nya hanya roti dan telur." Jawa Kia.
"Mami kan tau perut, bukan perut orang luar negri yang bisa sarapan hanya roti saja, minimal nasi goreng." ucap Chan yang memang tak bisa sarapan hanya roti saja.
Daniel yang baru datang ke ruang makan langsung berkata hingga Chan terpaksa memakan apa yang ada di meja makan.
"Kamu ini Chan sudah berapa lama kamu tinggal di sini. Maka nya biasakan sarapan roti. Jangan sayur asam terus yang kamu tau." ucap sang ayah Daniel Admaja.
"Ya yaaa, Chan makan." jawab Chan dengan terpaksa.
Saat dia akan mengambil roti, sang istri keluar dari dapur dengan membawa mangkuk yang berisi nasi goreng dan menaruhnya di atas meja makan. Chan yang melihat tersenyum kearah istrinya dan berdiri memberi kecupan di kening. Karena dia senang melihat apa yang di bawa oleh istrinya.
Cup
"Maminya Sagara memang tau banget apa yang di minta suaminya." ucap Chan.
"Ya mau gimana lagi suami ku ini gak bisa sarapan roti." jawab Aisyah.
Aisyah hanya akan memakai cadar saat dia pergi ke acara penting karena suaminya tak ingin istrinya di lihat orang. Jika di rumah Aisyah seperti biasa tidak menggunakan cadar karena memang aslinya Aisyah tak memakai cadar.
Sagara putra Chan yang baru datang ke rumah makan menatap tajam sang ayah saat ayah mencium ibunya.
"Papi kalian sedang apa? Astaga gak di rumah ini, gak di rumah papi Vino ternyata sama saja, kalian semua mesum."ucap Sagara.
Daniel yang mendengar ucapan cucu nya hanya bisa menahan senyum. Sedangkan Sagara langsung acuh menuju kemeja makan dengan tas yang dia taruh di sofa.
"Papai gak mesum Saga. Papi itu hanya mengekspresikan rasa sayang dan cinta sama mami." ucap Chan.
"Tapi pi, Papi Vino bilang papi itu mesum sama mami." jawab Sagara yang berusia 6 tahun.
Chan memasang muka kesal terhadap Vino yang selalu saja bikin ulah.
"Papi Vino itu bohong, kamu jangan dekat - dekat dengan papi Vino nanti kamu ketularan jahil." ucap Chan.
Saga hanya mengangkat bahu nya saja mendengar ucapan sang ayah. Sedangkan Chan hanya bisa membatin dengan semua yang di lakukan oleh Vino jika putra nya main kerumah nya.
Selesai sarapan Saga bersiap untuk pergi ke sekolah, karena dia sudah mendengar klakson bus yang menjemput nya untuk sekolah.
"Bye - Bye mami, papi. Bye oma, opa." ucap Sagara dengan melambaikan tangan kearah mereka semua.
Setelah melihat putranya naik bus dengan aman Chan pergi ke kantor. Saat di jalan dia langsung menuju kekantor sang adik terlebih dahulu untuk membuat perhitungan dengan apa yang di lakukan Vino. Tak lama mobil Chan sampai tanpa izin Chan langsung saja berjalan menuju ke lift pribadi.
Tak ada yang berani mencegah Chan untuk masuk, Karena mereka tau apa hubungan Chan dengan bos mereka. Mereka hanya menunduk hormat dan menyapa sebagai tanda hormat saja.
Saat sampai di lantai di mana ruangan Vino berada Chan langsung berjalan menuju keruangan yang sudah terlihat dia masuk kedalam ruangan adiknya tanpa mengetuk pintu lagi.
Cek lek.
Vino yang sedang sibuk dengan semua berkas yang ada di meja langsung menatap kearah pintu saat melihat pintu ruangan nya di buka tanpa izin.
"Abang ngapain ke sini perasaan Vino gak mintak bantuan abang?" tanya Vino.
Chan langsung mendekat dan memukul pundak Vino berkali - kali, hingga Vino meminta ampun dengan apa yang di lakukan abangnya.
"Ampun bang! Vinaaa tolong, Abang kenapa datang - datang main pukul adik nya gak di kasih jatah sama mbak Aisyah." Vino sengaja berteriak memanggil Vina karena Chan akan tunduk sama Vina jika sudah marah.
Vino menunduk menahan rasa sakit di tubuh nya karena ulah abang nya yang memukul nya berkali - kali.
"Vina gak ada di sini dia di jakarta jadi jangan bawa - bawa Vina. Enak saja bilang gak di kasih jatah. Mulut mu itu bisa gak di jaga. Masa sama Sagara bilang abang mesum. Mau di lakban itu mulut" ucap Chandra.
"Hahaha...!"
Vino bukan nya meminta maaf malah dia tertawa kencang saat mendengar ucapan abang nya.
"Soal itu salah Saga putra abang yang terlalu kepo masa saat saya cium Jesica dia tiba - tiba masuk kamar. Bilang om nya ini yang paling ganteng mesum. Ya saya gak terima lah di bilang mesum jadi Vino bilang saja papi Chan lebih mesum. haha..!" Vino malah kembali tertawa membuat Chan langsung menoyor kepala adik nya.
"Itu salah kamu kenapa gak tutup pintu." kesal Chan.
Saat mereka sedang berbincang Mahendra putra Andre muncul dan menatap heran kedua saudaranya.
"Kalian sedang apa? Tumben bang datang kesini?" tanya Mahendra.
"Wahhh jomblo abadi datang, hahaha...! Yang jomblo gak perlu tau nanti pecah bulu." ucap Vino.
Chan yang mendengar ucapan Vino langsung tertawa. Begitu juga dengan Vino dia tertawa puas mendengar ucapan nya sendiri yang dia tak tahu maksudnya.
Hahaha....!
"Dapat kata dari mana Vin, pecah bulu dah kaya anak kucing saja." tanya Chan yang masih dengan tawa nya.
"Gak tau bang asal ceplos saja." jawab Vino.
Sedangkan Mahendra yang baru datang menjadi kesal, dia menyesal datang kekantor Vino jika tau ada bang nya. Karena dia akan habis kena bully oleh Vino jika ada abang nya.
"Masuk Hen jangan dengerin si curut ngomong dia aja yang kecepatan nikah yang ada dia yang gatel, kebelet nikah liat adik nya nikah dia mau nikah juga." balas Chan.
"Iya bang emang dia yang gatal, masih kecil dah jadi bapak." balas Mahendra.
"Wahh parah lu. Sekarang umur saya sudah 24 ya wajah punya baby. Bang Chan tu yang sudah tua baru punya anak, mbak Ais nya masih mudah baru 25 abang dah 28 bentar lagi 30 mbak Ais masih cantik abang dah kakek - kakek. haha.!" Vino kembali tertawa membayangkan abang nya dan kakak iparnya.
Saat mereka sedang di bercanda di kantor dan mengabaikan pekerjaan, Abi ayah Vino tiba - tiba datang mengontrol pekerjaan putranya. Karena dia mendapat telpon dari Andre jika Mahendra tak ada di kantornya.
Cek lek
Abi langsung masuk dan dia menatap ketiga putra nya ada di satu ruangan dengan tertawa puas.
"Sudah puas bercanda nya? Kalian sedang apa? dan kamu Chan bukan nya hari ini kamu ada klien yang akan bertemu kenapa masih di sini? Kamu juga Mahendra kenapa di sini, papi kamu telpon maka nya ayah datang kesini untuk mastiin kamu ada apa tidak ternyata ada, urus perusahaan sekretaris kamu sampai nyariin atasan di kantor, gak tau nya kalian bercanda disini" ucap Abi.
Chan menggaruk kepala nya dan tersenyum kearah om nya yang biasa dia panggil ayah.
"Astagfirullah ayah, Chan lupa semua gara - gara Vino." tunjuk Chan.
"Kamu juga Vin, bukan nya fokus sama pekerjaan malah bercanda. Nanti jika kalian bertiga mau bercanda di rumah kita kumpul di jakarta sudah lama kita gak lihat Vina." ucap Abi.
"Iya ayah kita permisi kekantor dulu." pamit Chan dengan mencium tangan Abi, begitu juga dengan Mahendra dia kembali kekantor sebelum Daniel ayah Chan datang dan menceramahi mereka bertiga.
******
Selamat membaca jangan lupa like, komen, hadiah dan Vote.
Salam sayang sehat selalu. Tanpa kalian saya bukan siapa - siapa.
Di rumah Vina dan Adit bersiap ke rumah sakit setelah mereka sarapan pagi, seperti biasa hari - hari mereka berdua yang begitu membosankan dengan rutinitas yang sama rumah, rumah sakit itu saja. Saat di jalan Vina menatap seorang wanita yang sedang mengamen sambil menggendong anak nya yang mungkin masih berusia satu tahun.
"Liat kak orang yang gak punya saja bisa cepat di kasih keturunan, kita yang sudah mempersiapkan segalanya kenapa belum juga di kasih. Kadang Vina malu saat kumpul sama Vivian, Vino dan bang Chan. Mereka sudah di beri anak." ucap Vina dengan matanya menatap kearah wanita yang sedang mengamen.
Adit hanya bisa menggenggam jari tangan istrinya. Dia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh istrinya.
"Kita berdoa saja ya sayang InsyaAllah secepatnya kita di beri momongan." jawab Adit.
"Kapan kak? Sudah 4 tahun hampir 5 tahun kita nikah, tapi belum juga ada tanda - tanda akan di kasih. Usia pernikahan Vino sama dengan kita tapi mereka sudah di kasih anak yang saat ini berusia 3 tahun. Abang dan Aisyah juga sudah di kasih anak lucu lagi. Vivian juga sudah di beri anak, Vina gak perlu kembar satu aja dah buat Vina bahagia." ucap Vina dengan matanya yang sudah basah dengan air mata kerinduan ingin memiliki seorang anak.
Adit tak bisa berbuat apa - apa lagi dia hanya bisa merangkul istrinya. Saat lampu sudah menyala hijau Adit melajukan mobil menuju kerumah sakit peninggalan sang ayah. Saat menuju kerumah sakit ponsel Vina berdering dia melihat panggilan vidio dari ayah Abimana. Vina tersenyum dan langsung menghapus air matanya.
"Assalamu'alaikum ayah...!" sapa Vina dengan senyum ceria.
Saat ayah ingin menjawab salam dari putrinya Vino langsung muncul dan menjawab salam dari saudari kembarnya.
"Waalaikumsalam sayang Vina, Rindu gak sama Vino?" tanya Vino dengan wajah ceria seperti biasa.
"Vina gak rindu sama Vino, Vina rindu ayah mana ayah?" tanya Vina.
"Sayang ayah habis nangis, ada apa anak? apa ada masalah kamu sama Adit?" tanya Abi yang melihat mata putrinya merah.
"Vina baru saja bilang ke kak Adit rindu ayah sama bunda maka nya Vina nangis, ehh gak tau nya ayah telpon." jawab Vina yang tak ingin membuat ayah nya sedih saat dia tau kenapa dia menangis.
"Nanti ayah dan bunda akan main kesana. sama yang lain juga." jawab ayah Vina.
"Beneran ya yah Vina tunggu! Ayah ada di mana? bunda mana?" tanya Vina.
"Di kantor sedang ngecek kelakuan ketiga abang kamu yang ternyata main - main saat di kantor. Bunda di rumah gak ikut. Adit mana nak?" tanya Abi.
"Ada lagi nyetir kita lagi mau ke rumah sakit ayah."
"Ya sudah ayah hanya ingin bilang itu saja, kalian jaga diri ayah tutup dulu salam buat Adit." ucap Abi.
Setelah sambungan terputus Vina merasa senang akhirnya keluarga nya akan datang. Adit bisa melihat senyum kebahagian saat istrinya mendapatkan kabar dari mertuanya, jika mereka akan berkunjung ke rumah anak dan menantunya.
"Istri kakak seneng banget. Nah gitu dong senyum kan lebih cantik." ucap Adit.
"Iya seneng la kak mau ketemu ayah sama bunda, sudah lama gak ketemu terakhir ketemu pas kita datang saat baby nya Jesika lahiran." ucap Vina
Adit senang jika istrinya tersenyum bahagia dia lebih suka melihat sang istri tersenyum bahagia dari pada sedih memikirkan kapan memiliki momongan yang tak kunjung hadir.
Tak lama mobil yang di kendarai Adit sampai dia area parkir rumah sakit dan melihat Vivian turun dari mobil bersama dengan putra kembarnya yang akan di antar oleh Rian ayah nya ke sekolah.
"Hai jagoan aunty, selamat pagi mau berangkat sekolah?" tanya Vina dengan senyum ramah.
"Hai juga aunty iya kita mau ke sekolah." jawab salah satu dari mereka.
Vina mengeluarkan dia bungkus coklat yang selalu dia sediakan di dalam tas jika dia bertemu dengan anak dari saudara suaminya. Tak lupa Adit juga suka sekali menyelipkan uang di saku kedua anak itu.
"Makasih Om, Aunty." ucap mereka berdua senang saat mendapat uang jajan tambahan.
Vina hanya tersenyum dan mencium pipi kedua jagoan Vivian. Sedang kan Vivian yang melihat kedua putra nya selalu mendapatkan coklat dan di manja oleh Vina dan Adit langsung protes takut mereka jadi anak yang manja.
"Jangan terlalu di manja Vina, Adit takut nya mereka gak mandiri." ucap Vivian
"Mami kamu ini bawel ya. Cuma coklat dan uang saja berisik masih kecil wajar manja ya gak sayang." tanya Vina kearah kedua anak itu.
Mereka tersenyum dan memeluk Vina karena mereka harus pergi ke sekolah.
"Vin, Dit saya antar mereka ke sekolah dulu sudah siang, jika kalian mau main dengan mereka datang saja kerumah." ucap Rian
"Iya terima kasih." jawab Adit.
Setelah berpamitan terhadap Vina dan Adit serta istri nya, Rian dan kedua anak nya masuk kedalam mobil dan pergi menuju ke sekolah anak - anak nya.
Sedangkan Vivian berjalan bersama dengan Vina dan Adit. Vina juga menyampaikan jika semua keluarga nya akan datang.
"Vi, ayah sama bunda dan yang lain mau datang." ucap Vina dengan antusias.
"Kapan ayah sama bunda datang?" tanya Vivian.
"hehe..! lupa nanya nanti saya kabarin deh kalau ayah sama bunda sudah datang." jawab Vina.
"Kebiasaan. Jangan sampai lupa jika kamu sudah punya suami." ucap Vivian yang tau sifat ceroboh dan suka lupa Vina.
Adit hanya menggeleng kepala mendengar ucapan istrinya, dia pun berjalan terlebih dahulu setelah mengacak sedikit rambut istrinya, tak lupa ekspresi Adit tetap sama datar dan dingin jika dia berada di rumah sakit.
"Itu Adit kalau di rumah kayak gitu juga gak Vin?" tanya Vivian.
"Ya gak lah, masa iya sama istrinya pasang muka datar dan dingin kayak kulkas 10 pintu yang ada tak kasih api terus biar cair." jawab Vina.
Vivian hanya menggeleng saja mendengar apa yang di katakan oleh Vina. Mereka berdua melangkah menuju keruangan masing - masing. Saat sampai di ruangan Vina mulai sibuk dengan jadwal pasien yang sudah menunggu nya.
Begitu juga dengan Vivian yang baru datang di sibuk kan dengan jadwal pemeriksaan pasien di setiap ruangan.
Sedangkan Adit sebagai pimpinan rumah sakit sibuk dengan jadwal operasi siang nanti. Mereka semua sibuk dengan pekerjaan mereka di rumah sakit.
Saat pasien sudah tak ada Vina merenggangkan ototnya karena merasa lelah, setengah hari bekerja dengan berbagai keluhan dari pasien, dia melihat jam sudah hampir jam makan siang. Dia langsung bersiap untuk menemui suaminya di ruang kerja suaminya.
"Dokter Vina mau ke ruang dokter Adit ya? Dokter Adit sedang ada di ruang operasi." ucap asisten Adit.
"Sudah lama atau baru?" tanya Vina.
"Sudah lama bu, mungkin sebentar lagi mungkin." jawab nya.
"Ya sudah saya tunggu di dalam saja." jawab Vina.
Asisten Adit bukan mencegah istri atasan nya untuk masuk kedalam ruangan suaminya, tapi dia hanya memberitahu apa yang di perintahkan oleh atasannya takut istri nya atasan bingung mencari suaminya.
Sedangkan Vina duduk di sofa sambil memejamkan mata dia merasa lelah hari ini seperti tak ada tenang. Saat dia memejam kan mata tanpa sadar dia tertidur di sofa karena merasa lelah.
Tak lama Adit membuka pintu perlahan setelah di beri tahu oleh asisten nya, jika dokter Vina ada di ruangan nya. Adit masuk dengan perlahan mata nya langsung tertuju ke sofa dan melihat istrinya tertidur. Adit langsung mendekat dan menjadikan jas nya sebagai selimut untuk istrinya membiarkan sang istri tidur di sofa.
******
Terima kasih yang sudah mampir. jangan lupa tinggalkan jejak kalian.
like, komen, hadiah dan vote ya.
salam sayang Anisah Cute.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!