Hari minggu adalah hari libur bagi sebagian besar mahasiswa. Hari yang dinantikan setelah enam hari kuliah menuntut ilmu. Ada yang bepergian, ada yang berbelanja, ada yang bermain, bahkan ada yang istirahat penuh guna mengembalikan tenaga yang sudah terkuras selama enam hari belajar.
Tapi itu berlaku bagi mahasiswa yang kuliah umum maupun para senior atau kakak tingkat kelas kami. Berbeda dengan kami para junior atau mahasiswa baru tingkat permata. Senin - sabtu full belajar. Minggu beribadah dan kebersihan secara besar besaran. Jangan tanya apakah kami bisa keluar dari asrama di hari libur. Tentu saja tidak. Karena kami masih mahasiswa tingkat pertama.
"Akhirnya goro (gotong royong) cabut rumputnya selesai juga per, aku capek". Ucap Herlina sahabat terbaik ku.
"Ia Lin, apalagi siang ini matahari terlalu terik. Untungnya kita selesai walaupun menjadi yang terakhir". Hahaha
Tawa ku melihat sekeliling tinggal kami berdua karena semua teman teman kami sudah selesai dengan goro nya sejak tadi.
" Ia, ya udah ambil sapu lidi sama serokan. Biar pekerjaan kita selesai trus kita istirahat." Ucap Herlina menyuruhku mengambil perlengkapan sapu lidi dan serokan.
"Ya udah tunggu dulu ya. Aku ambil dulu".
Disaat Permata kembali dengan sapu lidi dan serokan, dia langsung menyapu halaman membersihkan taman depan kantor dosen tempat mereka goro tadi.
"Permisi" Ucap seorang cowok yang membuat Permata kaget. Karena dia tidak pernah melihat cowok tersebut di asrama mereka. Karena asrama mereka khusus asrama perempuan.
"Ia bang? Ada yang bisa saya bantu? "
"Tingkat 1 ya? Rajin kali" Puji cowok tersebut dengan senyum manisnya.
"Sudah keharusan kami dalam menanggungjawabi kebersihan. Abang siapa dan ada tujuan apa? Tanya Permata to the point. Memasang wajah curiga.
"Toilet dimana ya?" Tanya nya pada Permata.
"Ini" Tunjuk Permata karena toilet ada disamping abang itu. Tempatnya memang tersembunyi sehingga tidak heran para tamu tidak mengetahuinya.
"Makasih" Ucap laki laki tersebut sambil menuju toilet. Sedangkan Permata melanjutkan pekerjaannya kembali.
"Makasih ya dek. Yang rajin goronya". Senyum abang tadi setelah selesai dengan urusannya. Lalu pergi ke ruang tamu tempat yang diperuntunkan untuk tamu bertemu dengan mahasiswa di kampus ini.
" Abang Diva ganteng dan manis ya Per" Ucap Herlina yang baru datang habis membuang sampah.
"Udah itu ramah lagi" Lanjut Herlina tersenyum mengagumi sosok laki - laki tadi.
"Dia siapa?" Ucap Permata yang baru kali ini ketemu dengan laki - laki tadi.
"Namanya bang Diva, mahasiswa tingkat kedua kampus rayon B. Pacar Kak Ivanta tingkat dua kita. Mereka dikenal pasangan terlanggeng karena sudah berpacaran selama 2 tahun. Julukan mereka 'Divanta' gabungan nama mereka berdua". Jelas Herlina memberitahu Permata.
"Masalah asmara lngsung cepat otakmu nangkap. Coba pelajaran mana ada dirimu nangkap karena tidur terus sepanjang jam pelajaran". Celoteh Permata melihat kelakukan sahabatnya.
"Itu beda lagi Per. Kalau pelajaran entah kenapa aku memang selalu mengantuk. Ada ku rasa penjaga di kelas kita itu, sehingga selalu aku mengantuk dibuatnya". Elak Herlina
"Gak usah ngeles, kalau dasarnya dirimu memang ngantukan orangnya. Gak usah drama dengan menyalahkan situasi."
"Ia lo Permata, aku serius".
"Ia deh Ia, cepat buang sampah ini. Biar kita bisa istirahat. Aku susun peralatan ini ke gudang". Perintah Permata mengakhiri pembicaraan mereka yang menurutnya tidak berfaedah.
"Ia Ia...." Pasrah Herlina.
Dan pekerjaan mereka pun akhirnya selesai.
...****************...
Pukul delapan malam semua mahasiswa tingkat satu dan tingkat dua belajar di Ruang belajar masing - masing yang sudah di fasilitasi pihak kampus. Berbeda dengan tingkat tiga yang tidak ada jam belajar khusus karena mereka sudah disibukkan dengan tugas tugas akhir.
"Herlina, belajar!" Jangan tidur terus. Tegur Permata pada sahabatnya.
"Kita tidak ada tugas Per. Tidak masalah kalau kita tidur. Lihat teman - teman yang lain. Pada tidur juga kan. Lumayan satu jam untuk beristirahat."
"Yang bener tu, lumayan untuk menambah wawasan Lin. Waktu kita cuman satu jam untuk belajar, habis belajar juga kita akan istirahat."
"Tapi ini berbeda Per, waktu istirahat untuk istirahat, waktu senggang untuk tidur atau membayangkan hal yang membuat kita happy."
"Berimajinasi terus! Terus berimajinasi! Gak usah belajar ya. " Kesel Permata mendengar jawaban Sahabatnya.
"Ya ela Per, kamu ma gak asik. Ya udah kamu lanjut belajar aja dan aku lanjut berimajinasi. Jangan diganggu. Okey." Peringat Herlina
...****************...
"Guys ada berita baru." seru Melati teman sekelas kami memulai gosip. Biasanya gosip yang dibawa oleh Melati 90% benar. Sehingga dia dijuluki 'Ratu Gosip'
Ya hari ini dosen kami berhalangan masuk. Jadi kami disuruh belajar sendiri.
"Gosip apa Mel?" Tanya Zia Komting kelas kami.
"Tadi aku lihat Bang Diva dan Bang Eben datang dari pintu belakang asrama kelas kita. Ah... ganteng banget mereka." Mulai Melati bercerita.
"Serius?" Sambung Herlina tertarik dengan cerita Melati. Begitu juga dengan teman sekelas mereka.
"Ia serius aku, gak pakai bohong. Dia bawain Kak Ivana bakso. So sweet banget sumpah. Aku iri." Ucap Melati berbunga - bunga.
"Ah... iri... 😍"
"Ah... Mau yang seperti Bang Diva."
"So sweet banget kapal gue. Berlayar terus lah sampai pelaminan."
Ucap mereka mengagumi sosok Diva dan Ivana. Entah kenapa, masalah percintaan orang yang romantis, tapi mereka juga ikut berbunga - bunga.
"Per..." ganggu Herlina pada Permata yang sedang belajar sendiri.
"Mmm" Respon Permata
"Per... " Ulang Herlina menutup diktat yang dipelajari Permata.
"Kenapa sih Her... " Kesel Permata menatap Herlina
"Nanti aja lanjut belajar lagi. Lagian kamu udah pintar juga. Lagian mau kamu belajar terus juga, kita tetap sama - sama wisuda. Ingat kita kuliah Akademi bukan kampus umum yang siapa cepat selesai bisa duluan wisuda." Papar Herlina melihat Sahabatnya yang asik dengan dunia belajarnya.
"Dengerin cerita aku." Pinta Herlina pada Permata. Yang mau tidak mau harus di dengar Permata
"Ya udah cerita." Pasrah Permata
"Mau punya pacar seperti bang Diva." Mulai Herlina bercerita.
"Ya udah cari pacar. Atau kalau mau pacaran aja sama Bang Diva. Simpel kan."
"Ya Tuhan! Permata! Gak gitu juga konsepnya sayang." Frustasi Herlina mendengar jawaban Permata.
"Salahnya dimana?" Kan kamu sendiri tadi yang bilang mau punya pacar seperti Bang Diva. Kan Bang Diva cuman satu. Ya udah pacaran aja sama Bang Diva. Selesai!
"Gini ya Per." Aku cuman menjadikan Bang Diva dan Kak Ivana itu sebagai 'Panutan Cinta' dalam kisah cinta aku nantinya. Aku mau punya pacar seperti Bang Diva maksudnya itu, ya mencari cowok yang sifat, perhatian bahkan cintanya itu seperti Bang Diva yang mencintai Kak Ivana dengan romantis. Bisa meratukan perempuannya.
"Ngerti?" Geram Herlina
"Gini ya Lin" Cinta tak selamanya indah. Kita masih anak remaja yang mencari jati diri. Boleh punya pacar tapi saling membangun. Jalan kita masih panjang. Cinta hanya sebagai bumbu pelengkap dalam kita meracik kehidupan jati diri.
"Do'ain aja, semoga keinginan kamu untuk mempunyai pacar seperti Bang Diva terwujud." Aku dukung kamu, tapi ingat waktu untuk belajar juga. Nasihat Permata pada Sahabatnya
"Ia... ia.... mulai malam ini dan seterusnya nanti, aku akan berDoa supaya aku punya pacar seperti Panutan Cinta ku." Senyum Herlina
...****************...
Pagi yang cerah, dibawah sinar mentari yang terik memulai kegiatan pagi di hari ini. Mahasiswi tingkat satu memulai praktek di lapangan setelah menuntut ilmu teori di kelas pembelajaran.
Pukul 08.00WIB, semua sudah berkumpul di lapangan tempat praktek untuk memulai apel yang dilakukan setiap pagi. Bagi Mahasiswi tingkat satu dan tingkat dua yang bertugas serta pegawai kantor.
"Perhatian untuk tingkat satu, kita akan memulai apel pagi." Nanti perhatikan kakak laporan, biar besok kalian bisa laporan sendiri. Ingat jaga nama baik kampus kita. Peringat kak Dessy salah satu pengurus tingkat dua.
"Baik kak" ucap tingkat satu
Tut...... sudah bel pertanda apel pagi dimulai.
"Selamat pagi saya ucapkan kepada kita semua".
" Siap pagi pak"
"Terimakasih" Saya selaku pimpinan mewakili pimpinan yang lain dalam pembukaan apel kita pagi hari ini. Apakah ada informasi yang ingin disampaikan dari segala instansi?
"Tidak ada pak"
"Baiklah" Semoga kita dalam keadaan sehat selalu. Mari kita mulai pekerjaan kita hari ini dengan hati yang semangat sehingga pekerjaan kita akan terasa ringan. Disini saya juga melihat wajah - wajah baru. Saya harap adik siswa kami bisa belajar memperdalam ilmu di lapangan nantinya. Sekian dan Terimakasih.
Tab... tab... tab... suara setiap langkah kaki ketua atau pimpinan setiap ruangan ketengah lapangan.
"Siap gerak!" Semua dalam keadaan sikap siap sempurna.
"Lapor bagian atasan hadir lengkap sejumlah 15 orang." Hormat dan ucap pimpinan atasan.
"Lapor bagian administrasi hadir lengkap sejumlah 10 orang"
"Lapor bagian tata usaha hadir lengkap sejumlah 15 orang"
"Lapor bagian pemberkasan hadir lengkap sejumlah 10 orang"
"Lapor bagian keuangan hadir lengkap sejumlah 10 orang"
"Lapor bagian mahasiswi rayon A hadir lengkap sejumlah 10 orang tingkat dua, 30 orang tingkat satu. Total 40 orang. Laporan selesai"
"Laporan diterima, kembali ke tempat!"
"Siap! Kembali ke tempat".
Tab... tab... tab...
Barisan apel bubar dan memulai aktivitas baru.
...----------------...
"Permata, aku senang banget praktek dibagian administrasi tadi." Kamu bagaimana? Menyenangkan juga? Tanya Herlina selepas kami selesai belajar malam.
"Sedikit lelah but it's okey."
"Capek ya kerja dibagian keuangan?"
"Begitu lah". Butuh konsentrasi karena beda nol saja, maka sudah beda semuanya.
"Ia juga sih, semoga aku tidak dapat bagian keuangan ya." Hehehe tawa Herlina yang tidak mau bagian susah.
"Kamu tau Per?" Dibagian administrasi ada bapak pegawai yang masih muda. Udah baik, ramah, royal lagi. Kami aja tadi disuruh jajan pakai uang dia. Aku udah dianggapnya seperti adiknya sendiri. Seru lah. Puji Herlina
"Oh iya?" Seru lah ya. Syukurlah kalau kamu happy. Aku ikutan happy lihat kamu happy.
"Ia. Namanya pak Natan." Pokoknya kalau ada kesempatan, aku akan kenalin kalian berdua. Biar kamu juga disayang sama bapak itu.
"Ia lah ia. Seperti ia kali kami ketemu. Orang perbandingan nama kita aja udah beda.
"Herlina dan Permata." Dua nama yang tidak pernah menyatu. Ujung ke ujung.
Lagian pembagian nama sama ruangan kita praktek, kita kebanyakan di ruangan itu itu aja aku lihat. Jadi aku tidak akan ketemu bapak itu karena nama ku tidak akan pernah muncul di ruangan administrasi. Jadi nikmati saja lah dinas di ruangan administrasi. "Okey"
"I... ia juga sih." Okey lah kalau begitu. Yang penting suatu saat kalian harus kenalan. Okey
"Ia Lin ia" istirahatlah besok kita praktek lagi. "Goodnight Herlina, have a nice dream"
"Goodnight too Permata"
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!